Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cinta seratus juta Rupiah

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Dramatik banget gan..
sampe nangis ne karena kurang panjang ceritanya...
 
menurutku, jangan dulu ada ss dalam beberapa chapter ke depan bro, entah sama vina atau wendy, spy tidak terkesan gampangan bro.
Tapi kalo ente mau nyisip ss, sama sandra juga ngga apa apa bro. He..he..
 
Bisa bisa si Sandra ini Vina juga.......jaDi sandra ini kalau gak Vina ya wendy.......
 
Nunggu apdet ahh...:mancing:
 
Bro..ceritanya aku usul bagaimana kalau endingnya nikahnya jadi sama wendy meski rio nya melanglang buana dama cewek lain...karena wendy yg pertama bagi rio..cerita yg bagus bro
 
Chapter VIII

"Wendy!! Kok lama banget??" Teriak ku pada Wendy, Sudah satu jam aku menunggunya berdandan. Taxi pesanan ku pun sudah menunggu didepan rumah.

"Bentar Om!! Nanggung nih!!" Balasnya berteriak. Huft, apa yang sebenarnya ia lakukan di kamar? Apa wanita selalu berdandan selama ini?? Ahh, aku mulai hilang kesabaranku....

"TOK!!!TOK!!! TOK!!!"
"Wendy Buruan!!!"

"GLeeeeek...." Wendy perlahan membuka pintu dan keluar dari kamarnya. Betapa terkejut dan terpanahnya diriku melihat penampilannya. Ia 100% berbeda dari hari hari biasanya. Wendy kini mengenakan mini dress merah dan atasan Bolero hitam. Make up nya natural, tidak terlalu Menor , tapi tetap enak dipandang. Ia seperti seorang model yang siap berjalan di catwalk. Hanya saja ia terlalu pendek untuk jadi seorang model. :D

" om?? Hello?? Wendy udah siap nih. Gimana AirPort fashion Wendy?? Cantik kan??" Oh my god , setan kecil ini berhasil menembak jantung ku. Ia berubah dari seorang anak tomboy menjadi layaknya putri Raja yang cantik.

"Cantik banget..... " aku tak mampu berkata apa apa lagi . Wajah nya benar benar mengalihkan duniaku.

"Biasa aja dong om :D ilernya ampe keluar gitu ... Hehehehehe, yuk ahh katanya mau cepet " wendy langsung meraih tanganku lalu segera menarikku keluar. Ku kunci pintu rumahku lalu menitipkannya ke tetangga agar Eko dapat mengambilnya sewaktu ia menjaga rumahku dengan Rara. Kami pun naik ke Taxi dan langsung menuju Bandara.

"Ehh!! Kacamatanya lepas aja dong...." Wendy lalu melepaskan kacamataku , meh, pandanganku mulai kabur sekarang . Muka Wendy kini samar samar , padahal aku ingin terus melihat wajahnya.

"Nah kan cakep tuh , sekarang nih kupakein softlens, " nah , darimana ia dapatkan softlens itu?? Aku belom pernah memakai softlens sebelumnya. Itu jauh berbahaya daripada pakai kacamata. Lagipula anak laki laki tak ada yang pakai softlens.

Perlahan Wendy mulai memakaikan softlens itu padaku. Tak lama kemudian aku sudah bisa melihat jelas. Pandanganku kini amat terang dan jelas layaknya pandangan mata normal. Hmm, ternyata tidak buruk. Sayang aku tidak mengerti cara memakai dan melepaskannya.

"Nah kan tuh tambah keren, kemaren siang aku pesen dari online store hehehe Selfie yuk.." Jeglek.

Sepanjang jalan , Wendy asik berselfie selfie ria sambil berBBMan dengan teman temannya. Sesekali sopir taxi kami pun curi curi pandang melihatnya.

Akhirnya kami tiba di Bandara. Berpuluh puluh porter langsung mengerubungi kami menawarkan jasa jasa mereka. Heh, masa bodoh aku tidak pernah memakai jasa Porter. Belakangan mereka suka merampok kantong ku lebih dalam.

"Om, bawain Koper Wendy dong. Berat nih, coba tadi pake portir aja .. Huhuhuhuhu T^T " huft , dasar sok manja. Sejak kapan ia jadi malas begini?? "Yaudah, sini aku bawain..."

Ahh, aku persis seperti orang aneh , membawa dua koper sekaligus di kedua tanganku. Ku langsung check in penerbanganku dan memasukkan koper kami ke bagasi.

Tak seperti biasanya, wendy hari ini begitu tenang dan dengan manisnya terus menempel padaku seperti perangko. Kami persis sepasang pengantin baru yang ingin berbulan madu.

....................

Ia terus memandangi awan awan yang terbentuk indah diluar pesawat kami. Ia tampak begitu terpesona . Ini pertama kali nya Wendy naik pesawat. Dan aku tak pernah bosan memandangi wajahnya yang manis dan berseri seri itu.

"Aku gak pernah lihat awan dari dekat. Aku gak tahu kalau mereka seindah ini." Sahutnya dengan manis. Jantungku terus berdegub kencang. Ini pertama kali nya aku berpergian bersama orang lain. Biasanya aku bepergian sendiri atau bersama keluargaku.

Apa yang kurasakan sekarang sungguh tak biasa dan aneh. Ku seakan Canggung dan malu dibuatnya. Beda halnya ketika aku bersama Vina. Jika dengan Vina ku canggung menahan nafsu dan Birahi ku yang memberontak. Tapi sekarang ku canggung dan malu untuk berkata apapun padanya.

Kami pun mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II. Penampilan Wendy sungguh menyita perhatian banyak orang. Banyak bola mata yang melirik padanya. Ia bagaikan. Ia bagaikan Aktris yang baru saja tiba di suatu negara.

Sebuah mobil Alphard hitam kini telah menunggu kami di barisan parkiran VIP. Mas Revi dan Mas Bejo juga telah menunggu kami dipintu keluar kedatangan dengan kemeja serba hitam seperti bodyguard. Mereka pun menyambut kami lalu membawakan barang barang kami ke mobil.

"Waaaaaaaah, itu sopir sama bodyguard om ya?? Wendy kira tadi kita naik Taxi..." Sahut Wendy yang terkagum kagum.

"Silahkan masuk Mbak..." Mas Revi membukakan pintu mobil lalu mempersilakan kami masuk. Wendy pun tersenyum senyum lalu masuk ke dalam mobil. Ia pun tersipu malu membuang mukanya ke Jendela mobil.

"Om , aku jadi geli nih, hehehe udah kayak Artis aja disambut gitu" sahutnya berbisik bisik denganku

"Udah biasa aja Wendy, tiap kali aku pulang ke palembang pasti dijemput gini." Balasku berbisik padanya.

"Ntar kalo ketemu orang tua om aku harus gimana?? Aku nervous banget nih.." Jawab Wendy kembali bertanya.

"Udah relax aja, let it flow , biar aku yang ngatur" sahutku menenangkannya. Wendy pun erat menggenggam tanganku.

"Good luck ya Darling....." Wendy tersenyum manis sambil mengedipkan mata kirinya padaku. Kini ia benar benar menembak jantung ku. Perempuan cantik ini akhirnya mampu melelehkan hatiku.

"Om jangan GR ya. Itu cuman iseng, supaya keliatan beneran gitu lho, hehehehe ;) " sahutnya berbisik padaku. Sayangnya aku lupa bahwa semua ini hanya pura-pura :(

Kami pun tiba di rumah orang tuaku. Beberapa security dan pelayan telah menunggu kedatangan kami berdua. Wendy pun terkejut dan terkagum kagum dengan rumah orang tuaku yang luas dan bertema Eropa itu.

"Maaf Non , Mas , kita udah sampe." Sahut Mas Bejo menoleh ke kami berdua. Mas Revi kemudian membukakan pintu mobil. Wendy menggandeng erat tanganku lalu aku menuntunnya turun dari mobil.

Beberapa pelayan kemudian menurunkan barang barang ku. Perasaanku kini amat gugup dan canggung. Awalnya aku takut Wendy gugup dan takut namun ternyata ia begitu tenang dan menggandeng lenganku layaknya kekasih sungguhan.

Kami pun masuk ke rumah. Ayah dan Ibuku pun langsung menyambut kami dengan hangat.

"Anak Mama udah sampe , " sambut Ibuku yang lalu memeluk dan mencium kedua pipiku. "Waaah, ini ya Calon Menantu Mama, cantik sekali ini. Namanya siapa???"

"Wendy Tante " jawab Wendy sambil mencium tangan Ibuku. Ibu tersenyum lebar. Gaya Wendy yang cantik dan manis berhasil mengambil perhatian ibuku.

"Waduuuuh, gak nyangka Rio punya pacar segini cantiknya. Manis banget pula. Tapi masi kecil banget ya?? Umur kamu berapa Nak??" Tanya Ibuku yang tersenyum terpesona.

" 18 tahun Tante :) " jawab Wendy dengan tenang sambil tersenyum pada Ibuku. Iya tampak tenang tanpa gugup sedikit pun . Benar benar membuat semua permainan kami terlihat nyata.

"Wooooow, masi muda banget. Sembilan tahun lo beda umurnya Ama Rio. Tapi cocok kalian cocok banget kok. Kalian kenal dari mana?? Apa orang tua kamu udah setuju kamu menikah??" Ayahku terkejut dengan umur Wendy yang masih sangat Muda. Tapi Ayah dan Ibuku juga terlihat begitu gembira melihatku yang kini mampu memperkenalkan calon istriku pada mereka.

"Kami dah lama kenal di Facebook Om. Kebetulan hobby kami sama. Rio suka korea aku juga suka Korea. Awalnya kami cuma ngobrol sharing terus jadi curhat curhatan terus ketemuan jalan bareng dan akhirnya baru dua bulan yang lalu Rio ngungkapin kalo dia sayang aku. So akhirnya kami jadian Om. And orang tua ku juga setuju aja kami nikah. Toh daripada lama lama pacaran terus putus.? Lagipula kami udah cukup saling kenal" Jelas Wendy. Ia mampu mengarang cerita lalu meyakinkannya pada Ayahku. Segala keraguan pun Sirna. Kini semuanya terlihat begitu sempurna.

"Oooh , awalnya teman Facebook , ayo Wendy kami sudah siapkan Makan Malam buat kalian ...." Kamipun makan malam bersama. Berbagai jenis makanan khas Palembang sudah tersedia di Meja Makan. Ibu dan ayah telah mempersiapkan semuanya dengan ssempurna. Mereka sepertinya amat menunggu momen momen seperti ini.

Sepanjang makan malam itu, ayah dan Ibu terus berbincang bincang dengan Wendy. Mereka menanyakan banyak Hal tentang Wendy , dan ia pun menjawabnya dengan jujur. tentu saja kecuali persoalan kawin kontrak itu. Wendy memang pintar sekali mengambil hari mereka. Dalam waktu kurang dari dua jam saja ia sudah begitu dekat dengan orang tuaku.

Ibuku memperlakukannya seperti putrinya sendiri. Dari dulu Ibuku memang sangat menginginkan anak perempuan. Namun ternyata kakakku dan Akulah yang muncul ke dunia ini. Tapi kehadiran Wendy seperti membuat harapannya menjadi nyata.

"Baiklah ayah dan Ibu sangat sangat setuju dengan kalian berdua, jadi jangan ditunda tunda lagi. Bulan depan kalian harus menikah di Jakarta. Ayah dan Ibu juga siap melamar Kepada keluarga Wendy di Bogor. " sahut ayah ku dengan begitu semangat. Ku dan Wendy pun terkejut. Tak kusangka mereka akan segera menikahkan kami berdua secepat itu.

"Bulan depan nikah???!! Apa gak buru-buru yah??" Sahutku yang terkejut.

" makin cepat makin baik, toh kalian udah saling cocok kan?? Orang tua Wendy juga sudah setuju kan ?? Iya kan Wendy??" Balas Ayahku yang makin menggebu gebu.

"I-iya Om hehehehehe " Wendy tertawa kecil menyambut perkataan ayahku. Ia tak bisa apa apa kecuali menerima statement itu.

"Nah sudah. Kita atur aja kapan kita akan melamar Wendy, kapan tanggal nikahnya, serah serahannya apa. Soal undangan dan gedung di Jakarta nanti biar anak Buah Papa yang urus."

Kami tak punya pilihan selain menyetujui semua itu. Sebuah pepatah Cina pernah bilang , bila kita berbohong maka akan diikuti kebohongan lainnya. Ternyata semua itu benar, meh :/ , May the god forgive me T^T

...............

Ku kini terdiam diruangan tempat biasa ku bermain dulu. Ku duduk di sofa sambil menonton film. Ruang ini tak berubah dari terakhir aku meninggalkannya. Tampak sebuah gitar akustik ku masih terpajang rapi disudut ruangan dan grand pionaku masi dengan indahnya menghiasi Ruangan ini.

" om belom istirahat??" Sahut Wendy yang tiba tiba masuk keruanganku. Kini ia kembali menjadi setan kecil seperti biasanya.

"Belom Wen, masi asik nonton nih," sahutku sambil menonton TV. Wendy lalu duduk disampingku.

"Waah rumah Om gede banget. Kenapa gak tinggal disini aja om. Fasilitas aja lengkap , semua ada. Terus kan jauh lebih Gede dari rumah om di Jakarta??"

Yeah banyak orang yang berkata seperti itu padaku. Termasuk Eko , Pacarnya Rara dan beberapa temanku lainnya. Its a Long story afterall.

"Ceritanya panjang Wen. Sebenarnya aku belom pernah cerita ama siapa aja , termasuk teman baik aku eko. Tapi kayaknya udah saatnya aku cerita ke kamu..." Sahutku yang lalu menatap halus Wendy.

"Emangnya kenapa om??"

Ceritanya dimulai hampir Enam tahun yang lalu. Dulu aku baru lulus S2 dan langsung bekerja dengan Papa. Aku akui waktu itu , aku terlalu santai dan tak bertanggung jawab karena aku merasa aku bekerja pada ayahku sendiri. Tak ada yang berani menegur ku karena aku anak bungsu dari Boss perusahaan. Hari ke hari semua makin buruk, kerjaku hanya main saja tanpa rasa tanggung jawab sedikitpun. Akhirnya malam itu Ibu masuk ke ruangan ini terus memarahiku.

"Kamu mau jadi apa hah??!! Tiap hari cuma main aja!! Gak ada hasil!! Tanggung jawab gak ada!! Mentang mentang kerja sama ayahmu!! Gimana mau jadi orang kamu!! Udah kuliah malas!! Kerja Malas!! Mau jadi gembel kamu!!"

Ibu marah besar malam itu. Ibu belom pernah marah besar seperti itu. Ternyata banyak orang orang terutama teman dan karyawan karyawan ayahku yang membicarakanku dibelakangku. Ayah dan Ibu ku pun tak mau diam dan akhirnya menegurnya keras.

" Dasar pemalas!! Mungkin kalau kamu pergi dari sini, kamu baru tau susahnya hidup! Gimana orang susah buat dapatkan sesuap nasi saja!! Pergi kamu dari rumah ini!! Jangan pernah kembali sampai kamu berubah!!"

Aku mulai merenung dan menyendiri. Mungkin perkataan mereka benar. Mungkin aku tak kan pernah merasakan hidup jika aku terus tinggal bersama mereka.

Sejak saat itu aku memutuskan untuk melamar pekerjaan di Jakarta. Awalnya memang begitu sulit . Awalnya aku hanya mengontrak disebuah kos kosan kecil di daerah Tanjung Priok. Dari bekerja menjadi karyawan rendahan hingga aku menjadi Junior Manager seperti sekarang. Sejak saat itu aku memutuskan untuk tidak pernah lagi kembali ke Palembang. Dan aku bersumpah tak akan sedikitpun menerima Warisan dari ayahku satu rupiah pun walaupun aku berhak atas itu semua.

"Sabar ya om. Mungkin waktu itu mereka cuma Emosi. Paling gak kan sekarang om udah bukan pemalas lagi. " sahut Wendy sambil menepuk pundakku. Ini pertama kalinya aku mencurahkan unek unek yang selama ini ingin kuceritakan kepada orang lain.

"Kamu gimana dengan Ibu kamu?? Gimana nanti kamu mau jelasin ke Ibu kamu soal pernikahan kita??" Tanyaku pada Wendy.

" sebenarnya beberapa hari yang lalu aku udah cerita soal kamu tapi aku gak bilang kita kawin kontrak. Aku cuma bilang kalo kita sebenarnya pacaran lama dan kamu lunasin hutang hutang ku sama pak Usman. Mungkin Ibu gak kan heran kalo dengar kita akan nikah." Jelas Wendy padaku. Ia bilang pada Ibunya bahwa kami berpacaran? Entah kenapa walaupun itu hanya kebohongan tapi entah kenapa aku sedikit senang mendengarnya.

"Om.... Kalo ntar kita nikah?? Apa aku harus undang teman teman dan keluarga aku juga??" Tanya Wendy dengan polos.

" iya , Mama dan Papa om tak tahu tentang rencana kita , jadi kita harus anggap semua ini sungguhan." Balasku padanya. Wendy lalu mendekatkan tubuhnya padaku. Ia menatap serius dan penuh perasaan.

"Om, sebenarnya udah lama Wendy mau bilang, hiks... Makasi banyak ya om, kalo gak ada om mungkin Wendy udah dijual jadi pelacur oleh Pak Usman. Mungkin Wendy gak kan ketemu lagi ama Ibu kalo gak ada Om..... Selama ini Om udah baik banget ama Wendy. Bahkan mantan mantan pacar Wendy gak ada yang sebaik ini ama Wendy. Wendy gak tahu gimana harus balas semua kebaikan Om ama Wendy..."

Wendy pun menangis bercucuran air mata. Perlahan aku pun memeluknya . Wendy pun menangis sekuat kuatnya dipelukanku. Ia memelukku begitu erat. Waktu serasa terhenti. Malam ini benar benar berbeda dengan malam malam lain ketika aku bersamanya. Wendy yang selama ini selalu riang kini menangis sekuat kuatnya dipelukanku. Ku seolah tak ingin melepasnya dari pelukan ku. Begitupun Ia yang seakan enggan melepas pelukan ku.

To be continued.
 
waaa...udah ada update... makasi suhu atas cerita yg keren ini... mengalir dg indahnya... keep on posting suhu...
 
Waduh si wendy sdh nyampe palembang aja...kirain bsk mau ke palembangnya... kalo bsk bisa ketemuan sama wendy nih di bandara... bsk ane ke palembang...wkwkwkwkwkwkwk

Tengyu update nya suhu....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd