Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Consultant in Action

Status
Please reply by conversation.
Asyiiik......udah kurang pasokan cerita bagus nih suhu
 
Bimabet
Chapter 25
---




Wanda Dewi Sasmita


===

POV Wanda

Cantik… Kamu cantik banget Mba..”

Entah berapa kali sudah kalimat itu keluar dari mulut Bayu malam ini. Meskipun kata-katanya terus berulang seperti kaset rusak, tapi aku tak bosan mendengar pujian yang diberikan oleh kekasihku ini.

Ucapan yang sederhana namun terasa istimewa bagiku. Artinya segala upaya yang kulakukan untuk tampil sempurna untuk nya telah terbayar lunas.

Berbalut dress rancangan designer ternama ibukota serta polesan make-up dan hairdo yang kukerjakan sendiri sejak sore tadi, aku sepertinya berhasil membuat Bayu terkesima dengan penampilanku malam ini.


Aku memang ingin tampil sempurna di momen spesial ini. Setelah tertunda hampir 2 tahun lamanya, akhirnya jadi juga rencana staycation kami. Demi dapat melowongkan waktunya untuk acara staycation ini, Bayu sampai harus mengebut segala pekerjaan di perjalanan dinas nya beberapa hari terakhir ini.

Selain memastikan waktu liburan kami tidak terganggu, Bayu bahkan sampai rela merogoh koceknya untuk menyewa presidential suite villa with beachfront view yang tentu harga nya sama sekali tidak murah.

Sama sepertiku, Bayu sepertinya ingin memberikan kenangan terbaik yang akan sulit aku lupakan di tempat ini.

“Apa sih Bay.. jangan muji aku terus ihhh.. maluu..” balasku dengan pipi yang merona.

Pujian demi pujian yang dilontarkan Bayu berhasil membuatku meleleh sejak tadi. Matanya tak lepas menatap ke arahku seakan abai kalau kami sedang candlelit dinner di bibir pantai yang panorama nya tidak kalah menarik untuk dipandang.

“Aku beruntung banget punya kamu Mba..” ujarnya mesra.

"I guess I’m quite lucky to have you as well.." balasku setengah bercanda. Bayu hanya terkekeh mendengar jawabanku barusan.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya waiter datang menghampiri meja kami dengan membawakan 2 piring main course yang tadi Bayu pesan. Steak medium well kesukaanku salah satunya.

Baru saja piring berisikan steak medium well itu diletakkan di hadapanku, Bayu langsung mengambil piring itu untuk ditaruh di hadapannya.

Dengan cekatan, steak ku dipotong menjadi potongan dadu kecil sehingga mudah untuk disantap. Selesai memotong, Bayu kemudian mengembalikan piringku itu kembali di depanku.

Duhh Bay.. romantis banget sih kamu..

Di balik ketidakpekaan nya yang lumayan menjengkelkan, Bayu memang suka melakukan hal simple namun tak terduga yang berhasil membuat para wanita nya meleleh. Makanya jangan heran kalau aku, Rachel, maupun Dera, akhirnya takluk kepada pria yang menyebalkan ini.

Kami pun mulai menyantap makan malam sambil ditemani suara deburan ombak serta diterangi cahaya lilin yang romantis. Hamparan pasir putih menjadi lantai kami, sedangkan langit malam penuh kerlip bintang menjadi atap kami.


Baru kali ini aku diperlakukan sedemikian istimewa oleh kekasihku. Mantan suami ku saja tidak pernah memberikan momen seromantis ini sepanjang masa pernikahan kami. Mungkin betul kalau aku benar-benar beruntung memilih Bayu sebagai kekasihku.

Hanyut dengan suasana yang romantis ini, kami pun saling bermesraan tanpa henti bak sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara.

Untungnya saat ini bukanlah musim liburan sehingga area villa tidak terlalu ramai. Selain itu juga tidak ada pasangan lain yang memesan paket candlelit dinner malam ini. Kami pun bisa bermesraan dengan bebas tanpa perlu khawatir ada tamu lain yang mengganggu kami.

Meskipun demikian, ada saja perasaan yang mengganjal di hati kami berdua. Rutin beberapa menit sekali, kami membuka handphone untuk mengecek apakah ada chat baru yang masuk ke dalam notifikasi kami. Bayu bahkan mulai gusar setiap kali mengecek handphone nya.

“Dera sama Rachel belum bales Bay?” tanyaku ketika Bayu kembali mengecek handphone nya. Dia hanya menggeleng menjawab pertanyaanku.

“Aku juga sama nih. Padahal tadi siang mereka rame banget ngajak aku ke mall loh..” timpalku usai mengecek notifikasi handphone ku yang sepi. Kami berdua mulai khawatir karena Dera dan Rachel yang biasanya paling ramai di dalam grup, tiba-tiba senyap dan tidak membalas pesan kami sama sekali.

“Hari Senin nanti kamu jadi ngasih tau mereka tentang rencana pindahan ke Jerman?” tanya Bayu usai menutup layar handphone nya. Bayu sudah mulai pasrah menunggu balasan dari Dera maupun Rachel.

“Jadi lah Bay.. udah tinggal 3 minggu lagi kan.. Mereka pasti makin marah sama aku kalau aku ngasih tau nya mepet..” jawabku mulai sendu. Setiap kali bahasan terkait kepindahan ku ke Jerman muncul, otomatis aku merasakan sedih yang mendalam.

“Dera pasti sedih banget kalau tahu Mba enggak bisa datang di nikahan dia..” ujar Bayu sedih. Meskipun dia menggunakan nama Dera dalam kalimatnya barusan, aku tahu kalau tidak hanya Dera yang akan sedih. Bayu dan Rachel pun akan merasa kesedihan yang sama.

“Aku juga Bay.. Berat banget aku buat ninggalin mereka.. Apalagi ninggalin kamu Bay..” jawabku suara yang semakin bergetar. Dadaku mulai sesak membayangkan momen ketika kelak aku harus berpamitan dengan mereka bertiga.

“Aku pasti kangen banget sama kamu Mba..”

Nada Bayu yang lirih barusan seakan membuka kran air mata yang tak bisa kutahan. Lelehan air mata sontak membuat Bayu bangun dari kursinya dan memeluk ku dengan erat. Aku pun mulai menggerung di dalam dekapan Bayu.

Staycation ini memang sengaja dibuat bukan sebatas untuk menepati rencana kami 2 tahun silam. Kalau hanya sebatas acara liburan biasa, kami tentu tidak perlu harus susah payah berbohong kepada Dera dan Rachel. Bahkan kalau perlu, Dera dan Rachel pasti kami ajak.

Tapi karena aku dan Bayu tahu kalau staycation ini pasti akan berujung seks, makanya kami tidak bisa terbuka kepada Dera dan Rachel. Ada janji yang mengikat kami berempat supaya tidak berhubungan seks sampai Bayu dan Dera menikah bulan depan yang seharusnya tidak boleh kami langgar.

Kalau masalah nafsu biasa, aku dan Bayu tidak mungkin 'terpaksa' melanggar janji yang telah kami jalani setahun terakhir ini. Tapi karena rencana kepindahan ku ke Jerman lah yang akhirnya membuat aku dan Bayu sepakat untuk melanggar janji itu.

“Aku engga mau cowo terakhir yang berhubungan badan sama aku sebelum aku pergi ke Jerman itu bukan kamu Bay..” rayuku bulan lalu.

Aku ingin pergi dari Indonesia dengan memori sebagai kekasih yang seutuhnya dimiliki oleh Bayu. Aku tidak ingin momen seks terakhir sebelum aku pergi itu bukan bersama Bayu namun bersama David di pesta seks sialan itu. Akhirnya Bayu setuju untuk merencanakan staycation tertunda kami ini.

Andai saja aku bisa mewujudkan mimpi ku di Indonesia, mungkin aku tidak perlu pindah ke Jerman dan meninggalkan orang-orang yang amat kusayang ini. Mimpi yang sederhana namun sangat sulit diwujudkan. Mimpiku untuk bisa hamil dan memiliki anak dari rahimku sendiri.

Entah sudah berapa belas dokter kandungan yang telah kudatangi demi bisa memperoleh keturunan sejak aku masih menikah dulu. Sayangnya, hampir semua dokter memiliki vonis yang sama yaitu ada kelainan di rahimku sehingga aku mustahil untuk bisa hamil.

Hingga akhirnya, ada satu professor yang memberikan informasi terkait metode medis terbaru yang baru saja berhasil uji klinis di Jerman. Dari jurnal ilmiah yang mereka publikasikan, metode itu seharusnya bisa digunakan untuk mengatasi masalah rahim ku ini.

Aku yang sudah patah arang pun kembali bersemangat mencari informasi dan mendaftarkan diri untuk mengikuti program itu. Sayang, ternyata bukan 1-2 orang saja yang memiliki masalah rahim seperti aku.

Ternyata di saat aku mendaftar, sudah ada ratusan wanita yang juga telah mendaftar untuk dapat mengikuti program ini. Aku pun akhirnya harus masuk ke dalam daftar tunggu. Hingga aku bercerai, belum ada konfirmasi lanjutan mengenai kapan aku dapat mengikuti program itu.

Hidupku pun terus bergulir, hingga sampai disaat aku, Dera, dan Rachel sepakat berbagi Bayu di tahun lalu. Rencana panjang yang kami telah sepakati pun dimulai dengan Bayu meminta restu orang tua Dera dan Rachel.

Sesaat ketika aku dan Bayu merencanakan pertemuannya dengan orang tua ku, tiba-tiba ada email yang sudah kutunggu sejak lama.

Nama ku muncul di kloter yang akan mengikuti program kehamilan itu di tahun ini. Tanggal pasti program nya belum muncul. Tapi mereka mulai menghubungiku untuk meminta kelengkapan administratif dan medis.

Bayu yang kaget menerima cerita mengenai program ini pun akhirnya sepakat untuk merahasiakan hal ini dari Dera dan Rachel. Kami berdua takut kalau berita ini dapat mengubah rencana kami semua yang sudah disusun dengan matang. Aku tidak mau kalau hal ini sampai mengorbankan Dera dan Rachel.

Bayu pun akhirnya menemui orang tua ku dan meminta restunya tanpa memberitahu Dera dan Rachel. Hingga akhirnya kedua orang tua ku luluh, Dera dan Rachel hanya tahu kalau aku meminta Bayu menunda rencana nya bertemu orang tua ku sampai nanti jadwal pernikahanku sudah dekat.

Sejak saat itu pun aku mulai disibukkan dengan banyak hal. Dari rencana mengurus secondment ke kantor konsultan afiliasi kami yang ada di Jerman. Bolak balik ke rumah sakit melengkapi kelengkapan syarat medis yang diminta. Hingga bolak balik kedutaan untuk mengurus visa selama aku tinggal disana.

Hingga sampai bulan lalu akhirnya tanggal resmi program kehamilanku sudah keluar. Kalau dihitung dengan mempertimbangkan waktu selama proses kepindahanku kesana, aku harus berangkat seminggu sebelum tanggal pernikahan Bayu dan Dera.

Makanya, Bayu langsung merencanakan acara staycation ini sekilat mungkin.

“Rasanya berat banget Bay ngebayangin aku bakal jauh dari kamu..” ujarku lirih setelah berhasil kembali menguasai emosiku.

No matter what the problem is, we can face it together honey..” jawab Bayu dengan nada yang menenangkan. Bayu masih mendekapku sambil mengelus lembut rambutku.

Sebetulnya aku berharap kalau aku hanya perlu di Jerman beberapa bulan saja.

Tapi ternyata, disana aku harus mengikuti beragam tes hingga akhirnya prosedur medis dapat dilakukan dengan tepat. Selama masa kehamilan sampai bayiku kelak berusia tiga bulan pun aku ternyata masih harus rutin kontrol disana. Kalau dihitung-hitung, bisa 2 tahun lagi aku baru akan kembali ke Indonesia.

Berat.. tapi mungkin ini lah pengorbanan yang perlu aku lakukan demi mewujudkan mimpiku. Untungnya selama ini Bayu selalu suportif dan dia tak putus memberikan semangat untuk aku mengurus semua kelengkapan yang dibutuhkan.

Andai saja tidak ada Dera dan Rachel, pasti Bayu sudah kuajak ke Jerman supaya dia terus berada disisiku..

“Masuk ke kamar yuk sayang.. angin nya udah makin kenceng nih..” paham kalau aku sudah tidak lagi emosional seperti tadi, Bayu pun mengajakku kembali ke kamar menyudahi candlelit dinner kami.

Kami pun akhirnya berjalan kembali ke kamar menyusuri balok-balok kayu yang menjadi pedestrian di antara hamparan pasir putih di pantai ini. Sepanjang jalan, aku menggamit lengan Bayu dengan erat seakan tak ingin melepaskan sedetik pun untuk jauh dari dirinya.

Hingga akhirnya kami sampai di kamar villa yang mewah itu. Di kamar inilah aku akan menyerahkan tubuhku seutuhnya untuk Bayu sampai nanti disaat aku kembali ke Indonesia nanti.

Belum sempat aku mencumbunya, Bayu melepaskan gamitan tanganku dan tampak sibuk dengan handphone dan speaker bluetooth yang ada di kamar ini. Aku sempat kecewa karena bukannya langsung meluapkan hasrat yang sudah tertahan lama, dia malah sibuk dengan gadget nya itu.

Belum sempat aku protes, tiba-tiba suara hujan sebagai intro yang khas keluar dari speaker bluetooth itu. Intro yang begitu kuhafal sejak SMA dulu. Lagu dari band favoritku, Sheila on 7.

Ketika petikan gitar sudah mengalun, Bayu sudah kembali berdiri di depanku yang mematung.

Tak ada kecup lembut.

Tak ada cumbu mesra.

Hanya pelukan erat.

Erat. Sangat erat.

Sangat erat seakan Bayu tak rela melepaskan ku pergi jauh dari dirinya


Masih saja kuteringat kata iringi kau pergi
Jadikan sore itu satu janji
Kau akan setia untukku, kembali untuk diriku
Mengingatku walau aku jauh

Akupun sempat janjikan, kukayuh semua mimpiku
Kulabuh tepat di kotamu...
Dan kaupun s'lalu janjikan kau 'kan menungguku datang
Bersatu kembali seperti dulu

Dan bila akupun rindu pada nyamannya kecupmu
Pada hangatnya tawamu
Kudendangkan dengan gitar lagu-lagu kesayangan
Sambil kuingat indah wajahmu

Tunggulah aku di Jakartamu
Tempat labuhan semua mimpiku
Tunggulah aku di kota itu
Tempat labuhan semua mimpiku


“Tunggu aku ya sayang..”
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd