Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah perlu cerita ini dibuat multi POV agar tidak monoton ?

  • Ya

    Votes: 53 57,0%
  • Tidak

    Votes: 40 43,0%

  • Total voters
    93
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ketinggalan lagi udah kelewat 2 part. Mantap Om @BonaFide,

Tetap semangat Om dalam bekerja dan berkarya.
Sukses selalu menyerataimu dan sehat selalu. :top:
 
Pembuktian

Nafas tante jen masih terengah-engah saat tubuhnya kugulingkan dari atasku. Aku bangun lalu kuposisikan tubuhku di samping tante jen. Kutolehkan wajahnya menghadapku lalu kucium bibirnya sambil kuremas payudaranya dengan sebelah tanganku untuk membangkitkan lagi gairahnya. Tante jen yg belum sepenuhnya pulih dari sensasi orgasme pertamanya membalas ciumanku dengan semangat sambil melenguh menikmati remasan tanganku di payudaranya. Dia memiringkan tubuhnya menghadapku kemudian menarik leherku untuk memperdalam ciuman kami.

Ditengah ciuman kami, aku melenguh saat tangan tante jen menggapai penisku lalu mengocoknya. Aku membalas perlakuan tante jen dengan memindahkan tanganku ke vaginanya, sementara pekerjaan tanganku di payudaranya kugantikan dengan mulutku. Sambil mencumbu payudara dan putingnya dengan mulutku, kumainkan vaginanya dengan tanganku. Tante jen mendesah keras saat dua jariku masuk untuk mengobel vaginanya sedangkan jempolku menggesek klitorinya. Remasan dan kocokannya di penisku juga makin liar dan tak beraturan.

Keringat mulai membasahi tubuh kami berdua. Dinginnya AC tidak sebanding dengan panasnya permainan kami. Cukup lama kami saling merangsang dengan posisi seperti itu, sampai tiba-tiba,

"Aaarrgghhh... Udaahhh.. udah ray !! Ooohhh.. gue udah nggak tahaaann.. Aaahh.." kata tante jen sambil menjambak rambutku dan menahan tanganku yg sedang maminkan vaginanya

"Cepet ambil kondom di tas gue trus pake !" lanjutnya sambil mendorongku, membuat mulutku yg sedang mengulum putingnya dan tanganku yg sedang mengobel vaginanya terlepas.

Aku segera meraih tas tante jen untuk mengambil kondom lalu memasangnya di penisku. Setelah kondom terpasang, aku kembali ke posisiku, sedangkan tante jen yg terlihat sudah tidak sabar langsung membalikkan tubuhnya memunggungiku dengan bertumpu pada sikunya sehingga tanganku yg juga kugunakan untuk menyangga tubuhku berada dibawah ketiaknya. Dia kemudian merapatkan punggungnya ke dadaku sambil menunggingkan bokongnya dan mengangkat sebelah kakinya.

Melihat ketidak sabaran tante jen, keusilanku tiba-tiba muncul. Kuraih penisku lalu kuarahkan ke vaginanya, tapi tidak segera kumasukkan. Penisku hanya kugesek-gesekkan saja ke vagina dan klitorisnya. Sesekali kumasukkan kepala penisku ke vaginanya, tapi saat tante jen mulai mendesah sengaja kucabut dan kugesekkan lagi.

"Cepet masukin kontol lu ray !! Memek gue udah gatel banget !! Uuuhhh..." kata tante jen yg makin tidak sabar

"Udah nggak tahan ya tan ??" Bisikku sambil menjilati telinganya dan terus menggesekkan penisku ke vaginanya

"Anjing lu ray !! Jangan main-main, cepetan masukin !!" Katanya marah

"Mintanya yg halus dong tante hehehe" kataku semakin menggodanya

"Aaahh.. pleaseeee raaayyy.. cepet masukin kontol luu.. gue udah nggak ta.. AAAAAARRRGGGHHH.."

Omongan tante jen terputus oleh desahannya saat penisku secara tiba-tiba kusodokkan kuat-kuat sampai amblas ke vaginanya. Sambil melenguh dan meremas payudara tante jen, aku tersenyum puas karena berhasil menggodanya.

"Anjing!! Sialan lu ray !! Uuugghh.. tahan dulu ray.. mmmhhh.. memek gue sakiit.. uuugghh.. penuh banget.." kata tante jen sambil mencengkram pinggulku

"Mmmhhh.. genjot ray !!" lanjutnya beberapa saat kemudian

Saat cengkraman tangannya terlepas dari pinggulku, aku mulai bergerak maju mundur menggenjot tante jen. Tanganku yg berada di bawah ketiaknya trus meremas payudaranya dan memilin putingnya bergantian sedangkan sebelah tanganku kugunakan untuk menahan kakinya yg terangkat. Licinnya kondom yg kupakai dan vagina tante jen yg sudah becek dari tadi memudahkan laju penisku. Meskipun vaginanya sudah tidak terlalu sempit, tapi cengkramannya masih lumayan terasa.

"Aaaahhh.. enaakk rayy.. genjot memek gueeeehh.."

"Oooohhh.. teruuusss.. cepetin rayy !! Aaahh..."

"Iyaa.. ssshhh.. gitu ray.. aaahhh.. sodok memek guehhh.. yg kenceng.. aahhh.."

"Aaaahhh.. cepetin lagii.. aahh.. yeesss.. ssshhh.."

"Mmmhh.. yaaahh.. remes yg kenceng tetek gue ray.. oooohhh.."

Tante jen terus mendesah sambil memberikan perintah padaku. Suara berturan pantatnya dengan pahaku juga terdengar makin keras. Saat aku bergerak maju untuk menyodok vaginanya, dia menggerakkan pinggulnya berlawanan arah denganku hingga membuat penisku menancap semakin dalam di vaginanya. Makin kencang genjotan dan sodokanku di vaginanya, makin kencang dan liar pula desahan serta gerakan tubuhnya. Tanganku yg sedari tadi kugunakan untuk menahan kakinya kualihkan untuk menggesek klitorisnya.

"Oooohhh.. iyaaahh gituuu.. teruuuss ray.. ssshhh.. enaaak bangeet.. oooohhh.. guee mau keluarr.. teruuusss.. kencengin lagiii rayy !! aaahhh fuuuck.."

Saat nafas tante jen makin terburu dan tubuhnya mulai bergetar pertanda orgasmenya sudah dekat, kupercepat tempo genjotanku dan kuperkuat sodokanku ke vaginanya. Getaran tubuhnya makin kencang saat tanganku ikut memberikan rangsangan tambahan dengan terus meremas payudaranya dan menggesek klitorisnya sembari menahan tubuhnya agar tidak bergerak terlalu liar.

"Mmmmhhh.. enaaakkhhh.. genjoot terussss memek gueehh.. ooohh.. remess tetek gueehh.. ooohhh.. gosookk itil gueeehh.. aaahhh raayyy.."

"Aaaahh.. dikit lagii.. ssshh.. dikit lagiii raayy.. terusss.. aaahhh.. genjot terusss.."

"Aaahhh.. aahh.. gue mau keluarr.. gue mau keluaaarr raayyy.. uuuuhhh.. terussss.. GUE KELUAR.. GUE KELUAR RAYYY.. AAAHHH.. ANJIIIING.. AAAAAAAKKKKKKKKHHHHHH..."

Aku menghentikan gerakanku setelah menyodokkan penisku dalam-dalam ke vagina tante jen saat dia mencapai puncak kenikmatannya. Jeritan kenikmatannya terdengar memenuhi seluruh kamar. Kupeluk tubuhnya yg menegang lalu bergetar hebat akibat orgasmenya sambil kuciumi kepalanya. Kedua tangannya mencengkram tanganku yg melingkar di tubuhnya.

"Ooooohhhh... Enaaak bangeeet raaayy..."

Setelah berkata seperti itu, tubuh tante jen melemas di pelukanku. Meski tubuhnya sudah berhenti bergetar, nafasnya masih terengah-engah mirip orang habis lari marathon.

Aku tidak membiarkan tante jen berlama-lama beristirahat menikmati orgasmenya. Tadi dia sempat meragukanku, jadi aku bertekad membuatnya orgasme berkali-kali sampai dia puas dan minta ampun padaku. Masih dengan kelamin yg menyatu dan memeluk tubuhnya, kuterlentangkan tubuhku hingga tante jen berada di atasku. Kugerakkan lagi pinggulku untuk menggenjot vaginanya yg banjir oleh cairan orgasmenya sambil kuremas payudaranya dan kugesek klitolisnya dengan kedua tanganku.

"Aaaaaahhhhh.. yeeeesss.. iyaaahhh.. genjot lagi memek gue raayyy.. ooohhh..."

Bukannya menolak, tante jen malah nampak menikmati dan senang saat vaginanya kembali kugenjot. Dia bahkan membantuku dengan menggerakkan tubuhnya naik turun berlawanan arah dengan gerakan pinggulku. Desahan dan lenguhan kenikmatannya kembali terdengar disela nafasnya yg memburu. Ditengah gerakan kami yg makin liar, tante jen tiba-tiba berteriak,

"Stop !! Stop !! Berhenti dulu raay !!"

Setelah aku berhenti bergerak, tanpa melepas penyatuan kelamin kami, tante jen bangkit dari atas tubuhku lalu memutar tubuhnya menjadi berhadapan denganku. Posisi kami saat ini adalah woman on top. Aku tidur terlentang sedangkan tante jen duduk diatas selakanganku.

Dengan bertumpu pada kedua lututnya dan kedua tangannya yg berada di dadaku, tante jen mulai bergerak naik turun diatasku. Kubiarkan dia mengejar kenikmatannya sendiri dengan menunggangiku. Aku hanya membantu memberikan rangsangan tambahan dengan meremas payudaranya dan memilin putingnya dengan kedua tanganku. Dengan posisi seperti ini aku bersyukur karena bisa beristirahat dan menabung tenaga untuk sesi selanjutnya.

"Aaahh.. aaahhh.. yeeaahh.. kontol lu enak bangett rayy.. ooohhh.."

"Memeekk gueehh ssshh.. enaakk nggak raayy ?? Ooohhh..." tanya tante jen disela desahan dan genjotannya

"Enaak banget tante.. uuugghh.. goyaaanng teruuuss tan.. yg kenceeeng.. aaahh.." kataku menyemangatinya

Sekitar sepuluh menit tante jen menggenjotku, tanda-tanda orgasmenya mulai nampak. Tubuhnya mulai bergetar dan nafasnya memburu. Otot vaginanya juga makin terasa mencengkram penisku. Dia bergerak makin cepat dan liar. Dia juga menghentakkan pantatnya sekuat tenaga sampai penisku mentok ke dinding rahimnya. Beberapa saat kemudian, tante jen tiba-tiba menjerit dan berhenti bergerak. Tubuhnya kembali menegang kemudian bergetar hebat saat dia mencapai orgasmenya.

Tanpa memberi jeda pada tante jen untuk menikmati sensasi orgasme ketiganya, aku bangkit lalu mendorong tubuh tante jen yg masih bergetar hingga terlentang di kasur. Kedua kakinya kutarik lalu kusampirkan di bahuku. Semua gerakan itu kulakukan tanpa melepaskan penisku dari vaginanya yg masih berkedut akibat orgasmenya. Setelah memantapkan posisiku, kugenjot lagi vagina tante jen langsung dengan tempo cepat.

"Aaaaakkkhhhh... berhenti duluu raaayyy.. aaaahhh.." desah tante jen saat aku mulai menggenjot vaginanya

Tidak kupedulikan tante jen yg menyuruhku untuk berhenti. Aku yg sudah bertekad untuk membuatnya orgasme berkali-kali terus bergerak seperti orang kesetanan. Kukerahkan semua tenagaku yg sudah terkumpul saat posisi WOT tadi untuk menggenjot vaginanya. Tante jen sampai meraung-raung dan mendesah keras saat vaginanya kusodok sekuat tenaga. Suaranya sampai serak dan nafasnya makin tersengal saking seringnya dia mendesah dan menjerit. Aku terus menggenjot tante jen dengan posisi seperti itu sampai dia dua kali orgasme dengan tenggang waktu yg tidak terlalu jauh.

Meskipun sudah berhasil membuat tante jen lemas tak berdaya karena sudah orgasme sebanyak lima kali, aku masih belum merasa puas. Aku mencabut penisku yg masih berkondom, membalik tubuh tante jen kemudian menarik pinggulnya sampai dia menungging di depanku.

"Oooookkkhhhh... Ampuuuun... Ampuuuun raayyy.. ooohh.. ampuuun.. gue udah nggak kuaatt.." kata tante jen saat kumasukkan lagi penisku ke vaginanya dengan sekali hentakan keras

"Udah, nikmatin aja tan. Tadi tante sendiri kan yg minta di puasin ?? Lagian gue juga belum keluar nih tante.." balasku tidak peduli

Akhirnya tante jen hanya bisa pasrah menerima seranganku. Sambil memegangi pinggul tante jen dengan kedua tanganku, aku mulai bergerak untuk menggenjot vaginanya. Fokusku kali ini adalah untuk meraih kepuasanku sendiri, bukan untuk membuat tante jen orgasme lagi.

"Aaahh.. aaahh.. sssshhh.. ampuuun.. ooohhh.. ampuuun raaayy.. sssshhh.."

Walaupun sudah lemas tak berdaya, suara desahan tante jen masih terdegar mengiringi gerakanku. Saat merasa penisku mulai berkedut pertanda ejakulasiku makin dekat, kunaikkan sedikit tempo genjotanku.

"Ooohhh.. ampuun raayy.. aaaahhh.. gue mau keluaarrr lagii.. aaahhh.. sssshhh.. ampuuuunn.." desah tante jen dengan suara lemahnya

"Aaahh... tahaan tanteee.. mmhh.. aahh.. bentar lagii.."

Aku yg tidak menyangka bahwa tante jen masih bisa orgasme lagi semakin mempercepat genjotanku. Kukerahkkan semua sisa tenagaku untuk menggenjot vaginanya sampai nafasku memburu. Lagipula ejakulasiku sendiri juga sudah dekat. Beberapa saat kemudian, ternyata tante jen yg lebih dulu meraih orgasmenya. Saking lemasnya, dia hanya mampu melenguh sambil terengah-engah saat orgasmenya tiba. Tak berselang lama, aku juga berhasil mencapai puncak kenikmatanku. Tubuhku menegang lalu bergetar hebat saat ejakulasiku tiba. Sambil mencengkram pinggul tante jen, aku menyentakkan pantatku dan menyodokkan penisku kuat-kuat ke vaginanya sambil mendesah keras sampai semua pejuhku yg menyemprot keluar dari penisku tertampung diujung kondom yg kupakai.

Setelah sensasi akibat ejakulasi yg kurasakan hilang, kulepaskan tanganku dari pinggul tante jen lalu kucabut penisku dari vaginanya. Aku kaget saat tubuh tante jen tiba-tiba ambruk ke kasur dengan mata terpejam dan desah nafas teratur. Aku benar-benar tidak menyangka kalau tante jen bisa sampai pingsan karena kelakuanku. Aku yg merasa bersalah segera beranjak untuk mengangkat tubuh tante jen dan menidurkannya dengan posisi yg benar. Setelah melepas kondom yg masih kupakai, mengikatnya lalu membuangnya di tempat sampah, aku membaringkan tubuhku di samping tante jen. Aku meraih selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua, dan karena memang sudah lelah tidak lama kemudian aku tertidur.



BERSAMBUNG
 
Makasih semuanya yg udah berkenan mampir dan membaca cerita saya. Makasih juga yg udah komen dan vote. Maap nggak bisa bales komennya satu-satu.

Tolong kritik dan sarannya juga ya kalau dirasa ada yg kurang dari cerita saya
 
Thx updatenya om
Dihajar sampai pingsan ya :panlok2:
Pasti Tante Jen bakal marah-marah ke Sasa karena...
Gak dikenalin ke Ray dari kemaren-kemaren:pandapeace:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd