“Shen Long,bagaimana kabarmu atau kamu sudah lupa denganku?”tanya wanita itu kepada Shen Long yang berusaha mengingat.
YunLo
“Kamu Yun Lo”,ucap Shen Long yang langsung membuat YunLo tersenyum karena Shen Long masih mengingatnya.
“Mana giok untukku sedangkan mereka kamu belikan?”tanya YunLo.
“Dia dulu sangat menyukai Wong Fei namun semenjak festival kue bulan pada waktu Wong Fei menyatakan cinta ke Zhang YuQi lalu dia hilang entah kemana”,batin Shen Long yang penuh keheranan.
“Kamu tinggal pilih mana yang kamu suka”,ucap Shen Long.
Shen Long
“Ini saja”,ucap Liu YiFei mengambil giok terus disodorkan ke Yun Lo.
Liu YingFei
“Aku tidak mau sebab aku mau kamu yang memilihnya untukku”,ucap Yun Lo yang menolak giok yang dipilih oleh Liu YiFei dan meminta Shen Long memilih giok untuknya maka Shen Long memilih giok terus diberikan ke Yun Lo.
“Ini baru bagus dan terima kasih”,ucap Yun Lo yang menerima giok dari Shen Long lalu meninggalkan Shen Long.
“Ini akan selalu kusimpan”,ucap Yun Lo yang menoleh ke Shen Long dengan menunjukkan giok dari Shen Long terus disimpannya kemudian meninggalkan mereka.
“Jendral Shen,siapakah dia?”tanya Liu YiFei dengan wajah murung.
“Dia dulu wanita yang menyukai Wong Fei”,ucap Shen Long untuk menenangkan Liu YiFei dan YangMi sambil membayar semua giok itu ke penjual giok.
“Dia ini aneh kok minta hadiah ke jendral Shen “,ucap YangMi.
YangMi
“Sudahlah lebih baik kita pulang dan lupakan dia”,ucap Shen Long yang mengajak mereka untuk meneruskan perjalanan pulang ke tempat penginapan.
Pada saat yang sama di suatu tempat dimana Maidina sedang memeriksa nadi Michiko di kamarnya yang ditemani dua pengawal Michiko yaitu Minori Hatsune dan Yoshino.
“Kandungan Putri Michiko sangat sehat dan begitu juga bayi didalam kandungan anda”,ucap Maidina setelah selesai memeriksa nadi Michiko.
Maidina
“Maidina,aku ingin bicara denganmu”,ucap Michiko dengan menahan tangan Maidina yang mau berdiri dan kembali duduk.
Michiko aka Meifeng
‘Maidina ,kamu bisa atur aku untuk bertemu dengan Roulan?”,ucap Michiko kepada Maidina.
“Kapan waktu Putri Michiko bisa menemuinya?”tanya Maidina.
“Besok sore di rumah makan Kowloon”,jawab Michiko yang membuat Maidina memikir.
“Apakah dia bisa menemui saya?”tanya Michiko ke Maidina.
“Bisa dan kebetulan beliau berada di TianJin”,jawab Maidina.
“Bagus dan terima kasih”,ucap Michiko.
“Kalau begitu hamba mohon diri”,pamit Maidina yang bangkit berdiri lalu membungkukkan badannya sambil jalan mundur terus berbalik badan meninggalkan Putri Michiko.
Pada saat yang sama di taman rumah dinas Gubernur Fujian terdapat Fan Bingbing yang sedang bercengkama bersama Fuk Shan.
Fan Bingbing
“Putri Fan Bingbing ,tuan Jinlun Turgen ingin bertemu”,ucap seorang pelayan mendatangi dan dijawab oleh putri Fan Bingbing dengan anggukan.
“Tuan Putri”,ucap Jinlun Turgen dengan membungkukkan badannya di depan Fan Bingbing.
“Bawa Fuk Shan ke tempat lain”,perintah Fan Bingbing kepada dayangnya mengajak Fuk Shan pergi dari tempat itu jadi tinggal mereka berdua.
“Ada perlu apa anda menemuiku?”tanya putri Fan Bingbing dengan mempersilakan Jinlun Turgen duduk di depannya.
“Ini tentang tugas hamba yang membantu anda dalam mencari pengkhianat di Divisi Shan jadi menurut pendapat hamba ijinkan hamba pergi terlebih dahulu ke barak Divisi Shan di Tianjin untuk memeriksa berkas Divisi Shan untuk penyelidikan dan apabila penyelidikan hamba sudah selesai maka hamba akan laporkan semua hasil penyelidikan hamba ke putri Fan Bingbing ketika Putri sudah kembali ke Tianjin”,ucap Jinlun Turgen.
Jinlun Turgen
“Kenapa dia begitu terburu-buru untuk menyelidiki Divisi Shan tetapi apabila aku melarangnya berarti aku melindungi Divisi Shan”batin Fan Bingbing yang sedang menatap Jinlun Turgen.
“Baiklah kamu boleh pergi lebih dulu ke barak Divisi Shan untuk menyelidiki tapi besok kamu harus datang kesini untuk mengambil lencana sebagai tanda ijin masuk ke ruang berkas Divisi Shan dan surat untuk putri Zhang YuQi agar dia bisa mengijinkanmu masuk ke dalam barak Divisi Shan”,ucap Fan Bingbing.
“Terima kasih Putri Fan Bingbing dan besok hamba akan datang untuk mengambil surat dan lencana”,ucap Jinlun Turgen dengan bangkit berdiri dengan membungkukkan badannya terus meninggalkan Fan Bingbing sendirian.
“Apa yang harus aku lakukan sebab masalah ini menjadi rumit”,batin Fan Bingbing yang bangkit berdiri ke arah lain
Namun tiba-tiba ada tangan memeluk Fan Bingbing dari belakang dan orang itu tak lain adalah Shen Long suaminya.
“Istriku,Apa yang sedang kau pikirkan?”tanya Shen Long sambil mengecup rambut Fan Bingbing.
“Tidak ada”,jawab Fan Bingbing yang menutupi kegundahan hatinya terus dia menyandar di dada suaminya.
“Ya,sudah tapi kalau kamu butuh bantuan maka aku selalu ada untukmu”,ucap Shen Long yang memeluk Fan Bingbing lebih erat sedangkan tangan Fan Bingbing memegang tangan Shen Long yang memeluknya.
“Dimana Fuk Shan?”tanya Shen Long sambil menatap ke depan.
Shen Long
“Dia lagi bermain”,jawab Fan Bingbing.
“Kakak”,suara yang dibelakang mereka yang tak lain Sirivannavari.
Sirivannavari.
“Dik Sirivannavari”,ucap Fan Bingbing yang menoleh ke belakang.
“Dik Sirivannavari,ayo kemari”,ucap Shen Long yang bangkit berdiri sambil memberi tangan agar Sirivannavari datang dalam pelukkannya.
“Kakak bermesraan dengan suami kita kok aku tidak ngajak”,ucap Sirivannavari yang kepalanya tersipu di pundak kanan Shen Long.
“kalau begitu kalian menemaniku malam ini”,ucap Shen Long yang lagi memeluk kedua istrinya.
“Siapa takut”,tantang Fan Bingbing yang berada di pelukan Shen Long.
“Ya,kak Bingbing,siapa takut nanti kita bekerjasama mengalahkan suami kita”,ucap Sirivannavari sambil menoleh ke Fan Bingbing yang tersenyum kepadanya.
“Baik,kalau begitu kalian buktikan sekarang di kamar”,ucap Shen Long yang tetap memeluk mereka.
Kemudian Fan Bingbing dan Sirivannavari lepas dari pelukan Shen Long terus mereka menarik tangan Shen Long untuk pergi ke kamar.
Malam telah menjelang melingkupi kota Fuzhou dan terlihat Wong Fei berjalan menyusuri kota Fuzhou untuk menikmati kehidupan malam kota Fuzhou.
Wong Fei
Lalu dia menghentikan langkahnya di depan rumah bordil terlihat banyak wanita didepan pintu rumah bordil itu yang sedang mencari mangsa hidung belang yang lewat didepan mereka maka Wong Fei melangkahkan kakinya menuju ke rumah bordil itu.
“Apakah kamu ingin bercinta?”suara wanita yang dibelakang yang menghentikan langkahnya.
Meilin
“Meilin”,ucap Wong Fei ketika dia menoleh ke belakang.
“Apakah kamu ingin bercinta?”tanya Meilin kedua kali ke Wong Fei yang kemudian dijawabnya dengan anggukan pelan.
Namun tiba-tiba Meilin menarik tangan Wong Fei meninggalkan tempat itu untuk pergi suatu tempat yang akhirnya masuk ke sebuah penginapan.
Setelah mereka masuk ke kamar maka Wong Fei menarik tangan Meilin yang akhirnya jatuh dalam pelukan Wong Fei terus mereka saling tatap terus mereka berciuman sambil saling peluk dan remas yang akhirnya mereka jatuh ke ranjang.
Mereka berciuman berguling-guling sampai mereka sambil melepaskan baju mereka hingga mereka telanjang bulat.
“Sekarang aku sudah berada disini jadi kamu bisa menyetubuhiku”,ucap Meilin yang berada diatas tubuh Wong Fei yang hanya bisa menjawabnya dengan mengangguk.
Lalu Meilin menuju ke bawah tepatnya pedang Wong Fei yang sudah berdiri tegak maka Meilin Mengecup ujung pedang itunya terus dilahapnya hingga tertelan semua didalam mulut Meilin sedangkan Wong Fei menengadahkan kepalanya karena menikmati kuluman Meilin ke pedangnya sambil kedua tangannya memegangi kepala Meilin yang naik turun.
Lalu tangan Wong Fei meminta Meilin memutar tubuhnya agar gua cintanya tepat di kepala Wong Fei terus Lidah Wong Fei mengobel gua cinta Meilin.
“Crooppsss…croppss”,suara yang mengiringi ritual persetubuhan mereka dari kedua alat kelamin mereka karena mereka saling memberi kenikmatan bahkan jari Wong Fei juga ikut mencolok lubang kenikmatan Meilin hingga membuatnya mengerang.
“Ya….itu….yaa…..nikmatnya”,erang Meilin ketika gua cintanya dijilatin dan dicolok oleh Wong Fei.
Kemudian Wong Fei memutar tubuh Meilin menjadi dibawah maka diarahkan pedang itu ke gua kenikmatan Meilin yang sudah basah maka dengan mudah pedang Wong Fei menerobos masuk ke dalam gua kenikmatan Meilin sedangkan kedua kaki Meilin ditahan oleh tangan Wong Fei yang mulai menggenjotnya.
“Wong Fei,apakah kamu merindukan diriku?”ucap Meilin yang menatap sayu Wong Fei yang sedang menggenjotnya.
“Ya,aku rindu kamu”ucap Wong Fei dengan nafas tersengal-sengal sambil menatap Meilin yang ada di bawahnya yang sedang menerima genjotannya sedangkan kedua tangan Meilin melingkar di leher Wong Fei.
Tidak lama kemudian mereka berganti posisi yaitu Meilin berada diatas Wong Fei dengan memaju mundurkan pinggulnya sedangkan Wong Fei menaruh kedua tangannya dibawah kepalanya sambil mengamati Meilin yang menungganginya maju mundur sambil mendesah.
Pinggul Wong Fei kadang juga naik turun untuk mengimbangi goyangan Meilin yang berubah tubuhnya menjadi jongkok terus Meilin mengulum putting Wong Fei.
Tangan Wong Fei mulai meremasi buah dada Meilin yang menggantung dan dimainkannya putting Meilin dengan menowelnya.
Tidak lama Meilin menggoyang pinggulnya dengan kencang apalagi mendapat serangan remasan pada payudaranya dari Wong Fei malah membuatnya dia semakin cepat mencapai kenikmatan.
“Aaaaaahhhh.aku keluar”,erang Meilin yang mengejang pinggulnya dan maninya membasahi pedang Wong Fei lalu roboh di sebelah Wong Fei.
Lalu Wong Fei membuat tubuh Meilin membelakanginya terus dia mengarahkan pedangnya dari belakang dan masuklah pedang Wong Fei menerobos masuk ke dalam gua kenikmatan Meilin sekali lagi.
Digoyangnya pinggul Wong Fei dengan maju mundur sambil meremasi payudara Meilin sedangkan kaki kanan Meilin ditopang oleh kaki kanan Wong Fei.
Meilin yang berusaha istirahat menjadi batal karena Wong Fei menggenjotnya lagi yang membuatnya mengerang lagi.
Kemudian tangan kanan Meilin ke belakang untuk meraih kepala Wong Fei sambil ia menoleh ke belakang untuk mengajak Wong Fei berciuman sambil menggenjotnya.
Setelah mereka berciuman maka Wong Fei malah gencar menggenjot Meilin sehingga membuat tubuh Meilin telungkup.
“Aaaa..aaaa..ya”,erang Meilin yang sedang telungkup tapi tetap digenjot oleh Wong Fei hingga tubuhnya menempel dengan Meilin dan tangannya meremasi payudara Meilin yang tergencet dengan badannya.
Tidak lama kemudian Wong Fei memacu pinggulnya dengan kencang yang akhirnya pedangnya memuntahkan maninya ke dalam rahim Meilin terus roboh menindihi tubuh Meilin.
“Tidurlah kekasihku”,batin Meilin yang tubuhnya ditindihi Wong Fei yang akhirnya mereka berdua terlelap tidur.
Pada tengah malam Shen Long keluar dari kamarnya dan berjalan ke taman sambil mengamati sinar rembulan namun tiba-tiba sekelebat bayangan hitam diatas genteng maka Shen Long secepat kilat untuk mengejar bayangan itu melewati banyak atap rumah itu di kota Fuzhou.
Shen Long
Lalu bayangan hitam itu berdiri di atap sebuah kuil besar di tengah kota Fuzhou sedangkan Shen Long berdiri di belakang bayangan itu.
“Siapa kamu?”tanya Shen Long kepada bayangan itu adalah seseorang wanita yang berpakaian hitam berdiri didepannya.
如果说我已陷入情网;我的情人就是你;你的眼睛,你的微笑;
Rúguǒ shuō wǒ yǐ xiànrù qíng wǎng; wǒ de qíngrén jiùshì nǐ; nǐ de yǎnjīng, nǐ de wéixiào;
Jika kamu bilang saya sudah masuk ke jaring cinta, cintaku adalah kamu, matamu, senyumanmu
你的笑脸;你说的一切,你做的一切;
nǐ de xiàoliǎn; nǐ shuō de yīqiè, nǐ zuò de yīqiè;
Wajahmu yang tersenyum, segala yang kamu katakan, segala yang kamu lakukan
让我的心迷失了方向;
ràng wǒ de xīn míshīle fāngxiàng;
Membuat hatiku tersesat tanpa arah
所以,如果说我已陷入情网;我的爱人就是你。
suǒyǐ, rúguǒ shuō wǒ yǐ xiànrù qíng wǎng; wǒ de àirén jiùshì nǐ.
Jadi jika kamu bilang saya sudah masuk ke jaring cinta, cintaku pasti adalah kamu
“QingXia”,ucap Shen Long yang mengenali suara wanita itu tetapi wanita itu tidak menjawab malah pergi secepat kilat meninggalkan Shen Long maka Shen Long pun mengejarnya sampai ke suatu pekarangan rumah.
Ketika Shen Long mendarat di pekarangan rumah itu dia tidak melihat wanita itu dan mencari disekeliling pekarangan rumah itu namun tiba-tiba dia mendapat serangan maka secepat kilat Shen Long menghindar dan meladeni wanita itu dengan beberapa jurus dan akhirnya….
“Aaaa”,suara wanita berpakaian hitam itu yang tangannya berhasil ditangkap Shen Long itu terus dibantingnya ke rerumputan lalu ditindihnya.
Shen Long menatap mata wanita berpakaian hitam itu terus ia berusaha membuka cadarnya dan ternyata wanita berpakaian hitam itu memang Lin QingXia.
“Shen Long,lama kita tidak berjumpa …apakah kamu merindukanku?”ucap Lin QingXia yang berada dibawah Shen Long.
Shen Long tidak menjawabnya malah mendaratkan ciuman ke Lin Qing Xia yang akhirnya mereka bercumbu di tempat itu.
Lin Qing Xia
Setelah mereka bercumbu lalu mereka saling tatap sedangkan Shen Long membelai rambut Lin QingXia.
“Ayo ke kamar situ”,ajak Lin QingXia sambil menoleh ke sebuah kamar yang dekat pekarangan rumah itu maka Shen Long menggendong Lin QingXia menuju kamar tersebut lalu Lin QingXia direbahkannya ke ranjang itu.
Lin QingXia bangkit dari ranjang untuk melepaskan ikat pinggang Shen Long sehingga celana Shen Long terjatuh di lantai hanya tinggal celana dalamnya saja.
Shen Long melucuti baju Lin QingXia sehingga sekarang telanjang bulat sedangkan Lin QingXia melucuti celana dalam Shen Long sehingga pedang Shen Long yang berdiri tegak dhadapannya.
“Ini yang telah mengambil perawanku dan karena kamu juga telah menyatukan aku dan dia”,batin Lin QingXia yang sedang menatap pedang Shen Long yang berada didepannya lalu dikecup ujung pedang itu kemudian Lin QingXia memasukkan pedang Shen Long ke dalam mulutnya sehingga membuat kepala Shen Long menengadah karena nikmatnya.
Croooppp…croooppp….suara mulut Lin QingXia yang berdecak dengan pedang Shen Long dengan keluar masuk mulutnya sedangkan tangan kanan Shen Long memegang kepala Lin QingXia bahkan pinggul Shen Long juga maju mundur.
“oaaahh…nikmatnya”,desah Shen Long yang pedangnya Dikulum oleh Lin QingXia sambil tangannya meremasi payudara Lin QingXia.
Kemudian Shen Long menghentikan Lin QingXia untuk mengulum pedangnya maka Shen Long berusaha mengajak Lin QingXia bercumbu dengan berguling-guling diranjang dengan saling raba dan remas tubuh mereka.
Lalu Shen Long menyusuri tubuh Lin QingXia ke bawah dengan ciuman dan sampailah ke gunung kembar Lin QingXia yang membuat Shen Long mengecup puncak gunung kembar itu secara bergantian sehingga ke dua puting payudara Lin QingXia basah karena ludah Shen Long yang lagi menatapnya.
“Plopp…pluck”,suara mulut Shen Long yang sedang mencaplok payudara Lin QingXia hingga membuatnya mendesah sambil memegangi kepala Shen Long.
“Iyaaa…begitu ….ya nikmat sekali”,desah Lin QingXia ketika payudaranya dikenyot dan juga gua cintanya juga diobel oleh Shen Long.
Kemudian Shen Long mengalihkan serangannya dengan mendekatkan kepalanya ke gua cinta Lin QingXia terus dijulurkannya lidahnya untuk menerobos gua cinta itu terus mengobelnya hingga membuat Lin QingXia melenguh sambil memegangi kepala Shen Long.
“Ooohhh….nikmatnya”,erang Lin QingXia yang sedang menikmati gua cintanya yang dijilati oleh Shen Long bahkan pinggulnya diangkat oleh Shen Long agar Lidahnya bisa menerobos masuk lebih dalam ke dalam gua cinta Lin QingXia.
“Aduuuhh..aduhh…akuuu tidakkk kuaattt”,erang Lin QingXia yang sedang memegangi kepala Shen Long sambil pinggulnya naik turun mengikuti irama jilatan Shen Long sedangkan tangan Shen Long juga tidak tinggal diam dengan meremasi kedua payudara Lin QingXia.
Dan tidak lama kemudian Lin QingXia mengejang dibaringi dengan keluarnya maninya menyirami wajah Shen Long.
Setelah Lin QingXia mengeluarkan maninya maka dia merenggangkan semua pegangan ke Shen Long dan beristirahat sejenak.
Namun Shen Long malah mengarahkan pedangnya ke gua cinta Lin QingXia yang sudah basah.
Blessss…masuklah pedang Shen Long ke dalam gua Lin QingXia tapi Shen Long tidak menggenjotnya walau pedangnya sudah masuk semua ke dalam gua cinta Lin QingXia malah mengajak Lin QingXia berciuman sehingga membuat berahi Lin QingXia bangkit.
Mereka berdua berciuman sangat menggairahkan hingga saling raba dan remas tubuh masing-masing sedangkan pinggul Shen Long mulai menaik turunkannya secara perlahan-lahan dan begitu juga pinggul Lin QingXia menggoyangnya secara perlahan ke arah kiri dan ke kanan dengan cara memutar.
Kedua tangan Lin QingXia melingkar ke leher Shen Long sambil berciuman sedangkan tanga kanan Shen Long mulai meremasi payudara Lin QingXia.
Gerakan pinggul Shen Long semakin lama semakin kencang dan begitu juga ciuman mereka semakin membara terus mereka berguling walaupun pedang Shen Long masih kejepit gua cinta Lin QingXia.
Sekarang posisi Lin QingXia berada diatas Shen Long yang menggoyang pinggulnya secara maju mundur dan tetap berciuman dengan Shen Long.
Kemudian Lin QingXia menghentikan Ciumannya terus menatap kekasihnya yang berada dibawahnya sedangkan pinggulnya tetap menggoyangnya.
“Kak Shen Long,ini dulu yang selalu kuimpikan”,batin Lin QingXia yang sedang menatap Shen Long dengan penuh arti sambil menggoyangkan pinggulnya sedangkan Shen Long hanya menatapnya dan tangannya mulai meremasi payudara Lin QingXia yang menggantung.
Lalu Lin QingXia mendekatkan payudaranya ke Shen Long maka dikenyotnya kedua payudara itu oleh Shen Long dan Lin QingXia mulai menggoyang pinggulnya lagi.
“Aaah…ya begitu kak Shen Long”,desah Lin QingXia yang tangannya memeluk kepala Shen Long ketika putingnya dikenyot Shen Long sedangkan pinggul Shen Long mulai menaik turunkan pinggulnya.
Gerakan pinggul Lin QingXia mulai kencang dan merancau tidak karuan karena kenikmatan berahi menjalar tubuhnya apalagi Shen Long mengenyot payudara dan menggenjotnya dari bawah sehingga goyangan pinggul Lin QingXia memacu semakin kencang hingga akhirnya dia telah menggapai surga tingkat tujuh terus tubuhnya roboh diatas Shen Long.
“Terima kasih kak Shen Long telah mengajariku meraih kenikmatan ini”,ucap Lin QingXia di telinga Shen Long sambil mengatur nafasnya diatas tubuh Shen Long.
Kemudian Shen Long membalikkan tubuh Lin QingXia menjadi dibawahnya terus ia mulai menggoyang pinggulnya secara perlahan –lahan sambil menatap Lin QingXia sedangkan tangan kanan Lin QingXia membelai pipi Shen Long sambil menatapnya lalu mereka berciuman dan saling remas.
Gerakan pinggul Shen Long semakin lama semakin kencang lalu Shen Long mengubah badan Lin QingXia menjadi miring sedangkan Shen Long berada di belakang Li QingXia terus Shen Long mulai menggenjot kembali Lin QingXia dengan kaki kanan Shen Long menopang kaki kanan Lin QingXia sedangkan tangan kanan Shen Long memegang payudara kanan Lin QingXia.
“Aaaahh..aaahh”,erang Lin QingXia ketika gua cintanya menerima sodokan pedang Shen Long apalagi payudaranya diremasi dan dipilin oleh tangan Shen Long.
Kemudian Shen Long meminta Lin QingXia menungging lalu Shen Long jongkok di belakangnya sambil mengarahkan pedangnya untuk menerobos masuk gua kenikmatan Lin QingXia Sekali lagi terus di maju mundurkan pinggulnya sambil tangannya memainkan payudara Lin QingXia yang menggantung.
“Eee,,aaahhh…eee ..aaaah”,erang Shen Long yang sedang menggenjot Lin QingXia yang ikut juga mengerang.
Suara erangan mereka meramaikan suasana kamar itu dan ditambah lagi suara decakkan pertautan alat kelamin mereka.
‘Yaa…ya….aku mau keluaarr”,Erang Shen Long yang menggenjot Lin QingXia hingga terjatuh telungkup tapi Shen Long tetap menggenjotnya sangat kencang untuk meraih kenikmatan surga ketujuh.
“Yaaa…yaaa…kakkkk Shennn Looong…hammiiiliii akuuu”,erang Lin QingXia yang berharap Shen Long menumpahkan maninya ke rahimnya.
“Yaaa..yaaa..akuu hamiliii kaammmuu..AAAaaaahh”,erang Shen Long dengan bersamaan pedangnya menumpahkan maninya ke dalam rahim Lin QingXia terus ia roboh menindihi tubuh Lin QingXia dibawahnya.
“Terima kasih kak Shen Long,aku sangat bahagia karena kau benar-benar telah membenihi rahimku”,batin Lin QingXia yang tubuhnya ditindihi Shen Long dan merka pun terlelap tidur.
Namun disisi Kota Fuzhou terlihat seorang prajurit yang terluka melarikan diri dari kejaran beberapa orang tetapi orang itu bisa mengecohkan semua orang yang mengejarnya dengan sembunyi ke sebuah gang.
“Lari kemana orang itu?”tanya kepala prajurit kepada prajurit yang lain.
“Dia menghilang disini”,jawab prajurit sambil melihat sekeliling tempat itu.
“Cepat kalian cari sekeliling sini sampai ketemu sebab dia merupakan anggota Aliran Teratai Putih”,perintah kepala prajurit itu kepada semua prajuritnya untuk memeriksa sekeliling tempat itu.
Prajurit yang terluka itu merasa terancam karena tempat persembunyian mau didatangi para prajurit itu maka ia berdiri dan berjalan perlahan lahan ke arah lain.
“Hey itu dia”,suara hardik salah satu prajurit yang menemukan orang Aliran Teratai Putih yang terluka yang berjalan pelan yang kemudian lari karena kepergok.
Ketika orang Aliran Teratai Putih hendak lari dari kejaran prajurit yang memergokinya tetapi malang nasibnya karena orang itu ditendang oleh prajurit yang didepannya yang tanpa ia sadari hingga orang Aliran Teratai Putih itu terjatuh tersungkur.
Maka dengan serempak kedua prajurit itu menyerang orang Aliran Teratai Putih itu dan berhasil menodong pedang ke lehernya.
“TAHAN”,perintah kepala prajurit yang berusaha menahan serangan prajurit yang mau menyerang orang Aliran Teratai Putih maka prajurit itu menahan orang Aliran Teratai Putih dengan menodong pedang di lehernya.
“Beraninya kamu menyusup kedalam Divisi Qisiq ..cepat katakan dimana Markas Aliran Teratai Putih dan yang memerintahkanmu untuk menyusup ke Divisi Qisiq?”tanya kepala prajurit ke orang Aliran Teratai Putih yang tertawan itu.
“Lebih baik kamu bunuh aku saja”,ucap orang Aliran Teratai Putih yang menatap tajam ke kepala prajurit.
“PLAAAK”suara pukulan yang jatuh di wajah orang Aliran Teratai Putih dari salah satu prajurit yang menahannya.
“Sudah cepat bawa dia ke jendral Bataar”,perintah kepala prajurit itu untuk membawa orang Aliran Teratai Putih itu dibawa ke perkemahan Divisi Qisiq.
Pada saat yang sama Shen Long bangun dari tidurnya lalu memakai pakaian dan begitu juga Lin QingXia bangun dari tidurnya dan tetap duduk diranjang.
“Kak Shen Long”,ucap Lin QingXia sambil tangannya terbuka untuk meminta Shen Long untuk memeluknya dan Shen Long menghampirinya terus duduk membelakanginya lalu Lin QingXia langsung memeluknya dari belakang walaupun tubuhnya masih belum ditutupi baju sedangkan tangan kanan Shen Long memegang kedua tangan Lin QingXia di dadanya.
“Kak Shen Long,aku mau memberitahu sesuatu kepadamu”,ucap Lin QingXia yang kepalanya tersipu di pundak kanan Shen Long.
“Apakah itu?”tanya Shen Long yang menempelkan wajahnya ke wajah Lin QingXia.
Shen Long
“Kak YuQi,ingin ketemu denganku”,jawab Lin QingXia dengan menatap ke depan.
“Ada perlu apa Zhang YuQi menemuimu?”tanya Shen Long yang juga menatap ke depan.
“Aku tidak tahu pasti dan juga kak YuQi tahu kalau Maidina itu anggota kelompok kita”.jawab Lin QingXia yang menyenderkan kepalanya ke kepala Shen Long.
“Zhang YuQi sudah mengetahui indentitas Maidina sebenarnya dan mungkin dia mencari tahu siapa yang menerima Maidina di Divisi Shan”,batin Shen Long yang sedang mencari apa tujuan dari istrinya.
“Aku jadi bingung apa yang harus aku menemuinya atau tidak….Kak..kak Shen Long”,panggil Lin QingXia yang membuyarkan lamunan Shen Long,
“Ya…sebaiknya kamu tetap menemuinya agar kita bisa tahu apa yang ingin dia cari dan juga kamu jangan katakan kepadanya kalau aku sekarang menjadi ketua kalian”,ucap Shen Long.
“Ya kak Shen Long”,ucap Lin QingXia yang menyandarkan lagi kepalanya ke kepala Shen Long.
“Bagaimana dengan keluarga dari para anggota Divisi Shan?”tanya Shen Long.
“Kamu sudah menemukan semua keluarga dari anggota Divisi Shan tinggal kita bujuk agar mereka mau pindah menjadi satu desa agar kita bisa mudah melindungi mereka semua”,jawab Lin QingXia.
“Bagus dan ini saatnya aku harus kembali sebab aku takut Fan Bingbing mencariku sedangkan aku tidak ada”,ucap Shen Long yang kemudian melepaskan pelukan Lin QingXia lalu bangkit berdiri.
“Ya..kak Shen Long”,jawab Lin QingXia dengan kepala menunduk.
“Janganlah bersedih istriku nanti pada suatu saat aku akan memberitahu Zhang YuQi kalau kamu sekarang telah menjadi istriku”,ucap Shen Long yang langsung membuat Lin QingXia bersemangat terus meminta Shen Long untuk menciumnya.
Setelah Shen Long mencium kening Lin QingXia maka ia meninggalkannya untuk kembali ke tempat kediaman Gubernur Guo Shoujiang.
Lin Qing Xia
“Kak Shen Long,alangkah senangnya hari ini selain kau membenihi rahimku dan kau juga berjanji akan memberitahu kak YuQi kalau aku telah menjadi istrimu”,batin Lin QingXia yang tetap berada diranjang dan masih tanpa busana.