Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG DI ATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT

Status
Please reply by conversation.
BAB. 5 Ilmu Penyatuan Tubuh

Suasana pagi terasa sunyi senyap. Seperti biasanya hanya terdengar suara desir angin dan kicauan burung. Diiringi geresek dedaunan yang tertiup angin.Di pagi ini terlihat dari wajahnya Dewa maut seperti orang yang sedang dilanda kebimbangan. Lelaki paruh baya ini benar-benar bingung. Di saat dendamnya belum tuntas dia malah mengalami cacat akibat cara pembalasan dendamnya yang terlalu menganggaap remeh musuh-mushnya.

Dia menyadari kondisinya saat ini yang telah cacat membuat dia tidak bisa dengan sempurna menggunakan ilmu-ilmu kesaktian yang dia miliki. Sementara dia masih harus dan sangat bernafsu untuk membalas dendam.

Kini haarapannya untuk melanjutkan misi balas dendamnya adalah Telasih. Akan tetapi mengajarkan ilmu silat kepada Telasih yang baru diangkatnya jadi murid juga tidak bisa dengan mudah dia lakukan karena keterbatasan tubuhnya yang hanya tinggal punya satu kaki dan satu tangan. Tangan kiri putus dibagian lengan sementara tangan kanan harus menyangga tongkat biar dia bisa berdiri akibat kaki kanannya yang putus dibagian paha.

Dilain pihak Telasih sedang hamil dan usia kehamilannya telah tujuh bulan kini. Walau tubuh Dewa Maut sudah tak sempurna di usianya yang sudah paruh baya tapi dia diam-diam masih memiliki hasrat untuk merasakan tubuh wanita. Dan hasrat itu terus menggoda kala dia bersama muridnya Telasih. Apalagi dia ingat bahwa ilmu kesaktiannya bisa disalurkan dengan cepat melalui persetubuhan. Sebuah ilmu yang dia ingat bernama ilmu Penyatuan tubuh.​

Dengan melakukan totokan dibagian-bagian tertentu ditubuh perempuan yang disetubuhi maka dengan sangat cepat ilmu kesaktian itu berpindah ke tubuh wanita pasangan persetubuhannya. Tentu hanya ilmu tenaga dalam saja yang langsung bisa tersalurkan lewat cara itu. Karena kalau ilmu berupa jurus-jurus pukulan tetap harus dipelajari melalui latihan gerakan. Tapi akan lebih cepat penguasaan ilmu-ilmu itu kalau diawali persetubuhan. Dan latihan gerakan akan dengan mudah dan singkat bisa dikuasi setelah persetubuhan dengan cara-cara menurut petunjuk kitab pusaka Dewa Angkara.

Dewa Maut makin tergoda untuk melakukan itu namun kehamilan Telasih yang mebuat dia ragu. Sebab cara itu sangat membahayakan kehamilan muridnya bahkan bisa mengakibatkan kematian bagi muridnya sekaligus kandungannya. Selain itu Dewa Maut juga ragu apa Telasih mau melakukan persetubuhan dengannya yang telah cacat meski dengan alasan untuk penyaluran ilmu kesaktian.

Setelah menahan godaan sekian lama akhirnya Dewa Maut tak bisa menahan diri lagi. Apalagi setiap hari melihat tubuh telasih yang meski perutnya telah membuncit makin besar tetap saja cantik dan menggiurkan baginya. Hingga akhirnya dia merasa perlu berterus terang pada Telasih tentang hasratnya.

“Muridku ada yang ingin aku bicarakan denganmu.” Ucap Dewa Maut.

“Apa itu guru.”

“Aku harap kamu bisa memahami keinginan gurumu ini!”

“Aku siap guru!”

“Kamu tahu dengan tubuhku yang cacat ini sulit bagiku untuk membalas dendam kepada musuh-musuhku terutama yang membunuh kedua orangtuaku dan yang membuatku cacat. Untuk itulah aku berharap kamu bisa membalaskan dendamku. Tapi dengan tubuh seperti ini sulit bagiku untuk mengajarkan semua ilmu yang aku kuasai.”

“Aku akan berusaha untuk bisa guru!”

“Tapi itu semua baru bisa kamu kuasai kalau berlatih puluhan tahun.”

Telasih terdiam mendengar penjelasan gurunya.

“Ada satu cara untuk bisa menguasai ilmu-ilmu itu dengan cepat!” Dewa Maut menghentikan sejenak kata-katanya.

Telasih menantikan kata-kata gurunya.

“Tapi ini sangat sulit kamu lakukan!’

“Apakah itu guru? Kalau guru perintahkan aku akan lakukan!”

“Ini sangat berbahaya muridku.”

“Demi guru aku akan mau menghadapi bahaya!”

“Kita harus bersetubuh untuk itu muridku!” kata Dewa Maut dengan tegas.

“Apa????”

Telasih kaget tak membayangkan hal itu yang akan dia dengar dari mulut gurunya. Tak pernah terbayang bahwa ada sebuah ilmu bisa dikuasai dengan melakukan hal semacam itu.

“Bagaimana kamu siap?”

Telasih berpikir sejenak sambil menundukan wajahnya. Kemudian dia mengangkat wajahnya menatap sang guru. Setelah mengalami pemerkosaan itu Telasih memang telah pasrah dengan jalan hidupnya. Dia tidak peduli lagi akan menjadi seperti apa masa depannya, apalagi kini dia hamil akiba ulah pemerkosa.

“Aku siap melakukannya guru!”

“Tapi ini berbahaya bagi kehamilanmu.”

“Aku tidak peduli guru. Demi guru aku siap.”

Dewa Maut sangat terharu mendengar ucapan muridnya. Sekaligus hasrat birahinya bangkit. Segera dia mendekati muridnya itu dengan penuh nafsu. Meski dia hanya menggunakan tonggat saat mendekati Telasih muridnya yang cantik. Dia memeluk tubuh telasih dengan tangan kanannya kemudian dia mencium wajah muridnya itu. Wanita itu dengan pasrah membiarkan gurunya melakukan apa yang dia mau.

Setelah puas mencium wajah telasih, perlahan-lahan Dewa Maut membuka pakaian muridnya itu sehelai demi sehelai, hingga Telasih bugil dengan tubuh buncitnya. Dewa Maut kemudian berjongkok didepan Telasih dan memperhatikan kemaluan muridnya, sangat cantik dan indaj sekali, berwarna merah muda. Gairahnya makin membara, langsung Dewa Maut menciumi perlahan-lahan. Mulutnya dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluan muridnya dan lidah Dewa Maut menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluan muridnya. Telasih segera merasa badannya bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepala gurunya.

”Oohh.., oohh.., oohh..!” keluar rintihan dari mulut Telasih.

Mereka akhirnya saling bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

“Aahh.. aahh..” jeritan Telasih disertai dengan merapatnya kedua paha, serta dicakar-cakarnya punggung Dewa maut gurunya. Kemudian dia menjepit kepala gurunya itu, sampai akhirnya dia terkulai dan ambruk dilantai pondokan tempat mereka tinggal, sementara Dewa Maut terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubuk memek muridnya.

“owh.. auuow..” rintih Telasih.

Dia telentang pasrah sambil menarik nafas panjang, pandangan matanya menerawang ke langit-langit pondokan. Beberapa saat kemudian Telasih memegang kejantanan gurunya dan langsung diarahkan ke selangkaangannya, lalu Dewa Maut dengan segera menotok paha kanan dan kiri Telasih kemudian payudara kanan dan kri. Terus bagian pusar Telasih ikut di totok. Semua dia lakukan dengan tangan kanannya. Setelah itu dia mulai mengayuh kejantanannya perlahan-lahan, setelah sekian lama kayuhannya makin cepat. Telasih segera menggoyang pinggulnya dengan cepat karena kelihatan bahwa dia sudah mulai terangsang hebat. Dewa Maut tambah semangat juga memompa tubuh muridnya.

“Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Telasih mengerang tak beraturan, tangannya menahan tubuh Dewa Maut agar tidak menindih perutnya. Bibirnya tampak meracau dan merintih, Dewa Maut semakin bernafsu, dimatanya Telasih saat ini adalah wanita yang haus birahi dan minta dipuaskan, tanpa berpikir akan kehamilannya.

“Ouuhh.. aaahhh…” Telasih menjerit sambil tangannya terus menahan tubuh gurunya.

“Seerrr… serrr..”

Dewa Maut merasakan ada cairan hangat yang membasahi kejantanannya yang sedang tertanam di dalam kemaluan muridnya. Telasih mengalami puncak kenikmatannya. Dewa Maut belum mendapat kepuasannya. Dia memberi kesempatan Telasih sejenak memulihkan nafasnya untuk kemudian kembali memompakan kejantanannya. Telasih menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang perkasa milik gurunya. Dia semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan.

Tangan Dewa Maut menggapai buah dada muridnya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu diremas-remas serta dipilin putingnya. Akhirnya Dewa Maut merasa akan keluar dan inilah saatnya. Dia menotok kelentit Telasih.

“Arghhhhhhhhhhh..” cairan cinta menyemprot di dalam rahim Telasih bersamaan dengan cairan kenikmatan Telasih yang keluar lagi.

Kemudian Telasih merasakan tubuhnya memanas dan dia menjerit keras sekali.

Dewa Maut melepas kontolnya dan berguling kesamping sementara Telasih terus menjerit kencang bersamaan dengan itu dari memeknya menyembur darah. Tubuh Telasih memerah karena rasa panas yang timbul akibat persetubuhan dengan menggunakan totokan-totokan dari ilmu yang diajarkan dalam kitab pusaka Dewa Angkara.

Tak lama kemudian dia tak sadarkan diri dengan tubuh memerah karena panas yang tinggi.

***

Tak terasa Mahesa telah enam bulan lebih menjadi suami dari Savitri. Sejak menikah pasangan Mahesa dan Savitri memilih untuk tinggal sendiri di bagian lain lereng gunung Lawu karena ingin hanya berdua saja. Meski jaraknya tidak begitu jauh dari padepokan Gunung Lawu.

Setelah hasrat dan angannya untuk meraih cinta Savitri tercapai Mahesa merasa sudah saatnya bagi dia untuk menjadi manusia yang baik. Melupakan masa lalu yang penuh dengan dendam dan kebencian kepada orang lain. Keinginan melecehkan wanita-wanita cantik akibat dendam karena ditolak cintanya diusirnya jauh-jauh. Dendam karena perjuangan untuk menjadi seorang pendekar begitu sulit karena penolakan dari guru-guru silat dan padepokan-padepokan juga mulai dilupakan.

Kini Savitri telah mengandung buah hati mereka. Kehamilan Savitri membuat Mahesa makin memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi. Usia kehamilannya sudah lima bulan. Kehidupan yang tenang, jauh dari gejolak rimba persilatan yang memang kini telah tenang sejak pertempuran di kediaman ki Pawaka benar-benar dinikmati oleh Mahesa.

Ki Wajrapani pimpinan Padepokan Gunung Lawu sekaligus ayah dari Savitri tentu sangat bahagia dengan perkembangan yang dialami oleh Savitri. Harapannya akan bisa menimang cucu tidak lama lagi akan terwujud.

Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd