Maaf jika cerita kurang jelas, karna baru pertama kali membuat cerita
Pada waktu itu.. Nirmala hendak berteriak minta tolong, tapi mulutnya langsung dibekap oleh preman yang berdiri di belakang Nirmala. Pembaca ternyata, 3 preman itu tidak mabuk meskipun mereka minum-minum karena minuman berakoholnya cuma sedikit dan lebih banyak air. Maklum preman gak modal. 2 preman yang lain tertawa dengan licik melihat Nirmala yang sudah tidak berdaya. "gila,,bening banget nih cewek,,mimpi ape kite kemaren,,". "kalo gue sih mimpi ketiban duren,,". "udeh lo bedua berisik banget,,mending lo bedua buka jaket nih cewek,,". "oke bos,,". Salah satu preman itu menarik resleting jaket Nirmala ke bawah sementara preman terakhir memegangi kaki Nirmala agar tidak menendang-nendang lagi.
Preman yang ditugasi untuk membuka jaket sangat kaget ketika resleting jaket Nirmala sudah terbuka sampai ke perutnya. "gila,,ni cewek cuma pake jaket doang,,gak pake baju die bos,,". "ah,,yang bener lo Jo,,", si bos preman itu pun menutupi mulut Nirmala dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket Nirmala dan langsung meremas kencang payudara kiri Nirmala. Ekspresi wajah Nirmala menunjukkan kalau Nirmala kesakitan akibat remasan kencang si bos preman di payudara kirinya. Preman yang memegangi kaki Nirmala tidak tahan hanya melihat kaki & paha Nirmala yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun. Jadi, preman itu mengelus-elus paha Nirmala dengan tangan kanannya. Lalu tangan preman itu terus bergerak hingga ke pangkal paha Nirmala. "die juga gak pake celana dalem bos,,kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos,,". "yaude,,lepasin jaketnye, Jo,,biar ni cewek telanjang sekalian,,".
"oke bos,,". Ketiga preman itu jadi lengah sehingga otak Nirmala langsung bekerja untuk melepaskan diri dari 3 preman itu. Nirmala mendorong kepalanya ke belakang sehingga mengenai wajah si bos preman. "aarrgghh,,", bos preman itu langsung menjauh dari Nirmala sambil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala Nirmala. 1 preman sudah lepas, 2 more to go. Nirmala mengangkat kaki kanannya sehingga lutut Nirmala langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 preman standing. Nirmala langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket Nirmala. Meski tinju Nirmala lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit. Nirmala pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong. Ada orang keluar dari warung, Nirmala berlari ke arah orang itu, sambil berlari, Nirmala menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket. "tolong pak,,saya mau diperkosa,,", kata Nirmala sambil berlindung di belakang orang itu. "mana Dek,,yang mau merkosa,,", ujar orang itu sambil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah. Nirmala merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu. Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap Nirmala. "pak,,tolong saya,,", pinta Nirmala dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang. "ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek,,", kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat Nirmala seperti tersamber petir. "gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,".
"kok bisa kabur?".
"noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,". "bukan salah gue
bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,". "enak aje,,lo,,bos Hari
juga salah,,". "udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang
kayak bidadari ini,,". "bener juge ape kate lo,,Yo,,". Akhirnya, nama mereka
terungkap juga. Si bos preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama
Taryo, preman yang tadi memegangi kaki Nirmala bernama Bagus, dan preman yang
terakhir bernama Narjo. "ngapain lo kabur tadi,,hah?!", sebuah tamparan
mendarat di pipi kanan Nirmala. "udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die
kapok,,". Dalam waktu sekejap, jaket Nirmala sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari.
"buset,,bodynye bohay banget,,", ujar Narjo. "liat tuh
memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,". "berarti gue yang merawanin,,", kata
Udin. "enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,", balas Hari. "tapi,,ini kan warung
gue,,", balas Udin tak mau kalah. "yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis
minum di warung lo satu minggu ye,,", kata Hari. "sip dah,,nyang penting bisa
merawanin cewek,,". "jangan perkosa saya,,", pinta Nirmala, air matanya pun
mengalir keluar. "diem lo !! ntar lo juga enak,,", ejek Bagus. "kite taro aje
di bangku biar lebih enak,,", usul Narjo. "bener juga lo Jo,,". Narjo &
Bagus mengangkat tubuh Nirmala dan menaruh Nirmala di kursi panjang dari kayu
yang biasa ada di warteg. Bagus & Narjo mengangkat kaki Nirmala ke atas
sehingga vagina Nirmala yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos
dengan sangat jelas. Hari duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi
kedua tangan Nirmala sambil menikmati kelembutan dari bibir Nirmala yang tipis dan
lembut. Nirmala tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi karena kali
ini dia benar-benar tidak berdaya.
Nirmala tidak tau apa yang akan terjadi pada vaginanya
karena pandangannya tertutupi leher Hari. "gue jilat dulu ah,,pengen
tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,", ujar Udin. Udin berjongkok di
depan vagina Nirmala dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif
yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti. "gak ade bulunye
lagi,,jadi tambah napsu gue,,", kata Udin. "udeh,,cepetan lo Din,,ntar
gantian,,", kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir Nirmala lagi. "sabar
nape lo,,". Udin mengelus-elus kedua paha mulus Nirmala hingga menyentuh
pangkal paha Nirmala. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina Nirmala. Udin
semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina Nirmala yang masih sempurna serta
wangi alami dari vagina Nirmala yang dirawat dengan baik oleh Nirmala. Udin
menyapu belahan bibir vagina Nirmala dari bawah ke atas dengan sekali sapuan
saja. Nirmala menggelinjang karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik
yang mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian, Udin menggelitik klitoris Nirmala
dengan lidahnya. "mmmffhh,,", desah Nirmala tertahan bibir Hari. Bagus &
Narjo tidak hanya memegangi kaki Nirmala saja, tapi masing-masing dari mereka
juga 'memegangi' dan meremasi payudara Nirmala. Udin membuka bibir vagina
Nirmala sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina Nirmala yang
terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah. Lidah Udin sudah terselip
di dalam lubang vagina Nirmala. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan
Nirmala agar Udin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina Nirmala.
Nirmala memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan
senang hati menerima serangan lidah Udin. "nnggffhh,,,", suara lenguhan Nirmala
yang masih tertahan bibir Hari. Tubuh Nirmala menjadi tegang karena dia sedang
mengalami orgasme. "ssuurpp,,slluurrp,,", Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes
pun hingga cairan vagina Nirmala tak bersisa. "gimane Din?", tanya Bagus.
"maknyus,,enak banget,,manis 'n gurih,,", jawab Udin. "namanye juga memek
perawan,,", ujar Narjo. "gantian lo Din,,", kata Hari.
"okeh,,". Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina Nirmala hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina Nirmala. Nirmala sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina Nirmala lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya. "akhirnye,,****** gue bisa ngerasain memek perawan juga,,", ujar Udin. Udin sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina Nirmala. "hoi !!", teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar. "siape lo?!", tanya Udin. "jangan ganggu dia !!", teriak orang itu. Udin bergegas memakai celananya lagi. "mao jadi jagoan lo?". Bagus & Narjo melepaskan kaki Nirmala dan maju bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan Nirmala dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin. "lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!", kata orang itu. "oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,", kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo. "nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,". "Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,", perintah Hari. "oke bos,,", jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dengan cepat. Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Narjo menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan. Tapi, dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku tangan kanannya untuk mengenai perut Narjo. Narjo langsung kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Narjo sehingga Narjo langsung terlempar ke samping. "sialan lo !!", Hari & Udin langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan. "awas lo ye,,!!", ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat kencang.
Orang itu mendekati Nirmala yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku. "lo gak apa-apa?", kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan Nirmala. "terima kasih,,", jawab Nirmala masih lemah. "nih,,pake jaket gue,,", orang itu memakaikan jaketnya ke Nirmala setelah Nirmala duduk di bangku. "terima kasih Mas,,". "kenalin nama gue Eno,,". "nama saya Nirmala,,". Ternyata, Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran dia mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Eno tidak mendekati kata ganteng sedikit pun. "ngapain lo malem-malem ada di luar?". "saya baru dateng dari desa Mas,,". "oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,". "gak tau Mas,,". "yaudah,,lo pake celana training gue aja,,", kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya. "makasih Mas,,". "lo mau kemana sekarang?". "mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,", Nirmala berbohong. "mau gue anter?". "ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,", Nirmala menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki. "yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?". "apa gak ngerepotin?". "gak apa-apa,,yuk,,". Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung.
Nirmala memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina Nirmala tertutup juga. Eno datang mendekati Nirmala dengan mengendarai motornya. "ayo,,naik,,". "iya Mas,,". Nirmala naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai. "makasih ya Mas,,", Nirmala turun dari motor. "lo gak pake alas kaki ya dari tadi?". "iya,,Mas,,ilang,,". "oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,". "ntar Mas gimana?". "udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?". "iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,". "yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,". Eno pun pergi meninggalkan Nirmala karena dia ada urusan penting. Nirmala berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya. Tenaga Nirmala tinggal seperempat saja sehingga Nirmala hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa Nirmala ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit.
Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum
masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada. Nirmala masuk
ke daerah komplek itu dengan langkah gontai karena dia sudah sangat lemas.
Battery empty, please recharge. Tenaga Nirmala sudah benar-benar tidak tersisa
lagi kali ini sehingga Nirmala jatuh pingsan di depan sebuah rumah yang besar.
Dengan mata yang samar-samar, Nirmala melihat ada seseorang yang mengangkat
tubuhnya. Setelah itu, Nirmala sudah tak sadarkan diri. Saat bangun, Nirmala
sudah berada di atas ranjang yang sangat empuk. Dia meregangkan tubuhnya alias
ngulet. Battery full. Badan Nirmala sudah benar-benar segar sehabis tidur
sehingga Nirmala memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu besar,
luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya mahal. Nirmala tidak berani
menyentuh apa-apa karena takut ada yang pecah. Nirmala berjalan menuju ke pintu
kamar yang sangat besar. Nirmala membuka pintu kamar itu dan berjalan keluar
dari kamar. Nirmala menjelajahi rumah yang lumayan besar itu dan mencari si
pemilik rumah yang mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah. Tapi,
meski dicari kemana-mana, Nirmala tidak menemukan siapa-siapa di rumah itu.
Jadi, Nirmala hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba Nirmala
mendengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke dalam ruang tamu.
"eh,,kamu udah bangun?".
"bapak siapa?", tanya Nirmala ketakutan. "nama bapak,,Dirman,,kamu?".
"nama saya Nirmala,,kenapa saya ada disini?". "tadi kamu pingsan di depan rumah
bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,". "maaf,,saya ngerepotin bapak,,".
"kenapa nak Nirmala bisa pingsan?". "saya kesasar,,". "oh,,kalo gitu,,nak Nirmala
tinggal disini aja dulu,,". "aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,". "gak
apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak Nirmala tinggal disini
dulu,,". "tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?".
"oh,,nak Nirmala tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,". "oh,,maap Pak,,saya
gak bermaksud,,". "ah,,gak apa-apa,,ayo nak Nirmala,,kita makan,,". "gak usah
Pak,,". "kruukk,,,~~", bunyi dari perut Nirmala yang keroncongan membuat
Nirmala tersipu malu. "tuh kan,,udah ayo kita makan,,", Pak Dirman menarik
tangan kanan Nirmala dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang
makan, pikiran Nirmala bercabang menjadi 2. Yang satu, Nirmala deg-degan dan
khawatir dengan Pak Dirman yang duda karena Nirmala teringat kejadian bersama ayah
angkatnya. Sedangkan, pikiran Nirmala yang lain mengatakan kalau dia pergi
malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh
preman-preman yang sedang mabok. Jadi, Nirmala telah memilih untuk tinggal di
rumah itu untuk semalam. "gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak
punya pikiran macem-macem,,", pikir Nirmala. Pak Dirman memang terlihat seperti
bapak yang baik, tapi who knows?. "makanan sudah siap Pak,,", sapa orang yang
ada di dekat meja makan. "oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?". "saya mah
gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,". Parto berjalan keluar
dari dapur. "ayo,,nak Nirmala,,mari makan,,".
"gak apa-apa nih Pak Dirman?". "gak apa-apa,,hayo
cepet,,mumpung masih anget,,". Pak Dirman duduk lebih dulu, disusul Nirmala
yang masih agak malu-malu duduk di meja makan. "ayo Nirmala,,gak usah
malu-malu,,ayo makan,,". "iya Pak,,". Pak Dirman mulai mengambil makanan
sedangkan Nirmala hanya sedikit mengambil makanan karena Nirmala masih agak
malu-malu. "mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?". "oh boleh,,nak
Nirmala terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,".
"makasih Pak,,saya permisi dulu,,". "oh ya,,ya,,silakan,,". Nirmala mengikuti
arahan petunjuk dari Pak Dirman sehingga dia bisa menemukan kamar mandi.
Setelah buang air kecil, Nirmala mencuci tangannya di wastafel sambil menatap
kaca yang ada di depannya. Nirmala melihat bayangan seorang gadis berparas
cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan
adalah dirinya sendiri. Damn, my beautiful face. Nirmala berpikir kalau saja
wajahnya tidak cantik mungkin hidupnya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan
hidup bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah tidak bisa diganti, operasi plastik
tidak mungkin Nirmala lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja alias
boke'. Nirmala kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di bangkunya.
"ayo nak Nirmala,,makan lagi,,". "aduh,,saya udah kenyang
Pak,,", kata Nirmala sambil meminum sisa air minumnya. "bener nak Nirmala udah
kenyang? gak mau nambah?". "makasih,,Pak,,saya udah kenyang banget,,", Nirmala
merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba
menyerangnya. "padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?", tanya Nirmala
dalam hati. Nirmala mengucek-ngucek matanya. "kenapa? nak Nirmala ngantuk?".
"iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,". "ya sudah,,Parto !!", Pak Dirman
memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang. "ada apa Pak?".
"tolong antarkan Nirmala ke kamarnya,,". "baik, Pak,,". "mari,,nona
Nirmala,,saya tunjukkan kamarnya,,". "terima kasih Mas Parto,,Pak
Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,". "oh,,ya,,gak apa-apa,,nak Nirmala emang
harus istirahat,,". "saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah
bolehin saya makan,,". "udah,,nak Nirmala istirahat sana,,". Nirmala berjalan
di belakang Parto menuju ke kamarnya. "disini,,kamarnya nona,,", Parto membuka
pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah. "terima kasih,,Mas Parto,,".
Nirmala masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan Nirmala.
"akhirnya,,", baru saja Nirmala mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung
tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman Nirmala.
Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang
tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja. Nirmala terbangun dan menyadari kalau dia
sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan Nirmala
terikat ke tiang ranjang dan kaki Nirmala terikat ke tiang ranjang yang lain
sehingga kini, Nirmala dalam posisi X. "tolong,,!!", teriak Nirmala kencang.
Seseorang langsung masuk ke dalam kamar Nirmala. "tolong saya,,Pak Dirman",
pinta Nirmala dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke arah Nirmala yang telanjang
dan terikat ke ranjang. "tolo,,", Nirmala berhenti meminta tolong ke Pak Dirman
karena dia melihat Pak Dirman tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala
lapar. "tol,,mmffhh,,", mulut Nirmala langsung dibukam oleh Pak Dirman.
"gak nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,". Pak
Dirman naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan Nirmala yang
terbuka lebar. Pak Dirman menindih tubuh Nirmala lalu Pak Dirman melepaskan
bungkaman di mulut Nirmala. Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut Nirmala
lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir
bawah Nirmala. Lalu Pak Dirman melumat bibir Nirmala habis-habisan sambil terus
memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Nirmala. Nirmala sadar dia tidak bisa
melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga Nirmala sudah pasrah apa
yang akan terjadi nantinya. Pak Dirman benar-benar mencumbu Nirmala
sepuas-puasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir Nirmala dengan sangat
bernafsu. Setelah puas menikmati bibir Nirmala, Pak Dirman bangkit dari atas
tubuh Nirmala. "badan kamu bagus banget,,". "tolonngg !!". "percuma kamu minta
tolong,,mending kamu pasrah aja,,". Pak Dirman mencengkram kedua buah payudara
Nirmala yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman meremas-remas kedua buah
payudara Nirmala sambil sesekali mencubit payudara Nirmala. Lalu Pak Dirman
mendekatkan wajahnya ke payudara Nirmala, dia mulai menciumi, menggigiti,
mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara Nirmala beserta putingnya.
"oouuummhh,,", sebuah desahan keluar dari mulut Nirmala. Wajah Nirmala merah
seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak
mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan.
Pada waktu itu.. Nirmala hendak berteriak minta tolong, tapi mulutnya langsung dibekap oleh preman yang berdiri di belakang Nirmala. Pembaca ternyata, 3 preman itu tidak mabuk meskipun mereka minum-minum karena minuman berakoholnya cuma sedikit dan lebih banyak air. Maklum preman gak modal. 2 preman yang lain tertawa dengan licik melihat Nirmala yang sudah tidak berdaya. "gila,,bening banget nih cewek,,mimpi ape kite kemaren,,". "kalo gue sih mimpi ketiban duren,,". "udeh lo bedua berisik banget,,mending lo bedua buka jaket nih cewek,,". "oke bos,,". Salah satu preman itu menarik resleting jaket Nirmala ke bawah sementara preman terakhir memegangi kaki Nirmala agar tidak menendang-nendang lagi.
Preman yang ditugasi untuk membuka jaket sangat kaget ketika resleting jaket Nirmala sudah terbuka sampai ke perutnya. "gila,,ni cewek cuma pake jaket doang,,gak pake baju die bos,,". "ah,,yang bener lo Jo,,", si bos preman itu pun menutupi mulut Nirmala dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket Nirmala dan langsung meremas kencang payudara kiri Nirmala. Ekspresi wajah Nirmala menunjukkan kalau Nirmala kesakitan akibat remasan kencang si bos preman di payudara kirinya. Preman yang memegangi kaki Nirmala tidak tahan hanya melihat kaki & paha Nirmala yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun. Jadi, preman itu mengelus-elus paha Nirmala dengan tangan kanannya. Lalu tangan preman itu terus bergerak hingga ke pangkal paha Nirmala. "die juga gak pake celana dalem bos,,kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos,,". "yaude,,lepasin jaketnye, Jo,,biar ni cewek telanjang sekalian,,".
"oke bos,,". Ketiga preman itu jadi lengah sehingga otak Nirmala langsung bekerja untuk melepaskan diri dari 3 preman itu. Nirmala mendorong kepalanya ke belakang sehingga mengenai wajah si bos preman. "aarrgghh,,", bos preman itu langsung menjauh dari Nirmala sambil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala Nirmala. 1 preman sudah lepas, 2 more to go. Nirmala mengangkat kaki kanannya sehingga lutut Nirmala langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 preman standing. Nirmala langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket Nirmala. Meski tinju Nirmala lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit. Nirmala pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong. Ada orang keluar dari warung, Nirmala berlari ke arah orang itu, sambil berlari, Nirmala menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket. "tolong pak,,saya mau diperkosa,,", kata Nirmala sambil berlindung di belakang orang itu. "mana Dek,,yang mau merkosa,,", ujar orang itu sambil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah. Nirmala merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu. Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap Nirmala. "pak,,tolong saya,,", pinta Nirmala dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang. "ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek,,", kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat Nirmala seperti tersamber petir. "gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,".
"kok bisa kabur?".
"noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,". "bukan salah gue
bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,". "enak aje,,lo,,bos Hari
juga salah,,". "udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang
kayak bidadari ini,,". "bener juge ape kate lo,,Yo,,". Akhirnya, nama mereka
terungkap juga. Si bos preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama
Taryo, preman yang tadi memegangi kaki Nirmala bernama Bagus, dan preman yang
terakhir bernama Narjo. "ngapain lo kabur tadi,,hah?!", sebuah tamparan
mendarat di pipi kanan Nirmala. "udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die
kapok,,". Dalam waktu sekejap, jaket Nirmala sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari.
"buset,,bodynye bohay banget,,", ujar Narjo. "liat tuh
memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,". "berarti gue yang merawanin,,", kata
Udin. "enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,", balas Hari. "tapi,,ini kan warung
gue,,", balas Udin tak mau kalah. "yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis
minum di warung lo satu minggu ye,,", kata Hari. "sip dah,,nyang penting bisa
merawanin cewek,,". "jangan perkosa saya,,", pinta Nirmala, air matanya pun
mengalir keluar. "diem lo !! ntar lo juga enak,,", ejek Bagus. "kite taro aje
di bangku biar lebih enak,,", usul Narjo. "bener juga lo Jo,,". Narjo &
Bagus mengangkat tubuh Nirmala dan menaruh Nirmala di kursi panjang dari kayu
yang biasa ada di warteg. Bagus & Narjo mengangkat kaki Nirmala ke atas
sehingga vagina Nirmala yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos
dengan sangat jelas. Hari duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi
kedua tangan Nirmala sambil menikmati kelembutan dari bibir Nirmala yang tipis dan
lembut. Nirmala tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi karena kali
ini dia benar-benar tidak berdaya.
Nirmala tidak tau apa yang akan terjadi pada vaginanya
karena pandangannya tertutupi leher Hari. "gue jilat dulu ah,,pengen
tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,", ujar Udin. Udin berjongkok di
depan vagina Nirmala dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif
yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti. "gak ade bulunye
lagi,,jadi tambah napsu gue,,", kata Udin. "udeh,,cepetan lo Din,,ntar
gantian,,", kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir Nirmala lagi. "sabar
nape lo,,". Udin mengelus-elus kedua paha mulus Nirmala hingga menyentuh
pangkal paha Nirmala. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina Nirmala. Udin
semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina Nirmala yang masih sempurna serta
wangi alami dari vagina Nirmala yang dirawat dengan baik oleh Nirmala. Udin
menyapu belahan bibir vagina Nirmala dari bawah ke atas dengan sekali sapuan
saja. Nirmala menggelinjang karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik
yang mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian, Udin menggelitik klitoris Nirmala
dengan lidahnya. "mmmffhh,,", desah Nirmala tertahan bibir Hari. Bagus &
Narjo tidak hanya memegangi kaki Nirmala saja, tapi masing-masing dari mereka
juga 'memegangi' dan meremasi payudara Nirmala. Udin membuka bibir vagina
Nirmala sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina Nirmala yang
terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah. Lidah Udin sudah terselip
di dalam lubang vagina Nirmala. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan
Nirmala agar Udin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina Nirmala.
Nirmala memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan
senang hati menerima serangan lidah Udin. "nnggffhh,,,", suara lenguhan Nirmala
yang masih tertahan bibir Hari. Tubuh Nirmala menjadi tegang karena dia sedang
mengalami orgasme. "ssuurpp,,slluurrp,,", Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes
pun hingga cairan vagina Nirmala tak bersisa. "gimane Din?", tanya Bagus.
"maknyus,,enak banget,,manis 'n gurih,,", jawab Udin. "namanye juga memek
perawan,,", ujar Narjo. "gantian lo Din,,", kata Hari.
"okeh,,". Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina Nirmala hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina Nirmala. Nirmala sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina Nirmala lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya. "akhirnye,,****** gue bisa ngerasain memek perawan juga,,", ujar Udin. Udin sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina Nirmala. "hoi !!", teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar. "siape lo?!", tanya Udin. "jangan ganggu dia !!", teriak orang itu. Udin bergegas memakai celananya lagi. "mao jadi jagoan lo?". Bagus & Narjo melepaskan kaki Nirmala dan maju bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan Nirmala dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin. "lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!", kata orang itu. "oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,", kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo. "nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,". "Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,", perintah Hari. "oke bos,,", jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dengan cepat. Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Narjo menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan. Tapi, dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku tangan kanannya untuk mengenai perut Narjo. Narjo langsung kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Narjo sehingga Narjo langsung terlempar ke samping. "sialan lo !!", Hari & Udin langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan. "awas lo ye,,!!", ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat kencang.
Orang itu mendekati Nirmala yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku. "lo gak apa-apa?", kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan Nirmala. "terima kasih,,", jawab Nirmala masih lemah. "nih,,pake jaket gue,,", orang itu memakaikan jaketnya ke Nirmala setelah Nirmala duduk di bangku. "terima kasih Mas,,". "kenalin nama gue Eno,,". "nama saya Nirmala,,". Ternyata, Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran dia mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Eno tidak mendekati kata ganteng sedikit pun. "ngapain lo malem-malem ada di luar?". "saya baru dateng dari desa Mas,,". "oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,". "gak tau Mas,,". "yaudah,,lo pake celana training gue aja,,", kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya. "makasih Mas,,". "lo mau kemana sekarang?". "mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,", Nirmala berbohong. "mau gue anter?". "ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,", Nirmala menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki. "yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?". "apa gak ngerepotin?". "gak apa-apa,,yuk,,". Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung.
Nirmala memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina Nirmala tertutup juga. Eno datang mendekati Nirmala dengan mengendarai motornya. "ayo,,naik,,". "iya Mas,,". Nirmala naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai. "makasih ya Mas,,", Nirmala turun dari motor. "lo gak pake alas kaki ya dari tadi?". "iya,,Mas,,ilang,,". "oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,". "ntar Mas gimana?". "udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?". "iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,". "yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,". Eno pun pergi meninggalkan Nirmala karena dia ada urusan penting. Nirmala berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya. Tenaga Nirmala tinggal seperempat saja sehingga Nirmala hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa Nirmala ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit.
Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum
masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada. Nirmala masuk
ke daerah komplek itu dengan langkah gontai karena dia sudah sangat lemas.
Battery empty, please recharge. Tenaga Nirmala sudah benar-benar tidak tersisa
lagi kali ini sehingga Nirmala jatuh pingsan di depan sebuah rumah yang besar.
Dengan mata yang samar-samar, Nirmala melihat ada seseorang yang mengangkat
tubuhnya. Setelah itu, Nirmala sudah tak sadarkan diri. Saat bangun, Nirmala
sudah berada di atas ranjang yang sangat empuk. Dia meregangkan tubuhnya alias
ngulet. Battery full. Badan Nirmala sudah benar-benar segar sehabis tidur
sehingga Nirmala memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu besar,
luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya mahal. Nirmala tidak berani
menyentuh apa-apa karena takut ada yang pecah. Nirmala berjalan menuju ke pintu
kamar yang sangat besar. Nirmala membuka pintu kamar itu dan berjalan keluar
dari kamar. Nirmala menjelajahi rumah yang lumayan besar itu dan mencari si
pemilik rumah yang mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah. Tapi,
meski dicari kemana-mana, Nirmala tidak menemukan siapa-siapa di rumah itu.
Jadi, Nirmala hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba Nirmala
mendengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke dalam ruang tamu.
"eh,,kamu udah bangun?".
"bapak siapa?", tanya Nirmala ketakutan. "nama bapak,,Dirman,,kamu?".
"nama saya Nirmala,,kenapa saya ada disini?". "tadi kamu pingsan di depan rumah
bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,". "maaf,,saya ngerepotin bapak,,".
"kenapa nak Nirmala bisa pingsan?". "saya kesasar,,". "oh,,kalo gitu,,nak Nirmala
tinggal disini aja dulu,,". "aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,". "gak
apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak Nirmala tinggal disini
dulu,,". "tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?".
"oh,,nak Nirmala tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,". "oh,,maap Pak,,saya
gak bermaksud,,". "ah,,gak apa-apa,,ayo nak Nirmala,,kita makan,,". "gak usah
Pak,,". "kruukk,,,~~", bunyi dari perut Nirmala yang keroncongan membuat
Nirmala tersipu malu. "tuh kan,,udah ayo kita makan,,", Pak Dirman menarik
tangan kanan Nirmala dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang
makan, pikiran Nirmala bercabang menjadi 2. Yang satu, Nirmala deg-degan dan
khawatir dengan Pak Dirman yang duda karena Nirmala teringat kejadian bersama ayah
angkatnya. Sedangkan, pikiran Nirmala yang lain mengatakan kalau dia pergi
malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh
preman-preman yang sedang mabok. Jadi, Nirmala telah memilih untuk tinggal di
rumah itu untuk semalam. "gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak
punya pikiran macem-macem,,", pikir Nirmala. Pak Dirman memang terlihat seperti
bapak yang baik, tapi who knows?. "makanan sudah siap Pak,,", sapa orang yang
ada di dekat meja makan. "oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?". "saya mah
gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,". Parto berjalan keluar
dari dapur. "ayo,,nak Nirmala,,mari makan,,".
"gak apa-apa nih Pak Dirman?". "gak apa-apa,,hayo
cepet,,mumpung masih anget,,". Pak Dirman duduk lebih dulu, disusul Nirmala
yang masih agak malu-malu duduk di meja makan. "ayo Nirmala,,gak usah
malu-malu,,ayo makan,,". "iya Pak,,". Pak Dirman mulai mengambil makanan
sedangkan Nirmala hanya sedikit mengambil makanan karena Nirmala masih agak
malu-malu. "mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?". "oh boleh,,nak
Nirmala terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,".
"makasih Pak,,saya permisi dulu,,". "oh ya,,ya,,silakan,,". Nirmala mengikuti
arahan petunjuk dari Pak Dirman sehingga dia bisa menemukan kamar mandi.
Setelah buang air kecil, Nirmala mencuci tangannya di wastafel sambil menatap
kaca yang ada di depannya. Nirmala melihat bayangan seorang gadis berparas
cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan
adalah dirinya sendiri. Damn, my beautiful face. Nirmala berpikir kalau saja
wajahnya tidak cantik mungkin hidupnya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan
hidup bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah tidak bisa diganti, operasi plastik
tidak mungkin Nirmala lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja alias
boke'. Nirmala kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di bangkunya.
"ayo nak Nirmala,,makan lagi,,". "aduh,,saya udah kenyang
Pak,,", kata Nirmala sambil meminum sisa air minumnya. "bener nak Nirmala udah
kenyang? gak mau nambah?". "makasih,,Pak,,saya udah kenyang banget,,", Nirmala
merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba
menyerangnya. "padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?", tanya Nirmala
dalam hati. Nirmala mengucek-ngucek matanya. "kenapa? nak Nirmala ngantuk?".
"iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,". "ya sudah,,Parto !!", Pak Dirman
memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang. "ada apa Pak?".
"tolong antarkan Nirmala ke kamarnya,,". "baik, Pak,,". "mari,,nona
Nirmala,,saya tunjukkan kamarnya,,". "terima kasih Mas Parto,,Pak
Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,". "oh,,ya,,gak apa-apa,,nak Nirmala emang
harus istirahat,,". "saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah
bolehin saya makan,,". "udah,,nak Nirmala istirahat sana,,". Nirmala berjalan
di belakang Parto menuju ke kamarnya. "disini,,kamarnya nona,,", Parto membuka
pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah. "terima kasih,,Mas Parto,,".
Nirmala masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan Nirmala.
"akhirnya,,", baru saja Nirmala mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung
tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman Nirmala.
Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang
tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja. Nirmala terbangun dan menyadari kalau dia
sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan Nirmala
terikat ke tiang ranjang dan kaki Nirmala terikat ke tiang ranjang yang lain
sehingga kini, Nirmala dalam posisi X. "tolong,,!!", teriak Nirmala kencang.
Seseorang langsung masuk ke dalam kamar Nirmala. "tolong saya,,Pak Dirman",
pinta Nirmala dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke arah Nirmala yang telanjang
dan terikat ke ranjang. "tolo,,", Nirmala berhenti meminta tolong ke Pak Dirman
karena dia melihat Pak Dirman tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala
lapar. "tol,,mmffhh,,", mulut Nirmala langsung dibukam oleh Pak Dirman.
"gak nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,". Pak
Dirman naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan Nirmala yang
terbuka lebar. Pak Dirman menindih tubuh Nirmala lalu Pak Dirman melepaskan
bungkaman di mulut Nirmala. Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut Nirmala
lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir
bawah Nirmala. Lalu Pak Dirman melumat bibir Nirmala habis-habisan sambil terus
memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Nirmala. Nirmala sadar dia tidak bisa
melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga Nirmala sudah pasrah apa
yang akan terjadi nantinya. Pak Dirman benar-benar mencumbu Nirmala
sepuas-puasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir Nirmala dengan sangat
bernafsu. Setelah puas menikmati bibir Nirmala, Pak Dirman bangkit dari atas
tubuh Nirmala. "badan kamu bagus banget,,". "tolonngg !!". "percuma kamu minta
tolong,,mending kamu pasrah aja,,". Pak Dirman mencengkram kedua buah payudara
Nirmala yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman meremas-remas kedua buah
payudara Nirmala sambil sesekali mencubit payudara Nirmala. Lalu Pak Dirman
mendekatkan wajahnya ke payudara Nirmala, dia mulai menciumi, menggigiti,
mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara Nirmala beserta putingnya.
"oouuummhh,,", sebuah desahan keluar dari mulut Nirmala. Wajah Nirmala merah
seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak
mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan.