Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Credit Marketing Oficcer (CMO) Remake

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Bruaaak.....
Pintuku terbanting cukup keras, kulihat Umi berdiri di depan pintu dengan tatapan tajam kearahku. Dia mengangkat tangannya, kulihat ada secarik kain berwarna ungu di tangannya, sejenak aku terdiam.

Oh Tuhan... masalah apa lagi ini, padahal baru semalam kami berbaikan.

"Bunda... itu?" Kataku gugup.

"Cukup, Bunda gak mau lagi denger penjelasan kamu!" Katanya penuh emosi, lalu dia memutar tubuhnya berbalik ke belakang.

"Bunda tunggu!!."

Aku segera turun mengejarnya, kulihat Bunda masuk kedalam kamarnya, lalu ia membanting pintu kamarnya cukup keras. Aku segera menyusulnya sebelum dia mengunci pintu kamarnya.

Kulihat Bunda duduk di tempat tidurnya, sembari menyeka air matanya.

Aku ikut duduk di samping Bunda, sejenak suasana menjadi hening. Kemudian aku memberanikan diri menggenggam tangannya, tapi Bunda dengan cepat menepis tanganku, membuatku makin merasa bersalah, aku berharap Bunda mau memaafkanku.

"Maafin Raka Bun!' Kataku lirih

Bunda melihat kearahku. "Bunda gak nyangka, ternyata anak Bunda sudah pintar berbohong! Sana keluar." Bunda mengusirku.

"Maafin Raka Bunda!"

"Bunda paling benci di bohongi!" Lagi dia menyeka air matanya.

"Dengerin dulu penjelasan Raka."

"Cukup!" Potongnya. "Bunda gak mau denger apapun lagi dari kamu, sekarang kamu keluar dari kamar Bunda." Usirnya lagi, aku tak tau harus bagaimana membujuknya.

Setelah diam sejenak, akhirnya aku putuskan untuk meninggalkan Bunda sendiri, aku pikir Bunda butuh waktu untuk menjernihkan pikirannya, agar tak lagi emosi seperti saat ini, dan mau memaafkanku.

Kulangkahkan kakiku keluar dari dalam kamarnya, dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumahku. Kulihat Cindy baru saja keluar dari kamarnya, dengan seragam khasnya putih biru.

Dia duduk di depanku, kulihat di tangan kanannya ia memegang kaos kaki, sepertinya ia ingin mengenakan kaos kakinya.

"Bunda marah lagi ya Kak?" Tanyanya.

Aku mengangguk malas. "Bunda kenapa si Dek? Dari semalam marah terus?" Omelku ftustasi, sembari menjambak rambutku.

"Hihi Kakak lucu deh!" Dia meledekku.

Aku mengangkat kepalaku, kulihat adekku sedang mengenakan salah satu kaos kakinya yang berwarna putih. Dia mengangkat satu kakinya, hingga rok biru yang ia kenakan tersibak dan aku dapat melihat celana dalamnya yang berwarna merah.

Dengan santainya, adikku menepuk-nepuk telapak kakinya dengan pisisi duduk yang mengangkang di depanku.

"Bodoh!" Jawabku kesal.

"Hahaha... makanya Kak, jangan nakal! Kayak Adek jadi anak yang baik!" Ujarnya, dia menurunkan kaki kanannya, lalu menaikan kaki kirinya diatas sofa.

"Sok tau... udah sana sekolah!" Usirku kepadanya.

Dia menjulurkan lidahnya. "Wweekk... gak liat apa orang lagi pake kaos kaki!" Ujarnya.

"Lamaaa..." Aku berdiri dan meninggalkanya.

Saat melewatinya, aku sempat menjitak kepalanya.

"KAKAAAAAKK..." Pekiknya.

--------

Sluuuut....
Aku menghidupkan sebatang rokok, karena kupikir hanya rokok yang bisa sedikit mengurangi beban pikiranku hari ini terhadap Bunda.

Sebenarnya apa yang di inginkan Bunda dariku, biasanya ia selalu menggodaku setiap kali aku kedapatan melihat Tiara, bahkan ia mendukungku kalau aku menyukai Kak Tiara, tapi kenapa sekarang ia begitu marah keika tau kalau aku sudah mendapatkannya.

Ya... aku bisa mengerti kalau Bunda marah karena aku melakukan zina dengan Kak Mutiara.

Tapi yang aku bingung, kenapa ia harus sampai ngambek seperti itu, dia bisa saja memarahiku atau membentakku, menasehatiku, bukannya malah mengurung diri di dalam kamar seperti anak kecil.

"Kak... Adek pergi sekolah dulu ya..." Ujar Cindy.

Dia berdiri di depanku lengkap dengan seragam putih biru dengan rambut yang di ikat seperti kuncir kuda.

"Ada uang gak?"

Dia tertawa kecil. "Kakak tau aja!" Katanya memasang wajah imutnya.

Aku menggelengkan kepala sembari mengeluarkan dompetku dari saku celana. Cindy segera menada tangannya ketika aku memberi uang jajan tambahan untuknya hari ini.

"Makasi Kakak!" Katanya bersemangat.

"Cuman itu aja!?" Ledekku.

Tiba-tiba dia mencium kedua pipiku dengan cepat. Kemudian "muahk." Dia mengecup bibirku, walaupun hanya seperkian detik tapi berhasil membuatku terdiam, sejenak aku seperti terhipnotis olehnya.

Dia tersenyum, sembari berlari kecil, anak itu pergi tanpa mengucapkan sepata katapun kepadaku.

Selepas kepergian Cindy, aku segera memanasi mesin motor.

"Mau kerja Ka?"

Aku menoleh kebelakang melihat Kak Mutiara berdiri di belakangku, tubuh indahnya terbalut daster bermotif bunga, sedangkan di tangannya terdapat sapu. Sepertinya ia ingin menyapu halaman rumahnya seperti biasa.

Aku terssenyum sembari menghembuskan asap rokok, sebelum membuang puntungnya.

"Iya Kak, udah mau siang." Jawabku seadanya.

Dia tersenyun lalu menyapu halaman depan rumah. Sejenak aku dapat melupakan amarah Bunda kepadaku, dengan memandanginya.

------------

Selamat menikmati karya saya
 
udah update y? mana gak kelihatan nih...bro updateny yg panjang dong min ampe 4000words kalo bisa biar gak bnyk jualan kentang
 
Cindy udah jalan tuh... Saatnya ekse Bunda... Bikin dia teriak-teriak sampai lemes, jangan kasih ampun! Kalo perlu analnya dihajar juga Broo...!
 
Kain ungu itu CD nya tiara yg di bawa raka apa CD nya raka ketinggalan di rumah tiara..
:pandaketawa:
 
Status
Please reply by conversation.

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd