Q menatap kosong pada jalanan yang ramai di depan rumah makan tempatku menyabung nasib demi sekarung emas batangan,hingga pada suatu saat sebuah feroza putih berbelok menuju ke halaman parkir rumah makan dimana q sedang terbengong-bengong layaknya bencong ompong. Dengan sigap q bergegas merubah posisi dan ekspresi guna menyambut tamu kelaparan tersebut. Sekilas kuperhatikan 4 manusia yang baru turun dari feroza tersebut,1 laki-laki berumur 30an dan 3 gadis bukan wanita berumur sekira 25an yang semuanya berpenampilan serba seadanya.
"Selamat siang mas,mbak,silahkan duduk,mau pesan apa???"
"Emmm,ayam bakar aja mas smuanya,ma es teh manis juga semuanya", jawab si laki-laki dengan logat daerahnya yang kental + medok.
"Ayam bakar 4 dan es teh manis 4,baik,tunggu sebentar mas,mbak".
Segera q teruskan pesanan tersebut ke staff bagian kuali di belakang. Sembari menunggu menu selesai,q perhatikan lagi tamu-tamu tadi,tentunya ketiga wanitanya untuk melihat-lihat bagian yang bisa dilihat. Tapi tidak satupun diantara ketiga wanita tersebut yang layak bagi seleraku,jadi urung bagiku untuk memicingkan mata lebih lama.
"Jes,neh pesenanmu dah jadi semua",teriak partner kerjaku dari belakang kompor,yang selalu memanggil semua temannya dengan "jes",biar keliatan akrab n gaoel katanya.
"Oke deh jes-jes tuuuttt",kataku membalas teriakannya dengan tak kalah sengitnya.
Dengan cekatan q ambil nampan berisi pesanan tamu tersebut dan q antarkan pada si empunya.
"Silahkan mas,mbak,selamat menikmati",kataku dengan berbasa yg sangat basi.
Kembali q terbengong menikmati kosong pada jalanan ramai di depanku.
"Mas,dah lama ya kerja disini??".
Q menoleh kearah laki-laki yang melemparkan pertanyaan tersebut.
"Gak juga mas,baru 4 bulan lah",jawabku dengan senyuman seringai domba.
"Mas dari Jawa?"
"Yap,betul sekali,bla,bla,bla..."
Dan berlanjutlah obrolan bak interview masuk perusahaan tahu dengan tamu laki-laki itu,diselingi dengan guyonan-guyonan ala Opera Van Java dan pertanyaan-pertanyaan tambahan dari ketiga wanita bagaikan juri Indonesian Idol.
Dari talk show singkat itu terkuaklah kenyataan bahwa laki-laki yang bernama Badar Al Khoir tersebut adalah pastry chef dari sebuah toko roti ternama di kota ini,dan wanita-wanita itu adalah bawahannya. Dan laki-laki tersebut juga berasal dari suku yang sama denganku walaupun beda daerah asal. Otomatis dengan rasa ke-suku-an yang solid maka pembicaraan pun jadi terasa lebih akrab,itung-itung membunuh waktu bosanku di siang yang terik ini.
Singkat kata,laki-laki tersebut menawari untuk bergabung dengannya. Dan q pun hanya menanggapi dengan meminta nomor yang bisa dihubungi.
3 bulan lebih berlalu semenjak peristiwa pertemuan diatas,hingga q merasa harus meninggalkan tempat kerjaku sekarang. Q mencoba sms nomor mas Badar,laki-laki yang tempo hari menjadi tamu disini. Bla bla bla dan akhirnya q sepakat untuk mengadakan negosiasi terkait dengan masa depan karier perjalanan hidupku.
Yahhh,dan disinilah q,di salah satu perusahaan jasa bidang pariwisata terbesar di kota ini,akhirnya q melabuhkan jangkar untuk mengais gram demi gram rupiah guna menyambung imajinasiku. Meskipun tidak jadi 1 perusahaan dengan mas Badar,toh masih berdekatan tempatku dengan beliau,karena memang perusahaanku sekarang berbentuk Group dengan bermacam-macam perusahaan yang semuanya di bidang jasa.
Sekarang semuanya serba baru,lingkungan kerja,teman-teman,bidang pekerjaan pun baru,sehingga cukup menguras energi dan pikiranku untuk beradaptasi secara cerdas dengan semuanya. Dari seekor cowok yang tak tahu-menahu sekedar apa itu lengkuas,daun salam,dkk,hingga akhirnya paham semua bumbu dan rempah dari A sampai X,hanya Y dan Z yang belum paham benar.
"Kak Zafid,sirloin steak with mushroom sauce 2,french fries 1",teriak salah satu waitress bertubuh kecil putih berambut kuncir padaku.
"Pake piring nggak??",tanyaku balik dengan konyol dan asbun.
"Nggaaakkk,pake daun pisang",dan meledaklah tawa di dalam ruangan yang penuh aroma harum masakan tersebut.
Begitulah keseharianku dalam pekerjaan sekarang. 1 tahun sudah berlalu dan q menjelma menjadi superman cap obor. Q cukup bangga dengan semua,yahh,secara,dari sebatang cowok culun ingusan + grogian setengah mati jika deket-deket ma cewek,dan sekarang disini q berada diantara gadis-gadis cantik (sebagian) selalu bisa tertawa,gokil,dan banyak fans,hehehe...
"Kamu makin hari makin nggemesin,Sasti",ujarku di sela-sela menunggu orderan pada waitress yang tadi memesan sirloin,Kinasasti.
"Ah,kak Zafid buaya."
"Eits,biar buaya tapi berhati mulia",tangkisku dengan menyeringai sekalian pamer gigi.
"Boleh gak kapan-kapan q anter pulang?",
"Makasih kak buaya mulia,tapi rumahku jauh loh".
Hemm,q menganggap jawaban macam itu adalah malu-malu singa.
"Gapapa deehhh,makin jauh makin asik malah. Lagian dijamin aman deh,tanpa resiko diperkosa."
"Aaahhh,kak Zafid maksa. Q sih gak takut diperkosa,tapi takut ma suasana."
Wah,boleh juga ni cewek intelegensinya,makin semangat ma cewek type kayak gini. Body dan face nya pun selera q banget,kecil,mini,imut,semok,kulit putih,agak judes,rambut lurus panjang dikuncir. Q bayangin pasti enak bercumbu dengan Sasti semalaman.
"Heheheee,jangan nyalahin suasana kalo lagi gak bagus,yang salah adalah oknum dan SDM-nya. Gimana kalo pulang ntar aja q anter,kamu naek mobil antar-jemput kan biasanya??? Udaaah,sama q aja naek motor,menikmati semilir angin malam dan kerlip bintang-bintang pasti lebih yahud daripada sumpek-sumpekan didalem mobil anteran,ya ya ya ya...???",
"Selamat siang mas,mbak,silahkan duduk,mau pesan apa???"
"Emmm,ayam bakar aja mas smuanya,ma es teh manis juga semuanya", jawab si laki-laki dengan logat daerahnya yang kental + medok.
"Ayam bakar 4 dan es teh manis 4,baik,tunggu sebentar mas,mbak".
Segera q teruskan pesanan tersebut ke staff bagian kuali di belakang. Sembari menunggu menu selesai,q perhatikan lagi tamu-tamu tadi,tentunya ketiga wanitanya untuk melihat-lihat bagian yang bisa dilihat. Tapi tidak satupun diantara ketiga wanita tersebut yang layak bagi seleraku,jadi urung bagiku untuk memicingkan mata lebih lama.
"Jes,neh pesenanmu dah jadi semua",teriak partner kerjaku dari belakang kompor,yang selalu memanggil semua temannya dengan "jes",biar keliatan akrab n gaoel katanya.
"Oke deh jes-jes tuuuttt",kataku membalas teriakannya dengan tak kalah sengitnya.
Dengan cekatan q ambil nampan berisi pesanan tamu tersebut dan q antarkan pada si empunya.
"Silahkan mas,mbak,selamat menikmati",kataku dengan berbasa yg sangat basi.
Kembali q terbengong menikmati kosong pada jalanan ramai di depanku.
"Mas,dah lama ya kerja disini??".
Q menoleh kearah laki-laki yang melemparkan pertanyaan tersebut.
"Gak juga mas,baru 4 bulan lah",jawabku dengan senyuman seringai domba.
"Mas dari Jawa?"
"Yap,betul sekali,bla,bla,bla..."
Dan berlanjutlah obrolan bak interview masuk perusahaan tahu dengan tamu laki-laki itu,diselingi dengan guyonan-guyonan ala Opera Van Java dan pertanyaan-pertanyaan tambahan dari ketiga wanita bagaikan juri Indonesian Idol.
Dari talk show singkat itu terkuaklah kenyataan bahwa laki-laki yang bernama Badar Al Khoir tersebut adalah pastry chef dari sebuah toko roti ternama di kota ini,dan wanita-wanita itu adalah bawahannya. Dan laki-laki tersebut juga berasal dari suku yang sama denganku walaupun beda daerah asal. Otomatis dengan rasa ke-suku-an yang solid maka pembicaraan pun jadi terasa lebih akrab,itung-itung membunuh waktu bosanku di siang yang terik ini.
Singkat kata,laki-laki tersebut menawari untuk bergabung dengannya. Dan q pun hanya menanggapi dengan meminta nomor yang bisa dihubungi.
3 bulan lebih berlalu semenjak peristiwa pertemuan diatas,hingga q merasa harus meninggalkan tempat kerjaku sekarang. Q mencoba sms nomor mas Badar,laki-laki yang tempo hari menjadi tamu disini. Bla bla bla dan akhirnya q sepakat untuk mengadakan negosiasi terkait dengan masa depan karier perjalanan hidupku.
Yahhh,dan disinilah q,di salah satu perusahaan jasa bidang pariwisata terbesar di kota ini,akhirnya q melabuhkan jangkar untuk mengais gram demi gram rupiah guna menyambung imajinasiku. Meskipun tidak jadi 1 perusahaan dengan mas Badar,toh masih berdekatan tempatku dengan beliau,karena memang perusahaanku sekarang berbentuk Group dengan bermacam-macam perusahaan yang semuanya di bidang jasa.
Sekarang semuanya serba baru,lingkungan kerja,teman-teman,bidang pekerjaan pun baru,sehingga cukup menguras energi dan pikiranku untuk beradaptasi secara cerdas dengan semuanya. Dari seekor cowok yang tak tahu-menahu sekedar apa itu lengkuas,daun salam,dkk,hingga akhirnya paham semua bumbu dan rempah dari A sampai X,hanya Y dan Z yang belum paham benar.
"Kak Zafid,sirloin steak with mushroom sauce 2,french fries 1",teriak salah satu waitress bertubuh kecil putih berambut kuncir padaku.
"Pake piring nggak??",tanyaku balik dengan konyol dan asbun.
"Nggaaakkk,pake daun pisang",dan meledaklah tawa di dalam ruangan yang penuh aroma harum masakan tersebut.
Begitulah keseharianku dalam pekerjaan sekarang. 1 tahun sudah berlalu dan q menjelma menjadi superman cap obor. Q cukup bangga dengan semua,yahh,secara,dari sebatang cowok culun ingusan + grogian setengah mati jika deket-deket ma cewek,dan sekarang disini q berada diantara gadis-gadis cantik (sebagian) selalu bisa tertawa,gokil,dan banyak fans,hehehe...
"Kamu makin hari makin nggemesin,Sasti",ujarku di sela-sela menunggu orderan pada waitress yang tadi memesan sirloin,Kinasasti.
"Ah,kak Zafid buaya."
"Eits,biar buaya tapi berhati mulia",tangkisku dengan menyeringai sekalian pamer gigi.
"Boleh gak kapan-kapan q anter pulang?",
"Makasih kak buaya mulia,tapi rumahku jauh loh".
Hemm,q menganggap jawaban macam itu adalah malu-malu singa.
"Gapapa deehhh,makin jauh makin asik malah. Lagian dijamin aman deh,tanpa resiko diperkosa."
"Aaahhh,kak Zafid maksa. Q sih gak takut diperkosa,tapi takut ma suasana."
Wah,boleh juga ni cewek intelegensinya,makin semangat ma cewek type kayak gini. Body dan face nya pun selera q banget,kecil,mini,imut,semok,kulit putih,agak judes,rambut lurus panjang dikuncir. Q bayangin pasti enak bercumbu dengan Sasti semalaman.
"Heheheee,jangan nyalahin suasana kalo lagi gak bagus,yang salah adalah oknum dan SDM-nya. Gimana kalo pulang ntar aja q anter,kamu naek mobil antar-jemput kan biasanya??? Udaaah,sama q aja naek motor,menikmati semilir angin malam dan kerlip bintang-bintang pasti lebih yahud daripada sumpek-sumpekan didalem mobil anteran,ya ya ya ya...???",