Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Diary Ari] The Story

Karakter Perempuan Ter-Favorit?


  • Total voters
    637
Bimabet
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 39: Menjadi Babu
***************************************************************************************************************************************
Rini

Setelah beberapa hari lalu aku mengalami suatu pengalaman dunia birahi yang cukup menyimpang, namun memberikan sensasi tersendiri pada diriku. Terakhir kuketahui bahwa perilaku hubungan sejenis antar dua perempuan tersebut dikenal dengan lesbi. Hari ini setelah perkuliahan bu yati, aku diminta olehnya untuk menemuinya di ruang dosen. Sebenarnya aku rada was-was jika sekiranya nanti disana dia akan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya padaku lagi. Namun kuberanikan saja untuk menemuinya setelah aku selesai makan siang. “Permisi…” ucapku saat hendak masuk ke ruang dosen.

“Yaa silahkan masuk” sahut bu yati dari dalam. “Ada perlu apa ya bu?” tanyaku to the point. “Nilai kamu di MK saya yang tadi memburuk, kamu ada masalah?” tanya bu yati, seolah tidak pernah terjadi apa-apa diantara kami. “Eee…enggak kok bu… mungkin saya keletihan” ucapku. “Kalau ini tidak diperbaiki, kamu harus mengulang tahun depan” jelas bu yati. “Yah… jangan sampai dong bu… cara perbaikinya gimana?” tanyaku. “Kamu bantu pekerjaan saya disini selama satu minggu, nanti saya perbaiki nilaimu” jelas bu yati. “Baiklah bu… nanti saya bantu” ucapku menyanggupi.

Beberapa hari berlalu…

Ari

Sudah beberapa hari ini aktifitasku hanya ‘Kupu-kupu’ alias Kuliah-pulang Kuliah-pulang. Dan sudah beberapa hari ini pula aku tak berjumpa dengan si akhwat bernama rini itu. Mulai tumbuh rasa rindu di hati, walaupun hanya baru beberapa kali berjumpa. Biasanya si rini setelah kuliah usai dia akan menuju kantin untuk makan siang atau sekedar berkumpul dengan rekan akhwatnya, cuman entah kenapa kini sulit bagiku untuk menemuinya. Siang ini saat aku mengantarkan tugas MK bu yati, tepat di meja bu yati, kulihat si rini tengah duduk dan mengerjakan sesuatu, duduk layaknya seorang dosen. “Permisi” ucapku.

“Ah oh iya… Oh mas ari… maaf gak perasan tadi” ucap rini. “Oh iya ndak apa-apa mbak… ini saya mau antar tugas dari bu yati” ucapku. “Ooohh iyaa mass… letak saja di pojok meja sss situ…” ucap rini. “Tumben gak ke kantin?” tanyaku. “Ih iyaah mas… ini lagi bantuin kerjaannya bu yatiii” ucap rini seperti menahan sesuatu. “Oo gitu… lah kalau bantuin bu yati… bu yatinya kemana dong?” tanyaku. “Bu yatinya lagi ada rapat massss” jelas rini. “Ooo… pantesan gak keliatan dari tadi.. dah lama ngebantu disini mbak?” tanyaku memulai basa-basi. “Baru 3 hari ini sihh mass…” ucap rini yang seperti orang gelisah. “Ooo oke deh mbak… semangat kerjanya!” ucapku seraya tersenyum dan beranjak dari ruangan ini.

Rini

Hari ini adalah hari ketiga aku membantu bu yati mengerjakan tugasnya. “Rini… kerjamu lumayan juga yaa… nanti ibu belikan makan siang lagi yaa” ucap bu yati. “Oh iya… makasih bu” ucapku. “Saya ngajar dulu yaaa…” ucap bu yati. “Baik bu” ucapku. Setelah 3 jam atau tepatnya 3 sks, bu yati kembali lagi ke mejanya di ruang dosen yang saat ini aku tempati. “Rini… nanti siang saya ada rapat… kamu disini aja yaa” ucap bu yati. “Oh iya bu… rapatnya dimana?” tanyaku. “ Di ruang sebelah rin… kenapa?” tanya bu yati. “Gak apa-apa bu… saya kira di kampus B” ucapku. “Emang kenapa kalau di kampus B?” tanya bu yati. “Kalau ke kampus B, saya mau pamit aja… takutnya ibu lama” ucapku. “Ooohh gak kok… saya rapat di ruang sebelah aja…. Gitu ya kamu mikirnya? Hmm” ucap bu yati.

“Hehe iyaa bu…” tawaku. “Kalau gitu.. biar gak kabur… singkapkan gamis kamu sekarang” perintah bu yati yang cukup mengejutkanku. “Hah! Mau ngapain bu?” tanyaku panik. “Sudah… singkapkan aja!” ucap bu yati seraya menyingkapkan gamis berwarna pink yang aku kenakan dengan paksa. “Ihh ngapain buuu” ucapku panik seraya menahan tangan beliau. “Sudah diam aja lah kamu!” ucap bu yati. Setelah gamis bawahanku telah berhasil ia singkap, ia menarik cd putihku dengan kasar hingga ke paha. Lalu dengan tergesa-gesa bu yati mengeluarkan sebuah benda yang mirip dengan benda yang pernah ia masukkan ke memekku beberapa waktu lalu. “Buu! Buu! Itu apa lagi bu!” ucapku dengan sedikit meronta.

Benda ini tidak sepanjang benda sebelumnya, benda yang sekarang sedikit lebih pendek, namun memilik diameter yang lebih besar. “Ughh buu… jangan dimasukin” lenguhku saat bu yati menekan masuk benda tersebut ke memekku. Setelah tersisa sedikit bagian benda itu diluar memekku, dengan kasar bu yati menarik cd putihku ke pinggulku, sehingga kini benda tersebut tertahan oleh cd yang kukenakan. “Kamu kerja aja disini… dan jangan kamu keluarkan benda itu dari memekmu sampai saya selesai rapat.. ngerti kamu?!” ucap bu yati.

“Uhh sshh ini benda apa bu…” lenguhku merasakan benda tersebut tertanam di memekku. “Itu namanya vibrator.. alat pemuas birahi cewek” jelas bu yati. Ia lalu memegang sebuah remot kecil yang memiliki warna sama dengan benda bernama vibrator ini. Saat ia menekan tombol pada remot tersebut kurasakan getaran dari vibrator tersebut yang memberikan rasa geli pada dinding memekku. “Uhhh sshh buu… kok getar dia…” desahku. “Kalau kamu macam-macam disini… benda itu bakal getar…. Sekarang rapikan gamismu dan kerjain tu kerjaan saya” perintah bu yati. “Ba..baik buu” ucapku yang telah berhasil ia taklukan.

Sore hari telah tiba…

“Sudah selesai kerjaan hari ini rin?” tanya bu yati. “Ahhh sudaahh buu…” ucapku seraya mengatur nafas. Karena beberapa menit sebelum bu yati menyapaku, aku baru saja menggapai orgasme pertamaku, sehingga kini gamis bawahan dan cd yang kukenakan basah semua oleh cairan cintaku. “Kamu kenapa lemes gitu?” tanya bu yati seolah ngerasa tidak ada apa-apa. “Woohhh basah gitu… udah dapet ya tadi?” tanya bu yati. Aku hanya menanggapi pertanyaan bu yati dengan menganggukan kepala. Penyebab aku bisa menggapai orgasmeku adalah beberapa saat lalu saat mas ari kesini mengantarkan tugas yang diberikan bu yati padanya, aku dan mas ari sempat sedikit berbincang.

Mungkin dari ruang sebelah, bu yati mendengar samar-samar perbincangan kami, maka selama perbincangan itu pula lah vibrator yang berada di dalam memekku bergetar keras sehingga membangkitkan birahiku, selama berbicara dengan mas ari, aku tak mampu menahan desahanku, sehingga beberapa kata yang kuucap mungkin terkesan seperti melenguh. Semoga mas ari tidak curiga apa yang sebenarnya terjadi padaku. “Yaudah… besok kamu istirahat aja yaa…” ucap bu yati seraya mendekatiku. Bu yati lalu menyingkapkan gamis yang kukenakan, dan ia menarik turun cdku. “Uhhh…” lenguhku saat vibrator tersebut ditarik keluar oleh bu yati, saat itu juga lah sisa-sisa cairan cintaku mengucur keluar dari memekku.

“Sluurrpp slurrrpp ahh” kudengar suara jilatan bu yati. Saat kutoleh ternyata ia menjilat cairan cintaku yang membasahi vibrator miliknya. Kemudian bu yati membersihkan dan merapikan meja kerjanya, selanjutnya ia malah duduk mengangkang menghadapku diatas meja tersebut. “Bu mau ngapain?” tanyaku lemas. “Bantu ibu dikit yaa… entah kenapa memek ibu gatal liat pak richard presentasi tadi” ucap bu yati seraya menyingkapkan gamis biru tua yang ia kenakan hingga sepinggang, dan betapa terkejutnya aku mengetahui bahwa bu yati tidak mengenakan cd. “Buu… kok gak pakai cd?” tanyaku heran. “Biar gampang garuknya rin… Sshh” ucap bu yati seraya memasukkan vibrator tersebut ke dalam memeknya. “Riiinn uhh… keluar masukkan vibrator ini di memek ibu riiinn” lenguh bu yati. Aku langsung saja memenuhi keinginannya, karena aku sangat was-was jika ada yang memergoki kami.

“Ahh uhhh… sshh iyaahh dicepetin riinnn” desah bu yati saat kugerakan vibrator tersebut keluar masuk di memeknya. “Akkhh kontol….sshhh” desah bu yati, “Akkhh rin…. Jilat memek ibu rin…” lenguh bu yati. “Eee.. gak mau saya bu” ucapku seraya masih menyodok-nyodokkan vibrator tersebut ke memek beliau. “Kamu mau gak lulus hah?! Uhh cepet!” ucap bu yati seraya memegang dan menarik kepalaku yang masih tertutup jilbab hitam agar wajahku mendekat ke memek beliau. “Uhh sshh jilat rin… cepettt….” Lenguh bu yati. Aku pun terpaksa menjilat bibir memek bu yati, terasa asin asem. Dan menimbulkan rasa mual, “Jilat terus rin…uhhh aahhh oookkhh” desah bu yati. Setelah beberapa menit berlalu, aku mulai terbiasa dengan rasa dan bau yang berasal dari memek bu yati.

“Lepasin vibratornya dan jilat terus memek ibuuuu uhhh” desah bu yati. Aku memenuhi keinginannya dengan melepaskan vibrator tersebut dan terus menjilat memek bu yati dengan jilatan yang semakin dalam. “Akkhh akkhh akuuhh gak tahannn” desah bu yati seraya menekan kepalaku pada memeknya dengan kedua tangannya. Tak beberapa detik, menyemburlah cairan cinta bu yati yang cukup deras dan langsung membasahi wajah dan jilbab hitam yang kukenakan. “Akkhh akhhh okkhh” desah bu yati.

Aku langsung menarik kepala dan badanku untuk menjauh dari hadapan bu yati, kulihat ada beberapa semburan cairan cintanya yang cukup kencang sehingga terlihat seperti sedang buang air kecil, semua cairan cintanya membasahi lantai disekitar dan kursi kerja beliau. “Auuhhh nikmattt…. Ahh” lenguh bu yati. Aku bergegas menuju toilet ruang dosen untuk membersihkan diriku. “Uhh ehh mau kemana kamu?” tanya bu yati seraya mengatur nafas. “Anuu saya mau ke toilet.. bersihin ini” ucapku.

Selama adegan lesbi antara bu yati dan rini berlangsung hingga usai, tepat di luar ruang dosen ada seorang pria yang mendengar dengan seksama semua adegan yang berlangsung di dalam melalui pintu yang tidak tertutup dengan rapat.[/HIDE]
 
btw itu pasti ari & bu yati udah konspirasi dan akhirnya mereka punya bukti yang kuat untuk maksa rini 3some sama ari & bu yati
 
Hu, kalau bisa mulustrasinya sesuaikan dengan umur dong. Soalnya mulustrasinya bu Yati itu kok kaya masih SMA
 
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 40: Derita Birahi Istri
***************************************************************************************************************************************
Rini

Setelah dua hari lalu, kembali terulang aksi zina antara aku dan bu yati di ruang dosen. Hari ini tepat di penghujung minggu atau orang biasa menyebutnya dengan weekend. Aku hendak bersantai ria di rumah saja, namun belum sempat aku membaringkan tubuhku di ranjang, ada sebuah panggilan dari bu yati yang memintaku untuk datang ke rumahnya. Aku tanyakan alasannya, ia mengatakan bahwa kerjaan beliau yang dari kemarin kubantu harus segera diselesaikan. Akhirnya aku pamit pada kak rida dan meminta mas boby untuk mengantarkan aku ke rumah bu yati.

Setibanya di rumah bu yati, aku langsung dipersilahkan masuk oleh beliau yang sepertinya sudah menungguku. Tepat diatas meja ruang tamunya sudah ada beberapa tumpukan dokumen yang harus dikerjakan. “Kamu mau minum apa rin?” tanya bu yati. “Apa aja deh bu.. yang penting seger” ucapku. Aku pun mulai mengambil beberapa dokumen yang harus kukerjakan, tak berselang beberapa menit, bu yati datang dengan nampan membawa dua gelas sirup mangga. “Makasih bu” ucapku seraya langsung meneguk sirup tersebut. “Sluurrpp.. ahh seger banget bu” ucapku. Kulihat bu yati hanya tersenyum. Sekitar 30 menit kami mengerjakan tumpukan dokumen ini, kurasakan ada gejolak birahi dari dalam diriku, liang memekku terasa gatal dan pentil toketku menegang dengan sendirinya.

“Kok bisa tiba-tiba bergairah nih” aku membatin. Namun aku berusaha untuk tetap tenang dan berkonsentrasi dengan pekerjaan yang sedang kulakukan. Tiba-tiba bu yati merapatkan duduknya di sampingku. Dan salah satu tangannya bergerilya di pahaku yang masih tertutup gamis berwarna biru tua. “Buuu buuu mau ngapain buuu?” ucapku seraya menepis tangannya. Beliau lalu memeluk tubuhku dari samping, “Aihh! Bu ngapain?!” ucapku panik seraya meronta. Dengan kasar ia berusaha membaringkan tubuhku di sofa ruang tamunya ini.

Setelah tubuhku terbaring, ia lalu naik ke atas tubuhku. Dari tatapannya kulihat ia pun juga tengah dilanda birahi, kedua tangannya langsung mendarat dan meremas kedua toketku. Ia membungkuk dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku. Dan akhirnya kami berpagutan, “Ughh hhmm” lenguh bu yati. Permainan lidah beliau cukup handal jika dibandingkan dengan mas boby menurutku. Kini salah satu tangannya berusaha menyingkapkan gamis bawahan yang kukenakan hingga ke pinggang, dan dengan tergesa-gesa ia berusaha melepaskan cd hitam yang kukenakan. Lalu ia jamah bibir memekku dengan jemarinya. “Uuhh hhmm” desisku.

Bu yati melepaskan pagutan kami dan menatapku seolah ia adalah pria dan aku disini menjadi wanita yang ditaklukan. Ia lalu menyingkapkan jilbab pink yang kukenakan, dan betapa terkejutnya aku saat ia mencumbu leherku, hal itu memberikan rasa geli yang semakin memicu birahiku. Tanganku pun tak tinggal diam, aku mulai meraba dan meremas toket bu yati dari balik kaos putih yang ia kenakan, sementara tanganku yang satu lagi mulai menyingkapkan rok berwarna krem yang ia kenakan dan ternyata bu yati sama sekali tak mengenakan daleman. Langsung kumainkan jemariku di memek bu yati.

“Auuhh rinnn” desah bu yati seraya mendongakkan kepalanya saat kedua tanganku ‘menyerang’ tubuhnya. Setelah beberapa menit, bu yati menghentikan semua permainan tangannya dan bangkit dari tubuhku, ia menarik tanganku untuk mengikutinya menuju sebuah kamar yang kutebak itu adalah kamar ia dan suaminya karena terdapat beberapa foto pernikahan. Ia menarik tubuhku cukup keras dan melepaskan genggamannya, sehingga aku terlempar ke ranjangnya dengan posisi terlentang. Ia mengambil sebuah benda mirip vibrator kemarin namun berukuran sangat panjang dan memiliki tekstur yang berurat. Aku yang ngeri melihat benda itu berusaha menghindar saat bu yati mulai naik ke ranjang sembari menjilat dan mengulum benda panjang berwarna coklat itu.

“Bu.. itu apa lagi… benda yang ibu punya.. aneh-aneh aja…” ucapku seraya bergeser memojok dan duduk dengan menekuk kakiku. Bu yati memegang salah satu pergelangan kakiku, lalu ia menarik kakiku sehingga aku kembali terbaring terlentang. Kemudian bu yati menyingkapkan gamis bawahanku tadi hingga sepinggang lagi, ia dekatkan salah satu ujung benda itu ke bibir memekku, dan saat kulihat, ujung benda tersebut memiliki bentuk seperti palkon milik pria. “Ughh buukk” desahku saat bu yati berusaha memasukkan ujung benda itu ke dalam memekku. “Pelan-pelan buuu uggh” desahku. “Itu apa lagi sih buukk?” tanyaku disela-sela menahan nyeri pada memekku saat benda tersebut sudah masuk seperempat.

“Ini namanya dildo atau kontol mainan rin” jelas bu yati seraya terus menekan benda yang bernama dildo tersebut ke dalam memekku. “Akkhh jangan dalam-dalam banget buuu… nyeriii” lenguhku. Lalu bu yati mendiamkan benda tersebut tertancap di memekku, kalau dari sisi pandangku, kini seolah aku memiliki kontol layaknya laki-laki, kulihat bu yati mulai menanggalkan pakaiannya dan hanya menyisakan jilbab krem yang ia kenakan. Bu yati naik ke atas ranjang ini, dan berjongkok diatas dildo yang sedari tadi tertancap di memekku. Dengan hati-hati bu yati memasukkan ujung lain dari dildo tersebut ke memeknya. “Auughh ohhh” desah bu yati seraya menurunkan pinggulnya secara perlahan sehingga kini dildo tersebut masuk dan bersarang di memek kami.

Kemudian bu yati dengan pelan tapi pasti menaik turunkan tubuhnya diatas dildo panjang tersebut, setiap tubuhnya turun, dildo tersebut terdorong masuk ke dalam daerah terdalam pada memekku, dan saat tubuh bu yati naik, dildo tersebut keluar sedikit dari memekku. Sehingga dengan gerakan naik dan turunnya bu yati, aku juga dapat merasakan gesekan dildo tersebut pada dinding memekku. “Akkhh riinn.. ini kontolmu yaahh” racau bu yati. “Ughh hhmmm ini kontol ibuu nihhh” racauku yang mulai menikmati aksi lesbi ini. Kedua tangan bu yati yang sedari tadi bertumpu disamping tubuhku mulai berusaha menyingkapkan gamis biru tuaku hingga ke bahu, ia lalu melepaskan bra hitam yang kukenakan. Ia berusaha membungkukan tubuhnya hingga mulut beliau dapat menggapai pentil toketku yang telah mengacung, beliau melumat dan menghisap toketku kanan dan kiri secara bergantian. Tak beberapa menit, “Akkhh buu… rini gak tahan buu…” desahku.

Bu yati langsung menanggapi desahanku dengan mempercepat genjotan pinggulnya pada dildo tersebut, sehingga pergerakan dildo tersebut menjadi sedikit laju menggesek dinding memekku. “Auhh auhh buu akhh” desahku diikuti semburan cairan cintaku. “Ughh uggh udah dapet rin?” tanya bu yati. Aku hanya mengangguk, setelah mendapat jawaban dariku. Bu yati lekas berdiri dan melepaskan dildo tersebut dari memeknya dan memekku. Belum sempat aku menghirup nafas segar, tiba-tiba bu yati jongkok diatas wajahku. “Rin… jilat memek ibu kayak kemarin rin…” pinta bu yati. Akupun langsung menjilat memek beliau seraya memainkan jemariku disana. “Akhh iyaa rin….ughh” desah bu yati. Ia membungkuk dan kembali memasukkan dildo panjang tadi ke memekku, bu yati menyodok-nyodokkan dildo tersebut ke memekku dengan cepat dan kasar. “Ughh ughh ssshh… nihh entotin dildo ughh” racau bu yati. “Iyaahh ssluurrpp sshh buu…” lenguhku. “Akkhh akhh gak tahan riiinn” desah bu yati diikuti semburan cairan cinta bu yati yang cukup deras membasahi wajah dan jilbab pink yang kukenakan.

Hingga pada tetesan terakhir, akhirnya tubuh bu yati rubuh ke sampingku, ia membiarkan dildo panjang tersebut tertancap di memekku. Karena aku merasa ‘tanggung’, akhirnya kugenggam dildo tersebut, lalu kukeluar masukkan di memekku. “Akkhh akhh kontol… kontolmu enak…” racauku merasakan gesekan dildo pada dinding memekku.”Uhh ahh… hahaha udah doyan dildo juga ya kamu” ucap bu yati seraya mengatur nafasnya. “Uhh iyaahh bu… saya biasa pakai timun” ucapku. “Timun? Yaa lebih aman pakai ini dong rin” ucap bu yati. “Yaa timun di dapur… beda lah dengan ibu, yang punya timun bisa dibawa bobok… hehe” ucapku. “Suami maksudmu?” tanya bu yati. “Yaa suami bu…. Tapi kenapa ibu jadi milih main sama perempuan kayak begini, padahal ibu ada suami?” tanyaku.

“Suami saya udah 1 bulan lebih dinas luar kota rin… saya gampang banget bergairah.. jadi gini deh” jelas bu yati. “Yaa kan bisa yang normal bu… main sama cowok kek misalnya ughh” ucapku sembari terus mengocok memek dengan dildo panjang. “Saya gak mau ada kontol lain yang masuk ke memek saya selain kontol suami saya dan benda-benda pemuas birahi ini rin” jelas bu yati. Pada saat itu juga, aku kagum dengan keteguhan prinsipnya. “Oohh gitu… akkhh akhh hampir sampaiiii” ucapku seraya mempercepat kocokan dildo pada memekku. “Tahan rin tahan…” ucap bu yati seraya bergeser dan membungkuk di dekat selangkanganku. Ia mencabut dildo panjang tadi dari memekku, lalu ia mulai mengocok memekku dengan jari lentiknya, dan kini ia mulai menjilati memekku. “Auuhh bu…geli akhhh…. Ssshh” desahku. Kurasakan lidahnya semakin masuk ke dalam memekku. Tak butuh waktu lama, “Akkhh buuu… lonte kamu buuu… akkhhh!” desahku diikuti semburan cairan cintaku yang menyemprot wajah bu yati. Dan yang membuatku heran adalah bu yati malah meminum semua cairan cintaku jadi hanya sedikit yang membasahi jilbab krem yang ia kenakan.[/HIDE]
 
Ajaaib...mulustrasi nya nngak pernah mengecewakan :ampun:

Ceritanya 5 bintang
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd