Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta dan sayang itu beda..

Saat mereka semua sibuk candain si dila, aku dan sarah udah asyik bergumul di karpet tempat kami duduk. Kayanya si sarah udah ga sabar dari tadi, karena begitu aku duduk dia langsung menindihku dan mencium bibirku dengan nafsu.

Beberapa saat kemudian, barulah mereka sadar bahwa aku dan sarah sedang asyik bercumbu di balik meja.

“eeeh si sarah udah peluk-pelukan aja tuh dengan si iko..!” seru kak dian yang baru melihat kami.

Mendengar itu, si sarah pun menjawab,

“hehehe enak banget kak. Walaupun ada rasa-rasa ludah si dila dikit, tp masih enak” jawabnya ngasal.

Selang beberapa menit kemudian, si sarah berdiri dan membuka seluruh pakaiannya tanpa malu-malu lagi. Setelah itu dia langsung mengarahkan pantatnya ke bibirnya dan menduduki wajahku. Aku pun langsung menghujani anusnya dengan ciuman, yang langsung disambut dengan erangan-erangan penuh kenikmatan dari sarah. Kucolokkan lidahku sedalam-dalamnya ke dalam anus dan lubang vaginanya yang memang udah basah.

Tiba-tiba aku merasakan benda yang hangat dan basah membungkus kontolku , saat kulihat dari sela-sela memek si sarah, ternyata itu kak wida yang sedang mengulum kontolku. Emang wanita yang udah seumuran kak wida pengalamannya udah banyak, karena hisapan dan kulumannya di penisku bener-bener terasa nikmat. Mungkin khusus dalam hal ini gua berani bilang kak wida lebih jago dari kak dian. Kocokannya juga ga sekedar naik turun, ada gerakan memuntir pelan yang memberikan sensasi yang luar biasa. Aku sampe harus berusaha untuk tetap fokus memuaskan memeknya sarah yang sedang menempel di bibirku.

Setelah puas dengan jilatanku, sarah lalu mengambil posisi mengangkang diatas kontolku, dan dengan perlahan menurunkun pantatnya sampai kontolku berhasil menerobos masuk semua ke dalam memeknya.

Setelah beberapa kali menggoyang dengan perlahan, sarah pun memacu goyangannya dengan nafsu. Dadanya yang gede pun berguncang terombang ambing karena goyangannya yang liar. Kak wida yang juga udah ga sabar gantian menarik rok pendeknya ke atas dan membuka celana dalamnya, lalu gantian menduduki wajahku.

Kujilati memek dan anus kak wida dengan rakusnya. Entah kenapa anus kak wida lebih lebar dibandingkan sarah nadine dan kak dian. Aku pun langsung ngeh, jangan-jangan kak wida ini udah biasa main anal. Namun karena itu, lidahku jadi lebih gampang menerobos masuk anusnya.

Ga beberapa lama kemudian, sarah pun akhirnya KO. Tanpa menunggu lama, kak wida langsung mengambil posisi di atas dan mengarahkan kontolku ke memeknya yang udah basah. Lagi-lagi kak wida memperlihatkan tehniknya yang udah terasah pengalaman. Dengan gerakan sedikit memutar, dia mulai menggenjot kontolku dengan mahirnya. Kontolku terasa seperti diputar ditarik dan diputar kembali.

Kak wida sepertinya tau kalo dia terus main seperti itu aku ga akan bertahan lama, jadi mengkombinasikan gerakan-gerakan yang biasa namun tetap nikmat dengan gerakan berputarnya yang berhasil memperlama durasi permainan kami. Kalo tadi gerakan ‘tari ularnya’ diterusin pasti gua yang keluar duluan, dan ga beberapa kemudian lama kami berhasil keluar barengan karena teknik dan pengalaman kak wida yang luar biasa.

“hhhaaahhh sshhhh. Enak bangeeet ngentot sama berondong..” serunya puas dan jatuh menindih badanku. Kami pun berpelukan sejenak untuk mengambil nafas.

Setelah berisitirahat sejenak, kak wida bangkit dari atas badanku dan berjalan ke arah kamar mandi untuk bersih-bersih. Wajar aja sih karena aku tadi nembak di dalam, jadi dia pasti pengen cepet bersih-bersih. Kak dian juga datang membawakan tisu untukku dan membersihkan sisa-sisa mani dari kontolku.

“emang kebangetan si wida, udah dipake langsung ditinggal aja, bukan dibersihkannya dulu kontol adik kakak ini.” Gerutunya sambil tersenyum sayang kepadaku.

Entah kenapa rasa rindu dalam diriku meluap-lupa melihat senyumnya. Mungkin karena dari tadi aku mainnya dengan orang lain dan aku merindukan ekspresi horni kak dian yang merupakan campuran kecantikan malaikat dengan ekspresi binal seorang pelacur.

Tanpa berkata-kata aku langsung mengecup bibirnya, dan kak dian juga menyambut ciumanku dengan sayang. Namun ciuman kami ga berlangsung lama, kak dian melepaskan ciumannya dan berbisik ke telingaku.

“sshh sabar ya sayang. Kalo di terusin ntar kakak yang ga tahan, kamu ga tau gimana horninya kk ngeliat temen-temen kakak yang nafsu banget sama kamu kan? apalagi waktu ngeliat wajah puas mereka setelah ngentot sama kamu. Ssshhhhhh” bisiknya dengan suara mendesah sambil bergidik. Mata sendunya memancarkan ekspresi binal yang selama ini dia tunjukkan kalo dia udah sangek sampe ke ubun-ubun. Namun kali ini dia berusaha keras untuk mengendalikan nafsunya, mungkin karena dia merasa permainan ini belum usai dan belum waktunya bagi dia untuk ikut bermain.

Setelah berbisik kak dian kembali berdiri dan kali ini giliran una yang maju. Namun dia keliatan ragu-ragu ketika mendekatiku, namun ekspresinya ga bisa bohong. Una yang biasa pendiam dan pemalu banget sekarang ga bisa berhenti memandangi ketelanjangan tubuhku. Akhirnya setelah terlihat kebingungan selama beberapa detik, si una berbalik dan memanggil sahabatnya.

“nad, kita sama-sama aja yuk.” Ajaknya ke nadine.

Nadine langsung bangkit berdiri dan mendatangiku dengan semangat. Ekspresi ga sabarnya emang gemesin, kasian nadine yang dari tadi harus ngalah muluk sama kakaknya dan temen-temennya. ‘Sabar ya sayang, hari ini hari spesial kakak kamu. Jadi abang harus ngikutin semua keinginan kakak kamu’ Pikirku dalam hati.

Setelah nadine berdiri di sebelahnya, una terlihat lebih percaya diri, tapi sebelum ngapa-ngapain dia tetap ijin dulu ke kak dian,

“kak, ini bang iko boleh una apain aja terserah una kan kak?” tanyanya ke kak dian.

“Iya boleh sayang, puas-puasin aja ya na” sahut kak dian memberikan restunya.

Sesaat kemudian tanpa aba-aba dia langsung meludah dengan kerasnya ke wajahku sampai rambutku pun tertiup ke belakang karena hentakan nafasnya yang harum. Tangannya memberikan kode ke nadine untuk ikut meludahi wajahku, dan nadine pun juga ikutan menyemburkan air ludahnya yang menempel ke keningku. Air ludah nadine jauh lebih banyak dari si una, dan langsung mengalir turun ke hidungku yang berusaha kutangkap dengan lidahku.

Kali ini una mengumpulkan ludahnya lebih lama dari yang tadi, lalu dia menggenggam daguku dan mengadahkan wajahku ke atas, dan meludah langsung ke mulutku dengan geram. Ekspresinya yang biasanya malu-malu sekarang terlihat penuh kepuasan. Lalu dia menggeser badannya tanpa melepaskan genggamannya di daguku memberikan ruang untuk nadine untuk maju dan meludah kedalam mulutku juga.

Belum puas meludahiku, una menarik daguku mengikutinya ke arah sofa dan duduk di sofa, sementara aku tetap berlutut di hadapannya.

“Abang tau ga, una sebenarnya belum pernah ciuman sama cowo. Jadi abang harusnya makasi sama una abang bisa minum air ludah una.” Sahutnya dengan pandangan sinis. Ga nyangka anak pemalu ini bisa berekspresi kaya gini.

“iyaa na. makasi ya na air ludahnya, air ludah una enak banget.” Jawabku memelas mengikuti permainannya.

Jawabanku sepertinya membuatnya sangat puas, karena dia langsung meludahi mulutku lagi dengan gemas. Kakinya, yang udah ga lagi terbungkus sepatu, tiba-tiba naik dan menggosok kontolku yang udah ngaceng.

“Enak kan diginiin sama anak gadis?” tanyanya masih dengan nada sinis yang sama.

Aku pun mengangguk tak berdaya menikmati punggung kakinya yang mulus yang sedang menggosok biji dan kontolku.

“enak banget sayang..” jawabku lemah.

Ekspresi una keliatan terkejut dan sedikit goyah ketika aku memanggilnya sayang, tp beberapa saat kemudian ekspresi sinis yang tadi pun kembali, yang membuat wajah imutnya malah terlihat semakin menggemaskan.

“Abang mau liat pepek una?” tanyanya dengan suara gemetar. Kayanya dia mulai nafsu

“Mau banget sayang..” jawabku sambil memohon.

“ywda bukain celana una” perintahnya padaku

Aku pun membuka kancing celana jeansnya, dan memelorotkan celananya sampai ke bawah kaki. Kupandangi celana dalamnya yang berwarna putih polos itu dengan kagum.

“Celana dalamnya juga bang” perintah si una kembali.

Aku dengan hati menarik celana dalamnya kebawah dan segera setelah memeknya terlihat, mataku tak berhenti memandanginya. Memeknya imut banget tanpa bulu sama sekali, hanya kelihatan garis kecil berwarna kemerahan di tengahnya, namun di bagian bawahnya terlihat ada kilaiuan kecil pantulan cahaya cairan memeknya yang udah banjir.

“Bagus pepek una bang?” tanyanya dengan suara bergetar. Ekspresi sinisnya udah hilang, berganti dengan ekspresi maluuu dan pipi yang udah merona merah.

“Bagus banget sayang. Boleh abang cium ga?” pintaku memelas.

“Ga boleh. Itu celana dalam bekas una aja abang ciumin sampe puas.” Perintahnya lagi.

Aku langsung mengambil celana dalamnya dari lantai, dan menghirup dalam-dalam wanginya. Mungkin ini celana dalam yang baru dia pakai tadi sore sebelum nyusul ke kantorku, jadi wanginya masih wangi detergent dan hanya ada sedikit wangi memeknya yang tadi udah basah.

Kujilati celana dalam kotornya sambil memandangi memeknya mungil nan indah. Kontolku yang tadi udah keluar dibuat kak wida udah mengeras kembali dengan sempurna.

“Tegang abang gara-gara jilatin celana dalam kotor una? Abang pasti hobi ngocok sambil nyiumin celana dalam kotor kan?” ujarnya. Kata-katanya ingin merendahkan aku, tp nada suaranya memelas. Keliatannya dia masih malu banget memamerkan memeknya di hadapanku.

“iya sayang. Ada bekas cairan memek una disini abang jilatin. Rasanya enak banget, trus itu pepek una juga imut banget sayang, abang jadi tegang ngeliatnya.” Jawabku memelas.

Setelah mendengar kata-kataku, rona merah di wajahnya semakin terlihat jelas. Lalu dia mengangkat kedua kakinya ke sofa dan mengangkang dengan lebar. Lalu jarinya melebarkan dinding-dinding vaginanya yang masih rapet banget supaya bisa terlihat dengan jelas. Namun ekspresi wajahnya terlihat sangat malu, bahkan dia sampai memalingkan wajahnya, ga berani menatapku.

Melihat pemandangan seindah itu, badanku bergerak maju ke depan tanpa kusadari, sampai bibirku hanya tinggal seinchi lagi sebelum bersentuhan dengan memeknya. Namun una menghalau badanku dengan kakinya, dan mendorongku menjauh. Aku pun seketika sadar akan kesalahanku.

“Maaf na, abang hampir khilaf, memek una indah banget” pujiku sambil meminta maaf.

“Abang ga boleh sentuh-sentuh una. Abang belum pantas untuk nyentuh una. Harusnya abang makasi sama una udah dikasi liat pepek una” ujarnya menghardikku.

“iyaa iya. Maafin abang ya na, abang khilaf. Makasi ya udah mau nunjukin memek una. Tapi itu dia udah basah banget sayang, kasian ntar kalo ga dirangsang.” Jawabku memelas.

“Ga usah bang. Una bisa sendiri. Abang cuma boleh nonton. Ngerti abang?” bentaknya lagi dengan suara gemetar.

“Iya sayang maafin abang.” Jawabku lagi.

Kepatuhanku hanya menambahkan nafsu si una yang langsung meraba-raba memek imutnya. Kak dian yang sedang menonton juga terlihat sangat menyukai perlakuan una kepadaku. Ekspresi horninya semakin terlihat dengan jelas.

“aahhh sshhh. Liat nih una masturbasi depan abang, abang harusnya terima kasih sama una bisa nonton una masturbasi.” Katanya dengan suara merintih. Kulihat nadine juga ikutan bermasturbasi di sebelah si una. Karena ditemenin sama nadine, aksi masturbasi una pun jadi semakin bersemangat. Jari-jarinya terlihat udah lihai memainkan klitorisnya yang mungil. Aku jadi semakin yakin kalo una ini sebenarnya sangean dan udah sering masturbasi, tp emang belum ada kesempatan ngelakuin ml aja.

“Iya sayang, makasih ya naa. Pemandangan kamu lagi bermasturbasi memang pemandangan yang sangat indah sayang.” Pujiku dengan tulus.

Mendengar puji-pujianku, una langsung meludahi wajahku kembali dengan gemas, yang kemudian diikuti juga oleh nadine. Wajahku udah basah kuyup dengan ludah kedua gadis itu. harga diriku memang udah hancur lebur dibuat kedua gadis ini, tapi kontolku yang tegak berdiri menentang akal sehatku.

“Abang mau ciuman sama una?” Tanyanya tiba-tiba dan menghentikan masturbasinya sejenak.

“Mau banget sayang” jawabku dengan semangat.

Mendengar jawabanku, una membalikkan badannya dan menunggingkan pantatnya ke arahku. Sama kaya dila, pantat si una emang kecil tepos gitu, tp kulitnya bersih mulus dan lubang pantatnya berwarna kecoklatan terlihat imut banget.

“Una udah yakin abang pasti mau. Abang ciuman aja sama pantat una, abang ga pantas dapat bibir unaa. Cepet bang cium pantat una..!” perintahnya. Sekilas kata-katanya emang kelihatan galak, tapi nada suaranya malah seperti memelas.

“Iya na, makasi ya sayang.” Jawabku.

Kutempelkan hidungku ke lubang pantatnya, dan kuhirup wangi pantatnya yang mungil itu. Badan una langsung menggelinjang kegelian ketika pantatnya bersentuhan dengan hidungku.

“Suka ya bang sama wangi pantat una?” Tanyanya polos. Kali ini dia keceplosan bertanya dengan polosnya.

“Iya sayang. Pantat kamu wangi banget.” Jawabku jujur.

Kukecup anusnya dengan mesra, lalu kujilati pinggiran anusnya yang imut itu. Badannya menggeliat dan mulutnya mendesah penuh kenikmatan ketika merasakan jilatan-jilatanku.

Gerakan tangannya di memeknya pun semakin cepat seolah udah ga sabar untuk meraih kenikmatan. Makian demi makian keluar dari mulutnya merendahkan martabatku yang begitu senang bisa menjilat pantatnya. Namun semua makiannya kuterima dengan ucapan terima kasih yang membuatnya malah semakin liar, semakin mabuk akan kenikmatan.

Tubuhnya yang bergerak ga karuan tiba-tiba menegang dan kepalanya jatuh bersandar ke bahu nadine yang bermasturbasi di sebelahnya. Nafasnya tersenggal-senggal dan bahunya terlihat gemetaran tak kuasa menahan luapan kenikmatan orgasmenya. Nadine langsung memeluk sahabatnya yang sedang orgasme itu. Dan mereka hanya diam berpelukan selama beberapa saat.

Setelah nafasnya kembali normal, una membalikkan badannya dan langsung berlari entah kemana. Dan ga lama kemudian dia pun kembali membawakan tisu dan langsung mengelap wajahku yang udah basah kuyup terkena ludah mereka.

“baaang... maafin una udah kasar sama abang..” ratapnya dengan penuh rasa bersalah.

Kutatap wajah imut dan polosnya yang sekarang dipenuhi rasa bersalah itu, aku cuma bisa tersenyum melihat perubahan sikapnya yang 180 derajat itu.

“Hehee gpp loh na. Kan supaya una juga seneng sayang. Tapi una udah lega udah puas kan?” tanyaku sambil mengelus kepalanya.

“Puas banget, nikmat banget bang. makasi ya bang.” sahutnya langsung memeluk tubuhku dengan erat. Aku juga membalas pelukannya, dan mengusap punggungnya.

Kulihat mereka semua tertawa kecil melihat reaksi una yang polos.

Saat una melepaskan pelukannya, dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan menatapku penuh harap. Mata bulatnya mengisyaratkan sesuatu kepadaku dan aku langsung paham apa keinginannya.

Kukecup bibirnya dengan lembut, bibir kami berdua saling berpagutan tanpa ada jilatan-jilatan liar dari lidah kami. Setelah kami berciuman dengan mesra, una berkata kepadaku.

“Makasi juga ya bang udah ngambil ciuman pertama una.” Katanya sambil tersenyum manis. Dan aku pun membalas ucapan terima kasihnya juga karena udah memberikan ciuman pertamanya kepadaku.

Setelah itu una langsung membalikkan badannya dan sibuk memakai kembali celananya. Aku langsung merasa kecewa karena kontolku yang udah tegak berdiri dari tadi ditinggal begitu aja. Kulihat ekspresi kak dian udah bener-bener terangsang, kayanya cuma disentuh dikit aja orgasmenya bakal langsung meledak. Dan dia pun berdiri dan berjalan ke arahku lalu membelai rambutku dengan sayang.
 
salam suhu suhu semua. ternyata trit ini udah 11 part ya. dan masih ada lagi yang belum di post. mw nanya komentarnya hu, kira-kira kalo dilanjut bakal terlalu panjang ga ya? gua liat cerita yang lain rata2 paling 8 sd 9 part doang. kalo dari gua sendiri sih masih bisa lanjutin. aniwei, ditunggu komentarnya. terima kasih yang udah setia pantengin trit ini. :cendol::cendol:
 
“Pinter banget adik kakak ini kan. makasi ya sayang udah muasin temen-temen kakak.” Katanya sambil memelukku. Aku hanya mengangguk tanpa menjawab.

“Sekarang kakak mau ngasi hadiah untuk kamu, karena malam ini kamu udah baik budi nurutin kakaknya.” Kata kak dian.

Lalu dia menarik lepas celana dalamnya, lalu duduk mengangkang di atas sofa.

“Sini sayang, berlutut di depan memek kakak.” Perintahnya

Aku langsung duduk berlutut di hadapan memeknya dengan patuh. Temen-temennya yang penasaran pada berdiri mendekat untuk menonton kami berdua.

“Kamu jangan bergerak dari situ ya” perintahnya lagi. Ga berapa lama kemudian air kencing kak dian mengucur keluar dengan derasnya. Aku langsung sigap berusaha menampung air kencingnya ke dalam mulutku. Karena posisinya yang berjarak, aku jadi kesusahan menampung semua air kencingnya kak dian, dan beberapa kali meleset dan membasahi wajah dan dadaku.

Tarikan nafas terkejut pun terdengar dari sekeliling kami. Tapi kak dian terlihat tidak ada niat sedikitpun untuk menghentikan aksinya. Wajahnya terlihat penuh kepuasan ketika mempertontonkan aksi gila kami ke temen-temennya.

Setelah selesai kak dian menarik kepalaku dan menyuruhku membersihkan sisa-sisa air kencing di memeknya.

“Enak kan sayang air kencing kakak?” tanya kak dian.

“enak banget kak. Makasi ya kak.” Jawabku sambil nyengir lebar.

“Enak bang beneran? Abang suka dikencingin juga?” tanya dila ga percaya.

Aku hanya mengangguk semangat dengan wajah sumringah. Ekspresi dila terlihat antara jijik dan ga percaya.

Setelah itu, nadine yang belum memakai kembali celananya juga mengambil posisi untuk gantian mengencingiku juga. Una yang tadinya terpelongo melihat aksi kak dian, buru-buru mengambil posisi di sebelah nadine dan membuka kembali celananya. Dan sekarang kedua gadis belia ini udah mengangkangkan memeknya ke arahku bersiap untuk menghujani tubuhku dengan air pipis. Nadine jongkok di atas sofa sambil mengangkang, una berdiri dengan satu kaki diatas sofa dan satu kaki di lantai dengan posisi memeknya tepat di atas kepalaku.

Selang beberapa saat kemudian, air kencing nadine pun menyembur dengan derasnya membasahi wajahku, yang disusul dengan una yang mengarahkan kencingnya ke atas kepalaku. Kuminum air kencing una dan nadine sebanyak yang aku bisa, dan sisanya kubiarkan membasahi dada dan kepalaku.

Setelah selesai kencing dan selesai kubersihkan memek mereka berdua, tanpa berjeda kak wida juga langsung mengambil posisi di atas sofa. Melihat dila dan sarah yang masih ragu-ragu, kak wida pun mengajak mereka berdua.

“Hayuk cepetan sini dila, sarah. Kamu tadi udah dipuasin sama iko sekarang gantian kita kencingin si iko sampe dia puas.” Kata kak wida memarahi mereka berdua.

Akhirnya mereka berdua dengan takut-takut mengambil posisi seperti una yang tadi berdiri dengan satu kaki di sofa. Namun kali ini aku dikencingi dari tiga arah sekaligus. Kak wida yang jongkok di depan diatas sofa, dengan dila dan sarah di sisi kanan dan kiriku. Dan ga berapa lama kemudian air kencing mereka pun mengucur ke arahku. Kali ini aku udah nyerah berusaha meminumnya karena terlalu banyak, kubiarkan mereka mengguyur seisi badanku dengan kencing mereka. Dan kali ini ga ada satu sisipun dari badanku yang ga basah terkena air kencing.

Setelah mereka selesai, aku langsung bergantian menjilati memek mereka sampai bersih. Ekspresi sarah yang tadinya geli sekarang malah terlihat senang melihatku yang membersihkan memeknya dengan serius. Namun ekspresi dila yang masih terlihat sedikit jijik dan sibuk menutup hidungnya. Tapi aku ga perduli, aku tetap menjilati memeknya dengan seksama.

Setelah selesai, aku langsung terduduk lega. Fetishnya kak dian akhirnya berhasil terwujud dengan sempurna. Saat aku melihat ke arahnya, kak dian ternyata udah ga memakai baju sehelai pun kecuali sepatu hak tingginya yang membuatnya terlihat sangat seksi dan langsung berjalan tergesa-gesa menghampiriku dan memeluk tubuhku yang kotor ini. Lalu ia langsung mencumbu bibrku dengan ganasnya, sama sekali tidak memperdulikan tubuhku yang basah kuyup terkena air kencing teman-temannya.

Kak dian menarik tubuhku dan merebahkan badannya ke lantai yang udah penuh genangan air kencing mereka semua. Sesaat dila dan sarah terlihat mw menahan badan kak dian karena kak dian merebahkan badan di atas genangan air kencing mereka. Tapi kak dian terlihat tidak terganggu sama sekali.

“Masukkan kontol kamu sekarang sayang” perintahnya kepadaku.

Dan langsung saja kumasukkan kontolku ke memeknya, dan mulai menggenjot wanita yang kucintai ini. Beberapa kali lututku tergelincir karena lantai yang licin itu. Tapi lama kelamaan kami mulai terbiasa dan akupun mempercepat goyanganku.

Kali ini kak dian ga banyak bicara, hanya mendesah dan mengerang penuh kenikmatan setiap kali kontolku menghujam vaginanya dengan penuh nafsu. Ga sampe 10 menit badan kak dian udah menegang dan mengejang penuh kenikmatan. Tapi dia masih belum puas. Dia menarik kepalaku dan mencumbuku kembali dengan ganasnya tanpa mengeluarkan kontolku dari memeknya.

Lalu di tolaknya badanku sampai rebahan, dan kali ini gantian dia yang menaiki kontolku. Rambut ikalnya udah basah terkena genangan air kencing namun ia tak perduli, dia hanya fokus memacu goyangannya,menggebu-gebu ingin mencapai puncak kenikmatan kembali. Wajahnya yang sudah mabuk oleh nafsu terlihat sangat menggairahkan malam itu, tatapan matanya juga terlihat sangat binal seolah ingin melahapku. Bahkan dia udah ga perduli ketika air liurnya mengalir keluar dari bibirnya yang terbuka. Rambutnya yang terkibas kesana kemari memercikkan air kencing yang membasahi rambutnya. Pemandangan kak dian yang menggenjot kontolku dengan liarnya itu pasti akan berhasil membuat siapapun terkesima.

Dan ga lama kemudian kami berdua pun akhirnya sampai ke puncak kenikmatan kami. Kusemburkan air mani ke dalam memeknya dan akhirnya kak dian pun merebahkan badannya diatas tubuhku. Kupeluk erat-erat tubuh mungilnya itu dan kubelai rambutnya yang udah bahas kuyup dan wangi pesing itu. kami pun kembali berciuman dengan mesranya tanpa memperdulikan sorotan mata orang-orang di sekeliling kami.

***

Waktu udah menunjukkan jam setengah tiga pagi ketika kami akhirnya selesai membersihkan ruang tamu hotel itu dari air kencing mereka. Aku baru aja selesai mandi dan berbaring bersama kak dian di kamar. Kamar hotel yang kami sewa memang ukurannya besar karena aku mengambil kamar family yang didalamnya ada 3 kamar tidur. Nadine tidur sama una, kak wida, dila, dan sarah tidur bertiga, sementara aku dan kak dian mengambil kamar yang paling besar.

Mungkin ada 15 menit waktu berlalu ketika kami mulai rebahan dan berpelukan di tempat tidur tanpa bersuara. Kami hanya berciuman dan berpelukan bak pasangan yang udah lama ga jumpa. Ekspresi penuh kepuasan terpancar dari wajah cantik kak dian yang membuat wajahnya semakin terlihat berseri-seri, cantik sekali. Aku masih ga habis pikir wanita secantik malaikat ini bisa punya fetish segila itu. tapi itu memang udah bagian dari dirinya dan aku bahagia bisa mewujudkan fantasinya

“Makasi ya sayang.. maafin kakak udah minta yang aneh-aneh.” Katanya memecah kesunyian malam ini.

“Sama-sama ya sayang. Aku juga bahagia ngeliat kakak segitu puasnya tadi” jawabku sambil nyengir.

“hihihi kakak emang puas banget sayang. Ga nyangka ya ternyata malah si una yang paling semangat ngerjain kamu. Sarah ama wida yang malah biasa aja. Abis ml udah puas langsung pergi” jawab kak dian.

“hahaha iya kak. Dia malu-malu tapi garang banget” jawabku

“hihihih iya. Puas banget rasanya ngeliat kamu dikencingin tadi dek.” Ujarnya dan langsung mencumbu bibirku lagi.

“Aku juga puas banget bisa memuaskan kakak” sahutku.

“hihihi makasi ya sayaang. Jadi gimana, ada yang nyantol ga tadi?” tanya kak dian sambil tersenyum, cantik sekali.

“Nyantol gimana kak? Gak ah kan tadi emang khusus untuk acara ultah kakak doang.” Jawabku.

“HIhihi emang ga ada diantara mereka yang kamu pengen ajak main lagi?” tanya kak dian serius.

“Ga ah kak. Tergantung kakaknya aja mw ngajak yang mana kalo mau kaya gitu lagi.” Jawabku.

“Ih jangan gitu dong sayang. Masa maunya kakak melulu yang kamu turutin. Ywdah gini aja, pokoknya diantara mereka yang datang hari ini, kalo ada yang kamu suka mau kamu pacarin atau kamu jadiin temen ml kamu ya kk ga keberatan sama sekali. Asal jangan jadi ngurangin jatah kakak sama nadine. Hahahha” jelasnya.

“Hehehehe kk yakin kak? Kalo aku sih untuk pacaran lagi kayanya belum kepikiran sih.” Jawabku menggantung.

“Hihihi kalo pacaran belum, tapi untuk temen ml udah kan? ahahah ayo ngakuuuu.” Jawab kak dian sambil menggodaku.

“hehehe aku penasaran sama una sih kak. Galak banget.” Jawabku jujur

“Hihihi kk udah nebak sih, pasti si una. Kamu emang seneng disiksa siksa gitu kan?? hahahaha. Tp sama dila boleh juga tuh dek. Kayanya dia udah jatuh hati sama kamu.” Ujar kak dian.

“Ga seneng disiksaaa kooook. Hehehe. Oiya kak serius si dila udah jatuh hati sama aku? Emang kk tau darimana?” tanyaku penasaran

“Serius. Tadi kan setelah kamu main sama dia, dia cuma senyum-senyum melamun sendirian. Udah ga fokus nonton kamu dikerjain sama yang lain.” Jawab kak dian sambil ngakak.

“Tapi ya terserah kamu aja sih. Mau kamu gilir semuanya gantian juga kk ga masalah. Kalo kak wida biasanya sih kalo penasarannya udah kejawab, biasanya udah ga mau lanjut tuh. Si sarah juga nafsu-nafsu ga jelas doang. Kalo kamu mw pacaran, mendingan antara una sama dila tuh. Kalo wida sama sarah kamu pake-pake aja kalo lagi pengen. Hahahha” jawab kak dian enteng.

“Hahahaha. Tp si dila itu sebenarnya gimana sih kak? Katanya udah sering ciuman sama grepe-grepe, tapi tadi ngakunya sama aku baru tadi pertama kali ngerasain orgasme. Si una yang katanya belum pernah ngapa-ngapain sama cowo, eh tapi malah udah jago mainin memeknya” tanyaku bingung.

“Kalo si dila se tw kakak emang orangnya masih polos banget. Halah dia ciuman sama grepe-grepe sama mantannya itu juga paling sekitar wilayah dada doang. Itu juga waktu masih smp dan belum pacaran lagi sampe sekarang. Kalo dari ceritanya sama kk, itu juga dia sebenarnya takut waktu di grepein pacarnya. Dia ga menikmatin katanya. Akhirnya malah jadi males pacaran. Kakak juga sangsi, kayanya malah kamu yang jadi cinta pertamanya dia, bukan mantannya itu.” Jawab kak dian menjelaskan.

“Masak sih kak? Tapi iya juga sih. Keliatan masih polosnya. Si una yang aku kaget ternyata ada hobi kaya gitu.” Jawabku lagi seadanya.

“Kalo si una se tw kakak emang ga pernah pacaran. Yang deketin banyak, dia juga ga ngerti ngasi respon ke cowo harus gimana, banyak juga cowo yang sebenarnya dia juga suka lagi deketin dia, tapi mundur di tengah jalan karena anaknya pendiam banget.” jelasnya

“Trus kalo kk denger dari si nadine, anaknya emang sangean tuh. Dia kan tau juga hubungan soal hubungan kita bertiga, jadi dia suka kepo banget nanyain gini ‘jadi bang iko semalam kalian apain aja?’ hahaha. Kalo kk liat sih dia emang udah sering masturbasi tuh sendirian.” Jawab kak dian lagi.

“Iya tapi aneh jg ya kak. Ga keliatan banget anaknya ternyata suka main sendiri.” Ujarku bingung.

“Ywda coba kamu deketin aja dia. Eh tp si dila juga dek, kasian tuh dia mendam perasaan ke kamu. Tapi kalo kamu juga suka sama dia. Kan mana tau kamu bisa sayang juga sama dia kaya kamu sayang sama nadine.” Pancing kak dian lagi.

“Emang kk beneran gpp kalo aku nambah pacar lagi? Soalnya kan kakak cerita kemarin kan kakak awalnya cemburu dan marah ngeliat suami kk selingkuh dengan nadine.” tanyaku lagi memastikan.

“Iya beneran loh. iya kemarin itu yang sama suami kk, kakak emang masih berusaha ingin hidup dan membangun keluarga normal, kaya orang-orang lain. Dan sebenarnya kekecawaan kk bukan karena suami kk ga setia, tapi lebih ke kecewa karena keinginan kk untuk punya keluarga yang normal yang gagal. Dan jujur aja, malah kk lebih bahagia dengan hubungan kita yang sekarang. Makanya kamu juga kerja yang bener, karena banyak yang harus kamu nafkahi ntar. Hahahahahha” jawab kak dian sambil terkekeh.

“hahahahha iya juga ya kak, ah udahlah pusing adek kak. Aku coba invest-invest ke saham atau kripto ntar. Kalo profit ntar aku nikahin kalian. Hahahaha”

“hahahahahahaha iya dong. Percuma istrinya banyak tapi ga dinafkahi ntar. Ywdah tidur yuk sayang. Besok siang kk juga mau kerumah mertua kakak ada acara disana juga.” ajak kak dian

“ywdah kak. Met bobo ya sayangkuh. Happy birthday buat kamu wanita cantik sang pemilik hatiku.” kataku sambil mencium pipi kak dian.

“Hihih makasi sayang. Makasi untuk cintanya, makasi kamu yang membuat hari ini jadi spesial.” Jawab kak dian membalas ciumannya di pipiku.

Selang beberapa menit kami pun langsung terlelap.

***

Keesokan harinya aku terbangun karena mendengar suara dering dari hp ku yang kuletak di meja di samping tempat tidurku. Ternyata yang menelfon ibuku, tpi belum sempat kuangkat deringnya udah mati. Saat kubuka wa ternyata ibuku udah chat dari jam 8 pagi ingetin untuk ga pulang kesorean karena semalam udah nginep diluar.

Setelah membalas chat ibuku, aku langsung meregangkan badan dan ngecek jam ternyata udah jam 10 pagi. Kulihat ke tempat tidut ternyata kak dian udah bangun dan sedang mengeringkan rambut di depan cermin.

Biasanya kalo aku nginap dirumah kak dian dan baru bangun, aku langsung ngerjain nadine yang biasanya bangunnya lebih lama dan emang ga gampang terbangun walaupun kami lagi berisik. Tapi semalam itu nadine ga tidur bareng kami dan aku jadi ngerasa kangen dengan dia. Aku juga baru teringat kalo tadi malam itu si nadine ga dapat jatah sama sekali. Cuma masturbasi bareng waktu giliran una doang. Ya ampun kok jadi kangen banget yah.

Aku memeluk kak dian dari belakang dan mengucapkan selamat pagi ke kak dian, lalu memberitahukan kak dian kalo aku mw main ke kamar nadine karena kangen. Kak dian pun mengiyakan, dan ngingetin aku juga kalo tadi malam aku udah ngelupain dia. Katanya aku harus nebus dosa pagi ini. Aku langsung bergegas ke kamar mandi dan mandi seadanya. Karena tadi malam juga aku udah mandi sebelum tidur. Setelah itu aku langsung keluar kamar dan mengetuk pintu kamar una dan nadine.

Ga berapa lama kemudian, una membukakan pintu untukku dan mempersilahkan aku untuk masuk. Kulihat si una udah mandi dan ada si dila juga yang sedang mengeringkan rambut. Mungkin hardryer di kamarnya sedang dipake sama sarah atau kak wida. Ternyata rambutnya dila panjang dan lurus, dan waktu itu dia mengenakan kaos yang agak kebesaran dan celana tidur panjang.’ Emang beneran cantik anak ini’, pikirku dalam hati. Sementara una mengenakan celana pendek dan baju kaos, sedang duduk bersandar di tempat tidur sambil nonton tv. Si una kalo lagi nyantai begini emang kental banget kesan imut dan polosnya, padahal tadi malam garang banget.

“si nadine udah bangun na?” tanyaku sambil masuk ke kamarnya.

“Belum bang, padahal tadi udah una goyang-goyang badannya, tapi dianya malah tidur lagi.” Jawabnya.

Kulihat di tempat tidur wajah nadine yang masih tidur dengan bibir yang setengah terbuka khasnya.

“Semalam si nadine ga dapat giliran na, jadi abang kangen. Abang mau main sama si nadine disini gak papa kan na, dila?” tanyaku ke una.

“hehe ywda bang, tapi kami disini aja ya ikutan nonton.” Jawab dila dan disambung sama anggukan una.

“siip” jawabku pendek, dan langsung memeluk erat tubuh nadine yang masih tertidur pulas.

“duuuh kangen kali abang sama kamu sayaang.” Bisikku ke telinganya, dan langsung mencumbu bibirnya yang udah setengah terbuka itu. Kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya sambil menekan kepalanya dengan tanganku dengan nafsunya.

Ga berapa lama kemudian nadine pun terbangun dan membalas jilatan lidahku dengan lidahnya dan membuka matanya. Dari tatapannya aku tau kalo dia juga merindukanku. Aku lepas ciumanku dan berkata padanya,

“Selamat pagi sayang, maap yah abang jadi bangunin kamu. Abang kangen banget sama kamu, tadi pagi bangun-bangun ga ada kamu di sebelah abang dan kak dian..” bisikku padanya.

“Hihihi pagi abaang. Nadine juga kangen banget sama abang, biasa kalo kita tidur betiga nadine terbangun gara-gara abang gangguin kan.” jawab nadine sambil terkikik geli.

“Iya sayang. Kalo ngeliat wajah polos kamu yang sedang tidur itu, abang bawaannya pengen memperkosa kamu aja loh nad.” Jawabku yang udah nafsu banget.

Mendengar kata-kataku nadine langsung tersenyum dengan indahnya dan berkata,

“Hihihi iya ya bang. kalo gitu mulai sekarang nadine tidur ga usah pake celana dalam yah, supaya abang gampang memperkosa nadine ntar.” Jawabnya nakal.

“hehehe bagus bagus sayang. Eh tp kalo sama-sama mau berarti namanya bukan perkosa dong nad. Hahahaha.” Balasku bercanda.

“Iya jg ya bang. tapi nadine mana mungkin ga mau bang, kan nadine lontenya abang. Emang udah tugasnya dikentotin sama abang.” Jawabnya sambil nyengir.

“duuh, kamu kok gemesin banget sih sayaaaang.” Jawabku gemas dan kembali menciumin bibirnya dengan geram. Tanganku menyusup masuk ke dalam piyamanya dan langsung memuntir putingnya dengan nafsu.

“aaaaaaaawwwww” pekik nadine kesakitan.

Aku pun terkejut karena ga sadar tadi terlalu kuat mencubit putingnya.

“eh maaf nad, abang tadi terlalu nafsu. Sakit ya sayang?” tanyaku khawatir

“Engga kok bang, lebih kuat lagi juga gpp bang. nadine yang salah, tadi abang nyariin nadine, eh nadine malah masih tidur. Hukum aja nadine bang, nadine udah gagal sebagai lontenya abang.” jawabnya dengan wajah memelas penuh nafsu. Kayanya si nadine malah terangsang tadi aku cubit putingnya dengan keras.

Mendengar rengekannya aku langsung mencubit puting payudaranya yang sebelah lagi. Nadine langsung mengerang kesakitan sambil menggeliat. Namun ekspresi wajahnya udah mulai kehilangan nalar dan berganti dengan nafsu. Kumasukkan jari tanganku ke dalam mulutnya sampai dia tersedak dan terbatuk, namun nadine tetap mengulum dan menghisap jariku seolah olah jariku itu adalah benda paling nikmat yang pernah masuk ke dalam mulutnya. Setelah beberapa saat kucubit lagi putingnya dan lagi-lagi nadine langsung memekik dan menggeliat penuh kenikmatan, sampe-sampe air liurnya mengalir keluar ke pipinya. Ekspresi nadine saat itu bener-bener membuatku ga tahan dan aku langsung mempelorotkan celana panjang dan celana dalamnya sampai terbuka.

Nadine langsung mengangkangkan kakinya lebar-lebar. Kupandangi memeknya yang udah basah kuyup, tak sabar menantikan kontolku untuk menghujam memeknya dalam-dalam.

“Kamu emang lonte binal nad. Puting kamu abang cubit sampe kamu kesakitan, memek kamu malah jadi basah kuyup begini.” Hardikku geram.

“Iya maafin nadine bang. harusnya nadine yang memberikan abang kenikmatan, tapi malah nadine yang keenakan sendiri. Kentot aja nadine sepuas abang.” Ratapnya memelas.

Mendengar kata-katanya, aku langsung memasukkan kontolku sampe mentok, yang diiringi pekikan nadine yang kesakitan namun nikmat. Kontolku masih terasa ngilu karena tadi malam udah nembak tiga kali. Tapi aku ga peduli, aku ingin ngentotin nadine yang udah membuatku se nafsu ini.

Kugenjot memeknya tanpa ampun, dan sesekali kutarik dan kupuntir puting dada nya yang mungil. Nadine pun menyambut dengan jeritan jeritan penuh kenikmatan. Aku yang saat itu dikuasai nafsu hanya fokus melihat nadine dan tidak sadar ketika una ternyata udah duduk di sebelah nadine dan juga ikut memuntir puting sahabatnya itu bahkan cubitannya lebih kasar daripada yang aku lakukan. Kulihat nadine memandang sahabatnya dengan memelas sambil mendesah penuh kenikmatan.

Gairahku pun semakin tak terkendali melihat una yang berwajah polos itu dengan dinginnya ikutan menyiksa sahabatnya sendiri yang ternyata sangat menikmatinya juga.

Kupercepat kembali genjotan kontolku di dalam pepeknya nadine, sementara sahabatnya memuntir kedua putingnya dengan kedua tangan. Badan nadine mengejang dan menggelinjang ga karuan menandakan ledakan orgasme yang hebat telah datang. Tapi aku tak perduli aku tetap aja menggenjot memeknya tanpa ampun, walaupun nadine mengerang kesakitan karena ngilu, memeknya yg udah orgasme tetap di hajar tanpa ampun oleh kontolku.

Erangan kesakitan nadine hanya berlangsung sebentar, karena ga berapa lama kemudian dia mulai mendesah kembali dengan penuh kenikmatan. Dan akhirnya pertahananku pun goyah dan kusemprotkan maniku kedalam memeknya yang masih berdenyut itu.

Setelah puas aku pun merebahkan badanku ke sebelah nadine dan memeluknya dengan erat sampai kami orgasme kami berdua akhirnya mereda.

“Maap yaa sayang, tadi abang kasar sama kamu..” bisikku ke telinganya.

“Jangan bang.. jangan minta maaf. Tadi itu orgasme paling nikmat yang pernah nadine rasain. Plis terusin perlakukan nadine sesuka hati abang kaya tadi bang.” jawabnya memelas.

“iya iya sayang, tapi kalo abang terlalu kasar kamu harus kasi tw abang ya sayang. Abang sayang sama kamu, abang ga suka lihat kamu kesakitan.” Jawabku

“iya baang nadine janji akan jujur sama abang.” Jawabnya sambil tersenyum manis. Raut wajahnya terlihat sangat bahagia pagi itu. Kukecup bibirnya dengan sayang dan kupeluk tubuhnya erat-erat.

“hehe una kayanya ganggu ya disini.” Sahut si una tiba-tiba disela-sela cumbuan mesra kami.

“eeh sori na, ga ganggu kok. Hehehe. Kami masi kebawa suasana doang.” Jawabku ke una. Saat itu aku bener-bener lupa sama keberadaan una dan dila. baru nyadar ada una juga waktu una ikutan nyubit putingnya nadine, kalo sama si dila udah sama sekali lupa. Jadi aku ga nyadar kalo dila juga udah duduk di sebelah kami dan nonton kami berdua sedang ml.

“hihihi ya wajar sih bang. kalian berdua mlnya udah kaya orang kerasukan. Una sampe nafsu sendiri ngeliatnya.” Jawab una jujur

“hehehe masa sih na, trus gimana? Mau abang keluarin kaya semalam?” tanyaku sama una.

“Ga usah deh bang. Abang pasti udah cape kan? Lain kali aja deh bang saat abang udah fit lagi.” Jawab una

“heheh deal na. Ywdah kita mandi ya nad. Udah jam 11 kurang nih.” Ajakku ke nadine dan langsung kugendong si nadine ke kamar mandi. si nadine hanya nurut aja dan menyenderkan kepalanya ke bahuku dengan manja. Emang kelewatan anak ini, waktu lagi nafsu pengennya dikasarin, setelah puas manja banget sama gua.

***

Setelah mandi aku langsung kembali ke kamar ku dan menyusun barang-barangku ke dalam tas, dan akmi semua berkumpul kembali di ruang tamu dengan barang masing-masing.

Sebelum pulang, kak dian mengajak kami untuk memesan makanan ke kamar karena jam sarapan udah kelewatan. Kami setuju karena semua udah pada kelaparan karena sampe jam 11 belum sarapan.

Setelah semua makanan datang, kami langsung menyantapnya sambil mengobrol dan bercanda kembali. Kulihat cuma dila yang masih agak canggung dan lebih pendiam dari biasanya. Mugkin kejadian tadi malam dan yang barusan sama nadine itu terlalu mengejutkan baginya yang masih polos. Aku juga memergokinya beberapa kali mencuri-curi pandang ke arahku.

Sementara sarah dan kak wida justru sebaliknya, mereka malah menggodai kak dian yang semalam udah hilang kendali dan malah bercinta diatas genangan air kencing mereka. Kak dian menanggapi candaan mereka dengan santai, bahkan berterus terang kalo itu justru menambah sensasinya. Sementara dila hanya diam dan mendengarkan mereka masih dengan eskpresi yang ga bisa ditebak.

Setelah semua selesai makan, kak dian mengakhiri obrolan kami dengan mengatakan kalo dia ga akan ngelarang kalo seandainya aku ingin ml dengan salah satu diantara mereka. Dan mereka pun bereaksi dengan mencandai kak dian dengan menakut-nakuti kak dian kalo aku akan berpaling darinya. setelah itu kak dian memotong gurauan mereka dan mengejak mereka untuk pulang.

Sebelum ke rumah kak dian, kami singgah dulu ke kantor, karena mobil kak wida, sarah dan dila semalam dititipkan di kantor. Kak dian juga ikut turun nemenin mereka sebentar untuk pamitan. Saat kak wida dan sarah udah berbalik dan jalan ke mobil mereka masing-masing, kulihat dila memanggil kak dian kembali dan menanyakan sesuatu ke kak dian. Kulihat kak dian mengangguk dan mengelus kepalanya dila dan ekspresi si dila terlihat sumringah dan melambaikan tangan ke kak dian dan bergegas ke arah mobilnya.

Setelah itu kak dian kembali ke mobil dan kami meneruskan perjalanan kerumah kak dian.

***

Sesampainya di kamarku, aku langsung merebahkan badan sambil menonton tv. Namun pikiranku masih dipenuhi soal kejadian di hotel semalam. Aku udah yakin kalo pun seandainya temen-temen kak dian mw ngikutin permainannya, pasti ga akan selesai di malam itu doang. Dan emang bener, malah kak diannya sendiri yang menawarkan ke aku untuk nambah pacar atau temen ml lagi. Kalo aku ingat-ingat dulu waktu pertama kali ke hotel bareng kak dian, kayanya semuanya masih lebih simpel. Memang sih, aku ga akan mengeluhkan rejeki ku yang bisa bebas ngeseks dengan wanita-wanita cantik kaya mereka, tapi kayanya semuanya terlalu ribet. Karena ga mungkin juga semua bisa selesai di ranjang tanpa merembet kemana-mana. Semalam aja aku udah ngelupain nadine gara-gara sibuk berusaha memuaskan temen-temennya kak dian dan si una. Gimana lagi nanti nambah orang lagi yang harus kujaga perasaannya.

Beberapa menit kemudian, hp ku berbunyi menandakan notifikasi pesan chat yang masuk. Saat kubuka ternyata itu chat dari kak dian yang mengirimkan foto mereka yang sedang merayakan ulang tahunnya dirumah mertua dari suaminya yang udah meninggal. Kupandangi wajah kak dian dan nadine yang ada di foto itu.

Saat itu aku memang masih belum yakin apa yang menanti kami di masa depan nanti, tapi satu yang aku tau pasti, bahwa rasa cintaku ke kak dian memang nyata, dan rasa sayangku ke nadine juga nyata. Aku sering mendengar orang-orang berkata cinta dan sayang itu beda, bahkan ada orang yang udah terlanjur sayang sama seseorang sebelum dia akhirnya jatuh cinta kepada orang lain namun terpaksa mengubur cintanya dalam-dalam karena tidak ingin menyakiti orang yg udah terlanjur ia sayangi. Kisah itu menyadarkanku bahwa betapa beruntungnya aku bisa berada di situasi yang sekarang, dimana aku bisa bersama-sama dengan orang yang aku cintai dan aku sayangi. Bahkan sesama mereka juga saling menyayangi satu sama lain.

Kalo soal seksnya udah jelas sih, laki-laki mana yang nolak dibebaskan untuk berhubungan seks diluar dari pasangannya, tapi kalo soal hatinya, jelas aku udah merasa cukup dan ga ingin mengambil resiko merusak sesuatu yang kami punya sekarang ini. Karena situasiku sekarang udah terlalu sempurna untuk nyoba-nyoba menambah orang baru didalam hubungan kami. Entahlah, mungkin aku yang mikirnya kejauhan, mungkin kak dian sendiri juga hanya mengatakan itu karena ngerasa bersalah udah mengajakku untuk melayani temen-temennya. Yah kita lihat aja nanti gimana ke depannya.

***
 
“Pinter banget adik kakak ini kan. makasi ya sayang udah muasin temen-temen kakak.” Katanya sambil memelukku. Aku hanya mengangguk tanpa menjawab.

“Sekarang kakak mau ngasi hadiah untuk kamu, karena malam ini kamu udah baik budi nurutin kakaknya.” Kata kak dian.

Lalu dia menarik lepas celana dalamnya, lalu duduk mengangkang di atas sofa.

“Sini sayang, berlutut di depan memek kakak.” Perintahnya

Aku langsung duduk berlutut di hadapan memeknya dengan patuh. Temen-temennya yang penasaran pada berdiri mendekat untuk menonton kami berdua.

“Kamu jangan bergerak dari situ ya” perintahnya lagi. Ga berapa lama kemudian air kencing kak dian mengucur keluar dengan derasnya. Aku langsung sigap berusaha menampung air kencingnya ke dalam mulutku. Karena posisinya yang berjarak, aku jadi kesusahan menampung semua air kencingnya kak dian, dan beberapa kali meleset dan membasahi wajah dan dadaku.

Tarikan nafas terkejut pun terdengar dari sekeliling kami. Tapi kak dian terlihat tidak ada niat sedikitpun untuk menghentikan aksinya. Wajahnya terlihat penuh kepuasan ketika mempertontonkan aksi gila kami ke temen-temennya.

Setelah selesai kak dian menarik kepalaku dan menyuruhku membersihkan sisa-sisa air kencing di memeknya.

“Enak kan sayang air kencing kakak?” tanya kak dian.

“enak banget kak. Makasi ya kak.” Jawabku sambil nyengir lebar.

“Enak bang beneran? Abang suka dikencingin juga?” tanya dila ga percaya.

Aku hanya mengangguk semangat dengan wajah sumringah. Ekspresi dila terlihat antara jijik dan ga percaya.

Setelah itu, nadine yang belum memakai kembali celananya juga mengambil posisi untuk gantian mengencingiku juga. Una yang tadinya terpelongo melihat aksi kak dian, buru-buru mengambil posisi di sebelah nadine dan membuka kembali celananya. Dan sekarang kedua gadis belia ini udah mengangkangkan memeknya ke arahku bersiap untuk menghujani tubuhku dengan air pipis. Nadine jongkok di atas sofa sambil mengangkang, una berdiri dengan satu kaki diatas sofa dan satu kaki di lantai dengan posisi memeknya tepat di atas kepalaku.

Selang beberapa saat kemudian, air kencing nadine pun menyembur dengan derasnya membasahi wajahku, yang disusul dengan una yang mengarahkan kencingnya ke atas kepalaku. Kuminum air kencing una dan nadine sebanyak yang aku bisa, dan sisanya kubiarkan membasahi dada dan kepalaku.

Setelah selesai kencing dan selesai kubersihkan memek mereka berdua, tanpa berjeda kak wida juga langsung mengambil posisi di atas sofa. Melihat dila dan sarah yang masih ragu-ragu, kak wida pun mengajak mereka berdua.

“Hayuk cepetan sini dila, sarah. Kamu tadi udah dipuasin sama iko sekarang gantian kita kencingin si iko sampe dia puas.” Kata kak wida memarahi mereka berdua.

Akhirnya mereka berdua dengan takut-takut mengambil posisi seperti una yang tadi berdiri dengan satu kaki di sofa. Namun kali ini aku dikencingi dari tiga arah sekaligus. Kak wida yang jongkok di depan diatas sofa, dengan dila dan sarah di sisi kanan dan kiriku. Dan ga berapa lama kemudian air kencing mereka pun mengucur ke arahku. Kali ini aku udah nyerah berusaha meminumnya karena terlalu banyak, kubiarkan mereka mengguyur seisi badanku dengan kencing mereka. Dan kali ini ga ada satu sisipun dari badanku yang ga basah terkena air kencing.

Setelah mereka selesai, aku langsung bergantian menjilati memek mereka sampai bersih. Ekspresi sarah yang tadinya geli sekarang malah terlihat senang melihatku yang membersihkan memeknya dengan serius. Namun ekspresi dila yang masih terlihat sedikit jijik dan sibuk menutup hidungnya. Tapi aku ga perduli, aku tetap menjilati memeknya dengan seksama.

Setelah selesai, aku langsung terduduk lega. Fetishnya kak dian akhirnya berhasil terwujud dengan sempurna. Saat aku melihat ke arahnya, kak dian ternyata udah ga memakai baju sehelai pun kecuali sepatu hak tingginya yang membuatnya terlihat sangat seksi dan langsung berjalan tergesa-gesa menghampiriku dan memeluk tubuhku yang kotor ini. Lalu ia langsung mencumbu bibrku dengan ganasnya, sama sekali tidak memperdulikan tubuhku yang basah kuyup terkena air kencing teman-temannya.

Kak dian menarik tubuhku dan merebahkan badannya ke lantai yang udah penuh genangan air kencing mereka semua. Sesaat dila dan sarah terlihat mw menahan badan kak dian karena kak dian merebahkan badan di atas genangan air kencing mereka. Tapi kak dian terlihat tidak terganggu sama sekali.

“Masukkan kontol kamu sekarang sayang” perintahnya kepadaku.

Dan langsung saja kumasukkan kontolku ke memeknya, dan mulai menggenjot wanita yang kucintai ini. Beberapa kali lututku tergelincir karena lantai yang licin itu. Tapi lama kelamaan kami mulai terbiasa dan akupun mempercepat goyanganku.

Kali ini kak dian ga banyak bicara, hanya mendesah dan mengerang penuh kenikmatan setiap kali kontolku menghujam vaginanya dengan penuh nafsu. Ga sampe 10 menit badan kak dian udah menegang dan mengejang penuh kenikmatan. Tapi dia masih belum puas. Dia menarik kepalaku dan mencumbuku kembali dengan ganasnya tanpa mengeluarkan kontolku dari memeknya.

Lalu di tolaknya badanku sampai rebahan, dan kali ini gantian dia yang menaiki kontolku. Rambut ikalnya udah basah terkena genangan air kencing namun ia tak perduli, dia hanya fokus memacu goyangannya,menggebu-gebu ingin mencapai puncak kenikmatan kembali. Wajahnya yang sudah mabuk oleh nafsu terlihat sangat menggairahkan malam itu, tatapan matanya juga terlihat sangat binal seolah ingin melahapku. Bahkan dia udah ga perduli ketika air liurnya mengalir keluar dari bibirnya yang terbuka. Rambutnya yang terkibas kesana kemari memercikkan air kencing yang membasahi rambutnya. Pemandangan kak dian yang menggenjot kontolku dengan liarnya itu pasti akan berhasil membuat siapapun terkesima.

Dan ga lama kemudian kami berdua pun akhirnya sampai ke puncak kenikmatan kami. Kusemburkan air mani ke dalam memeknya dan akhirnya kak dian pun merebahkan badannya diatas tubuhku. Kupeluk erat-erat tubuh mungilnya itu dan kubelai rambutnya yang udah bahas kuyup dan wangi pesing itu. kami pun kembali berciuman dengan mesranya tanpa memperdulikan sorotan mata orang-orang di sekeliling kami.

***

Waktu udah menunjukkan jam setengah tiga pagi ketika kami akhirnya selesai membersihkan ruang tamu hotel itu dari air kencing mereka. Aku baru aja selesai mandi dan berbaring bersama kak dian di kamar. Kamar hotel yang kami sewa memang ukurannya besar karena aku mengambil kamar family yang didalamnya ada 3 kamar tidur. Nadine tidur sama una, kak wida, dila, dan sarah tidur bertiga, sementara aku dan kak dian mengambil kamar yang paling besar.

Mungkin ada 15 menit waktu berlalu ketika kami mulai rebahan dan berpelukan di tempat tidur tanpa bersuara. Kami hanya berciuman dan berpelukan bak pasangan yang udah lama ga jumpa. Ekspresi penuh kepuasan terpancar dari wajah cantik kak dian yang membuat wajahnya semakin terlihat berseri-seri, cantik sekali. Aku masih ga habis pikir wanita secantik malaikat ini bisa punya fetish segila itu. tapi itu memang udah bagian dari dirinya dan aku bahagia bisa mewujudkan fantasinya

“Makasi ya sayang.. maafin kakak udah minta yang aneh-aneh.” Katanya memecah kesunyian malam ini.

“Sama-sama ya sayang. Aku juga bahagia ngeliat kakak segitu puasnya tadi” jawabku sambil nyengir.

“hihihi kakak emang puas banget sayang. Ga nyangka ya ternyata malah si una yang paling semangat ngerjain kamu. Sarah ama wida yang malah biasa aja. Abis ml udah puas langsung pergi” jawab kak dian.

“hahaha iya kak. Dia malu-malu tapi garang banget” jawabku

“hihihih iya. Puas banget rasanya ngeliat kamu dikencingin tadi dek.” Ujarnya dan langsung mencumbu bibirku lagi.

“Aku juga puas banget bisa memuaskan kakak” sahutku.

“hihihi makasi ya sayaang. Jadi gimana, ada yang nyantol ga tadi?” tanya kak dian sambil tersenyum, cantik sekali.

“Nyantol gimana kak? Gak ah kan tadi emang khusus untuk acara ultah kakak doang.” Jawabku.

“HIhihi emang ga ada diantara mereka yang kamu pengen ajak main lagi?” tanya kak dian serius.

“Ga ah kak. Tergantung kakaknya aja mw ngajak yang mana kalo mau kaya gitu lagi.” Jawabku.

“Ih jangan gitu dong sayang. Masa maunya kakak melulu yang kamu turutin. Ywdah gini aja, pokoknya diantara mereka yang datang hari ini, kalo ada yang kamu suka mau kamu pacarin atau kamu jadiin temen ml kamu ya kk ga keberatan sama sekali. Asal jangan jadi ngurangin jatah kakak sama nadine. Hahahha” jelasnya.

“Hehehehe kk yakin kak? Kalo aku sih untuk pacaran lagi kayanya belum kepikiran sih.” Jawabku menggantung.

“Hihihi kalo pacaran belum, tapi untuk temen ml udah kan? ahahah ayo ngakuuuu.” Jawab kak dian sambil menggodaku.

“hehehe aku penasaran sama una sih kak. Galak banget.” Jawabku jujur

“Hihihi kk udah nebak sih, pasti si una. Kamu emang seneng disiksa siksa gitu kan?? hahahaha. Tp sama dila boleh juga tuh dek. Kayanya dia udah jatuh hati sama kamu.” Ujar kak dian.

“Ga seneng disiksaaa kooook. Hehehe. Oiya kak serius si dila udah jatuh hati sama aku? Emang kk tau darimana?” tanyaku penasaran

“Serius. Tadi kan setelah kamu main sama dia, dia cuma senyum-senyum melamun sendirian. Udah ga fokus nonton kamu dikerjain sama yang lain.” Jawab kak dian sambil ngakak.

“Tapi ya terserah kamu aja sih. Mau kamu gilir semuanya gantian juga kk ga masalah. Kalo kak wida biasanya sih kalo penasarannya udah kejawab, biasanya udah ga mau lanjut tuh. Si sarah juga nafsu-nafsu ga jelas doang. Kalo kamu mw pacaran, mendingan antara una sama dila tuh. Kalo wida sama sarah kamu pake-pake aja kalo lagi pengen. Hahahha” jawab kak dian enteng.

“Hahahaha. Tp si dila itu sebenarnya gimana sih kak? Katanya udah sering ciuman sama grepe-grepe, tapi tadi ngakunya sama aku baru tadi pertama kali ngerasain orgasme. Si una yang katanya belum pernah ngapa-ngapain sama cowo, eh tapi malah udah jago mainin memeknya” tanyaku bingung.

“Kalo si dila se tw kakak emang orangnya masih polos banget. Halah dia ciuman sama grepe-grepe sama mantannya itu juga paling sekitar wilayah dada doang. Itu juga waktu masih smp dan belum pacaran lagi sampe sekarang. Kalo dari ceritanya sama kk, itu juga dia sebenarnya takut waktu di grepein pacarnya. Dia ga menikmatin katanya. Akhirnya malah jadi males pacaran. Kakak juga sangsi, kayanya malah kamu yang jadi cinta pertamanya dia, bukan mantannya itu.” Jawab kak dian menjelaskan.

“Masak sih kak? Tapi iya juga sih. Keliatan masih polosnya. Si una yang aku kaget ternyata ada hobi kaya gitu.” Jawabku lagi seadanya.

“Kalo si una se tw kakak emang ga pernah pacaran. Yang deketin banyak, dia juga ga ngerti ngasi respon ke cowo harus gimana, banyak juga cowo yang sebenarnya dia juga suka lagi deketin dia, tapi mundur di tengah jalan karena anaknya pendiam banget.” jelasnya

“Trus kalo kk denger dari si nadine, anaknya emang sangean tuh. Dia kan tau juga hubungan soal hubungan kita bertiga, jadi dia suka kepo banget nanyain gini ‘jadi bang iko semalam kalian apain aja?’ hahaha. Kalo kk liat sih dia emang udah sering masturbasi tuh sendirian.” Jawab kak dian lagi.

“Iya tapi aneh jg ya kak. Ga keliatan banget anaknya ternyata suka main sendiri.” Ujarku bingung.

“Ywda coba kamu deketin aja dia. Eh tp si dila juga dek, kasian tuh dia mendam perasaan ke kamu. Tapi kalo kamu juga suka sama dia. Kan mana tau kamu bisa sayang juga sama dia kaya kamu sayang sama nadine.” Pancing kak dian lagi.

“Emang kk beneran gpp kalo aku nambah pacar lagi? Soalnya kan kakak cerita kemarin kan kakak awalnya cemburu dan marah ngeliat suami kk selingkuh dengan nadine.” tanyaku lagi memastikan.

“Iya beneran loh. iya kemarin itu yang sama suami kk, kakak emang masih berusaha ingin hidup dan membangun keluarga normal, kaya orang-orang lain. Dan sebenarnya kekecawaan kk bukan karena suami kk ga setia, tapi lebih ke kecewa karena keinginan kk untuk punya keluarga yang normal yang gagal. Dan jujur aja, malah kk lebih bahagia dengan hubungan kita yang sekarang. Makanya kamu juga kerja yang bener, karena banyak yang harus kamu nafkahi ntar. Hahahahahha” jawab kak dian sambil terkekeh.

“hahahahha iya juga ya kak, ah udahlah pusing adek kak. Aku coba invest-invest ke saham atau kripto ntar. Kalo profit ntar aku nikahin kalian. Hahahaha”

“hahahahahahaha iya dong. Percuma istrinya banyak tapi ga dinafkahi ntar. Ywdah tidur yuk sayang. Besok siang kk juga mau kerumah mertua kakak ada acara disana juga.” ajak kak dian

“ywdah kak. Met bobo ya sayangkuh. Happy birthday buat kamu wanita cantik sang pemilik hatiku.” kataku sambil mencium pipi kak dian.

“Hihih makasi sayang. Makasi untuk cintanya, makasi kamu yang membuat hari ini jadi spesial.” Jawab kak dian membalas ciumannya di pipiku.

Selang beberapa menit kami pun langsung terlelap.

***

Keesokan harinya aku terbangun karena mendengar suara dering dari hp ku yang kuletak di meja di samping tempat tidurku. Ternyata yang menelfon ibuku, tpi belum sempat kuangkat deringnya udah mati. Saat kubuka wa ternyata ibuku udah chat dari jam 8 pagi ingetin untuk ga pulang kesorean karena semalam udah nginep diluar.

Setelah membalas chat ibuku, aku langsung meregangkan badan dan ngecek jam ternyata udah jam 10 pagi. Kulihat ke tempat tidut ternyata kak dian udah bangun dan sedang mengeringkan rambut di depan cermin.

Biasanya kalo aku nginap dirumah kak dian dan baru bangun, aku langsung ngerjain nadine yang biasanya bangunnya lebih lama dan emang ga gampang terbangun walaupun kami lagi berisik. Tapi semalam itu nadine ga tidur bareng kami dan aku jadi ngerasa kangen dengan dia. Aku juga baru teringat kalo tadi malam itu si nadine ga dapat jatah sama sekali. Cuma masturbasi bareng waktu giliran una doang. Ya ampun kok jadi kangen banget yah.

Aku memeluk kak dian dari belakang dan mengucapkan selamat pagi ke kak dian, lalu memberitahukan kak dian kalo aku mw main ke kamar nadine karena kangen. Kak dian pun mengiyakan, dan ngingetin aku juga kalo tadi malam aku udah ngelupain dia. Katanya aku harus nebus dosa pagi ini. Aku langsung bergegas ke kamar mandi dan mandi seadanya. Karena tadi malam juga aku udah mandi sebelum tidur. Setelah itu aku langsung keluar kamar dan mengetuk pintu kamar una dan nadine.

Ga berapa lama kemudian, una membukakan pintu untukku dan mempersilahkan aku untuk masuk. Kulihat si una udah mandi dan ada si dila juga yang sedang mengeringkan rambut. Mungkin hardryer di kamarnya sedang dipake sama sarah atau kak wida. Ternyata rambutnya dila panjang dan lurus, dan waktu itu dia mengenakan kaos yang agak kebesaran dan celana tidur panjang.’ Emang beneran cantik anak ini’, pikirku dalam hati. Sementara una mengenakan celana pendek dan baju kaos, sedang duduk bersandar di tempat tidur sambil nonton tv. Si una kalo lagi nyantai begini emang kental banget kesan imut dan polosnya, padahal tadi malam garang banget.

“si nadine udah bangun na?” tanyaku sambil masuk ke kamarnya.

“Belum bang, padahal tadi udah una goyang-goyang badannya, tapi dianya malah tidur lagi.” Jawabnya.

Kulihat di tempat tidur wajah nadine yang masih tidur dengan bibir yang setengah terbuka khasnya.

“Semalam si nadine ga dapat giliran na, jadi abang kangen. Abang mau main sama si nadine disini gak papa kan na, dila?” tanyaku ke una.

“hehe ywda bang, tapi kami disini aja ya ikutan nonton.” Jawab dila dan disambung sama anggukan una.

“siip” jawabku pendek, dan langsung memeluk erat tubuh nadine yang masih tertidur pulas.

“duuuh kangen kali abang sama kamu sayaang.” Bisikku ke telinganya, dan langsung mencumbu bibirnya yang udah setengah terbuka itu. Kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya sambil menekan kepalanya dengan tanganku dengan nafsunya.

Ga berapa lama kemudian nadine pun terbangun dan membalas jilatan lidahku dengan lidahnya dan membuka matanya. Dari tatapannya aku tau kalo dia juga merindukanku. Aku lepas ciumanku dan berkata padanya,

“Selamat pagi sayang, maap yah abang jadi bangunin kamu. Abang kangen banget sama kamu, tadi pagi bangun-bangun ga ada kamu di sebelah abang dan kak dian..” bisikku padanya.

“Hihihi pagi abaang. Nadine juga kangen banget sama abang, biasa kalo kita tidur betiga nadine terbangun gara-gara abang gangguin kan.” jawab nadine sambil terkikik geli.

“Iya sayang. Kalo ngeliat wajah polos kamu yang sedang tidur itu, abang bawaannya pengen memperkosa kamu aja loh nad.” Jawabku yang udah nafsu banget.

Mendengar kata-kataku nadine langsung tersenyum dengan indahnya dan berkata,

“Hihihi iya ya bang. kalo gitu mulai sekarang nadine tidur ga usah pake celana dalam yah, supaya abang gampang memperkosa nadine ntar.” Jawabnya nakal.

“hehehe bagus bagus sayang. Eh tp kalo sama-sama mau berarti namanya bukan perkosa dong nad. Hahahaha.” Balasku bercanda.

“Iya jg ya bang. tapi nadine mana mungkin ga mau bang, kan nadine lontenya abang. Emang udah tugasnya dikentotin sama abang.” Jawabnya sambil nyengir.

“duuh, kamu kok gemesin banget sih sayaaaang.” Jawabku gemas dan kembali menciumin bibirnya dengan geram. Tanganku menyusup masuk ke dalam piyamanya dan langsung memuntir putingnya dengan nafsu.

“aaaaaaaawwwww” pekik nadine kesakitan.

Aku pun terkejut karena ga sadar tadi terlalu kuat mencubit putingnya.

“eh maaf nad, abang tadi terlalu nafsu. Sakit ya sayang?” tanyaku khawatir

“Engga kok bang, lebih kuat lagi juga gpp bang. nadine yang salah, tadi abang nyariin nadine, eh nadine malah masih tidur. Hukum aja nadine bang, nadine udah gagal sebagai lontenya abang.” jawabnya dengan wajah memelas penuh nafsu. Kayanya si nadine malah terangsang tadi aku cubit putingnya dengan keras.

Mendengar rengekannya aku langsung mencubit puting payudaranya yang sebelah lagi. Nadine langsung mengerang kesakitan sambil menggeliat. Namun ekspresi wajahnya udah mulai kehilangan nalar dan berganti dengan nafsu. Kumasukkan jari tanganku ke dalam mulutnya sampai dia tersedak dan terbatuk, namun nadine tetap mengulum dan menghisap jariku seolah olah jariku itu adalah benda paling nikmat yang pernah masuk ke dalam mulutnya. Setelah beberapa saat kucubit lagi putingnya dan lagi-lagi nadine langsung memekik dan menggeliat penuh kenikmatan, sampe-sampe air liurnya mengalir keluar ke pipinya. Ekspresi nadine saat itu bener-bener membuatku ga tahan dan aku langsung mempelorotkan celana panjang dan celana dalamnya sampai terbuka.

Nadine langsung mengangkangkan kakinya lebar-lebar. Kupandangi memeknya yang udah basah kuyup, tak sabar menantikan kontolku untuk menghujam memeknya dalam-dalam.

“Kamu emang lonte binal nad. Puting kamu abang cubit sampe kamu kesakitan, memek kamu malah jadi basah kuyup begini.” Hardikku geram.

“Iya maafin nadine bang. harusnya nadine yang memberikan abang kenikmatan, tapi malah nadine yang keenakan sendiri. Kentot aja nadine sepuas abang.” Ratapnya memelas.

Mendengar kata-katanya, aku langsung memasukkan kontolku sampe mentok, yang diiringi pekikan nadine yang kesakitan namun nikmat. Kontolku masih terasa ngilu karena tadi malam udah nembak tiga kali. Tapi aku ga peduli, aku ingin ngentotin nadine yang udah membuatku se nafsu ini.

Kugenjot memeknya tanpa ampun, dan sesekali kutarik dan kupuntir puting dada nya yang mungil. Nadine pun menyambut dengan jeritan jeritan penuh kenikmatan. Aku yang saat itu dikuasai nafsu hanya fokus melihat nadine dan tidak sadar ketika una ternyata udah duduk di sebelah nadine dan juga ikut memuntir puting sahabatnya itu bahkan cubitannya lebih kasar daripada yang aku lakukan. Kulihat nadine memandang sahabatnya dengan memelas sambil mendesah penuh kenikmatan.

Gairahku pun semakin tak terkendali melihat una yang berwajah polos itu dengan dinginnya ikutan menyiksa sahabatnya sendiri yang ternyata sangat menikmatinya juga.

Kupercepat kembali genjotan kontolku di dalam pepeknya nadine, sementara sahabatnya memuntir kedua putingnya dengan kedua tangan. Badan nadine mengejang dan menggelinjang ga karuan menandakan ledakan orgasme yang hebat telah datang. Tapi aku tak perduli aku tetap aja menggenjot memeknya tanpa ampun, walaupun nadine mengerang kesakitan karena ngilu, memeknya yg udah orgasme tetap di hajar tanpa ampun oleh kontolku.

Erangan kesakitan nadine hanya berlangsung sebentar, karena ga berapa lama kemudian dia mulai mendesah kembali dengan penuh kenikmatan. Dan akhirnya pertahananku pun goyah dan kusemprotkan maniku kedalam memeknya yang masih berdenyut itu.

Setelah puas aku pun merebahkan badanku ke sebelah nadine dan memeluknya dengan erat sampai kami orgasme kami berdua akhirnya mereda.

“Maap yaa sayang, tadi abang kasar sama kamu..” bisikku ke telinganya.

“Jangan bang.. jangan minta maaf. Tadi itu orgasme paling nikmat yang pernah nadine rasain. Plis terusin perlakukan nadine sesuka hati abang kaya tadi bang.” jawabnya memelas.

“iya iya sayang, tapi kalo abang terlalu kasar kamu harus kasi tw abang ya sayang. Abang sayang sama kamu, abang ga suka lihat kamu kesakitan.” Jawabku

“iya baang nadine janji akan jujur sama abang.” Jawabnya sambil tersenyum manis. Raut wajahnya terlihat sangat bahagia pagi itu. Kukecup bibirnya dengan sayang dan kupeluk tubuhnya erat-erat.

“hehe una kayanya ganggu ya disini.” Sahut si una tiba-tiba disela-sela cumbuan mesra kami.

“eeh sori na, ga ganggu kok. Hehehe. Kami masi kebawa suasana doang.” Jawabku ke una. Saat itu aku bener-bener lupa sama keberadaan una dan dila. baru nyadar ada una juga waktu una ikutan nyubit putingnya nadine, kalo sama si dila udah sama sekali lupa. Jadi aku ga nyadar kalo dila juga udah duduk di sebelah kami dan nonton kami berdua sedang ml.

“hihihi ya wajar sih bang. kalian berdua mlnya udah kaya orang kerasukan. Una sampe nafsu sendiri ngeliatnya.” Jawab una jujur

“hehehe masa sih na, trus gimana? Mau abang keluarin kaya semalam?” tanyaku sama una.

“Ga usah deh bang. Abang pasti udah cape kan? Lain kali aja deh bang saat abang udah fit lagi.” Jawab una

“heheh deal na. Ywdah kita mandi ya nad. Udah jam 11 kurang nih.” Ajakku ke nadine dan langsung kugendong si nadine ke kamar mandi. si nadine hanya nurut aja dan menyenderkan kepalanya ke bahuku dengan manja. Emang kelewatan anak ini, waktu lagi nafsu pengennya dikasarin, setelah puas manja banget sama gua.

***

Setelah mandi aku langsung kembali ke kamar ku dan menyusun barang-barangku ke dalam tas, dan akmi semua berkumpul kembali di ruang tamu dengan barang masing-masing.

Sebelum pulang, kak dian mengajak kami untuk memesan makanan ke kamar karena jam sarapan udah kelewatan. Kami setuju karena semua udah pada kelaparan karena sampe jam 11 belum sarapan.

Setelah semua makanan datang, kami langsung menyantapnya sambil mengobrol dan bercanda kembali. Kulihat cuma dila yang masih agak canggung dan lebih pendiam dari biasanya. Mugkin kejadian tadi malam dan yang barusan sama nadine itu terlalu mengejutkan baginya yang masih polos. Aku juga memergokinya beberapa kali mencuri-curi pandang ke arahku.

Sementara sarah dan kak wida justru sebaliknya, mereka malah menggodai kak dian yang semalam udah hilang kendali dan malah bercinta diatas genangan air kencing mereka. Kak dian menanggapi candaan mereka dengan santai, bahkan berterus terang kalo itu justru menambah sensasinya. Sementara dila hanya diam dan mendengarkan mereka masih dengan eskpresi yang ga bisa ditebak.

Setelah semua selesai makan, kak dian mengakhiri obrolan kami dengan mengatakan kalo dia ga akan ngelarang kalo seandainya aku ingin ml dengan salah satu diantara mereka. Dan mereka pun bereaksi dengan mencandai kak dian dengan menakut-nakuti kak dian kalo aku akan berpaling darinya. setelah itu kak dian memotong gurauan mereka dan mengejak mereka untuk pulang.

Sebelum ke rumah kak dian, kami singgah dulu ke kantor, karena mobil kak wida, sarah dan dila semalam dititipkan di kantor. Kak dian juga ikut turun nemenin mereka sebentar untuk pamitan. Saat kak wida dan sarah udah berbalik dan jalan ke mobil mereka masing-masing, kulihat dila memanggil kak dian kembali dan menanyakan sesuatu ke kak dian. Kulihat kak dian mengangguk dan mengelus kepalanya dila dan ekspresi si dila terlihat sumringah dan melambaikan tangan ke kak dian dan bergegas ke arah mobilnya.

Setelah itu kak dian kembali ke mobil dan kami meneruskan perjalanan kerumah kak dian.

***

Sesampainya di kamarku, aku langsung merebahkan badan sambil menonton tv. Namun pikiranku masih dipenuhi soal kejadian di hotel semalam. Aku udah yakin kalo pun seandainya temen-temen kak dian mw ngikutin permainannya, pasti ga akan selesai di malam itu doang. Dan emang bener, malah kak diannya sendiri yang menawarkan ke aku untuk nambah pacar atau temen ml lagi. Kalo aku ingat-ingat dulu waktu pertama kali ke hotel bareng kak dian, kayanya semuanya masih lebih simpel. Memang sih, aku ga akan mengeluhkan rejeki ku yang bisa bebas ngeseks dengan wanita-wanita cantik kaya mereka, tapi kayanya semuanya terlalu ribet. Karena ga mungkin juga semua bisa selesai di ranjang tanpa merembet kemana-mana. Semalam aja aku udah ngelupain nadine gara-gara sibuk berusaha memuaskan temen-temennya kak dian dan si una. Gimana lagi nanti nambah orang lagi yang harus kujaga perasaannya.

Beberapa menit kemudian, hp ku berbunyi menandakan notifikasi pesan chat yang masuk. Saat kubuka ternyata itu chat dari kak dian yang mengirimkan foto mereka yang sedang merayakan ulang tahunnya dirumah mertua dari suaminya yang udah meninggal. Kupandangi wajah kak dian dan nadine yang ada di foto itu.

Saat itu aku memang masih belum yakin apa yang menanti kami di masa depan nanti, tapi satu yang aku tau pasti, bahwa rasa cintaku ke kak dian memang nyata, dan rasa sayangku ke nadine juga nyata. Aku sering mendengar orang-orang berkata cinta dan sayang itu beda, bahkan ada orang yang udah terlanjur sayang sama seseorang sebelum dia akhirnya jatuh cinta kepada orang lain namun terpaksa mengubur cintanya dalam-dalam karena tidak ingin menyakiti orang yg udah terlanjur ia sayangi. Kisah itu menyadarkanku bahwa betapa beruntungnya aku bisa berada di situasi yang sekarang, dimana aku bisa bersama-sama dengan orang yang aku cintai dan aku sayangi. Bahkan sesama mereka juga saling menyayangi satu sama lain.

Kalo soal seksnya udah jelas sih, laki-laki mana yang nolak dibebaskan untuk berhubungan seks diluar dari pasangannya, tapi kalo soal hatinya, jelas aku udah merasa cukup dan ga ingin mengambil resiko merusak sesuatu yang kami punya sekarang ini. Karena situasiku sekarang udah terlalu sempurna untuk nyoba-nyoba menambah orang baru didalam hubungan kami. Entahlah, mungkin aku yang mikirnya kejauhan, mungkin kak dian sendiri juga hanya mengatakan itu karena ngerasa bersalah udah mengajakku untuk melayani temen-temennya. Yah kita lihat aja nanti gimana ke depannya.

***
Ente fucek boy hu.....wkakakaka
 
Liar dan bikin horny gemes campur aduk jijik geli dll , pokoknya premium deh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd