Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Udah di update ya suhu @MonyetPerak
Makin seru 3 bersaudara penguasa dunia bisnis dan dunia bawah tanah.

Tjahjadi kok dikawan.

Lanjut suhu
 
Chapter IV : Battle Ground - Part II

Tedy tahu orang yang berdiri dihadapannya ini pasti salah satu eksekutor dari yakuza-yakuza ini, tidak akan mudah lawannya yang satu ini. Tedy telah bersiap berdiri dengan tegak, begitu juga Ryuichi yang sudah menunggu lawan yang datang.

“Ryuichi Gato, shorinji kempo!”, ucap Ryuichi dengan lantang, sambil melebarkan kedua tangannya, mengunci tubuhnya menatap tajam kearah Tedy.

“Theodore Tjahjadi, meibukan goju-ryu!”, balas Tedy dengan merapatkan kedua tangannya di bawah pusar, dan menarik kedua tangannya naik ke atas setinggi ketiak, dan memasang kuda-kuda kokutsu dachi. Ryuici juga telah mengepalkan tangannya kedepan, siap mulai pertarungan ini dengan mempersiapkan diri dalam kuda-kuda ichiji gamae. Tedy bergerak perlahan mendekati dengan dachi kecil, memperkecil jarak dari Ryuichi. Ryuici tampak siap, pandangannya tajam dan dari tatapan membuat Tedy merasa setiap gerakan yang akan dia lakukan akan terbaca oleh mata berpengalaman pria di depannya ini, pria yang telah melewati banyak pertarungan.

Tedy ingin mencobanya, jauh dalam hatinya dia merasa debaran jantung ini, rasa tantangan ini, Tedy melontarkan kepalan tangan kanannya menyamping menuju rusuk kiri Ryuichi.

Tentunya serangn itu ditangkis dengan mudah oleh tangan kiri Ryuichi yang telah bersiap untuk bertahan. Merasakan hentakan tangkisan Tedy sadar pria dihadapannya ini memiliki kecepatan dan kekuatan. Ryuici dalam tangkisannya meraih tangan Tedy, menggenggamnya dan tangan kanan Ryuichi meluncur mengarah ke wajah Tedy. Melihat pukulan itu datang Tedy mengangkat tangannya dan menangkis kepalan Ryuichi dengan lengan bawahnya, dan dengan hentakan keras dia menarik tangan kanannya, dan menarik tubuhnya menjauh dari Ryuichi.

Tedy mengganti dachi-nya menjadi nekodachi, kerena dia butuh flexibilitas dan kekuatan untuk menghadapi Ryuichi.

Ryuichi sadar ketika Tedy mengambil jarak, dia dan mengubah kuda-kudanya. Ryuichi menurunkan dagunya, menutup lehernya dan merendahkan kuda-kudanya. Dia siap dengan serius untuk menghadapi pria muda di depannya ini.


***

Teriakan dan dentuman kayu dan besi bergema, perkelahian terus belanjut, saling serang diluar rumah mewah itu. Terlihat kru Tjahjadi telah memaksa para Yakuza untuk terpencar dan mundur, kru Tjhajadi terus mendorong masuk kearah rumah itu. Namun saat sepertinya mereka sudah akan menang, tiba-tiba bermunculan gerombolan Yakuza dari belakang dan mulai menyerang mereka.
Mereka kini malah dalam posisi yang sulit, terjebak diantara dua pasukan.
Tapi sebelum para Yakuza itu berhasil menekan kru Tedy lebih dalam, terdengar dentuman keras dari belakang, membongkar pasukan penyergap para Jepang itu dan memaksa mereka membuka jalan. Kru Tedy sudah mempersiapkan ini, mereka juga sudah punya rencana cadangan.
===

120 menit sebelumnya
Tedy bersama dengan tim yang akan dipimpinnya sedang berkumpul, Tedy diberikan jatah oleh Alex untuk mengatur sendiri Timnya dalam penyerangan ini. Ini merupakan ujian juga bagi Tedy untuk meminpin, setidaknya dalam masalah strategi penyerangan ini. Alex dan Crystal yakin urusan seperti ini Tedy bisa menanganinya dengan baik.

“Kita akan menyerang mereka, walau sebagian besar dari mereka pasti akan terpencar mencari sandra mereka dan juga menyerang peresmian, mereka juga pasti masih memiliki orang yanga kan berjaga disana..”, kata Tedy berkoordinasi bersama krunya.
“Ya, mungkin jumlahnya akan lebih sedikit, tapi bisa jadi salah satu petinggi mereka juga akan ada di sana”, kata Mich, salah satu dari pimpinan kru.
“Selain itu ada resiko juga kelompok mereka yang mundur dari serangan dilokasi lain”, kata Ben pria lain di kru itu.
“Kita punya total 80 orang, kita akan bagi menjadi 2 kelompok, 30 akan menjadi tim penyerang utama, 50 lainnya akan tetap berjaga dan bersembunyi... Selama tim pertama tidak mengalami kesulitan, tahan pergerakan, jika terdesak kirim 20 orang lagi...” kata Tedy berusaha mengatur strategi bersama krunya.
“Bagaimana jika banyak yang kembali?”, tanya Ben lagi
“Kalau ada kelompok yang kembali, pastinya kru di grop lain juga sudah selesai dan bisa juga mengirimkan bantuan kepada kita”, jawab Tedy.
“Siapakan tim untuk menyerang masuk, ketika kita terkepung, atur posisi dan selamatkan sebisa mungkin jika memang kita terdesak”, sambung Tedy.
===

Tedy menyeka pelipisnya dengan lengan bajunya, darah mengucur dari alisnya itu, namun senyuman merekah di bibirnya. Ryuichi meludahkan darahnya keluar dari mulutnya, bukan Cuma darah, sebuah gigi juga ikut jatuh terpental, tapi seperti Tedy, senyuman terbesit diwajah pria ini. Kembali tubuh mereka berdua melesat, merapat, memperkecil jarak diantara mereka.

Pukulan demi pukulan di ayunkan, tangkisan demi tangkisan, hantaman demi hantaman, keduanya saling bertukar, keduanya saling menahan dan menerima pukulan itu. Mereka berdua menikmati pertarungan ini, menikmati tantangan dan derasnya adrenalin yang mengalir.

Sebuah tendangan lurus masuk ke perut Tedy, menyadari tubuhnya sebentar lagi akan terpental, Tedy menganyunkan kakinya juga mengantam dagu Ryuichi. Keduanya terpental ke lantai. Tedy merasakan dadanya mulai terasa sesak, tubuhnya mulai berat, sebentar lagi staminanya akan habis jika masih seperti ini. Disisi lain, Ryuichi walau lebih tua dari Tedy dia mampu mengatur nafas dan juga staminanya lebih baik dari Tedy. Tedy segera berdiri kembali, dan berusaha menutupi nafasnya yang semakin pendek. Tedy sadar dia harus segera mengakhiri ini, tapi bagaimana caranya.
“Hei! Rōjin, anata wa mada ugoki ga arimasu ka?” (Hei, pak tua kau masih punya banyak gerakan?), kata Tedy berusaha menarik sedikit waktu untuk bernafas.
“Mada takusan arimasu” (Aku masih punya beberapa), kata Ryuichi merenggangkan sedikit tubuhnya, dan menatap Tedy.
“Wakai koro go-bu de kansei shimasu” (Kau akan selesai dalam 5 menit jika aku masih muda), kata Ryuichi lagi. Tedy sadar, ya yang dikatan pria ini benar, jika pria di hadapan ini berada diusia 20 atau 30 saja, Tedy sudah pasti babak belur tanpa perlawanan.
“Tsugini, torēningumōdo ni suru hitsuyō ga arimasu” (sepertinya aku harus lebih banyak berlatih), kata Tedy sambil tertawa kecil.
"Anata ga jinsei o hanarete aruite irunara” (Jika kau keluar dari sini hidup-hidup), Kata Ryuici dengan hawa membunuh tapi dengan senyum lebar di wajahnya. Tedy tahu ini bukan ancaman kosong, yang bisa dia harapkan sekarang adalah memulihkan staminanya, tapi tentunya dalam kondisi ini Ryuichi juga memulihkan staminanya juga.

Sudah cukup, kalau seperti ini dengan pengalaman dari Ryuichi Tedy yang akan dirugikan, Tedy kembali memperkecil jaraknya dengan melangkah cepat maju, mengambil posisi dalam, berusaha merapatkan tubuhnya pada Ryuici dengan siku kiri mengarah ke ulu hati pria jepang ini. Tapi dengan cepat tangan Ryuichi sudah menahan siku itu dan sebuah pukulan telah siap dilontarkan ke wajah Tedy. Dengan cepat, kaki Tedy melangkah sekali lagi maju, dengan tangan kanannya menumpuk di kepalan kirinya, sekali hentakan menghilangkan keseimbangan Ryuici dan membuatnya mundur selangkah, pukulannya meleset seinchi dari wajah Tedy. Sadar posisinya tidak menguntungkan Ryuichi berusaha mengembalikan kakinya pada posisi kokoh, tapi tangan Tedy telah menangkap tangannya yang masih bebas, Tedy menarik tangan itu membuat Ryuichi malah tertarik maju, lalu bahu Tedy menghantam rusuknya, dan sebuah siku masuk kedalam rusuknya sekali lagi, tapi tubuhnya tidak berpental, karena lengannya masih di kuasai oleh Tedy. Tangan kanan Tedy melesat dari bawah, mengincar leher Ryuici, dan berhasil mencengkramnya, dan dengan kekuatan tubuhnya Tedy mengangkat pria itu ke udara melalui bahunya dan membantingnya turun ke lantai (Chockeslam). Hantaman itu membuat Ryuici terkejut, rasa sakit mulai menjalar dari punggunya keseluruh tubuhnya, tapi ini belum bisa membuatnya tidak berdaya. Tangan kirinya melingkar dan menarik kepala Tedy ke lantai, membuatnya terhantam di ubunnya.

Tangan kanan Tedy yang masih bebas, mengepal dan menghantam wajah Ryuici membuat kuncian lehernya terlepas. Tedy berusaha menjauh dari jarak Ryuichi, kepalanya pusing dan terasa sakit tentunya, tapi pukulan tadi juga harusnya membuat Ryuici cukup disoriented. Ryuichi masih memiliki kekuatan dia membalikkan tubuhnya dan berusaha berdiri. Darah segar mengalir keluar dari hidungnya dan dia terbatuk, sepertinya darah sempat menutupi saluran nafasnya. Ryuici berusaha meraih tembok untuk berusaha berdiri, walau berlumuran darah, pria 40an ini masih kuat bahkan setelah bantingan tadi. Tapi hidungnya yang patah itu membuatnya kesulitan bernafas, beberapa kali dia masih terbatuk.

“Yo…Chikushou! Hisashiburi Ryuichi!” (Yo.. Son of a bit*ch, lama tidak bertemu Ryuichi), terdengar suara keras dari arah pintu yang baru saja terbuka, suara yang familiar.
Xiao Yu dan Wu Ji sudah berdiri depan mereka, akhirnya bala bantuan sudah tiba.
“Nioi sakana”, terdengar suara Ryuichi berat, dan mentap wajah Xiao Yu, mereka punya sejarah.
“Watashi wa shinjite imasendeshita, kono chīsana gaki wa anata o kono yō ni suru koto ga dekimasu”, (Aku tidak percaya anak ini bisa membuatmu seperti ini), kata Xiao Yu berjalan mendekati Ryuichi.
“Watashi wa hazukashikute, anata o watashi no raibaru to minashite imashita” (aku malu pernah menganggapmu sebagai rival), kata Xiao Yu yang menatap wajah Ryuichi dari jarak yang sangat dekat. Dalam hati Tedy, dia berpikir sialan pria ini mampu berhadapan dengan gurunya yang satu ini dalam pertarungan, tentu saja dia akan tewas kalau saja dia tidak seberuntung tadi, karena hidung yang patah dan darah yang masuk kesaluran nafasnya, pasti sekarang dia sudah di hajar.
“Kau tidak apa-apa?”, Wu Ji sudah berdiri di samping Tedy tetap cool dan memperhatikan muridnya ini. Tedy hanya bisa bernafas lega, dua orang gurunya kini sudah ada di sini. Beberapa kru juga sudah mulai memasuki ruangan dan naik ke tangga dan menyisir seluruh ruangan yang ada.
“Tahan dia, dan rawat lukanya!”, teriak Xiao Yu kepada kru yang sedang lalu lalang, dengan cepat salah satu kru datang menghampiri Ryuici, tapi sekejap, sebuah pukulan kencang mendarat di wajah Ryuici, Xiao Yu baru saja menghantam wajahnya dengan pukulan yang membuatnya langsung tidak sadarkan diri.
“Theo, kalau kau sudah pulih, aku ingin bermain denganmu!”, senyum jahat terlihat di wajah Xiao Yu sambil menatap Tedy. Sambil seorang kru membawa tubuh Ryuici pergi.
“Bùyào shǎ” (jangan bodoh), kata Wu Ji sambil mendorong bahu Xiao Yu yang semakin mendekat pada Tedy. Kemudia Xiao Yu, kembali memperhatikan sekeliling rumah.

***

Serangan ini gagal, karena mereka tidak menenukan Keichi Gato dimanapun, dia sudah lari terlebih dulu, dia sudah mempersiapkan keadaan jika mereka terkepung ini. Walau Tjahjadi berhasil menangkap sebagian besar pimpinan yakuza ini, tapi tetap saja kepala ular ini tidak berhasil mereka dapatkan. Polisi juga telah mengamankan sebagian besar dari mereka, tapi Ryuici tetap berada di tangan keluarga Tjahjadi, sekarang Tjahjadi meliki lebih banyak tahanan ‘perang’.

***

”Sudah ku katakan, Tedy akan bisa mengurus semuanyakan”, kata Alex yang tengah duduk dengan tubuh telanjangnya di pinggir tempat tidur, dalam sebuah kamar yang remang, hanya ada cahaya dari kamar mandi yang bersinar melewati koridor ruangan itu. Walau hanya cahaya remang, tubuhnya yang atletis dan juga seimbang terlihat jelas dalam siluet, selain itu terlihat bekas luka bakar besar di punggungnya itu, bekas bertahun-tahun lalu.

“Artinya semuanya sudah bisa diserahkan padanyakan”, suara wanita, suara yang familiar itu bergema dari kamar mandi.
“Ujian bawah tanah sudah selesai, tinggal urusan ‘white collar’ yang harus dia buktikan”, jawab Alex sambil berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Dia sandarkan tubuhnya ke kusen pintu itu, sambil menatap wanita di hadapannya yang telah mengenakkan pakaian kantor lengkap dan juga begitu anggun.
---
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd