Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Cinta itu Dekat

Status
Please reply by conversation.
lanjutin memprospek 2 cewek yang sdh memprospek yuk me'...#kalimat opo iki...hahaha
 

Part 8: Kirain Mau Nginep

Jam di handphone gue udah menunjuk sekitar jam setengah sebelasan. Pengunjung udah mulai berkurang. Walaupun masih ada, banyakan mereka sedang bersiap mau pulang. Gue yang udah nunggu terlalu lama di tempat jajanan akhirnya balik lagi ke tempat panitia kumpul. Mau nggak mau sih. Stand-nya juga udah siap-siap mau tutup juga, masa’ iya tempat duduknya gue pakai terus.
9606d6526325795.jpg

Citra Anastasia Novariani a.k.a Kak Citra
Gue menunggu di tempat yang tidak begitu jauh dari pantia yang lagi ngumpul. Sepertinya mereka lagi rapat. Mereka duduk lesehan melingkar gitu. Ada yang berdiri juga. Salah satunya Kak Citra. Yak, gue setuju kalau dia berdiri daripada duduk lesehan di lantai. Bukan apa-apa, pakaian yang dia pakai masih sama seperti pas tadi dia pakai buat manggung. Gue bakal nggak tega dan cenderung nggak terima kalau ngeliat Kak Citra duduk lesehan. Pasti celana dalemnya bakal kelihatan sama orang di depannya, orang roknya setinggi itu. Beberapa menit kemudian, acara rapat mereka nampak udah selesai. Semua menghambur ke tujuan masing-masing.
04070a527813817.jpg

Kak Citra's Outfit
“Udah?” Tanya gue ke Kak Citra yang lagi jalan mendekat ke gue.

“Udah kok, lama ya?”

“Nggak papa. Udah biasa kok gue diginiin” Jawab gue ngambek. Lebih tepatnya pura-pura ngambek.

“Jangan ngambek dong, Me’, maaf deh kalau lama, kan gue juga nggak bisa ninggalin tugas gue gitu aja”

“Hehe.. iya iya becanda kok tadi. Pura-pura ngambek doang” Kata gue akhirnya mencoba menetralisir keaadan biar nggak terlalu drama. Kak Citra mau membalas candaan gue itu dengan cubitan di pinggang gue, secara reflek gue tangkap tangannya.

“Ih.. Lo gitu ah. Kirain ngambek beneran. Gue emang ngerasa bersalah kali, Me’, udah nganggurin lo tadi, tapi kan mau gimana lagi”​

Gue tersenyum menanggapi keluhan Kak Citra itu. Lalu entah keberanian dari mana, kedua tanggan gue memegang pundak Kak Citra, dan mulut gue, gue arahkan ke teliganya seraya berbisik,

“Kalau merasa salah, tanggung jawab dong”​

Nggak ada jawaban dari Kak Citra, yang ada hanya tatapan heran dan ekspresi speechless-nya dia aja melihat aksi gue tadi.

“Yuk” Lanjut gue sambil menggandeng tangannya dan berjalan ke parkiran.​

Gue merasa aneh dengan jalannya Kak Citra ini, jalannya agak lemes plus nyeret-nyeret kepaksa gitu. Kayak ada yang lagi di pikirin ama dia di sepanjang jalan menuju parkiran.

“Kenapa, kak?” Tanya gue.

“Nggak papa, kita pulang kan?”

“Mau nginep?”

“Eh. Kita Mm... kita pulang aja ya, Me’ “ Jawab dia kaget dan agak ragu-ragu. Gue tau kayaknya emang lagi ada yang dipikirin Kak Citra, tapi gue nggak tau itu apa.

“Kak, sebenarnya ada apa sih? Kak Citra ini kayak orang linglung deh” Tanya gue mulai gusar dengan keaadaan.

“Nggak papa kok, Me’, beneran. Kita pulang kan?” Tanyanya sekali lagi.

“Ya pulang. Emang mau apa lagi” Gue kok kayak gemes sendiri melihat tingkah Kak Citra saat ini. Sampai-sampai harus debat masalah ginian di jalan.

“Kirain...” Kata Kak Citra.

“Kirain?”

“Kirain mau nginep” Lanjutnya. Gue berusaha mencerna kata-kata Kak Citra barusan. Akhirnya terbesit di pikiran gue sesuatu, lalu gue tanyakan ke Kak Citra.

“Maksud Kak Citra, kirain kita bakal Mmm... cek-in gitu?” Agak hati-hati gue ngomongnya. Dia hanya balas dengan anggukan.

“Hahaha... ya ampun kak. Maksud gue itu, kirain kakak itu mau nginep di kampus. Kan kali aja urusannya belum kelar. Bukan maksud nginep cek-in di hotel. Ih. Kakak nih udah parno dulu” Tawa gue lepas. Gue lega akhirnya bisa tahu apa yang menjadi pikiran Kak Citra itu. Dia hanya cengar-cengir bego aja mendengar perkataan gue barusan. Baru kali ini gue tau, sisi lain dari Kak Citra. Mood swing. Kadang centil,kadang bertingkah konyol tapi dengan cepat berganti malu-malu dan ragu-ragu nggak jelas gini.

“Ya udah kita pulang ya, Fix?”

“Fix” Jawabnya dengan senyum mantap. Gue gandeng lagi tangan Kak Citra menuju mobil.​

***​

Kira-kira dua puluh menit kemudian, akhirnya kami sampai di depan rumah gue.

“Sekali lagi thanks ya, Me’ “ Kata Kak Citra dengan senyum di wajahnya. Sepertinya kejadian yang tadi udah mulai terlupa.

“Iya iya. Udah berapa kali nih ngomong makasih makasih mulu”

“Hehe..”

“Oh ya ini, gue tadi beli sesuatu nih, buat lo, Kak” Kata gue sambil membuka tas gue. Untung gue nggak lupa.

“Tadi kayaknya nggak bawa tas deh lo, Me’, beli tadi?”

“Iya. Sama satu lagi nih buat lo. Tadaa..” Gue menunjukkan sesuatu yang gue beli tadi.
Yak. Itu hiasan dashboard berbentuk boneka matahari.
e19b23529404019.jpg

“Buat aksesoris di mobil lo ini, kak, lucu kan. Gue lihat kayaknya belum ada hiasan dashboard di mobil ini, jadi ya gue beli aja buat lo, kak, hehe..”

“Hehe.. Makasih ya, Me’ “ Kata Kak Citra tersenyum riang.

“Sama-sama”​

Dia meletakkan barang yang gue kasih itu di dashboardnya. Dia terus merhatiin sambil senyum-senyum sendiri.

“Ih. Kak segitu senengnya ya gue kasih itu?”

“Hihi... iya seneng banget. Lucu soalnya. Warnanya juga suka”

“Gue ikut seneng deh kalau Kak Citra seneng”​

Kak Citra beralih dari mandangin hadiah tadi ke gue. Pandangannya kayak lagi mikirin sesuatu.

“Ada apa?”

“Gue juga punya sesuatu buat lo, Me’, sebentar” Kata dia sambil merogoh-rogoh tasnya.

“Ke mana ya?” Tanya Kak Citra Bingung.​

“Emang apa sih?” Tanya gue penasaran.

“Coba senterin pake HP lo, Me’ “​

Gue ambil HP gue yang ada di tas, nyalain fitur senternya lalu menyorotkan ke tas Kak Citra.

“Nyari apa sih, ketinggalan mungkin” Terka gue.

“Agak deketan, Me’, cahayanya kurang”​

Guepun lebih mendekat lagi sesuai permintaannya sambil melongok isi tasnya,tapi tiba-tiba...

Cup.​

Sebuah kecupan manis nemplok di pipi gue.

“Hihi... itu hadiahnya, suka nggak?” Tanya Kak Citra sambil tersenyum manis.

“Kenapa..”

“Ya gak kenapa-kenapa, ucapan terimakasih aja udah nemenin gue malam ini dan buat hadiahnya. Gue seneng”

“Bukan itu, kenapa cuma di pipi? Hehe..” Tanya gue sambil senyam-senyum tengil.

“Ih. Lo, Me’, dasar..” Kata Kak Citra sambil mau menowel pipi gue tapi kalah gesit. Tangannya udah gue tangkap duluan. Sejenak kita sama-sama diam dan saling menatap. Gue meneguk ludah dan memberanikan diri buat ngomong.

“Tanganmu lembut ya, kak”​

Cup.​

Entah keberanian darimana gue bisa senekat ini. Gue kecup telapak tangan kirinya yang tadi mau menowel pipi gue. Gue tatap lagi Kak Citra. Nggak ada reaksi apa, hanya dia fokus melihat telapak tangannya yang tadi gue cium.

Cup. Cup. Cup​

Gue kecup telapak tangannya dua kali lagi dan terakhir gue daratin ciuman gue merambat ke nadinya. Setelah terakhir gue kecup nadinya, gue tarik tangan Kak Citra, gue rengkuh belakang kepalanya lalu meyambar mulutnya dan dia menyambut ciuman gue dengan mesra.

Mmph... ah.. mmph.. slrupp.. mmh...​

Kami saling mengulum dan memberi kenikmatan satu sama lain. Merasa terganggu dengan tempat duduk yang agak berjarak, Kak Citra melepas kan ciumannya dan dalam sekejap dia beralih dari kursi kemudi ke kursi gue dan mendaratkan pantatnya dipangkuan gue. Kak Citra gue pangku dengan posisi miring mengahadap ke kursi kemudi. Dengan kedua tangannya dia memegang kepala gue dan menariknya mendekat ke wajahnya. Seketika itu juga mulut gue disambar oleh mulutnya dengan liar.

Mmpph.. mmhh.. mmph.. clep. Slrp.. ah.. mmph..​

Begitu intesnya kami berciuman. Kak Citra terus menyambut ciuman gue sambil menutup matanya, sepertinya dia sangat menikmati percumbuan kami. Tangan guepun nggak tinggal diam, gue peluk erat pinggangnya dengan kedua tangan gue agar badan kami lebih merapat. Ciuman gue berpindah turun ke lehernya. Ah... wangi banget tubuhmu, kak..

“Ahh... shh... mpph... ahhh.. ahh.. mmh...” Desah Kak Citra menikmati lehernya yang terus gue eksplor dengan ciuman-ciumanku.​

Mesin mobil yang sudah mati membuat kami lumayan kepanasan. Dengan adegan panas yang kami lakukan membuat tambah lancarnya bulir-bulir keringat mengalir dari badan kami berdua. Tak tahan dengan rasa panas ini, Kak Citra melepas jaket hitamnya sehingga sekarang dia hanya memakai dress mini model kemben yang tadi dipakai buat manggung. Gue sendiri masih asik menciumi dada atasnya yang terpampang jelas di depan gue. Gue usel-usel wajah gue di dadanya, menikmati bau harum parfum Kak Citra yang sudah tercampur dengan bau tubuhnya. Ahh.. rasa ini bener-bener memabukkan.

“Ahh... Me’.. Ssh...Ah... mmhh..”​

Lenguhan Kak Citra tak henti-hentinya keluar dari mulutnya. Dia mendongakkan kepalanya dan tetap menutup matanya meresapi apa yang kami lakukan berdua. Tangan kananya menekan-nekan kepala gue ke dadanya dan meremas-remasnya seakan menuntut perlakuan lebih dari apa yang gue lakuin sekarang. Tangan kirinya menuntun tangan kanan gue ke payudara kirinya. Gue tau apa yang harus gue lakukan. Gue remas-remas payudara yang padat itu dari luar karena masih terhalang dress yang ia kenakan.

“Mmmh.. teruss Me’.. ah.. ah..”​

Dia menggoyang-goyangkan badan dan menggesek-gesekannya ke badan gue agar lebih menikmati percumbuan ini. Oh.. Celana gue udah sempit banget. Udah sempit digesek-gesek pantat lagi. Ah... Terasa banget ada yang mengganjal di dalamnya tapi nikmat. Gue hentikan cumbuanku di tubuhnya untuk berbicara sebentar.

“Gue turunin dulu kursinya, Kak” Ujar gue.​

Gue atur kursi yang gue duduki ke posisi agak rebahan dikit. Kak Citra langsung merangsek tubuhnya mendekap tubuh gue dan menindihnya masih dalam posisi miring. Kedua telapak tangannya berada di dada gue dan meremas-remasnya dengan gemas. Bibirnya memburu bibir gue dan mendaratkan ciuman dan kuluman yang panas. Gue sambut keliaran mulutnya itu dengan membuka mulut gue dan gue mainkan lidahnya dengan lidah gue.

Mmph.. slruph.. slurph.. mmph.. ah... mmh... emh...​

Ah.. permainan lidah ini bener-bener buat gue terangsang banget. Gila. Gue nggak membiarkan tangan kiri gue nganggur. Gue gunain tangan kiri gue untuk meremas-remas pantat sekal Kak Citra sedang tangan kanan gue masih aktif merangasang payudaranya secara bergantian.

“Ah.. Me’.. Teruussh... mmhh..” Desah Kak Citra. Kali ini ciuman kami udah terlepas dan gue masih asik mencumbu pundaknya yang halus itu. Ketika lagi enak-enaknya gini. Tiba-tiba..​

Drrt... drrt...​

Suara getaran dan dan iringan nada terdengar dari HP milik Kak Citra. Kami menghentikan aksi panas ini dan Kak Citra mengambil HP itu dari tasnya. Gue melihat di layar HP-nya kalau yang menelpon dia adalah Amanda. Kak Citrapun mengangkatnya. Dia masih duduk di pangkuan dan menyenderkan tubuhnya di dadaku.

“Halo, Nda, ada apa?” Kata Kak Citra.

...

“Sebentar lagi. Ini udah mau sampe”

...

“Iya ini sebentar lagi kok”

...

“Iya, mah”

...

“Iya ini udah mau pulang kok, Mah. Sebentar lagi sampe”

...

“Iya”

...

“Iya”

...

“Ya udah. Da, Mah..”
Percakapan telponpun ditutup. Kak Citra lalu memandang ke arah gue.

“Me’, Maaf..” katanya dengan raut muka merasa bersalah.

Cup.​

Gue cium pipinya.

“Dari Tante Ranty ya” Kak Citra mengangguk. Tante Ranty adalah mamanya Kak Citra.

“Disuruh pulang?”
Dia mengangguk lagi dan mengigit bibir bawahnya dan mempelihatkan ekspresi bingung. Gue bisa melihat dari tatapan matanya ke gue kalau dia merasa nggak enak karena membuat apa yang kami lakukan tadi berdua harus terputus di tengah jalan.

Cup.​

Kali ini gue mengecup pundaknya yang terbuka. Tangan gue saat ini masih memeluk pinggang ramping Kak Citra.

“Ya udah pulang aja. Ntar Tante Ranty khawatir lho” Kata gue sambil tersenyum. Pasti kelihatan banget kalau senyuman gue terlihat ditegar-tegarin.​

“Makasih lho, Me’, atas pengertiannya” Kata Kak Citra dengan seulas senyumnya sambil tangan kirinya memegang pipi gue.​

Cup.​

Dia mendaratkan ciuman terakhir malam ini ke bibir gue lalu beranjak ke kursi kemudi. Gue mengatur kursi gue yang agak rebahan tadi ke posisi semula lalu membuka pintu mobil.

“Met malem, kak” Ucap gue sebelum keluar dari mobil.​

“Malem..” Balasnya​

Mobil Kak Citra melaju dan tak berapa lama langsung behenti. Kak Citra keluar dari mobilnya dan berjalan mengahampiri pintu gerbangnya. Dia melihat gue lalu melambaikan tangan. Guepun membalasnya dengan melambaikan tangan.

Gue juga masuk ke rumah gue. Sebelum mengetuk pintu supaya yang ada di dalam rumah membukakan pintu buat gue, HP gue berbunyi. Ternyata ada pesan.
From: Kak Citra
Jangan tidur dulu, ntar gue mau nelpon

Part 8... Selesai
 
Terakhir diubah:
santai saja suhu....
take your time...
cerita dan alurnya udah bagus kok...
sumpah jd mupeng liat mulustrasinya citra
 
apakah kak citra mengundang dame masuk kamar lewat jendela... ditunggu lanjutannya .. semangat
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd