Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta dan sayang itu beda..

Bimabet
Nb: Maap ya suhu-suhu sekalian, updatenya tipis tipis dulu. blm siap nulisnya.

Satu bulan udah berlalu sejak kak dian akhirnya menceritakan fetishnya kepadaku, namun belum ada juga tanda-tanda kapan kak dian mau ngelakuinnya sama temen-temennya. Karena bulan ini adalah bulan ulang taunnya kak dian, aku pun udah ga fokus mikirin itu karena sibuk nyari-nyari kado untuk ulang taun kak dian. Untungnya sih setelah dikasi jabatan asisten, gajiku juga udah lumayan, jadi ga pusing mikirin duit untuk kadonya kak dian. Cuma kak dian emang ga pernah cerita lagi kepengen barang apa, barang-barang yang dia pakai juga ga ada yang mahal dan jarang ganti-ganti juga. Jadi aku pusing bingung mau beliin apa.

Setelah seminggu sebelum ulang taun kak dian belum dapat kado juga, aku pun nyerah dan akhirnya aku milih beli lengkap mulai dari baju, rok, baju dalam sampai sepatunya juga aku beliin. Setelah nyampe di mall dan masuk ke toko baju pertama yang aku lihat, akhirnya baru nyadar lagi kalo aku ga paham selera berpakaiannya kak dian. Mulai dari warna, model bajunya dll. Sial.

Akhirnya setelah duduk ngerokok sambil ngopi di starbuck sambil nyari inspirasi, aku mutusin, ywda kalo gt aku beliin aja yang sesuai dengan seleraku sendiri. Aku langsung buru-buru cabut dari situ, dan berjalan kearah toko pakaian wanita dengan segala macam imajinasiku, aku jadi malah semangat kepengen mendadanin kak dian yang cantik itu.

Setelah keliling sebentar, tiba-tiba timbul ide ku untuk isengin kak dian. Aku milih blouse putih tanpa lengan yang ketat, dan rok mini kotak2 warna abu-abu, dengan sepatu hak tinggi warna hitam dengan tali-tali yang melilit sampai betis, yang pasti bakal kontras banget di kakinya putih mulus itu, ikat rambut berpita warna putih untuk mengikat rambut ikalnya yang indah itu dan dalemannya aku beliin ingerie transparan warna hitam. Untuk tasnya aku cariin tas kantoran untuk cewe yang bagus dan mahal juga, itung-itung sebagai garansi aja kalo dia ga suka sama kadoku yang lain, minimal tasnya harus bagus.

Sebenarnya tengsin juga sih beliin pakaian cewek tapi belanjanya sendirian, apalagi waktu ke toko lingerie. Muka ku udah merah padam juga waktu ngeliat ada pasangan suami istri yang ngelirik-ngelirik ke aku yang belanja lingerie sendirian. Tp bodo amat. Bibirku ga berhenti nyengir membayangkan kak dian memakai semua yang aku belikan. Karena walaupun aku udah sering ngeliat dia telanjang bulat, tpi aku ga pernah ngeliat dia berpakaian seksi.

Setelah selesai belanja aku pun berjalan ke arah mobilku di parkiran dengan perasaan puas dan lega. Walaupun jadi overbudget karena harga tasnya dan terpaksa bongkar uang tabungan, tapi aku udah ga sabar kepengen liat hasilnya.

***

Seminggu kemudian hari yang udah ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ulang tahun kak dian emang kebetulan jatuh di hari jumat, dan kak dian mengatakan kepengen merayakannya di hotel dan dia mengundang temen segengnya, plus nadine dan una. Si una emang kebetulan main kerumah di hari kamisnya, jadi sekalian diajak sama kak dian untuk datang. Anak kak dian pun dititip ke rumah mertuanya, rencananya nanti sekalian ngarayain ulang taun kak dian disana di hari sabtunya.

Karena kami semua bertujuh akhirnya kami memutuskan untuk berangkat naik mobilku yang masih muat untuk 7 orang, sementara mobil temen-temen kak dian di titip di kantor. Nadine dan una juga nyusul ke kantor naik grab, supaya bisa sama-sama berangkat.

Sebelum ke hotel, kami karokean dulu di deket hotelnya selama dua jam, sekalian makan malam disitu. Setelah satu jam karokean, petugas karoke yang sebelumnya udah kami kompakin tiba-tiba masuk dan membawakan kue ulang taun yang udah dipasangin lilin, dan di troli bagian bawahnya udah ada kado dari kami yang udah kami titip sebelumnya ke petugas karokenya. Kak dian terlihat terkejut namun wajahnya ga berhenti tersenyum sumringah, hatiku pun berbunga-bunga melihat wajah bahagia kak dian.

Kami pun bergantian menyalami, memberikan kado dan mengucapkan selamat ke kak dian. Kebetulan aku kebagian giliran yang paling akhir, dan kak dian spontan langsung memelukku dan mencium bibirku di depan teman-temannya. Temen-temennya pun langsung berteriak menyorakin kami berdua. Aku cuma bisa cengengesan menghadapi sorakan mereka yang ga berhenti-berhenti, maklum lah aku belum pernah ngalamin yang kaya gini sebelumnya jadi masi agak canggung. Untungnya tadi petugas karokenya udah keluar sewaktu kak dian mencium bibirku. Malu juga kalo dilihat mereka sementara kak dian berpakaian tertutup mengenakan jilbab.

Setelah selesai berkaroke kami pun berangkat ke hotel untuk melanjutkan acara ulang taun kak dian. Aku memesankan kamar yang besar dan udah di dekorasi juga untuk acara ulang taun. Ketika kami masuk ke kamar, wajah kak dian terlihat senang melihat kamarnya yang udah didekorasi karena hasilnya memang bagus sih, gua ga salah pilih hotelnya.

Setelah puas melihat-lihat, para cewe-cewe itu langsung menyerbu masuk ke kamar mandi mau bersih-bersih dikit katanya. Dasar cewek.

Aku pun duduk bertiga bersama nadine dan una yang emang masih fresh karena berangkat dari rumah. Si nadine terlihat cantik mengenakan blouse tangan panjang berwarna biru dan celana panjang putih yang sesuai dengan warna jilbabnya. Sementara si una berpakaian santai dengan kemeja kotak-kotak celana panjang dan sneakersnya.

Dari mereka semua emang cuma kak wida yang ga pakai jilbab karena dia di bagian resepsionis, tp mereka emang pada cantik-cantik sih. Aku juga baru nyadar kalo aku cowok sendiri di sekumpulan cewe cantik ini.

Belum sempat mikir yang aneh-aneh tiba-tiba mereka keluar dari kamar mandi bersama-sama. Dan kami pun memutuskan untuk membuka semua kadonya kak dian.

Kak dian pun terlihat bersemangat tak sabar ingin membuka kado-kadonya. Lucu juga sih ngeliat dia kaya gini. Dia yang biasanya santai dan dewasa, sekarang jadi terlihat kekanakan di hari ulang taunnya. Wajahnya terlihat bahagia dikelilingi temen-temennya. Gemesin banget emang liat ekspresinya malam itu.

Dengan tak sabar diraihnya kadonya dan dibukanya bungkusnya. Ternyata isinya adalah gelang emas, yang langsung dipakainya. Kak dian pun langsung mengucapkan terima kasih ke temen-temennya, yang udah patungan beliin dia kado.

Kado kedua yang dia buka adalah kado dari nadine dan una yang isinya parfum. Setelah aku ingat-ingat kak dian emang suka ngoleksi parfum. Tp jumlahnya emang ga banyak-banyak amat. Kak dian pun langsung meluk mereka berdua sambil ngucapin makasih.

Terakhir kado dari aku yang dibuka. Semua baju, sepatu dan tasnya aku bungkus di satu kotak kede jadi keliatannya besar. Setelah dibuka isinya ada kado-kado kecil, dan kak dian pun dengan bingung menatapku.

“kok banyak kali isinya dek, kamu mw ngerjain ya ini? Hihihi” tanyanya bingung

“iyaa itu aku kasi kakak satu set semua, jadi bisa dipake sekaligus” jawabku

Dia pun melirikku curiga dan mulai membuka satu persatu. Susunannya emang sengaja aku buat yang paling atas itu lingerie duluan. Dia pun langsung nyengir malu-malu ketika membuka yang lingerie yang langsung disorakin temen-temennya. Waktu membuka kado kedua yang isinya blouse tanpa lengan dan rok pendek dia langsung ngedumel,

“Ya ampuuuun kamu ini nakal kali yaaa. Mw kakak pake kemana nih baju sama rok ginian?” protesnya sambil tertawa.

“yaaa pake sekarang aja kak, kan disini cuma ada kita-kita aja, hahahaha” sahutku enteng sambil ngakak.

Dia pun cuma mesem-mesem aja, sambil membuka kado lainnya. Dan memang garansi gua berhasil karena dia memekik kegirangan ketika membuka kado yang isinya tas mahal itu. dia pun langsung memelukku erat sambil bilang makasi.

Saat kami berpelukan temen-temennya pun menyoraki kami,

“ciuuumlaa masa peluk-peluk aja” teriak mereka

Kami pun nyengir dan berciuman dengan mesra di depan mereka.

“Jadi ini kadonya langsung kakak pake semua nih dek?” tanya kak dian masih sumringah

“Iya dong. Aku mw liat kakak pake baju seksi gimana jadinya” sahutku.

Kak dian pun cuma mengangguk sambil tersenyum dan mengambil semua kado yang udah dibukanya dan berjalan ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, kak dian pun keluar dari kamar mandi dan sudah memakai semua kado pemberianku. Kami pun langsung bersorak dan memuji kecantikannya. Awalnya kukira wajah anggun dan feminim kak dian ga cocok kalo make baju serba terbuka, tapi setelah melihat langsung, memang dia dikaruniai kecantikan yang luar biasa. Pake apa pun ya cocok-cocok aja.

Penampilan kak dian yang berbeda itu langsung berhasil memancing birahi ku, pahanya yang putih mulus terpampang bebas dibalut rok mini ketat yang dia pakai, yang juga menonjolkan bokongnya yang bulet walaupun mungil. Blouse ketat tanpa lengan itu juga memperlihatkan garis ketiaknya yang putih, dan lehernya yang jenjang. Luar biasa emang kak dian ini. Badannya emang mungil, tapi semuanya serba proporsional.

Aku pun langsung berdiri dan menyambutnya dengan ciuman di bibirnya. Aku udah ga memperdulikan sorakan temen-temennya kak dian, ku cium dan ku masukkan lidahku ke mulutnya. Kak dian pun menyambut cumbuanku juga, namun ciuman kami ga lama-lama karena ada temen-temennya kak dian disini.

Setelah selesai berciuman, kak dian pun berbisik kepadaku,

“Tuh tambah nafsuin kakaknya kan? Makanya jgn nakal beliin kakaknya baju-baju kaya gini” bisik kak dian sambil mencubit pinggangku.

“Gpp kak. Kakak pake serba tertutup juga tetep nafsuin” jawabku sambil nyengir

“iiih nakal banget sih kamu ini hihihihi” seru kak dian sambil tertawa

Kami pun berjalan kembali ke ruang tamu tempat tadi kami ngumpul, dan bergabung kembali bersama mereka. Segala macam obrolan dan canda gurau pun memenuhi kamar kami malam itu. Tentunya kak dian sebagai yang punya acara yang menjadi sasaran empuk candaan mereka, namun senyum bahagia tak pernah lepas dari bibirnya. Dan aku pun merasa cukup berhasil membuat hari ini menjadi hari yang spesial buat kak dian. Tapi itu karena aku belum tau kalo kak dian masih punya rencana lain untuk malam itu.

Setelah dua jam asik mengobrol dan tertawa, kak dian tiba-tiba ngajak kami main uno, dengan peraturan yang menang boleh merintah yang kalah. Kami semua pun langsung mengiyakan karena udah cape juga ngobrol-ngobrol dua jam.

Awalnya sih permainan berjalan santai dan biasa-biasa aja. Yang pertama kali dapat giliran menang si sarah, dan dia merintahkan kak dian untuk mencoreng keningnya dengan bedak. Alhasil yang juga pada niruin perintahnya sarah, dan setelah satu jam main, kami semua udah dapat giliran mukanya kena coreng bedak.

Setelah beberapa game kemudian, nadine yang pada saat itu menang, tiba-tiba minta hadiah yang lain. Dia minta duduk di pangkuanku sepanjang satu game berikutnya.

“iiih nadine curaaang yaaa” sahut dila, sarah dan kak wida serentak.

“tau gitu tadi kami milih hukuman yang lain” sahut si sarah sambil manyun.

Nadine pun cuma cengengesan doang sambil duduk di pangkuanku, sambil meletin lidahnya ke orang yang protes. Kami pun tertawa cekikikan.

“Kalo gitu nadine ga ikut main satu game yaaa. Kan ga bisa main sambil pangku-pangkuan gitu” sahut kak wida.

“Okeeee kaak, atur ajaa.” Sahut nadine sambil ngakak.

Kami pun memulai permainan berikutnya dengan nadine yang masih duduk di pangkuanku. Entah memang ga hoki atau ga pinter main ini, dari tadi main baru sekali ini aku menang. Dan sebagai hadiah aku minta french kiss dari kak dian yang lagi-lagi mengundang sorakan dari temen-temen.

“Bang iko ini selalu kak diannya ajaaaa yang jadi fokusnya yaa. Kalo gini sama aja kaya kak dian yang dapat hadiah tuh” celetuk si sarah.

“ywdah kan next kalo sarah menang bisa minta cium bang iko juga” kata kak dian sambil cengengesan setelah berciuman lagi denganku.

“Ooooo gituuu, beneran nih yaaa, ayooo kak lanjuuut” sahut si sarah semangat ke kak wida yang dapat giliran mengocok kartu.

Dan setelah itu mereka bergantian menang. Awalnya dila yang menang, dia minta aku gendong keliling kamar, setelah itu si una, dan dia minta aku nyanyiin satu lagu sambil malu-malu. Next si dila lagi yang menang, dan kali ini dia minta digendong ala-ala princess di film-film korea itu sambil minta difoto.

Setelah menurunkan si dila, aku pun langsung protes sama mereka.

“Kok jadi aku mulu yang dapat hukuman nih.” Gerutuku sambil duduk kembali.

“Gapapa laaa dek, kan kamu pacar yang ulang taun, jadi emang harus kamu yang jadi korbannya. Hahaha” jawab kak dian sambil terkikik.

“hahahha iya juga ya kak. Siap laksanakan” jawabku sambil bercanda.

“okeeee gaes, mulai sekarang bang iko aja yang kita hukum yaa” pancing si sarah.

“Iyaa, hari ini si iko bebas mw kalian apain aja. Hahahha” sahut kak dian sambil terkikik.

Kami akhirnya lanjut main lagi, dan setelah persaingan sengit antara nadine dan kak wida yang kartunya sama-sama udah mau habis, akhirnya nadine yang menang. Dan permintaan nadine adalah, dia mau aku ciumin semua sisi wajahnya.

Karena udah biasa sama nadine, aku juga udah ga canggung lagi meluk-meluk si nadine sambil nyiumin keningnya, pipinya, bagian bawah telinganya sampe dia kegelian, trus terakhir bibirnya. Dan waktu kami berciuman mesra, yang lain pada heboh nyorakin kami.

Setelah selesai dan melihat sekliling, kuliat cuma sarah dan dila yang mukanya keliatan syok, dan kulihat mereka sibuk berbisik-bisik dengan kak wida yang terlihat nyantai. Kayanya kak wida dan una udah tau soal hubungan aku, kak dian dan nadine yang berpacaran bertiga. Kalo una pasti udah tau dari sahabatnya yaitu si nadine. Ekspresi sarah dan dila terlihat terkejut ga percaya mendengar bisikan dari kak wida, kayanya kak wida baru aja nyeritain soal hubungan kami bertiga. Dan kulihat sarah geleng-geleng sambil ngakak dan ngancungin jempol ke arahku. Diliat dari reaksinya sih kayanya mereka nyantai menanggapi rahasia besar kami. Aku pun membalas jempol mereka sambil nyengir.

Dan setelah itu kami pun lanjut main kembali, dan giliran kak wida yang menang. Sesaat dia terlihat melirik ke arah kak dian, dan kak dian pun mengangguk pelan. Belum lagi mereka pulih dari rasa syok gara-gara ngeliat aku dan nadine berciuman, kak wida pun juga mengajukan permintaan yang sama kontroversialnya dengan nadine.

“hmmm aku minta apa yaaah. Dek ikooo, sini sama kakak sayang. Kakak mau minta french kiss sama dek iko sampe 2 menit” perintah kak wida yang disambut sorakan dari yang lain yang sempat terdiam. Kali ini dila dan sarah juga ikut bersorak setelah tadi sempat syok.

Aku pun melirik ke kak dian yang malah terlihat penasaran ingin menonton kami berciuman. Setelah yakin kak dian ga keberatan, aku pun berjalan ke arah kak wida yang udah berdiri menyambutku. Perlahan dirangkulnya pinggangku dan menengadahkan wajahnya ke arahku sambil berjinjit dan menutup mata. Sorakan dari yang lain pun terdengar kembali.

“iiih kok sok romantis gitu kakak. Kebanyakan nonton film korea tuuuh” sahut si dila sambil ngakak.

Kami pun akhirnya ikut ketawa karena ga konsen setelah diteriakin dila. Lalu kami pun mencoba kembali dan kali ini aku yang duluan merangkul kak wida, dan perlahan mengecup bibirnya. Kak wida langsung menyambut ciuman ku dengan membuka bibirnya dan mengeluarkan lidahnya. Kami berciuman, saling memagut bibir dan lidah kami berkali kali saling bertautan satu sama lain. Kali ini tak terdengar sorakan dari yang lain, semua terdiam melihat kami berciuman.

Setelah beberapa saat yang kayanya juga lebih dari dua menit, akhirnya kami melepaskan ciuman kami dan aku langsung melirik ke kak dian yang cuma senyum-senyum melirik ke arahku. Saat balik badan reaksi mereka terlihat berbeda-beda. Sarah terliat bengong dengan mulut menganga, dila menutup mata sambil cekikikan dengan nadine. Sementara una menutup mulutnya dengan wajah memerah, kayanya walaupun mereka udah tau aku berpacaran dengan nadine juga, tapi kayanya mereka ga nyangka orang lain juga boleh berciuman denganku.

Keheningan itu pun akhirnya dipecahkan dengan sorakan kak dian,

“wooooo asyiiiik yaaa kak wiwid dapat cipok dari berondong. Wkwkwkwk” suara ngakak kak dian pun akhirnya berhasil mencairkan suasana dan mereka juga ikut menyoraki kami. Dan sekilas suasananya terlihat kembali seperti semula dan kami pun melanjutkan permainan yang mulai memanas ini.

Walaupun semua terkesan kembali nyantai, terlihat jelas suasanya udah mulai berubah. Ada ketegangan yang menggantung di udara. Seolah semua saling menunggu ingin melihat sejauh mana batas yang boleh mereka langgar. Aku pun udah mulai ga konsen dengan permainan ini, kaya cuma jadi penonton doang.

Permainan berikutnya dimenangkan oleh dila, kayanya emang dia jago sih main ini. Dari tadi menang muluk. Dan kali ini si dila ragu-ragu ingin mengatakan hukumannya. Setelah didesak sama yang lain barulah dia minta,

“Dila mauuu pipinyaa dicium bang ikoo” sahut si dila sambil menutup wajahnya.

Permintaan dila pun disambut gelak tawa dari kami semua.

“Yakiin ciumnya di pipi ajaaa? Ga mau dibibir aja dila?” tanya kak wida mancing.

“Dila maluuu, dipipi aja pun gpp kak” sahut si dila sambil malu-malu

Kami semua pun tertawa ngakak ngeliat tingkahnya. Kak dian pun terlihat puas temennya juga mulai mengikuti permainan ini sesuai dengan yang dia inginkan. Aku langsung berdiri di depan si dila, dan mengecup pelan pipinya, dan langsung membalikkan badan mw duduk kembali. Belum sempat duduk kembali, kak dian langsung protes,

“eeeh kok cuma gitu aja ngecupnya. Kurang romantis ah” seru kak dian. Dan yang lain pun ikut nimbrung dengan bersorak,

“Ulaang... Ulaaang.. Ulaang..” sorak mereka

Aku akhirnya nyerah dan kembali berdiri di depan si dila yang sedang menatap wajahku menahan tawa dengan muka yang udah merah padam. Kuraih tangannya dengan tangan kiriku dan kugenggam erat tangannya. Kuangkat dagunya dengan tangan kananku dan kutatap matanya yang udah membelalak dengan indahnya, dan kudekatkan wajahku ke mukanya dan aku berhenti saat bibirku hampir menyentuh bibirnya. Lalu kumiringkan kepalaku dan kukecup pipinya dan kali ini bibirku menempel cukup lama di pipinya. Setelah itu kulepas genggaman tanganku dan kecupanku di pipinya.

Aku pun langsung nyengir ngeliat reaksi dila yang masih syok, dan sesaat kemudian yang lain pun menyoraki kami dan bertepuk tangan karena aksiku. Si dila pun langsung jongkok histeris dan menutup wajahnya dengan tangannya. Sarah dan kak wida pun langsung memeluk temennya itu sambil mengusap-usap kepalanya sambil tertawa.

Setelah si dila mulai berani mengangkat wajahnya, mereka pun kembali ke tempat duduk masing-masing.
 
Nb: Maap ya suhu-suhu sekalian, updatenya tipis tipis dulu. blm siap nulisnya.

Satu bulan udah berlalu sejak kak dian akhirnya menceritakan fetishnya kepadaku, namun belum ada juga tanda-tanda kapan kak dian mau ngelakuinnya sama temen-temennya. Karena bulan ini adalah bulan ulang taunnya kak dian, aku pun udah ga fokus mikirin itu karena sibuk nyari-nyari kado untuk ulang taun kak dian. Untungnya sih setelah dikasi jabatan asisten, gajiku juga udah lumayan, jadi ga pusing mikirin duit untuk kadonya kak dian. Cuma kak dian emang ga pernah cerita lagi kepengen barang apa, barang-barang yang dia pakai juga ga ada yang mahal dan jarang ganti-ganti juga. Jadi aku pusing bingung mau beliin apa.

Setelah seminggu sebelum ulang taun kak dian belum dapat kado juga, aku pun nyerah dan akhirnya aku milih beli lengkap mulai dari baju, rok, baju dalam sampai sepatunya juga aku beliin. Setelah nyampe di mall dan masuk ke toko baju pertama yang aku lihat, akhirnya baru nyadar lagi kalo aku ga paham selera berpakaiannya kak dian. Mulai dari warna, model bajunya dll. Sial.

Akhirnya setelah duduk ngerokok sambil ngopi di starbuck sambil nyari inspirasi, aku mutusin, ywda kalo gt aku beliin aja yang sesuai dengan seleraku sendiri. Aku langsung buru-buru cabut dari situ, dan berjalan kearah toko pakaian wanita dengan segala macam imajinasiku, aku jadi malah semangat kepengen mendadanin kak dian yang cantik itu.

Setelah keliling sebentar, tiba-tiba timbul ide ku untuk isengin kak dian. Aku milih blouse putih tanpa lengan yang ketat, dan rok mini kotak2 warna abu-abu, dengan sepatu hak tinggi warna hitam dengan tali-tali yang melilit sampai betis, yang pasti bakal kontras banget di kakinya putih mulus itu, ikat rambut berpita warna putih untuk mengikat rambut ikalnya yang indah itu dan dalemannya aku beliin ingerie transparan warna hitam. Untuk tasnya aku cariin tas kantoran untuk cewe yang bagus dan mahal juga, itung-itung sebagai garansi aja kalo dia ga suka sama kadoku yang lain, minimal tasnya harus bagus.

Sebenarnya tengsin juga sih beliin pakaian cewek tapi belanjanya sendirian, apalagi waktu ke toko lingerie. Muka ku udah merah padam juga waktu ngeliat ada pasangan suami istri yang ngelirik-ngelirik ke aku yang belanja lingerie sendirian. Tp bodo amat. Bibirku ga berhenti nyengir membayangkan kak dian memakai semua yang aku belikan. Karena walaupun aku udah sering ngeliat dia telanjang bulat, tpi aku ga pernah ngeliat dia berpakaian seksi.

Setelah selesai belanja aku pun berjalan ke arah mobilku di parkiran dengan perasaan puas dan lega. Walaupun jadi overbudget karena harga tasnya dan terpaksa bongkar uang tabungan, tapi aku udah ga sabar kepengen liat hasilnya.

***

Seminggu kemudian hari yang udah ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ulang tahun kak dian emang kebetulan jatuh di hari jumat, dan kak dian mengatakan kepengen merayakannya di hotel dan dia mengundang temen segengnya, plus nadine dan una. Si una emang kebetulan main kerumah di hari kamisnya, jadi sekalian diajak sama kak dian untuk datang. Anak kak dian pun dititip ke rumah mertuanya, rencananya nanti sekalian ngarayain ulang taun kak dian disana di hari sabtunya.

Karena kami semua bertujuh akhirnya kami memutuskan untuk berangkat naik mobilku yang masih muat untuk 7 orang, sementara mobil temen-temen kak dian di titip di kantor. Nadine dan una juga nyusul ke kantor naik grab, supaya bisa sama-sama berangkat.

Sebelum ke hotel, kami karokean dulu di deket hotelnya selama dua jam, sekalian makan malam disitu. Setelah satu jam karokean, petugas karoke yang sebelumnya udah kami kompakin tiba-tiba masuk dan membawakan kue ulang taun yang udah dipasangin lilin, dan di troli bagian bawahnya udah ada kado dari kami yang udah kami titip sebelumnya ke petugas karokenya. Kak dian terlihat terkejut namun wajahnya ga berhenti tersenyum sumringah, hatiku pun berbunga-bunga melihat wajah bahagia kak dian.

Kami pun bergantian menyalami, memberikan kado dan mengucapkan selamat ke kak dian. Kebetulan aku kebagian giliran yang paling akhir, dan kak dian spontan langsung memelukku dan mencium bibirku di depan teman-temannya. Temen-temennya pun langsung berteriak menyorakin kami berdua. Aku cuma bisa cengengesan menghadapi sorakan mereka yang ga berhenti-berhenti, maklum lah aku belum pernah ngalamin yang kaya gini sebelumnya jadi masi agak canggung. Untungnya tadi petugas karokenya udah keluar sewaktu kak dian mencium bibirku. Malu juga kalo dilihat mereka sementara kak dian berpakaian tertutup mengenakan jilbab.

Setelah selesai berkaroke kami pun berangkat ke hotel untuk melanjutkan acara ulang taun kak dian. Aku memesankan kamar yang besar dan udah di dekorasi juga untuk acara ulang taun. Ketika kami masuk ke kamar, wajah kak dian terlihat senang melihat kamarnya yang udah didekorasi karena hasilnya memang bagus sih, gua ga salah pilih hotelnya.

Setelah puas melihat-lihat, para cewe-cewe itu langsung menyerbu masuk ke kamar mandi mau bersih-bersih dikit katanya. Dasar cewek.

Aku pun duduk bertiga bersama nadine dan una yang emang masih fresh karena berangkat dari rumah. Si nadine terlihat cantik mengenakan blouse tangan panjang berwarna biru dan celana panjang putih yang sesuai dengan warna jilbabnya. Sementara si una berpakaian santai dengan kemeja kotak-kotak celana panjang dan sneakersnya.

Dari mereka semua emang cuma kak wida yang ga pakai jilbab karena dia di bagian resepsionis, tp mereka emang pada cantik-cantik sih. Aku juga baru nyadar kalo aku cowok sendiri di sekumpulan cewe cantik ini.

Belum sempat mikir yang aneh-aneh tiba-tiba mereka keluar dari kamar mandi bersama-sama. Dan kami pun memutuskan untuk membuka semua kadonya kak dian.

Kak dian pun terlihat bersemangat tak sabar ingin membuka kado-kadonya. Lucu juga sih ngeliat dia kaya gini. Dia yang biasanya santai dan dewasa, sekarang jadi terlihat kekanakan di hari ulang taunnya. Wajahnya terlihat bahagia dikelilingi temen-temennya. Gemesin banget emang liat ekspresinya malam itu.

Dengan tak sabar diraihnya kadonya dan dibukanya bungkusnya. Ternyata isinya adalah gelang emas, yang langsung dipakainya. Kak dian pun langsung mengucapkan terima kasih ke temen-temennya, yang udah patungan beliin dia kado.

Kado kedua yang dia buka adalah kado dari nadine dan una yang isinya parfum. Setelah aku ingat-ingat kak dian emang suka ngoleksi parfum. Tp jumlahnya emang ga banyak-banyak amat. Kak dian pun langsung meluk mereka berdua sambil ngucapin makasih.

Terakhir kado dari aku yang dibuka. Semua baju, sepatu dan tasnya aku bungkus di satu kotak kede jadi keliatannya besar. Setelah dibuka isinya ada kado-kado kecil, dan kak dian pun dengan bingung menatapku.

“kok banyak kali isinya dek, kamu mw ngerjain ya ini? Hihihi” tanyanya bingung

“iyaa itu aku kasi kakak satu set semua, jadi bisa dipake sekaligus” jawabku

Dia pun melirikku curiga dan mulai membuka satu persatu. Susunannya emang sengaja aku buat yang paling atas itu lingerie duluan. Dia pun langsung nyengir malu-malu ketika membuka yang lingerie yang langsung disorakin temen-temennya. Waktu membuka kado kedua yang isinya blouse tanpa lengan dan rok pendek dia langsung ngedumel,

“Ya ampuuuun kamu ini nakal kali yaaa. Mw kakak pake kemana nih baju sama rok ginian?” protesnya sambil tertawa.

“yaaa pake sekarang aja kak, kan disini cuma ada kita-kita aja, hahahaha” sahutku enteng sambil ngakak.

Dia pun cuma mesem-mesem aja, sambil membuka kado lainnya. Dan memang garansi gua berhasil karena dia memekik kegirangan ketika membuka kado yang isinya tas mahal itu. dia pun langsung memelukku erat sambil bilang makasi.

Saat kami berpelukan temen-temennya pun menyoraki kami,

“ciuuumlaa masa peluk-peluk aja” teriak mereka

Kami pun nyengir dan berciuman dengan mesra di depan mereka.

“Jadi ini kadonya langsung kakak pake semua nih dek?” tanya kak dian masih sumringah

“Iya dong. Aku mw liat kakak pake baju seksi gimana jadinya” sahutku.

Kak dian pun cuma mengangguk sambil tersenyum dan mengambil semua kado yang udah dibukanya dan berjalan ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, kak dian pun keluar dari kamar mandi dan sudah memakai semua kado pemberianku. Kami pun langsung bersorak dan memuji kecantikannya. Awalnya kukira wajah anggun dan feminim kak dian ga cocok kalo make baju serba terbuka, tapi setelah melihat langsung, memang dia dikaruniai kecantikan yang luar biasa. Pake apa pun ya cocok-cocok aja.

Penampilan kak dian yang berbeda itu langsung berhasil memancing birahi ku, pahanya yang putih mulus terpampang bebas dibalut rok mini ketat yang dia pakai, yang juga menonjolkan bokongnya yang bulet walaupun mungil. Blouse ketat tanpa lengan itu juga memperlihatkan garis ketiaknya yang putih, dan lehernya yang jenjang. Luar biasa emang kak dian ini. Badannya emang mungil, tapi semuanya serba proporsional.

Aku pun langsung berdiri dan menyambutnya dengan ciuman di bibirnya. Aku udah ga memperdulikan sorakan temen-temennya kak dian, ku cium dan ku masukkan lidahku ke mulutnya. Kak dian pun menyambut cumbuanku juga, namun ciuman kami ga lama-lama karena ada temen-temennya kak dian disini.

Setelah selesai berciuman, kak dian pun berbisik kepadaku,

“Tuh tambah nafsuin kakaknya kan? Makanya jgn nakal beliin kakaknya baju-baju kaya gini” bisik kak dian sambil mencubit pinggangku.

“Gpp kak. Kakak pake serba tertutup juga tetep nafsuin” jawabku sambil nyengir

“iiih nakal banget sih kamu ini hihihihi” seru kak dian sambil tertawa

Kami pun berjalan kembali ke ruang tamu tempat tadi kami ngumpul, dan bergabung kembali bersama mereka. Segala macam obrolan dan canda gurau pun memenuhi kamar kami malam itu. Tentunya kak dian sebagai yang punya acara yang menjadi sasaran empuk candaan mereka, namun senyum bahagia tak pernah lepas dari bibirnya. Dan aku pun merasa cukup berhasil membuat hari ini menjadi hari yang spesial buat kak dian. Tapi itu karena aku belum tau kalo kak dian masih punya rencana lain untuk malam itu.

Setelah dua jam asik mengobrol dan tertawa, kak dian tiba-tiba ngajak kami main uno, dengan peraturan yang menang boleh merintah yang kalah. Kami semua pun langsung mengiyakan karena udah cape juga ngobrol-ngobrol dua jam.

Awalnya sih permainan berjalan santai dan biasa-biasa aja. Yang pertama kali dapat giliran menang si sarah, dan dia merintahkan kak dian untuk mencoreng keningnya dengan bedak. Alhasil yang juga pada niruin perintahnya sarah, dan setelah satu jam main, kami semua udah dapat giliran mukanya kena coreng bedak.

Setelah beberapa game kemudian, nadine yang pada saat itu menang, tiba-tiba minta hadiah yang lain. Dia minta duduk di pangkuanku sepanjang satu game berikutnya.

“iiih nadine curaaang yaaa” sahut dila, sarah dan kak wida serentak.

“tau gitu tadi kami milih hukuman yang lain” sahut si sarah sambil manyun.

Nadine pun cuma cengengesan doang sambil duduk di pangkuanku, sambil meletin lidahnya ke orang yang protes. Kami pun tertawa cekikikan.

“Kalo gitu nadine ga ikut main satu game yaaa. Kan ga bisa main sambil pangku-pangkuan gitu” sahut kak wida.

“Okeeee kaak, atur ajaa.” Sahut nadine sambil ngakak.

Kami pun memulai permainan berikutnya dengan nadine yang masih duduk di pangkuanku. Entah memang ga hoki atau ga pinter main ini, dari tadi main baru sekali ini aku menang. Dan sebagai hadiah aku minta french kiss dari kak dian yang lagi-lagi mengundang sorakan dari temen-temen.

“Bang iko ini selalu kak diannya ajaaaa yang jadi fokusnya yaa. Kalo gini sama aja kaya kak dian yang dapat hadiah tuh” celetuk si sarah.

“ywdah kan next kalo sarah menang bisa minta cium bang iko juga” kata kak dian sambil cengengesan setelah berciuman lagi denganku.

“Ooooo gituuu, beneran nih yaaa, ayooo kak lanjuuut” sahut si sarah semangat ke kak wida yang dapat giliran mengocok kartu.

Dan setelah itu mereka bergantian menang. Awalnya dila yang menang, dia minta aku gendong keliling kamar, setelah itu si una, dan dia minta aku nyanyiin satu lagu sambil malu-malu. Next si dila lagi yang menang, dan kali ini dia minta digendong ala-ala princess di film-film korea itu sambil minta difoto.

Setelah menurunkan si dila, aku pun langsung protes sama mereka.

“Kok jadi aku mulu yang dapat hukuman nih.” Gerutuku sambil duduk kembali.

“Gapapa laaa dek, kan kamu pacar yang ulang taun, jadi emang harus kamu yang jadi korbannya. Hahaha” jawab kak dian sambil terkikik.

“hahahha iya juga ya kak. Siap laksanakan” jawabku sambil bercanda.

“okeeee gaes, mulai sekarang bang iko aja yang kita hukum yaa” pancing si sarah.

“Iyaa, hari ini si iko bebas mw kalian apain aja. Hahahha” sahut kak dian sambil terkikik.

Kami akhirnya lanjut main lagi, dan setelah persaingan sengit antara nadine dan kak wida yang kartunya sama-sama udah mau habis, akhirnya nadine yang menang. Dan permintaan nadine adalah, dia mau aku ciumin semua sisi wajahnya.

Karena udah biasa sama nadine, aku juga udah ga canggung lagi meluk-meluk si nadine sambil nyiumin keningnya, pipinya, bagian bawah telinganya sampe dia kegelian, trus terakhir bibirnya. Dan waktu kami berciuman mesra, yang lain pada heboh nyorakin kami.

Setelah selesai dan melihat sekliling, kuliat cuma sarah dan dila yang mukanya keliatan syok, dan kulihat mereka sibuk berbisik-bisik dengan kak wida yang terlihat nyantai. Kayanya kak wida dan una udah tau soal hubungan aku, kak dian dan nadine yang berpacaran bertiga. Kalo una pasti udah tau dari sahabatnya yaitu si nadine. Ekspresi sarah dan dila terlihat terkejut ga percaya mendengar bisikan dari kak wida, kayanya kak wida baru aja nyeritain soal hubungan kami bertiga. Dan kulihat sarah geleng-geleng sambil ngakak dan ngancungin jempol ke arahku. Diliat dari reaksinya sih kayanya mereka nyantai menanggapi rahasia besar kami. Aku pun membalas jempol mereka sambil nyengir.

Dan setelah itu kami pun lanjut main kembali, dan giliran kak wida yang menang. Sesaat dia terlihat melirik ke arah kak dian, dan kak dian pun mengangguk pelan. Belum lagi mereka pulih dari rasa syok gara-gara ngeliat aku dan nadine berciuman, kak wida pun juga mengajukan permintaan yang sama kontroversialnya dengan nadine.

“hmmm aku minta apa yaaah. Dek ikooo, sini sama kakak sayang. Kakak mau minta french kiss sama dek iko sampe 2 menit” perintah kak wida yang disambut sorakan dari yang lain yang sempat terdiam. Kali ini dila dan sarah juga ikut bersorak setelah tadi sempat syok.

Aku pun melirik ke kak dian yang malah terlihat penasaran ingin menonton kami berciuman. Setelah yakin kak dian ga keberatan, aku pun berjalan ke arah kak wida yang udah berdiri menyambutku. Perlahan dirangkulnya pinggangku dan menengadahkan wajahnya ke arahku sambil berjinjit dan menutup mata. Sorakan dari yang lain pun terdengar kembali.

“iiih kok sok romantis gitu kakak. Kebanyakan nonton film korea tuuuh” sahut si dila sambil ngakak.

Kami pun akhirnya ikut ketawa karena ga konsen setelah diteriakin dila. Lalu kami pun mencoba kembali dan kali ini aku yang duluan merangkul kak wida, dan perlahan mengecup bibirnya. Kak wida langsung menyambut ciuman ku dengan membuka bibirnya dan mengeluarkan lidahnya. Kami berciuman, saling memagut bibir dan lidah kami berkali kali saling bertautan satu sama lain. Kali ini tak terdengar sorakan dari yang lain, semua terdiam melihat kami berciuman.

Setelah beberapa saat yang kayanya juga lebih dari dua menit, akhirnya kami melepaskan ciuman kami dan aku langsung melirik ke kak dian yang cuma senyum-senyum melirik ke arahku. Saat balik badan reaksi mereka terlihat berbeda-beda. Sarah terliat bengong dengan mulut menganga, dila menutup mata sambil cekikikan dengan nadine. Sementara una menutup mulutnya dengan wajah memerah, kayanya walaupun mereka udah tau aku berpacaran dengan nadine juga, tapi kayanya mereka ga nyangka orang lain juga boleh berciuman denganku.

Keheningan itu pun akhirnya dipecahkan dengan sorakan kak dian,

“wooooo asyiiiik yaaa kak wiwid dapat cipok dari berondong. Wkwkwkwk” suara ngakak kak dian pun akhirnya berhasil mencairkan suasana dan mereka juga ikut menyoraki kami. Dan sekilas suasananya terlihat kembali seperti semula dan kami pun melanjutkan permainan yang mulai memanas ini.

Walaupun semua terkesan kembali nyantai, terlihat jelas suasanya udah mulai berubah. Ada ketegangan yang menggantung di udara. Seolah semua saling menunggu ingin melihat sejauh mana batas yang boleh mereka langgar. Aku pun udah mulai ga konsen dengan permainan ini, kaya cuma jadi penonton doang.

Permainan berikutnya dimenangkan oleh dila, kayanya emang dia jago sih main ini. Dari tadi menang muluk. Dan kali ini si dila ragu-ragu ingin mengatakan hukumannya. Setelah didesak sama yang lain barulah dia minta,

“Dila mauuu pipinyaa dicium bang ikoo” sahut si dila sambil menutup wajahnya.

Permintaan dila pun disambut gelak tawa dari kami semua.

“Yakiin ciumnya di pipi ajaaa? Ga mau dibibir aja dila?” tanya kak wida mancing.

“Dila maluuu, dipipi aja pun gpp kak” sahut si dila sambil malu-malu

Kami semua pun tertawa ngakak ngeliat tingkahnya. Kak dian pun terlihat puas temennya juga mulai mengikuti permainan ini sesuai dengan yang dia inginkan. Aku langsung berdiri di depan si dila, dan mengecup pelan pipinya, dan langsung membalikkan badan mw duduk kembali. Belum sempat duduk kembali, kak dian langsung protes,

“eeeh kok cuma gitu aja ngecupnya. Kurang romantis ah” seru kak dian. Dan yang lain pun ikut nimbrung dengan bersorak,

“Ulaang... Ulaaang.. Ulaang..” sorak mereka

Aku akhirnya nyerah dan kembali berdiri di depan si dila yang sedang menatap wajahku menahan tawa dengan muka yang udah merah padam. Kuraih tangannya dengan tangan kiriku dan kugenggam erat tangannya. Kuangkat dagunya dengan tangan kananku dan kutatap matanya yang udah membelalak dengan indahnya, dan kudekatkan wajahku ke mukanya dan aku berhenti saat bibirku hampir menyentuh bibirnya. Lalu kumiringkan kepalaku dan kukecup pipinya dan kali ini bibirku menempel cukup lama di pipinya. Setelah itu kulepas genggaman tanganku dan kecupanku di pipinya.

Aku pun langsung nyengir ngeliat reaksi dila yang masih syok, dan sesaat kemudian yang lain pun menyoraki kami dan bertepuk tangan karena aksiku. Si dila pun langsung jongkok histeris dan menutup wajahnya dengan tangannya. Sarah dan kak wida pun langsung memeluk temennya itu sambil mengusap-usap kepalanya sambil tertawa.

Setelah si dila mulai berani mengangkat wajahnya, mereka pun kembali ke tempat duduk masing-masing.
Uanjing ....mun enek pelet koyok iki...wuenak tenan hu.....
Suwun update ne hu..@tristan86
 
Nb: Maap ya suhu-suhu sekalian, updatenya tipis tipis dulu. blm siap nulisnya.

Satu bulan udah berlalu sejak kak dian akhirnya menceritakan fetishnya kepadaku, namun belum ada juga tanda-tanda kapan kak dian mau ngelakuinnya sama temen-temennya. Karena bulan ini adalah bulan ulang taunnya kak dian, aku pun udah ga fokus mikirin itu karena sibuk nyari-nyari kado untuk ulang taun kak dian. Untungnya sih setelah dikasi jabatan asisten, gajiku juga udah lumayan, jadi ga pusing mikirin duit untuk kadonya kak dian. Cuma kak dian emang ga pernah cerita lagi kepengen barang apa, barang-barang yang dia pakai juga ga ada yang mahal dan jarang ganti-ganti juga. Jadi aku pusing bingung mau beliin apa.

Setelah seminggu sebelum ulang taun kak dian belum dapat kado juga, aku pun nyerah dan akhirnya aku milih beli lengkap mulai dari baju, rok, baju dalam sampai sepatunya juga aku beliin. Setelah nyampe di mall dan masuk ke toko baju pertama yang aku lihat, akhirnya baru nyadar lagi kalo aku ga paham selera berpakaiannya kak dian. Mulai dari warna, model bajunya dll. Sial.

Akhirnya setelah duduk ngerokok sambil ngopi di starbuck sambil nyari inspirasi, aku mutusin, ywda kalo gt aku beliin aja yang sesuai dengan seleraku sendiri. Aku langsung buru-buru cabut dari situ, dan berjalan kearah toko pakaian wanita dengan segala macam imajinasiku, aku jadi malah semangat kepengen mendadanin kak dian yang cantik itu.

Setelah keliling sebentar, tiba-tiba timbul ide ku untuk isengin kak dian. Aku milih blouse putih tanpa lengan yang ketat, dan rok mini kotak2 warna abu-abu, dengan sepatu hak tinggi warna hitam dengan tali-tali yang melilit sampai betis, yang pasti bakal kontras banget di kakinya putih mulus itu, ikat rambut berpita warna putih untuk mengikat rambut ikalnya yang indah itu dan dalemannya aku beliin ingerie transparan warna hitam. Untuk tasnya aku cariin tas kantoran untuk cewe yang bagus dan mahal juga, itung-itung sebagai garansi aja kalo dia ga suka sama kadoku yang lain, minimal tasnya harus bagus.

Sebenarnya tengsin juga sih beliin pakaian cewek tapi belanjanya sendirian, apalagi waktu ke toko lingerie. Muka ku udah merah padam juga waktu ngeliat ada pasangan suami istri yang ngelirik-ngelirik ke aku yang belanja lingerie sendirian. Tp bodo amat. Bibirku ga berhenti nyengir membayangkan kak dian memakai semua yang aku belikan. Karena walaupun aku udah sering ngeliat dia telanjang bulat, tpi aku ga pernah ngeliat dia berpakaian seksi.

Setelah selesai belanja aku pun berjalan ke arah mobilku di parkiran dengan perasaan puas dan lega. Walaupun jadi overbudget karena harga tasnya dan terpaksa bongkar uang tabungan, tapi aku udah ga sabar kepengen liat hasilnya.

***

Seminggu kemudian hari yang udah ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ulang tahun kak dian emang kebetulan jatuh di hari jumat, dan kak dian mengatakan kepengen merayakannya di hotel dan dia mengundang temen segengnya, plus nadine dan una. Si una emang kebetulan main kerumah di hari kamisnya, jadi sekalian diajak sama kak dian untuk datang. Anak kak dian pun dititip ke rumah mertuanya, rencananya nanti sekalian ngarayain ulang taun kak dian disana di hari sabtunya.

Karena kami semua bertujuh akhirnya kami memutuskan untuk berangkat naik mobilku yang masih muat untuk 7 orang, sementara mobil temen-temen kak dian di titip di kantor. Nadine dan una juga nyusul ke kantor naik grab, supaya bisa sama-sama berangkat.

Sebelum ke hotel, kami karokean dulu di deket hotelnya selama dua jam, sekalian makan malam disitu. Setelah satu jam karokean, petugas karoke yang sebelumnya udah kami kompakin tiba-tiba masuk dan membawakan kue ulang taun yang udah dipasangin lilin, dan di troli bagian bawahnya udah ada kado dari kami yang udah kami titip sebelumnya ke petugas karokenya. Kak dian terlihat terkejut namun wajahnya ga berhenti tersenyum sumringah, hatiku pun berbunga-bunga melihat wajah bahagia kak dian.

Kami pun bergantian menyalami, memberikan kado dan mengucapkan selamat ke kak dian. Kebetulan aku kebagian giliran yang paling akhir, dan kak dian spontan langsung memelukku dan mencium bibirku di depan teman-temannya. Temen-temennya pun langsung berteriak menyorakin kami berdua. Aku cuma bisa cengengesan menghadapi sorakan mereka yang ga berhenti-berhenti, maklum lah aku belum pernah ngalamin yang kaya gini sebelumnya jadi masi agak canggung. Untungnya tadi petugas karokenya udah keluar sewaktu kak dian mencium bibirku. Malu juga kalo dilihat mereka sementara kak dian berpakaian tertutup mengenakan jilbab.

Setelah selesai berkaroke kami pun berangkat ke hotel untuk melanjutkan acara ulang taun kak dian. Aku memesankan kamar yang besar dan udah di dekorasi juga untuk acara ulang taun. Ketika kami masuk ke kamar, wajah kak dian terlihat senang melihat kamarnya yang udah didekorasi karena hasilnya memang bagus sih, gua ga salah pilih hotelnya.

Setelah puas melihat-lihat, para cewe-cewe itu langsung menyerbu masuk ke kamar mandi mau bersih-bersih dikit katanya. Dasar cewek.

Aku pun duduk bertiga bersama nadine dan una yang emang masih fresh karena berangkat dari rumah. Si nadine terlihat cantik mengenakan blouse tangan panjang berwarna biru dan celana panjang putih yang sesuai dengan warna jilbabnya. Sementara si una berpakaian santai dengan kemeja kotak-kotak celana panjang dan sneakersnya.

Dari mereka semua emang cuma kak wida yang ga pakai jilbab karena dia di bagian resepsionis, tp mereka emang pada cantik-cantik sih. Aku juga baru nyadar kalo aku cowok sendiri di sekumpulan cewe cantik ini.

Belum sempat mikir yang aneh-aneh tiba-tiba mereka keluar dari kamar mandi bersama-sama. Dan kami pun memutuskan untuk membuka semua kadonya kak dian.

Kak dian pun terlihat bersemangat tak sabar ingin membuka kado-kadonya. Lucu juga sih ngeliat dia kaya gini. Dia yang biasanya santai dan dewasa, sekarang jadi terlihat kekanakan di hari ulang taunnya. Wajahnya terlihat bahagia dikelilingi temen-temennya. Gemesin banget emang liat ekspresinya malam itu.

Dengan tak sabar diraihnya kadonya dan dibukanya bungkusnya. Ternyata isinya adalah gelang emas, yang langsung dipakainya. Kak dian pun langsung mengucapkan terima kasih ke temen-temennya, yang udah patungan beliin dia kado.

Kado kedua yang dia buka adalah kado dari nadine dan una yang isinya parfum. Setelah aku ingat-ingat kak dian emang suka ngoleksi parfum. Tp jumlahnya emang ga banyak-banyak amat. Kak dian pun langsung meluk mereka berdua sambil ngucapin makasih.

Terakhir kado dari aku yang dibuka. Semua baju, sepatu dan tasnya aku bungkus di satu kotak kede jadi keliatannya besar. Setelah dibuka isinya ada kado-kado kecil, dan kak dian pun dengan bingung menatapku.

“kok banyak kali isinya dek, kamu mw ngerjain ya ini? Hihihi” tanyanya bingung

“iyaa itu aku kasi kakak satu set semua, jadi bisa dipake sekaligus” jawabku

Dia pun melirikku curiga dan mulai membuka satu persatu. Susunannya emang sengaja aku buat yang paling atas itu lingerie duluan. Dia pun langsung nyengir malu-malu ketika membuka yang lingerie yang langsung disorakin temen-temennya. Waktu membuka kado kedua yang isinya blouse tanpa lengan dan rok pendek dia langsung ngedumel,

“Ya ampuuuun kamu ini nakal kali yaaa. Mw kakak pake kemana nih baju sama rok ginian?” protesnya sambil tertawa.

“yaaa pake sekarang aja kak, kan disini cuma ada kita-kita aja, hahahaha” sahutku enteng sambil ngakak.

Dia pun cuma mesem-mesem aja, sambil membuka kado lainnya. Dan memang garansi gua berhasil karena dia memekik kegirangan ketika membuka kado yang isinya tas mahal itu. dia pun langsung memelukku erat sambil bilang makasi.

Saat kami berpelukan temen-temennya pun menyoraki kami,

“ciuuumlaa masa peluk-peluk aja” teriak mereka

Kami pun nyengir dan berciuman dengan mesra di depan mereka.

“Jadi ini kadonya langsung kakak pake semua nih dek?” tanya kak dian masih sumringah

“Iya dong. Aku mw liat kakak pake baju seksi gimana jadinya” sahutku.

Kak dian pun cuma mengangguk sambil tersenyum dan mengambil semua kado yang udah dibukanya dan berjalan ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, kak dian pun keluar dari kamar mandi dan sudah memakai semua kado pemberianku. Kami pun langsung bersorak dan memuji kecantikannya. Awalnya kukira wajah anggun dan feminim kak dian ga cocok kalo make baju serba terbuka, tapi setelah melihat langsung, memang dia dikaruniai kecantikan yang luar biasa. Pake apa pun ya cocok-cocok aja.

Penampilan kak dian yang berbeda itu langsung berhasil memancing birahi ku, pahanya yang putih mulus terpampang bebas dibalut rok mini ketat yang dia pakai, yang juga menonjolkan bokongnya yang bulet walaupun mungil. Blouse ketat tanpa lengan itu juga memperlihatkan garis ketiaknya yang putih, dan lehernya yang jenjang. Luar biasa emang kak dian ini. Badannya emang mungil, tapi semuanya serba proporsional.

Aku pun langsung berdiri dan menyambutnya dengan ciuman di bibirnya. Aku udah ga memperdulikan sorakan temen-temennya kak dian, ku cium dan ku masukkan lidahku ke mulutnya. Kak dian pun menyambut cumbuanku juga, namun ciuman kami ga lama-lama karena ada temen-temennya kak dian disini.

Setelah selesai berciuman, kak dian pun berbisik kepadaku,

“Tuh tambah nafsuin kakaknya kan? Makanya jgn nakal beliin kakaknya baju-baju kaya gini” bisik kak dian sambil mencubit pinggangku.

“Gpp kak. Kakak pake serba tertutup juga tetep nafsuin” jawabku sambil nyengir

“iiih nakal banget sih kamu ini hihihihi” seru kak dian sambil tertawa

Kami pun berjalan kembali ke ruang tamu tempat tadi kami ngumpul, dan bergabung kembali bersama mereka. Segala macam obrolan dan canda gurau pun memenuhi kamar kami malam itu. Tentunya kak dian sebagai yang punya acara yang menjadi sasaran empuk candaan mereka, namun senyum bahagia tak pernah lepas dari bibirnya. Dan aku pun merasa cukup berhasil membuat hari ini menjadi hari yang spesial buat kak dian. Tapi itu karena aku belum tau kalo kak dian masih punya rencana lain untuk malam itu.

Setelah dua jam asik mengobrol dan tertawa, kak dian tiba-tiba ngajak kami main uno, dengan peraturan yang menang boleh merintah yang kalah. Kami semua pun langsung mengiyakan karena udah cape juga ngobrol-ngobrol dua jam.

Awalnya sih permainan berjalan santai dan biasa-biasa aja. Yang pertama kali dapat giliran menang si sarah, dan dia merintahkan kak dian untuk mencoreng keningnya dengan bedak. Alhasil yang juga pada niruin perintahnya sarah, dan setelah satu jam main, kami semua udah dapat giliran mukanya kena coreng bedak.

Setelah beberapa game kemudian, nadine yang pada saat itu menang, tiba-tiba minta hadiah yang lain. Dia minta duduk di pangkuanku sepanjang satu game berikutnya.

“iiih nadine curaaang yaaa” sahut dila, sarah dan kak wida serentak.

“tau gitu tadi kami milih hukuman yang lain” sahut si sarah sambil manyun.

Nadine pun cuma cengengesan doang sambil duduk di pangkuanku, sambil meletin lidahnya ke orang yang protes. Kami pun tertawa cekikikan.

“Kalo gitu nadine ga ikut main satu game yaaa. Kan ga bisa main sambil pangku-pangkuan gitu” sahut kak wida.

“Okeeee kaak, atur ajaa.” Sahut nadine sambil ngakak.

Kami pun memulai permainan berikutnya dengan nadine yang masih duduk di pangkuanku. Entah memang ga hoki atau ga pinter main ini, dari tadi main baru sekali ini aku menang. Dan sebagai hadiah aku minta french kiss dari kak dian yang lagi-lagi mengundang sorakan dari temen-temen.

“Bang iko ini selalu kak diannya ajaaaa yang jadi fokusnya yaa. Kalo gini sama aja kaya kak dian yang dapat hadiah tuh” celetuk si sarah.

“ywdah kan next kalo sarah menang bisa minta cium bang iko juga” kata kak dian sambil cengengesan setelah berciuman lagi denganku.

“Ooooo gituuu, beneran nih yaaa, ayooo kak lanjuuut” sahut si sarah semangat ke kak wida yang dapat giliran mengocok kartu.

Dan setelah itu mereka bergantian menang. Awalnya dila yang menang, dia minta aku gendong keliling kamar, setelah itu si una, dan dia minta aku nyanyiin satu lagu sambil malu-malu. Next si dila lagi yang menang, dan kali ini dia minta digendong ala-ala princess di film-film korea itu sambil minta difoto.

Setelah menurunkan si dila, aku pun langsung protes sama mereka.

“Kok jadi aku mulu yang dapat hukuman nih.” Gerutuku sambil duduk kembali.

“Gapapa laaa dek, kan kamu pacar yang ulang taun, jadi emang harus kamu yang jadi korbannya. Hahaha” jawab kak dian sambil terkikik.

“hahahha iya juga ya kak. Siap laksanakan” jawabku sambil bercanda.

“okeeee gaes, mulai sekarang bang iko aja yang kita hukum yaa” pancing si sarah.

“Iyaa, hari ini si iko bebas mw kalian apain aja. Hahahha” sahut kak dian sambil terkikik.

Kami akhirnya lanjut main lagi, dan setelah persaingan sengit antara nadine dan kak wida yang kartunya sama-sama udah mau habis, akhirnya nadine yang menang. Dan permintaan nadine adalah, dia mau aku ciumin semua sisi wajahnya.

Karena udah biasa sama nadine, aku juga udah ga canggung lagi meluk-meluk si nadine sambil nyiumin keningnya, pipinya, bagian bawah telinganya sampe dia kegelian, trus terakhir bibirnya. Dan waktu kami berciuman mesra, yang lain pada heboh nyorakin kami.

Setelah selesai dan melihat sekliling, kuliat cuma sarah dan dila yang mukanya keliatan syok, dan kulihat mereka sibuk berbisik-bisik dengan kak wida yang terlihat nyantai. Kayanya kak wida dan una udah tau soal hubungan aku, kak dian dan nadine yang berpacaran bertiga. Kalo una pasti udah tau dari sahabatnya yaitu si nadine. Ekspresi sarah dan dila terlihat terkejut ga percaya mendengar bisikan dari kak wida, kayanya kak wida baru aja nyeritain soal hubungan kami bertiga. Dan kulihat sarah geleng-geleng sambil ngakak dan ngancungin jempol ke arahku. Diliat dari reaksinya sih kayanya mereka nyantai menanggapi rahasia besar kami. Aku pun membalas jempol mereka sambil nyengir.

Dan setelah itu kami pun lanjut main kembali, dan giliran kak wida yang menang. Sesaat dia terlihat melirik ke arah kak dian, dan kak dian pun mengangguk pelan. Belum lagi mereka pulih dari rasa syok gara-gara ngeliat aku dan nadine berciuman, kak wida pun juga mengajukan permintaan yang sama kontroversialnya dengan nadine.

“hmmm aku minta apa yaaah. Dek ikooo, sini sama kakak sayang. Kakak mau minta french kiss sama dek iko sampe 2 menit” perintah kak wida yang disambut sorakan dari yang lain yang sempat terdiam. Kali ini dila dan sarah juga ikut bersorak setelah tadi sempat syok.

Aku pun melirik ke kak dian yang malah terlihat penasaran ingin menonton kami berciuman. Setelah yakin kak dian ga keberatan, aku pun berjalan ke arah kak wida yang udah berdiri menyambutku. Perlahan dirangkulnya pinggangku dan menengadahkan wajahnya ke arahku sambil berjinjit dan menutup mata. Sorakan dari yang lain pun terdengar kembali.

“iiih kok sok romantis gitu kakak. Kebanyakan nonton film korea tuuuh” sahut si dila sambil ngakak.

Kami pun akhirnya ikut ketawa karena ga konsen setelah diteriakin dila. Lalu kami pun mencoba kembali dan kali ini aku yang duluan merangkul kak wida, dan perlahan mengecup bibirnya. Kak wida langsung menyambut ciuman ku dengan membuka bibirnya dan mengeluarkan lidahnya. Kami berciuman, saling memagut bibir dan lidah kami berkali kali saling bertautan satu sama lain. Kali ini tak terdengar sorakan dari yang lain, semua terdiam melihat kami berciuman.

Setelah beberapa saat yang kayanya juga lebih dari dua menit, akhirnya kami melepaskan ciuman kami dan aku langsung melirik ke kak dian yang cuma senyum-senyum melirik ke arahku. Saat balik badan reaksi mereka terlihat berbeda-beda. Sarah terliat bengong dengan mulut menganga, dila menutup mata sambil cekikikan dengan nadine. Sementara una menutup mulutnya dengan wajah memerah, kayanya walaupun mereka udah tau aku berpacaran dengan nadine juga, tapi kayanya mereka ga nyangka orang lain juga boleh berciuman denganku.

Keheningan itu pun akhirnya dipecahkan dengan sorakan kak dian,

“wooooo asyiiiik yaaa kak wiwid dapat cipok dari berondong. Wkwkwkwk” suara ngakak kak dian pun akhirnya berhasil mencairkan suasana dan mereka juga ikut menyoraki kami. Dan sekilas suasananya terlihat kembali seperti semula dan kami pun melanjutkan permainan yang mulai memanas ini.

Walaupun semua terkesan kembali nyantai, terlihat jelas suasanya udah mulai berubah. Ada ketegangan yang menggantung di udara. Seolah semua saling menunggu ingin melihat sejauh mana batas yang boleh mereka langgar. Aku pun udah mulai ga konsen dengan permainan ini, kaya cuma jadi penonton doang.

Permainan berikutnya dimenangkan oleh dila, kayanya emang dia jago sih main ini. Dari tadi menang muluk. Dan kali ini si dila ragu-ragu ingin mengatakan hukumannya. Setelah didesak sama yang lain barulah dia minta,

“Dila mauuu pipinyaa dicium bang ikoo” sahut si dila sambil menutup wajahnya.

Permintaan dila pun disambut gelak tawa dari kami semua.

“Yakiin ciumnya di pipi ajaaa? Ga mau dibibir aja dila?” tanya kak wida mancing.

“Dila maluuu, dipipi aja pun gpp kak” sahut si dila sambil malu-malu

Kami semua pun tertawa ngakak ngeliat tingkahnya. Kak dian pun terlihat puas temennya juga mulai mengikuti permainan ini sesuai dengan yang dia inginkan. Aku langsung berdiri di depan si dila, dan mengecup pelan pipinya, dan langsung membalikkan badan mw duduk kembali. Belum sempat duduk kembali, kak dian langsung protes,

“eeeh kok cuma gitu aja ngecupnya. Kurang romantis ah” seru kak dian. Dan yang lain pun ikut nimbrung dengan bersorak,

“Ulaang... Ulaaang.. Ulaang..” sorak mereka

Aku akhirnya nyerah dan kembali berdiri di depan si dila yang sedang menatap wajahku menahan tawa dengan muka yang udah merah padam. Kuraih tangannya dengan tangan kiriku dan kugenggam erat tangannya. Kuangkat dagunya dengan tangan kananku dan kutatap matanya yang udah membelalak dengan indahnya, dan kudekatkan wajahku ke mukanya dan aku berhenti saat bibirku hampir menyentuh bibirnya. Lalu kumiringkan kepalaku dan kukecup pipinya dan kali ini bibirku menempel cukup lama di pipinya. Setelah itu kulepas genggaman tanganku dan kecupanku di pipinya.

Aku pun langsung nyengir ngeliat reaksi dila yang masih syok, dan sesaat kemudian yang lain pun menyoraki kami dan bertepuk tangan karena aksiku. Si dila pun langsung jongkok histeris dan menutup wajahnya dengan tangannya. Sarah dan kak wida pun langsung memeluk temennya itu sambil mengusap-usap kepalanya sambil tertawa.

Setelah si dila mulai berani mengangkat wajahnya, mereka pun kembali ke tempat duduk masing-masing.
selanjutnya permintaan nya main sembur semburan ludah dengan bang iko :D
 
Sama2 suhu.

Ikut nyimak ya cerita menarik , semangat selalu
silahkan hu
Menunggu aksi selanjutnya
saya juga lagi nunggu inspirasi aksi selanjutnya hu. wkwkwkwk
Uanjing ....mun enek pelet koyok iki...wuenak tenan hu.....
Suwun update ne hu..@tristan86
kuseksesan itu berawal dari fantasi hu. wkwkwkwk
Makasih double updatenya @tristan86, menarik.
sama-sama hu. makasi suhu
Makasih updet terbarunya kang
makasi kang
nuhun hu
Makasih updatenya hu
enjoy hu
Suwun hu.... mantab
makasi hu
selanjutnya permintaan nya main sembur semburan ludah dengan bang iko :D
nunggu momennya kang. :D
 
“isss kok sarah ga menang-menang lagi ya. Sarah udah nyiapin hukuman yang pas banget ini untuk bang iko.” Katanya sambil ngedumel.

Kami tertawa mendengar keluhannya itu. Namun entah emang hoki atau gimana, emang berikutnya beneran si sarah yang menang. Dia langsung bersorak kegirangan sambil meluk kak dian. Dan tanpa berkata-kata dia berjalan ke arahku, kemudian membalikkan badannya dan menunggingkan pantatnya ke aku.

“CIum pantat sarah bang” perintahnya

Semua orang langsung terdiam mendengar kata-kata si sarah. Dan sesaat kemudian, teriakan protes pun terdengar dari mana-mana.

Si dila langsung menarik si sarah untuk duduk kembali, kak wida langsung mencubit pantatnya gemes, dan sisanya semua tertawa terbahak-bahak. Cuma si una yang masih tertegun melihat kejadian tadi.

“eeeh kalian kok protes??? Kalian kan masing-masing udah dapat. Ga boleh proteslah.” Seru si sarah setelah mendapat protes dari yang lain.

“Lagian lu juga langsung minta cium pantat aja, basa basi dulu kek minta cium bibir dulu” sahut kak wida sambil menahan badan si sarah di lantai.

Mereka pun sibuk bergelut di lantai. Si sarah sibuk berusaha menyingkirkan tindihan kak wida dan dila, sementara kak dian dan nadine menyoraki kami. Dan lagi-lagi si una tetap tertegun dengan ekspresi yang ga bisa di tebak.

“eeeh udah udah, ntar kita diusir dari sini kalo kalian gelut-gelut di lantai. Ywda gpplah, kan si sarah juga jarang-jarang menang. Lagian ini kan cuma main-main doang. Kamu juga mau kan cium pantat si sarah?” tanya kak dian ke aku.

“hahahahha tadi aku kan udah menerima perintah untuk jadi objek penderita malam ini dari kakak. Mw minta apa aja boleh” sahutku santai.

“iiih jangan mau bang, mending cium dila aja lagi. Masa cium pantat kak sarah. Bauu pasti tuuh” sahut si dila sambil ngakak.

“ywda sini abang cium lagi” sahutku sambil memeluk dan mencium pipi si dila. Si dila yang kaget pun langsung kalem dan duduk kembali sambil menutup wajahnya.

“Makaciii ya bang” teriaknya sok manja sambil menutup mukanya kembali.

“Ywda sarah cepetan tu bang iko udah mau.” sahut kak dian

Si sarah pun kembali berdiri dengan susah payah karena udah cape bergelut dengan dila dan kak wida. Dan kembali menunggingkan pantatnya yang bulat itu. Si sarah emang hobi pake celana yang ketat, kayanya emang dia tau banget bentuk pantatnya itu sangat menggoda. Dan saat dia menungging, pantat montoknya itu tercetak jelas di celananya.

“sinii siniii baang cium pantat sarah.” Panggilnya sambil melambai-lambaikan tangannya lebay.

Aku pun berlutut di lantai supaya posisi pantatnya sejajar dengan wajahku. Dan tanpa aba-aba kubenamkan wajahku ke pantatnya sedalam-dalamnya. sekilas kudengar ada suara nafas tertahan yang menandakan keterkejutan mereka. Namun aku udah ga perduli karena kehangatan dan kelembutan pantatnya bener-bener membuatku nyaman. Kuhirup dalam-dalam wangi pantatnya sambil kugosokk2an wajahku ke kiri dan ke kanan.

“Aaaaahhh enak banget yah bang pantat sarah” sahutnya sambil menahan kepalaku dengan tangannya. Dia pun ikut menggoyangkan pantatnya ke wajahku.

Setelah beberapa saat aku pun menarik wajahku dari pantatnya dan bilang,

“duh kak jadi tegang nih.” Celetukku ke kak dian yang disambut gelak tawa dari mereka, kecuali dila dan una yang masih terdiam. Dila terlihat salah tingkah melihat aksi kami, sementara una hanya bengong sambil menggigiti kukunya.

“Aaaaw sampe tegang abang kan, ywda sini sarah tanggung jawab bang” sahutnya sambil meremas kontolku dari balik celana.

“eeeiit kok nambah nambah hadiahnya. Kalo mw ya harus menang dululah” protes kak dian. Ekspresi kak dian terlihat sangat menikmati permainan ini. Karena permainan ini berjalan sesuai dengan rencananya.

“Iiih kelamaan kak kalo mau main lagi. Ntar itunya bang iko keburu tidur lagi” protes sarah kembali sambil ngakak.

“ywda kalo ga kalian suit aja, ga usah main uno lagi” Jawab kak dian.

“kok kami aja yang main, kakak ga ikut?” tanya si dila

“Gak usah, kan kakak udah tiap minggu dapat jatah sama bang iko, hahahaha” jawab kak dian

“iya juga yaa kak. Tapi kakak rela kan pacar kakak kami rame-ramein?” tanya si sarah blak-blakan.

“Rela lah, kan sama temen-temen juga. lagian sekalian pamerin pacar sendiri boleh kan?” jawab kak dian santai

“wkkwwkk, ywda kalo gt ayok gaes kita suit aja” ajak si sarah ke yang lain.

Mereka pun akhirnya suit untuk nentuin giliran selanjutnya. Saat selesai suit mereka semua terkejut, una yang dari tadi diem aja ternyata udah berdiri dan ikutan suit sama mereka, dan malah dia pula yang menang.

“iiih si una diem-diem mau juga ternyata ya” protes si sarah. Namun una tetap tidak bereaksi mendengar protes si sarah.

Kulihat una berjalan ke arahku dan duduk di sofa yang ada di belakangku, lalu menyilangkan kakinya yang masih memakai sepatu.

“Bang, una mau... abang bersihin kaki una, pake lidah” kata si una dengan suara bergetar.

Aku pun kaget mendengar perintahnya, dan kayanya semuanya juga begitu karena suasana langsung hening ketika si una mengatakan permintaannya. Kulihat ekspresinya terlihat campur aduk antara malu, takut, tapi serius. Aku juga ngerasa ada yang aneh dengan ekspresi si una dari tadi, terutama setelah dia melihat aku mencium-cium pantat si sarah. Sepertinya aksi kami tadi membangkitkan sesuatu dari dalam dirinya, dan sekarang dia ingin mengkonfirmasi apa yang dia rasakan dengan menyuruhku menjilati kakinya.

Aku yang sempat terdiam langsung bergegas membukakan sepatunya, dan juga kaos kakinya. Setelah keduanya terbuka, terlihatlah kaki una yang mulus itu. walaupun tidak seputih kaki kak dian dan nadine, tapi kakinya mulus halus terawat.

Tanpa berlama-lama aku langsung menciumin sekujur sisi kakinya yang mulus itu. Lalu kuemut jari-jari kakinya satu persatu. Entah kenapa ada rasa manis yang samar di setiap jari kakinya. Setelah memastikan seluruh sisi kakinya telah terkena jilatanku, aku meraih kakinya yang sebelah lagi, dan una juga menyilangkan kakinya yang sebelah lagi agar aku lebih mudah membuka sepatunya.

Selagi aku sibuk menjilati kaki una, ternyata yang lain udah berdiri di sampingku dan menonton aksi kami dari dekat.

Una terlihat menggigit bibirnya sepanjang dia menontonku menjilati sela-sela jari kakinya,

“Gimana rasanya kaki una bang? enak kan?” tanyanya sambil menggigiti kukunya kembali. Ekspresinya masih terlihat antara malu dan excited.

Aku lalu melepaskan kulumanku di jempol kakinya, dan menjawab,

“Enak banget na” jawabku sambil tersenyum.

Dan ekspresinya pun berubah 180 derajat dan terlihat sangat puas. Kayanya si una ini ada bakat jadi dominatrix, pikirku dalam hati.

Setelah kaki yang satu lagi juga selesai aku jilatin, aku mengambilkan tisu dan mengelap kakinya sampai kering, dan memasangkan kembali kedua sepatunya. Una hanya memandangiku dengan tatapan penuh kepuasan melihatku yang sedang melayaninya bak seorang ratu. Ga nyangka si anak pemalu ini yang ngomongnya juga irit banget ternyata bisa berekspresi seperti itu.

“enak kan na?” tanya nadine ke sahabatnya itu. una pun langsung mengangguk semangat sambil nyengir lebar, dan seketika ekspresinya pun kembali normal layakanya anak seumurannya.

Ketika kami kembali berkumpul, ekspresi mereka juga mulai berubah. Sarah dan kak wida keliatan bener mulai terangsang melihat aksiku tadi, dan si dila sibuk memandangi kakinya sendiri, kayanya dia sedang mikir mw nyobain nyuruh aku ngemut kakinya juga atau mw nyuruh yang lain.

Saat semua masih bengong, kak dian tiba-tiba memecah keheningan,

“Dek, kamu dari tadi udah kena hukuman, sekarang gantian dulu, kamu minta diapain sekarang?” tanya kak dian sambil tersenyum.

“Aku mau minta diludahin sama kakak.” Jawabku yang udah horni. Sentakan kaget pun terdengar dari sekeliling kami, tapi aku ga perduli. Aku langsung berlutut di hadapan kak dian dan membuka mulutku lebar-lebar.

Mereka pun langsung mengerumunin kami berdua karena mau melihat lebih dekat.

Setelah mengulum mulut sebentar, akhirnya kak dian pun meludahkan air liurnya kedalam mulutku yang langsung kutelan dengan nikmatnya. Setelah itu aku langsung membuka mulutku lagi dan menunggu kak dian untuk meludah kembali.

Setelah meludah lagi untuk yang kedua kalinya, kulihat nadine berjalan mendekat dan ikut meludah ke mulutku. Dan mereka pun bergantian meludah ke dalam mulutku.

Dan ga lama kemudian, una yang pertama kali maju diantara yang lain dan kak dian dan nadine bergesar memberikan una waktu untuk meludah ke mulutku. Wajah imut dan polosnya itu kembali terlihat tegang, matanya masih membelalak ketika dia sudah berdiri di hadapanku yang sedang berlutut. Ga lama kemudian dia pun meludah ke arahku. Namun karena ga biasa, ludahnya keluar cuma sedikit, itu pun nyasar mendarat di keningku. Tapi wajahnya terlihat sumringah, dan dia pun kembali meludah dan kali ini masuk kemulutku sedikit.

“dikumpulin dulu na biar banyak, aak bang, cuiiiihh” sahut nadine mengajari temennya sambil meludahiku. Ludah nadine banyak dan kental, karena sempat ngumpulini waktu mw gantian sama una.

Karena belum terbiasa, akhirnya si una memilih ngambil air mineral, dan menyemburkannya ke wajahku.

Karena airnya cukup banyak, dan bajuku mulai basah, kak dian menyetop aksi mereka semua dan memerintahkanku untuk membuka semua pakaianku sampai telanjang bulat. Aku pun mengangguk dan berdiri.

Kubuka semua pakaian yang menempel di badanku sampai aku bener-bener telanjang bulat. Kontolku yang tadi mulai tidur sekarang berdiri tegak, karena merasakan sensasi yang menegangkan ketika aku berdiri telanjang bulat di depan wanita-wanita berjilbab ini (kecuali kak wida dan kak dian yang ga make jilbab). Kunikmati rasa malu yang kurasakan akibat dari tatapan mata mereka semua yang melihatku telanjang tanpa sehelai benang pun.

“Tuh liat kontolnya si iko, udah tegang kan dia? Dia emang demen diginiin.” sahut kak dian yang kemudian meludahi wajahku.

“Eh iya yaah.” Seru si dila saat melihat kontolku yang tegang dengan malu-malu sambil menutup mulutnya.

“Iya looh. Si iko ini terobsesi banget sama kakak, di awal baru deket aja udah minta baju kotor dan cd kotor kakak. Trus suka banget ngemutin bekas sendok kakak, katanya lebih nikmat kalo ada bekas ludah kakak. Sakin sukanya, kami pernah vcan dan dia mau onani sambil ngeliat kakak ngeludah.” Beber kak dian panjang lebar

“Oiya kak?” sahut sarah dan dila berbarengan.

“iyaa looh. Makanya, si iko ini pasti nurutin semua kata kakak” sahut kak dian bangga, dan kemudian merogoh sesuatu dari dalam tasnya, dan memberikannya padaku.

Saat kulihat ternyata dia memberikan celana dalam kotor yang dia pakai tadi pagi sebelum ganti make lingerie pemberianku. Langsung kuhirup wangi celana dalam kotor itu dalam-dalam. Wangi keringat, campur wangi memek kak dian yang menempel di celana dalamnya itu bener-bener memabukkan. Tanpa pikir panjang aku langsung menjilati celana dalam kotor itu tanpa perduli tatapan mereka. Karena udah ga tahan lagi aku pun merengek ke kak dian.

“Kak, adek udah boleh onani? Adek udah ga tahanku” tanyaku ke kak dian dengan nada manja.

“Jangan dulu dong adek sayang, kan mereka masih mw mainin kamu dek. Kamu masih mau nurut sama kakaknya kan?” tanya kak dian dengan nada membujuk dan mengelus kepalaku.

“Ya ampun si adek manja kali sama kakaknya ya, udah ga sabar mw onani ya?” tanya si sarah ikut-ikutan memperlakukan ku kaya adek-adek padahal dia lebih muda dariku.

“Iya sar.” Jawabku lirih.

“Eh manggilnya kakak juga dong. Coba cepet merengek sama kak sarah sini” perintah si sarah.

Sialan kok jadi si sarah ikut-ikutan kaya kak dian. Tp entah kenapa gua sendiri jadi ngerasa terangsang diperlakukan begitu.

“Iya kak sarah. Ituu.. adek boleh onani nggak kak?” pintaku ke sarah masih canggung.

“hihihii lucuu banget.” Serunya dan disambut dengan tawa oleh yang lain. Anjir tengsin banget gua diketawain.

“Adek mw ngocok yaah? Nanti dulu dong, kamu layanin dulu semua kakak-kakak kamu disini.” Sambung kak wida.

“Iya iya kak. Adek nurut ajaa sama kakak” jawabku

“Ya ampun, lucu banget ngeliat bang iko kaya gini.” Sahut si dila, namun masih malu-malu ngeliat tubuh telanjangku.

“DIla udah pernah ml dek?” tanya kak wida.

“Belum pernah kak. Dila masih pewe. Tapi kalo cium-cium sama grepe-grepe doang pernah sih” jawab si dila jujur.

“Oo ywda kalo gitu kita kasi yang perawan duluan deh.” Sahut kak wida enteng.

“Kalo una udah pernah ngapain aja?” tanya kak wida ke una.

“Una belum pernah ngapa-ngapain kak sama cowo” jawab si una.

Namun karena si una masih diem aja ditempatnya, dila yang maju duluan mendekatiku. Matanya beberapa kali mencuri pandang ke arah kontolku yang masih tegang ini, ekspresinya yang biasa sangat polos sekarang mulai terlihat antara malu, penasaran dan nafsu. Dengan tangan bergetar dia mengelus kontolku, tangannya yang halus dan hangat sangat terasa nikmat di kontol dan bijiku yang juga di genggamnya. Badanku langsung menggeliat penuh nikmat merasakan tangan halusnya mengelus kontolku.

Melihat reaksiku yang keenakan, si dila pun nyengir dan berkata,

“Duuh enak banget ya bg tititnya di elus-elusin.” Katanya mulai menghayati.

“Enak banget dila. Kocokin abang sampe keluar yah sayang.” Pintaku memelas sama si dila.

“hihi ga boleh sampe dikeluarin dong. Ntar kakaknya yang lain ga kebagian. “ Jawab dila nakal.

“Ga nyangka banget, bang iko yang selama ini dila kagumi sekarang minta dikocokin sama dila. Abang mau cium bibir dila ga bang?” tanya dila lagi.

“Mau sayang” jawabku cepat dan langsung mengejar bibirnya, namun dila menghindari ciumanku sambil nyengir lebar.

“Ga sabar banget abangnya, jangan deh. Dila kasi air ludah dila aja mau?” tanyanya menawarkan ludahnya.

“iya mau mau sayang” jawabku tak sabar.

Dia pun ngakak kembali melihatku yang udah ga sabar, dan berusaha meludahkan liurnya kemulutku. Walaupun jumlahnya cuma sedikit, tapi aku bener-bener menikmati setiap tetes air liur yang diludahkan gadis cantik itu.

“Enak kan bang, ywda sekarang abang udah boleh cium bibir dila.” ujarnya.

Aku yang tadi udah ga sabaran banget, berusaha menenangkan diri dan mendekatkan wajahku secara perlahan ga kaya tadi. Setelah mengecup bibirnya beberapa kali dengan lembut, aku mendakap dan mulai menumpahkan nafsuku ke dalam ciuman kami. Gadis yang masih polos itu (polos kalo dibandingin yang lain ya), pun terlihat agak kewalahan mengikuti permainanku. Dia hanya menjulurkan lidahnya dan membiarkanku menjilat dan mengemut lidahnya yang manis.

Karena udah bernafsu, tanganku juga mulai berani menggrepe-grepe tubuh gadis cantik ini. Kuremas pantatnya yang kecil itu, jariku juga menggesek bagian selangkangan dan pantatnya dari balik celana panjangnya. Tanganku yang satu lagi nyusup masuk dari balik kemejanya dan mengelus punggungnya.

Lama kelamaan nafas si dila semakin memburu, dan desahan-desahan pelan mulai keluar dari mulutnya. Melihatnya yang sudah mulai menikmati, aku memberanikan diri untuk mencoba lebih jauh lagi. Kutarik pengait branya dengan satu tangan sampai terlepas. Lalu dengan perlahan tanganku naik dari perut sampai akhirnya ke dadanya dan menyenggol putingnya yang sudah mengeras.

“ahhhhh” lenguhnya ketika merasakan remasanku di dadanya.

Dadanya memang kecil, karena si dila ini emang badannya tinggi namun langsing. Ukuran pantat dan dadanya sbnrnya ga ada yang istimewa. Karena umurnya juga memang baru 20 tahun. Beda dengan kak dian yang badannya mungil, tp dada dan pantatnya masih lebih bulet dari si dila. Nilai lebihnya tentu dari kulitnya yang putih, wajahnya yang cantik, dan keluguannya yang gemesin. Desahan nikmat yang keluar dari ekspresi wajah yang polos pastinya justru semakin menambah nafsu orang yang melihatnya.

Setelah puas memainkan dadanya, sekarang aku menyusupkan tanganku ke dalam calana panjangnya. Karena perutnya yang rata, tanganku dengan gampang masuk ke dalam celana panjangnya dan langsung mencari-cari memek anak gadis itu.

“ahhhhhh bang enak banget.” Serunya ketika jariku menyentuh klitorisnya.

Desahannya pun semakin kuat, dan lututnya mulai bergetar, karena kami mainnya masih berdiri. Melihatnya yang udah ga tahan, ku tarik tangannya dan kubimbing ke sofa yang ada di hadapan kami. Kulihat temen-temen kami masih diem di tempatnya dan menonton dari jauh. Mungkin mereka mw memberikan privasi untuk dila yang takutnya ntar malah malu kalau di tonton dari dekat.

Setelah merebahkan badannya ke sofa, aku pun lanjut menghujani bibirnya dengan kecupan. Kubuka celananya sampai ke lutut tanpa perlawanan dari si dila. Lalu kumainkan lagi klitorisnya dari balik celana dalamnya yang berwarna pink. Si dila pun kembali mendesah penuh kenikmatan.

Dengan tak sabar dibukanya tiga kancing kemeja yang bagian atas,

“Bang , emut nenen dila baang...” pintanya sambil mendesah.

Permintaan memelas dari anak gadis itu sebenarnya sangat membakar nafsuku, entah berapa kali aku berpikir rasanya ingin aku tarik celana dalamnya sampai lepas dan kugenjot memeknya. Tapi kuurungkan niatku karena aku tau dia masih perawan, lagipula hari ini aku hanya bertugas melayani. Hari ini aku ga boleh mementingkan nafsuku sendiri.

Kupandangi payudaranya yang mungil itu. Posisinya yang rebahan telentang begitu semakin memberikan kesan kecil dari payudaranya. Namun putingnya yang berwarna coklat muda itu terlihat sangat indah dan mencolok di kulitnya yang putih mulus itu. kujilat pinggiran putingnya lalu kumasukkan ke dalam mulutku dan kukenyot dengan gemas.

“hhhhaahhh hhaaahhhh abaang enak banget bang.” desahannya pun semakin kuat, dan nafasnya juga semakin memburu. ‘Kayanya dia udah mau klimaks’, pikirku dalam hati.

Aku pun mempercepat gerakan jariku di klitorisnya, lubang vaginanya tak henti-hentinya mengeluarkan cairannya seakan memohon kepada jarik-jariku untuk menerobos masuk dan menerjang selaput daranya yang masih utuh.

Beberapa menit kemudian badannya menegang dan tangannya menjambak rambutku dengan keras,

“Baaang... ahhhhhhhh” teriaknya ketika dia akhirnya orgasme.

Sesaat kemudian badannya pun terkulai lemas, dan dia menatapku dengan sambil menggigit bibirnya dengan gemas.

“Enak banget ya bang rasanya. ‘hhhaahh hhaahhh’. Ini pertama kalinya dila diginiin bang. itu barusan dila orgasme ya bang?” tanyanya polos dengan nafas yang masih tersenggal-senggal.

“iyaa sayang. Enak kan rasanya?” tanyaku sambil mengelus kepalanya.

“Hihi enak banget bang.” jawabnya sambil malu-malu.

Aku mengeluarkan tanganku yang udah basah kuyup dari dalam celana dalamnya, yang tanpa pikir panjang langsung ku dekatkan ke mulutku dan hendak ku kulum sampai bersih. Namun tiba-tiba dila menghentikan tanganku, dan mengendus jariku di hidungnya tanpa berkata apa-apa. Setelah mencium baunya, wajahnya langsung mengernyit,

“iih bang jangan di emut. Wanginya aja ga enak gini” pintanya malu.

“hahaha. Tp bagi cowok ini wangi banget loh sayang.” Jawabku dan langsung menjilat sisa-sisa lendir vaginanya yang menempel di jariku.

Saat kulirik wajahnya, ekspresi si dila masih mengernyit tapi mulutnya udah nyengir lebar melihatku. Entah kenapa ekspresi anak gadis itu terlihat seksi di mataku, padahal biasanya aku ga pernah tertarik dengan si dila sebelumnya karena anaknya yang kelewat polos. Ya mungkin karena baru aja ngeliat wajah polosnya itu digantikan dengan ekspresi penuh kenikmatan x yah.

“ywda kalo emang abang suka, ntar abang jilatin langsung aja ya punya dila, jadi ga usah pake jari lagi” pintanya sambil nyengir. Melihat ekspresi cantiknya aku langsung menyambar bibirnya dengan gemas dan kami pun kembali berciuman dengan mesra.

Setelah selesai kami beranjak dari sofa dan gabung kembali ke temen-temen kami yang ngumpul ruang tengah kamar kami.

“Ciyeee dila mukanya kayanya udah puas banget..!” seru si sarah nyorakin si dila.

“hihihii. Kak dian, itu yang tadi itu apa khusus untuk hari ini aja atau besok-besok boleh minta lagi? hahahaha” tanya si dila ke kak dian.

“hahahaha langsung ketagihan kan dila” jawab kak dian sambil ngakak.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd