Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Mirip cerita Godfather-nya Mario Puzzo, tapi nggak ada iwik-iwik, incest dg Crystal hi hi hi

Ini forum semprot - jika ngeweknya - gak kasar, alus, hot, oriisinil sampai 50% - nggak ada bacool...
 
Chapter VI : Re-turning



26 Juli 2015, 0600 Bandara Internasional Soekarno Hatta



Penerbangan pertama menuju kota M, pagi itu Tedy sudah berada di bandara sambil menikmati kopinya dalam tumblr yang dia baru saja beli di bandara karena modelnya yang simple dan enak di genggam. Dia duduk diruang tunggu bandara sambil membaca buku yang dipesan sebelumnya mengenai ekspor import, untuk mempersiapkan dirinya menghadapi pekerjaan barunya. Akhirnya dia bisa kembali ke kota M, yang membuatnya lebih senang karena dia bisa bertemu kembali dengan Nita dan Inggrid, Tedy ingin memberikan kejutan kepad mereka, dia ingin menemui mereka secara langsung. Tapi masih ada ragu dalam dirinya mengenai hubungannya dengan Nita, bagaimana kedepannya hubungan mereka ini, apakah bisa berjalan dengan baik atau harus terhalang oleh masa lalu keluarga.

“Jangan melamun!”, sebuah tepukan keras menghantam punggung Tedy, Yanin baru saja menepuknya. Yanin juga akan kembali bersama dengan Tedy kali ini, Yanin akan mulai menghandle hotel di kota M di bawah pengaturan Crystal tentunya, tapi sebenarnya Tedy merasa ini hanya untuk mengawasinya saja. Tempat kerja baru Tedy nantinya akan cukup jauh dari apartementnya saat ini, tapi dia merasa akan sangat repot jika harus mengatur pindahannya lagi, padahal sebenarnya apartementnya sudah dikosongkan sebelumnya kembali diisi oleh anggota Bang Andre.

***

21 Juli 2015

Kantor Pusat Tjahjadi

Tedy mulai memasuki parkiran kantor dan menuju ke lobby kantor, dan disambut oleh security yang ramah menanyakan tujuan kunjungannya, dan dengan santai dia mengakatan ini bertemu dengan Alex. Para staf cukup ramah walau sepertinya tidak mengenali Tedy saat itu. Sebelumnya ketika Tedy datang hanya ada beberapa yang dia temui karena masih dalam masa liburan hari raya
Tedy menunggu di lobby sampai ada seorang pegawai pria yang menjemputnya dan mengantarnya melewati security portal masuk ke arah lift kantor dan dengan ID card mereka naik menggunakan lift.
Latai 23, dan pintu merekapun terbuka, sebuah lobi besar tersekat dengan partisi kaca dan juga beberapa pegawai terlihat sedang sibuk dari kaca itu. Sebuah meja resepsionis besar terpajang tepat di hadapan koridor lift itu. Seorang gadis dalam kondisi berdiri menyambut mereka dengan senyum.
“Tamu Pak Alex”, kata pria itu sambil terus melangkah menuju pintu kaca dan membuka pintu itu dengan id card yang ditempelkan ke arah lock dipintu itu. Kemarin rasanya ruangan lain-lain tidak ada pakai kunci seperti ini, atau mungkin karena di lantai lainnya.
Melewati beberapa karyawan dan rupanya disana ada Honey Shang, direktur divisi legal sedang terlihat berbicara dengan beberapa orang, tapi dia berbalik dan melihat Tedy di seberang ruangan. DIa hanya tersenyum dan sedikit menganggukkan kepalanya, dan tentu saja di balas anggukan juga oleh Tedy. Beberapa Divisi memang dikunjungi tedy tapi tidak seramai ini.
“Silahkan pak”, kata pria itu sambil membukakan pintu ruangan Alex, lalu pergilah dia. Dalam ruangan itu sudah ada Yanin, Crystal dan tentu saja Alex di tengah ruangan kantor yang boleh dikatakan minimalis tapi cukup luas dan ada sesuatu yang mengganjal dari ruangan itu, ada wooden dummy.
“Untung belum jam 9 datangnya, kalau tidak sudah ku buang kau keluar jendela!”, kata Crystal pada Tedy, dan Tedy hanya bisa nyengir mendengarkan itu. Crystal sudah duduk dengan anggun bersama Yanin di sofa ruangan itu, ruangan itu memiliki meja kerja Alex, sofa set dan coffe table dan juga wooden dummy. Tedy masih tetap merasa janggal dengan wooden dummy itu.
Tedy pun langsung duduk di salah satu sofa tunggal disana, dan disusul Alex yang beranjak dari meja kerjanya dan membawa sebuah amplop coklat besar.
“Dalamnya sudah ada ID card cabang, kunci apartementmu, dan corporate credit card”, kata Alex sambil menyerahkan amplop itu kepada Tedy.
“Sebelum kau protes, limit corporate creditcard, hanya 3 juta, pembayarannya akan langsung dipotong dari gaji…”, sambil duduk dan menyenderkan tubuhnya di sofa. Tedypun mulai membuka tali amplop itu dan mulai melihat isi di dalamnya, kunci apartement lamanya sepertinya baru saja diperbaharui, kemudian, id cardnya di sana ada foto dan terterada nama Theodore, dan amplop putih kecil lagi dari bank swasta yang isinya pastinya kartu kredit.
“Kerjamu nanti di sana adalah mengecek semua operasional, kualitas barang yang diimpor dan juga sesekali melakukan inspeksi dalam pengepakan barang dan barang siap ekspor di gedung lain di kota M, dan selain itu tentunya semua laporan dan audit administratif menjadi tanggung jawabmu”, Crystal mulai berbicara pada Tedy.
“oh, dan kau melapor padaku secara langsung!”, kata Crystal lagi sambil tersenyum licik kepada Tedy. Yang langsung membuat Tedy meliriknya dengan mata sedikit meledek.
“Eh itu anak perusahaanmu?”, jawab Tedy sedikit protes karena dia belum mengecek latar belakang perusahaan itu, dan dia merasa tidak perlu sebenarnya.
“Bukan, perusahaan itu di bawah kendari group milik Alex, tapi Ayah ingin aku yang mengajarmu”, katanya menjawab Tedy sambil memberikan tatapn mengejek juga pada adiknya ini. Tedy hanya bisa menghela nafas harus berurusan dengan Crystal masalah pekerjaan. Dia tahu Crystal orang yang sangat ketat dan tegas dalam pekerjaan, bukan cuman pekerjaan sebenarnya, semuanya.
“Hampir kelewat, ID cardmu itu adalah ID Card khusus, semua pegawai memiliki limit aksesnya masing-masing, tapi punyamu tidak ada limitnya… Jadi jangan sampai hilang, kalau hilang segera melapor ke IT cabang untuk blokir”, timpal Alex.

“Yanin juga akan berangkat bersamamu nanti, dia sekarang akan bertanggung jawab atas hotel XXX di kota M, dan juga akan tinggal se-apartement dengan mu”, kata Crystal menyambung pembicaraannya.
“APA di APARTEMENT KU!” Tedy langsung saja protes.
“Tidak seruangan anak cabul! Segedung!”, Yanin juga angkat bicara akhirnya. Tedy langsung berhenti berbicara, dan disusul tawa Alex.
“Selain masalah pekerjaan, Ling kemarin menelfon dan menanyakan kabarmu”, kata Crystal kepada Tedy, dan tentunya membuat Tedy heran, tumben Crystal baik dengan menyampaikan pesan ini.
“Dia menelfonmu?” tanya Tedy.
“Bukan aku sih, dia menelfon Yanin, tapi ya intinya dia menanyakan keadaanmu”, Tedy merasa cukup senang ketika dia tahu Inggrid tentu saja mencemaskannya dan dia menelfon artinya dia juga baik-baik saja.
“Aku bilang sih, kau baik-baik saja dan akan segera kembali ke kota, tapi aku tidak katakan kapan”, kata Yanin. Masih bisa diberikan kejutan nih pikir Tedy dalam hati.

***

22 Juli 2015, 0320
“Halo…”, suara dari sisi lain telfon terdengar suara wanita berbisik, saat Alex mengangkatnya.
“Ya…”, jawab Alex singkat di dini hari itu.
“Ada info, aku letakkan ditempat biasa, urgen segera ambil”, suara wanita itu lalu mengakhiri panggilannya. Informasi penting dari salah satu intelnya, pasti mendesak hingga dia menghubingi jam seperti ini. Alex segera berdiri, dari ranjangnya dan mengenakkan pakaiannya, dan juga jaket kulit berwarna hitam. Dia meninggalkan rumah saat itu juga, dengan motor hitam menuju tempat informannya nge-drop.

1040, Safe House, Jakarta Selatan
Alex masuk kedalam safe house Tjahjadi di bilangan Jakarta Selatan, tempat mereka juga menjaga ketiga tahanan mereka itu. Begitu masuk, dia sudah di sambut dengan tiga orang pria yang berjaga. Dalam rumah berukuran sedang itu, diruang tamu itu, ada Ryuichi yang sedang duduk di sofa ruang tamu, dengan hidung yang dipasangi seperti gips kecil, dan juga pelipis yang di perban, dan juga Hime Gato serta pria sniper Sakuraba. Mereka hanya duduk manis diruangan itu, Ryuichi sendiri kakinya dipasangi sejenis pemberat dari baja yang mengikat hingga betisnya dan digembok, begitu juga dua orang lainnya, mereka bisa bergerak cukup bebas tapi tidak akan bisa berlari, selain itu, ikat kaki itu juga dilengkapi dengan alaram house arrase yang diimpor dari amierika. Kalau mereka berhasil kaburpun akan mudah di tangkap kembali.
Sambil Alex kemudian menarik kursi kayu dan duduk di hadapan mereka bertiga.
“Ryuichi-san, Anata ni shitsumon ga arimasu”, kata Alex kepada Ryuichi, dia ingin menanyakan perihal intel yang baru dia dapatkan.
“Bahasa saja, aku mengerti”, jawab Ryuichi santai.
“Apa hubungan kalian dengan Tandi Winardi?”, tanya Alex to the point, dan Ryuichi langsung menatapnya.
“Tidak ada”, jawab Ryuchi singkat saja pada Alex sambil tetap menatap matanya. Akhirnya Alex mengeluarkan smartphonenya dan menunjukkan sebuah Video. Mata Ryuichi pun langsung terbelalak melihat Keichi Gato sedang bertemu dengan Tandi Winardi, walau tidak jelas pembicaraan yang sedang mereka lakukan, terlihat sepertinya Keichi Gato sedang meminta bantuan kepada Winardi, tapi sikap winardi sepertinya acuh dan tidak ingin mempedulikannya. Belum selesai Keichi berbicara, dia langsung diseret oleh dua orang dari belakang, dan terlihat Keichi sangat marah dan meludahi Winardi.

“Kuso yarō!”, Ryuichi mengumpat, Hime dan Sakuraba tampak gusar, dan kemarahan terpancar dari mata mereka. Tapi walau video itu telah selesai, ternyata masih ada video selanjutnya yang akan ditunjukkan oleh Alex.
“Hei GATO, Kami keluarga Tjahjadi telah mendapatkan putramu, jangan harap dia selamat kalau kalian tidak MENURUTI KAMI!”, terlihat dalam video itu, seorang pria berbicara dan terlihat Keichi terikat dengan penutup mulut dibelakangnya dan terikat tangannya menggantung ke atas. Ryuichi langsung menatap Alex.
“APA MAKSUDNYA INI!?” tanya Ryuchi marah pada Alex.
“Apa kau melihat ada Keichi di sini?”, jawab Alex santai, benar tidak ada Keichi disana, bahkan Tjahjadi belum dapat kabar apapun di mana Keichi saat ini, dan tentunya sangat tidak masuk akal Winardi akan menyerahkan Keichi kepada mereka.
“Dōyara, karera wa anata no kazoku o kuroi hitsuji ni shitai nodesu” (Tampaknya, mereka ingin keluarga Anda menjadi kambing hitam), kata Ryuichi.
“Sepertinya sih begitu…”, jawab Alex masih dengan nuansa benar-benar santai. Ryuichi menatap kedua anggota keluarga Gato lainnya.
“Eh, aku belum pernah menanyakan ini, kenapa kalian menyerang keluargaku?”, tanya Alex kepada Ryuichi, sambil bersandar pada kursi kayu yang sedang dia duduki.
“Kalian menyerang kami dulu!”, jawab Hime tiba-tiba nyeletuk dengan Bahasa Indonesia logat Jepang, dan Alex hanya meliriknya dengan mengangkat kedua alisnya.

“Sepertinya aku sudah tahu siapa dalangnya kalau seperti ini…”, jawab Alex singkat dan mengembalikan tatapannya kepada Ryuichi.
“Coba ku tebak, kalian tidak pernah menyerang kami”, kata Ryuichi sambil menatap Alex, dan Alex hanya menatapnya balik dan tersenyum simpul kecil, dan menggelengkan kepalanya dan menekankannya lagi.
“Kami tidak pernah memulai, sampai kalian menyerang Adikku”, kata Alex dengan benar-benar santai. Ryuichi sendiri merasa ngeri dengan Alex, yang memilki kepercayaan diri dan sikap santai seperti ini, benar-benar murid dari Xiao Yu.
“Bagaimana kalian menyimpulkan kami yang menyerang?”, sambung Alex kembali bertanya
“Plat mobil yang digunakan menyerang tempat kami terdaftar atas perusahaan kalian”, jawab Ryuchi. Alex hanya menghela nafas panjang.
“Masalah plat gampang dipalsukan”, dengan nada sedikit meledek oleh Alex, sambil dia berdiri dari kursinya.
“Istirahatlah kalian dulu di sini, sepertinya kalian lebih aman di sini daripada diluar”, sambil Alex berjalan berlalu meninggalkan mereka. Tangan Ryuici mengepak marah mengetahui informasi yang baru dijabarkan Alex tadi, mereka telah dikelabui hingga hancur seperti ini.

***

26 Juli 2015, Bandara International Soekarno Hatta
0630

“Panggilan terakhir untuk penumpang pesawat udara Garuda Airlines dengan nomor penerbangan GA 5..”, suara inerkome itu bergemah diseluruh bandara, membuat Tedy berdiri dari kursinya menuju antria untuk menaiki pesawat, dia lebih senang menunggu panggilan terakhir baru naik pesawat, kemudian Yanin ikut berjalan bersamanya. Terlihat Yanin mengucek matanya, dia sepertinya masih mengantuk dan bakalan tidur dipesawat.

“Kopi?”, sambil menawarkan tablrnya kepada Yanin, tapi disambut geleng olehnya.
“Nanti tidur dipesawat saja…”, sambil dia mulai menguap.

Tedy dan Yanin duduk di kelas ekonomi sebaris sebelum jendela darurat B dan C, dan Tedy memutuskan duduk di bagian koridor dan Yanin di tengah, rasanya pesawat pagi ini juga cukup rame hampis semua kursi terisi. Sambil menunggu lagi ternyata pintu pesawat telah ditutup, dan kursi di sampingnya mereka kosong. Hal itu membuat Yanin langsung memanfaatkan kesempatna itu dengan mengangkat kakinya kekursi sebelah dan selonjoran menyandarkan kepadanya di sandaran kursi sebelah kiri milikku, jadinya aku harus menyender ke kanan dan koridor. Belum juga pesawat take-off dia malah sudah tidur, mungkin beberapa hari ini tidurnya juga tidak nyenyak.

---

Bisnis keluarga Gato masih tetap berjalan, tapi kondisinya agak kacau karena beberapa uppermanagement mereka jadi terbengkalai. Akhirnya kabar ini tentunya sampai ke keluarga mereka di Jepang, dan begitu juga dengan Video pengancaman tersebut. Tapi keluarga Gato belum melakukan apapun, belum ada kabar balasan ataupun upaya negosiasi, mereka berusaha menstabilkan perusahaan dulu. Sepertinya mereka juga sambil menyelidiki, dan Ryuichi, Hime, dan Sakuraba juga masih tersembunyi cukup baik.

Alex masih berusaha mencari informasi dan juga pergerakan dari Klan Gato, dan juga Winardi. Dia harus setiap saat jika keadaan berubah atau semuanya memburuk, Winardi bukan serigala yang mudah untuk dihadapi, dia juga memiliki dukungan dari Naga yang lain, berdiri sendiri walapun Tjahjadi mampu, tapi efeknya akan sangat besar dan banyak bisnis yang akan terpengaruh.

“Lex”, suara Crystal memecah keheningan ruangan Alex, membuyarkan pikirannya, mata Alex langsung tertuju pada Crystal yang berdiri di depan ruangannya. Crystalpun memasuki ruangan dan menguncinya.
“Semua dokumen dan infomasi yang kau minta bagianku untuk cek sudah kulakukan”, sambil menyerahkan dokumen dalam amplop kemeja Alex. Tentunya segera dibuka, dan dia membaca setiap tulisan, foto dan semuanya dalam laporan itu dengan teliti.
“Sudah kuduga, dia orangnya, dia kuncinya kita memenangkan permainan ini”, kata Alex tersenyum menatap Crystal.

---

Kota M, Bandara Internasional, 0910

Setelah penerbangan dua jam akhirnya mendarat juga, Tedy dan Yanin lalu mengambil bagasi mereka dan menuju ke bagian pickup. Rupanya disana Andre sudah menunggu dengan mobil mini van serba hitam dengan kaca yang gelap, seperti mobil penculik. Dia sudah melambai saat melihat mereke berdua, Yanin memeluk Andre dengan laki banget.

“Sudah jauh lebih baik?” tanya Andre pada Yanin.
“Sudah bisa menghajarmu”, jawab Yanin bercanda sambil menaikkan bagasinya sendiri ke mobil, begitu juga Tedy. Kemudian juga Tedy menyapa Andre sambil merangkulnya. Tedy duduk di samping Andre, sedangkan Yanin langsung lagi selonjoran di kursi tengah.
“Urusan Jakarta cukup besar ya”, kata Andre memulai percakapan saat mobil berjalan.
“Iya jadi berita nasional, bentrok kelompok..” jawab Yanin yang sepertinya sudah PosisiWuenak di barisan belakang.
“Di sini baik-baik saja kan bang?” tanya Tedy pada Andre, tentunya Andre langsung tahu arah pertanyaan Tedy.
“Semua baik-baik saja, mereka berdua malah tampak sering bersama”, kata Andre kepada Tedy.
“Bersama? Kok bisa?”, tanya Tedy mengejar pernyataan Andre tadi.
“Sepertinya Ling memberikan support pada Anita, makanya mereka dekat”, jawab Andre sambil membayar tiket parkir bandara dan mulai memasuki jalan umum didepan.
“Bang minta tolong cari dimana mereka sekarang, Aku pengen langsung samperin”, kata Tedy.
“Tenang, sudah aku atur, Nita sementar masih di Gereja belum ada pergerakan, sedangkan Ling sekarang malah lagi di Apartementmu”, jawab Andre jelas dan to the point.
“Di apartementku?” tanya Tedy bingung, bukannya Yanin tidak memberi tahu?
“Dia punya jaringan intel sendiri Mr. T, dia sudah tahu kau akan kembali dari barang-barang yang tiba di apartementmu, bahkan sudah bisa menebak kapan kau akan tiba”, kata Andre dengan santai.
“Siapa dulu dong yang ngajarin…”, suara terdengar sama dari Yanin yang sudah jadi seperti keong dikursi belakang.

***
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd