Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Bimabet
----------------
Part 14
Men's Talk




POV Natalie

Setelah aku masuk ke dalam mobilku dan mengambil posisi duduk di kursi belakang bersama Ricko dengan alasan ingin tidur untuk beristirahat sebentar kepada suamiku, aku pun segera memejamkan mataku. Entah bagaimanapun caranya, saat-saat ini aku seperti ingin terus dekat dengan Ricko sahabat suamiku ini. Ricko yang awalnya sedikit terkejut karena aku justru bukan duduk di kursi penumpang depan melainkan duduk bersamanya, aku bisa melihat keterkejutannya itu namun aku tidak ambil pusing, karena aku tau dia pun tidak akan bisa menghalangiku saat ini.

Ketika mobil beberapa saat berjalan menyusuri jalan raya menuju rumahku, aku secara perlahan menggeser tubuhku merapatkannya ke arah Ricko dan menyenderkan tubuhku ke tubuhnya yang gagah itu. Mataku melirik ke arah suamiku untuk melihatnya, ternyata dia masih berkonsentrasi menyetir karena pandangannya kulihat masih kearah depan. Ahh... Situasi ini sungguh sangat menantang, menurutku. Bayangkan, dalam satu mobil dengan jarak yang sedemikian dekat dengan suamiku, aku ingin sekali bercumbu dengan pria lain yang tidak bukan adalah sahabatnya sendiri. Entah ini karena hormon adrenalin yang berbaur dengan libidoku yang seakan tak ada redupnya, vaginaku bereaksi seakan meminta sentuhan karena tergelitik dengan situasi ini.

Aku lalu sedikit menarik wajah Ricko dan mengecup bibirnya lembut. Walau mataku seakan terpejam, tapi aku masih bisa melihat kegugupannya. Justru hal ini malah semakin membuatku tergila-gila dan ingin melakukann hal yang llebih gila lagi. Kecupan lembut tadi sebagai pembuka awal kegilaanku saat ini ketika aku hanya berjarak beberapa jengkal di belakang suamiku. Tangan kiriku kuarahkan ke arah selangkangan sahabat pria suamku ini, dan mengelusnya perlahan. Kulakukan ini dengan mata terpejam, aku tidak lagi berpikir apakah Suamiku melihatnya atau tidak. Karena aku tau Ricko akan mengawasi gerak-gerik suamiku jika suamiku melihat atau tidak, aku tau Ricko akan memberitahuku. Nyatanya, saat ini Ricko justru menggenggam tanganku yang berada di batang kejantanannya dan membalas ciumanku.

Aku segera saja menjadi sangat terhanyut dengan perasaan ini, tak lagi ada kekhawatiranku terpergok suamiku karena aku tau Ricko sudah memastikan kondisinya suamiku masih 'aman' menyetiri mobil yang membawa kami bertiga.

Aku dan Ricko semakin hangat bercumbu di kursi belakang, namun tetap kami melakukannya dengan sangat hati-hati supaya suamiku tidak mengetahui kegiatan kami yang mulai menghangat disini. Aku benar-benar menahan desahan yang rasanya ingin kuluapkan karena aku tidak ingin terdengar oleh suamiku, namun sesekali lenguhanku keluar walaupun dengan volume yang sangat kecil. Kulihat Ricko lebih lihai mengatur nafas dan suaranya, pantas saja dia sangat kuat ketika bercinta di atas ranjang karena kemampuan mengaatur nafasnya cukup baik kukira. Termasuk mengatur hembusan nafasnya supaya tidak terdengar, menurutku ini perlu dipelajari karena sangat berguna di situasi-situasi macam begini.

Sesaat kemudian aku dibuat terkejut oleh Ricko, karena secara tiba-tiba dia menyentuh vaginaku yang sudah sangat basah ini. Sampai-sampai aku benar-benar tidak bisa menahan lagi suara lenguhanku, desahan lebih tepatnya. Tapi aku sedikit merasa lega karena sesaat sebelumnya suamiku membesarkan volume audio mobil ini sehingga suara desahanku tadi tidak begitu terdenar olehnya, kuharap!

Aku segera menahan tangan Ricko yang sedang berusaha meraih lubang vaginaku dan membuka mataku menatapnya tajam, seakan berkata untuk jangan berbuat terlalu ekstrim karena potensi ketauannya sangat besar. Tapi Ricko malah tersenyum mesum kepadaku, dan gerakan bibirnya seakan mengatakan bahwa kondisinya aman. Sekilas aku melirik ke depan, dan kulihat suamiku masih konsentrasi menyetir.

Aku lalu kembali memejamkan mataku, menikmati lumatan bibir Ricko di mulutku dan gerakan jarinya di liang vaginaku yang sudah jelas banjir tidak karuan. Jari jemarinya terus merangsang vaginaku, terlebih lagi di klitorisku, sehingga membuat libidoku perlahan namun pasti menanjak dengan perlahan. Tanganku pun kuarahkan membuka kancing dan resleting celananya dan menyentuh langsung ke batang kontolnya di baliknya. Aku tidak tau bagaimana bisa aku melakukan hal itu dengan satu tangan karena cukup sulit, tapi ternyata ketika nafsu sedang menguasai kita apapun tetap ada jalannya untuk nafsu itu tersalurkan.

Kami berdua masih saling merangsang alat kelamin masing-masing. Memekku semakin banjir, dan kontolnya semakin keras di genggamanku. Sementara suamiku masih tenang di kursi pengemudi di depan kami. Kocokan Ricko di memekku semakin cepat, aku sendiri bisa mendengar suara kecipak jemarinya yang bergumul dengan cairan cintaku yang semakin mengalir. Rasa gatal yang nikmat ini semakin merasuk diriku, untung saja musik yang mengalun mengiringi perjalanan mobil ini menyamarkan suara di selangkanganku dan desahan tertahan di mulutku.

Ketika aku merasa semakin dekat dengan puncak orgasme akibat rangsangan jari di memekku, tiba-tiba secara tidak kuduga mobil yang kami tumpangi bergoncang karena melewati jalan yang tidak rata dan melindas jalan yang berlubang. Sehingga jemari Ricko secara tiba-tiba juga merangsek masuk kedalam memekku yang tidak terlindungi oleh segitiga pengaman lagi karena sudah digeser dan tertahan di sisi samping memekku. Dan akibatnya, orgasmeku langsung meledak karena guncangan dan seranan tiba-tiba akibat jalan berlubang tadi.

Desahanku jelas tidak mampu kutahan lagi. Untung saja Ricko segera melumat bibirku sehingga desahan akibat orgasme tadi sedikit teredam. Beberapa saat aku terdiam mengatur nafasku karena orgasme yang kudapatkan tadi. Jemari Ricko masih berada di vaginaku beberapa detik, sesaat kemudian sebelum diangkat menjauh dari selangkanganku.

Jari jemarinya yang basah berlumuran cairan cintaku terlihat diarahkannya kemulutnya sendiri dan diseruputnya cairan orgasmeku itu. Setelah cukup bersih terlihat, lalu disorongkan jari-jarinya kemulutku. Kusambut dengan pasrah jari jemarinya ketika dimasukkan kedalam mulutku dan segera kuhisap dan kujilati juga tangan dengan cairan orgasme bercampur dengan air liurnya itu.

Setelah aku memperhatikan kondisi suamiku yang berada di balik kemudi, kurasa dia tidak menyadari apa yang baru saja terjadi di kursi belakang tadi. Lalu aku segera mengeluarkan kontol Ricko dari dalam celananya dan aku segera menghisapnya. Kukecup kepala kontolnya, kulijati batang beruratnya, dan kuhisap cairan pre-cum nya. Aroma batang kejantanannya yang khas membuatku seakan tak lagi memperdulikan situasi di belakang kepalaku, saat ini instingku hanya melakukan dan meikmati apa yang ada di depan wajahku dan di dalam mulutku. Yaitu kontol sahabat suamiku!

Aku sangat menikmati daging yang tumbuh di selangkangan sahabat suamiku ini. Entah mengapa benda ini seperti menjadi candu bagi diriku, bahkan aku sampai berani melakukan hal yang menurutku cukup berbahaya saat ini, yaitu mengoralnya dengan jarak sedekat ini persis di belakang suamiku yang sedang menyetir. Namun aku merasa jika pun suamiku melihat kelakuanku saat ini, dia tidak akan menyalahkanku. Karena dia sendiri sudah lama bilang, bahkan berkali-kali menyampaikannya padaku dalam fantasinya untuk aku menikmati kontol sahabatnya ini. Aku pun berpikir apakah suamiku menyadari sesuatu hal yang tak terucap diantara kami, jika sebenarnya dirinya tidak cukup memuaskanku dalam hal hasrat seksual. Entahlah, aku hanya berandai-andai saja tentang hal itu. Benar atau tidaknya akupun tak tau.

Cukup lama kurasa aku terus menghisap dan menjilati kontol Ricko yang keras ini. Berkali-kali lidahku dapat mencecap rasa asin dari cairan pre-cum nya yang terus keluar. Aku yakin dia juga cukup menikmati servis mulut dan lidahku ini. Aku tidak sesekalipun berusaha melirik kebagian depan karena aku terus memusatkan pikiranku untuk menikmati dan memberi kenikmatan kepada empunya batang kejantanan ini.

Namun ketika mobil yang kami tumpangi ini masuk ke dalam area perumahan tempat kami tinggal, sepertinya aku harus segera menjeda kegiatanku ini. Karena aku mendengar klakson mobil dibunyikan ketika melewati pos satpam di depan perumahanku seperti yang biasa suamiku lakukan. Dengan berat hati, aku segera menarik mundur kepalaku ke posisi semula dan membiarkan batang kejantanan Ricko yang tadi kunikmati kembali berlindung dibalik celana yang dikenakannya. Kami masih sempat berciuman singkat, sebelum aku kembali berpura-pura tertidur seperti sebelumnya untuk menghindari kecurigaan suamiku.

Sampai ketika mobil ini berhenti di depan rumahku. Dan suamiku Nicko membangunkan kami yang sedang berpura-pura tidur. Aku menggeliat sesaat bersamaan ketika suamiku bergegas cepat keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah kami untuk ke kamar mandi karena sedari tadi ternyata dia menahan keinginan buang air kecil. Sementara kalau aku tadi, malah sempat mendapat orgasme kecil karena perbuatan sahabatnya.

Suamiku sudah masuk ke dalam rumah dengan cepat, sementara keinginanku untuk menuntaskan hasrat birahi yang tanggung ini kembali datang.

"Yaang, kamu belum keluar ya?"
"Kita quicke yuk?!" Ajakku kepada Ricko yang menatapku dengan tajam. Aku pun tau dia sebenarnya masih ingin, tapi karena terkendala situasi kulihat dia seperti menahannya

"Haaah?? Jangan, nanti ketauan Nicko, sayaang!" jawabnya terkejut sesuai perkiraanku.

"Tapi aku masih pengen dimasukin itu kamu.." rengekku kepadanya. Entah bagaimana bisa aku merengek minta dientot seperti ini. Apa benar aku sudah menjadi istri yang haus kontol seperti perkataan Jeffry semalam.

"Iyaa.. Iyaa.. Nanti aja di dalem pas Nicko udah tidur deh ya.. Kalo disini juga nanti resiko keliatan tetanggamu pass ada yang lewat. Gimana? Bahaya kan??" Jawabnya berusaha menahan keinginanku.

"Hufftt... Iya deh, janji yaa nanti kita ena-ena lagi??"
"Kalo gitu cium dulu dong!" ucapku denan ekspresi merajuk.

Lalu Ricko tersenyum lembut kepadaku, dan mencium serta melumat bibirku seperti keinginanku.

"Sluurpsss..sluurrpps...muaach..."

Bibir dan lidah kami saling membelit satu sama lain dengan panasnya selama beberapa saat sampai kemudian kami berdua menarik diri dan merapihkan baju dan rambut dan kemudian turun dari mobil sambil membawa barang-batang bawaan kami untuk dibawa masuk ke dalam rumah.

Ketika aku melangkah masuk, aku tersenyum, mungkin sedikit tersipu mengingat hal-hal gila namun begitu nikmat yang kudapatkan semenjak kedatangan sahabat suamiku ini yang belum pernah kudapatkan dan alami sebelumnya.


[HIDE]
POV Nicko

Sehabis aku menuntaskan hasratku di dalam kamar mandi dan keluar menuju ruang tivi aku tidak melihat keberadaan mereka berdua di dalam rumah. Apa mungkin istriku dan Ricko masih berada di dalam mobil, pikirku. Tapi aku tidak berniat untuk mencari tau lebih lanjut, aku kemudian beranjak ke dalam kamarku untuk berganti baju dengan yang lebih santai. Kupilih kaos berbahan lembut yang nyaman dan celana pendek yang tadi malam kukenakan lalu aku segera beranjak keluar kamarku.

Kulihat ternyata Ricko dan Istriku sudah berada di dalam rumahku sambil membawa barang-barang bawaan mereka. Kulihat sekilas di wajah istriku seperti aura kegembiraan yang terpancar lewat senyuman yang terus mengembang di bibirnya. Dalam hati aku ikut senang atas kebahagiaan yang didapat istriku semenjak kedatangan sahabatku ini.

"Pih, tolong bawain ke kamar dong ni tas aku dua. Berat nih." ucap Natalie meminta tolong kepadaku untuk membawakan tasnya.

"Iyaa mih. Tapi bikinin kopi yaa.." sahutku.

"Rick, kamu mau kopi juga?" tanya istriku kepada Ricko.

"Oh, iya boleh Natt." sahut Ricko sesaat sebelum dia masuk ke kamar tamu.

Aku pun membawa tas milik istriku kedalam kamarku dan meletakkannya di depan lemari baju kami, lalu aku kembali menuju ke ruang tamu untuk bersantai. Aku segera menyalakan televisi dan mencari channel berita favoritku dan duduk santai di kursi tamu sambil menunggu kopi buatan istriku.

Tidak lama, istriku dan Ricko keluar secara bersamaan dari ruangan yang berbeda menuju ke ruang tamu tempatku berada. Ricko lalu duduk di kursi single di sisi kananku dan mengambil rokok serta menyalakannya mengikutiku yang juga sudah merokok terlebih dahulu. Lalu istriku meletakkan kedua gelas kopi di meja tamu untukku dan Ricko masing-masing satu gelas untuk kami nikmati sambil bersantai.

"Tak tinggal dulu ya, mau ganti baju sekalian beres-beres bawaan yang tadi." ucap istriku. Aku dan Ricko tidak ada yang menjawab perkataan istriku, hanya senyum dan anggukkan kepala dari Ricko yang mengiyakan ucapan istriku. Dan Natalie segera menuju ke dalam kamar meninggalkan kami berdua.

"Enak lo yaa tadi di mobil sama bini gue. Gue nyetir sendirian kampret!" ucapku blak-blakan mengawali obrolan dengan sahabatku

"Natalie noh yang minta Nick! Bukan gue loh yang mulai!" sangkal Ricko sambil mengembuskan asap rokok dari mulutnya.

"Iyaa gue tau kok, makanya gue sengaja nggak ngeliat ke belakang biar nggak ganggu istri gue sama elo" jawabku santai.

"Nick, ini lo beneran nggak masalah istri lo kayak sekarang ini?" tanya Ricko.

"Gue? Selama Natalie happy, apa alesan gue buat ngehalangin kesenangan dia?" kilahku.

"Kesenangan Natalie, apa kesenangan lo Nick?!" cecar Ricko.

"Yaah, boleh dibilang kesenangan gue juga lah. Gue seneng, istri gue juga seneng. Fair enough lah menurut gue." jawabku diplomatis.

"Kenapa gue? Kenapa gue yang harus lo pilih buat jadi pria diantara kalian?" tanya Ricko memburu.

"Kenapa elo? Karena Natalie sendiri yang milih lo jadi pria nya, bukan gue!"
"Dan elo jelas, udah gue anggep bukan orang lain Rick. Jadi gue nggak khawatir kalo Natalie bakal disakitin. Gue nggak mau ambil resiko sama orang yang nggak gue kenal buat jadi pria tersebut." Ucapku memberikan penjelasan pada Ricko tentang alasanku.

"Tsk! Oke lah kalo itu alesan lo. Gue juga udah anggep kalian berdua sebagai orang terdekat gue."
"Tapi apa lo yakin kalo ini nggak bakal ngerubah hubungan kita, maksud gue, lo ngerti lah gimana kita dari dulu sampe sekarang. Gue cuma nggak mau ada yang berubah antara kita ke depannya." Ricko memberikan jawaban atas alasanku.

"Gue jamin Rick, nggak bakal ada yang berubah tentang kita."
"Oh iya, tentang Jeffry, Rick!"
"Menurut lo apa dia orang yang aman juga buat Natalie?" tanyaku padanya.

"Buat Jeffry, terserah dari lo aja Nick." sahut Ricko
"Gue minta pendapat lo aja Rick. Kalo menurut lo dia aman, dan Natalie juga nyaman sama Jeffry kayak sama lo. Gue gak masalah, untuk urusan masa lalu gue sama dia, nanti bakal gue ambil waktu buat ngomong empat mata sama dia. Dan yang jelas, gue butuh bantuan lo sekali lagi buat menyelesaikan masalah finansial gue ke dia gara-gara waktu dulu." ucapku padanya.

"Buat masalah itu lo tenang aja, gue kenal lama sama itu anak. Dan kalau perlu buat hubungan kita berempat nanti berkaitan dengan Natalie, kita bisa bikin gentlemen agreement dengan pertimbangan utama pada kenyamanan dan keamanan Natalie." jawab Ricko.

"Oke, gue setuju!" sahutku cepat.

"Sekarang tinggal gimana caranya supaya Natalie bisa nerima apa aja yang udah kita bahas ini." ucap Ricko.

"Ini sekarang gue mau omongin sama dia langsung Rick. Gue yakin bini gue bakal nerima dan ngikut dengan senang hati." ucapku yakin.

"Yaudah, gue ke kamar dulu bro. Lo segera hubungin Jeffry buat atur ketemuan kita setelah gue ngobrol sama bini gue." pamitku padanya.

"Oh iya satu lagi. Kayaknya lo perlu extend deh, jangan balik ke Jakarta dulu Rick. Bisa kan?"
"Gue pengen ngeliat Natalie dipuasin sama lo sampe tepar! Masa cuma sebentar doang.. Hehehe" ucapku sambil tertawa kecil meninggalkannya di ruang tamu sendirian sementara aku beranjak masuk ke kamarku.

"Kampret terus kerjaan gue gimana??" jawab Ricko sambil menepuk jidatnya. Aku tau dia tidak akan menolak usulku untuk memperpanjang waktu liburnya disini.



[to be continued]

[/HIDE]
[HIDE]
[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd