Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Diary Ari] The Story

Karakter Perempuan Ter-Favorit?


  • Total voters
    637
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 3 : Berita Bahagia
***************************************************************************************************************************************
Satu bulan berlalu,

Ari

Hari ini terhitung satu bulan sudah aku menjalin hubungan spesial dengan ika, walaupun kami belum ngapa-ngapain namun aku yakin ia pasti mudah saja memberikan apa yang aku inginkan dari tubuhnya, karena diawal pekenalan ia adalah seorang akhwat yang sangat menjaga batasannya dengan ikhwan, kini ia sudah mau menjalin hubungan denganku, dan beberapa kali kami sering berpegangan tangan. Tangan lembutnya selalu mampu membuatku terbang ke awang-awang jika seandainya tangan itu mengocok kontolku, kadang bayangan seperti itu muncul di kepalaku saat aku bercengkrama dengannya walaupun itu berada di kontrakannya. Walaupun kami tidak benar-benar berdua tapi berawal dari pegangan tangan semua hal bisa terjadi, namun untuk yang satu ini, aku ingin bermain beda, aku akan merebut hatinya untuk mendapatkan kenikmatan darinya dan tentu untuk memiliki ia sepenuhnya suatu hari nanti. Aku yang sekarang bukanlah sang bajingan yang menggunakan kejantananku untuk menaklukan wanita, aku mulai terinspirasi dari pengalaman bu rida dan boby yang memutuskan untuk lekas menikah agar bisa saling memiliki satu sama lain sepenuhnya. Aku memiliki niat yang sama seperti itu pada ika, namun ya hingga waktu itu tiba tentu aku ingin mencicipi tubuhnya terlebih dahulu.

Hari ini aku menjemputnya pulang kuliah, karena aku selesai kuliah duluan, kuperhatikan seksama saat ia menuju mobilku, mengenakan jilbab hitam dipadukan baju biru dan celana panjang belang-belang. “Assalamualaikum sayang” ucap ika saat memasuki mobilku. “Wa’alaikumsalam sayang, gimana kuliahnya?” tanyaku. “Lancar kok sayang, yuk jalan” ucapnya. Aku yang sudah satu bulanan ini tak menyentuh wanita manapun, mulai muncul hasrat menggebu-gebu ingin mencicipi ika, tapi hasrat ini harus aku kontrol agar tidak salah arah. Aku akhirnya memutuskan untuk tetap mengantarkan ika ke rumah kontrakannya tanpa mengarahkan ke tempat lain yang sekiranya bisa menjadi peluang bagiku untuk lekas mencicipinya. Setelah kuantar ika ke rumah kontrakannya, aku mencoba untuk menghubungi wiwi. “Halo dek wiwi, apa kabar?” ucapku melalui telepon. “kabar baik, sombongnya tidak pernah nelpon” jawab wiwi ketus. “Huu ngambek, sorry lah mas nya lagi sibuk, wiwi sekarang sibuk ndak?” tanyaku. “Maaf mas, wiwi lagi sibuk nih” ucap wiwi singkat dan langsung memutus telponku.

“Ah sial!” umpatku dalam hati. Kemana harus kusalurkan hasrat menggebu-gebu ini sekarang, akupun memutuskan untuk singgah ke sebuah mall untuk mencari udara segar. Disebuah kafe, aku lihat ada seorang anak remaja kutaksir masih SMA yang duduk sendiri dengan elegan. “Permisi, apa ada yang duduk disini?” tanyaku. “Eh gak ada mas, duduk saja” ucapnya ramah. Akhirnya dari situ kami kenalan, dan kuketahui namanya adalah Ulansari, panggilannya ulan. Akupun mengeluarkan jurus ala om2 andalanku, aku keluarkan gadget yang bisa masuk kategori high end dihadapannya, terlihat tatapan matre terpancar dari mata bulatnya. Namun ia berusaha untuk tampil elegan, saat kami telah menghabiskan kopi yang kami pesan, aku menawarkan ia untuk pulang bersamaku “Mau mas antar lan?” tanyaku. “Boleh kalau masnya ndak keberatan” ucapnya. Di dalam perjalanan, sesekali mataku melirik ke baju batik biru yang dipadukan dengan tanktop pink yang ia kenakan, terlihat ada sesuatu menggembung besar pada bagian dadanya.

Rumahnya cukup jauh dari tempat kami berjumpa dan waktupun terasa berlalu cepat sudah tak terasa kini kami berada di dalam kemacetan sudah sekitar 3 jam. Canda tawa memenuhi ruang mobil ini, saat ia sedang asik memainkan kunci rumahnya karena sangking suntuknya, tidak sengaja kunci tersebut terlempar ke jok bagian bawah kursi pengemudi, dan disaat yang tepat arus kemacetan mulai renggang sehingga mengharuskanku menjalankan mobilku, “Nanti biar mas ambilkan” ucapku.

“Ah nanti mas sembunyikan” ucap ulan seraya membungkuk kearahku, dan tanpa sengaja terasa gundukan yang dari tadi kulirik bergesek dengan pahaku, otomatis kontol di dalam celana berontak, saat ia telah mendapatkan kuncinya, ia seolah kaget merasakan guncangan tarikan mobilku, dan salah satu tangannya sedikit menyenggol kontolku. “Ups maaf mas, tarikan mobilnya mantep banget” ucap ulan sambal terkekeh karena puas mengerjaiku. “Masih jauh rumahnya lan?” tanyaku mengalihkan perhatian. “Disini sebentar lagi mas” ucapnya. “Masnya jangan salting dong, masa’ sampai ada yang bangun gitu? Hehe” godanya. Akupun mengalihkan pandanganku keluar jendela, karena aku benar-benar malu mengetahui ulan menyadari kontolku yang mulai mengacung.

“Ih si masnya malu-malu..huuuu” goda ulan. “Kalau mau liat, liat aja mas..” ucap ulan dengan lantang yang berusaha menarik perhatianku. “Aku harus bertahan, walaupun sesungguhnya aku ingin” tekadku dalam hati. “Ah masnya malu-malu nih” ucap ulan seraya mengelus pahaku. “Ah bangsat! Aku benar-benar tidak tahan” umpatku dalam hati seraya menggenggam tangan ulan dan menyingkirkannya. Dan secara naluriah aku mengarahkan mobilku ke sebuah daerah yang sepi pemukiman, aku tak tau ini dimana tapi yaudahlah tuntaskan dulu. “Ini kemana mas? Rumah saya lurus bukan belok sini” ucap ulan panik. “Tenang, kamu nakal sih” ucapku singkat seraya mencubit pahanya. “Ah mas usil, cubit-cubit” rengeknya menerima cubitanku. Saat kurasa posisi mobil sudah tidak dicurigai warga, akupun langsung menarik lengan ulan agar tubuhnya mendekat kearahku, gundukan yang sedari tadi ‘memanggilku’, langsung kuremas. “Akhh mass…buru-buru amat ihh” desah ulan saat toketnya kuremas dari balik tanktop pinknya.

Tangan ulan pun tak tinggal diam, ia berusaha membuka resleting celana kainku untuk segera menggapai kontolku, supaya tidak berisik, lekas kucumbu bibir seksinya, “Hhmmm uhhmm” hanya itu yang terdengar dari mulutnya. Saat aku puas menggerayangi tubuh bagian atasnya, tanganku pun mulai masuk dengan kasar ke balik rok pendeknya, “Uhh mass, pelan-pelan akhh” desah ulan saat tanganku menyentuh bibir memeknya dari balik cd yang ia kenakan. Aku mengisyaratkan padanya untuk berpindah ke bangku bagian belakang, iapun menyetujui maksudku, sebelum ia pindah, ia melepaskan cd pink yang kenakan dan seenak jidatnya ia lempar cd itu ke dashboard mobilku. Kini ia terlentang di jok belakang, mengangkangkan kakinya, terlihat memek yang ditumbuhi bulu-bulu halus menghipnotis pikiranku.

“Cepetan mas sini, kok bengong sih?” tanya ulan melihatku yang masih tertegun di dekat pintu bagian belakang, akupun lekas melepaskan celana panjang berikut cdku dan masuk ke dalam mobil, dan langsung menimpa tubuh ulan, “Ihh mas, kontolnya panjang banget” ucap ulan seraya memijat-mijat kontolku. “Enngg iyaah” ucapku seraya mulai menyingkapkan baju serta tanktop ulan, terpampang sepasang toket berukuran 34C dihadapanku sekarang, beberapa kali aku menelan ludah, “Yah si masnya bengong lagi” ucap ulan yang menyarkan lamunanku. Akupun langsung melahap toket ulan kanan dan kiri secara bergantian, “Ahhh jangan keras-keras gigitnyaahh” desah ulan. Tanganku pun tidak tinggal diam, jemariku keluar masuk di memek ulan. “Masss mass udah mass, jangan siksa ulaann..masukin mass” desah ulan seraya mendorong kepalaku untuk menjauh dari toketnya.

Aku tadinya ingin sedikit mempermainkan ulan, namun tempat dan waktu yang semakin malam tidak memungkinkan hal itu, maka langsung kuposisikan kontolku untuk masuk ke memek ulan. “Gilak! Palkonnya gede banget aakhh” desah ulan saat perlahan kontolku mulai masuk ke dalam memeknya. Tidak ingin membuang waktu, aku hentakkan pinggulku sedikit keras sehingga kini ¾ kontolku sudah bersarang di dalam memek ulan. “Uhh panjang banget mas punyamu” desah ulan. Saat aku berusaha ingin memasukkan lebih dalam ulan berteriak “Akkh! Udah cukup mas, udah pintu rahimku ituuuhh”, melihat ia sedikit kesakitan karena paksaan yang kuberikan, maka aku mulai memaju mundurkan kontolku, “Shhh aahhh masss…panjang bangett” hanya kata-kata seperti itu yang keluar dari mulut ulan.

Tak butuh waktu lama bagiku untuk membuat ulan kelojotan menggapai orgasme pertamanya, aku yang melihatnya kejang-kejang karena didera gelombang orgasme, terus saja menggenjot memeknya dengan harapan agar dia bisa menggapai orgasme keduanya dan benar saja, “Ihh ahh sshh mass, ulan mauuh keluar laggiihh” desahnya diikuti semburan cairan cintanya untuk yang kedua kalinya, ia memejamkan matanya dan sangat terpancar rasa puas di wajah manisnya. “Masss nyaah kuat banget ikkh, gantian mass, biar ulan yang puasin mas” ucap ulan seraya menahan pinggulku, aku mencabut kontolku dan ia mengarahkan agar aku duduk di jok belakang sementaran ia naik keatas pangkuanku, “Plop” dengan mudah kontolku kembali masuk ke memeknya yang telah dipenuhi lendir kenikmatan miliknya. Posisi kami yang berhadapan, membuatku leluasa untuk meremas dan melumat toket ulan yang memantul indah di hadapanku berirama dengan gerakan pinggulnya naik turun diatas pangkuanku.

“Mass nyah masih kuat, kagum saya sama mas” ucapnya seraya menciumi kepalaku. “Akkhh masss, baru saya puji udah mau keluar aja nih aahh” desah ulan merasakan kontolku mulai berkedut-kedut di dalam memeknya. Iapun mempercepat gerakan pinggulnya, “Tahan bentar yaa mass..ulan hampir dapet lagiii nihh” ucap ulan seraya mendongakkan kepalanya keatas, “Akhh ulan mass udah gak tahan, ulan turun dulu yaa” ucapku seraya menahan dorongan ejakulasi yang sudah dipenghujung. “Akkhh akkhh masss…ulan sampaih” desah ulan seraya tubuhnya membungkuk kehadapanku dengan mata terpejam, himpitan memeknya yang didera orgasme membuatku tidak tahan lagi menahan semburan peju yang sudah kusimpan satu bulanan ini, “Croot crooot crooott” ada sekitar 4 semburan pejuku yang menyemprot liang memek ulan, ulan yang bukannya marah ia justru meliukkan tubuhnya dan menggoyangkan pinggulnya memutar membuatku ingin membuang semua pejuku hingga benar-benar bersarang di rahimnya, “Akkhh pejuuuhh mass banyak bangeeett” desah ulan. “Ah uh ah uh, lan maaf jadi crot dalem, kamu mainnya hot banget sih” aku memujinya seraya mengatur nafas. “Iyaah gak apa-apa mas, daripada jok mobil mas kotor kena peju” ucap ulan. Kamipun berciuman beberapa saat hingga akhirnya kami mulai bergegas memakai kembali pakaian kami. Dalam perjalanan mengantar ulan ke rumahnya, kami bergenggaman tangan dan sesekali berciuman layaknya pasangan sejoli yang baru membangun cinta. “Ini nomor ulan mas, mana tau masnya rindu ulan, hehe” ucap ulan memberikan secarik kertas dan langsung keluar dari mobilku saat aku belum sempat memberinya beberapa lembar uang.

Rini

Kini terdengar kabar bahagia bahwa kakak tercintaku tengah mengandung anak pertama mereka, sejak kabar tersebut berhembus, sudah mulai jarang kudengar deritan ranjang mereka dipertengahan malam, aku sangat merindukan suara deritan yang selalu mengiringiku menggapai puncak kenikmatan.

Sehingga untuk beberapa waktu aku dapat mengendalikan tubuh dan pikiranku untuk keluar sejenak dari kenikmatan fana yang kugapai sendiri setiap malam tiba. Aku bisa berfokus dengan studiku, hingga suatu ketika.

Saat aku tidak berkuliah, dan seharian di rumah. Kakakku tentu saja pergi mengajar di kampus begitu juga abang iparku yang berkuliah disana. Di siang sepi, kudengar pintu utama dibuka dan terdengar salam "Assalamualaikum" ucap mas boby. "Wa'alaikumsalam" jawabku dari kamar. Aku bergegas memakai jilbab instan dan mengenakan celana panjang santai dipadukan baju kaos panjang keluar menyapa mas boby. Di luar aku kaget melihat ternyata mas boby pulang tidak sendiri namun dengan seorang wanita yang umurnya tidak begitu tua jika dibandingkan dengan kakakku, "Perkenalkan ini bu ecy, guru SMA abang dulu" ucap mas boby. "Oh iya, saya rini, adik iparnya mas boby" ucapku seraya menyalami beliau yang ternyata adalah mantan guru mas boby.

Dari pembicaraan singkat kuketahui bahwa bu ecy tinggal di dekat kampusku yang juga kampus mas boby dan kakakku. Kubiarkan mereka melanjutkan bernostalgia di ruang tamu, akupun akhirnya pamit masuk ke kamarku lagi. Saat aku sedang asik mendengarkan musik, aku mendengar seperti ada suara yang tak asing dari kamar mas boby, ya suara deritan ranjang itu kembali, "siang hari begini?" Ucapku dalam hati. "Aghhh nikmatt" terdengar desahan wanita disana. Aku dapat pastikan bahwa itu bukan desahan kakakku, karena selama aku tinggal disini, aku tidak pernah mendengar kakakku mendesah, aku lekas mematikan musikku, dan mengintip keluar, kudapati pintu depan terbuka namun disana tidak ada mas boby dan bu ecy.

Aku mulai berpikiran aneh-aneh, aku ingin memastikan lebih lanjut apa yang menjadi sebab suara ranjang itu kembali berbunyi. Kulihat pintu kamar tidur mas boby tidak terkunci, saat kubuka sedikit, betapa terkejutnya aku melihat mas boby yang sudah tak bercelana tengah memaju mundurkan pinggulnya diatas tubuh bu ecy yang berbaring di ranjang tanpa mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya, bukan hanya menggerakkan pinggulnya, mas boby juga meremasi payudara bu ecy dengan buas, "Akhh pelan-pelan ohh" desah bu ecy memenuhi ruangan ini.

"Pelan pelan bu, nanti adik ipar saya dengar uhh" ucap mas boby. Cukup lama kusaksikan perbuatan menyimpang mereka hingga akhirnya bu ecy berteriak cukup keras "Akhh ibu sampai aakkhh" dan kedua tubuh mereka mengejang bersama, tubuh mas boby lekas rubuh keatas tubuh bu ecy, "Jangan teriak-teriak dong sayang" ucap mas boby. "Maaf sayang, habisnya kontol kamu nikmat banget" ucap bu ecy, aku yang mendengar itu seperti tersambar petir, disamping kagum namun aku juga kesal karena mengetahui mas boby berselingkuh. Aku lekas berlari masuk ke kamarku, menahan tangis. Aku merasakan kepedihan perasaan yang akan kakakku rasakan apabila ia yang menyaksikan perselingkuhan tadi.[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ditunggu aja, gak usah pake heboh.. Klo rusuh gegara ngejar target halaman update, kasian TSnya ntar disihir jd anak band sama momod.
:papi:
 
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 4 : Harga Diri yang Ternoda

***************************************************************************************************************************************
Rini

Aku yang masih shock dengan kenyataan bahwa abang iparku berselingkuh, berusaha bersikap tenang saat berada di dekatnya, terutama saat ada kakakku juga disana, aku tak ingin kesaksianku merusak rumah tangga mereka. Namun kekesalan dalam hati tetap ada. "Akhh!!" Teriakku dalam hati saat kondisi gundah gulana ini. Melihat wajahku yang kusut, "Kamu kenapa rin?" Tanya mas boby singkat. "Enngg...enggak kenapa-napa mas" jawabku terbata-bata. "Ah paling dia mumet dengan kuliahnya mas" ucap kakakku memotong. "Makasih kak" ucapku dalam hati.

Hari ini aku berkuliah setengah hari dan tentu saja pulang cepat lagi, setibanya aku dirumah, kulihat sepeda motor mas boby terparkir di teras, saat aku mengucap salam namun tidak kudengar sahutan di dalam sana, tak berapa lama "Wa'alaikumsalam" sahut mas boby dari kamarnya. "Ah mungkin tadi mas boby tidur" pikirku. Akupun langsung masuk ke kamarku, saat aku hendak mengganti pakaian, kembali terdengar suara deritan ranjang mas boby seperti beberapa hari lalu, dan saat kucek lagi-lagi pintu kamar tersebut tidak tertutup rapat, kubuka sedikit dan benar saja. Mas boby tengah menyetubuhi si guru lonte kemarin, ya bu ecy.

Kini posisi bu ecy menungging dan mas boby memegang erat pinggul bu ecy, aku benar-benar tidak tahan melihat perilaku menyimpang mereka, sehingga aku nekat memergoki mereka seperti yang ayahku lakukan dulu, kubanting keras pintu kamar mas boby seraya berteriak "Mas boby ngapain hah! Heh kamu itu guru apa lonte gangguin abang ipar saya!" terlihat wajah mereka berdua pucat pasi. Namun dengan tenang mas boby beranjak kearahku dengan kondisi penis yang masih tegang, "Rini..rini tenang dulu" ucap mas boby terbata-bata. "Gak bisa tenang rini, mas boby keterlaluan!" Teriakku tepat didepan wajahnya walaupun sesekali mataku melirik ke penisnya yang gagah itu.

Betapa terkejutnya aku ketika mas boby tiba-tiba memegang kedua tanganku dan memepetkan tubuhku ke tembok, "Kamu pikir, dengan kamu bentak, saya akan takut! Hah!" Ucap mas boby seraya semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuhku. "Sudah boby, jangan boby!" Ucap bu ecy berusaha melemahkan himpitan tubuh mas boby pada tubuhku. Namun aku kembali terkejut melihat mas boby yang sudah dikuasai amarah serta merta mendorong keras tubuh bu ecy sehingga beliau terlempar ke ranjang. Dalam kondisi terhimpit seperti ini, kurasakan kepala penisnya seperti menggesek vaginaku yang dilapisi rok gamis pink dan celana dalam krem. "Kamu jadinya mau apa?!" Tanya mas boby masih mendekapku. "Saya maunya mas setia sama kakak saya!" Jawabku lantang.

"Mas setia sama kakakmu, cuma saat ini mas butuh, kamu yang belum menikah tidak akan paham!" Ucap mas boby seraya melemahkan himpitannya dan mulai menjauhiku, ia kembali ke ranjang dan berkata "Maaf ya bu, saya tidak bermaksud.." belum selesai mas boby menyampaikan maksudnya, bu ecy menahan bibir mas boby dengan jarinya, "Ya dimaafkan nak" ucap bu ecy. "Heh! Sini kamu rini!" Bentak mas boby yang menyadarkan lamunanku. Aku sedikit ragu mendekatinya namun aku coba beranikan diriku seraya sesekali melirik ke penisnya yang mulai melemas. "Kamu mau uang berapa? Untuk tutup mulut" ucap mas boby. "Saya gak perlu uang dari mas, saya hanya mau lonte ini pergi dan tidak kembali lagi kesini!!" Ucapku membentak bu ecy.

"Jangan lancang mulutmu ya!" Ucap mas boby yang lagi-lagi memegang kedua tanganku, dan kini bukan hanya memegang erat tapi ia menarik tubuhku agar berbaring di ranjang itu. Aku meronta, "Lepaskan saya mas! Akh! Tolong!" Ucapku panik berteriak. "Bu plis tolong saya bu!" Ucapku mengiba pada bu ecy. Namun mungkin karena ia sudah tersinggung dengan ucapanku tadi, ia hanya bisa melihatku dengan iba tanpa berbuat apa-apa. Mas boby dengan paksa membuka baju dan rok gamisku, "Mas hentikan! Sadar mas!" Teriakku seraya menahan tangannya.”Diam kau adik tidak tahu diri!” ucap mas boby seraya masih terus saja berusaha mengoyak rok panjangku.

“Kreak!” koyak sudah rok panjangku, sehingga kini terpampang paha mulusku di hadapan sang wanita pelakor dan abang iparku. Mas boby tertegun sejenak melihat jengkal demi jengkal paha dan kakiku, aku yang harus tetap mempertahankan harga diri, lekas menutup selangkanganku dengan selimut dan bantal sebisaku. Melihat aku yang masih menolak, mas boby kembali beringas, ia berusaha menyingkirkan selimut dan bantal yang tadi kugunakan untuk menutupi tubuh bagian bawahku. “Karena kamu sudah masuk ke lubang buaya, maka izinkan lah buaya menikmati lubangmu!” ucap mas boby dengan perumpamaan yang sulit kucerna. “Aihh!” aku berteriak kaget saat jemari mas boby menyentuh bibir vaginaku yang masih tertutup cd kremku.

Jari-jarinya berusaha menusuk masuk sehingga membuat cd ku mulai lembab. Aku tahan sekuat tenaga untuk tidak mendesah dan berusaha tetap meronta. “Ah ngerepotin nih tangannya, bu bantu saya ya” ucap mas boby ke bu ecy yang langsung mendapat tanggapan dari beliau. Kini bu ecy yang mengunci tanganku untuk tidak memukul-mukul mas boby. “Kenapa ibu setega ini ke saya?!” teriakku. “Karena kamu sudah ngatain saya lonte, dan memang saya lonte! Wahai calon lonte!” ucap bu ecy lembut di telingaku.

Aku seperti tersambar petir mendengar pernyataan bu ecy. Ya aku sudah benar-benar masuk perangkap. “Mas sudahi mas” ucapku memelas. Bukannya mengiba, jari-jari mas boby malah semakin liar bermain di bibir vaginaku, sementara tangan satunya mulai menyibakkan jilbab abu-abuku dan baju gamisku keleher sehingga kini sepasang gunung kembarku terpampang indah di hadapannya. Betapa terkejutnya aku ketika mas boby tiba-tiba melepaskan bra yang kugunakan lalu dengan ganas melumat pentil payudaraku. “Eggh” desahku lirih menerima serangan bertubi-tubi yang mas boby berikan pada tubuhku. Saat aku sudah benar-benar lemas dan rontaanku berkurang, mas boby mulai melepaskan cd ku. “Sudah mas…sadar mas..saya adik iparmu” ucapku seraya menutupi vaginaku dengan salah satu tanganku yang telah bu ecy lepaskan. Mas boby sama sekali tidak menghiraukanku, ia menyingkirkan tanganku, saat aku melirik kearah selangkangan, terlihat penisnya yang telah mengacung sedang ia arahkan menuju bibir vaginaku.

“Uhh” desahku saat merasakan hangatnya kepala penis mas boby. Perlahan ia masukkan sedikit, “Mas jangan lakukan, maafin rini, rini janji gak buat lagi, hiks hiks” ucapku seraya menangis palsu. “Apa gak berlebihan ini bob?” ucap bu ecy. “Gak kok bu, dia sepantasnya mendapatkan ini, karena daritadi dia ngeliatin kontol saya terus, jangan bohong kamu rini!” bentak mas boby. Aku yang sangat kaget hanya bisa melotot menatapnya, “Akhh!” teriakku ketika tiba-tiba mas boby menghentakkan pinggulnya, “Akhh keluarin mass! Sudah!” ucapku berharap ia iba padaku. Terasa batang penis mas boby sudah masuk seperempat, batang yang begitu besar dibandingkan milik kekasihku dulu kini telah berada di liang vaginaku. “Gak usah sok kesakitan kamu, memek udah jebol gini” ucap mas boby dengan bahasa cabulnya menyadarkanku.

“Hah udah jebol nak?” tanya bu ecy kaget. “Iya bu, udah gak ada selaputnya, tapi memang sempit ini memeknya, benerkan udah pernah ngentot kamu?” tanya mas boby yang langsung membuatku ketakutan. “Sudah gak perlu kamu jawab! Memang udah lonte” ucap mas boby yang mulai memaju mundurkan penisnya. “Uhh saya bukan lonte mas” ucapku membela diri. “Asal kamu tau aja ya, waktu saya nikahin kakakmu itu, dia juga udah jebol” ucap mas boby yang sontak saja membuatku kaget lagi. “Tidak mungkin! Kak rida itu alim! Mas jangan sembarangan!” teriakku yang langsung direspon dengan pompaan keras penis mas boby pada vaginaku. ”Iya kakakmu itu lonte alim” ucap mas boby seraya semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Aku benar-benar sama sekali tidak mempercayai bahwa kak rida sudah ternodai jauh sebelum ia menikah, ya kak rida yang sangat kuhormati. “Ahh” desahku saat merasakan kepala penis mas boby mengetuk pintu rahimku. “Baru ngerasain kontol sampai mentok ya? Kasian lonte tapi dapat kontol kecil mulu” ucap mas boby meledekku.

Tidak perlu waktu lama, “Akhh” desahku diiringi semburan cairan cintaku. “Bu ecy, dimana-mana lonte akhwat, awalnya bilang nolak ujung-ujung orgasme cepat hahaha” tawa mas boby diikuti bu ecy. “Bu ecy, siap-siap deh menyaksikan saya menghamili anak ini” ucap mas boby yang menyadarkanku dari kenikmatan fana yang baru saja kurasakan. “Hah! Mass mauhh hamilin sayaahh?” desahku. “Iya dong, mau kan jadi istri kedua mas?” ucap mas boby seraya berusaha mencumbu bibirku. “Gak mau..uhh saya gak mau dimadu dengan kakak” ucapku seraya memalingkan wajahku. “Hahahaha” terdengar mas boby dan bu ecy tertawa terbahak-bahak. Tak berselang beberapa lama, aku kembali merasakan akan meraih puncak orgasme keduaku, “Bu ecy siap-siap, memeknya sudah berkedut” perintah mas boby yang cukup membingungkanku, namun kuabaikan sejenak karena aku ingin menggapai orgasme keduaku.

“Akkhh mass” desah panjangku diiringi semburan cairan cintaku yang kedua. Mas boby melepaskan penisnya dan membiarkanku terbaring lemas, kupalingkan kepalaku seraya mengatur nafas, kulihat bu ecy tengah terlentang mengangkang sedang digenjot oleh mas boby, “Ayookk cepetan buu” ucap mas boby seperti dikejar setan. “Iyaahh entot terusss” desah bu ecy. “Ibu sampai naakk” desah bu ecy, terlihat tubuh beliau mengejang hebat, “Akkh saya jugaaa!” desah mas boby seraya menekan dalam-dalam penisnya di vagina bu ecy. “Ihh ihh ihh banyak banget sayang” teriak bu ecy. “Iyaahh…habis nyicipin lonte akhwat hehe” ucap mas boby yang kemudian merubuhkan tubuhnya diatas tubuh bu ecy. Kini kami bertiga telah menuntaskan nafsu birahi kami.

Tubuhku benar-benar keletihan setelah menggapai multi orgasme tadi, sayup-sayup kulihat mas boby seperti mengarahkan hpnya ke tubuhku yang masih terlentang hanya ditutupi jilbab, kurasakan tangan bu ecy mengelus kepalaku dan berusaha mencumbui bibirku. “Buu jangannn” ucapku lirih. Ia mengabaikanku dan memaksakan keinginannya mencumbuku, dan terjadilah percumbuan antara dua akhwat, dan seketika kudengar suara “Cekrek..cekrek” ternyata mas boby mengabadikan perbuatan menyimpang kami dengan hpnya. “Ini sebagai pegangan buat mas, kalau kamu macem-macem” ucap mas boby seraya mencubit payudaraku.[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Ternyata trisam nya bareng bu ecy duluan .. hahaha
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd