Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Consultant in Action

Status
Please reply by conversation.
Chapter 19
----


Wanda Dewi Sasmita


Rachel Natalie


Setelah memasuki pintu belakang itu, aku pun berjalan pelan menyusuri lorong yang lumayan panjang. Di ujung lorong itu, berdiri seorang penjaga berpakaian tuxedo hitam dengan siaga menjaga pintu jati berukuran besar dibelakangnya.

Hmm.. Mba Wanda tadi masuk lewat sini ga ya? Kalau aku salah arah bisa jadi berabe nih. Pasti aku bakal dapat masalah disini karena masuk sebagai tamu tak di undang di acara mereka.

Tapi aku ga bisa meninggalkan Mba Wanda begitu saja. Apalagi Rachel juga ada di rumah ini. Arrghhh... nekat saja lah..

Dengan sedikit grogi, kini aku sudah berhenti di depan sang penjaga.

“Perlu kamar ganti?” ujar sang penjaga kepadaku. Sang penjaga mengenakan topeng full face bergambar setan dengan tanduk kecil di dahi nya.

“Ga perlu” jawab ku cepat. Aku hanya ingin cepat-cepat menyusul Mba Wanda dan Rachel dan keluar dengan segera dari rumah ini.

Bumper itu pun langsung mengangguk mendengar jawabanku. Dia langsung menekan sebuah tombol yang ada di genggaman nya.

Grekkk..... pintu jati itu langsung terbuka lebar. Sang penjaga langsung mempersilahkan ku masuk.

Shit…

Kini aku berdiri di sebuah aula besar yang terlihat begitu mewah. Beberapa chandelier menggantung cantik di langit-langit. Ada sebuah podium ditengah ruangan dengan standmic disiapkan disitu.

Di sekeliling ruangan sudah disiapkan pula beberapa kasur dan sofa. Shit.. apakah ini beneran pesta orgy???

Aku pun kembali menyapu pandanganku ke sekeliling ruangan. Beberapa orang sudah berdiri menunggu disana. Beberapa pasang mata memperhatikanku masuk ke aula ini.

“Pria berdiri di sebelah kanan..” ujar bumper itu lagi sebelum kembali menutup pintu jati itu.

Di sebelah kanan, beberapa pria bertopeng sudah menunggu acara di mulai. Beberapa dari mereka mengenakan setelan jas maupun tuksedo yang begitu keren dan necis. Beberapa orang juga ada yang mengenakan kemeja seperti setelan yang kupakai.

What?

Ternyata sudah ada beberapa orang yang tak segan menunggu di aula ini dengan sudah bertelanjang bulat. Seakan bangga dengan tubuh mereka yang berotot, tak ada sehelai benang pun menutupi tubuh mereka. Penis mereka sudah menggandul dengan bebas dipamerkan kepada mereka yang berdiri di seberang ruangan.

Gila!

Di seberang ruangan, jejeran wanita beragam rupa juga sudah menunggu acara di mulai. Dari gadis muda hingga sampai wanita seumuran tante-tante ada disini.

Dari yang berpakaian anggun seperti Mba Wanda hingga wanita berlingerie seksi pun sudah berjejer manis di seberang sana.

Tak sedikit pula yang kini sudah memamerkan payudara maupun selangkangan mereka dengan bebas. Mereka semua tampak santai tak risih diperhatikan dengan mata penuh nafsu dari arah kami.

Shit.. beberapa gadis pun kini sudah berlenggak lenggok tanpa busana sehelai benang pun. Hampir semua nya terlihat sangat seksi dan menggoda.

Pantas saja para pria di sisi ku tak bosan-bosannya memandang ke arah mereka dengan tatapan penuh nafsu. Pesta apa ini???

Dari jejeran wanita itu akhirnya aku menemukan sesosok wanita anggun yang masih mengenakan gaun panjang nya. Wanita yang tubuhnya yang seksi telah kukenal dengan baik meskipun wajahnya yang cantik kini tertutup topeng. Mba Wanda!

Dia berdiri anggun sambil menyisip gelas berisikan minuman beralkohol. Mata nya mencuri pandang menjelajah ke barisan para pria.

Wah gawat kalau dia mengenaliku. Apalagi saat ini aku yang mengenakan setelan yang sama seperti saat tadi ke kantor. Sekali lihat, pasti Mba Wanda bisa dengan mudah mengenaliku.

Aku pun langsung mencari posisi untuk berdiri di belakang seorang pria keturunan timur tengah berbadan besar.

Kuharap pandangan Mba Wanda ke arahku akan tertutup oleh pria besar ini. Aku pun sabar menunggu sambil sesekali melirik ke arah Mba Wanda memastikan kalau dia tidak sedang memandang ke arahku.

Setelah beberapa saat, tampaknya Mba Wanda sudah selesai melihat-lihat keadaan sekitar. Mba Wanda kini mengambil posisi untuk duduk di salah satu sofa sambil menghabiskan wine nya.

Melihat Mba Wanda sudah tidak lagi memandang ke arah deretan pria, aku pun kembali menyisir barisan perempuan-perempuan bertubuh indah ini. Mana ya Rachel? Daritadi aku belum menemukan Rachel di antara deretan bidadari itu.

Apa dia ganti baju? Sepertinya tidak ada satu pun wanita yang berjejer itu yang mengenakan pakaian kantor.

Hmm.. tetek Rachel yang tidak begitu besar serta tubuh putih mulus nya pasti tidak sulit untuk dikenali. Aku benar-benar fokus memperhatikan lekuk tubuh mereka satu per satu. Sampai akhirnya..

RACHEL!

Gadis putih nan seksi dengan payudara indah di dada nya. Kaki jenjang yang mulus serta perut rata dan ramping. Itu Rachel! Tidak mungkin aku salah orang.

Rachel sedang termenung di ujung ruangan mengacuhkan keadaan sekitar. Aku tertegun melihat ke arahnya. Gila pakaian nya!


Aku tak menyangka Rachel bisa seberani itu dengan hanya mengenakan beberapa utas tali yang melingkari tubuhnya yang seksi.

Selangkangannya yang tak berbulu sudah dipamerkan kepada belasan pasang mata yang hadir di sampingku. Stocking hitam menjadi satu-satunya penutup tubuh yang sedikit layak menutup auratnya.

Apa ini alasannya memek Rachel sudah tidak sesempit dulu? Dadaku sesak membayangkan Rachel ternyata rutin ikut ke acara ini.

Kenapa kamu sampe kaya gini chel?

“Selamat malam ladies and gentlemen…” sesosok pria mengenakan topeng full face naik ke atas podium. Bibir nya sudah menempel ke standmic yang tersedia. Sapaannya langsung membuat seluruh pasang mata di ruangan ini kini tertuju kepadanya.

“Selamat datang dan selamat berjumpa kembali..” pria itu pun langsung memulai acara dengan berbasa basi kepada seluruh hadirin. Dari pembukaannya barusan, aku baru tahu kalau acara ini adalah acara rutin tiap tiga bulanan. Entah dari kapan Rachel dan Mba Wanda ikut acara ini..

“Peraturannya masih sama seperti biasa.."

"Acara akan dimulai sebentar lagi tepat pukul 8 dan selesai tepat pukul 10. Selama acara, seluruh peserta wajib mengenakan topeng. Semua pria wajib mengenakan kondom. Dan terakhir, seluruh gaya diperbolehkan selama ada consent dari sang wanita..” ujar pria itu membacakan seluruh peraturan acara ini.

Gila.. 2 jam Rachel dan Mba Wanda akan digilir oleh belasan pria yang ada disini? Aku semakin gelisah membayangkan nya.

Seorang gadis menyerahkan secarik kertas kepada sang MC. Setelah membaca kertas itu, sang pria langsung kembali memberikan informasi.

“Lumayan ramai juga yang datang di acara malam ini ya? Ada 12 gadis dan 15 pria yang hadir mengikuti pesta kita malam ini..” lanjut pria itu melaporkan jumlah peserta. Banyak juga ya?

Tak berapa lama kemudian, sepasang penjaga masuk ke ruangan dengan masing-masing membawa fishbowl berisikan bola-bola golf. Semua yang hadir langsung excited melihat fish bowl itu sudah masuk ke dalam ruangan.

“Nah.. akhirnya mulai juga..” gumam seorang pria berotot di sebelahku. Pria itu sudah bugil seakan sengaja memamerkan otot dada dan perut nya yang kotak-kotak.

Mau tak mau, penis nya pun tertangkap pandangan mata ku. Penis nya sebesar punya ku. Hitam dan panjang. Urat-urat tebal terlihat menggaris batang penis itu. Gila.. penis model begini yang bakal masuk ke kemaluan Rachel dan Mba Wanda???

“Seperti biasa, setiap orang mengambil bola yang ada di fish bowl. Selama acara, setiap orang tidak boleh bertukar bola maupun bertukar pasangan!!” jelas pembawa acara.

Oh.. berarti setiap orang hanya akan dapat 1 pasangan? Syukurlah.. Bisa mati berdiri aku kalau menonton Mba Wanda dan Rechel meladeni segini banyak pria.

“Karena jumlah kalian tidak seimbang, maka... wanita dengan nomor 1 sampai 3 bakal dapat bonus 2 pria sekaligus!!!” ruangan langsung riuh mendengar pengumuman terakhir.

2 pria??? WHAT? Baru saja aku bernafas lega, ternyata masih ada kemungkinan Rachel dan Mba Wanda digauli 2 penis sekaligus??

Let the show… begin!!!!” tutup sang pembawa acara. Semua orang langsung membentuk barisan ke fish bowl masing-masing. Aku yang telat mengantri akhirnya mendapatkan barisan di belakang.

Satu per satu dari mereka sudah mendapatkan bola nya masing-masing.

Rachel mengantri di depan Mba Wanda. Mereka pun kini sudah memegang sebuah bola ditangan mereka.

Dapat nomor berapa ya mereka? Aku penasaran dan berharap kalau aku bisa mendapatkan nomor yang sama dengan mereka. Aku tidak rela kalau sampai mereka mendapatkan pria lain.

Hmm.. nomor 9. Berarti aku tidak perlu main bertiga.

Semua orang tampak sudah memegang bola nya masing-masing.

“Okeee.. Kita urutin dari nomor 11 ya!! Bagi yang udah dapat pasangan bisa langsung ke sofa atau kasur yang ada di ruangan ini. Semua nya bisa dipakai!” ujar sang pembawa acara disambut gemuruh dari peserta yang sudah tak sabar ingin tahu siapa pasangan mereka malam ini.

Aku pun kini sudah deg-degan luar biasa sambil memandangi Rachel dan Mba Wanda yang masih fokus menunggu instruksi dari sang pembawa acara.

Panggilan nomor pun dimulai..

Dimulai dari nomor sebelas, satu per satu pasangan mulai bergandengan menuju ranjang mereka. Aku masih menunggu nomor ku dengan gelisah. Mba Wanda dan Rachel juga masih belum bergerak dari tempat mereka berdiri.

“Sembilan!” ujar sang pembawa acara menandakan nomor ku yang dipanggil. Aku pun maju dengan grogi ke tengah aula sambil menunggu siapa pasangan ku malam ini.

“Hai..”

Rachel berdiri bersanding di sampingku. YES! Doa ku terkabul!

Rachel tidak perlu tidur dengan pria lain. Aku senang sekali melihat Rachel kini berdiri disampingku. Rachel tersenyum manis dan menggamit lenganku.

“Mau dimana?” tanya nya padaku. Aku menunjuk satu kasur secara acak di pojok ruangan tanpa berani bersuara. Kalau aku bersuara, Rachel pasti dengan mudah akan mengenali suara ku.

Kami pun langsung menuju kasur queen size di pinggir ruangan. Rachel duduk berdempetan denganku tanpa canggung. Tangannya sudah diletakkan di atas pahaku.

Damn.. sepertinya Rachel benar-benar sudah sering melakukan ini. Dari gaya nya, tidak ada grogi yang ia tunjukkan padaku.

“Hmm.. kamu bakal diem kaya gini sampe selese acara ya?” tanya Rachel menyadari aku tak bersuara daritadi. Aku pun mengangguk. Rachel hanya tersenyum.

“Okee.. banyak kok yang kaya gitu disini..” ujarnya tak masalah.

banyak kok yang kaya gitu disini..

Hatiku mencelos mendengar ucapannya yang terakhir.

Ternyata benar, dia mengakui sendiri kalau dia sudah sering kemari sampai-sampai dia tahu kalau banyak yang sengaja tidak mau berbicara selama pesta ini. Kenapa kamu bisa sampe kaya gini sih Chel?

“Empat!!!” teriak pembawa acara makin semangat. Tersisa 7 orang pria dan 4 orang wanita yang masih berdiri.

Mana Mba Wanda??!

Shit! Mba Wanda masih berdiri belum bergerak dari posisi nya. Seorang gadis berkulit hitam dengan dress putih berjalan ke tengah aula menandakan dia adalah pemilik bola nomor 4. Bola terakhir yang kebagian jatah satu orang pria. Sisanya sudah pasti mendapatkan dua pria sekaligus.

Mba Wanda…

Dada ku makin berdegup kencang. Mba Wanda di gauli dua orang di depan mataku?!

“Nah ini yang ditunggu-tunggu… tinggal nona-nona beruntung ini lah yang bakalan dapat dua pria sekaligus.. Langsung kita panggil ya.." ujar pembawa acara terlihat makin bersemangat.

Rachel pun tampak begitu excited sama seperti yang lain melihat jalannya acara. Aku sudah terbujur lemas melihat Mba Wanda masih berdiri disitu.

"NOMOR TIGAAAAAA!!!!”

Pria keturunan timur tengah berbadan besar yang tadi menutupi ku berjalan gagah ke tengah. Badannya jauh lebih besar dariku. Bulu-bulu tangannya yang lebat tak bisa menutup lengannya yang berotot. Entah seberapa besar penis nya? Sudah rahasia umum kalau orang timur tengah memiliki penis panjang.

Satu pria lagi, seorang pria yang berotot seperti binaragawan yang tadi berkomentar ikutan maju ke depan. Pria yang sudah bugil memamerkan penisnya yang berurat tebal. Rachel saja sampai melongo melihat ke arah selangkangan pria itu.

Gila.. entah bagaimana nasib si betina melayani kombo pria raksasa ini.

Deggg….

Dadaku seakan berhenti berdetak..

2 orang wanita berlingerie seksi yang tersisa di depan melirik ke arah sampin. Seperti nya nomor itu bukan nomor mereka.

Wanita anggun dengan dress nya yang begitu cantik mulai melangkahkan kaki nya yang jenjang itu ke depan. Wanita ku.

MBA WANDA!!!
 
Chapter 20
---


Wanda Dewi Sasmita


Rachel Natalie


“Good night! And.. please enjoy!”

Semua orang sudah bersama pasangannya masing-masing. Pasangan-pasangan itu sudah banyak yang langsung saling rangkul dan mulai berciuman. Suara kecipak dari ciuman panas mereka langsung mengisi aula ini.

Ranjang yang dipilih Mba Wanda berada jauh diseberang ruangan dari posisiku. Dia tampak duduk menyilangkan kaki nya di atas kasur dengan begitu anggun. Betis dan pahanya terlihat menggoda dari belahan dress itu.

Mba Wanda tampak masih mengobrol santai dengan kedua pria besar dan kekar yang berdiri mengerubungi nya. Bibir nya mulai menyunggingkan senyum manis. Entah apa yang mereka obrolkan. Mba Wanda mulai tersipu malu. Please jangan diterusin mba…

FUCK!

Dengan tangannya yang berbulu, orang timur tengah itu sudah manangkupkan telapak tangannya ke dada Mba Wanda. Tak ada penolakan dari Mba Wanda untuk menepis tangan berotot itu.

Si binaragawan kini juga sudah duduk berdempetan dengan tubuh seksi Mba Wanda. Dia seperti membisiki Mba Wanda sesuatu sambil mengelus paha mulus Mba Wanda. Nafasku tercekat melihat wanitaku disentuh pria lain.

JEGLEKKKK…

Tiba-tiba lampu aula dipadamkan. Hanya tersisa sinar temaram di samping ranjang. Aku tak bisa melihat ke arah ranjang Mba Wanda karena posisinya yang terlalu jauh. Entah apa yang sudah dilakukan 2 pria itu kepada Mba Wanda dalam gelap ini. Rasa cemburu mengisi relung hati ku.

Aula ini makin berisik di isi suara desahan dan lenguhan yang bersahutan dari segala penjuru. Aura erotis langsung membius semua orang di dalam ruangan ini. Meskipun masih cemburu membayangkan Mba Wanda, gairah ku pun ikut tertular dari suasana yang begitu panas ini.

“Hei.. yang lain udah mulai lohhh..” bisikan Rachel mengagetkan ku. Di saat kasur lain mulai berdecit, aku masih duduk mematung tak tahan membayangkan tubuh seksi Mba Wanda dijamah pria lain.

“Yaudah kamu diem aja yah.. Biar aku yang aktif..” ujar Rachel mulai membuka kancing kemeja ku satu per satu. Tubuhku didorong pelan hingga tertidur di atas kasur.

“Badan kamu tuh mirip banget loh sama pacar aku..” bisiknya setelah berhasil melepas kemeja ku.

Pacar? Bukannya dia sudah putus?

“Tapi gara-gara dia jadinya aku datang kesini lagi..” ujar Rachel sambil sekarang mulai melolosi celana panjang ku.

Dia siapa??? Aku makin penasaran dengan ocehan Rachel.

“Shit.. kontol kamu juga panjangnya mirip kaya punya pacar aku..” ujarnya kaget ketika sekarang jemari tangannya mulai meremasi batang penis ku. Celana dalam dan panjang ku sudah turun hingga ke pergelangan kaki.

Please.. Let me enjoy you tonight..” ujar Rachel lagi sambil mulai mengecup bibirku. Siluet wajahnya terlihat begitu cantik menyorong ke arah wajahku. Tubuh polos nya pun berbayang dengan sangat indah akibat temaran sinar lampu kecil ini. Yeah.. she is so fucking hot..

Aku pun langsung tak tahan untuk membalas kecupan nya dengan ciuman liar. Masa bodoh lah dengan Mba Wanda. Lebih baik aku menikmati malam ini dengan Rachel..

Suara gaduh dari desahan dan lenguhan kasur lain memancing gairah semua orang yang ada di ruangan ini. Termasuk aku.

Apalagi membayangkan apa yang sedang dilakukan Mba Wanda kepada dua penis besar dan panjang milik pasangan nya sekarang, jelas saja nafsu ku sudah membumbung begitu tinggi.

“Mmmhh… yeshh… mmmhhh… shhhh….” Rachel mulai mendesah di sela ciuman kami ketika tanganku mulai aktif meremas payudaranya yang indah itu.

Bibir Rachel makin semangat memagut bibir ku. Lidahnya juga makin liar menggoda lidahku. Lidah kami berdua sudah bertautan penuh nafsu.

“Sssshhh… iyah disituuuhhh…” racau Rachel keenakan ketika puting nya mulai kupilin-pilin pelan. Dari siluet wajahnya, dia kini sudah terangsang berat dan begitu menikmati rangsangan jemari ku di puting nya.

“Oughh… pinter banget sih kamuhh..” ujarnya manja sambil melepaskan ciuman bibirnya dari bibirku.

“Mmmmhhh…” sekarang giliranku mendesah ketika bibir Rachel mulai bergeser mencumbu leherku. Tubuh ku mulai terasa panas akibat cumbuannya.

Hisapan hisapan lembut semakin turun ke arah dada ku. Tangannya mulai meremas dan mengocok penisku yang kini sudah mengacung tegang.

Uuuhh.. Kamu juga pinter banget chel…

Lidah Rachel semakin semangat menyusur semakin ke bawah menuju puting ku. Area sensitif ku. Aku makin mendesis keenakan akibat gesekan lidahnya. Apalagi kocokan Rachel terasa begitu nikmat di penisku ini.

“OUGHHH.. CHELLL…” pekik ku tak tahan ketika mulutnya langsung menghisap puting ku dengan kuat.

“Chel????” Rachel langsung terkejut dan mendorong tubuhku menjauh.

Anjrit… bisa-bisa nya gue bisa ngejerit nama Rachel disini!

“KAMU SIAPA?” pekik Rachel histeris karena kaget ada yang tau namanya dalam ruangan ini. Untung kasur lain sedang sibuk dengan aktivitas nya masing-masing. Tak ada yang peduli dengan teriakan Rachel barusan.

“Bayu???” Rachel sepertinya baru sadar dengan siapa yang ia sentuh barusan. Bentuk tubuhnya. Bentuk kemaluan nya. Hingga suaranya…

“Serius ini kamu bay???” Rachel tercekat. Dia sangat terkejut dengan kehadiranku.

“Aku ga nyangka chel..” ujarku lirih. Tidak ada yang perlu kututupi. Rachel langsung mengatupkan tangannya tak menyangka dengan suara yang ia dengar barusan.

“Bay.. ngapain kamu disini?” tanya Rachel masih shock.

“Itu yang harusnya aku tanyain ke kamu. Aku ngikutin kamu naik taksi dari kantor kamu tadi sore” jawabanku semakin membuatnya kaget. Rachel sudah tertangkap basah olehku.

“Aku bisa jelasin Bay..” ujarnya lirih. Rachel mendekat ke arahku yang tadi ia dorong menjauh. Wajahnya menunduk malu.

“Ke mobil ku aja..”


----


Rachel sudah duduk di kursi penumpang. Tubuhnya yang bugil dan seksi itu kembali terbalut pakaian kantor yang tadi ia kenakan ketika berangkat kesini. Wajahnya menunduk tanpa berani sedikit pun menatapku. Tangannya gemetar tanda ia begitu gelisah saat ini.

“Kenapa Chel?” tanyaku dengan suara terbata. Aku sampai ingin menangis karena sulit menerima Rachel sampai bisa seperti ini. Nafsu ku yang sempat muncul di dalam aula tadi sudah luruh dalam momen ini.

Akal sehat ku sudah kembali sepenuhnya, tujuan sesungguhnya aku kesini adalah untuk berbicara dengan Rachel, bukan menyetubuhi nya di pesta orgy tadi.

Rachel yang dulu begitu kucintai, ternyata masuk ke lingkungan seks bebas yang begitu liar.

No reason Bay..” Rachel memilih untuk tidak mengungkapkan yang sebenarnya kepada Bayu. Sudah tidak ada lagi harapan Rachel kalau Bayu akan bisa menatapnya tanpa dengan pandangan jijik.

Lo itu ga pantes buat Bayu, Chel!

Rachel merutuki diri nya sendiri akibat terjebak di lingkaran setan ini.

“Hak elo kalo ga mau cerita. Anggep aja gue ga pernah nanya”

Tidak ada lagi aku-kamu seperti biasanya. Rachel makin gelisah karena nada ku yang ketus.

Aku sudah bodoh memikirkan Rachel seminggu ini. Ternyata apa yang terjadi di Jepara itu tak lebih dari malam-malam penuh seks untuknya. Aku tak bisa menahan rasa panas di dadaku. Tanpa terasa air mata turun dari ujung mataku.

“Kamu kenapa nangis Bay??” ujar Rachel panik menatapku menangis. Padahal air mata Rachel juga sudah berlinang sejak tadi di pipinya.

No reason Chel..” balasku ketus padanya. Kusunggingkan senyum yang tampak dipaksakan kepadanya. Air mata semakin deras turun mengalir di pipi kami.

“Maafin aku Bayyyy…..” tak kuat, Rachel langsung memeluk erat tubuhku sambil terisak keras.

“Siapa gue Chel.. ngapain elo minta maaf sama gue..” aku menahan diri sekuat tenaga untuk tak memeluk Rachel. She is a bitch Bay!

“Kamu boleh jijik sama aku.. Kamu boleh nganggep aku pecun.. Kamu boleh benci setengah mati sama aku.. Tapi please… jangan nangis buat aku… aku ga kuat ngeliatnya bay….” ujar Rachel meraung tanpa henti di pelukanku. Tubuhnya berguncang hebat tanda shock yang ia rasakan saat ini.

Rachel terus meraung di dalam pelukannya. Hati ku pun mau tak mau mulai terenyuh tak tega mendengar suara raungan nya.

Tell me..” ujarku lirih.

Rachel masih terisak tak bisa berhenti. Kubiarkan dia memeluk ku hingga tangis nya mereda. Setelah Rachel sudah mulai bisa mengatur emosi nya dan berhenti terisak, Rachel mulai melepaskan pelukan nya.

Wajahnya yang begitu sendu menatapku mata ku dengan begitu dalam. Mata nya kini sudah sembab. Makeup nya sudah luntur. Bibirnya masih saja bergetar.

Kubiarkan dia merangkai kata untuk menjawab pertanyaanku.

“Kamu.. kamu pasti pengen tahu aku udah berapa kali ikut acara kayak gini kan?” tanyanya lemah padaku. Aku mengangguk merespon nya.

“Hahhhhhhh….” Rachel menghela nafas panjang bersiap untuk menjawab.

“Terserah kamu percaya atau engga.. Malam ini aku bakal ceritain semua nya tanpa ada yang aku tutup-tutupin..” Rachel mendongakkan kepala seakan sudah siap dengan segala konsekuensi dari apa yang akan ia ceritakan padaku.

Tanpa menunggu responku, bibir nya mulai terbuka..

“Ini ketiga kali nya aku kesini. Terakhir kali aku kesini itu setahun setelah putus sama kamu..”

What? Dahi ku sampai mengernyit mendengar pembukaannya.

“Sejak putus dari kamu.. Aku sampai masuk rumah sakit berkali kali Bay.. aku hampir bunuh diri…”

Aku tercekat.

“Sampai akhirnya.. Aku mulai ikut-ikutan mabuk.. Ikutan dugem.. Sampe ketemu orang-orang baru di dunia ku yang baru..”

Selama pacaran denganku, ga pernah sekali pun Rachel mau masuk ke dalam club. Apalagi sampai menyentuh minuman beralkohol..

“Dari situ mulai banyak yang ngedeketin aku.. Kebanyakan dari mereka cuma mau tidur sama aku..”

Dada ku mulai panas..

“Sampai akhirnya.. Aku mau tidur sama 1 cowok yang menurutku dia gentle banget. Dia jadi pacar pertama aku setelah putus sama kamu..”

Shit.. gue bakal kuat gak ya buat ngedenger cerita ini sampai akhir?

“Selama pacaran sama dia.. Hidup aku isinya cuman seks, seks, dan seks aja… Ga ada namanya sayang atau cinta kayak yang aku rasain pas sama kamu..” ujar Rachel lirih.

“Sampai akhirnya dia ngenalin aku tempat ini..”

GILA! PACAR MACAM APA ITU?

“Pertama kali aku nyobain, aku langsung dapet dua orang cowo. Aku langsung dapet sensasi yang beda sama kalo aku lakuin seks sama kamu atau sama pacar aku waktu itu..”

“Dari situ, aku kayaknya baru sadar kalo nafsu seks aku ternyata gede banget.. Aku jadi suka ngebayangin fantasi aneh-aneh..”

Ohh.. God.. gue udah mulai pusing..

“Akhirnya aku kesini lagi.. Aku ketemu sama 1 cowo.. Beda dengan fantasi aku yang liar, dia bener-bener lembut banget ngemuasin aku.. Persis sama kamu..” berkali-kali Rachel kembali mengusap air mata nya yang luruh.

“Dari situ aku sadar.. Kalau apa yang aku lakuin itu salah.. Apalagi waktu itu aku masih punya pacar.. Tapi mungkin aku emang udah bener-bener dipengaruhi setan kali ya? Aku malah akhirnya macarin si cowo itu.. Jadinya waktu itu aku punya 2 pacar sekaligus..”

What the fckkkk….

“Papah sama Mamah tau kelakuan aku. Mereka tambah khawatir sama aku. Berkali-kali mereka mau ngehubungin kamu tapi aku larang..”

“Sampai akhirnya.. Mereka sampe ngebolehin aku buat pindah agama.. Biar aku bisa balik lagi sama kamu.. Biar aku bener lagi..”

WHAT? KAPAN? KENAPA KAMU GA BALIK LAGI KE AKU CHEL?

“Disitu aku ketampar banget.. Mereka segitu putus asa nya sama kelakuan aku waktu itu.. Mereka tahu kalau aku masih belum bisa ikhlas buat putus sama kamu. Mereka sampe nangis-nangis di depan muka aku bay.. Dari situ akhirnya aku mutusin berhenti bandel dan mutusin kedua pacar aku itu..”

“Sejak saat itu.. Aku mulai ngebenahin diri aku.. Karirku yang berantakan abis putus sama kamu pelan-pelan jadi lumayan. Hidup ku juga mulai balik lagi jadi normal. Berkali-kali aku pengen ngontak kamu tapi aku ga pernah berani gara-gara apa sadar sama apa yang udah aku lakuin waktu itu..”

“Sampai akhirnya aku pacaran lagi, pacar terakhir ku. Orang nya baik, Keluarga nya juga baik sama aku. Tapi entah kenapa aku tetep ga bisa sayang sama dia. Bahkan pas seks sama dia pun rasanya hambar.. Akhirnya aku putus sama dia..”

“Sampe akhirnya aku ketemu kamu lagi.. Aku seneng banget Bay.. Saking senengnya, aku sampe ga tahan buat minta ditidurin sama kamu.. Sorry for being a cheap slut Bay..”

“Tapi setelah kamu ngusir aku.. Aku bener-bener balik lagi kaya pas abis putus sama kamu dulu.. Aku kayak ga rela kalo kamu udah punya pacar lagi yang kamu bisa sayangin.. I'm so depressed Bay.. Makanya aku kesini lagi.. Maaf..” tutupnya dengan air mata yang membasahi wajahnya yang cantik.

“Kenapa kamu ga balik lagi sama aku pas orang tua kamu udah ngizinin kamu pindah agama? Pasti papah ku setuju kalo kamu pindah agama Chel!” ujarku emosi. Rachel tertunduk tak kuat menahan sedih.

"Kenapa Chel???" tanyaku tak sabar. Andai saja aku bisa menolong nya waktu itu. Andai saja aku bisa membawa Rachel ke Papah setelah ia setuju pindah agama.. Andai..

"Chel..."

“AKU MALU BAY! AKU GA PANTES SAMA KAMU LAGI! AKU KOTORRRR!!! HUHUHUUUU…..” Rachel histeris kepadaku. Aku pun refleks memeluknya yang kini tantrum. Rachel benar-benar depresi. Setelah bertahun-tahun ternyata Rachel tak bisa ngelupain aku. Maafin aku Chel.. Maafin aku ga ada pas kamu lagi sejatuh itu..

“UDAH BERAPA KONTOL YANG NODAIN AKU BAY? BANYAK BAY… AKU GA PANTES BUAT KAMU.. GA PANTEESSSS…” Rachel meraung-raung tanpa henti dipelukanku.

5 cowok Chel.. cuma beda 1 orang lebih banyak dari wanita yang udah aku tidurin ketika mengejar Dera.

Rani. Wanda. Ayu. Kamu.

Kalau kamu ga pantes buat aku.. Berarti aku juga ga pantes buat Dera..

Setelah berusaha setengah mati menenangkan Rachel, akhirnya dia mulai kembali tenang kembali. Hampir sejam sudah kami di mobil ini.

Rachel akhirnya mulai bisa kuajak ngobrol kembali. Akhirnya kami bisa berbincang dengan nya baik-baik. Aku pun kembali ke tujuan awalku. Sesuai permintaan Dera, aku harus dapat menyelesaikan masalah ku dengan Rachel malam ini.

Aku cerita padanya tentang Dera yang sudah mengetahui apa yang sudah kami lakukan di Jepara.

“Aku boleh ketemu Dera ga Bay? Aku bakal jelasin semua nya. Kamu ga boleh ngelepasin Dera..” ujarnya mantap sebagai tanda penebusan dosa nya kepadaku.

“Aku juga niatnya gitu kok..” Rachel tersenyum mendengar izin ku. Setelah kejadian ini, aku benar-benar sulit melepaskan Rachel. Entah kalau orang bilang dia kotor, bagiku dia tetap wanita yang begitu mencintaiku dengan luar biasa hebatnya.

“Yaudah pergi sekarang yuk Bay.. aku ga mau lama-lama ditempat setan ini..” ujarnya geram menatap rumah megah ini. Rumah yang membuat diri nya kotor sampai tak berani menghubungi aku.

“Nanti ya Chel..” potong ku menolaknya. Urusan ku masih belum selesai. Mba Wanda masih ada di dalam sana..

Aku pun menceritakan Mba Wanda kepada Rachel. Rani dan Ayu pun akhirnya ku ceritakan untuk melengkapi keutuhan cerita ku. Rachel sampai terkejut mendengarnya. Meskipun kaget, Rachel tidak berani menilai ku. Dari ceritaku, pasti dia paham kalau aku sebenarnya suka dan sayang kepada mereka.

“Dia yang kebagian nomor 3 itu Bay?” Rachel benar-benar kaget setengah mati begitu tahu Mba Wanda yang mana. Aku hanya mengangguk lemah sambil menatap pintu belakang rumah ini yang masih tertutup.

"Ga mungkin kamu nerobos masuk gitu aja.. di dalem banyak yang jaga Bay.." ujarnya mengingatkanku.

Aku pun tak bodoh. Kalau saja tidak ada yang menjaga tempat ini, pasti aku langsung masuk menerobos ke dalam mengeluarkan Mba Wanda. Kalau sampai ada yang punya rumah sebesar ini dan berani membuat acara seperti ini.. pasti si tuan rumah bukan orang sembarangan.

"Kita tunggu ya Bay.." ujar Rachel sambil meremas tanganku. Dia paham apa yang kurasakan saat ini. Selesai masalahku dengan Rachel, sekarang fokus ku memang sudah kembali kepada Mba Wanda.

Kamu kemana Mba..

21.31

Sisa setengah jam lagi. Beberapa orang keluar terpisah dari dalam ruangan. Mereka langsung masuk mobil dan pergi dari sini. Mereka semua menjaga privacy nya dengan ketat. Tak ada yang keluar berdua dengan pasangannya. Tapi Mba Wanda belum tampak keluar dari pintu kecil itu.

"ITU BAY!" ujar Rachel menunjuk ke arah seorang wanita yang berjalan lunglai keluar dari pintu itu.

Dengan rambut yang sudah awut-awutan, Mba Wanda tertatih berjalan ke arah mobilnya.

Kring... kring....

Telfon ku di abaikan olehnya..

Kringg... kringgg....

"Halo Bay.. ehm.. kenapa?" jawab nya parau. Darah ku berdesir panas mendengar suara nya yang berat tanda habis kecapean meladeni 2 orang pria itu.

"Arah jam 2 Mba.." ujarku padanya. Kuatur nada ku senormal mungkin.

"Hah? Maksudnya?" Mba Wanda bingung.

"Lihat ke arah jam dua dari mobil Mba Wanda.." ujarku pelan. Andai saja kami tak di parkiran secret party ini, aku pasti sudah mengehampiri mobil nya.

"Mana? Apaan sih kamu Bay?" Mba Wanda mulai panik. Dia melongok ke arah jejeran mobil di parkiran ini.

Ceklek.. ku nyalakan lampu dim ku.

"BAYU!"
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd