Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Consultant in Action

Status
Please reply by conversation.
Chapter 17
===



Rachel Natalie


“Mmmhhhh… Bay….” Rachel kembali menyerang bibirku. Bodohnya aku, bukannya menolak malah aku ikut menikmati ciuman kami.

“I miss your lips on mine Bay..” ucap Rachel sayu. Wajah Rachel yang cantik membuat hatiku bergetar. Wajah yang kurindu bertahun lama nya itu kembali dapat kutatap kembali.

Ahhh.. andai saja aku belum punya pacar..

Wait..

GUE UDAH PUNYA PACAR!

“Stophh Chel..” ujarku sambil mendorong tubuhnya menjauh. Mimik Rachel seakan protes ketika ciuman kami yang begitu mesra tiba-tiba kuhentikan.

“Ini salah Chel.. aku udah punya pacar..” ucapku sambil menarik nafas panjang. Jantung ku masih berdegup kencang. Perasaan ku pada Rachel ikut hanyut terbawa dalam kemesraan kami.

“Dia kan ga perlu tahu Bay..” tangan Rachel hinggap ke pipi ku. Tangannya yang halus itu mengelus pipiku dengan begitu mesra.

Come on Bay..” bisiknya begitu menggoda. Jemari lentik itu menyusur dada ku pelan. Shit.. kenapa yang ngegodain gue harus cantik cantik gini sih.. Kena kutuk apa gue?

I know you want me..” ujarnya nakal. Jemari nya berputar putar disekitar puting ku. Area sensitif ku. Hal yang pasti Rachel tidak lupa.

Tak bisa kupingkiri, bagian terdalam hatiku ingin sekali kembali merasakan sentuhan-sentuhan dari Rachel. Cinta pertama ku.

“Nghh.. chel..” dengus ku ketika puting dadaku sudah mulai tergesek jemari nya. Rachel tersenyum nakal mengetahui dia berhasil membuatku bereaksi.

“Sini Bay…” tangannya menarik tangan ku pelan untuk memegang payudaranya yang manis itu. Tidak besar, yang kutahu ukuran nya hanya 34A. Payudara pertama yang kuremas dan kucium.

“Sshh… nice… terus baaay…” Rachel mulai mendesis. Tanganku tak tahan meremas gundukan seksi itu. Dengan terbalut dress yang begitu cantik, sungguh bodoh aku kalau sampai menolak Rachel.

Sreeetttt… kemeja ku sudah terbuka. Jemari Rachel dengan sigap membuka kancing kemeja ku satu per satu. Setuhan tangan nya semakin turun ke bawah mencoba membuka kancing celana panjang ku.

“Masih gede aja ih hihihi…” Rachel tersenyum ketika mengelus lembut penisku sambil menurunkan retsleting celanaku. Kepala penisku yang sudah menegang tampak menyembul dari karet celana dalamku.

“Kangen banget nih sama ini…” tahu kepala penisku terjepit celana dalam ku, Rachel langsung berjongkok membebaskan penisku. Bibirnya menyunggingkan senyum nakal melihat penisku yang sudah mendongak gagah.

“Mmmhhhh… pindah kasur aja Chel..” aku mengerang ketika tangan nya mulai meremasi batang penisku.

“Ayo…” dengan manja Rachel mendorongku ke kasur. Rachel merangkak di atas tubuhku yang sudah berbaring. Rambut panjangnya terurai dengan indah. Wajahnya begitu teduh dan bahagia setelah berhasil membuatku luluh.

Look at me babe..” dengan tatapannya yang begitu menggairahkan, tubuh seksi Rachel meliuk liuk di atas tubuh ku. Mata nya tak lepas menatap mata ku.

Srettttt…

Retsleting dress nya diturunkan gerakan yang begitu seksi. Dengan gerakan begitu menggoda, Rachel terus meliuk-liukkan tubuh nya hingga dress hitam itu terlepas dari tubuhnya.

Glek..

Dalaman Victoria Secret menempel ditubuh putih nya yang seksi. She is so hot!

Rachel makin semangat melanjutkan aksinya melihat aku tertegun takjub memandang tubuhnya.

“Mmmmhhh…” dengan gerakan erotis, Rachel melepas bra nya dan ditempelkan ke wajahku. Harum aroma parfum nya langsung menyeruak menusuk sensor penciumanku. So naughty..

Baru saja aku meminggirkan bra nya yang seksi itu dari muka ku, kurasakan rasa geli menyambar ujung puting ku.

Shit… dengan gerakan yang begitu sensual, Rachel berpose seksi di atat tubuhku. Puting nya yang sudah menegang digesekkan dengan puting ku yang juga sama menegangnya. Damnn… nakal banget sih dia sekarang?

“Dulu kamu ga gini deh Chel..” aku mengkomen sisi binalnya yang dulu tak pernah kutemui. Dulu seks kami memang menonjolkan kemesraan ketimbang seks yang liar.

“Sssttt… just enjoy it honey..” telunjuk nya diletakkan di bibirku tanda supaya aku diam.

“Mmmhhh..” bibir Rachel sudah mencaplok puting ku lagi. Puting ku di sedot sedot pelan oleh Rachel. Shit… ampun chel..

Enough Chel.. sssshhhhhh….” protes ku tak di gubris. Lidah nya sudah ikut meliuk menggesek putingku.

“Ssshhh… nakal ihh..” ujarnya manja ketika tanganku tak mau kalah menggerayangi dada. Akhirnya aku bisa menyentuh lembut kulit dada nya. Tanganku sampai gemetar karena grogi tak menyangka aku bisa menyentuh dada indah milik Rachel lagi.

Tak hanya meremas, kuarahkan jempol dan telunjuk ku ke puting coklat nya. Bukan hanya aku yang sensitif di puting, Rachel pun sama.

“Oughhh… yeshhh… masih ingethhh kamuhhh…” desis Rachel keenakan ketika putingnya mulai kucubit cubit pelan. Rachel makin menggelinjang ketika puting nya ku pilin kesana kemari.

“Oughhh… ampunhhh sayanghhh…” suara Rachel makin parau. Seksi…

“Langsung aja yah.. Aku udah pengen banget..” pinta Rachel kepadaku. Padahal aku belum sempat menjamah selangkangannya.

Sreetttt….

Ia melepas celana dalam nya sendiri. Kemaluannya terlihat licin tanpa bulu. Sepertinya Rachel memang sengaja mencukur habis bulu kemaluannya ketika mau ke kamar ku. Duhh.. aku dijebak ini sih..

“Hai my boy..” ujarnya genit sambil menggenggam penisku. Rachel berjongkok di atas selangkanganku. Telapak tangannya menggesek-gesek lubang kencing ku. Aku sampai melenguh karena merasakan ngilu disana.

“Oughhh… ngapain sih Chel…” protesku tanpa digubris olehnya. Cairan precum ku sudah membasahi telapak tangannya.

“Shitt….” ternyata Rachel sengaja membasahi tangannya dengan precum ku sebelum mengocok pelan penisku.

“Biar ga seret sayang…” ujarnya manis. Kok bisa-bisa nya dia kepikiran gini? Apa Rachel selalu kaya gini dengan mantan-mantan nya dulu? Tanpa kusadari hati ku panas membayangkan Rachel melakukan seks dengan orang lain.

“Duh kangen banget memem ku sama kontol kamu Bay…” ujarnya sambil menggesek-gesekkan kepala penisku dengan bibir kemaluannya. Bibir kemaluannya masih cantik terawat. Warna pink merekah di selangkangan nya.

“OUGHHH SHITTTT… THIS IS THE BEST!” ujarnya ketika penisku mulai memasuki liang kemaluannya yang ternyata sudah basah. Rachel menggeleng tak kuat merasakan nikmat dari dalam memek nya yang terasa penuh oleh penis ku.

Jepitan vagina Rachel terasa nikmat di penisku. Ekspektasi ku vagina Rachel akan sesempit Ayu. Tapi ternyata terasa lebih longgar dari Rani. Kok bisa ya? Padahal dulu rasa vagina Rachel sungguh nikmat mengalahkan nikmat vagina Ayu. Apa benar dia sudah sangat berpengalaman sekarang?

Lamunanku terputus ketika Rachel mulai menggoyangkan pinggul nya maju mundur. Ahhh.. nikmat nya…

“Damn… memem aku penuh bangethh bayy… kontol kamuh makin gede yahhh?” tanyanya sambil terus bergoyang dengan sangat seksi. Rachel memang pintar merawat tubuhnya.

Wajahnya menunjukkan kecantikan yang natural. Kulit nya putih mulus khas wanita keturunan yang tak kalah dengan artis Korea. Rambutnya hitam begitu indah terurai. Aroma wangi dari tubuh dan rambutnya juga tak hentinya membius sensor penciumanku. Gilakk.. gue pernah pacaran sama wanita secantik ini..

“Mmmmhhh.. Iyahh..” jawabku tak fokus karena keenakan akibat goyangan pinggul Rachel. Penisku terasa sampai mentok setiap Rachel mendorong pantat nya kuat-kuat. Kemaluan kami seakan memang tercipta untuk mengisi satu sama lain..

Rachel kini sudah terbakar nafsu. Wajahnya memerah menahan nikmat dari dinding memeknya yang terus dihujam penisku. Pantat nya masih asyik mengocok penisku dengan memek nya.

“Kangenhh ga sama memem akuhhh?” tanyanya nakal. Ingin ku jawab iya. Aku memang kangen dengan Rachel. Dengan segala bagian tubuhnya yang indah ini.

Tapi.. cemburu ku karena membayangkan Rachel sudah melakukan persetubuhan dengan banyak mantan-mantannya membuat hatiku mencelos.

“Kamuh kenapahh..:” tanya nya menyadari sedikit kekecewaan dari raut wajahku.

“Bay jawabhhh…” Rachel kini menempelkan tubuhnya ke tubuhku. Muka nya merengut sedih karena aku tak menjawabnya.

“Iya kangen..” jawabku sambil pura-pura tersenyum. Wajah Rachel tepat di depan wajahku.

“Jangan bohong bay.. Janganhh bohonghhhh…” protesnya tak percaya ucapanku. Pinggul nya dihentak makin liar seakan ingin memberikan rasa nikmat yang lebih lagi untuk penisku. Otot perut nya sengaja dikejangkan supaya memek nya makin nikmat menjepit penisku. Ohh God... gila enak banget!!

“Oughh chelll.. Fuckkkhh…” aku mencengkram pantatnya yang kini bergoyang liar naik turun di penisku.

Slebbb... slebbbb... slebbbbb...

Hantaman pantatnya membuat penisku menyeruak masuk dan keluar dengan tempo kencang. Penisku hampir tak kuat siksaan nikmat yang luar biasa. Nafsu ku sudah sampai ke ujung. Shiiitttt….

“Keluarin bay….” ujarnya sambil jemarinya memilin puting ku. Rachel sepertinya menyadari kalau penisku sudah makin menggembung di dalam memek nya.

“OUGHHH MAKIN GEDE KONTOL KAMUHH…” pantat nya makin menghentak liar. Jemarinya menjepit putingku keras. Tubuh Rachel makin menegang menikmati sodokan penisku membelah memeknya. Rasa yang tak pernah ia rasakan dengan mantan-mantannya selama ini. Rasa nikmat yang dirindukan vagina Rachel.

“COME ON BAYYYY… CUM INSIDEHHH…. AYOOUGHH.....” jeritnya ketika dia juga merasakan puncak kenikmatannya makin dekat. Suara hantaman pantat nya ke selangkanganku makin nyaring meramaikan gila nya persetubuhan kami.

“GILA CHELLL… AKUH GA KUATHHHH….” aku ikut menghentak pinggulku ke atas menjelang klimaks ku datang.

“IM COMINGGGG BABE…. OUGHHHH…. FAAAAKKKHHHHH....” Rachel melolong kencang ketika memek nya menyemburkan cairan orgasme nya ke penisku. Shit.. memek Rachel makin licin…

“AARRRGGGHHHH…” aku pun ikut memekik ketika cairan sperma ku sudah berkumpul diujung penisku.

PLOP! Ku angkat badan Rachel ke atas. Pinggul nya menjauh dari selangkanganku. Vagina nya otomatis melepas penisku.

Crooot… crottt.. crott… crott. Crottt… semburan semburan hangat sperma ku muncrat hingga ke punggung nya. Ceceran sperma itu juga jatuh di pantat dan paha Rachel yang begitu mulus.

Damn.. that was good..

“Kok dilepas sih Bay? Aku lagi ga subur kok!” Rachel memprotes ku karena aku mencabut penisku dari vagina nya. Hmm.. aku ga mau ambil risiko deh..

“Sssshhhh…” giliran aku menutup mulutnya dengan telunjuk ku. Rachel hanya manyun dan kembali merebahkan kepala nya lagi di dadaku.

That was amazing Bay..” ucapnya lirih. Aku mengangguk setuju dengan ucapannya. Meskipun singkat, persetubuhan kami tadi sangat luar biasa. Rindu ku ke Rachel seakan tersalurkan dalam persetubuhan kami tadi.

Andai kita ga pernah putus Bay... ungkap Rachel dalam hatinya. Rachel merasakan kenyamanan yang telah lama hilang dari hidupnya dalam dekapan Bayu. Pria yang begitu ia cintai hingga kini.

I love you Bayu…” ucapnya lirih. Rachel mungkin tak berharap aku membalasnya.

I love you Dera..” bodohnya, mulutku refleks merespon ucapan sayang itu.

“Dera?” ujar Rachel terkejut. Shit.. here we go again Bayu..

“Dera siapa Bay?” tanya Rachel menelisik.

Dera.. pacar ku...

SHIT! GUE UDAH PUNYA PACAR!!!

Aku langsung mendorong tubuh Rachel yang sedang rebahan di atas tubuhku ke samping. Aku langsung tersadar kalau yang kita lakukan itu salah. FUCK!

“Yaudah lah Bay, dia ga bakal tau kok..” ujar Rachel setelah sadar siapa itu Dera. Rachel membujukku untuk tidak panik dengan mendekatiku kembali dan mengajakku kembali ke kasur.

Wait Chel.. enough!!” ujarku menahannya. Kok bisa-bisa nya gue kaya gini sih..

“Udah kejadian juga bay.. Seize the day aja lah.. Aku ga bakal bocor kok..” ujarnya menggampangkan masalah perselingkuhan ku ini. Aku mendengus kesal dengan ucapannya. Kalo aja kamu ga ngegodain aku Chel... ARRRRRGHHHH....

“Engga Chel. Stop it..” ujarku tak goyah.

“Bay.. ayolah..” Rachel tak puas kembali memaksaku.

ENOUGH CHEL! PLEASE.. STOP…” bentak ku tak tahan dengan rayuannya. Rachel tersentak.

Then what?” Rachel ikut terpancing emosi. Elo juga pengen kan nidurin gue Bay? Ga usah munafik deh!!

Please.. You need to go..” ujarku pelan. Aku tahu yang kuucapkan ini pasti menyakiti hatinya. Tapi mustahil kalau aku bisa melanjutkan malam ini berdua dengannya. Dosa ku sudah terlampau banyak kepada Dera…

“Kamu….. serius?” jawab Rachel dengan suara yang mulai bergetar.

“Iya..” maafin aku Chel…

“Oh.... okay then.... bye....” Rachel segera memunguti baju nya yang berserakan. Tanpa menatap wajahku lagi, Rachel langsung keluar kamar dengan memakai dress seadanya.

Aku langsung terduduk lemas ketika pintu sudah tertutup. Aku tahu kalau Rachel menangis tadi keluar dari kamarku.

LO KENAPA SIH BAY?????

Saking kesalnya, aku sampai merutuki diriku sendiri.

Damn it!

Kuambil handphone ku..

Halo..” telfon ku diangkat dari ujung sana.

Maafin aku Ra..

===
 
Chapter 18
----



Adera Aulia Utami


Minggu. Sepulang dari Jepara. Apartemenku.

“Apa sih yang ada di otak kamu mas? Aku ga habis pikir deh..” Dera terpancing emosi setelah mendengar ceritaku secara utuh. Tak ada satu pun yang kututupi dari nya.

Aku hanya pasrah menunggu vonis Dera kepada ku. Sudah terlalu sering aku menyakiti perasaan Dera. Mungkin memang aku tak pantas untuk Dera.

“Maaf Ra.. terserah kamu mau maafin aku ato engga.. I know I am an idiot..” ucapku lemas. Aku benar-benar sudah pasrah. Kesalahanku sudah terlalu besar. Tidak mungkin ada pacar yang mau memaafkan pacarnya tidur dengan mantan nya.

Dera tampak berpikir keras. Informasi yang barusan masuk ke kepala nya seakan merusak mental dan perasaannya. Berkali-kali Dera bergumam tak habis pikir dengan kelakuan pacarnya ini.

“Terus kalo udah kaya gini kamu mau apa? Mau putus aja gitu? Ga malu apa ngejer-ngejer aku bertahun-tahun terus udahan gitu aja kaya gini?” cecar Dera tanpa ampun. Mata nya sudah memerah karena menahan tangis akibat emosi nya yang memuncak.

“Aku ga mau putus lah ra.. Tapi aku sadar kok kesalahan aku kali ini fatal banget..” Don Juan kini menjadi ayam sayur akibat kebodohan nya sendiri.

“Iya lah salah banget Mas! SALAH BANGET!!!!!! ARRRGHHHH!!! Capek aku tuh ngadepin masalah kaya gini terus!!” Dera membentakku dan teriak karena saking kesalnya. Aku hanya menunduk malu membiarkan Dera melampiaskan amarah nya.

Ga malu apa ngejer-ngejer aku bertahun-tahun terus udahan gitu aja kaya gini?

Kata-kata Dera itu sungguh membuatku malu. Malu dengan cinta yang kuumbar tapi tak bisa kuhargai dan kujaga. Maaf Ra..

Dera terdiam mengontrol emosi nya. Dada nya naik turun saking kesal nya. Mata nya menatapku tajam.

“Walaupun Rachel tetep salah karna udah ngegodain kamu, tapi kamu sadar engga kalo kamu juga udah nyakitin dia?” kembali ucapan tajam keluar dari mulut Dera.

“Harga diri dia mau ditaro mana mas? Udah kamu pake terus kamu usir gara-gara kamu baru inget kalo kamu punya pacar? OH MY GOOODDDD…” Dera tak habis pikir dengan pacarnya ini. Aku sudah tak mampu menjawab ucapan-ucapannya itu.

Setelah Rachel keluar kemarin, aku memang langsung menelfon Dera. Aku hanya membahas garis besarnya saja. Dia jelas marah. Tapi dia bilang lebih baik diobrolin pas ketemu nanti.

“Kamu minta maaf juga sama Rachel! Sekarang!” ujar Dera saat itu. Selesai Dera menutup telfon, aku masih ragu untuk langsung ke kamar Rachel. Kupikir kalau sebaiknya dibahas keesokan paginya ketika kita sama-sama bisa berpikir jernih.

Ternyata…

“Mbak yang di kamar itu udah check out semalem mas.. Dia buru-buru kayaknya.. Sambil nangis juga pas pergi..” ujar bellboy yang menghampiri ku karena pintu kamar Rachel tak kunjung terbuka walau sudah kuketok beberapa menit.

WA dan telfon ku juga di block oleh Rachel.

Ketika boarding pun, Rachel tidak muncul. Sepertinya dia mengubah jadwal pesawatnya supaya menghindari ku.

Harapan satu-satu nya aku bisa ketemu sama Rachel adalah ketika aku ke kantor Pak Broto minggu ini.

“Pokoknya aku ga mau tau ya Mas.. you messed it up, you make it up!! Setelah semua nya clear kita baru bahas lagi hubungan kita bakal gimana. Aku pamit.” ujar Dera sambil keluar dari kamarku. Tidak ada ciuman hangat ataupun cium tangan ketika pergi.

I'm so fucked up!

Minggu ini berjalan dengan begitu lambat. Meskipun kami berdua menutupinya ketika di kantor, tapi sebetulnya Dera masih marah dengan ku.

Untung nya dia masih sering chat untuk menanyakan pertanyaan standar.

Udah makan?
Lagi apa?
Udah pulang?
Jangan tidur kemaleman.
Udah bisa ngehubungin Rachel?


Pertanyaan yang berulang bagai robot ketika dia mengontak ku. Kalau sudah selesai kujawab semua, dia kembali menghilang tak mau membalas chat ku yang lain. Setidaknya dia masih care dengan kabarku..

Beralih dengan permintaan Dera untuk menyelesaikan masalah dengan Rachel ternyata juga masih belum menemukan titik temu. Harapan terakhir ku untuk bertemu Rachel di kantor Pak Broto ternyata gagal.

“Dia minta dipindah project lain Bay. Saya gatau kalo kalian ada history. Kayaknya emang kalian jangan satu project deh..” ujar Pak Broto ketika aku menanyai kehadiran Rachel yang absen pada meeting project Jepara.

Pak Broto sampai tidak mau memberi akses aku ketemu sama Rachel. Entah apa yang Rachel ceritakan ke Pak Broto.

“Terus gimana mas? Udah hampir seminggu loh ini..” ujar Dera ketika aku cerita kalau Rachel mundur dari project Jepara. Dera memaksa ku untuk segera menemui Rachel karena jadwal pertemuan kedua orang tua kami tinggal 2 minggu lagi.

“Dia ngehindar, aku gabisa ngontak Ra..” ujarku lemas karena usaha ku tak berbuahkan hasil.

“Pokoknya kamu harus kelarin dulu urusan kamu sama Rachel. Baru kita bahas hubungan kita” ujar Dera tegas. Tidak ada dispensasi dari kelalaian ku kali ini.

“Aku ga mau putus sama kamu Ra..” ujarku mengiba padanya,

“Siapa sih yang mau putus? Aku juga ga mau Mas. Tapi kalo masalah ini ga kelar, hubungan kita ga bakal pernah tenang Mas..” ujar Dera memberikan pengertian. Menyadari iman ku yang sedemikian lemah, pantas saja Dera ingin memastikan kalau hubungan ku dengan Rachel sudah jelas.

“Tapi kalo aku ketemu lagi sama Rachel..” aku ragu kalau Rachel kembali menggoda ku lagi.

“Kamu mau tidur lagi sama dia ato mau apa pun. aku terserah Mas. Aku janji bakal tutup mata sama tutup telinga. Yang paling penting dari aku adalah, kita bisa tahu ujung nya nanti kaya gimana. Kalo ujungnya kamu lebih milih dia pun aku ga masalah. Aku cuma mau tenang mas. Aku pengen kita sama-sama bahagia. Aku gamau kalo kita bahagia tapi ada orang lain yang harus sedih di atas kebahagiaan kita..” Dera memang luar biasa. Kebaikannya mengalahkan malaikat. Aku sampai merasa malu bisa bersanding dengan dia.

“Tapi masa iya sampe tidur lagi sih.. Jangan ngaco ah kamu..” ujarku mengomen ucapannya.

I mean it Mas.. anything yang penting arah hubungan kita berdua bisa jelas harus kemana dan gimana caranya..” tutup Dera tanpa bisa ku debat. Aku hanya bisa mengangguk mengiyakan.

“Mumpung hari ini Jumat, kamu pulang cepet aja. Kamu tungguin di kantor Pak Broto sampe ketemu Rachel..” ujar Rachel ketika kami kembali ke cubicle masing-masing.

--


Rachel Natalie

Jumat Sore.

Aku pun akhirnya menuruti kata-kata Dera. Di tengah kemacetan ketika para pekerja sedang bahagia-bahagia nya menyambut akhir pekan, aku malah berpusing ria menuju kantor Pak Broto.

Semoga saja Rachel masih belum pulang. Kulihat jam sebentar lagi menunjukkan pukul 5. Meskipun aku tadi pulang lebih cepat, tetap saja sepertinya aku bakalan mepet sampai ke kantor Rachel.

Gedung kantor nya sudah terlihat diujung mata ku. Kuarahkan mobil ku berbelok untuk masuk ke dalam gedung.

Wait.. di pinggir jalan itu kulihat sosok yang kucari. Rachel! Aku terlambat semenit!!!

Rachel memberhentikan taksi dan langsung masuk ke dalam taksi itu.

Loh? Rachel ga bawa mobil sendiri?

Aku pun memutuskan untuk membuntuti mobil itu. Entah kemana dia akan pergi. Pokoknya ketika dia sampai di tujuan nya, aku bakal langsung mencegat Rachel supaya mau ngobrol denganku.

Di tengah kemacetan seperti ini, agak sulit mengikuti taksi itu. Mobil dan motor saling menyelak memotong jalan ku. Aku sampai sudah mencatat plat nomor taksi itu kalau-kalau aku sampai kehilangan jejak mereka.

Mobilku kini sudah masuk tol mengikuti taksi Rachel. Sudah 1 jam aku mengikuti taksi burung biru itu. Lokasi kami sudah mengarah keluar dari ibukota.

Matahari sudah tenggelam. Kemacetan Cibubur sudah kulalui. Masih itu masih belum tampak akan keluar pintu tol. Hmm.. Rachel sebenarnya mau kemana ya?

Hingga hampir jam 7 malam, taksi ini akhirnya masuk ke sebuah perumahan di kota satelit pinggiran Jakarta. Perumahan mewah dengan rumah-rumah yang begitu luas di dalam nya. Jarak antar rumah masih terpisah oleh kavling-kavling kosong. Mungkin luas tiap rumah bisa lebih dari 1000 meter.

Taksi itu masih berjalan pelan menyusuri jalan perumahan yang berbukit ini. Tak lama, lampu sign dinyalakan pertanda Rachel sudah hampir sampai ditujuan nya. Sebuah rumah besar bergaya eropa berdiri sendiri tanpa tetangga. Taksi berbelok ke dalam gerbang.

Gila, ini sih bukan rumah deh kayaknya. Lebih ke gedung resepsi gitu saking luasnya. Halaman depannya berisikan kolam air mancur dengan ukuran jumbo. Bahkan rumah ini memiliki lobby untuk drop off. Kayaknya ga mungkin ini rumah Rachel..

Di depan rumah, ada seorang satpam yang berjaga sendirian disitu. Dengan modal nekat, kubelokkan mobil ku ikut masuk ke rumah itu.

“Malam mas.. Undangan ya?” tanya satpam itu ketika aku membuka kaca.

“Ehh.. iya..” aku mengiyakan saja biar bisa masuk. Undangan apa ya? Dari depan, tidak ada mobil yang terparkir sama sekali. Kalau ada acara pasti ada banyak mobil terparkir dong?

“Bawa topeng sendiri ga Mas?” tanya nya lagi padaku. Topeng? Topeng apa? Apa di dalam ada pesta topeng kah?

“Duh kelupaan bawa saya mas..” jawabku kikuk. Satpam itu hanya tersenyum dan kembali ke pos nya mengambil sebuah topeng untuk ku.

“Ini ya mas.. Nanti parkir di belakang aja, lewat situ masuk nya.. Pas turun mobil langsung di pakai aja topengnya” dengan ramah satpam itu menunjukkan jalan ke belakang rumah. Ohh.. parkiran mobil nya ada di belakang rupanya.. udah mirip mall aja..

“Makasih mas..” aku pun cepat-cepat berlalu menghindari kecurigaan dari dia. Rachel sudah masuk ke dalam rumah daritadi. Taksi itu pun sudah pergi.

Aku akhirnya sampai di area parkiran. Mobil-mobil mewah tampak berjejer disitu. Lebih dari 10 mobil terparkir di area ini. Gila.. kaya banget yang punya rumah.

Ada beberapa orang yang juga baru turun dari mobil. Mereka sudah mengenakan topeng mereka masing-masing dan masuk melalui pintu kecil di belakang rumah itu. Aku pun langsung mematikan mesin dan mengenakan topeng serigala milik ku.

Baru saja mau turun dari mobil, tiba-tiba dari arah pintu masuk datang sebuah mobil BMW dengan plat yang familiar.

B 1212 NDA



Wanda Dewi Sasmita


MBA WANDA! 12 12, tanggal ulang tahun nya. Kok dia ada disini? Aku pun memutuskan menunggu dimobil menunggu nya turun terlebih dulu.

Glek.. ternyata benar Mba Wanda yang turun dari mobil.

Kini dia mengenakan dress panjang hingga semata kaki. Ada belahan panjang dipinggir dress itu hingga sampai ke paha nya.

Kaki panjang Mba Wanda terpampang dengan indah. Pakaian atasannya bermodel kemben menutupi dada nya. Kecantikan dan keseksian tubuhnya sungguh terpancar dari busana nya malam ini.

Dengan anggun, Mba Wanda berjalan menuju pintu kecil itu mengenakan topeng panda di wajahnya.

Kayaknya tadi di kantor dia ga make baju itu deh? Ada acara apa ya di dalam? Aku makin penasaran jadinya.

Hmm.. kalo yang sering kubaca di stensilan sih kalo secret party kaya gini biasanya bakal ada orgy party.. gumamku dalam hati.

WHAT? ORGY PARTY?

RACHEL? MBA WANDA?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd