Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Culun

wah wah wah, ane bakalan demen bgt sama ni cerita. alurnyaa bagus hu, pembawaannya enak juga. ttp semangat huu, lanjutkaaaaaan
 
Akhirnya di rilis kemlai si culun... moga aja kendaraanya sdh di service sehingga ngk mogok di perjalanan nantinya.... lanjutkan suhu...
 
5​


Sekitar jam 7 malam.

"Anto...bangun dongg"

Sebuah suara menganggu tidurku. Aku dapat merasakan lenganku terasa di goyang - goyang.
Aku membuka mataku. Wajah cantik kak vina langsung meyambut kesadaranku.

"Kak.."
Ucapku.

Aku justru membalikan badanku sehingga kini posisiku menjadi tengkurap. Bukan karena aku ingin menghindari kak vina, tapi aku sadar bahwa senjata ku sedang 'mengeras' dan merasa canggung bila dilihat kak vina.

"Ihh bangun dong"
Ucap kak vina sambil menepuk punggung ku.

"Iya ini bangun kok"
Jawabku sambil mengesampingkan wajahku melihat kak vina.

"Tadi kamu ga sekolah ya?"
Tanya kak vina. Tangan kak vina kini mengelus punggungku.

"Kesiangan"

"Loh biasanya kalo dirumah kamu bangun paling pagi to... ehiya tadi kak kira ke sekolah ngurusin masalah kamu"
Ucap kak vina.

Aku sontak mendorong tubuhku bangun, lalu duduk di samping kak vina.

"Trus gimana kak?"
Tanyaku sambil mengucek mata memaksa kesadaranku kembali

"Kamu di skors sampe jumat depan"
Lanjut kak vina

Aku hanya terdiam. Nyawaku belum sepenuhnya berkumpul, ditambah lagi dengan kabar ini. Tanganku yang tadi mengucek mata ku letakan di atas paha.

"Maaf yah kak"
Ucapku.

Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku meminta maaf, mungkin hati kecilku masih menyesal setelah mendengar hukumanku.

"Kamu nakal banget sih"
Jawab kak vina.

Kak vina malah mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibirku menyamping.

"Tuh pesenan kamu"
Lanjut kak vina sambil menunjuk ke arah lemari kecil

Aku menggerakan mataku, ku lihat ada foto ibuku dengan ukuran 4r sudah berada di atas lemari. Foto yang selama aku tinggal di rumah pak nuel selalu berada di meja samping kasurku

Ku raih foto yang terbingkai itu, melihat wajah ibu yang sedang menggandeng tanganku di dalam seragam sekolah putih merah. Aku dapat mengingat bahwa foto ini di ambil pada saat hari pertama kali aku masuk sd.

"Ohiya to, itu kakak bawain barang - barang kamu"
Ucap kak vina memecahkan lamunanku.

Mataku mencari maksud perkataan kak vina dan menemukan tas sekolahku tergeletak di lantai dekat pintu masuk.

"Makasih kak"
Ucapku.

Aku bangkit dari kasur lalu berjalan mendekati tas sekolahku. Ku buka reseltingnya dan ku lihat isinya. Dompet, hp, casan, peralatan mandi dan beberapa pasang pakaian.

Jujur, aku ingin meminta kak vina untuk mengembalikan semua barang yang dia bawa kecuali foto ibu, karena ini semua harta keluargak pak nuel. Namun ku urungkan niatku, aku merasa tak enak menolak bantuan dari kak vina.

"Makasih banyak ya kak"
Ucapku sambil mendorong tasku ke sudut ruangan tanpa mengambil apa - apa dari dalamnya.

"Iya to..trus kamu dari pagi ngapain disini?"
Tanya kak vina.

Aku membalikan badanku menghadap ke arah kak vina yang masih duduk di pinggir kasur.

"Tidur"
Jawabku sambil tersenyum

Aku melangkah menuju lemari kecil, ku buka pintu lemari dan ku ambil sepasang pakaian.

"Kamu udah makan to?"
Tanya kak vina.

"Udah kok tadi sebelum tidur. Kak, aku mau ganti baju"
Jawabku sambil menutup pintu lemari.

"Trus?"
Kak vina malah balik bertanya sambil tersenyum. Aku hanya diam melihat senyuman kak vina yang terkesan di buat nakal.

"Buka aja sih to, kakak mau liat"
Tambah kak vina, sedikit memasukan bibir bawahnya ke dalam mulut.

"Dikamar mandi aja ah"
Ucapku sambil meraih gagang pintu

Entah mengapa aku merasa seperti sedang mengejek atau justru menggoda kak vina.

"Pelit"
Ucap kak vina yang tidak ku hiraukan.

Aku membuka pintu lalu berjalan keluar menuju kamar mandi. Selesai berganti pakaian, aku kembali ke kamarku dan melihat kak vina sedang berdiri di tengah ruangan menatap layar hpnya.

"To, kamu ga bosen seharian disini?"
Tanya kak vina tanpa melihat ke arahku

"Bosen sih kak, emang kenapa?"
Tanyaku

Aku menutup pintu kamar lalu menggantungkan pakaian kotorku di cantolan baju belakang pintu.

"Pergi yuk"
Jawab kak vina.

"Kemana?"
Tanyaku sambil membalikan badan ke arah kak vina, mata kak vina kini menatapku.

Kak vina menaruh hpnya di kantong celana lalu meraih tasnya yang berada di atas lemari.

"Jalan - jalan"
Jawabnya

Kak vina melangkah dan membuka pintu. Kak vina menarik lengan bajuku sambil berjalan keluar kamar. Aku pasrah mengikuti tarikannya.

"Bentar kak"
Ucapku menghentikan tarikan kak vina untuk menutup pintu kamar kost dan menggunakan sepatu.

________

Di sebuah taman pinggir kota.

Aku duduk bersama kak vina di atas bangku taman yang panjang dengan atasan marmer sebagai alas dudukannya.

Walau lalu lalang pengamen kerap kali menganggu. Namun kami berdua tetap setia menemani beberapa pasangan remaja lainnya untuk menghabiskan waktu di malam sabtu ini.

Sekumpulan remaja yang sedang bernyanyi mengalunkan lagu dengan lirik 'ada pelangi di bola matamu' terus mengisi pendengaranku, sebuah lagu yang seakan memberikan kewajiban bagi siapapun yang mendengar untuk ikut bernyanyi.

"Ada yang lain, di senyum mu"
Suara kak vina pelan ikut bernyanyi.

Kedua tangan kak vina menggeggam gelas plastik berisi minuman yang kami beli di pedagang pinggir taman.

"Suara kakak bagus yah"
Ucapku iseng sambil melihat wajah kak vina.

Kak vina menghentikan nyanyiannya, ia membelokan wajahnya menghadap ke arahku.

"Tapi bagusan diem kan?"
Ucap kak vina sambil tersenyum namun se akan terlihat menahan kesal.

"Engga kok"
Jawabku.

Aku tersenyum membalas tatapan kak vina, lalu membuang pandanganku kembali ke arah jalan raya yang ada di depan.

"To...nanti malem papah pulang"
Ucap kak vina.

Aku hanya terdiam mendengar ucapannya. Pandanganku turunkan sedikit kebawah, seketika aku tak bisa lagi menikmati ketenangan momen ini karena teringat masalahku.

"Kamu mau nemuin papah?"
Tanya kak vina.

"Gatau lah kak"
Jawabku cepat tanpa befikir.

Aku menghembuskan nafas panjang, mempersiapkan mental untuk kembali memikirkan masalahku yang sejenak dapat ku lupakan.

Tiba - tiba kak vina menyentuh tanganku, jarinya terasa dikit akibat gelas minuman yang tadi ia pegang.

"Kalo kamu ga mau, gapapa kok to. Kaka cuma mau ngasih tau aja"
Ucap kak vina sambil mengelus tempurung tanganku.

Aku melihat ke arah kak vina dan membalas tatapannya.

Aku tersenyum. Entah mengapa aku memberanikan diri untuk memajukan wajahku. Pelan, aku kecup bibir tipis kak vina.

"Makasih ya kak"
Ucapku sambil menarik wajahku menjauhi kak vina.

Kak vina tersenyum. Tangannya kini menggeggam lenganku.

"Kamu ga ada niatan mau pulang yah to?"
Tanya kak vina.

Aku memindahkan pandangaku kembali ke arah jalan raya.

"Gatau"
Jawabku singkat.

"Kakak boleh tau kenapa?"
Tanya kak vina.

Aku menarik nafas panjang, entah mengapa terasa berat bagiku untuk mengungkapkan perasaanku.

"Kak kira"
Jawabku pelan.

Aku kembali mengingat rasa sakit hatiku saat di marahi oleh kak kira.

"Kamu marah sama kak kira?"
Tanya kak vina.

"Engga"
Jawabku jujur

Aku memang tidak mengerti apa yang aku rasakan kepada kak kira saat ini.

"Terus?"

"Gatau lah"
Jawabku.

Aku melihat ke arah tangan kak vina yang masih memegang gelas minuman. Ku gerakan tangan kiri ku meraih gelas minuman dari tangan kak vina.

Aku sejenak menghisap sedotan di gelas tersebut, membasahkan tenggoronku dengan air yang terasa manis itu.

Tiba - tiba tangan kananku terasa di genggam oleh kedua tangan kak vina.

"Tapi kamu ga marah kan sama kakak?"
Tanya kak vina sambil sedikit menarik lenganku.

"Engga lah kak"
Jawabku setelah melepaskan sedotan dari mulut.

Sejenak aku mengalihkan pandanganku ke arah tong sampah yang berada tak jauh dariku. Aku lemparkan gelas plastik yang sudah kosong itu masuk ke dalamnya.

"Justru aku mau bilang makasih sama kakak karena udah nolongin aku"
Ucapku panjang sambil melihat ke arah kak vina.

"Kamu juga mau kan to, kalo suatu saat kakak minta tolong ke kamu?"
Tanya kak vina.

"Mau lah kak"
Jawabku sambil memasang ekspresi kecewa karena kak vina masih bertanya soal itu.

Tapi tiba - tiba kak vina memajukan wajahnya, kak vina mencium bibirku. Aku kaget karena tak siap menerima ciuman ini, namun ku pertahankan posisiku lalu mencoba untuk membalas ciuman kak vina.

Kak vina terus memainkan bibirku. Tangan kanan kak vina meraih pundak kiriku, sementara tangan kirinya masih terus mengenggam lengan kiriku.

Aku menikmati ciuman kak vina, namun tiba - tiba kak vina malah melepaskannya.

Bibir kak vina bergerak ke arah pipiku, mendekati kupingku..

"Tolong puasin kakak dong to"
Bisik kak vina

Bulu kudukku merinding. Aku reflek meraih tangan kanan kak vina yang berada di pundaku.
Kak vina menjauhkan wajahnya dari wajahku. Kak vina menatapku sambil menggigit bibir bawahnya.

Aku membalas tatapannya yang terlihat sayu, tersenyum menganggukan kepala.

_________

Beberapa waktu kemudian, di kostan.

Aku menutup pintu kamar kostanku dan menguncinya.

Aku memutarkan tubuhku. Kak vina langsung memajukan badannya menempel dengan tubuhku hingga punggungku pelan menyender di pintu.

alvitamarsha-1569410715-2140694694170785349-1799029334.jpg

Kak Vina​

Kak vina meraih leherku dengan kedua tangannya sambil memajukan wajahnya. Naluriku bekerja, aku ikut memajukan wajahku memposisikan letak bibirku untuk bertemu dengan bibir kak vina.

Kak vina tiba - tiba memasukan lidahnya ke dalam mulutku. Tak mau kalah, aku juga ikut menjulurkan lidahku hingga lidah kami berdua bertemu.

Aku menggerakan tanganku ke belakang kak vina.
Kedua tanganku merasakan kenyal bokong kak vina walau masih tertutup celana katun yang ia gunakan. Aku sedikit meremas kenyal bokongnya disaat lidah kami terus berasa bersaing untuk saling melilitkan.

Badanku terasa memiliki fikiran sendiri. Aku mendorong tubuh kak vina. Kak vina berjalan mundur hingga mendekati kasur.

Tanganku yang tadi memegang bokong kak vina kunaikan. Tangan kiriku kuletakan di belakang punggungnya, tangan kananku ku letakan di belakang kepalanya.

Sekali lagi ku dorong tubuh kak vina, namun kedua tanganku aku eratkan sehingga tubuhnya terus menempel dengan tubuhku. Kak vina terjatuh di atas kasur, kedua tangan ku yang berada di belakang kak vina dengan cepat ku geser untuk sedikit menahan berat tubuhku hingga aku tidak sepenuhnya menindih tubuh kak vina.

"Ehmmhh"
Suara menikmati ciuman kami berdua.

Aku menaikan dengkulku ke atas kasur sehingga tubuh tubuh kami tidak sepenuhnya menempel.

Tiba - tiba aku langsung merasakan tangan kak vina meremas penisku dari luar celana.
Satu tangan kak vina yang terbebas meraih tangan kirikku. Ia menuntun tanganku lalu meletakan di atas dadanya.

Seakan membalas dendam penisku yang di remas oleh kak vina, aku juga ikut meremas dada bagian kanannya yang masih di tutupi kemejanya.

Penisku sudah sangat mengeras, bahkan aku mulai merasakan sakit karena tertahan dengan celana jeansku. Namun tak lama, karena tangan kak vina dengan lincahnya melepaskan kaitan jeansku dan menarik celanaku hingga paha, lalu kak vina dengan mudah menarik celana dalamku kebawah, penisku yang sudah mengeras itu langsung mengucung.

Kak vina menggeser wajahnya seakan mengindari ciumanku, aku mengerti dan menarik kepalaku kebelakang hingga bibir kami terpisah.

"Bukain baju kakak to"
Ucap kak vina.

Aku hanya tersenyum. Aku sedikit mengangkat tubuhku menjauhi dada kak vina. Kedua tanganku meraih kancing paling atas kemeja kak vina.

Baru saja aku selesai melepaskan satu kancing kemejanya, aku meraskan penisku di pijit kedua tangan kak vina.

"To, nanti masukin yah"
Bisik kak vina.

Aku tak menghiraukan ucapanya dan lanjut melepaskan kancing kemejanya sambil menikmati pijitan tangannya di penisku.

Hingga akhirnya kancing paling bawah terlepas. Tanpa menunggu aku langsung menjauhi kedua sisi kemeja kak vina hingga terpampanglah badan kak vina yang putih dan sangat bersih.

Aku sempat terdiam menikmati keindahan tubuh kak vina. Kak vina tiba - tiba melepaskan penisku, kedua tangannya mendorong kedua dadaku menjauh

"Bentar deh to"
Ucap kak vina.
Aku membangkitkan badanku sehingga kini posisiku seperti sedang berlutut di atas kasur. Kak vina menarik kedua kakinya ke atas sehingga keluar dari selangkanganganku.

Aku hanya terdiam melihat kak vina, jeans dan celana dalamku melorot hingga ke atas dengkulku.

"Kakak buka dulu yah"
Ucap kak vina sambil tersenyum.

Kak vina meloloskan kemejanya hingga terlepas, lalu menggerakan tangannya ke belalang. Beberapa detik kemudian bh kak vina terlihat melonggar.
Kak vina terus tersenyum melihatku, hingga akhirnya bh kak vina terjatuh ke pingganya.

Payudara kak vina terpampang jelas dihadapanku. Badanku seperti terhipnotis dan bergerak sendiri mendekati kak vina.

"Ih tunggu"
Ucap kak vina sambil menahan pundakku.

"Anto tiduran aja"
Tambah kak vina sambil mendorong pundaku.

Bagai kerbau dicucuk hidung, aku mengikuti tangan kak vina yang menuntunku hingga tiduran di kasur.

"Sabar yah"
Ucap kak vina saat punggungku sudah menumpu kasur.

Tiba - tiba kak vina berdiri, bhnya terjatuh ke atas kasur.
Kak vina lalu berjalan mendekatiku, hingga kakinya berada percis di samping pundak kiri ku.

Dari bawah sini, aku dapat melihat bentuk tubuh kak vina yang menonjol dibagian dadanya.
Tangan kak vina bergerak ke tengah celananya dan perlahan melepaskan kaitan celananya.

"To...tarikin"
Ucap kak vina.

Aku langsung menggerakan kedua tanganku ke kiri meraih celana katun kak vina di bagian pahanya. Perlahan aku menarik celana kak vina yang ketat itu kebawah. Tangan kak vina terus melebarkan celananya agar mudah terlepas.
Hingga terpampanglah paha mulus kak vina dihadapanku.

Belum puas aku memandangi paha kak vina. Kak vina tiba - tiba mendorong celana dalamnya yang berwarna putih itu turun ke bawah.

Terpampanglah tubuh mulus kak vina dari dengkul hingga ke kepalanya.
Kak vina lalu bergerak mundur, ia melangkah sambil melepaskan celana dan cdnya yang masih menyangkut di pergelangan kakiknya.

Kaki kiri kak vina melangkahi badanku. Aku hanya terdiam, menikmati tubuh telanjang kak vina yang kini sedang berdiri percis di atas penisku yang sudah tegak ke atas itu.

Kak vina perlahan menurunkan badannya, hingga bertumpu dengan kedua dengkulnya. wajahnya tepat di depan wajahku.

"To..kakak masukin yah?"
Tanya kak vina sambil menaruh tangan kanannya di atas dada kiriku.

Aku menatap mata kak vina. Tanpa berfikir aku menggukan kepalaku. Kak vina langsung tersenyum.

"Biar kakak yang atur yah, kamu nikmatin aja"
Ucap kak vina.

Kak vina menegakan badannya, tangan kanannya bertumpu di dada kiriku. Tangan kiri kak vina bergerak meraih penisku, aku sudah bisa merasakan penisku basah akibat pijitan tangan kak vina tadi.

Kak vina memundurkan posisi duduknya. Mendekatkan bibir vaginanya dengan ujung penisku.
Kepala penisku sudah menempel dengan kulit luar vagina kak vina.

"Siap yah to"
Ucap kak vina.

Aku sama sekali tak menghiraukan pertanyaannya karena mataku masih terkunci pada alat kelamin kami.

Kak vina menurunkan pinggulnya.
Kepala penisku berhasil masuk ke dalam vagina kak vina, penisku terasa terjepit kencang namun dengan benda yang empuk.

"Emhhh...gede banget to"
Ucap kak vina sambil entah mendesah atau menahan rasa sakit.

Aku melihat wajah kak vina. Matanya terus melihat ke arah penisku, alisnya mengerenyit seperti khawatir.

Namun tiba - tiba..

"Ahhhh.....ehhhmmmmmm"
Desah kak vina panjang.

"Euuhh"
Desahku.

Kak vina mendorong tubuhnya turun hingga penisku masuk sepenuhnya ke dalam vagina kak vina.

Penisku terasa sesak terjepit lubang kak vina. Kedua tanganku mencengkram paha kak vina.
Dada kiri ku juga terasa di cengkram keras oleh kak vina, bahkan terasa seperti mencakar.
Mata kak vina bergerak menutup seperti sedang menahan rasa asam.

Setelah beberapa saat. Kak vina malah menjatuhkan badannya menindihku.

"To....gerakin....perut kakak nyesek"
Ucap kak vina sangat pelan.

Aku melihat wajah kak vina yang berada percis di hadapanku. Kak vina terlihat menggigit bibir bawahnya dengan keras. Aku memajukan wajahku, mencium bibir kak vina.

Bersamaan, aku mendorong pinggulku ke atas.
Badan kak vina terasa kaku, bibir bawahku terasa sakit di gigit oleh kak vina.

Kak vina justru mendorong pinggulnya ke bawah hingga pantatku kembali menempel dikasur. Penisku terasa seperti di pijit dengan kencang di dalam vagina kak vina.

Saat aku masih menikmati pijitan vagina kak vina. Kak vina justru mengangkat pinggulnya ke atas, lalu mendorongnya lagi kembali kebawah.

Kak vina melepaskan ciumannya.
Kembali mengangkat pinggulnya, lalu menurunkannya lagi.

"Ah...eeeeggghhmmmmhh"
Suara mulut kak vina.

Kak vina kembali melakukan gerakan itu..

"Too..aaah...kakakkk keluarrr"
Desah kak vina panjang.

Tubuhnya bergetar. Tanganku yang berada di paha kak vina dapat merasakan ototnya mengeras. Mata kak vina melihat ke atas, mulutnya menghisap mulut bagian bawahnya sendiri hingga kulit dagu bagian atasnya berada di dalam mulutnya.

Aku bisa merasakan vagina kak vina terasa semakin memijit penisku. Penisku juga terasa basah di banjiri cairan cinta kak vina.

Kak vina ambruk di atas tubuhku.
Aku hanya terdiam melihat mata sayu kak vina. Ingin sekali rasanya aku melanjutkan gerakan pinggulku karena jujur nafsuku sudah berada di ubun - ubun.

"Udah kak?"
Tanyaku berusaha tenang.

"Eghhmn..engga...kamu belum"
Jawab kak vina, nafasnya pendek letih kecapean

"Kakak mau istirahat dulu?"
Tanyaku sambil mencoba tersenyum.

"Engga...hah....hah"
Jawab kak vina.

Kak vina tiba - tiba menjatuhkan tubuhnya di samping kiriku.

"Terusin to...tapi kamuh yang gerak"
Ucap kak vina.

Aku mebangunkan badanku terduduk di samping kak vina.

"Yakin ka?"
Tanyaku.

"Iyahh...cepettt"
Jawab kak vina sambil sedikit melebarkan kakinya.

Mendapat lampu hijau, aku langsung bergerak ke area selangkangan kak vina.
Ku arahkan penisku ke lubang vagina kak vina.
Mengikuti nafsu ku, aku mulai pelan mendorong penisku membuka bibir vagina kak vina.

"Eghhhh...gede banget sihhh too"
Ucap kak vina sambil memejamkan matanya

"Dorongg...ajah"
Tambah kak vina.

Mendapat persetujuan, aku mulai mendorong penisku masuk, hingga akhirnya seluruh batang penisku sudah menghilang di telan vagina kak vina.

"Ehmm...genjott to..cepett"
Ucap kak vina.

Bagai prajurit perang mendapatkan perintah. Aku mulai menggerakan pinggilku secara pelan.

"Ah...too ampunnn....cepettin ajah"
Desah kak vina kencang

Aku sedikit ragu untuk menuruti permintaanya kali ini, walau nikmat yang ku rasakan tidak bisa membohongi otak ku. Namun aku takut desahan kak vina yang cukup keras bisa terdengar oleh penghuni kost lain.

"Tapi suaranya kak"
Ucapku yang masih bimbang antara mempercepat gerakanku atau tidak.

"Eghhhh siniih tanganyaa"
Kak vina meraih tangan kiriku, ia memasukan dua jariku ke dalam mulutnya. Sambil menghisap jadi tengah dan telunjuku, mata kak vina melihat ke arahku, se akan memintaku untuk mempercepat gerakanku.

Aku tak kuat lagi menahan nafsunya. Tak peduli penghuni kost lain akan mendengar atau tidak, aku segera mempercepat gerakanku hingga bunyi benturan paha kami dapat jelas terdengar.

"Eggghhhhh.....hmmmmff"
Desah kak vina panjang menerima genjotanku.

Sambil menggerakan pinggulku. Naluriku bekerja, aku menurunkan wajahku mendekati payudara kanan kak vina. Aku melahap putting susu kak vina. Dengan kuat aku menghisap putting kak vina..

"Aghm....ehmmmmmm....aaaghhh"
Desah kak vina cukup kencang walau terhalang jariku.

Tubuh kak vina kembali bergetar, otot otot tubuhnya mengeras, vaginanya mengeluarkan air cintanya lagi, bahkan kak vina menggigit jariku.

Aku tak menghiraukan orgasme kak vina. Terus ku gerakan pinggulku.

Hingga aku merasakan sensasi orgasmeku akan segera keluar. Aku mempercepat tempo gerakanku..
Spermaku muncrat di dalam vagina kak vina, aku masih sempat meneruskan gerakanku.
Hingga akhirnya aku tersadar, aku menarik tanganku keluar dari mulut atas kak vina dan juga menarik penisku dari dalam mulut bawah kak vina.

"Kak..maaf ka"
Ucapku panik saat melihat cairan spermaku keluar dari dalam vaginanya.

"Ahh..***papahh..hah.."
Ucap kak vina.

"Beneran kak?"
Tanyaku memastikan

"Iyah.***papa"

Kami beristirahat sejenak. Kak vina berusaha mengontrol nafasnya. Semantara aku terduduk di selangkangan kak vina terus menyaksikan bagaimana cairanku menetes dari lubang vaginya.

"Too..."
Ucap kak vina memanggilku.

Aku melihat ke arah kak vina, nafasnya sudah mulai tenang.

"Ituu masih tegang...lagi dong"
Pinta kak vina.

Kak vina terus menatap penisku yang memang masih tegak.
Aku berfikir sejenak melihat kondisi kak vina.

"Kak vina istirahat dulu aja yah kak"
Jawabku sambil tersenyum.

Aku menggeser duduk ku hingga ke ujung kasur.

Beberapa saat kemudian...

Kini kak vina sedang berdiri di tengah ruang kamar, sedang menggunakan kemejanya.

"Kakak yakin mau pulang sekarang? Istirahat aja dulu kak"
Ucapku yang masih ter duduk di pinggir kasur.

"Iya to.. takut papah pulang"
Jawab kak vina sambil merapihkan kemejanya.

"Iyasih..tapi hati - hati yah kak"
Balasku hanya menyaksikan kesibukan kak vina.

"Lain kali kakak nginep deh to disini"
Ucap kak vina sambil mengedipkan matanya.

"Maksudku ga sampe nginep juga kak"
Ucapku sambil menggaruk rambut menerima jawaban dan kedipan kak vina.

"Ohiya kak"
Lanjutku sambil berdiri dari kasur.

"Besok aku ke rumah"
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd