Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Culun

10​


Pagi ini, aku terbangun saat mendengar pintu kamarku diketuk.

"Anto"
Suara kak vina memanggilku.

"Emh....iya kak bentar"
Jawabku malas dengan kesadaran seadanya.

Aku bangkit dari kasur kemudian berjalan menuju pintu.

Pintu terbuka.

Terpampanglah kak vina yang sedang berdiri di depan pintu, menggunakan kaos putih dan celana jeans panjang sebagai bawahannya.

"Baru bangun yah to?"
Tanya kak vina.

"Iya kak"
Jawabku malas sambil mengusap mata.

Aku melangkah mundur lalu duduk di pinggir kasur..

"Emmmhhhh.....tumben kak pagi - pagi"
Ucapku sembari merenggangkan kedua tanganku.

"Iya..kakak mau ajak kamu ke rumah dimas"
Balas kak vina sambil melangkah masuk kemudian duduk di sampingku..

"Ah? Ngapain?

"Main aja, mau ga?"
Tanya kak vina sambil menahan tanganku yang sedang ku renggangkan agar tak mengenai wajahnya.

"Aku mandi dulu ya?"
Balasku.

"Yaudah, cepet gih"
Jawab kak vina kini mendorong pundakku agar segera bangkit dari kasur.

"Bentar yah kak"
Balasku kemudian berdiri.

Aku meraih peralatan mandi dan pakaian ganti kemudian segera melangkah menuju kamar mandi. Sekitar 15 menit hingga akhirnya aku sudah kembali berada di kamar, menemukan kak vina yang kini sedang tiduran di kasur.

"Kesana naik motor lagi?"
Tanyaku seraya meraih celana jeansku yang ku gantung di belakang pintu.

"Kita naik kereta aja yah, gapapa kan?"
Balas kak vina hanya menggerakan kepalanya menatapku.

"Terserah kak"
Jawabku singkat kemudian segera menggunakan celana jeansku.

Celana jeansku sudah terpasang, aku kemudian sejenak bercermin untuk memastikan bahwa pakaianku sudah rapih.

"Mau berangkat sekarang kak?"
Tanyaku seraya melangkah mendekati kak vina yang masih tiduran di kasur.

Kak vina meraih tanganku, lalu menggunakannya sebagai pegangan untuk membangunkan tubuhnya.

"Yuk"
Ucap kak vina saat ia sudah berdiri di hadapanku.

Aku tersenyum, kak vina justru dengan santainya mengencup bibirku sesaat.

"Nanti motor kamu parkir di stasiun aja"
Jelas kak vina seraya mulai melangkah menuju pintu kamar.

Aku hanya mengangguk kemudian meraih kunci motorku dari atas lemari kecil dan ikut melangkah bersama kak vina keluar kamar. Sekitar 20 menit kemudian, aku dan kak vina sudah tiba di stasiun kereta. Ternyata penumpang kereta di hari sabtu ini cukup sepi, sehingga aku dan kak vina berhasil mendapatkan kursi bersampingan. Selama perjalanan, kak vina selalu megandeng lenganku sehingga kami nampak seperti sepasang kekasih.

Tak lama kemudian, kami sudah tiba di depan rumah dimas.

"Loh, ga naik motor vin?"
Tanya dimas saat ia sedang membuka gerbang.

"Engga mas, anto mau nyobain naik kereta"
Jawab kak vina.

"Haha, belum pernah naik kereta emang to?"
Balas dimas saat gerbang sudah terbuka.

"Ah? Udah kok bang, cuman jarang"
Jawabku.

"Emang kamu pernah to?"
Tanya kak vina.

"Pernah lah kak"

"Ngobrol di dalem aja bisa kali"
Saut dimas.

"Ohiya haha, yuk to"
Jawab kak vina kemudian menarik lenganku untuk segera melangkah masuk ke dalam rumah.

Di ruang tamu.

"Orang rumah pada kemana bang?"
Tanyaku seraya duduk di kursi.

"Pada ke bali to, ada acara kantor... Mau minum apaan lu?"
Balas dimas.

"Apaan aja bang"

"Es tehnya satu yah mas"
Ucap ku dan kak vina bersamaan.

"Paling bisa emang lu kalo masalah nyari kesempatan vin"
Jawab dimas nampak keberatan dengan permintaan kak vina.

"Sekali - sekali gapapa dong"
Balas kak vina tersenyum kepada dimas.

Dimas ikut tersenyum.

"Bentar dah"
Jawab dimas kemudian melangkah meninggalkan aku dan kak vina di ruang tamu.

Beberapa menit kemudian, mataku terkunci saat melihat seorang wanita cantik hanya menggunakan handuk putih berjalan ke arah kami.

"Loh, ada si ganteng"
Ucap kak sherly dengan balutan handuk menutupi tubuhnya yang masih nampak basah.

"Eh....iya...kak"
Jawabku gugup.

"Pake baju dulu bisa kali bu"
Celetuk kak vina jutek.

"Hihi...bentar yah ganteng"
Balas kak sherly sambil mengedipkan satu matanya kepadaku, kemudian segera melangkah meninggalkan aku dan kak vina.
Aku bahkan menatap gerakan pinggulnya saat ia berjalan membelakangiku.

"Matanya hey"
Ucap kak vina sadar akan tatapanku.

"Ah....iya kak maaf"
Balasku kikuk.

Kak vina hanya tersenyum melihatku.

Tak lama kemudian, dimas sudah kembali membawa satu gelas teh dan air mineral.

"Minum dulu"
Ucap dimas seraya meletakan gelas di meja.

Aku dan kak vina segera meneguk air pesanan kami.

"Belum baikan lu to sama orang rumah?"
Tanya dimas lalu duduk dan mengeluarkan sebungkus rokok dari kantong celana

"Yagitu lah bang"
Jawabku enggan untuk membicarakan masalahku dengan keluarga pak nuel.

"Mas, kemaren anto ngerokok yah?"
Tanya kak vina tepat ketika dimas hendak menyulut rokoknya.

"Ngerokok? Kaga ah. Emang kenapa?"

"Gapapa, anto udah ngaku kok kalo dia ngerokok"

Dimas sontak terdiam dan melirikku.

"Biarin sih vin, namanya juga cowok"
Ucap dimas.

Kini kak vina ikut melirikku.

"Mau ngerokok lagi to?"
Tanya kak vina.

"Engga kak"
Jawabku menggeleng kepala.

"Serius, gapapa kok"
Balas kak vina tersenyum.

"Iya kak, nanti aja"
Ucapku.

Sesaat kemudian, kak sherly yang sudah menggunakan tanktop putih dengan bawahan yoga pants abu - abu melangkah ke arah kami lalu duduk di sebelah kananku.

"Hai ganteng"
Ucap kak sherly menyapaku.

"Iya kak"
Balasku tersenyum.

"Kok kamu ga sms kakak sih? Kakak nungguin padahal"
Tanya kak sherly perilah tawarannya beberapa hari yang lalu.

"Engga kak..***papa"
Jawabku ragu.

"Eh vin, lu udah pada makan?"
Saut dimas.

"Udah mas, eh kamu udah makan to?"
Jawab kak vina kemudian bertanya kepadaku.

"Belum"
Balasku singkat.

"Yaudah makan dulu gih to, ada lauk tuh di dapur"
Ucap dimas kepadaku.

"Gausah bang"
Tolakku.

Namun tiba - tiba kak sherly berdiri seraya meraih tanganku.

"Makan sama kakak yuk"
Ajak kak sherly tersenyum

"Jangan aneh - aneh ya bu"
Celetuk kak vina sementara aku masih terduduk bingung untuk merespon ajakan kak sherly.

"Apasih, orang cuman ngajak makan.. Ayo ih"
Balas kak sherly menguatkan tarikannya.

Aku sejenak melirik kak vina, kak vina mengangguk. Melihat anggukan kak vina, aku kemudian bangkit menuruti tarikan kak sherly.

"Sinisini"
Ajak kak sherly mulai berjalan ke arah dapur sambil terus menarik tanganku.

Aku hanya bisa pasrah melangkah mengikuti tarikan tangan kak sherly.

Di ruang makan, kak sherly menyuruhku untuk segera duduk kemudian ia menyiapkan makananku. Makananku sudah tersaji, kak sherly kemudian duduk di seberangku.

"Makan ih, jangan malu - malu"
Ucap kak sherly menatapku dengan kedua tangan menahan dagunya.

"Iya kak"
Balasku singkat.

Aku kemudian meraih sendok dan garpu untuk mulai melahap makanan.

"Kok kamu ganteng banget sih to?"
Tanya kak sherly saat aku baru saja mulai menyuap nasi.

"Emhh....uhug...ah.."
Aku yang sama sekali tak siap dengan pertanyaan kak sherly hanya bisa terus mengunyah sambil sesekali menahan batuk akibat sendakan di mulutku.

"Ehm...engga kak"
Jawabku setelah berhasil menelan nasi di dalam mulutku.

"Engga apa?"
Tanya kak sherly.

"Engga....ya gapapa"
Balasku, bingung dengan arah pembicaraan ini.

"Hihi....yaudah terusin aja makannya"
Ucap kak sherly tertawa kecil melihat sikap canggungku.

Aku hanya mengangguk dan lanjut melahap makananku.

"Kamu udah pernah ml to?"
Lagi - lagi, pertanyaan kak sherly yang membuat aku hampir tersenduk

"Belum"
Jawabku singkat, berharap ini semua cepat berlalu.

"Kasian yah ganteng..***mau nyoba?"

Aku terdiam.

"Mau nyoba ga?"
Tanya kak sherly lagi.

Aku masih terdiam dan fokus untuk menghabiskan makananku.

Setelah beberapa saat...

"Emhhh"
Aku sedikit mendesah saat merasakan sesuatu menekan bagian selangkanganku dengan kuat.

Aku melihat ke bawah. Nafasku sebentar terhenti saat menemukan kaki kak sherly sedang berada di selangkanganku.

"Ah....kak"
Ucap ku pelan merasakan tekanan kaki kak sherly seakan memijit penisku.

Aku menatap kak sherly.

"Sssst"
Desis kak sherly sambil meletakan satu jarinya di depan bibir.

"Jangan"
Ucapku pelan.

"Emhhh"
Aku mengeluh saat merasakan kak sherly justru menekan kakinya dengan kuat.

"Kak plis"
Mohonku sekali lagi.

Kak sherly justru terus tersenyum bahkan menjulurkan lidahnya mengejekku. Tak ingin terlarut dalam permainan kak sherly, aku segera meraih kaki kak sherly dan menyingkirkannya dari selangkanganku.

Melihat responku, kak sherly justru berdiri dan dengan pelan berjalan mendekatikku.

"Kakak tunggu di kamar yah ganteng, kakak mau nyobain ini"
Bisik kak sherly tepat di kupingku lalu meremas penisku dari luar celana.

Kak sherly kemudian hendak pergi meninggalkanku. Entah apa yang aku pikirkan, aku justru dengan cepat menahan tangannya agar ia terus berdiri di hadapanku.

"Bang dimas sama kak vina?"
Tanyaku.

Kak sherly tersenyum, ia justru meletakan tanganku di permukaan vaginanya..

"Nanti kakak kondisiin"
Bisiknya pelan.

Aku yang sudah mulai terhanyut justru mengusap pelan punuk vagina kak sherly, namun kak sherly memutarkan badannya kemudian melangkah meninggalkanku.

Dengan otak di penuhi fikiran kotor, aku segera melahap makananku habis lalu bangkit dari meja makan. Aku sempat bingung untuk melangkah ke ruang tamu atau menyusul kak sherly ke kamar, namun akhirnya kuputuskan untuk ke ruang tamu.

"Loh, sherly mana?"
Tanya kak vina melihat kehadiranku tak bersama kak sherly.

"Tadi dia masuk ke kamar kak"
Jawabku kemudian kembali duduk bersama kak vina dan dimas..

"Abis makan mah enaknya ngerokok to"
Ucap dimas tersenyum dan mendorong bungkusan rokoknya di meja ke arahku.

Aku yang masih ragu segera melihat kak vina.

"Gapapa kok"
Ucap kak vina tersenyum

Mendengar persetujuan dari kak vina, aku memberanikan diri untuk meraih sebatang rokok lalu menyulutnya.

Beberapa saat selanjutnya, kami hanya berbincang sambil sesekali ku hisap rokokku dalam.

"Buuu!! Sini bentar dong!!'
Suara teriakan kak sherly dari dalam kamar..

"Apasih?!"
Balas kak vina ikut berteriak.

"Sini bentar!"
Teriak kak sherly lagi..

Mendengar teriakan kak sherly, kak vina berdiri lalu melangkah menuju sumber suara meninggalkan aku dan dimas. Semenjak kak vina pergi, kami hanya terdiam sementara dimas sibuk dengan hpnya.

Namun tiba - tiba dimas bangkit dari duduk..

"To, gua tinggal bentar gapapa ya? Ke supermarket bentar doang kok gua"
Ucap dimas.

"Ohiya bang.***papa kok"
Jawabku.

"Yaudah, itu rokok kalo mau isep aja, selow"
Balas bang dimas kemudian mulai melangkah menuju pintu rumah..

"Iya bang"
Balasku singkat..

Beberapa saat kemudian, kini tinggal aku sendirian yang masih berada di ruang tamu..

Entah setelah berapa lama, aku mendengar suara langkah kaki mendekatiku.

Kak sherly, dengan tatapan tajamnya berjalan mendekatiku, terus mendekat hingga ia benar - benar berada di hadapanku..

"Kak vina ma......

"Emhh"
Ucapanku tertahan saat kak sherly dengan cepat menurunkan kepalanya dan menempelkan bibirnya dengan bibirku..

Kami berciuman, namun aku segera mendorong tubuhnya mundur hingga ciuman kami terlepas.

"Ada kak vina"
Protesku.

"Diem ih"
Balas kak sherly yang justru menaikan kedua kakinya di samping dudukanku dan meletakan pantatnya di atas pahaku.

"Kak vina..."
Protes ku lagi.

Kak sherly meletakan satu jarinya di depan bibirku, lalu mendekatkan mulutnya dengan kupingku.

"Kak vina lagi ngerjain tugas kakak di kamar..kamu jangan berisik, biar kita bisa ngentot"
Bisik kak sherly.

Bulu kudukku sontak merinding mendengar ucapan kak sherly, namun entah mengapa penisku juga ikut bereaksi dan segera tegang sepenuhnya..

"Kak..."
Panggilku lirih..

Kak sherly menatapku, ia kemudian kembali menyerang bibirku. Aku yang sudah mulai hanyut dalam permainanya kini membalas ciuman kak sherly sambil meremasi pantatnya yang masih terbalut yoga pants.

Entah setelah berapa lama, aku justru menarik pinggul kak sherly untuk semakin mendekat hingga kini ia benar - benar duduk di atas pangkuan selangkanganku

"Sherrr!! Ini semuanya harus di translat?!!"
Suara teriakan kak vina dari dalam kamar.

Ciuman kami sontak terlepas.

"Iyaa vin... Tolong yah! Nanti aku tambahin deh bayarannya!"
Teriak kak sherly membalas

Memastikan kak vina sudah tak lagi membalas, kak sherly menatapku tersenyum.

"Ganjel banget sih ganteng"
Ucap kak sherly menekan pinggulnya mendesak penisku.

"Emh...kak..lain kali aja ya...takut...

"Ssstt"
Lagi - lagi kak sherly meletakan jarinya di bibirku.

"Kita quicky aja yah, biar cepet"
Bisik kak sherly.

"Gausah kak"
Tolakku takut khawatir tentang keberadaan kak vina.

"Yaudah deh kakak isepin dulu"
Balas kak sherly justru turun dan berlutut di hadapanku lalu mencoba meraih reseleting celanaku.

"Kak...plis"
Mohonku menolak sambil menahan tangan kak sherly.

"Cobain dulu ganteng, nanti pasti ketagihan deh"
Rayu kak sherly.

Aku masih menahan tangan kak sherly.

"Ayo dong sayang....aman kok.. yah? Kakak buka yah?"
Bujuk kak sherly.

Entah mengapa aku menggerakan tanganku justru untuk membantu kak sherly menurunkan celanaku.

"Hihi....sinisini, kakak isepin dulu..trus kita main cepet aja"
Ucap kak sherly senang melihat gerakan tanganku.

Kaitan celanaku terbuka, begitu juga dengan resletingku. Aku kemudian sedikit mengangkat dudukanku untuk menurunkan mengeluarkan penisku.

"Astaga"
Ucap kak sherly menatap penisku yang sudah menegang.

"Kak?"
Panggilku bingung.

Kak sherly nampak tak peduli dengan panggilanku, ia kemudian segera memajukan kepala, membuka mulut dan dengan lahap memasukan penisku ke dalam mulutnya.

"Ah....kak"
Desahku saat merasakan sensasi geli akibat gesekan bibir kak sherly.

Kak sherly mulai menaik turunkan kepalanya membuat penisku terasa bergesekan dengan mulutnya. Aku hanya bisa pasrah menikmati pelayanan kak sherly, bahkan kedua tanganku kini berada di atas kepala kak sherly untuk mengusap lembut rambutnya.

Setelah beberapa saat.

"Emmhh.....kak"
Aku kembali mendesah saat kak sherly terasa melahap penisku seluruhnya.

"Emh.....to...gede"
Ucap kak sherly saat ia sudah melepaskan penisku.

Aku tersenyum dan mengusap pipi kak sherly.

"Kamu ganteng, baik, kontolnya gede...jadi pacar kakak aja ya"
Kak sherly kini menurunkan yoga pantsnya sebatas dengkul sehingga mulus vaginanya terpampang di hadapanku.

Namun tiba - tiba

"SHERLY!!!!!"

Waktu serasa terhenti saat aku mendengar suara teriakan kak vina dari belakang kak sherly.

"ANTO!! KAMU APA - APAAN SIH?"
Teriak kak vina lagi, kini suaranya semakin mendekat.

Kak sherly segera kembali menarik yoga pantsnya.

Kak vina kini sudah berada di sampingku dan kak sherly, kami berdua hanya bisa terdiam menatap kak vina.

"Kamu bener - bener yah sher, sampe anto mau kamu kerjain juga"
Ucap kak vina kepada kak sherly.

Kak sherly justru tersenyum.

"Hihi...maaf bu, abis gede banget tuh"
Balas kak sherly menujuk penisku.

Aku sontak tersadar dengan kondisi celanaku segera menariknya ke atas dan memasukan penisku kembali ke dalam celana dalamku.

"Kamu juga to, mau maunya aja sih di gituin sama dia"
Ucap kak vina kini memarahiku.

"Maaf kak"
Balasku seraya mengaitkan celana dan menarik resletingnya

"Kalian udah ngapain aja?"
Tanya kak vina masih melotot.

"Cuman ngisepin doang kok"
Jawab kak sherly jujur.

Kak vina menggelengkan kepala.

"Aku marah sama kamu sher"
Ucap kak vina sambil menarik lengan tanganku. Takut kak vina semakin marah, aku sontak berdiri mengikuti tarikan kak vina.

"Ih, jangan marah kek bu..janji deh gabakal aneh - aneh lagi"
Balas kak sherly.

"Terserah, yang pasti aku gabakal bawa anto lagi ke sini"
Kini kak vina menarikku untuk mulai melangkah menuju pintu rumah.

"Yaudah, nanti aku aja yang ke kostannya anto"

"SHERLY!!"
Teriak kak vina kesal, aku dan kak vina berhenti tepat di depan pintu.

"Hihi...bercanda bu bercanda..engga kok, maaf ya"

"Keterlaluan kamu sher, dia adik aku"

"Iya vina...aku minta maaf...maafin yah"
Rayu kak sherly sambil menggenggam lengan kak vina.

"Engga, udah aku mau pulang"
Balas kak vina berusaha melepaskan genggaman kak sherly.

"Yaudah tapi maafin dulu kek....plis maaf"

"Terserah, udah ih lepas, aku mau pulang"

"Yaudah kalian hati - hati yah, jangan marah yah bu"
Ucap kak sherly seraya melepas lengan kak vina.

Kak vina hanya memasang wajah juteknya kemudian lanjut melangkah menuju gerbang, saat kami baru saja keluar gerbang, aku melihat mobil dimas berhenti di depan rumah.

"Loh mau kemana vin?"
Tanya dimas membuka pintu mobil.

"Pulang"
Balas kak vina singkat

"Kok cepet banget?"

"Iya, takut anto di culik wewe gombel"

Eskpresi wajah dimas berubah.

"Sherly ya?"
Tanya dimas.

"Siapa lagi, udah ayok ah to, cepet"
Balas kak vina seraya menarik tanganku untuk segera melangkah.

"Gamau dianterin?"

"Gausah"
Jawab kak vina singkat.

Aku dan kak vina pun berjalan keluar komplek, menaiki angkot dan segera meluncur menuju stasiun kereta. Selama perjalanan, kak vina terus terdiam sambil menggenggam tanganku erat.

"Kamu kok bisa sampe gitu sih to"
Ucap kak vina akhirnya berbicara saat kami sudah berada di dalam kereta.

"Iya kak...maaf....abis kak sherlinya gitu"
Jawabku.

"Iyasih, emang genit banget dia"

"Maaf yah kak, jangan marah"
Balasku mengusap tangan kak vina.

"Yaudah...tapi kamu nanti ikut ke rumah dulu ya"

"Ngapain?"

"Ketemu kak kira"
Jawab kak vina menatapku..

"Ah...emh...lain kali aja deh kak"
Balasku.

"Plis to, percaya sama kakak, biar masalah kamu sama kak kira selesai"
Kak vina menggenggam tanganku erat.

"Aku ga ada masalah sama kak kira kok"
Jawabku.

"Yaudah terserah, tapi plis kamu ketemu sama dia yah?"
Pinta kak vina dengan wajah memohon.

Tak tega melihat wajah kak vina, aku mengangguk lemah. Kak vina tersenyum, begitu juga denganku.

Sekitar jam 3 sore, akhirnya aku dan kak vina tiba di rumah pak nuel. Aku duduk di ruang tamu sementara kak vina melangkah mendekati tangga.

"KAK...TURUN BENTAR DONG"
Teriak kak vina kemudian berjalan ke ruang tamu dan duduk di sebelahku

Entah mengapa jantungku berdebar menyadari bahwa sebentar lagi aku akan kembali berhadapan dengan kak kira.

Suara langkah terdengar, aku melihat ke arah tangga. Kak kira terlihat cantik berjalan menuruni tangga kemudian melangkah mendekatiku.

Saat kak kira sudah berada di ruang tamu.

"Non"
Ucapku memberi salam sambil berdiri dan menurunkan kepala.
Sedetik kemudian aku merasakan kak vina menarik tanganku untuk kembali duduk di sampingnya, aku menuruti permintaan kak vina dan menjatuhkan tubuhku.

Kini kami bertiga sudah duduk di ruang tamu.

"Jangan gitu to"
Ucap kak kira lemah.

Aku memberanikan diri untuk melihat wajah kak kira, namun ternyata kak kira menunduk sehingga aku tak bisa melihat wajahnya..

"Jangan panggil kakak dengan sebutan non"
Sambung kak kira masih dengan kepala menunduk.

Beberapa saat kami bertiga terdiam di dalam suasana canggung ini.

"Kak kira tau kalo kamu marah sama kakak, tapi tolong jangan pernah panggil kakak pake sebutan non"
Ucap kak kira lagi.

Aku hanya terdiam.

"Kakak.......kakak minta maaf.... Maaf waktu itu kakak emosi bahkan sampe nampar kamu"
Lanjut kak kira, suaranya tersendak - sendak menangis.

Aku menarik nafas sejenak untuk memberanikan diri membalas ucapan kak kira.

"Ini bukan masalah tamparannya kok non"
Balasku masih memanggil kak kira dengan semestinya.

"To.....plisss.... Kakak tau kakak salah.....engga to....kamu ga numpang di sini.....maaf to....maaf..kakak gamau kamu begini"
Ucap kak kira mengangkat kepala, wajahnya sudah nampak merah akibat tangisannya.

"Iya non...saya udah maafin...non kira gasalah kok, saya yang salah"
Balasku..

"Tooo.....plissss....jangan non"
Kak kira kini memegang dengkulku.

"Iya...iya kak...udah jangan nangis...aku sama sekali ga pernah marah kok sama kira"

"Yaudah kamu pulang......kamu jangan kemana - mana"
Pinta kak kira.

Aku terdiam.

"Pulang yah to?.....kamu jangan kemana - mana lagi....ini rumah kamu to.....setelah lulus pun kamu jangan pergi"
Lanjut kak kira.

Aku memberanikan diri untuk mengenggam tangan kak kira.

"Maaf kak...bagaimanapun juga ini bukan rumah anto...anto justru mau bilang makasih karena kak kira udah nyadarin anto kondisi sesungguhnya...anto gamau ngerepotin keluarga kak kira lagi"
Balasku mengelus lembut tangan kak kira.

"TOOOO!!"
Kak kira berteriak keras.

"Kamu adik kak kira.....kamu gapernah ngerepotin disini......kamu abangnya lala, adiknya vina dan adiknya kak kira yah to..."
Lanjut kak kira menangis histeris.

"Makasih banyak kak.....makasih banyak kalo kakak udah anggep anto sebagai adik..."
Balasku

Aku sejenak menarik nafas panjang untuk melanjutkan ucapanku.

"Tapi anto udah ngambil keputusan kak, anto gamau lagi nyusahin keluarga ini. Kayak yang anto bilang kemarin, satu - satunya alasan anto mau dateng ke rumah ini lagi karena masih di suruh sama pak nuel, dan alasan anto masih mau nerusin sma juga karena suruhan pak nuel. Setelah lulus sma nanti, entah apapun yang terjadi.. demi tuhan, anto pasti akan pamit kok kak"
Lanjutku..

"TOOOOOO!!!"
Kak kira lagi lagi berteriak.

Tiba - tiba aku merasakan kak vina menyentuh lenganku, aku melihat wajah kak vina.

"Jangan gitu"
Ucap kak vina yang rupanya juga sudah menangis..

Aku memejamkan mata untuk menahan tetesan air mataku yang sudah terasa penuh..

Setelah beberapa saat aku kembali membuka mata dan melihat kak vina yang masih menangis sambil menggenggam lenganku.

"Maaf yah kak....kalo kak vina dan kak kira nganggep anto sebagai adik..*** ada salahnya kan kak kalo anto sebagai adiknya kakak memilih untuk hidup mandiri?"
Ucapku.

"Tapi bukan berarti kamu gamau berhubungan sama kita lagi kan to?"
Tanya kak vina, tangisannya mulai melemah setelah mendengar penjelasanku.

"Iya kak, aku selamanya berhutang budi sama keluarga ini.. aku cuman mau hidup mandiri"
Balasku mengenggam tangan kak vina.

Kak vina mengangguk.

Aku mengalihkan pandangaku kepada kak kira yang nampak juga mulai berhenti menangis..

"Tolong kak, ngertiin anto yah"
Ucapku kepada kak kira.

Kak kira melepaskan dengkulku.

"Boleh kakak peluk anto?"
Tanya kak kira masih dengan nada tersendak sendak.

Aku tersenyum dan bangkit berdiri, kak kira juga ikut bangkit berdiri dan segera memeluk tubuhku erat.

"Dimanapun kamu nanti...kakak punya adik 3.. vina, kamu dan lala"
Ucap kak kira memelukku.

"Iya kak"
Balasku singkat sembari mengelus punggung kak kira.

Setelah cukup lama, akhirnya kak kira melepaskan pelukannya..

"Jadi kamu gamau pulang?"
Tanya kak kira, ia sudah berhenti menangis.

"Iya kak, anto mau tinggal di kostan dulu.. boleh kan?"
Jawabku.

Kak kira tak membalas, ia justru kembali memelukku.

"Jaga kesehatan, minggu depan kamu udah masuk sekolah"
Ucap kak kira

"Iya kak, kak kira juga jaga kesehatan yah"
Balasku.

Kak kira kembali melepas pelukannya.

_____

Di rumah bagas.

POV orang ke tiga.

"Abis ujian enaknya ngapain ger? Yakali kita gini - gini aja"
Ucap bagas.

"Nah bener tuh, bikin acara lah"
Saut aryo yang sedang sibuk bermain game di laptop bagas.

"Selow coy, udah gua siapin itu mah"
Jawab geri kemudian menjatuhkan tubuhnya berbaring di sofa.

"Ngapain?"
Tanya bagas.

"Kita kerjain lala rame - rame"
Balas geri.

"Ah lu mah gitu mulu ger, bosen anjing kalo cuman nyepong - nyepong doang mah"
Protes bagas.

"Nah iya ger, bagi lubangnya lah sekali - kali"
Saut aryo.

"Selow, kali ini spesial"
Jawab geri kemudian membangkitkan tubuhnya duduk.

"Serius lu?"
Tanya bagas semangat.

"Iya.....sama satu lagi"
Ucap geri sambil berdiri

Bagas dan aryo terdiam mendengar ucapan geri.

"Abang gua mau ikut"
Lanjut geri tersenyum kemudian melangkah menuju kamar bagas untuk segera menemui lala.
 
10​


Pagi ini, aku terbangun saat mendengar pintu kamarku diketuk.

"Anto"
Suara kak vina memanggilku.

"Emh....iya kak bentar"
Jawabku malas dengan kesadaran seadanya.

Aku bangkit dari kasur kemudian berjalan menuju pintu.

Pintu terbuka.

Terpampanglah kak vina yang sedang berdiri di depan pintu, menggunakan kaos putih dan celana jeans panjang sebagai bawahannya.

"Baru bangun yah to?"
Tanya kak vina.

"Iya kak"
Jawabku malas sambil mengusap mata.

Aku melangkah mundur lalu duduk di pinggir kasur..

"Emmmhhhh.....tumben kak pagi - pagi"
Ucapku sembari merenggangkan kedua tanganku.

"Iya..kakak mau ajak kamu ke rumah dimas"
Balas kak vina sambil melangkah masuk kemudian duduk di sampingku..

"Ah? Ngapain?

"Main aja, mau ga?"
Tanya kak vina sambil menahan tanganku yang sedang ku renggangkan agar tak mengenai wajahnya.

"Aku mandi dulu ya?"
Balasku.

"Yaudah, cepet gih"
Jawab kak vina kini mendorong pundakku agar segera bangkit dari kasur.

"Bentar yah kak"
Balasku kemudian berdiri.

Aku meraih peralatan mandi dan pakaian ganti kemudian segera melangkah menuju kamar mandi. Sekitar 15 menit hingga akhirnya aku sudah kembali berada di kamar, menemukan kak vina yang kini sedang tiduran di kasur.

"Kesana naik motor lagi?"
Tanyaku seraya meraih celana jeansku yang ku gantung di belakang pintu.

"Kita naik kereta aja yah, gapapa kan?"
Balas kak vina hanya menggerakan kepalanya menatapku.

"Terserah kak"
Jawabku singkat kemudian segera menggunakan celana jeansku.

Celana jeansku sudah terpasang, aku kemudian sejenak bercermin untuk memastikan bahwa pakaianku sudah rapih.

"Mau berangkat sekarang kak?"
Tanyaku seraya melangkah mendekati kak vina yang masih tiduran di kasur.

Kak vina meraih tanganku, lalu menggunakannya sebagai pegangan untuk membangunkan tubuhnya.

"Yuk"
Ucap kak vina saat ia sudah berdiri di hadapanku.

Aku tersenyum, kak vina justru dengan santainya mengencup bibirku sesaat.

"Nanti motor kamu parkir di stasiun aja"
Jelas kak vina seraya mulai melangkah menuju pintu kamar.

Aku hanya mengangguk kemudian meraih kunci motorku dari atas lemari kecil dan ikut melangkah bersama kak vina keluar kamar. Sekitar 20 menit kemudian, aku dan kak vina sudah tiba di stasiun kereta. Ternyata penumpang kereta di hari sabtu ini cukup sepi, sehingga aku dan kak vina berhasil mendapatkan kursi bersampingan. Selama perjalanan, kak vina selalu megandeng lenganku sehingga kami nampak seperti sepasang kekasih.

Tak lama kemudian, kami sudah tiba di depan rumah dimas.

"Loh, ga naik motor vin?"
Tanya dimas saat ia sedang membuka gerbang.

"Engga mas, anto mau nyobain naik kereta"
Jawab kak vina.

"Haha, belum pernah naik kereta emang to?"
Balas dimas saat gerbang sudah terbuka.

"Ah? Udah kok bang, cuman jarang"
Jawabku.

"Emang kamu pernah to?"
Tanya kak vina.

"Pernah lah kak"

"Ngobrol di dalem aja bisa kali"
Saut dimas.

"Ohiya haha, yuk to"
Jawab kak vina kemudian menarik lenganku untuk segera melangkah masuk ke dalam rumah.

Di ruang tamu.

"Orang rumah pada kemana bang?"
Tanyaku seraya duduk di kursi.

"Pada ke bali to, ada acara kantor... Mau minum apaan lu?"
Balas dimas.

"Apaan aja bang"

"Es tehnya satu yah mas"
Ucap ku dan kak vina bersamaan.

"Paling bisa emang lu kalo masalah nyari kesempatan vin"
Jawab dimas nampak keberatan dengan permintaan kak vina.

"Sekali - sekali gapapa dong"
Balas kak vina tersenyum kepada dimas.

Dimas ikut tersenyum.

"Bentar dah"
Jawab dimas kemudian melangkah meninggalkan aku dan kak vina di ruang tamu.

Beberapa menit kemudian, mataku terkunci saat melihat seorang wanita cantik hanya menggunakan handuk putih berjalan ke arah kami.

"Loh, ada si ganteng"
Ucap kak sherly dengan balutan handuk menutupi tubuhnya yang masih nampak basah.

"Eh....iya...kak"
Jawabku gugup.

"Pake baju dulu bisa kali bu"
Celetuk kak vina jutek.

"Hihi...bentar yah ganteng"
Balas kak sherly sambil mengedipkan satu matanya kepadaku, kemudian segera melangkah meninggalkan aku dan kak vina.
Aku bahkan menatap gerakan pinggulnya saat ia berjalan membelakangiku.

"Matanya hey"
Ucap kak vina sadar akan tatapanku.

"Ah....iya kak maaf"
Balasku kikuk.

Kak vina hanya tersenyum melihatku.

Tak lama kemudian, dimas sudah kembali membawa satu gelas teh dan air mineral.

"Minum dulu"
Ucap dimas seraya meletakan gelas di meja.

Aku dan kak vina segera meneguk air pesanan kami.

"Belum baikan lu to sama orang rumah?"
Tanya dimas lalu duduk dan mengeluarkan sebungkus rokok dari kantong celana

"Yagitu lah bang"
Jawabku enggan untuk membicarakan masalahku dengan keluarga pak nuel.

"Mas, kemaren anto ngerokok yah?"
Tanya kak vina tepat ketika dimas hendak menyulut rokoknya.

"Ngerokok? Kaga ah. Emang kenapa?"

"Gapapa, anto udah ngaku kok kalo dia ngerokok"

Dimas sontak terdiam dan melirikku.

"Biarin sih vin, namanya juga cowok"
Ucap dimas.

Kini kak vina ikut melirikku.

"Mau ngerokok lagi to?"
Tanya kak vina.

"Engga kak"
Jawabku menggeleng kepala.

"Serius, gapapa kok"
Balas kak vina tersenyum.

"Iya kak, nanti aja"
Ucapku.

Sesaat kemudian, kak sherly yang sudah menggunakan tanktop putih dengan bawahan yoga pants abu - abu melangkah ke arah kami lalu duduk di sebelah kananku.

"Hai ganteng"
Ucap kak sherly menyapaku.

"Iya kak"
Balasku tersenyum.

"Kok kamu ga sms kakak sih? Kakak nungguin padahal"
Tanya kak sherly perilah tawarannya beberapa hari yang lalu.

"Engga kak..***papa"
Jawabku ragu.

"Eh vin, lu udah pada makan?"
Saut dimas.

"Udah mas, eh kamu udah makan to?"
Jawab kak vina kemudian bertanya kepadaku.

"Belum"
Balasku singkat.

"Yaudah makan dulu gih to, ada lauk tuh di dapur"
Ucap dimas kepadaku.

"Gausah bang"
Tolakku.

Namun tiba - tiba kak sherly berdiri seraya meraih tanganku.

"Makan sama kakak yuk"
Ajak kak sherly tersenyum

"Jangan aneh - aneh ya bu"
Celetuk kak vina sementara aku masih terduduk bingung untuk merespon ajakan kak sherly.

"Apasih, orang cuman ngajak makan.. Ayo ih"
Balas kak sherly menguatkan tarikannya.

Aku sejenak melirik kak vina, kak vina mengangguk. Melihat anggukan kak vina, aku kemudian bangkit menuruti tarikan kak sherly.

"Sinisini"
Ajak kak sherly mulai berjalan ke arah dapur sambil terus menarik tanganku.

Aku hanya bisa pasrah melangkah mengikuti tarikan tangan kak sherly.

Di ruang makan, kak sherly menyuruhku untuk segera duduk kemudian ia menyiapkan makananku. Makananku sudah tersaji, kak sherly kemudian duduk di seberangku.

"Makan ih, jangan malu - malu"
Ucap kak sherly menatapku dengan kedua tangan menahan dagunya.

"Iya kak"
Balasku singkat.

Aku kemudian meraih sendok dan garpu untuk mulai melahap makanan.

"Kok kamu ganteng banget sih to?"
Tanya kak sherly saat aku baru saja mulai menyuap nasi.

"Emhh....uhug...ah.."
Aku yang sama sekali tak siap dengan pertanyaan kak sherly hanya bisa terus mengunyah sambil sesekali menahan batuk akibat sendakan di mulutku.

"Ehm...engga kak"
Jawabku setelah berhasil menelan nasi di dalam mulutku.

"Engga apa?"
Tanya kak sherly.

"Engga....ya gapapa"
Balasku, bingung dengan arah pembicaraan ini.

"Hihi....yaudah terusin aja makannya"
Ucap kak sherly tertawa kecil melihat sikap canggungku.

Aku hanya mengangguk dan lanjut melahap makananku.

"Kamu udah pernah ml to?"
Lagi - lagi, pertanyaan kak sherly yang membuat aku hampir tersenduk

"Belum"
Jawabku singkat, berharap ini semua cepat berlalu.

"Kasian yah ganteng..***mau nyoba?"

Aku terdiam.

"Mau nyoba ga?"
Tanya kak sherly lagi.

Aku masih terdiam dan fokus untuk menghabiskan makananku.

Setelah beberapa saat...

"Emhhh"
Aku sedikit mendesah saat merasakan sesuatu menekan bagian selangkanganku dengan kuat.

Aku melihat ke bawah. Nafasku sebentar terhenti saat menemukan kaki kak sherly sedang berada di selangkanganku.

"Ah....kak"
Ucap ku pelan merasakan tekanan kaki kak sherly seakan memijit penisku.

Aku menatap kak sherly.

"Sssst"
Desis kak sherly sambil meletakan satu jarinya di depan bibir.

"Jangan"
Ucapku pelan.

"Emhhh"
Aku mengeluh saat merasakan kak sherly justru menekan kakinya dengan kuat.

"Kak plis"
Mohonku sekali lagi.

Kak sherly justru terus tersenyum bahkan menjulurkan lidahnya mengejekku. Tak ingin terlarut dalam permainan kak sherly, aku segera meraih kaki kak sherly dan menyingkirkannya dari selangkanganku.

Melihat responku, kak sherly justru berdiri dan dengan pelan berjalan mendekatikku.

"Kakak tunggu di kamar yah ganteng, kakak mau nyobain ini"
Bisik kak sherly tepat di kupingku lalu meremas penisku dari luar celana.

Kak sherly kemudian hendak pergi meninggalkanku. Entah apa yang aku pikirkan, aku justru dengan cepat menahan tangannya agar ia terus berdiri di hadapanku.

"Bang dimas sama kak vina?"
Tanyaku.

Kak sherly tersenyum, ia justru meletakan tanganku di permukaan vaginanya..

"Nanti kakak kondisiin"
Bisiknya pelan.

Aku yang sudah mulai terhanyut justru mengusap pelan punuk vagina kak sherly, namun kak sherly memutarkan badannya kemudian melangkah meninggalkanku.

Dengan otak di penuhi fikiran kotor, aku segera melahap makananku habis lalu bangkit dari meja makan. Aku sempat bingung untuk melangkah ke ruang tamu atau menyusul kak sherly ke kamar, namun akhirnya kuputuskan untuk ke ruang tamu.

"Loh, sherly mana?"
Tanya kak vina melihat kehadiranku tak bersama kak sherly.

"Tadi dia masuk ke kamar kak"
Jawabku kemudian kembali duduk bersama kak vina dan dimas..

"Abis makan mah enaknya ngerokok to"
Ucap dimas tersenyum dan mendorong bungkusan rokoknya di meja ke arahku.

Aku yang masih ragu segera melihat kak vina.

"Gapapa kok"
Ucap kak vina tersenyum

Mendengar persetujuan dari kak vina, aku memberanikan diri untuk meraih sebatang rokok lalu menyulutnya.

Beberapa saat selanjutnya, kami hanya berbincang sambil sesekali ku hisap rokokku dalam.

"Buuu!! Sini bentar dong!!'
Suara teriakan kak sherly dari dalam kamar..

"Apasih?!"
Balas kak vina ikut berteriak.

"Sini bentar!"
Teriak kak sherly lagi..

Mendengar teriakan kak sherly, kak vina berdiri lalu melangkah menuju sumber suara meninggalkan aku dan dimas. Semenjak kak vina pergi, kami hanya terdiam sementara dimas sibuk dengan hpnya.

Namun tiba - tiba dimas bangkit dari duduk..

"To, gua tinggal bentar gapapa ya? Ke supermarket bentar doang kok gua"
Ucap dimas.

"Ohiya bang.***papa kok"
Jawabku.

"Yaudah, itu rokok kalo mau isep aja, selow"
Balas bang dimas kemudian mulai melangkah menuju pintu rumah..

"Iya bang"
Balasku singkat..

Beberapa saat kemudian, kini tinggal aku sendirian yang masih berada di ruang tamu..

Entah setelah berapa lama, aku mendengar suara langkah kaki mendekatiku.

Kak sherly, dengan tatapan tajamnya berjalan mendekatiku, terus mendekat hingga ia benar - benar berada di hadapanku..

"Kak vina ma......

"Emhh"
Ucapanku tertahan saat kak sherly dengan cepat menurunkan kepalanya dan menempelkan bibirnya dengan bibirku..

Kami berciuman, namun aku segera mendorong tubuhnya mundur hingga ciuman kami terlepas.

"Ada kak vina"
Protesku.

"Diem ih"
Balas kak sherly yang justru menaikan kedua kakinya di samping dudukanku dan meletakan pantatnya di atas pahaku.

"Kak vina..."
Protes ku lagi.

Kak sherly meletakan satu jarinya di depan bibirku, lalu mendekatkan mulutnya dengan kupingku.

"Kak vina lagi ngerjain tugas kakak di kamar..kamu jangan berisik, biar kita bisa ngentot"
Bisik kak sherly.

Bulu kudukku sontak merinding mendengar ucapan kak sherly, namun entah mengapa penisku juga ikut bereaksi dan segera tegang sepenuhnya..

"Kak..."
Panggilku lirih..

Kak sherly menatapku, ia kemudian kembali menyerang bibirku. Aku yang sudah mulai hanyut dalam permainanya kini membalas ciuman kak sherly sambil meremasi pantatnya yang masih terbalut yoga pants.

Entah setelah berapa lama, aku justru menarik pinggul kak sherly untuk semakin mendekat hingga kini ia benar - benar duduk di atas pangkuan selangkanganku

"Sherrr!! Ini semuanya harus di translat?!!"
Suara teriakan kak vina dari dalam kamar.

Ciuman kami sontak terlepas.

"Iyaa vin... Tolong yah! Nanti aku tambahin deh bayarannya!"
Teriak kak sherly membalas

Memastikan kak vina sudah tak lagi membalas, kak sherly menatapku tersenyum.

"Ganjel banget sih ganteng"
Ucap kak sherly menekan pinggulnya mendesak penisku.

"Emh...kak..lain kali aja ya...takut...

"Ssstt"
Lagi - lagi kak sherly meletakan jarinya di bibirku.

"Kita quicky aja yah, biar cepet"
Bisik kak sherly.

"Gausah kak"
Tolakku takut khawatir tentang keberadaan kak vina.

"Yaudah deh kakak isepin dulu"
Balas kak sherly justru turun dan berlutut di hadapanku lalu mencoba meraih reseleting celanaku.

"Kak...plis"
Mohonku menolak sambil menahan tangan kak sherly.

"Cobain dulu ganteng, nanti pasti ketagihan deh"
Rayu kak sherly.

Aku masih menahan tangan kak sherly.

"Ayo dong sayang....aman kok.. yah? Kakak buka yah?"
Bujuk kak sherly.

Entah mengapa aku menggerakan tanganku justru untuk membantu kak sherly menurunkan celanaku.

"Hihi....sinisini, kakak isepin dulu..trus kita main cepet aja"
Ucap kak sherly senang melihat gerakan tanganku.

Kaitan celanaku terbuka, begitu juga dengan resletingku. Aku kemudian sedikit mengangkat dudukanku untuk menurunkan mengeluarkan penisku.

"Astaga"
Ucap kak sherly menatap penisku yang sudah menegang.

"Kak?"
Panggilku bingung.

Kak sherly nampak tak peduli dengan panggilanku, ia kemudian segera memajukan kepala, membuka mulut dan dengan lahap memasukan penisku ke dalam mulutnya.

"Ah....kak"
Desahku saat merasakan sensasi geli akibat gesekan bibir kak sherly.

Kak sherly mulai menaik turunkan kepalanya membuat penisku terasa bergesekan dengan mulutnya. Aku hanya bisa pasrah menikmati pelayanan kak sherly, bahkan kedua tanganku kini berada di atas kepala kak sherly untuk mengusap lembut rambutnya.

Setelah beberapa saat.

"Emmhh.....kak"
Aku kembali mendesah saat kak sherly terasa melahap penisku seluruhnya.

"Emh.....to...gede"
Ucap kak sherly saat ia sudah melepaskan penisku.

Aku tersenyum dan mengusap pipi kak sherly.

"Kamu ganteng, baik, kontolnya gede...jadi pacar kakak aja ya"
Kak sherly kini menurunkan yoga pantsnya sebatas dengkul sehingga mulus vaginanya terpampang di hadapanku.

Namun tiba - tiba

"SHERLY!!!!!"

Waktu serasa terhenti saat aku mendengar suara teriakan kak vina dari belakang kak sherly.

"ANTO!! KAMU APA - APAAN SIH?"
Teriak kak vina lagi, kini suaranya semakin mendekat.

Kak sherly segera kembali menarik yoga pantsnya.

Kak vina kini sudah berada di sampingku dan kak sherly, kami berdua hanya bisa terdiam menatap kak vina.

"Kamu bener - bener yah sher, sampe anto mau kamu kerjain juga"
Ucap kak vina kepada kak sherly.

Kak sherly justru tersenyum.

"Hihi...maaf bu, abis gede banget tuh"
Balas kak sherly menujuk penisku.

Aku sontak tersadar dengan kondisi celanaku segera menariknya ke atas dan memasukan penisku kembali ke dalam celana dalamku.

"Kamu juga to, mau maunya aja sih di gituin sama dia"
Ucap kak vina kini memarahiku.

"Maaf kak"
Balasku seraya mengaitkan celana dan menarik resletingnya

"Kalian udah ngapain aja?"
Tanya kak vina masih melotot.

"Cuman ngisepin doang kok"
Jawab kak sherly jujur.

Kak vina menggelengkan kepala.

"Aku marah sama kamu sher"
Ucap kak vina sambil menarik lengan tanganku. Takut kak vina semakin marah, aku sontak berdiri mengikuti tarikan kak vina.

"Ih, jangan marah kek bu..janji deh gabakal aneh - aneh lagi"
Balas kak sherly.

"Terserah, yang pasti aku gabakal bawa anto lagi ke sini"
Kini kak vina menarikku untuk mulai melangkah menuju pintu rumah.

"Yaudah, nanti aku aja yang ke kostannya anto"

"SHERLY!!"
Teriak kak vina kesal, aku dan kak vina berhenti tepat di depan pintu.

"Hihi...bercanda bu bercanda..engga kok, maaf ya"

"Keterlaluan kamu sher, dia adik aku"

"Iya vina...aku minta maaf...maafin yah"
Rayu kak sherly sambil menggenggam lengan kak vina.

"Engga, udah aku mau pulang"
Balas kak vina berusaha melepaskan genggaman kak sherly.

"Yaudah tapi maafin dulu kek....plis maaf"

"Terserah, udah ih lepas, aku mau pulang"

"Yaudah kalian hati - hati yah, jangan marah yah bu"
Ucap kak sherly seraya melepas lengan kak vina.

Kak vina hanya memasang wajah juteknya kemudian lanjut melangkah menuju gerbang, saat kami baru saja keluar gerbang, aku melihat mobil dimas berhenti di depan rumah.

"Loh mau kemana vin?"
Tanya dimas membuka pintu mobil.

"Pulang"
Balas kak vina singkat

"Kok cepet banget?"

"Iya, takut anto di culik wewe gombel"

Eskpresi wajah dimas berubah.

"Sherly ya?"
Tanya dimas.

"Siapa lagi, udah ayok ah to, cepet"
Balas kak vina seraya menarik tanganku untuk segera melangkah.

"Gamau dianterin?"

"Gausah"
Jawab kak vina singkat.

Aku dan kak vina pun berjalan keluar komplek, menaiki angkot dan segera meluncur menuju stasiun kereta. Selama perjalanan, kak vina terus terdiam sambil menggenggam tanganku erat.

"Kamu kok bisa sampe gitu sih to"
Ucap kak vina akhirnya berbicara saat kami sudah berada di dalam kereta.

"Iya kak...maaf....abis kak sherlinya gitu"
Jawabku.

"Iyasih, emang genit banget dia"

"Maaf yah kak, jangan marah"
Balasku mengusap tangan kak vina.

"Yaudah...tapi kamu nanti ikut ke rumah dulu ya"

"Ngapain?"

"Ketemu kak kira"
Jawab kak vina menatapku..

"Ah...emh...lain kali aja deh kak"
Balasku.

"Plis to, percaya sama kakak, biar masalah kamu sama kak kira selesai"
Kak vina menggenggam tanganku erat.

"Aku ga ada masalah sama kak kira kok"
Jawabku.

"Yaudah terserah, tapi plis kamu ketemu sama dia yah?"
Pinta kak vina dengan wajah memohon.

Tak tega melihat wajah kak vina, aku mengangguk lemah. Kak vina tersenyum, begitu juga denganku.

Sekitar jam 3 sore, akhirnya aku dan kak vina tiba di rumah pak nuel. Aku duduk di ruang tamu sementara kak vina melangkah mendekati tangga.

"KAK...TURUN BENTAR DONG"
Teriak kak vina kemudian berjalan ke ruang tamu dan duduk di sebelahku

Entah mengapa jantungku berdebar menyadari bahwa sebentar lagi aku akan kembali berhadapan dengan kak kira.

Suara langkah terdengar, aku melihat ke arah tangga. Kak kira terlihat cantik berjalan menuruni tangga kemudian melangkah mendekatiku.

Saat kak kira sudah berada di ruang tamu.

"Non"
Ucapku memberi salam sambil berdiri dan menurunkan kepala.
Sedetik kemudian aku merasakan kak vina menarik tanganku untuk kembali duduk di sampingnya, aku menuruti permintaan kak vina dan menjatuhkan tubuhku.

Kini kami bertiga sudah duduk di ruang tamu.

"Jangan gitu to"
Ucap kak kira lemah.

Aku memberanikan diri untuk melihat wajah kak kira, namun ternyata kak kira menunduk sehingga aku tak bisa melihat wajahnya..

"Jangan panggil kakak dengan sebutan non"
Sambung kak kira masih dengan kepala menunduk.

Beberapa saat kami bertiga terdiam di dalam suasana canggung ini.

"Kak kira tau kalo kamu marah sama kakak, tapi tolong jangan pernah panggil kakak pake sebutan non"
Ucap kak kira lagi.

Aku hanya terdiam.

"Kakak.......kakak minta maaf.... Maaf waktu itu kakak emosi bahkan sampe nampar kamu"
Lanjut kak kira, suaranya tersendak - sendak menangis.

Aku menarik nafas sejenak untuk memberanikan diri membalas ucapan kak kira.

"Ini bukan masalah tamparannya kok non"
Balasku masih memanggil kak kira dengan semestinya.

"To.....plisss.... Kakak tau kakak salah.....engga to....kamu ga numpang di sini.....maaf to....maaf..kakak gamau kamu begini"
Ucap kak kira mengangkat kepala, wajahnya sudah nampak merah akibat tangisannya.

"Iya non...saya udah maafin...non kira gasalah kok, saya yang salah"
Balasku..

"Tooo.....plissss....jangan non"
Kak kira kini memegang dengkulku.

"Iya...iya kak...udah jangan nangis...aku sama sekali ga pernah marah kok sama kira"

"Yaudah kamu pulang......kamu jangan kemana - mana"
Pinta kak kira.

Aku terdiam.

"Pulang yah to?.....kamu jangan kemana - mana lagi....ini rumah kamu to.....setelah lulus pun kamu jangan pergi"
Lanjut kak kira.

Aku memberanikan diri untuk mengenggam tangan kak kira.

"Maaf kak...bagaimanapun juga ini bukan rumah anto...anto justru mau bilang makasih karena kak kira udah nyadarin anto kondisi sesungguhnya...anto gamau ngerepotin keluarga kak kira lagi"
Balasku mengelus lembut tangan kak kira.

"TOOOO!!"
Kak kira berteriak keras.

"Kamu adik kak kira.....kamu gapernah ngerepotin disini......kamu abangnya lala, adiknya vina dan adiknya kak kira yah to..."
Lanjut kak kira menangis histeris.

"Makasih banyak kak.....makasih banyak kalo kakak udah anggep anto sebagai adik..."
Balasku

Aku sejenak menarik nafas panjang untuk melanjutkan ucapanku.

"Tapi anto udah ngambil keputusan kak, anto gamau lagi nyusahin keluarga ini. Kayak yang anto bilang kemarin, satu - satunya alasan anto mau dateng ke rumah ini lagi karena masih di suruh sama pak nuel, dan alasan anto masih mau nerusin sma juga karena suruhan pak nuel. Setelah lulus sma nanti, entah apapun yang terjadi.. demi tuhan, anto pasti akan pamit kok kak"
Lanjutku..

"TOOOOOO!!!"
Kak kira lagi lagi berteriak.

Tiba - tiba aku merasakan kak vina menyentuh lenganku, aku melihat wajah kak vina.

"Jangan gitu"
Ucap kak vina yang rupanya juga sudah menangis..

Aku memejamkan mata untuk menahan tetesan air mataku yang sudah terasa penuh..

Setelah beberapa saat aku kembali membuka mata dan melihat kak vina yang masih menangis sambil menggenggam lenganku.

"Maaf yah kak....kalo kak vina dan kak kira nganggep anto sebagai adik..*** ada salahnya kan kak kalo anto sebagai adiknya kakak memilih untuk hidup mandiri?"
Ucapku.

"Tapi bukan berarti kamu gamau berhubungan sama kita lagi kan to?"
Tanya kak vina, tangisannya mulai melemah setelah mendengar penjelasanku.

"Iya kak, aku selamanya berhutang budi sama keluarga ini.. aku cuman mau hidup mandiri"
Balasku mengenggam tangan kak vina.

Kak vina mengangguk.

Aku mengalihkan pandangaku kepada kak kira yang nampak juga mulai berhenti menangis..

"Tolong kak, ngertiin anto yah"
Ucapku kepada kak kira.

Kak kira melepaskan dengkulku.

"Boleh kakak peluk anto?"
Tanya kak kira masih dengan nada tersendak sendak.

Aku tersenyum dan bangkit berdiri, kak kira juga ikut bangkit berdiri dan segera memeluk tubuhku erat.

"Dimanapun kamu nanti...kakak punya adik 3.. vina, kamu dan lala"
Ucap kak kira memelukku.

"Iya kak"
Balasku singkat sembari mengelus punggung kak kira.

Setelah cukup lama, akhirnya kak kira melepaskan pelukannya..

"Jadi kamu gamau pulang?"
Tanya kak kira, ia sudah berhenti menangis.

"Iya kak, anto mau tinggal di kostan dulu.. boleh kan?"
Jawabku.

Kak kira tak membalas, ia justru kembali memelukku.

"Jaga kesehatan, minggu depan kamu udah masuk sekolah"
Ucap kak kira

"Iya kak, kak kira juga jaga kesehatan yah"
Balasku.

Kak kira kembali melepas pelukannya.

_____

Di rumah bagas.

POV orang ke tiga.

"Abis ujian enaknya ngapain ger? Yakali kita gini - gini aja"
Ucap bagas.

"Nah bener tuh, bikin acara lah"
Saut aryo yang sedang sibuk bermain game di laptop bagas.

"Selow coy, udah gua siapin itu mah"
Jawab geri kemudian menjatuhkan tubuhnya berbaring di sofa.

"Ngapain?"
Tanya bagas.

"Kita kerjain lala rame - rame"
Balas geri.

"Ah lu mah gitu mulu ger, bosen anjing kalo cuman nyepong - nyepong doang mah"
Protes bagas.

"Nah iya ger, bagi lubangnya lah sekali - kali"
Saut aryo.

"Selow, kali ini spesial"
Jawab geri kemudian membangkitkan tubuhnya duduk.

"Serius lu?"
Tanya bagas semangat.

"Iya.....sama satu lagi"
Ucap geri sambil berdiri

Bagas dan aryo terdiam mendengar ucapan geri.

"Abang gua mau ikut"
Lanjut geri tersenyum kemudian melangkah menuju kamar bagas untuk segera menemui lala.
Wuiihh...makin seru nh sejarah nya culun...
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Mynameismethos ..
Woh jd Lala udah ga prewi lg rupanya..
Masih penasaran dengan Kak Kira,
Klo Kak Kira masih Prewi, fix yg di tlp lg 3S itu Kak Vina, tp klo sudah ga prewi, bisa Kak Vina ato Kak Kira..
Btw kentang Hu dengan Kak Sherlynya..
Jd ceritanya si Lala dan Kak Kira mo di gangbang Hu?
Anto ga bisa mencegah ato menyelematkan?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd