Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Diary Ari] The Story

Karakter Perempuan Ter-Favorit?


  • Total voters
    637
Bimabet
Komen dulu baca belakangan.
Makasih Om @RadiksNgaceng, Updatenya, Tetap Semangat Om dalam berkarya.
Sukses selalu RLnya. cerita yg selalu dinanti Lanjutannya.:semangat::mantap:
 
Mau ya kalau Ika bergabung dengan Alifa memuaskan Ari? Tinggal serumah? Hihi
 
Makin ngga sabarr nunggu Aliyah ketemu sama ika kalo ternyata Jadi dibawa ke Kota ..
 
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 18: Aku Merasa Sangat Hina!
***************************************************************************************************************************************
Satu minggu berlalu…

Ari

Aku mendapat kabar dari ika, bahwa dua hari lagi aku dan ika sudah diharuskan masuk perkuliahan. Ia telah membantuku mengurusi segala administrasi kampus yang diperlukan untuk dapat aktif lagi sebagai mahasiswa yang kemarin liburnya dibuat-buat sendiri. Entah bagaimana cara ia mendapatkan hak berkuliah lagi, “Ah mungkin dia minta tolong dengan bu rida” aku membatin. Dalam seminggu ini tiada hari tanpa aksi ranjang antara aku dan aliyah, setiap malam kami selalu bergelut dalam berbagai posisi, dan selalu berakhir buang dalem. Aku berharap dengan begitu aliyah dapat lekas hamil anakku. Pagi ini saat kami tengah menonton tv di ruang keluarga, “Sayang, kata istri pertamanya mas, dua hari lagi mas mesti mulai kuliah, kamu ikut mas ke kota ya” ucapku seraya merangkulnya. “Tapi kuliahnya aliyah disini gimana?” tanya aliyah. “Hari ini deh kita urus yuk” ajakku. “Iya deh mas, aliyah juga ndak sabar jumpa dengan mbak ika lagi” ucap aliyah seraya tersenyum.

Keesokan harinya…

Setelah kemarin aku dan aliyah mengurus administrasi di kampusnya, kami mendapat kepastian bahwa aliyah dapat mulai berkuliah di kampus lamanya dulu yang berada di kota pada semester depan, karena tidak dimungkinkan untuk memulai pada saat ini. Sehingga subuh ini kami berberes untuk berangkat ke kota, setelah kami berpamitan dengan orang tua kami masing-masing. Aku mulai menjalankan mobilku dan kami menempuh perjalanan sekitar 5 jam hingga akhirnya tiba di kota. Saat kami singgah untuk makan siang, aku mengirimkan pesan singkat kepada ika bahwa aku dan istri keduaku akan segera tiba di rumah kami. Ika pun membalas “Oke mas”. Saat hendak membayar makanan, “Sebentar mas, pesanin untuk mbak ika dulu” ucap aliyah seraya beranjak ke meja kasir hendak memesankan satu bungkus makanan. Dan setelah selesai dibungkus kami kembali naik mobil dan menuju rumah kontrakanku.

Ika

Aku diberitahu oleh mas ari bahwa pada hari ini ia akan kembali ke kota bersama istri keduanya, aku sangat menantikan momen bertemu dengan wanita yang akan bermadu kasih denganku. “Tok..tok…tok” terdengar ketukan pintu utama. “Assalamualaikum” terdengar suara mas ari mengucap salam. “Wa’alaikumsalam” ucapku seraya berlari kecil. Saat kubuka pintu, kulihat mas ari berdiri disamping seorang wanita yang mengenakan gamis pink motif bunga dipadukan jilbab dan cadar biru muda, kulihat matanya sedikit menutup, mungkin ia tersenyum. “Apa kabar mbak ika?” ucap wanita tersebut yang kuketahui bernama lili, seketika jantungku berhenti berdegup saat mendengar suaranya. Suara yang tak asing bagiku. Akupun bersalaman dengannya. Saat ia masuk dan hendak duduk di ruang tamu, “Mbak ndak ingat saya ya?” tanyanya.

Lagi-lagi saat mendengar suaranya aku bergidik ngeri, karena perlahan memori lama melayang-layang di otakku. Aku hanya terdiam dan menatap ia tajam, “Masa’ kamu sama temen sendiri ndak ingat say?” tanya mas ari seraya menutup pintu. “Hah temen? Siapa?” aku membatin. Kulihat mas ari seperti memberikan kode dan direspon oleh lili dengan membuka cadar yang ia kenakan, aku berdebar. Saat telah terbuka, betapa terkejutnya aku ternyata wanita yang dinikahi oleh suamiku sendiri adalah aliyah, gadis yang dulu pernah aku jebak sehingga ia kehilangan keperawanannya, “Aliyah!” pekikku dan tiba-tiba tubuhku rubuh dan seketika gelap.

Ya aku pingsan. “Say…sayang..sadar sayang” samar-samar kudengar suara mas ari memanggilku. “Mbak ika…sadar mbak” samar-samar juga kudengar suara istri kedua mas ari yang tak lain adalah aliyah. Saat aku telah sepenuhnya siuman aku telah berbaring di ranjang cinta kami, “Alhamdulillah mbaknya sudah sadar, aku sangat mengkhawatirkan mbak” ucap aliyah. Aku hanya menatap kosong, aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kini aku harus rela suamiku membagi setengah cintanya dengan seorang akhwat yang pernah aku celakai di masa lalu. Aku merasa bahwa aku adalah orang paling jahanam dan ini adalah balasan yang tuhan berikan padaku. “Sayang kok termenung…ayo duduk dulu” ucap mas ari seraya menuntunku untuk duduk. Aliyah memberikan segelas air putih, akupun langsung menenggaknya.

“Kamu pasti keletihan ya? Mas kabarin kampus dulu ya, kamu istirahat dulu besok” ucap mas ari panik. “Gak apa-apa mas, ika ndak apa-apa” ucapku berusaha menguasai diriku. “Gak apa-apa gimana? Kamu tadi pingsan, pokoknya kamu besok jangan kuliah dulu, kamu istirahat aja dulu di rumah, dijagain sama aliyah” ucap mas ari yang mulai sibuk dengan hp nya. “Tapi mas…” ucapku. “Gak ada tapi-tapi” ucap mas ari seraya keluar dari kamar dan melakukan panggilan di ruang tamu. “Mbak kenapa sampai pingsan?’ tanya aliyah lembut. “Ma…maaf…maafin mbak aliyah” ucapku yang tak terasa meneteskan air mata. “Ssstt…sstt jangan nangis mbak, aliyah udah maafin mbaknya dari lama kok, itu semua salah aliyah yang ndak bisa jaga syahwat” ucap aliyah seraya menyeka air mataku.

“Yang bener? Tapi mbak kan udah menjerumuskan hidup kamu” ucapku kembali menangis. “Ssstt…sudah mbak, aliyah ikhlas dan tidak mempermasalahkan hal itu lagi, yang penting kini kita sudah dipersatukan oleh suami kita, semoga kita bisa saling menjaga ya mbak” jelas aliyah dengan nada sejuknya. “Ta…hiks…tapi…” ucapku sambil sesenggukan. “Sudah mbak sudah… sini peluk aliyah…semoga menangis bisa menyembuhkan kesedihan di hati mbak” ucap aliyah seraya mulai merangkulku.

Akupun menangis sejadi-jadinya dalam pelukan aliyah, keputusanku yang siap dimadu dengan wanita lain memang sudah bulat, dan aku harus menerima siapapun wanita yang menjadi istri kedua suamiku, namun yang membuatku hingga pingsan tadi adalah aku tak sanggup bila berhadapan dengan wanita yang pernah kucelakai dulu, dan betapa bersyukurnya aku ternyata ia sama sekali tak menyimpan dendam padaku, justru kini ia malah merangkulku. “Kamu pria yang beruntung mas” aku membatin seraya masih sesenggukan di dalam pelukan aliyah.[/HIDE]
 
ternyata konflik masa lalunya jadi happy ending ya.

memang banyak jalan menuju bahagia.

mas ari udah dapet lampu untuk main seranjang bertiga
 
Nu tadi Oge can dibaca. Tos aya deui lanjutanana.
Hatur nuhun Mang @RadiksNgaceng, updatena Top Lah
Sukses RLna n Teteup Sumanget Mang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd