Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri Season 2

Murad dan Maya.. Alur kisah lain yang sangat dinantikan bagaimana kelanjutannya
 
Diary Seorang Istri Season 2
Part 15


by pujangga2000



Maya melangkah ragu masuk kedalam apartemen, terasa de javu perasaannya dengan suasana ini, beberapa orang berseliweran tak mempedulikan satu sama lain, seorang gadis muda mengenakan rok pendek berjalan terburu-buru keluar lift, hampir saja menabrak Maya, “Sorii.sorii..” Gadis itu berlalu cepat bagai dikejar setan.

Maya memasuki lift, ditekannya angka 5 di tombol lift, hatinya berdegup-degup kencang seiring semakin bertambahnya angka penunjuk lantai lift, akhirnya Maya tiba di lantai yang dituju, lift terbuka, tak ada siapapun disana, lorong kamar-kamar apartemen juga terlihat sepi, Maya melihat jam tangannya sudah jam 11 siang, Maya melihat papan penunjuk nomor kamar dan melihat hpnya, kamar no 5070, Maya melangkah sambil mencoba menenangkan dirinya.

Tepat di depan kamar 5070, Maya agak ragu menekan tombol bel, “Duh ngapain aku nurutin orang itu kesini, apa sebaiknya aku pergi saja.” Namun Maya teringat kembali dengan ancaman Murad, sepertinya orang itu tak main-main dengan ancamannya, dengan sedikit gemetar Maya menekan tombol lift, tak lama pintu terbuka, Murad tersenyum menyeringai bagai serigala yang kedatangan Mangsa.

Murad menoleh ke kanan-kekiri, lalu menyuruh Maya masuk, “silahkan masuk..” Ujar Murad, Maya hanya diam tak bergeming, “Cepet masuk, mbak gak ingin orang lihat perempuan pakai hijab masuk kamar orang, gimana kata orang nanti..” Ujar Murad menyeringai, Maya betul-betul kesal melihat wajah Murad, namun apa yang dikatakan lelaki bajingan ini benar, Maya segera masuk, Murad pun langsung menutup pintu.

Maya terdiam dan sedikit menyingkir merapat ke tembok, matanya tajam mengawasi pergerakan Murad yang terlihat santai tanpa mengenakan atasan, Tato disekujur tubuh Murad cukup membuat Maya terintimidasi, Murad duduk di pinggir ranjang, sambil melihat ke arah Maya, “Duduklah, apa mbak mau berdiri saja?” Murad menunjuk sebuah kursi di depannya.

“Apa yang anda inginkan..” Tanya Maya dengan suara bergetar, Maya tetap tak bergeming dari tempatnya tadi.

Murad berdiri dan mengambil dua minuman kaleng dari kulkas, “Gak usah buru-buru, santai saja, minum dulu, pasti mbak Maya haus kan.” Ujar Murad, Maya hanya diam.

“Saya gak mau lama-lama disini, apa yang anda inginkan? Uang? Saya bisa kasih..berapa yang anda mau?” Tanya Maya dengan suara gemetar, hatinya begitu takut berduaan dengan pria seram ini.

“Hahahahaha….ya saya memang butuh uang, tapi sekarang bukan uang yang saya inginkan.” Ujar Murad, matanya melotot pada Maya membuat perempuan itu menunduk.

Murad menghampiri Maya yang spontan berjalan mundur hingga menyentuh dinding, Murad meletakkan tangan kirinya di dinding sehingga mengunci perempuan yang sedang ketakutan itu, Maya mencium aroma tubuh Murad, aroma tubuh pria jantan mirip seperti aroma tubuh Anto, Maya sedikit terlena dengan kerinduannya pada sosok Anto.

Murad Menatap Maya dengan tajam, didekatinya wajah cantik itu hingga hampir saja menyentuh wajah Maya yang melengos jengah, “saya gak butuh uang mbak…hehehe.” Kembali Murad menyeringai.

“Saya ingin bisa seperti bajingan yang ada di video itu, saya ingin menikmati kehangatan tubuh mbak Maya, hehehehe..” Ujar Murad.

“Apa!!! Jangan kurang ajar ya anda, emangnya anda pikir saya pelacur???” hardik Maya yang sudah berada di puncak kekesalannya.

Murad melangkah kembali ke sisi ranjang, “Pelacur? Bukankah emang kamu seperti itu? Hahahah, ini video kamu ama suami? Hah!!” Murad kembali menyeringai sambil menunjuk video di hpnya yang sedang memutar rekaman persetubuhan Maya dan Anto, Maya mulai terdengar terisak-isak, wajahnya menunduk..

“Mas…kalau mas mau saya bisa kasih berapapun yang mas mau, tolong berikan semua video itu buat saya, tolong mas..” Maya semakin panik.

“Duit-duit terus, kan gua udah bilang, gua gak butuh duit sekarang, gua pengen lu bisa layanin gua kayak lu layanin si Anto, paham gak lu..” Murad juga mulai kesal.

“Mas…tolong mas..” Ujar Maya menghiba..

“Ahhh lu bikin buang-buang waktu aja, gini aja deh..” Murad berdiri kembali dan mengambil sesuatu dari lemari, lalu kembali menghampiri meja di dekat Maya. “LU pilih aja yang mana, ini satu minuman cola, satu lagi lingerie, kalo lu pilih minuman cola, lu silahkan pergi, nanti malam satu persatu video haramlu bakal viral, kalo lu pilih lingerie, silahkan lu ganti pakaian lu sama lingerie itu, dan layani gua sekarang..paham kan?”

Tubuh Maya lunglai seolah tak bertulang, menggelosor terduduk di lantai sambil terisak-isak, Maya membenamkan wajah cantiknya di kedua kakinya yang terlipat, dikira semua masa lalunya telah berakhir, namun keraknya ternyata masih tertinggal dan kini menjadi keuntungan buat orang lain.

Murad berjongkok di depan Maya, dengan kasar dia menarik hijab Maya, hingga wajah Maya tertarik ke belakang, “Woyyy..gua gak ada waktu untuk nunggu lebih lama lagi, sekarang lu pilih, mau mempermalukan suami lu dan keluarga besarnya, atau gua antar lu menikmati surga dunia… tenang aja cantik gua gak akan main kasar, gua bisa muasin lu kaya si bajingan itu, kontol gua juga kayaknya lebih gede daripada dia Hahahahaha..”

Maya dengan mata sembab melihat lesu ke arah Murad, Maya tahu dia tak punya pilihan lain selain menuruti permintaan bajingan didepannya ini, mengambil opsi meninggalkan tempat ini sungguh berat resikonya, terlalu banyak yang dikorbankan untuk itu, masa depan Adam, juga Anissa, Maya telah banyak berbuat salah kepada suaminya, dan Maya tak ingin menambah kekecewaan suaminya saat ini.

“Baik, saya akan memilih, namun tolong jelaskan kepada saya, kenapa video itu ada di tangan anda!” tanya Maya dengan suara tercekat ketakutan.

“Hahahahaha, benar juga, gua belum kasih tau ya kenapa semua video haramlu ada ditangan gua, gini ceritanya nyonya cantik..” Murad kemudian bercerita semua tentang penculikan Anto hingga Anto diancam hendak di sunat sampai habis.

Mendengar cerita Murad, hati Maya bertambah kacau, kini hatinya malah cemas dengan kondisi Anto, entah kenapa Maya takut terjadi sesuatu pada Anto. “Bbbagggaimana sekarang dia?” Tanya Maya terbata-bata penuh rasa kuatir.

Murad mengernyitkan dahi tak menyangka perempuan cantik didepannya ini bertanya seperti itu, “Ha!!! Lu masih kuatirin dia? Wah..wah..lu ternyata jatuh cinta beneran sama dia ya, hahahahahaha…gak usah lu pikirin lagi, dia udah mampus hahahahaha..” Murad sengaja berbohong.

Kembali hati Maya seolah terkena terjangan palu godam raksasa, hatinya seketika hancur remuk redam mendengar ucapan bajingan tengik ini, “Mati..” ucap Maya lirih, butiran bening kini tak terbendung lagi membasahi pipinya yang mulus, Murad menyeringai sinis, sungguh dia tak menyangka kalau perempuan secantik ini bisa benar-benar menyukai playboy pengecut seperti Anto.

“Udahlah gak usah drama lagi, sekarang juga lu pilih pilihan lu, apapun pilihan lu itu semua yang akan lu dapat..udah banyak waktu terbuang karena main drama sinetron tai ini..” Murad menarik kasar tangan hingga Maya terpaksa berdiri, Maya terdiam melihat pilihan di meja, tak ada yang menguntungkannya diantara dua pilihan ini, bagaikan makan buah simalakama baginya, Maya menghela napas dan berjalan perlahan ke arah meja, dengan tangan gemetar, maya mengambil salah satu benda yang ada di meja, dan Maya memilih Lingerie!!!

Murad tersenyum dikulum melihat Maya mengambil pilihannya, dia yakin Maya tak ingin mempermalukan dan melibatkan suaminya dalam kebodohan masa lalunya, “Yes!!” entah apa yang dipikirkan oleh Murad, senyumnya mengembang penuh kemenangan.

“Sudah sana ganti di kamar mandi, atau mau ganti didepan gua aja hahahahaha..” Tawa Murad menggelegar dan cukup menyebalkan untuk didengar telinga orang waras. Hati Maya bergemuruh penuh kesal, dia melangkah menuju kamar mandi, sungguh pilihan yang teramat sulit dan sekaligus pilihan terbaik baginya.



***



“Bagaimana dok, kapan pasien bisa pulang.” Tanya Dahlia pada dokter visit yang datang siang itu.

“Hmmm kalau besok suhu tubuhnya sudah normal, bisa pulang, karena suhu normal pertanda sudah tak ada infeksi lagi, tunggu besok ya bu.” Jawab dokter lalu minta izin meninggalkan ruangan.

“Tuh mas, besok kamu sudah bisa pulang, sementara kamu tinggal di rumah saya ya, biar saya bisa merawat kamu.” Ujar Dahlia sambil merapihkan selimut Anto.

Anto hanya diam memandang Dahlia, sungguh dia bingung kenapa wanita asing ini berada disini, rasanya dia tak pernah melihat gadis ini sebelumnya, “Mbakk……” Ucap Anto lirih.

Dahlia menoleh sesaat kepada Anto, didekatinya Anto, “Ya…ada apa mas? Apa ada sesuatu?” Tanya Dahlia.

Anto yang sudah bisa menggerakkan tubuh, kemudian menyamping berhadapan dengan Dahlia, “Mbak siapa? Kenapa saya ada disini..” Tanya Anto pelan hampir tak terdengar, Dahlia mendekatkan telinganya ke Wajah Anto, aroma parfum yang dikenakan Dahlia membuat mata Anto terpejam, aroma ini sama seperti aroma parfum Maya, Anto tak pernah melupakan aroma ini, mata Anto terpejam dan terbayang wajah Maya di sana, Maya yang sedang tersenyum manja padanya, senyum Anto mengembang lebar, “Mas..” Suara Dahlia mengejutkan Anto, perlahan matanya terbuka, wajah cantik Dahlia begitu dekat dengannya, “Dek Maya…” bisik Anto.

“Selamat siang, maaf sebentar ya kak.” Seorang perempuan muda berseragam perawat masuk ke ruangan, perawat itu memeriksa laju tetes infus yang terpasang, diputarnya sedikit putaran di bawah plastik infus untuk mengurangi kecepatan tetesnya, perawat itu juga meletakkan sebuah baki yang berisi alat suntik di sisi kaki Anto, “ini buat antibiotik ya..sebentar.” Perawat berwajah manis itu menyuntikkan jarum suntik ke sebuah botol kecil, setelah itu melakukan penyuntikan ke tubuh Anto melalui selang infus yang terpasang.

“Obat apa itu sus.” Tanya Dahlia dengan tatapan tajam, terlihat sekali perempuan itu begitu protektif terhadap Anto.

“Ini obat antibiotik serta analgesic bu, untuk pereda nyeri, permisi bu..” Perawat itu kemudian keluar dari kamar perawatan.

Anto hanya diam berbaring, entah karena kuatnya pengaruh analgesic yang disuntikkan tadi, terasa tubuhnya begitu ringan dan mengantuk, masih terasa olehnya selimut yang dipakainya di bereskan oleh Dahlia, suara perempuan itu terdengar sayup ditelinganya, perlahan menghilang bersamaan dengan gambar-gambar yang dilihatnya.



***


“Sebentar!.” Maya menghentikan langkahnya. Murad mendekati wanita yang berdiri terpaku, “Saya ingin bicara dulu soal kesepakatan!” Ujar Murad sambil duduk di bangku yang ada, “Silahkan duduk.” Murad menunjuk kearah sebuah kursi, Maya tak bergeming, hanya diam di tempatnya.

“Dengar, saya disini yang mengatur, Mbak Maya lakukan apa yang saya perintahkan, namun sebelum dimulai, kita bicarakan dulu semuanya, Saya gak ingin uang, jadi jangan lagi menawarkan saya uang, paham! Saya mempunyai 7 buah rekaman video mesum mbak Maya, sebenarnya ada banyak, Cuma rata-rata Durasinya gak sampai 3 menit, jadi yang seperti itu gak saya itung..” Ujar Murad sambil memegang dagunya, terlihat senyum mengembang diwajahnya.

Maya masih terdiam ditempatnya, tak satu katapun keluar dari mulutnya merespon ucapan lelaki mesum di depannya itu.

“Jadi saya hanya minta Mbak Maya melayani saya selama 7 kali heheheh…tapi ada syaratnya, sikap Mbak Maya harus seperti istri atau pacar, jadi ya…gak kaya patung gitu loh maksudnya, paham gak maksud saya, jangan diem aja..” Ujar Murad, terdengar penekanan di kalimat terakhirnya, terlihat Murad mulai gemas dengan sikap Maya yang terkesan diam saja.

Murad berdiri dan berjalan mendekati Maya, diangkatnya dagu Maya, “Ohhh aroma ini…” Maya merasa akrab dengan aroma tubuh Murad. “Mbak Maya paham kan setiap kata yang saya ucapkan, kalau Mbak Maya merasa terpaksa, mending gak usah…mending saya ngewe ama perek, saya yakin semua video ini kalau saya simpan di CD, bisa dijual mahal, bisa main perek setiap hari hahahahahaha..” Ujar Murad dengan tawanya yang terdengar nenyebalkan bagi Maya.

Mbak Maya menatap tajam wajah Murad yang seram, memang diakuinya aroma tubuh lelaki ini mengingatkan Maya pada sosok Anto, namun sungguh tampang lelaki ini bagaikan langit dan bumi dengan Anto, wajah Murad terkesan kaku dan sangar, matanya tajam mengintimidasi, “Apa orang ini sedang becanda? Merasa terpaksa? Lalu aku harus ikhlas gitu? Siapa yang bisa ikhlas dilecehkan seperti ini, andai aku tak memikirkan Mas Adam dan Nissa, aku sungguh tak peduli jika video ini tersebar, tapi semua ini bisa menghancurkan karier dan kehormatan mas Adam.

“Ya saya paham..” Ucap Maya dengan suara lirih dan bergetar, hatinya berdegup karena menahan geram dan kesal, Murad tersenyum sinis, “Ya sudah sana Ganti!!” Ujar Murad sambil menepuk pantat Maya, yang membuat Maya mendelik, namun Murad hanya tersenyum seolah menantang, hati Maya semakin berdegup kencang menahan kesal marah dan berbagai perasaan yang campur aduk.

Maya menatap dirinya di cermin, lingerie berwarna merah menyala terlihat begitu provokatif menantang hasrat lawan jenis, warna merah tua seolah kontras dengan kulit putih mulusnya, terlihat warna kulit Maya yang kemerahan seolah semakin terang dalam balutan pakain seksi yang dikenakannya, pakaian yang seolah begitu pandai menyingkap setiap keindahan yang membangkitkan hasrat lawan jenisnya, kain penutup dadanya seolah seperti kekurangan bahan, sebagian besar payudara Maya tak tertutup, kain itu hanya menutup bulatan kecil yang runcing diujung payudaranya, model lingerie ini seperti rompi yang menutup sebagian bongkahan pantat pemakaiannya, terlihat dari belakang sungguh menampilkan pemandangan indah bagi setiap mata jalang pria, apalagi yang memakainya adalah seorang wanita cantik bertubuh semampai, dengan kulit mulus putih kemerahan, semakin mencekam dan membuat setiap lelaki berdesir hatinya, membuat setiap jakun naik turun mengatur liur yang membuncah, membuat suhu tubuh lelaki meningkat walau tanpa virus menyerang, ya kesempurnaan Maya sungguh hanya bisa dikalahkan oleh para bidadari surga, dan kesempurnaan itu sesaat lagi akan dinikmati sepenuhnya oleh pria beruntung bernama Murad.




SEKEDAR ILUSTRASI




****

BERSAMBUNG
 
Terima kasih buat atensinya...sampai jumpa lagi di waktu mendatang
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd