Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Devil: RESET (Rayuan Iblis)

Status
Please reply by conversation.
Episode 4


Jessica


Hani


Seorang gadis lalu turun dari tangga ruang tengah. Aku menengok dan aku terkejut dengan apa yang aku lihat

“ Jessica?!”

Ia di dunia baru ini dan sebagai kakakku?! Ada apa ini?! Tapi aku tidak pernah menulis menulisnya. Rambutnya tidak lagi merah, tapi hitam seperti manusia biasa.

“ bagaimana bisa?!”

Gumamku dalam hati. Aku seperti melihat hantu. Terakhir aku menemuinya, ia di telaga mimpi. Ia mengatakan umurnya tidak lama lagi karena kekuatannya meredup. Lalu kami bertemu di sini, di dunia baruku. Apa itu benar dia? Bukan orang lain?

“ kenape lu? Tiap lihat gua kayak lihat hantu”

Gerutu Jessica. Di dunia ini namanya Isa.

“ ga kak”

Jawabku sopan. Isa menatapku sinis

“ dih, tumben sopan”

Jawab Isa kesal. Sari menahan tawanya, ia berdiri lalu menyalami Isa

“ kak”

Sari membungkuk mencium tangan Isa.

“ elu Sar, santai aja ama gue.”

Jawabnya sambil tertawa. Aku masih ingat aku sering menggenjot memeknya, memuaskan nafsuku dengan tubuh indahnya. Kini sekarang ia kakakku? Ibu menaruh makanan di atas meja. Aku tersadar dari lamunanku

“ ada siapa di atas?”

Tanya ibuku

“ biasa bu, anak-anak.”

Jawab Isa.

“ ga diajak makan di bawah kak?”

Sahut ayahku. Isa menggeleng kepala

“ ntar diabisin Pa sama anak-anak. Lagian mereka lagi makan seblak kok diatas”

Kakakku di atas bersama teman-temannya? Apa itu artinya mereka mendengar aku entot-entotan dengan Dewi?

“ temen kamu itu, kebiasaan ga pulang-pulang”

Gerutu ibuku. Sari dan Hani hanya senyum-senyum

“ udah ah, makan yuk. Isa dah laper”

Ia langsung menyantap masakan ibu. Aku tidak tahu selera makannya sebagus itu. Ia sangat lapar. Aku baru sadar aku tidak pernah melihatnya makan. Aku hanya sesekali melihatnya minum itu pun tidak banyak

Sari dan Hani ikut makan. Ayahku makan dengan tangan. Ibuku makan dengan sendok. Ibuku dulu juga makan seperti itu. Aku rindu saat-saat ini. Tapi kali ini keluargaku lebih ramai. Ada Isa sebagai kakakku, Sari sebagai salah satu pacarku dan Hani sebagai teman sekelasku

Masakan ibu rasanya masih sama. Sari memasak sore tadi tapi ibu juga memasak sambal dan sayur asam sebagai tambahan. Rasanya masih sama seperti masakan ibuku. Aku menyantapnya dengan lahap. Sari menatapku dengan tersenyum. Hani juga tersenyum

“ heh rakus! Jangan diabisin tempe sambelnya!”

Gerutu Isa. Aku agak kaget saat ia membentakku

“ iya sorry”

Jawabku sambil tersenyum


“ senyum-senyum! Sok baik! Lu abis ngapain hari ini hah?!”

Bentak Isa lagi. Aku menahan tertawaku. Sari ikut tersenyum. Hani menggeleng kepala

“ udah-udah! Kalian berdua ini, ada tamu ga ada tamu berantem terus! Itu masih banyak tempe sambelnya. Ambil sendiri”

Sahut ibuku. Isa lalu diam. Ia berdiri dan mengambil tempe sambil di dapur.

“ abisnya Billy nyebelin Ma!”

Gerutu Isa.

“ Isa! Kamutu dah gede. 22 tahun. Bukan mahasiswa baru lagi. Bersikap Dewasa!”

Sahut ibuku lagi. Isa makin tantrum. Ia berjalan kesal sambil menghantam bumi lalu kembali duduk

“ awas ya lu!”

Gerutu Isa. Ia lalu melahap tempe sambel itu dengan lahap.

Makan malam selesai. Isa menaruh piringnya di dapur lalu kembali ke atas. Ia berjalan dengan kesal

“ Isa! Cuci piring!”

Teriak ibuku

“ eh ga usah Tante, biar Sari aja”

Sari buru-buru mengambil piring dan mencucinya

“ tolong ya Sar!”

Teriak Isa.

“ beres kak?!”

Sahut Sari senang. Ibuku hanya menggeleng kepala

“ kapan mau mandiri ini anak”

Gerutu ibuku. Isa kembali ke atas. Hani lalu duduk di ruang tengah bersamaku. Ayahku lalu masuk ke kamarnya di lantai 1.

“ Ibu, Sari sama Hani permisi dulu. Makasi udah diundang makan malamnya. Mbak pulang dulu ya Bill”

Sari dan Hani hendak pulang, aku malah ikut keluar dan mengambil sendal

“ mau kemana lu?

Tanya ibuku.

“ anter mbak Sari sama Hani, Ma. Kan malam bahaya kalo jalan sendirian”

Hani dan Sari tertawa terbahak-bahak

“ ngaco kamu, orang rumah sebelahan mau dianter. Modus”

Gerutu ibuku kesal

“ udah ma, siapa tahu Billy masih mau ngobrol.”

Sahut ayahku sambil menuangkan air dari dispenser ke cangkirnya

“ boleh, tapi ga boleh lama!”

Jawab ibuku.

“ siap Ma!”

Sari dan Hani makin tertawa. Ibu lalu menutup pintu dan aku lalu berjalan malam ke rumah sebelah

“ kakak kamu itu lucu ya Bill. Pantes aja kalo di sekolah di kirain anak kampus sebelah”

Ucap Hani. Isa memang tampak lebih muda dan lebih menggemaskan ketika berpakaian santai seperti tadi

“ iya emang,”

Jawabku sambil tertawa kecil

“ terus kakak keliatan tuanya gitu?”

Goda Sari. Aku tertawa sambil menggeleng kepala

“ ga kok kak, kalo kakak cantiknya itu dewasa dan berwibawa gitu.”

Sahut Hani membela diri

“ alah alesan”

Jawab Sari tak percaya. Hani masih tertawa

“ tapi bener kok, Mbak Sari cantiknya itu anggun, dewasa”

Jawabku. Sari tersenyum malu. Hani menatap kami berdua lalu membuka pagar rumah

“ kak, aku masuk duluan ya”

Sahutnya.

“ iya-iya”

Jawab Sari. Hani lalu masuk. Kami lalu berduaan di depan rumahnya

“ makasi ya Bil, hari ini aku udah diundang makan malam dengan keluarga kamu”

Ucapnya. Aku tersenyum

“ aku yang makasi. Kamu udah mau makan malam sama mama Papa dan kakak aku. Jadi kita bisa saling kenal dan makin dekat”

Jawabku. Sari makin tersenyum malu. Ia tiba-tiba mencium pipiku.

“ ga salah deh, aku mutusin buat buka hati aku buat kamu”

Sahutnya. Aku terkejut. Aku tersenyum lebar lalu mencium pipinya. Sari tersenyum malu.

“ mau mampir?”

Tanyanya malu. Aku mengangguk

“ boleh”

Jawabku. Ia tertawa geli. Ia lalu mencubit pipiku.

“ nanti mama kamu nyariin lagi”

Godanya sambil mencubit pipiku gemas. Ia melepas tangannya dari pipiku dan tertawa. Ia lalu masuk ke dalam rumahnya dan melambaikan tangan

“ dadah Billy!”

Aku memberanikan diri mendekat dan mencium bibirnya. Sari terkejut bukan main. Kami pun bercumbu. Ia memejam mata dan mencium bibirku dengan pelan dan penuh perasaan.

Aku mencium Sari malam itu. Ia tersenyum malu. Ia melambaikan tangan sekali lagi dan kami kembali ke rumah masing-masing. Ayah dan ibuku kembali ke kamar. Aku naik ke atas. Aku masih penasaran dengan Jessica. Aku naik untuk bertemu dengannya

Isa sudah menungguku di depan kamarnya. Sepertinya ia baru keluar dari kamarnya. Ia menatapku sinis. Ia lalu maju dan membentakku

“ heh lu abis ngapain sama si Sari?!”

Astaga ini benar Jessica. Dari suaranya, tatap matanya, tinggi badan dan peluk tubuhnya. Ini Jessica 100 persen. Satu-satunya perbedaan adalah rambutnya. Dan cara bicaranya yang lebih santai

“ ditanyain bengong! Lu apain si Sari?!”

Aku lalu tersadar

“ enggak kak, anterin doang”

Ia menatapku curiga.

“ gua ga percaya. Denger ye. Gua tahu lu suka bawa cewek ke kamar. Gua tahu lu ngapain. Lu harusnya makasi sama gue karena udah ga cepu sama Mama Papa! Awas kalo lu sampe cari muka lagi sama Mama!”

Hmm apa dia semarah itu karena tempe sambel itu!

“ pokoknya ga ada cari muka cari muka lagi. Sebagai adek lo harus nurut sama gue!”

Aku lalu tertawa kecil di depannya

“ iya kakak, iyaaaa”

Jawabku santai

“ iya iya doang”

Astaga dia sangat menggemaskan. Aku lalu mencubit pipinya gemas

“ ihhhhh”

Isa tertawa kesal. Ia lalu mendorongku

“ apaan sih cubit-cubit. SAKIT!”

Ia lalu menendang kontolku sekuat tenaganya

“ AAAAAAAAAA”

Aku merasa sakit bukan main.

“ genit! Awas lu macem-macem sama gua!”

Teman-teman kak Isa mengintip dari kamarnya. Mereka semua tertawa. Aku sakit bukan main. Tapi aku juga tertawa terbahak-bahak melihat tingkah konyolnya. Isa kembali ke kamarnya. Aku berdiri sambil meringis kesakitan

“ Isa gua ngamar sama adek lu boleh ya”

Goda temennya

“ ENGGA”

Teriak Isa. Aku kembali tertawa. Ia lalu membanting pintu. Astaga ia sangat kekanak-kanakan di kehidupan baruku ini.

Aku ke kamarku. Aku melihat ke sekitar. Aku menggenjot Dewi sore ini dan mencium Sari malam harinya. Bukan hanya terlahir sebagai muda tampan dan kaya yang aku sukai, tapi bisa akur dan mesra dengan Dewi seperti sore tadi, sudah terasa seperti mimpi. Aku melihat ke kaca, dan melihat bayangan diri baruku. Aku tidak mengenali diriku sendiri. Tapi diri baruku, bahkan lebih sempurna dari Billy yang dulu. Aku tersenyum puas.

Aku lalu mandi. Aku berbaring santai di bathup. Rasanya santai sekali. Belum sehari aku melalui hidup baruku dan aku sudah sangat menyukainya. Kuharap tidak ada lagi drama seperti Eros gila yang mengubahku menjadi Santo lagi. Semoga saja.

Aku berganti pakaian. Aku duduk di kasurku. Aku melihat kamarku. Ada ps5, xbox, laptop, komputer, tab nintendo. Aku kembali ingat kalau aku baru 18 tahun di kehidupan baru ini. Aku masih remaja. Tapi aku masih bersikap seperti diri lamaku. Apalagi saat di depan Sari dan Dewi. Aku lupa jika aku jauh lebih muda dari mereka. Apa aku tetap bersikap dewasa atau mulai bersikap seperti sesuai umurku? Aku menghidupkan tv dan mulai menonton

Aku mengambil handphoneku. Jika aku baru 18 tahun itu artinya setidaknya aku punya sosial media. Aku buka Instagramku lalu membuka profilku sendiri. Aku sangat terkejut. Aku sampai bangkit dan duduk di atas kasurku.

“ hah?! 90 juta follower!!!”

Aku memang menulis jika diriku terlahir dari keluarga kaya dan disukai semua orang. Tapi punya 90juta follower! Aku tidak menulis itu! Apa yang terjadi?! Hanya ada 70 following di akunku itu. Mama, Papa, Isa, Sari, Hani, dan siapa mereka semua? Aku bahkan tidak memfollow Dewi. Apa hubungan kami serahasia itu? Aku mengecek followingku dan aku terkejut mengetahui setiap artis Korea, Jepang, bahkan sampai Hollywood mengikutiku. Yang paling mengejutkan adalah fotoku hanya 3 di akun itu.

“ gila”

Itu benar. Semua ini gila. Aku mencari ayahku di Google dan ayahku memang salah satu orang terkaya di Asia. Bukan Chindo tapi asli Indonesia. Namun tampaknya bukan itu yang membuatku disukai semua orang. Ada satu foto yang aku unggah dan foto itu viral di mana-mana. Aku mengecek dm-ku dan ada banyak tawaran kerja sama sampai tawaran acting di Hollywood

“ hebat”

Pamorku bahkan melebihi diri lamaku. Mereka mendewakanku. Bahkan handphone tuaku yang model lama ini, jadi favorit semua orang dan harganya menjadi sangat mahal. Aku tertawa. Aku bahkan mendapat lebih hebat dari yang aku harapkan.

Aku kembali ingin tahu dengan kehidupan baruku ini. Tidak banyak informasi tentang Sari di internet. Hanya ada artikel di mana dia nobatkan sebagai salah satu dokter termuda di Indonesia. Hampir tidak ada informasi tentang Dewi, Caca, Sika dan yang lain kecuali akun ig mereka sendiri. Aku membuka chat dan mengirim pesan ke Dewi

“ sayang”

Tulisku. Ia segera menjawabnya

“ belum tidur sayang?”

Jawabnya.

“ belum”

Jawabku. Ia lalu mengirim pesan suara

“ tidurlah, besok masuk pagi lho”

Sahutnya. Aku menekan tombol panggilan video lalu mulai menelponnya

“ genit ya kamu”

Dewi mengangkatnya. Ia hanya mengenakan kaos. Ia tidak mengenakan hijabnya. Aku rindu penampilannya seperti ini. Aku tersenyum

“ aku kangen kamu”

Jawabku. Ia tertawa

“ kan tadi ketemu, genit ih”

Aku makin tertawa. Kami pun mengobrol. Aku tidak tahu kapan terakhir aku melakukan panggilan video kepada Dewi di kehidupan ini tapi sebagai Santo dan Billy yang lama, sudah lama sekali sejak aku menelponnya seperti ini. Aku rindu saat-saat ini. Ia berubah saat tahu Billy adalah Santo

“ ngantuk, cium dulu”

Ia masih manja seperti dulu. Rasanya aku ingin menangis. Terima kasih, kepada siapa pun yang memberiku kehidupan ini. Hari ini, aku sangat senang. Aku lalu menciumnya mesra lewat handphoneku. Dewi tertawa

“ kamu lucu deh”

Ia melambaikan tangan. Ia mengakhiri panggilan. Aku menaruh handphoneku. Aku pejamkan mataku dan tidak lama tertidur dengan tv menyala.

Dahulu setiap kali aku tertidur, maka aku terbangun di telaga mimpi, dengan senyum Jessica menyambutku. Kini begitu aku tertidur sesuatu terjadi. Aku merasa ada yang salah dengan kasurku. Kasurku terasa keras dan kasar. Saat aku bangun aku ternyata tertidur di atas rumput

“ hah?!”

Aku melompat terkejut. Aku terbangun bugil. Aku melihat tubuhku namun keadaan saat itu gelap dan penuh kabut. Apa aku bermimpi? Apa semua itu ilusi? Tapi aku sadar jika ini tubuh baruku bukan tubuh Santo. Setidaknya panjang kontolku berbeda. Aku merasa dingin. Aku tidak bisa melihat apa-apa karena sekitarku gelap dan penuh kabut

“ halo?! Jessica?! Halo?!”

Aku berteriak. Sesuatu seperti bergerak. Aku mulai takut bukan main. Kurasa teriak bukan ide bagus. Aku pun siaga. Sesuatu bergerak di sekitarku dan aku tidak bisa melihat. Aku memutuskan untuk berjalan. Aku gemetar karena dingin dan ketakutan

Apa ini mimpi buruk? Tapi ini nyata sekali! Apa yang terjadi! Ataukah semua itu hanya mimpi? Aku berhalusinasi? Tidak! Itu semua nyata! Itu tidak mungkin mimpi. Aku mendengar suara gerakan itu lagi. Aku sadar itu suara langkah kaki. Bukan satu atau dua. Tapi banyak. Mungkin belasan atau puluhan.

“ hei ganteng! Hahahahahahahahaha!”

Aku mendengar suara wanita menyapaku. Lalu aku mendengar suara tawa menyerupai tawa kuntilanak. Aku mulai berlari ketakutan. Aku berteriak kuat. Langkah kaki itu mereka mengejarku. Aku berlari terbirit-birit. Ini mimpi buruk.

“ kedebruk!”

“ awww!”

Aku tersandung sesuatu. Keras seperti batu. Suara tawa itu, mereka di depanku. Mereka mengepungku. Aku harus melakukan sesuatu aku harus melawan! Aku menoleh ke belakangku. Aku melihat sesuatu. Benda yang kusandung itu ternyata BATU NISAN!

“ huaaaaa!!”

Aku takut bukan main. Mereka mengepungku dan aku sangat ketakutan. Aku harus lari dari tempat ini
 
wehhh makin seru aja

cuma penasaran gimana cara billy depetin isa secara dia jadi kakaknya

hahahah lanjutkan suhuuuuuuuu @Mashiro999
Siap lanjutkan hu
Nanti pasti mengalir dengan sendirinya :ampun:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd