Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Consultant in Action

Status
Please reply by conversation.
Chapter 10
---



Maharani Indah Sabiya



Ayu Nindya Phastika

---

POV Ayu

“Kyaaaaaaaaaa”

Ya ampun..... Entah mau di taruh mana muka ku ini. Mas Bayu dan Kak Rani sama-sama melongo melihat ke arah tempat ku terjatuh. Baju dan rambut ku pasti begitu acak-acakkan.

Aku menyapu pandanganku ke arah mereka. Ka Rani yang berdiri di samping kasur mengecak pinggang sambil memindai lekuk tubuh ku yang tidak seluruhnya tertutup oleh pakaian.

Pandangan ku tertuju kepada Kak Rani.

Vagina nya terlihat merekah dengan lelehan sperma dan cairan kuning di sekitaran pangkal paha nya yang seksi.

Tubuh Kak Rani memang bagus dan seksi. Meskipun biasanya dia berhijab, lekuk tubuhnya yang indah tidak dapat tertutupi pakaian panjang yang biasa ia kenakan.

Apalagi bagian dadanya.

Duh, tetek Ka Rani gede bangetttt... malu banget aku kalo dibandingin sama tetek nya Kak Rani...

Pantes aja Mas Bayu bisa suka sama Kak Rani huuuuuu...

Tetek Kak Rani begitu indah. Besar, bulat, dan ranum. Mungkin tetek nya Kak Rani ini cuman sedikit kalah kencang kalau dibandingkan tetek Kak Dera.

Sedang asyik mengamati Kak Rani, kurasakan ada pandangan sepasang mata lagi dari arah kasur mengamati ku.

Mas Bayu..

Kulirik Mas Bayu yang duduk tegak memperhatikanku terjatuh dari atas tempat tidurnya.

Wajahnya yang tampan memandang ke arahku dengan raut kebingungan. Mungkin dia bingung kenapa anak buahnya bisa sampai senakal ini. Huaaaaa.......

Baru kali ini aku melihat dada Mas Bayu yang lebar dan bidang tanpa ada kemeja atau kaos menghalangi.

Duh pasti enak banget kalau merebah di dada nya..

Degg...

Arah pandanganku kembali berpindah.

Di bawah perut nya yang lumayan terbentuk itu kulihat ada gundukkan yang menarik perhatian ku.

Suatu batang coklat terlihat menyembul. Meskipun saat ini dalam kondisi loyo tapi batang itu tetap terlihat panjang dan besar.

KYAAAAA... PENIS MAS BAYU....

Aku langsung memalingkan muka karena malu melihat senjata kelamin milik Mas Bayu itu yang terlihat begitu gagah meskipun belum pada kondisi ereksi.

Duh.. duh… duh… aku harus apaaaaaa????? Pasti muka ku memerah seperti kepiting rebus karena malu melihat penis Mas Bayu...

-

“Hai Ayu..” Kak Rani menyapaku sambil tersenyum membangunkanku dari lamunan kotor ku.

Senyum jahil tersungging di bibirnya yang merah itu. Dia membungkuk menghampiri tubuhku yang masih terbujur kaku di lantai.

“Sakit ga yu?” giliran Mas Bayu menunjukkan rasa cemas nya melihat tubuhku terjerembab lumayan keras di lantai kamar hotelnya.

“Gapapa lah ini.." Kak Rani mengelus paha dan dengkul ku yang tidak tertutup apa-apa seakan mengecek keadaanku. Sentuhan tangannya yang halus ke kulit paha ku membuatku berdesir.

"Mana lah Ayu berasa sakit mas... yang ada juga Ayu berasa lemes gara-gara abis teriak-teriakin nama kamu tadi hihihi iya ga yu?” Kak Rani meledek ku sambil menowel dadaku yang kecil ini.

"Mmpphhh..." tak sadar aku mengeluarkan suara desahan tipis akibat towelan nya.

"Tuh kan..." Kak Rani terlihat begitu senang berhasil menggodaku.

Pingin rasanya aku merangkak kembali ke kamarku dan mengunci diri sampai jadwal pesawat pulang ke Jakarta.

Mamaaaaaahhhhhhh.......

Aku tak kuasa meladeni ledekkan dan godaan dari Kak Rani. Aku pun menundukkan muka ku ke bawah karena malu. Melihat tanktop ku yang sudah awut-awutan, aku pun kembali tersadar kalau penampilan ku saat ini sudah tidak keruan.

Panik, aku pun langsung menarik hotpants ku naik menutupi area selangkangan ku yang terbuka. Kemudian, aku langsung mencoba membetulkan posisi tanktop ku supaya bisa menutupi area dadaku.

Belum sempat tanktop ku turun, kurasakan tangkapan tangan Kak Rani di pergelangan tanganku.

“Ehh.. kok ditutup..”

Aku masih memaksa sekuat tenaga melepaskan tangkapan tangan Kak Rani di pergelangan tanganku.

Percuma, badan ku yang mungil ini kalah kuat menghadapi tenaga Kak Rani.

Duh.. Ka Rani mau apa sihhhh..

Kurasakan hawa dingin dari tiupan AC menerpa langsung ke kulit dada ku.

Kak Rani.. tetek ku belum ketutup nihhhhh...

“Ran, udah ih. Jangan iseng gitu deh...” Mas Bayu mencoba membelaku.

“Sssttt… udah sana bebersih dulu, biar bisa gantian.. udah makin bau nih..." Kak Rani memberi isyarat supaya Mas Bayu supaya cepat-cepat masuk ke kamar mandi membersihkan diri usai pertempuran mereka tadi.

Huppp… dengan sekali tarikan tangan Kak Rani yang tiba-tiba, badanku yang kecil ini terhempas ke kasur.

Tepat di sebelah Mas Bayu duduk.

Glek...

Penisnya hanya berjarak beberapa centi dari ujung muka ku.

“Duhhh.. ringan banget sih badan kamu yu? Kamu bisa dibolak balik nih sama Mas Bayu pas di entot nanti hihihi” masih saja Kak Rani menggodaku.

Langsung terlintas di kepalaku bayangan penis Mas Bayu yang sekarang ada tepat di depan muka ku menyeruak masuk ke dalam vagina ku.

Duh.. gimana rasanya ya di entot Mas Bayu? Hmm.. di entot Mas Bayu??? Apa sihhhhhhh yuuuuu….

Aku membenamkan muka ke kasur menutupi muka ku yang telah kembali merona akibat membayangkan adegan-adegan seksual itu.

Meskipun muka ku masih terbenam di kasur, aku menyadari tarikan tangan Kak Rani ke Mas Bayu memberi isyarat supaya Mas Bayu segera masuk ke kamar mandi.

“Mas, mandinya agak lamaan dikit ya..” Ka Rani teriak memberikan instruksi ke Mas Bayu yang sudah mulai menyalakan kran shower.

Kok perasaan ku ga enak yaaa..

Menyadari kalau Kak Rani sedang sibuk membersihkan selangkangannya menggunakan tisu, aku pun langsung berpikiran untuk kabur kembali ke kamarku.

Brukkk... Kak Rani melompat menindih tubuh ku yang baru saja mau merangkak kabur.

"Mau kemana hayooo..." ujar Kak Rani dengan wajah yang begitu dekat dengan muka ku.

Tubuhnya yang sintal benar-benar menindih tubuhku yang kecil tak berdaya ini.

Payudara nya yang besar terasa menekan payudara ku yang minimalis. Gesekan puting nya membuat jantungku kembali berdebar.

“Ampun kakk..” kalimat pertama ku sejak masuk ke kamar Mas Bayu adalah permintaan iba dari ku kepada Kak Rani.

"Hihihi orang aku ga ngapa-ngapain kamu kok.." Kak Rani pura-pura tak berdosa.

"Siapa suruh ganggu orang berduaan. Cemburu yahh.." Kak Rani membisik di sekitaran tengkuk ku.

Hembusan nafasnya yang hangat terasa menerpa tengkuk dan telingaku. Bulu kudukku langsung berdiri dibuatnya.

"Mmmhhhh...." tak sadar aku kembali mendesah pelan ketika lidah nya bermain disekitar tengkuk ku.

"Ssshhh... Kakhh..." nafsuku bergejolak dengan hebat menikmati permainan lidah dan bibirnya yang merayap pelan hingga ke bibirku.

Mmmmhhhh... bibirnya terasa manis menempel di bibir tipisku ini. Bibirnya melumat habis bibir bawah ku berhasil membuat mulut ku mulai terbuka.

Ahhh... lidah nya langsung mengait lidah ku yang kelu tidak siap menerima serangan ciuman nya yang begitu bergelora. Bibir ku kini pasrah menyambut pagutan bibir indah milik Kak Rani. Lidahku mulai membalas kaitan lidahnya membuat liur kami semakin membasahi bibir.

Ohhh.. nikmatnya..

Sensasi ciuman Kak Rani yang sungguh berbeda dibandingkan ciuman dengan lelaki manapun yang pernah singgah dibibirku.

Ciuman Kak Rani begitu lembut, seakan tahu timing yang tepat untuk mengungkit gairah ku supaya naik semakin tinggi.

"Ouchhhh...." Puting ku yang sudah menegang daritadi tiba-tiba dipilin pelan oleh jemari lentik Kak Rani.

Gerakan jemari nya begitu lihai memutar, mencubit hingga menekan puting ku membuatku tak henti kelojotan. Diselingi remasan-remasan pelan di tetek ku membuat nafsu ku semakin tergelitik terangsang oleh cumbuan yang diberikan Kak Rani.

“Ahhhh... Kakkhhh...” aku terpekik kaget melepas ciuman ketika jari Kak Rani mulai merayap turun menggesek klitoris ku dengan lembut.

Oughhh... gairah ku semakin tidak terbendung menerima rangsangan di bibir, tetek, dan klitoris ku.

Suara ciplakan dari area selangkanganku mulai terdengar semakin keras menandakan vagina ku yang semakin becek akibat permainan jari Kak Rani.

"Ughhhh......" kepala ku sudah tidak bisa diam menggeleng geleng tak kuat di serbu rangsangan demi rangsangan yang hinggap di seluruh area sensitif ku.

Badanku mulai melengkung merasakan gatal di vagina ku yang semakin tidak tertahankan.

"Kaaaaaakhhhhhh... oughhhhhhhhhh......" lolongan ku kembali menggema di ruangan ini akibat klimaks yang kuperoleh dari seorang wanita cantik di depanku.

Kulihat Kak Rani tersenyum puas berhasil membuat ku terbang melayang mencapai surga duniawi ku.

“Kamu udah ga perawan ya yu?” tanya Kak Rani setelah aku kembali membuka mata ku. Aku menggeleng.

Keperawanan ku sudah direnggut ketika jaman SMA dulu.

Hubungan seks pertama dan terakhir kali nya di hidup ku sebelum hari ini.

Kuserahkan mahkota ku pada mantan ku yang brengsek itu. Tidak berapa lama setelah seks kami yang pertama, aku memergoki dia bercumbu dengan kekasih nya yang lain selain diriku. Setelah itu aku trauma berpacaran, apalagi sampai berhubungan badan.

“Terus kamu mau engga kalau di entot Mas Bayu yu?”

“Aku tahu kok kalo kamu suka sama Mas Bayu..” Kak Rani melanjutnya ucapannya.

Ya, Kak Rani benar. Aku sudah suka dengan Mas Bayu sejak pertama kali kami bertemu. Tapi kisah kasihnya dengan Kak Dera membuatku mengubur rasa suka itu dalam-dalam.

“Kesempatan ga datang dua kali loh yu..” ucapan Kak Rani lumayan membuatku tersentak.

Hmm.. memang kapan lagi aku mendapatkan momen ini dengan Mas Bayu? Kapan lagi Mas Bayu 'terbebas' dari Kak Dera seperti sekarang? Kapan lagi aku bisa menikmati tubuh Mas Bayu yang perkasa itu menyetubuhi ku seperti yang selama ini kubayangkan setiap aku mastubasi?

Hanya dengan sebuah jawaban "mau" semua bayangan itu bisa terwujud Yu..

"Mau Kak.." jawabku pelan mungkin hampir tidak terdengar. Kak Rani lantas tersenyum paham maksud ku.

"Kamu nurut sama aku ya.." ujarnya dengan tatapan nya yang bergitu hangat.

Aku hanya bisa mengangguk pasrah entah apa yang Kak Rani rencanakan.

=====
 
Chapter 11
---



Maharani Indah Sabiya



Ayu Nindya Phastika

---

POV Ayu

Seusai anggukan kepalaku, Kak Rani langsung bangun dari kasur menuju koper nya.

Kak Rani berjongkok di bawah membuat pandangannku menjadi terhalang karena posisi kasur lebih tinggi dari tempat Kak Rani menyimpan koper. Tidak begitu lama, kulihat tubuh bugil Kak Rani yang seksi sudah berdiri tegak kembali.

Tangannya tampak penuh memegang beberapa barang.

Tali rapia. Dan stockings.

"Tadi aku sempet beli ini di minimart. Tadinya mau aku pake buat mainan sama Mas Bayu. Gapapa deh sekarang biar kamu yang pake hihihi" ucap Ka Rani ketika sudah kembali ke kasur.

Tangannya sibuk memotong tali rapia menggunakan korek api milik Mas Bayu hingga menjadi 4 bagian.

"Nurut ya.." ujarnya lagi. Kali ini Kak Rani tidak menunggu respon ku.

Kaki ku yang daritadi merapat langsung ditarik mengangkan. Kurasakan vagina ku merekah karena posisi kaki nya yang kini terbuka lebar. Satu per satu pergelangan kaki ku di ikat tali dan di tautkan ke ujung kasur.

Setelah selesai, giliran kedua tanganku juga ikut direnggangkan oleh Kak Rani. Kedua pergelangan tanganku diikat tali dan ditautkan ke ujung kasur.

Aku sebenarnya mau protes. Tapi melihat Kak Rani memperlakukan ku dengan baik, ada rasa percaya menyerahkan diriku kepada nya mengikuti instruksi nya.

Terakhir, Kak Rani mengambil stocking hitam milik nya kemudian dilipat menjadi sebuah penutup mata. Stocking itu kemudian diikat mengitari mataku membuat pandangan mataku tak bisa menembus sama sekali.

"Kakk.."

Aku mulai cemas ketika aku mulai merasa tidak berdaya atas tubuhku. Seluruh kaki dan tanganku terikat keras dengan tali. Gerakan tangan dan kaki ku mencoba melepaskan ikatan ternyata tidak membuahkan hasil. Mungkin dulunya Kak Rani bekas anak pramuka sehingga kemampuan tali temali nya begitu baik.

"Kita mulai yaaa.." Ka Rani mengucapkan nya lumayan keras.

Krek..

Aku langsung berdebar mendengar suara krek itu.

Karena kini mata ku tertutup sepenuhnya, indera ku yang lain terasa menjadi lebih sensitif dibanding biasanya.

Aku menduga suara itu adalah suara pintu kamar mandi yang terbuka.

Apakah Mas Bayu sudah keluar dari kamar mandi? Apakah tadi Kak Rani memberikan kode makanya suara nya di keraskan? Apakah berarti sekarang Mas Bayu sedang memandangi tubuh ku yang bugil terikat tak berdaya? Apakah dia kecewa melihatku seperti wanita murahan menyerahkan tubuhku untuk disentuh olehnya?

Oh my God.. Seluruh praduga merasuki pikiran ku. Rasa cemas, khawatir dan takut mulai menyelimutiku.

Kasur kembali bergoyang.

Siapa yang naik ke kasurku?

Kak Rani atau Mas Bayu?

"Mmmhhh..." desahan langsung keluar ketika ada lidah yang menjalar di tetek ku.

Lidah siapa ini?

Andai saja aku disentuh, aku pasti bisa membedakan jari lentik milik Kak Rani atau jari laki-laki milik Mas Bayu.

Uhhh... aku mulai menggila...

Lidah yang merayap mengitari pentil, tetek, dan ketiak ku membuat tubuh ku menggeliat tak karuan.

Sensasi yang kuterima berkali-kali lipat lebih menyiksa ketika mata ku tidak dapat melihat area mana yang akan dijilat setelahnya.

Dalam tempo cepat, kurasakan rembesan hangat mulai mengalir di dalam vaginaku. Ughhh... gairah ku sudah memuncak. Cukup.. aku ga tahan...

"Nghhhh.... ahhh.... oughhh...." desahan demi desahan keluar dari bibirku.

Ayo cium aku! Kalau orang ini mencium ku, aku pasti beda membedakan siapa yang menciumku. Tapi seperti nya orang ini dengan intens menyerang dada ku habis-habisan. Vagina ku sudah becek dibuatnya.

Lidah yang daritadi menyusuri tubuh ku tiba-tiba berhenti.

Uhhh.. kemana lidah itu? Mau kemana diaaaa...

Aku benar-benar dibuat gila dengan permainan ini.

Apakah lidah itu akan kembali menyerang puting dan tetek ku? Atau akhirnya turun ke vagina ku membiarkan ku terbebas dari puncah gairah ku yang daritadi belum mencapai klimaks? Atau ke tempat lain?

Ahhhh.... aku frustasi.

Saking tegang nya aku menunggu serangan rangsangan berikutnya, dada ku menjadi sangat berdebar. Di tengah keheningan kami di kamar ini, degupan jantung ku sepertinya bisa sampai terdengar oleh Kak Rani atau Mas Bayu.

Cukuppp... jangan siksa aku begini...

"Aghhhhkkk...." aku terpekik kaget ketika lidah itu kembali menjalari tubuhku. Telapak kaki ku. Bagian yang tidak pernah aku duga. Lidah itu menari-nari di dari telapak kaki ku hingga ke sela-sela jemari kakiku.

"Ssshhh...." aku hanya bisa mendesis menahan geli sekaligus gairah yang menjalar ke seluruh titik tubuhku.

Dengan pelannn...

pelannn...

dan pelannn...

Lidah itu menjalar perlahan naik ke betis hingga pangkal paha ku.

Hingga..

Tubuhku kembali melenting ke atas. Dadaku membusung begitu tinggi terdorong desakan gairahku yang tak tertahankan.

"AAARGHHHH....." dengan erangan yang begitu parau, pinggulku menghentak hebat terdorong nikmat nya klimaks yang kurasakan..

Gilakkkk.... rangsangan lidah itu begitu membuai ku dengan kenikmatan tiada tara. Tak pernah terfikirkan dengan imajinasi terliar ku kalau aku akan orgasme tanpa ada sentuhan sama sekali di vagina ku. Cairan orgasme ketiga ku malam itu keluar membanjiri selangkanganku.

"Ampunhhhhh....." belum selesai getaran klimaks ku barusan, lidah itu kembali mendera tubuhku dengan rangsangan. Kali ini akhirnya lidah itu sampai ke klitoris ku. Lidah itu kembali menari dengan indah menyerang titik titik syaraf yang ada di klitoris ku.

"Ughhhh...." belum cukup siksaan yang dia berikan, kurasakan jari-jari kasar mengobok vagina ku sampai akhirnya menekan dengan tepat area g-spot ku.

"Arrrghhhh..... Mashhh Bayuuuhhhh ampuuunnnnhhhhh...." akhirnya aku tahu siapa yang mengerjaiku daritadi.

Jari dengan ruasnya yang lebar itu sudah pasti milik Mas Bayu.

Mas Bayu gila! Tidak heran Mba Wanda dan Kak Rani sampai ketagihan ditiduri oleh pejantan perkasa ini. Permainan nya sangat luar biasa.

"Nyerahhh mashhhh.. ampunnn..." ku lempar-lemparkan kepala ku ke kanan dan ke kiri tak kuat menahan jilatan di klitoris serta kobokan jarinya menyiksa g-spot ku.

"Faaaackkhhhhh...." lolongan kembali terdengar malam ini.

Srrrrttttt.... currrrr......

Kurasakan aliran cairan kemaluan ku mengalir deras seperti pipis menerpa wajah Mas Bayu... ohhh maafin aku mas... kamu yang telah membuatku gila karena nikmat ini...

"Wahhh gila... bisa sampe squirt loh dia... duh ga tahan memek aku ngeliat muka sange nya si Ayu Mas.." ujar Kak Rani tiba-tiba.

Dari arah suaranya sepertinya Kak Rani duduk dikursi di ujung ruangan.

Daritadi berarti aku jadi tontonan gratis Kak Rani? Ahhh... makin ga ada harga diri nya aku ini....

"Mmmhhhh.." pagutan ciuman yang kutunggu daritadi akhirnya tiba. Ciuman dari pejantanku. Mas Bayu.

Sambil terus memagutku, kurasakan ikatan tali di tanganku dan stocking di mata ku dilepaskan oleh Mas Bayu. Langsung kedekap tubuh hangat Mas Bayu seolah aku tak ingin melepasnya pergi meninggalkan tubuhku.

"Langsung Mas.. udah 4 kali si Ayu, keburu pingsan dia.." ujar Kak Rani memisahkan ciuman mesra kami berdua. Huh.. pengganggu..

"Masih ada besok sayang.. sekarang pembuka dulu buat memek kamu ngerasain gimana rasa nya disodok kontol mantep punya Mas Bayu ya.." Kak Rani seperti nya memahami rasa sebal ku yang tergambar jelas di ekspresi muka ku ke arahnya. Dia mendekati wajahku dan menggantikan Mas Bayu menciumku kembali. Meski sebal kepadanya, aku dengan pasrah menikmati cumbuan ku lagi dengan Kak Rani.

"Gue masukkin ya yu.." tanya Mas Bayu di bawah sana. Ujung kepala penisnya yang besar sepertinya mulai akan membelah vagina ku.

Muka ku langsung panik.

"Tenang aja.. kontol Mas Bayu udah basah kok daritadi udah gue ciumin hihihi" bisik Kak Rani di telingaku. Dada ku langsung panas karena cemburu.

"Ga usah cemburu.. besok sama lusa Mas Bayu bakal jadi jatah kamu kok.. cuppp..." ucapnya lagi ditutup dengan mengecup bibir ku lembut.

Sebelum aku protes...

"Aaaahhhh... sempit banget yu memek lo kaya perawan.." ucap Mas Bayu ketika memulai penetrasi nya ke dalam vagina ku.

Ahhh... besarnya penis Mas Bayu...

Ada rasa perih karena dinding vagina ku seakan dipaksa terbuka lebar dengan penisnya yang tebal. Rasa menyengat yang menjalar di vagina ku terpaksa harus kutahan dengan keras supaya Mas Bayu menuntaskan penetrasi nya. Kupeluk tubuh Kak Rani erat-erat melampiaskan rasa sengatan yang terasa di selangkanganku.

"Sabar.. entar juga enak kok.." bisik Kak Rani menenangkan ku. Sepertinya Kak Rani juga mengalami pengalaman yang tidak jauh berbeda denganku.

"Gila sempit banget" ujar Mas Bayu ketika penis nya sudah terasa mentok di dalam vagina ku. Vagina ku terasa begitu penuh terisi oleh penis nya. Meskipun tersisa rasa nyeri, hangat penis Mas Bayu serta rasa bahagia yang membuncah akibat impian ku yang menjadi kenyataan membuat otot vagina ku mulai rileks.

"Ayo mashh.." aku pun memperbolehkan nya memulai sodokannya menikmati vagina ku sesuka hati nya.

Sudah kuserahkan seluruh tubuh ku untuk Mas Bayu.

Kak Rani mulai aktif kembali mencumbu dan merangsang tetek ku. Posisinya sudah berada di atas tubuhku menindih tubuh langsing ku.

Duh enak banget Mas Bayu sambil ngegenjot vagina ku ditambah dapet pemandangan pinggul Kak Rani yang seksi. Huhh...

Ayunan pinggul Mas Bayu sudah mulai dipercepat. Irama sodokan nya ku imbangi dengan hentakan pinggul ku menyambung goyangannya menghantam selakangkangan ku.

Sudah tidak ada lagi nyeri yang kurasa. Kini gatal karena nikmatnya sodokan penis Mas Bayu sudah menyemuti syaraf vagina ku. Di tambah rangsangan dan cumbuan Kak Rani, tubuhku benar-benar melayang pasrah menikmati deraan kenikmatan yang mereka berdua berikan.

Makin lama sudah semakin kurasakan rasa gatal yang berkumpul di vagina ku. Rasa ini.. rasa klimaks akibat tusukan penis Mas Bayu... oughhh...

"Mashhh... akuhh.. mau keluar...." erangan ku sudah terbata-bata karena aliran listrik seakan menyambar seluruh tubuhku.

Dengan sekali hempasan, semprotan cairan kemaluanku kembali dikuras oleh penis Mas Bayu. Meskipun ikatan di mataku sudah terlepas sejak tadi, pandangan mata ku kembali pudar seakan aku tak sadarkan diri.

"Oughh.. Mass... jangan kelamaan... akuh udah ga kuathhh..." suara erangan Kak Rani membangunkan ku dari pingsan kecil ku barusan.

Ketika aku tersadar kembali, wajah Kak Rani sudah memerah dan menengadah ke atas. Kak Rani menahan gairah nya yang semakin memuncak akibat sodokan penis Mas Bayu di vagina nya. Tetek nya yang besar itu terlihat terlempar-lempar akibat goncangan sodokkan Mas Bayu yang begitu buas.

Aku pun terpana melihat Kak Rani yang tak berdaya di 'perkosa' dengan buas oleh Mas Bayu di atas tubuhku. Wajah Kak Rani terlihat begitu cantik dengan tubuh yang seksi. Ternyata, selain bidadari seperti Kak Dera dan Mba Wanda, ada satu bidadari lagi yang sudah sepenuhnya menjadi milik Mas Bayu.

Tidak ada rasa cemburu kali ini di dadaku. Aku malah berhasrat untuk membuat Kak Rani semakin menikmati persenggamaan nya dengan Mas Bayu.

"Oughhh yuuu... tetek ku diapainnhhh.." erangnya tersadar kalau aku sudah bangun dan mulai aktif meremas-remas teteknya yang aduhai. Tak lupa kumainkan pentil coklat milik nya membuat Kak Rani semakin merem melek keenakan.

"Akhhhh... ga kuattthhhh... akuhhh udah gakuat mashhh..." sepertinya klimaks Kak Rani sudah di ujung tanduk.

"Dikithhh lagi Rannhhhh...." Mas Bayu juga sebentar lagi mencapai klimaksnya.

Suara aduan paha mereka terdengar sangat nyaring.

Plakk... plak.... plakkk...

Belum lagi ditambah bunyi tamparan tangan Mas Bayu mendera pantat semok milik Kak Rani. Benar-benar pemandangan yang begitu menggairahkan.

"Rannnhhhh...." Mas Bayu mengejang menandakan klimaksnya sudah dekat.

"Ayooooooo....." Kak Rani mengiringi dengan teriakan penuh kenikmatan.

:Oughhhh...." lenguhan mereka berdua mengakhiri permainan panas pasangan ini.

Brukkk...

Kak Rani langsung ambruk di samping ku. Mata nya memutih. Sepertinya itulah yang aku tadi rasakan seperti pingsan hihihi...

Melihat Mas Bayu terduduk lemas dengan penis yang berlumuran sperma serta cairan kawinku dan Kak Rani. Aku pun langsung merangkak menyergapnya.

"Ughhh.. yuuuuu...." Mas Bayu mengerang dan meremas rambut ku ketika aku mulai menjilati sisa cairan di penis nya yang mulai melemas itu.

Ploppp...

Kulepas penis Mas Bayu yang sudah lemas itu setelah bersih dari sperma. Kurasakan aroma menyengat dari sperma Mas Bayu dari mulut mungilku ini. Bergidik aku menhirup aroma yang tidak akan pernah aku lupakan ini.

"Makasih ya yu.." Mas Bayu tiba-tiba mencium keningku. Rasa senang dan bahagia langsung menyelimuti perasaanku.

"Langsung tidur yuk, udah lemes banget gue. Si Rani juga udah pingsan tuh kayaknya" ajaknya dibalas dengan lenguhan Kak Rani menandakan dia terbangun tapi sudah tak bertenaga untuk bergerak.

"Ayo Mas.." kecupan bibir ku dipipi Mas Bayu menjadi penutup pengalaman indah kami malam ini.

Aku tidur di dada kiri Mas Bayu dengan tangannya mendekap tubuhku erat.

Kak Rani yang tengkurap di sebelah kanan Mas Bayu pun langsung ditarik agar berpindah ke dadanya.

Duh enak banget pejantan ku ini bisa meniduri dua bidadari sekaligus. Huhh...

--

Duh Gusti.. Terima kasih sudah memberikan ku kesempatan yang indah ini..

Meskipun aku tahu kalau hati Mas Bayu telah dimiliki oleh Kak Dera..

Setidaknya malam ini aku sangat bersyukur telah diberikan kesempatan untuk merasakan kehangatan dari pria yang sangat aku sayangi ini..

Ahh… anda saja aku menolak untuk diperawani waktu itu..

Pasti malam ini akan lebih sempurna kalau perawan ku bisa diambil oleh Mas Bayu...

Andai saja…

==
 
Suhu-suhu semua..
Update dipercepat ya soalnya besok harus dines keluar kota bawa laptop kantor.
VPN kantor bikin laptopnya ga bisa nembus website semprot.

Ane tetep muncul pake hp, tapi belom bisa update dulu ya..
Next update kalo udah balik ke rumah

:bye::bye::bye:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd