Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Culun

Ada tokoh baru nih dimas dan sherly...kayaknya makin seru nih... :mantap: :beer::tepuktangan:
 
"Ya kan kayak yang aku bilang, asal kamu ga dipaksa dan ga ada main perasaan sih aku gamasalah"

Sherly dengan cepat mengangkat tubuh hingga duduk bersila di hadapanku.

"Beneran boleh?"
Tanya sherly girang

"Iya sayang"
Balasku kemudian mengecup bibir tipisnya.
Anjrit...
Enak ajah culun dapet yg pingin ngajakin SS...
Jadi emang gitu ya... mencing wajah culun kaya Anto dr pada wajah ganteng maskulin seperti Mas @nicesekali ...?
Suwun suhu @Mynameismethos 🙏🏾🙏🏾🙏🏾
 
9​


"kak vina beneran ga mau langsung aku anterin ke rumah aja?"
Tanyaku pada kak vina yang baru saja turun dari motor.

"Kakak mau numpang istirahat di kamar anto dulu, boleh kan?"
Balas kak vina seraya membuka gerbang kostanku.

Aku tersenyum.

"Boleh kok"
Jawabku mengangguk.

Gerbang kostan terbuka, aku segera memarkiran motorku. Selesai kak vina menutup gerbang, ia kemudian mulai berjalan menuju kamar kostanku.

Aku mempercepat aktivitas melepas helm lalu melangkah menyusul kak vina.

Di depan kamar, kak vina hendak membuka pintu namun gagal karena masih terkunci.

"Sabar kak"
Jawabku seraya meraih kunci kamar dari kantong celana kemudian berjalan menghampiri kak vina.

"Capek to, mau cepetan rebahan"
Balas kak vina.

Kak vina mengambil satu langkah ke samping memberikanku ruang untuk membuka pintu, ku masukan kunci ke dalam selot kemudian segera membukanya.

Pintu kamarku terbuka.

Aku melangkah masuk bersama kak vina. Kak vina tanpa ragu segera menghempaskan tubuhnya berbaring di atas kasur.

"Aah....akhirnya bisa rebahan juga"
Eluh kak vina bebaring di atas kasur.

Aku hanya tersenyum melihat ke letihan kak vina.

"Mau ku beliin minum kak?"
Tawarku saat hendak menutup pintu.

"Boleh deh to, tolong ya"
Balas kak vina sambil membuka tas kemudian mengeluarkan dompet.

"Gausah kak, ini uang yang kakak kasih masih ada kok"
Ucapku menyadari apa yang hendak di lakukan kak vina.

Masih dalam posisi berbaring, kak vina menggeser pandangannya menatapku.

"Beneran? Uang itu kakak kasih buat makan kamu loh to"
Ucap kak vina dengan tangan memegang dompet.

"Iya kak"
Balasku tersenyum.

Tak ingin menunggu lama, aku segera melangkah keluar dari kamarku kemudian pergi menuju warung yang berada di samping kostan, membeli dua botol minuman untuk aku dan kak vina lalu melangkah kembali menuju ke kamar.

Di dalam kamar, aku menemukan kak vina masih berbaring sambil memainkan hp.

"Nih kak"
Ucapku yang kini sudah berdiri di samping kasur, menyodorkan satu botol minuman kepada kak vina..

"Makasih yah to, maaf ngerepotin"
Balas kak vina seraya menerima botol minuman yang ku berikan..

Aku hanya mengangguk kemudian berjalan mundur untuk menutup pintu kamar. Pintu kamar tertutup, aku kembali mendekati kak vina lalu duduk di pinggiran kasur dengan posisi membelakangi kak vina.

Sejenak kami terdiam mencoba melepas dahaga, menikati cairan dingin dari botol yang saat ini kami genggam.

Setelah beberapa saat, kak vina yang masih tiduran di belakangku meletakan tangan kanannya di atas pahaku.

"Tadi ngobrolin apa aja to sama dimas?"
Tanya kak vina, tangannya mengelus pahaku dari luar celana.

"Yagitu kak, ngobrolin masalah aku sama orang rumah..terus ngobrolin masalah perkuliahan dia juga"

"Sebenernya tadi kakak ga enak ninggalin kamu sendirian di sana"

"Gapapa kok, dari pada aku sendiri di kostan ga ada temen"

"Iyasih"
Jawab kak vina.

Tiba - tiba kak vina memanjangkan tangannya sehingga kini ia mengelus penisku dari luar.

"Kak.."
Ucapku sambil menggenggam pergelangan tangan kak vina..

Kak vina justru dengan cepat duduk di belakangku, kemudian menepelkan dadanya yang empuk dengan punggungku.

"Kakak pengen to"
Bisik kak vina tepat di samping telingaku dengan tangan kanan yang masih mengelus selangkanganku.

"Pintu kamar aku kunci dulu yah kak"
Ucapku mencoba menyingkirkan tangan kak vina.

Namun kak vina justru melingkarkan tangan kirinya memeluk perutku.

"Nanti aja, ngadep sini dong to"
Bisiknya..

Aku hanya bisa pasrah menuruti permintaan kak vina.

Tangan kanannya kini memijiti penisku, tangan kirinya memelukku erat membuat hangat tubuh bagian depannya menempel dengan punggungku.

Aku menghadap ke kiri...

"Emh"
Aku sedikit mendesah saat mendapatkan ciuman hangat dari kak vina, di tambah lembutnya remasan tangan kak vina di penisku.

Namun ciuman kami langsung terlepas.

"Ih..kamu ngerokok yah?"
Ucap kak vina tepat di depan wajahku, tangan kanannya berhenti meremasi penisku..

Mendengar ucapan kak vina, jantungku berdebar, takut bahwa ia akan marah kepadaku.

"Ah....eh...itu....maaf kak"
Ucapku tak bisa memberikan alasan.

Kak vina segera melepaskan tubuhku, turun dari kasur kemudian melangkah menuju pintu kostan.

"Kak....maaf"
Aku panik.

Kak vina meraih gagang pintu kemudian menguncinya..

*Klek*
Suara pintu kamar terkunci.

Kak vina menatapku tajam, kemudian berjalan mendekatiku..

"Kamu kakak hukum"
Ucap kak vina saat ia sudah berada di depanku yang masih duduk di pinggir kasur.

alvitamarsha-1569410715-2140694694170785349-1799029334.jpg

Kak Vina​


"Ah? Maksummphh"
Ucapanku terpotong saat kak vina dengan cepat segera melumat bibirku.

Kak vina bahkan meletakan kedua lututnya di sisi pinggulku, kemudian mendorong tubuhku menggunakan tubuhnya hingga aku berbaring pada kasur dengan kaki masih menyentuh lantai..

Aku yang sudah terbuai dengan bibir kak vina hanya bisa pasrah menikmati hangat ciumannya.

Ciuman kami terlepas.

"Masih sekolah, udah berani ngerokok"
Ucap kak vina dengan hidung yang masih menempel dengan hidungku.

Kak vina kembali menciumku. Kak vina kini menjatuhkan pinggulnya menindih selangkanganku.

"Emmhh"
Desahku saat merasakan kak vina menggerakan - gerakan pinggulnya sehingga penisku yang sudah mengeras terasa sesak.

Kami terus berciuman..

Entah siksaan atau kenikmatan yang ku rasakan akibat gerakan pinggul kak vina yang terus terasa menekan - nekan penisku.

Akhirnya ciuman kami kembali terlepas.

"Kak....sese....

"Ssstttt"
Desis kak vina sambil menempelkan jari manisnya dengan bibirku yang masih terasa basah akibat ciuman kami..

"Ngerokok berapa batang?"
Tanya kak vina sedikit mengangkat jarinya.

"Engga kak...cuman....

"Ssssttt"
Kak vina kembali menyentuh bibirku dengan jarinya

"Sebut aja berapa batang"
Ucap kak vina.

Jarinya diangkat.

"Dua"
Jawabku jujur.

Kak vina terus menatapku dengan tatapan jahatnya.

"Beneran cuman dua?"

"Iya"

"Kenapa ga tiga?"

"Ah? Maksemmphh kak"
Ucapanku terganggu saat kak vina dengan kuat menekan pinggulnya sehingga penisku terasa sangat sesak.

"Bilang tiga gitu"
Ujar kak vina.

"Iya kak, tiga"
Balasku pasrah.

Kak vina tersenyum lalu mendekatkan bibirnya dengan bibirku..

"Berarti kamu gaboleh keluar sebelum kakak keluar tiga kali"
Ucap kak vina dengan bibir tepat berada di depan bibirku.

Kak vina kemudian menjilat bibirku lalu segera menegakan badannya sehingga kini ia sepenuhnya duduk di atas selangkanganku..

Aku hanya bisa pasrah menuruti permainan kak vina yang justru membuat penisku semakin mengeras.

"Tutup mata"
Ucap kak vina yang kini sudah duduk tegak, kepadaku yang masih berbaring mengikuti permainnya.

Aku menutup mata.

Entah apa yang kak vina lakukan, setelah beberapa saat, aku merasakan sesuatu di letakan di depan wajahku.

Sedetik kemudian aku merasakan sesuatu yang kenyal menempel dengan bibirku.

"Mulutnya buka"
Suruh kak vina.

Aku membuka mulut.

Penisku terasa semakin mengeras, tanpa melihat aku dapat mengetahui bahwa kak vina baru saja meletakan putting payudaranya di dalam mulutku.

"Isepin"
Ucap kak vina.

Aku dengan semangat mulai menghisapinya. tak peduli dengan ucapan kak vina, aku membuka mata untuk dapat menikmati indah wajah dan payudara kak vina.

Namun saat aku membuka mata, yang ku temukan bukan lah wajah kak vina, melainkan bagian dalam bh merah kak vina yang ia gunakan untuk menutup mataku. Bh kak vina bahkan tertekuk ke dalam akibat tindihan badan kak vina yang memaksa puttingnya untuk masuk ke mulut.

"Isep terus to, harusnya kamu tadi ngerokok sebungkus aja"
Ucap kak vina membuatku semakin semangat untuk menghisapi puttingnya.

Terbawa nafsu, aku memberanikan diri untuk menaikan tangan mencoba memeluk kak vina. Namun dengan cepat tanganku terasa di dorong ke bawah kembali menempel dengan kasur.

"Kamu diem ih...kan lagi dihukum"
Protes kak vina..

Aku pasrah dan membiarkan tanganku dikasur kemudian berfokus untuk menghisap dan menjilati putting kak vina.

Setelah beberapa saat, aku mulai merasa sesak akibat hidungku yang di tindih oleh payudara bagian atas kak vina.

Akhirnya kak vina menarik tubuhnya hingga puttingnya keluar dari mulutku.

"Enak to?"
Tanya kak vina.

Aku merasakan bh penutup mataku bergerak, mungkin kak vina sedang membenarkan posisinya.

"Enak kak"
Jawabku jujur.

"Mau kakak hukum terus?"
Tanya kak vina lagi, kini ia mengelus dadaku.

"Mau"

Kak vina terdiam, kini aku tak lagi merasakan dudukan kak vina di selangkanganku.

"Kak?"
Panggilku mencari keberadaannya.

"Bentarbentar"
Jawab kak vina.

Aku terdiam, hingga beberapa saat kemudian aku merasakan tangan kak vina berusaha melepaskan kaitan celanaku.

Kaitan dan resleting celanaku terlepas, kini jari - jari tangan kak vina terasa meraih batas celanaku.

"Pantatnya angkat dikit dong to"
Pinta kak vina.

Aku mengangkat pantatku hingga tak menyetuh kasur, sedetik kemudian celanaku terasa di tarik turun hingga sebagian bawah paha, begitu juga dengan celana dalamku..

Penisku yang sudah menegang kini terasa geli saat di sentuh oleh jari - jari lentik kak vina. Bukan hanya menyentuh, ia juga mulai memijitinya.

"Mulutnya buka dong to"
Suruh kak vina

Aku membuka mulut.

"Lidahnya keluarin"
Suruhnya lagi.

Aku mengeluarkan lidah.

Ujung lidahku langsung bersentuhan dengan sebuah lekukan daging berkulit.

"Jilatin"
Suruh kak vina..

Sadar bahwa aku lidahku sedang berada di vagina kak vina, aku segera menjilatinya menggunakan ujung lidahku.

Disaat yang bersamaan, penisku terasa hangat dan geli saat masuk ke dalam rongga basah yang ku percaya adalah mulut kak vina.

"Emmh"
Desahan kami berdua saat sedang memberikan kenikmatan menggunakan mulut kami masing - masing.

Tiba - tiba aku merasakan vagina kak vina semakin terbuka karena aku semakin dapat merasakan lengkungannya..

Aku semakin semangat menggesekan ujung lidahku kedalan vagina kak vina.

Setelah beberapa saat..

Kak vina melepaskan penisku..

"Ah...teruss to, masukin lagi"
Ucap kak vina.

Kini aku merasakan posisi vagina kak vina berubah seakan ia benar - benar berada di depan wajahku..
Lekukannya juga semakin terbuka lebar..

"Atas...ah...atasan dikitt"
Suruh kak vina.

Aku menuruti permintaan kak vina dan sedikit menaikan wajahku..

"Ahh....iyaaa...passs"
Desah kak vina...

Entah apa yang aku jilati, aku hanya mengikuti semua komando dari kak vina.

"Terussss....aaah...aaaahh"
Pekik kak vina.

Sedetik kemudian aku merasakan cairan basah menetes di lidahku..

"Ah....iyaaa....telennn to"
Ucap kak vina.

Aku memberanikan diri untuk sedikit menelannya..

Asin..

Setelah mengetahui bahwa aku dapat mentolelir rasa asinya, aku kemudian menyapu bersih semua cairan yang masuk ke dalam mulutku.

"Ah...anto..emmhh"
Desah kak vina

Kak vina meletakan pantatnya menduduki bagian atas dadaku, aku bahkan merasakan bagian ujung pantatnya menempel dengan daguku..

"Bentar yah to...bentar"
Ucap kak vina lemah, aku meraskan kak vina menjatuhkan tubuhnya dengan kepala menempel pada bagian samping selangkanganku.

"Baru satu kali yah to...emmh..cup"
Ucap kak vina sambil terasa menciumi batang penisku.

Entah berapa lama kami berada dalam posisi ini..

"Kak?"
Panggilku saat merasa mulai canggung akibat pantat kak vina yang masih menempel dengan daguku.

"Iya?"
Jawab kak vina, kini tangannya memijit penisku.

"Lagi"
Pintaku.

"Hihi...oke sayang"
Balas kak vina

Aku merasakan kak vina mengangkat tubuhnya.

Entah apa yang kak vina lakukan hingga tiba - tiba aku merasa penisku masuk ke dalam sebuah lubang sempit...

"Emhh"
Aku mendesah akibat jepitan pada penisku.

"Ah...gede banget sih to"
Ucap kak vina.

Tiba - tiba tubuhku terasa di tindih oleh badan bagian depan kak vina..

"Siap yah"
Ucap kak vina berbisik di telingaku.

Kak vina mendorong turun pinggulnya.

"Emhh"
Desahku menikmati momen dimana penisku membelah vagina kak vina..

Kak vina mulai menaik turunkan pinggulnya..

"Ah...anto...hebat"
Desah kak vina.

Larut dalam kenikmatan, aku mencoba mencari keberadaan pinggul kak vina untuk membantunya memompa.
Namun kak vina lagi - lagi menangkap tanganku...

"Ih....aaah....kamu diem..aja"
Ucap kak vina.

Sadar dengan kemauan kak vina, aku menjatuhkan tanganku ke kasur...

Namun tiba tiba tanganku di tarik ke atas..

Kak vina menenggakan tubuhnya.

"Inih...ajah.....remesinn"
Suruh kak vina di tengah desahannya..

Aku meraskan dua bongkahan kenyal di genggaman tanganku, ini payudara kak vina. Aku mulai meremasinya dengan lembut sambil menikmati goyangan pinggul kak vina..

Cukup lama pinggangku beradu dengan pantat kak vina..

Hingga tiba kedua paha atasku terasa di jepit oleh paha kak vina..

"Ahh...keluarr...keluarr"
Racau kak vina..

Tanganku yang masih meremasi payudaranya dapat merasakan bahwa tubuhnya bergetar..

"Aaaahh"
Desah kak vina panjang..

Penisku terasa tenggelam di dalam vaginanya.

Untuk kedua kalinya, kak vina ambruk menunduh tubuhku..

"Ah...bentar...bentarr...capekk"
Ucap kak vina dengan nafas terengah - engah.

Mengetahui bahwa kak vina baru saja meraih orgasme, aku tersenyum.

Aku dengan cepat memeluk pinggang kak vina, kemudian dengan cepat menggeser tubuhnya hingga kini aku yang berada di atas menindih kak vina..

"Ahh..to"
Pekik kak vina menyadari inisiatifku..

Aku melepas bh kak vina yang masih menutup mataku, sehingga kini aku menatap wajah sayu kak vina.

"Nakal banget...ih"
Protes kak vina dengan wajah cemberutnya..

"Aku terusin yah kak?"
Tanyaku yang sudah tunduk mengikuti nafsu.

Kak vina tersenyum.

"Yang kenceng yah"
Ucapnya menantang..

Aku aku tersenyum

Segera ku gerakan pinggulku dengan ritme cepat.

"Aaah....aaaaah....antoo"
Desah kak vina..

Mendengar desahan kak vina, aku segera melumat bibirnya.

Pinggul kami terus terbentur, kak vina kini justru memeluk leherku untuk terus menciuminya.

Setelah cukup lama..

Aku merasa bahwa sebentar lagi penisku akan memuntahkan cairannya.

Namun lagi - lagi aku merasakan vagina kak vina berkedut..

"Emmmh.....emmmmhh...emm"
Desahan kak vina panjang namun tertahan ciumanku..

Kak vina memejamkan mata, tubuhnya kembali bergetar, bahkan kini nampak seperti kejang karena gerakannya nampak tak terkontrol.

Kak vina kembali orgasme.

Namun aku justru mempercepat gerakan pinggulku karena merasa bahwa cairan spermaku sudah berada di ujung tanduk.

Kak vina melepaskan ciuman lalu menggigit daguku dengan cukup kuat..

"Eeeehhhhhhhhhhh"
Pekik kak vina sambil menggigit daguku.

"Aku....keluar kak"
Ucapku kemudian dengan cepat menarik penisku keluar dan menumpahkan spermaku di perut kak vina..

"Ehh...ngiluu...sakiitt"
Iba kak vina saat ia melepaskan gigitannya..

Sadar dengan apa yang baru saja kak vina ucapkan, aku segera menegakan badan dan menatap wajah kak vina yang masih merintih kesakitan.

"Eh...kak....maaf"
Ucapku panik.

Kak vina menatapku, wajah menahan sakitnya kini berubah tersenyum.

"Gapapa kok to... Kakak suka kamu ga culun lagi"
Balas kak vina seraya menarik lenganku untuk kembali menindihnya.

"Kamu kalo mau ngerokok, ngerokok aja.. kakak ga ngelarang kok"
Ucap kak vina lalu mengecup bibirku

"Ah..engga kak..nanti malah di hukum lagi"
Balasku..

"Hukum apa? Barusan mah justru kamu yang ngehukum kakak to"
Jawab kak vina.

Aku tersenyum, kak vina ikut tersenyum sebelum akhirnya kami kembali ciuman.

_______

Beberapa hari kemudian.

Jumat, jam 4 sore, di rumah pak nuel.

Pok Kak Kira.

Aku sedang berdiri menatap cermin di dalam kamarku, untuk memastikan bahwa aku sudah berpakaian dengan rapih untuk bertemu dengan nando sebentar lagi.

Entah mengapa, aku tak ingin terlihat jelek di hadapannya.
Aku memilih untuk menggunakan celana jegging putih dengan satu sobekan kecil di bagian pahanya dan atasan sebuah blouse berwarna cream.

Masih asik meneliti pakaianku. Hp yang ku letakan di meja rias bergetar.

"Ra, aku udah di depan yah"
Pesan dari nando.

Aku tersenyum..

Kemudian meraih tas dan hpku seraya melangkah keluar.

"Sore - sore rapih banget kak, mau kemana sih?"
Tanya vina yang sedang duduk di meja makan saat aku sudah berada di lantai satu.

"Kepo deh.. kakak mau pergi, kamu jagain rumah yah vin"
Balasku kepada vina seraya terus melangkah ke pintu rumah.

Di depan pagar, aku melihat nando sudah berdiri menunggu..
Tak sabar, aku segera melangkah menghampirinya.

"Ra...kamu"
Ucap nando saat aku sedang membuka pagar.

"Kenapa?"
Balasku saat pagar sudah sepenuhnya terbuka.

"Cantik banget"
Jawab nando terus menatapku.

Aku tersenyum.

"Apasih do...udah yuk"
Balasku.

"Ohiyaiya"
Jawab nando gugup.

Nando melangkah mundur menuju motornya.

"Eh, kita naik mobil aku kan?"
Tanyaku.

"Terserah"
Jawab nando menaiki motornya.

"Kamu bisa bawa mobil kan?"

Nando mengangguk.

"Yaudah masukin aja motornya"
Lanjutku kembali tersenyum.

Nando membalas senyumanku lalu mendorong motornya masuk ke area parkiran..

Aku dan nando pun menghabiskan sore dengan makan di sebuah restoran, setelah itu nando mengajakku untuk pergi ke bioskop.

Di dalam studio, aku merasakan nando secara perlahan menyentuh tanganku. Jujur aku sama sekali tak keberatan di sentuh oleh dia, aku hanya mendiamkan tanganku hingga akhirnya telapak tangan nando sepenuhnya berada di atas tempurung tanganku...

Kamipun terhanyut menonton film yang di tayangkan.

Selesai menonton, waktu sudah menujukan pukul setengah 8 malam.

"Kamu suka kopi ga ra?"
Tanya nando saat kami sudah berada di luar studio.

"Biasa sih do, paling cuman kalo lagi pengen aja"
Balasku

"Kita ke tempat kopi temenku, mau?"
Tawar nando.

"Ehm....engga deh do"
Tolakku.

"Terus mau kemana?"

"Kita ke rumah aku aja, mau?"
Tawarku yang entah mengapa hanya ingin berdua dengan nando malam ini.

Nando tersenyum..

"Yuk"
Balas nando kemudian meraih tanganku untuk mulai berjalan bersamanya.

Aku balas tersenyum dan pasrah mengikuti ajakan nando.

Kami kini sudah berada di dalam mobil, namun nando tidak segera menyalakan mesinnya.

"Ra"
Panggil nando.

Aku hanya terdiam menatapnya..

Perlahan nando memajukan kepala. Aku menutup mata. Bibirnya bersentuhan dengan bibirku.

Kami berciuman

Entah berapa lama, tiba - tiba aku merasakan nando menyentuh lenganku.

Aku dengan cepat mendorong dadanya hingga ciuman kami terlepas.

"Lanjut di rumah aja ya do"
Ucapku sayu.

Nando tersenyum.

Ia kemudian menyalakan mesin mobil dan segera menginjak pedal gas hingga kami mulai berangkat menuju rumah..

Di depan rumah.

Aku menemukan pagar sudah sedikit terbuka, mataku terkunci pada seorang pria yang sedang berdiri di area parkiran rumah.

Anto.

Melihat kedatangan kami, anto segera membuka gerbang hingga sepenuhnya terbuka, nando melajukan mobil masuk ke area parkiran..

Mobil terparkir, aku dan nando segera melangkah turun..

Anto baru saja selesai menutup gerbang.

"To, ini kenalin..nando...abangnya geri"
Ucapku entah mengapa ragu.

Nando berjalan menghampiri anto..

"Salam kenal ya to, adiknya kira kan yah?"
Ucap nando menjulurkan tangan..

Anto sempat terdiam.

Perlahan ia mulai menggerakan tangan berjabatan dengan nando.

"Bukan, anak pembantunya"
Jawab anto, dengan wajah tersenyum polos.

Jujur, hatiku terasa sakit saat mendengar ucapan anto.

"Saya siapin minumnya dulu yah"
Ucap anto kemudian berjalan meninggalkan kami.

Aku masih terdiam mematung.

Nando berjalan menghampiriku.

"Ra?"
Panggil nando yang nampaknya sadar dengan perasaanku.

"Ra, anto beneran..

"Kamu pulang dulu deh do"
Aku memotong ucapan nando.

Nando menatapku bingung, namun kemudian mengangguk dan mulai melangkah untuk membuka gerbang.

"Jangan tidur malem - malem yah ra"
Ucap nando saat ia sedang mengeluarkan motornya.

Aku hanya mengangguk.

Nando menutup gerbang sambil terus menatapku kemudian segera berangkat pulang.

Aku melangkah masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah, aku menemukan vina sedang duduk di ruang tamu.

"Loh, nandonya mana kak?"
Tanya vina.

Aku sama sekali tak peduli dengan pertanyaan vina dan terus melangkah masuk ke dalam rumah.

Aku kemudian menemukan anto sedang sibuk menyiapkan minuman..

"Kamu jahat yah to"
Ucapku seraya mulai melangkah menaiki tangga.

"Maaf"
Balas anto.

Langkahku terhenti.

"Saya cuman ngikutin apa yang non kira mau, kalo non kira cuman nganggep saya sebagai anak pembantu yang numpang di rumah ini, saya terima. Saya udah sadar diri, saya gamau lagi kurang ajar dan bersikap lebih dari yang seharusnya... Saya masih sering kesini karena nurutin permintaan pak nuel, tapi saya janji setelah saya lulus sma nanti saya akan langsung pamit"
Ucap anto.

Bibirku bergetar menahan tangis saat mendengar anto memanggilku dengan sebutan 'non', sebagaimana ibunya memanggilku dulu..

"Maaf yah non, saya bener - bener minta maaf karena waktu itu udah bikin nangis non lala, mukulin geri pacaranya non lala yang juga adiknya mas nando temannya non kira"
Lanjut anto.

Air mataku menetes, ingin sekali rasanya aku meminta maaf dan menarik semua ucapanku malam itu.

Namun dengan menahan luapan emosiku aku segera lanjut melangkah menaiki tangga kemudian masuk ke kamarku.

Aku membenamkan wajahku di kasur..

"Maafin kakak to....maafin kakak"
Ucapku menangis..

Entah setelah berapa lama aku mendengar suara langkah kaki masuk ke kamarku, aku segera mengeringkan air mata di wajahku dan berusaha menghentikan tangisanku.

Aku melihat ke arah pintu.

Vina, ia tersenyum kemudian duduk di sampingku.

"Kak"
Panggil vina mengelus punggungku.

Aku terdiam.

"Vina tau kok kalo kakak sebenernya sayang sama anto"
Ucap vina..

Aku menundukan kepala untuk menyembunyikan tangisanku.

"Anto juga sayang sama kakak....vina udah sering ngajak anto pulang, tapi dia gamau, karena dia gamau lagi ngerepotin kakak.. Cuman kakak yang bisa bikin anto pulang... Jujur aku berharap kakak mau baikan sama dia, aku gamau kehilangan adik kita... Aku yakin kakak juga gamau kan?"
Lanjut vina.

Tangisanku pecah.

Aku bangkit berdiri dan menarik lengan vina untuk segera menemui anto.

"Kak...anto udah pulang"
Ucap vina menahan tarikanku.

"Kostannya dimana vin? Anterin ke konstannya!"
Pintaku sambil terus menangis.

"Kak...."
Panggil vina seraya menggenggam tanganku..

Aku melepaskan lengannya.

"Vina udah janji ke anto gabakal ngsasih tau ke siapa - siapa dimana konstan dia, besok aja yah vina suruh anto ke sini lagi"
Ucap vina.

Aku menganggukan kepala dua kali.

"Udah dong kak, jangan nangis lagi"
Vina kemudian memeluk kepalaku hingga aku bersandar di dadanya.

Aku terus menangis, di dalam pelukan adikku sendiri.
 
Terakhir diubah:
Good job hu...
Asal nanti alur ceritanya jangan kak kira mau jadi lonte nando ato geri biar anto ga diapa2in.....jadul dan ndeso.banget ide seperti itu...

But....nice story hu...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd