Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dawai Cinta Sang Penghibur

CHAPTER VI :

Persetubuhan Beda Usia



Anggi kini tiduran sambil sandaran di bantal, dia asyik mengupdate status, balas-balas wa di group arisandan group-group lain, sekalian mengecek juga pesan-pesan yang masuk di medsos maupun dm dia tempat dia memajang “jualan”nya dia.

Pak Husin sendiri duduk disamping kasur, hanya memakai kolor lusuh miliknya, dia juga membuka ponsel android murahnya, namun sering kali dia melirik kearah Anggi yang tidurannya telentang, hanya dengan tanktop melekat dibadannya, dan celana dalam ungu transparan, sehingga vaginanya yang botak dapat dilihat dengan jelas.

Wanitanya cuek sambil main ponsel, tanganya yang satu terangkat ke atas memperlihatkan ketiak mulusnya yang tanpa bulu, buah dadanya juga tercetak sempurna dibalik ketatnya tanktop yang dipakainya, dan vaginanya masih terpampang lewat celana dalam transparannya.

Kakek yang beurntung ini kembali mulai naik birahinya, melihat pemandangan didepan matanya yang indah begini. Dibanding mendiang istrinya pun bahkan saat masih muda, barang di depan ini jelas jauh lebih menggoda.

Kontolnya yang keriput tapi masih sakti dan ngaceng, kini mulai naik dan tegak, namun dia masih tetap standby menunggu aba-aba, dia tidak mau Anggi tiba-tiba marah atau tersinggung dengan kelakuannya yang dianggap keterlaluan.

Sudah dikasih enak, harus sabar, sudah bagus dapat coli gratis, kalau ceroboh bisa dipecat dari tukang ojek langganan malahan. Pak Husin dengan sabar menunggu, meski kini kolor lusuhnya seperti mau robek karena kontolnya mulai bangun.

Anggi nampaknya sadar bahwa Pak Husin yang duduk membelakanginya suka curi pandang ke bagian vaginanya. Memang dengan celana transparan, Anggi tahu persis bahwa pria normal pasti akan tergoda dengan pemandangan seperti ini, apalagi kakek ini yang sudah lama tidak merasakan indahnya jepitan apem.

“hayo, lihat apa Pak Husin?” tegur Anggi sambil tertawa

Pak Husin kaget, dia malu tertangkap basah saat sedang memandangi vagina Anggi

“ngga Mbak….” Nunduk dan mukanya malu

“suka?” tanya Anggi menggoda

“iya….bagus…”

Anggi tertawa lepas. Dia seperti senang sekali menggoda kakek yang pemalu ini, seperti ada mainan baru baginya. Karena bertemu dengan banyak pria dari yg alim hingga yang bajingan sudah makanan sehari hari buat dia, dan nemu Kakek polos dan alim ini, sangat jarang dia dapati.

Dai lalu mengangkat pantatnya

“bukain Pak….” Suruh Anggi

Pak Husin kaget bukan kepalang….sambil menatap kearah Anggi yang dengan pandangan menunggu dia.

“maaf Mbak…..” suara Pak Husin pelan sambil menyentuh tepian celana dalamnya dan kemudian menurunkannya hingga terbuka dan terpampang bebas vagina milik Anggi yang kali ini dicukur habis olehnya.

Pak Husin menahan nafasnya melihat pemandangan indah dihadapannya. Rejeki nomplok bagi kakek ini nampaknya menghampirinya hari ini.wanita cantik dihadapannya memberi sedikit celah kehidpan dalam sex baginya, setelah sekian lama dia tidak merasakan nikmatnya bercinta.

Batang kemaluan Pak Husin kini mulai berdiri lagi. Namun pemandangan indah didepan matanya ini sangat sulit untuk dilewatkan. Anggi yang tersenyum manis kearahnya, seolah memberi angin kepada Pak Husin untuk bertindak lebih jauh lagi.

“boleh saya cium, Mbak...” tanya Pak Husin

“hmmmmmm Pak Husin mau cium?”

“mau banget Mbak....”

Anggi tertawa kecil melihat tingkah kikuk dari kakek ini

“sok atuh.....” sambil tersenyum dan membuka pahanya, memberi kesempatan bagi kakek tua untuk merasakan nikmatnya kacang polongnya jika diadu dengan lidah kakek tua ini.

Pak Husin dengan sedikit gemetar, mulai menempelkan bibirnya di belahan yang botak dan licin itu, bau khas kemaluan wanita keluar dari vagina yang kini terbuka lebar, dan dengan penuh kehati hatian kini lidah tua itu mulai terjulur di belahan lubang Anggi,

Ada sensasi tersendiri saat lidah tua dan bibir itu menepel di belahan vagina Anggi, diselingi dengan sapuan bibir serta kumis nya Pak Husin, Anggi seketika menggelinjang nikmat, dia langsung menekan kepalanya Pak Husin untuk lebih menempelkan lagi lidahnya.

Ternyata Pak Husin meski sudah lama tidak bercinta, pengalamannya sungguh berbeda, dengan penuh kesabaran dia mulai menjilati bibir luar vaginanya Anggi, lalu mencucukan lidahnya kedalam lubang kemaluan yang sudah basah itu, kemudian dia menggesek kumisnya yang suka buat geli itu ke bagian klitoris Anggi.

Serangan pak tua ini ternyata mampu membuat Anggi menggelinjang nikmat, mulutnya terus mendesah keeenakan akibat bergulirnya lidah dikombinasikan dengan bibir serta sapuan kumisnya yang sudah berubah menjadi putih itu ke bagian gua basah yang semakin basah, karena seranganya yang bergelombang membuat Anggi meracau tidak karuan.

Pahanya terbuka lebar, kepala yang rambutnya sudah full dengan uban itu kini berada tepat diantara paha mulus, vaginanya membuka lebar dan semakin dibuat banjir dengan serangan bergelombang oleh bibir dan lidah Pak Husin.

Kini tangan Pak Husin mulai masuk ke dalam lubang Anggi, dengan lincahnya jari tengah dan jari telunjuk keluar masuk di lubang kemaluan Anggi, sedangkan lidah dan bibirnya asyik menyapu kelentit Anggi, dimana lidah itu bergerak liar, mengimbangi tusukan cari Pak Husin.

Mendapat serangan dengan metode seperti itu membuat Anggi kelabakan, lubangnya yang kini basah, ditusuk dengan dua jari yang dengan lincah keluar masuk, sementara lidah tua itu bermain di klitorisnya dan tepat di titik yang membuat pantatnya bergerak liar tidak tentu arah

Tangannya memegang kepala Pak Husin, menekannya agak dalam, sementara bibirnya mendesah menahan kenikmatan yang datang menjemputnya. Orgasmenya yang beberapa hari ini tidak didapatnya dari pelanggan yang membookingnya, kini rasanya sudah dalam genggamannya, karena lidah kakek ini sungguh membuat dia tidak mampu menahan nikmatnya.

Dan kemudian dia tidak lama berteriak...

“ahhhhhhh oughhhhhhh Pak........anggi nyampe.......oughhhh”

Teriakannya keluar dan untung saja suasana sepi di gubug Pak Husin ini mampu meredam teriakan kenikmatan milik Anggi yang mencapai puncaknya hanya dengan serangan jari dan lidahnya serta dipadukan dengan usapan kumisnya Pak Husin di bibir kemaluannya.

Anggi mencoba meredakan desah nafasnya yang naik turun, gila rasanya, mendapat jilatan seeenak ini. Diismek baginya sudah biasa, tapi yang mampu menemukan lokasi dan titik rangsangan yang tepat dan metode yang pas, jarang sekali dia temukan, termasuk hanya Pak Husin yang mampu.

“ sini Pak....” panggil Anggi lembut

“iya Mbak...” masih ada rasa sungkan di bibir Pak Husin, meski bibir itu sudah mampu mengantarkan orgasme bagi Anggi.

“baring Pak....” perintah Anggi lagi

Pak Husin berbaring, lalu Anggi membuka celana dalam butut milik Pak Husin, batang kemaluan tua itu berdiri tegang, ternyata usia memang hanyalah bilangan, tapi kalau masalah ketegangan kontol, itu masih bisa diperdebatkan, dan ini kakek membuktikan itu.

“oh.....kasian udah lama ngga dapat jatah yah...” bisik Anggi lembut dengan nada agak genit. Dia lalu mengusap lembut dengan jarinya batang kemaluan yang sudah tegang, padahal beberapa saat yang lalu baru saja dikeluarkan isinya. Mungkin sensasi bercinta yang sekian tahun tidak dirasakan, membuat dia kini merasakan hal yang sama juga.

Lidah Anggi terjulur, tapi kemudian Pak Husin menahannya

“jangan Mbak....”

“kenapa Pak?” tanya Anggi lembut, dengan nada heran

“jangan Mbak....aku kasihan sama Mbak...”

Astaga, dia masih merasa sungkan aja ama gue...pikir Anggi. Justru irama dan nada penuh sopan seperti ini membuat Anggi semakin kagum dan ingin memberi lebih

“ngga apa2 Pak.... bapak nikmatin aja yah....” bisik Anggi sambil senyum, tangannya mengelus penis tua itu dengan penuh kelembutan

“kita nikmati sama2 hari ini yah....” bisik Anggi lagi

Lalu lidahnya yang memang sudah ahli dibidang perspongkian itu mulai menjilat kepala bonggol yang tegang itu, dihilati kepalanya hingga licin, lalu batangnya dijilati seperti sedang menikmati es nkrim yang lezat, dan kemudian mulutnya membuka lebar menelan batang kemaluan itu

Pak Husin langsung seperti disengat listrik badannya. Dia hampir mau pingsan rasanya, dia tidak bisa mempercayai matanya, Anggi gadis cantik yang bayarannya semalam hampir lebih dari pendapatan ngojeknya selama sebulan, itu kini sedang menghisap batang kemaluannya, batang yang terakhir diisap oleh seorang wanita lonte di daerah Prumpung sekitar belasan tahun silam, kini kembali diisap oleh seorang bidadari cantik yang sangat dia hormati

Batang kemaluan itu semakin tegang dan kencang, meski sudah tua dan lama tidak menikmati sajian seindah ini, Pak Husin bisa manage cara dan durasi bercinta. Pengalamannya selama ini membuat dia bisa memuaskan istrinya, dan kali ini apalagi tadi sudah muncrat, dia harus bisa melakukan hal yang sama.

Dia lalu menarik badan Anggi, mulut dan bibir seksi itu terlepas dari batang kemaluannya yang berkilat kena ludah Anggi

“enak Pak disepong Anggi.....” tanya wanita itu genit

”enak banget, Mbak.....”

Anggi tertawa, dia lalu melepas tanktop yang tersisa dibadannya, buah dadanya langsung keluar dan meminta perhatian Pak Husin, buah dada yang besar dengan puting kecoklatan itu nampak indah dan merangsang sekali.

Kapalanya ditarik ke buah dada itu, Anggi memintanya untuk melumat buah dada sekel itu, dan itu tidak dilewatkan oleh Pak Husin, dengan rakusnya dia menjilati puting yang megar dan segar, disapukan ludahnya dan saat kumisnya yang berwarna putih menyentuh tepian buah dadanya, Anggi merasa sensasinya bercinta dengan pria tua ini membawanya semakin basah dan becek bagian vaginanya, lubangnya menuntut untuk diisi

Tangan Anggi dengan lembut menuntun kontol pak Husin, lalu mengarahkannya ke vagina beceknya. Dieluskn ke bagian bibirnya, lalu ke itilnya, Anggi menggelinjang sendirian saat kontol dengan topi baja yang masih perkasa itu menempel dan menyentuh kelentitnya.

Lalu dengan pelan, batang tua perkasa itu masuk kedalam vagina Anggi, dia sempat berteriak, lalu menggigit bibirnya, menikmati resapan dan masuknya batang yang kini menembusnya, dan satu hal yang Anggi lupa, dia tidak memakai pelapisnya.

Gairahnya terlalu besar dan memuncak, sehingga alat pengaman dia lupa pakai, tapi kenikmatan kontol tua itu benar-benar membetot perhatiannya, dia merasakan bahwa nikmatnya bercinta ternyata bisa dia dapat dari sosok tua yang penuh perhatian seperti Pak Husin ini.

Pinggul Anggi kini mulai bergoyang, rambutnya yang ikal tergerai, bergerak seirama dengan goyangan pinggulnya. Pantatnya juga ikut bergoyang, batang kontol itu menancap, sedangkan vaginanya menjepit erat, dan mulai dia bergoyang kedepan dan kebelakang, sambil matanya dan bibirnya saling bereaksi, dia menatap wajah tua pasrah yang kini tergeletak di hadapannya, menanti serunya goyangan dan jepitan anggi.

Pak Husin seperti mendapat durin runtuh, melihat Anggi yang kini diatas pangkuannya menjepit kontol tuanya, lalu buah dada besar yang kadang tangannya nakal meremasanya dengan kelembutan, menjepit putingnya dengan jarinya, rasanya bagai mimpi disiang hari bolong buat dia.

Dia mati-matian menjaga agar tidak crot duluan, dengan menjaga ritme dan mencoba menahan ala senam kegel di wanita, sehingga kontolnya tetap keras, namun orgasmenya masih bisa ditunda, mengingat sensasi bercinta dengan bidadari secantik Anggi bisa saja dia duluan yang tidak mampu menahannya.

Anggi menarik badan Pak Husin untuk setengah duduk, dia minta Pak Husin menjepit buah dadanya dangan bibirnya. Dan sambil menghisap buah dada Anggi dengan rakusnya, tangan Pak husin mampir di pantanya dan menggoyangkan pantatnya Anggi sambil meremasnya dengan penuh birahi

Kontol yang seperti mengorek isis vaginanya, ditambah jilatan dan hisapan serta sapuan kumisnya yang bikin Anggi merinding, ditambah tangannya yang meremas pantatnya, membuat Anggi semakin ganas menggoyang, kini tujuan menuju pulau kenikmatan semakin dekat.

Jika dilihat, akan sangat kontras pemandangan dua tubuh yang kini sedang bersatu tubuh. Wanita cantik, mulus dan terawat dengan rambut indahnya tergerai, sedang menaiki kakek tua yang agak kurus dan renta, namun kontolnya yang tegang, lidahnya yang nakal ditambah gelitikan kumisnya, membuat wanita itu bergelinjang penuh birahi.

Dan akhirnya Anggi pun tidak mampu menahan kali ini...pompaan yang semakin kenciang dan cepat dan diimbangi oleh remasan di pantat dan jilatan nakal di buah dadanya, membuat dia lalu mencapai orgasme ke dua di pulau impiannya

“pak......anggi keluar......anggi mau keluar.....boleh sayang.....??’ nada dan suara penuh birahi membuat Anggi semakin ngelantur dan mengeluarkan kata kata binal tanpa dikendalikan.

“ouhhhhhhhhhh arggggggggggggggggghhhhhhhh......occhhhhhhhhhh”

Teriakan Anggi kembali terdengar memecah kesunyian kamar sederhana itu, dan sambil menjerit, dia menancapkan dalam-dalam pinggulnya, lalu memeluk erat kepala Pak Husin ke dadanya, dia mencapai orgasme nya yang kedua hari ini.

Nafasnya kembali terengah engah, dia masih mendekap pak husin di dadanya, sambil tersenyum, lalu mulai mencabut vaginanya agar batang yang masih kuat itu lepas dari jepitannya.

“masih kuat aja, Pak...” komentar Anggi sambil mengatur nafasnya

Pak Husen tersenyum malu bercampur bangga.

“ayo Pak...’ tantang Anggi lagi

Kini Anggi telentang, mambuka pahanya lebar-lebar, dam mempersilahkan Pak Husin untuk menancapkan tongkat saktinya ke dalam vaginanya yang sudah basah dan lembab akibat orgasmenya yang dahsyat barusan.

“gila...enak banget.....” ucap dia sambil senyum ke arah Pak Husin.

“masukin Pak....”

Pak Husin kini bangun, dia lalu menuntun batangnya yang kini kembali maksimal, lalu mulai dia memasukan ke dalam vagina yang rambutnya tertata rapih, dan bagian dalamnya yang merah kecoklatan itu.

Anggi kembali berteriak lirih saat batang Pak Husin masuk semua ke dalam lubangnya. Rasa nikmat bercampur geli dan enak, kini kembali mendera vaginanya. Batang kemaluan itu lalu mulai bergoyang dengan pelan, lalu agak cepat.

Melihat wajah tua yang sedang dilanda kenikmatan, rasanya rasa kasihan, rasa iba dan rasa sayang Anggi muncul, dia membayangkan betapa kasihan dan merananya Pak Husin yang sekian tahun tidak merasakan enaknya bercinta seperti ini.

Dia lalu menarik badan Pak Husin yang sudah mulai keriput itu untuk medekapnya dengan erat. Dan bersatunya kemaluan mereka, dan menempelnya tubuh Pak husin dengan tubuh Anggi, membuat pak Husin sulit menahan diri lagi, apalagi dadanya dengan erat menempel di payudara lembutnya Anggi, ditambah dekapan Anggi membuat dia kini semakin gencar mengocok kemaluannya keluar masuk di lubang basah dan nikmat itu.

Anggi memegang wajah Pak Husin yang dihadapannya sedang berkonsentrasi untuk mencapai orgasemnya.

“enak Pak....” bisiknya

“enak banget Mbak...: bergetar suaranya

Melihat wajah tua yang kini sedang dilanda birahi, rasa yang aneh muncul di diri Anggi, dengan tiba-tiba dia menarik wajah Pak Husin, lalu dia tanpa malu malu memagut bibirnya Pak Husin. Mereka saling berpagutan dengan penuh birahi, lidahnya saling berpilin dan bibirnya saling melumat, Anggi lupa dengan prinsipnya dia, yang ada di kepalanya adalah memberi kenikmatan ke kakek tua ini

“buang dimana Mbak...’ tanya Pak Husin saat bibir mereka terlepas

“didalam aja, Pak...”

“ngga apa2?”

“ngga pa....aman kok....” bisik Anggi menahan getaran dan gempuran kontolnya Pak Husin.

Dan kemudian

“aaahhhhhhh.....ahhhhhhhh......arrrrrgggggggggghhhhhhhhhh...mbak Anggi....” teriak lirih Pak Husin, sambil kontolnya memuncratkan cairan peju tua yang masih banyak dan sudah tersimpan sekian lama dan baru kali ini disemprotkan ke lubang yang tepat.

Dia menahan nafasnya yang terengah engah, sambil memeluk erat Anggi, yang juga mendekapnya sambil membelai kepalanya, rambutnya yang sudah banyak berwarna putih itu, mendapat sebuah hak istimewa hari ini dengan dibelai oleh tangan mulus dan cantik milik Anggi.

“Makasih Mbak...” Pak Husin mencabut batang kelamualnnya, dia lalu ambruk disamping kasurnya yang lusuh, dia seperti tidak bisa mempercayai apa yang terjadi barusan. Dua pasang mata itu kini sama-sama menghadap ke loteng, dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

“enak Pak....” tanya Anggi lembut...

“enak banget Mbak....makasih banyak Mbak...makasih banyak...” seketika Pak Husin sadar bahwa di masih berpijak di bumi

Anggi lalu tersenyum, dia memiringkan badannya ke samping menghadap Pak Husin

“tua-tua masih kuat aja yah...” ujarnya genit

Pak Husin tertawa malu

“masih kuat lagi ngga?” tanya Anggi.

Pak Husin terkejut ditanya demikian

“masih Mbak...asal istirahat sebentar...” ucapnya gugup dan cepat

Anggi tergelak tertawa....

Dia lalu menarik badan Pak Husin...” sini pak...”

Anggi menarik selimut tua untuk menutupi badan mereka berdua, dia menarik badan Pak Husin untuk memeluknya. Saat tangannya terangkat keatas, dan melihat ketiaknya terekspose, Pak Husin dengan nakal mencium ketiak mulus itu

“auh....geli sayang...” ujar Anggi genit

Dia lalu memeluk Pak Husin, sesekali dia menyodorkan buah dadanya untuk diisap oleh mulut tua itu.

“hari ini aku malas kemana mana, kita disini aja yah...” bisik Anggi

Pak Husin dengan cepat menjawab kesiapannya. Hari ini kakek tua mendapatkan keberuntungan yang hampir mustahil dia alami, dan sebaliknya Anggi merasa aneh tapi menyukai sensasi yang barusan dia temui, ternyata banyak brondong yang dia temui malah gagal membawa dia mencapai puncak, tapi kakek tua ini malah sanggup menggiringnya ke kenikmatan yang dia sulit rasakan selama ini, bahkan hingga dua kali.

Sensasi bercinta yang berbeda, meski ditempat yang jauh dari layak.
Kakek beruntung banget
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd