Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri Season 2

Bimabet
Cerita yang dinanti nanti akhirnya lanjut season 2 nya.
 
Diary Seorang Istri Season 2
Bagian Kelima

by Pujangga2000 (waone53)



Sepasang kaki jenjang putih mulus menggantung di bahu seorang pria bertubuh tambun, perempuan pemilik kaki jenjang itu terdengar merintih mengerang di bawah tubuh tambun berkulit pucat kemerahan, dengusan napas pria tambun itu terdengar menderu saat pantatnya semakin cepat memompa penisnya ke dalam lubang senggama sang jelita, mulut si Tambun begitu liar mengulum mulut sang jelita, entah karena memang menyukainya atau karena faktor lain, si jelita terlihat pasrah meladeni permainan bibir yang terkesan kasar dan jorok itu, tak lama terdengar lolongan si tambun saat benih-benih durjananya menyerbu dan mengisi Rahim sang jelita, si tambun tergeletak disamping sang jelita mengangkat lengannya yang dipenuhi bulu ketiak, tanpa sungkan dan jijik terlihat sang jelita merengkuh tubuh si tambun, jangkauan lengannya bahkan tak mampu mencapai Pundak si tambun, namun terlihat suguhan erotis yang alami, perempuan cantik berkulit mulus merebahkan kepalanya dengan manja di dada lelaki yang terlihat berbeda umur begitu jauh, sang jelita menjangkau kotak rokok di samping si tambun, dinyalakan rokok itu lalu di berikan ke si tambun dengan senyum genit, si tambun menerima rokok itu sambil mencubit gemas pipi si jelita, tiba-tiba hp si tambun berbunyi, arah mata si tambun terlihat menyuruh si jelita untuk mengambil hpnya, dengan tersenyum si jelita menggapai hp yang terus berbunyi, nama Pk Haji terbaca di hp itu.

“Selamat sore pak Haji, tumben nih telpon hari minggu gini.” Si tambun duduk di pinggir ranjang, si jelita mengikuti dan menggelendot manja di punggungnya, tak lama terlihat Bahasa tubuh si tambun berubah tegang, dia kemudian bangkit dari ranjang, dengan bertelanjang bulat si tambun berdiri sambil memegang hpnya, dia tengah mendengar ucapan dari orang yang menelponnya. Air mukanya terlihat masam menambah jelek wajahnya yang memang sudah terlihat jelek, mukanya tegang mendengar ucapan lawan bicaranya, si jelita tengah asik bermain hpnya sendiri di atas ranjang.

“Gimana si pak Haji, kata pak Haji semua beres, Cuma formalitas aja, kok sekarang kaya gini..” ujar si tambun, nada suaranya terdengar tegang. “Trus bagaimana, berarti ada tukang bocornya dong disana, penawaran kita kayaknya udah bagus banget, apa!! Cuma beda 1,5 juta?? Jangan becanda dong pak Haji…gak bisa gitulah…pak haji..oyy….Pukima!!!!” Terdengar makian dari mulut si tambun.

“Si lancau itu lagi biang keroknya, anjing bener tuh orang.., oyy..dah lu pergi dah….gua lagi pusing..pergi sana cepettt!!” teriak si tambun pada si jelita yang tengah asik memainkan Hp, si jelita mengambil selimut menutupi tubuh bugilnya dan berjalan tergesa-gesa keluar. Si Tambun mencari sebuah nomor di hpnya, dia lalu menekan tombol panggil…

“Liong dimana lu..?” Tanya si Tambun, “Oh oke gua ada perlu ama lu orang..ntar lagi gua ke sono..” Lanjut si tambun lalu mematikan hpnya, dilemparnya hpnya ke Kasur, wajahnya yang bopeng dan jelek, semakin terlihat jelek saat kesal dan marah.



***



“Gua gak ngerti bang, kenapa lu gak kirim duitnya aja sih, biar bajunya beli disono, daripada lu beli sebanyak ini, ntar ongkirnya juga mahal..” ujar Anto sambil membantu membawakan tas plastic belanjaan Muklis, sebenarnya belanjaan muklis tak terlalu banyak seperti yang di katakana Anto, hanya dua stel pakaian dan beberapa alat tulis dan buku.

“Kalau gua kirim duitnya ke bini gua, ama dia pasti gak dibeliin, malah disimpan aja, pasti dia bilang baju anak masih bagus bla bla..gua juga pengen anak gua bisa kelihatan keren To, gak kumel dan lusuh..biar gua aja yang kumel dan lusuh disini, makanya gua Cuma beliin buat anak aja, buat bini, biar dia beli sendiri, teserah dia dah, mau disimpan atau di beliin ke baju..” sahut Muklis.

Anto mengangguk-anggukkan kepalanya, apa yang diucapkan temannya memang cukup beralasan, Anto diam-diam kagum dengan temannya itu yang telah banyak berubah, walau sudah banyak malang melintang di dunia hitam, namun rupanya saat ini adalah titik balik bagi hidup temannya itu, dia juga berpikir sama, mungkin ini saat yang tepat untuk dirinya berubah, dia telah kehilangan segalanya yang pernah dia miliki, uang, kemewahan, semua telah lenyap, dan Anto sama sekali tak pernah menyesali apa yang telah terjadi, satu-satunya penyesalan adalah melepaskan Wanita yang telah membuat hatinya berdebar, sungguh itulah satu-satunya penyesalan yang dia miliki.

“To, gua mau ke toilet dulu, sakit perut gua, nasi padang tadi pedes juga, duh bnetar pegangin nih…” Muklis bergegas sambil berlari masuk ke toilet.”

Anto mengelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah temannya yang sedang kebelet, Anto kemudian berjalan pelan di sekitar toilet itu, saat sedang berjalan melewati toko buku, langkahnya terhenti saat ujung matanya menangkap sosok seseorang di dalam toko yang tengah membelakanginya, sosok perempuan berhijab yang tengah memilih-milih buku, Anto melotot tegang memandang perempuan itu, pandangannya dibatasi kaca tebal, hati Anto berdegup kencang, wajahnya mematung, napasnya terdengar terengah-engah, matanya terus melotot memandang sosok semampai yang sedang asik memilih-milih buku.

“Maya…” Mata Anto nanar menatap tajam sosok tersebut, seorang Satpam terlihat mengamati gerak gerik Anto sejak tadi, Satpam tersebut mengira kalau Anto adalah sesorang lelaki cabul yang suka melakukan pelecehan pada perempuan di Mal.

“Mohon maaf pak, kalau ada perlu silahkan masuk, jangan menghalangi jalur orang berjalan.” Tegur Satpam tersebut, dilihatnya Tato yang penuh di lengan Anto, Satpam tersebut semakin curiga dengan sosok Anto.

“Silahkan tinggalkan tempat ini pak, mohon maaf.” Ujar Satpam tersebut dengan nada datar, Anto menjadi tersinggung dengan sikap satpam tersebut, Matanya menatap tajam Satpam didepannya ini. Namun sesaat kemudian Anto menundukkan wajah, tak ada gunanya berdebat dan malah akan menimbulkan keributan, Anto berusaha untuk meredam kekesalannya, terlihat Muklis juga berjalan ke arahnya, Anto menghampiri Muklis dan beranjak meninggalkan tempat tersebut.

Sosok yang mencuri perhatian Anto itu memang Maya, terbukti memang Anto benar-benar mengenal sosok Maya dengan baik, instingnya memang tajam, Maya yang membelakangi dinding kaca di tempat Anto melihatnya tadi rupanya sedang memilih buku-buku yang sedang mendapat potongan harga cukup besar, Maya mengambil beberapa buku cerita Anak-anak untuk keperluannya mengajar nanti, satu buku lagi dipisahkannya untuk Josie, Maya tahu kalau Josie menyukai karakter kartun Mickey Mouse, senyum tersungging di bibir Maya saat membayangkan reaksi Josie saat mendapatkan buku ditangannya kelak.

Maya berjalan menuju kasir, di dekat kasir ada beberapa pulpen premium yang dipajang, Maya teringat pada Adam, di mintanya satu pulpen merek Parker, harganya lumayan mahal, pramuniaga yang melayani Maya begitu piawai menawarkan barang dagangannya, akhirnya Maya mengambil pulpen seharga jutaan rupaiah itu, dan di tubuh pulpen tersebut di buat sebuah tulisan love by Maya berwarna gold, Maya tersenyum melihat pulpen mahal yang ada di genggamannya itu, “Pasti Mas Adam suka, dia kan kolektor pulpen mahal.” Batin Maya.

Maya keluar dari toko buku dengan menenteng beberapa bungkusan, “Untuk Nissa apa ya? ah ya, aku ingat, ada produk keluaran terbaru dari RM, aku coba liat sekalian kali aja cocok nanti kubeli buat kupakai ke Jakarta.” Maya berjalan menuju counter hijab merek RM yang cukup terkenal itu. Hampir satu jam Maya menghabiskan waktu untuk memilih hijab yang sekiranya cocok untuk Anissa dan juga dirinya, sekitar maghrib Maya memutuskan untuk pulang ke rumah.


***


“Liong, coba lu cari semua hal tentang si keparat Susanto itu, gua pengen tau, siapa dia, apa kekuatannya, pokoknya semua tentang dia gua pengen tau, si Bangsat itu udah dua kali ngangkangin gua.” Ujar si Tambun yang rupanya Bernama Stefanus pada anak buahnya.

Stefanus adalah seorang pengusaha property yang cukup terkenal di wilayah utara Jakarta, banyak projek pemda di daerah Utara Jakarta dikuasainya, selama ini Stefanus cukup nyaman dengan keadaannya, perusahaannya selalu memenangkan berbagai tender yang diadakan oleh pemda, faktor kedekatannya dengan beberapa pejabat cukup menguntungkan posisinya, semua pejabat telah menikmati fasilitas yang diberikan oleh Stefanus, sehingga menimbulkan symbiosis yang menguntungkan bagi Stefanus, fasilitas yang diberikan oleh Stefanus bukan hanya uang atau kendaraan, tapi juga perempuan, Stefanus seolah tahu apa yang diinginkan oleh para pejabat itu, apapun akan diupayakannya untuk memenuhi semua keinginan pejabat terkait,

Aliong yang menjadi lawan bicaranya adalah seorang anak buahnya yang setia, Aliong adalah tangan kanan Stefanus, Aliong muda cukup terkenal di kampungnya di Medan, Aliong dulu dikenal preman yang kejam, dia tak segan-segan untuk melakukan apapun termasuk membunuh pihak yang berseberangan dengannya, Aliong direkrut oleh Stefanus dan di ajak pindah ke Jakarta, tubuhnya tegap dengan Tato yang menghias seluruh tubuhnya, Kalung emas besar menjadi ciri khasnya, gaya berpakaiannya selalu mengenakan kemeja Bermuda yang berukuran ketat, dengan kancing di lepas di bagian dada, penampilan Aliong memang cukup menunjukkan siapa dirinya, siapapun yang bertemu Aliong pasti akan beranggapan kalau lelaki sipit itu adalah bukan orang baik-baik.

Aliong melepas kacamata hitamnya, dengan gaya santai dia menuang isi botol hijau soju ke sebuah gelas kecil, dan di tenggaknya isi gelas itu hingga habis, di nyalakan rokoknya, drebahkan punggungnya di sofa empuk yang didudukinya. “Dimana lanciau itu tinggal koh..?” Tanya Aliong dengan nada datar.

Stefanus melemparkan sebuah Map berwarna hijau di depan Aliong, “Tuh data si anjing itu, Gua pengen dalam waktu dua minggu lu bisa balik lagi ke gua dan lu kasih tau gua apa rencana hebat lu untuk mengobati sakit hati gua.”

Aliong mengambil map hijau itu, di bukanya dan tak lama ditatapnya pria tambun yang duduk didepannya, Pria tambun ini telah banyak berjasa dalam hidupnya, Aliong merasa kalau selamanya dia akan terikat dengan pria ini, namun bagi Aliong itu tak masalah, selain karena jasa dan hutang budi, Stefanus tidak pelit dalam soal uang pada Aliong, “Oke koh..dua minggu lagi gua balik kesini, gua cabut dulu, ada urusan.” Aliong beranjak pergi begitu saja.

Stefanus memandang Aliong hingga menghilang di balik pintu, mungkin bagi orang lain, sikap Aliong terlihat kurang ajar, namun Stefanus memaklumi, memang Aliong seperti itu apa adanya, sejak kecil tak pernah menerima Pendidikan etika, bahkan sejak usia 8 tahun dia sudah menghuni lapas penjara anak-anak.


***


Maya tiba dirumahnya sesaat Azan Maghrib berkumandang di musholla tak jauh dari rumahnya, Maya menengok ke rumah disebrangnya, terlihat rumah itu gelap, tanda penghuni rumah sedang pergi, Maya memasukkan motornya ke dalam, dikuncinya pagar rumah, kemudian Maya masuk dan mengunci pintu rumah, Maya membuka jaketnya dan diletakkan di gantungan dekat meja makan, diambilnya minuman dingin di kulkas, terasa segar air dingin mengalir di tenggorokannya, Maya merasa tubuhnya lengket karena seharian mengitari Mal, Maya lalu membawa bungkusan belanjaannya ke kamarnya, dibukanya blus kembang-kembang yang dikenakannya hingga menyisakan tanktop putihnya, Maya juga membuka celana Panjang kremnya dan kini hanya tanktop dan celana dalam yang tersisa di tubuhnya, kulit mulus putihnya terlihat begitu terang dan indah, itulah salah satu kelebihan perempuan cantik itu, kulit Maya putih kemerahan dan tak pernah berubah walau cuaca di Balikpapan lebih panas daripada Jakarta.

Maya mengambil handuk dan menuju kamar mandi, kamar mandi Maya cukup modern, Shower menggantung di didinding kamar mandi, kran pengatur air hangat dan dingin tersedia, Maya membuka satu persatu pakaian yang tersisa di tubuhnya, air shower yang hangat mengalir membasahi rambut indahnya, perlahan air itu mengalir lembut di sekujur tubuh mulusnya, Maya merasa nyaman dengan siraman hangat itu, terasa letihnya mengelilingi Mal seharian hilang Bersama aliran air hangat yang menerpa tubuhnya, Maya mengambil shower puf dan menuangkan sabun cair di spon mandinya, dibalurkan spon itu lembut ke seluruh tubuhnya, busa sabun menyelimuti tubuhnya, Maya menggosokkan spon mandi dari kaki ke betis hingga pahanya yang jenjang, perlahan spon mandi itu di gosokan lembut ke seluruh lengannya, ketiak dan terus hingga menyentuh gundukan buah dadanya, saat putingnya tersentuh oleh spon tersebut, Maya merasa kulit pori-porinya meremang merinding, tiba-tiba rasa hornynya datang menyeruak, Maya terus mengelus putingnya yang semakin mengeras, gairah nakalnya menekan tombol memori kelam yang tak ingin diputarnya Kembali, Maya tak kuasa mencegah gairah sialan itu menampilkan kenangan demi kenangan yang kini begitu nyata merasuk dan melebur dalam Hasrat gairahnya, dalam benaknya Maya merasakan lidah lelaki bajingan itu tengah merambat menyusuri kulit mulusnya, lidah terkutuk itu menari liar mengusap dan menggelitik putingnya yang sensitive, tanpa sadar Maya mendesah sambil memilin putingnya, Tangannya yang dibenaknya adalah perwakilan lidah sang durjana merambat turun dan mengusap lembut klitorisnya, Ahhhh… gairah Maya semakin meletup menghangatkan dan meremangi seluruh pori-pori kulitnya, dalam pejaman Matanya gambaran sang durjana begitu jelas tengah mengulum dan menggelitik area tubuhnya yang paling intim, “ahhh sssss..aaaaaahhh..” Jemari Maya terus mengusap klitorisnya sendiri, tanpa sadar Maya memasukkan dua jarinya dan mulai mengocok lubang kemaluannya, dengus napas dan desahan berbaur menjadi satu dengan suara gemercik air shower yang mennyemprot lembut seluruh tubuhnya, Maya mengejang dan mendesis, wajahnya terlihat begitu menikmati setiap Gerakan tangannya, alunan orgasme mulai berdatangan perlahan dan hingga akhirnya Maya menjerit tertahan, punggungnya bergerak beraturan mengatur napas yang memburu…Maya menyenderkan kepalanya didinding kamar mandi, ada rasa yang saling bertentangan di hatinya kini, perlahan air mata mengalir dari sudut matanya yang indah….



****

Bersambung
 
Mantap suhuuuuu, udah bertahun tahun saya nungguin yg season 2. Sehat selalu ya suhuu
 
Udh ketebak alur nya. Paling nanti maya sama anto main belakang lagi. Karna komitmen maya ga pernah kuat. Tandain nih omongan saya🤣
apa ya koyo ngono ?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd