Nyo_KuMes
Senpai Semprot
- Daftar
- 27 Sep 2017
- Post
- 873
- Like diterima
- 3.455
UDATE Part 2
Sejak kejadian dengan managernya itu, aku jd kepikiran apa aja yg udah dilakukin cewek ku, Mona, selama kerja jd sales farmasi.
Sejak itu juga dia jarang minta dianter kerja sore.
Di suatu sore yg lain, sepulang kerja aku telpon Mona coba menawarkan diri buat anter dia tugas sore. Tp dia menolak karena bilang sedang jalan sama teman2nya dari farmasi lain.
Memang kebiasaan orang farmasi adalah jalan bareng, nongkrong dg sesama sales dari farmasi lain sambil nunggu jam visit. Aku pun menghargai waktu Mona untuk dekat dg teman2nya. Seperti kejadian yg lalu, dg inisiatif aku menuju tempat dimana jadwal Mona tugas sore itu tanpa memberi kabar. Sesampainya di parkiran, aku lihat ada mobil dia parkir di sekitar tempat biasanya. Aku langsung naik ke ruang tunggu di atas, barangkali sudah ada Mona di sana. Tp rupanya para sales ini belum kembali dari jalan2 siang mereka. Akhirnya aku turun dan menunggu di mobil yg kuparkir agak jauh dari mobil Mona.
Tak lama kemudian datanglah rombongan sales itu bersama Mona, mereka turun dari mobil dan naik ke ruang tunggu. Aku pun segera mengikuti mereka naik tanpa sepengetahuan Mona.
Di ruang tunggu aku duduk agak jauh di belakang sambil mengamati gerak gerik Mona.
Jam demi jam berlalu sampai akhirnya pasien habis, sekitar jam 10 malam, barulah giliran para sales bergantian masuk untuk presentasi produk atau sekedar minta tanda tangan bukti visit.
Tanpa menyudutkan profesi apapun, di situ aku perhatikan beberapa sales wanita yg memang memiliki paras cantik dan body yg bikin tegang, setiap kali keluar dr ruangan selalu membetulkan penampilan mereka, entah rambutnya ataupun pakaian mereka.
Sambil pikiranku berkhayal, aku mencari Mona..ternyata dia dapat giliran terakhir untuk masuk.
Akhirnya setelah teman2nya pulang, Mona masuk ke salah 1 ruang.
Akupun coba mendekat ke ruangan itu, karena sudah sepi jd agak bebas untuk bergerak.
Dr depan ruang yg hanya dinding gypsum itu samar2 terdengar suara Mona sedang menjelaskan sesuatu sambil sesekali tertawa.
Kira2 15mnt, Mona tak kunjung keluar dan malah mulai jarang terdengar suara dari dalam. Mulailah pikiran ku kemana2..aku beranikan diri mendekat dan agak menempelkan telinga ke dinding gypsum ruangan itu.
Sayup2 aku mendengar suara desahan seorang wanita di dalam, yg tak lain adalah Mona. Aku fokus ke suara yg aku dengar, sayup terdengar percakapan dalam desahan..
"Jadi gimana, mau pake produknya?"
"Itu masalah gampang yg penting saya senang, targetmu pun bisa tercapai"
"Ahh..siap, asal target tercapai Mona siap bantu kok...ahh..shh..."
"Makannyaa...aarhh..kalo ke sini masuk terakhir aja atau..ahhh..bisa ketemu sepulang kerja"
"Iya pak..bisa diatur waktunya..aahhhh.."
Percakapan yg terpotong2 dg desahan membuat aku cemburu tp juga horny membayangkan yg terjadi di dalam. Muncul ide isengku untuk telpon Mona. Benar aja terdengar dering hp nya di dalam tp tidak diangkat.
Menguping sambil melihat situasi sekitar membuat agak susah fokus. Yg pasti setelah itu tidak ada percakapan yg terdengar, hamya suara decitan seperti meja digeser dan desahn halus.
Kira2 15mnt menguping, mulai terdengar desahan cepat..
"Aaahhh....ahh...uuhh...enakk pak, penuh rasanya memek Mona"
"Iya..memek kamu memang enak, sempit" "aarggh...kalo km sering ke sini, targetmu gak usah dipikir"
"Aaahhh...iya pak...hmm..ahh"
"Aku mau keluar nih Mon, aahh.."
"Jangan di dalaem pak...ahh..aahh"
Kemudian berhenti desahan2 itu, aku tak tau Mona kena semprot dimana. Segera aku menjauh dari ruang itu. Tak lama Mona keluar dr ruangan itu dengan rambut yg seperti disisir alakadarnya dan melambai ke dalam ruangan.
Malam itu aku kembali tidak ketemu Mona karena waktu aku telpon, dia menjawab cape pingin langsung tidur. "Iyalah cape, abis digenjot" gumamku dlm hati.
Tempat dan orang sengaja disamarkan agar tidak menyudutkan instansi atau profesi tertentu. Harap dimaklumi.
Kisah lain dari seorang sales farmasi.
Lain waktu ada juga cerita singkat tentang Mona yang diminta menemani klien nya seminar di luar kota.
Selamat menikmati.
Maaf seandainya masih kurang berkenan, masih tahap belajar menulis.
(Cerita didramatisir agar lebih mudah dibayangkan)
Sejak kejadian dengan managernya itu, aku jd kepikiran apa aja yg udah dilakukin cewek ku, Mona, selama kerja jd sales farmasi.
Sejak itu juga dia jarang minta dianter kerja sore.
Di suatu sore yg lain, sepulang kerja aku telpon Mona coba menawarkan diri buat anter dia tugas sore. Tp dia menolak karena bilang sedang jalan sama teman2nya dari farmasi lain.
Memang kebiasaan orang farmasi adalah jalan bareng, nongkrong dg sesama sales dari farmasi lain sambil nunggu jam visit. Aku pun menghargai waktu Mona untuk dekat dg teman2nya. Seperti kejadian yg lalu, dg inisiatif aku menuju tempat dimana jadwal Mona tugas sore itu tanpa memberi kabar. Sesampainya di parkiran, aku lihat ada mobil dia parkir di sekitar tempat biasanya. Aku langsung naik ke ruang tunggu di atas, barangkali sudah ada Mona di sana. Tp rupanya para sales ini belum kembali dari jalan2 siang mereka. Akhirnya aku turun dan menunggu di mobil yg kuparkir agak jauh dari mobil Mona.
Tak lama kemudian datanglah rombongan sales itu bersama Mona, mereka turun dari mobil dan naik ke ruang tunggu. Aku pun segera mengikuti mereka naik tanpa sepengetahuan Mona.
Di ruang tunggu aku duduk agak jauh di belakang sambil mengamati gerak gerik Mona.
Jam demi jam berlalu sampai akhirnya pasien habis, sekitar jam 10 malam, barulah giliran para sales bergantian masuk untuk presentasi produk atau sekedar minta tanda tangan bukti visit.
Tanpa menyudutkan profesi apapun, di situ aku perhatikan beberapa sales wanita yg memang memiliki paras cantik dan body yg bikin tegang, setiap kali keluar dr ruangan selalu membetulkan penampilan mereka, entah rambutnya ataupun pakaian mereka.
Sambil pikiranku berkhayal, aku mencari Mona..ternyata dia dapat giliran terakhir untuk masuk.
Akhirnya setelah teman2nya pulang, Mona masuk ke salah 1 ruang.
Akupun coba mendekat ke ruangan itu, karena sudah sepi jd agak bebas untuk bergerak.
Dr depan ruang yg hanya dinding gypsum itu samar2 terdengar suara Mona sedang menjelaskan sesuatu sambil sesekali tertawa.
Kira2 15mnt, Mona tak kunjung keluar dan malah mulai jarang terdengar suara dari dalam. Mulailah pikiran ku kemana2..aku beranikan diri mendekat dan agak menempelkan telinga ke dinding gypsum ruangan itu.
Sayup2 aku mendengar suara desahan seorang wanita di dalam, yg tak lain adalah Mona. Aku fokus ke suara yg aku dengar, sayup terdengar percakapan dalam desahan..
"Jadi gimana, mau pake produknya?"
"Itu masalah gampang yg penting saya senang, targetmu pun bisa tercapai"
"Ahh..siap, asal target tercapai Mona siap bantu kok...ahh..shh..."
"Makannyaa...aarhh..kalo ke sini masuk terakhir aja atau..ahhh..bisa ketemu sepulang kerja"
"Iya pak..bisa diatur waktunya..aahhhh.."
Percakapan yg terpotong2 dg desahan membuat aku cemburu tp juga horny membayangkan yg terjadi di dalam. Muncul ide isengku untuk telpon Mona. Benar aja terdengar dering hp nya di dalam tp tidak diangkat.
Menguping sambil melihat situasi sekitar membuat agak susah fokus. Yg pasti setelah itu tidak ada percakapan yg terdengar, hamya suara decitan seperti meja digeser dan desahn halus.
Kira2 15mnt menguping, mulai terdengar desahan cepat..
"Aaahhh....ahh...uuhh...enakk pak, penuh rasanya memek Mona"
"Iya..memek kamu memang enak, sempit" "aarggh...kalo km sering ke sini, targetmu gak usah dipikir"
"Aaahhh...iya pak...hmm..ahh"
"Aku mau keluar nih Mon, aahh.."
"Jangan di dalaem pak...ahh..aahh"
Kemudian berhenti desahan2 itu, aku tak tau Mona kena semprot dimana. Segera aku menjauh dari ruang itu. Tak lama Mona keluar dr ruangan itu dengan rambut yg seperti disisir alakadarnya dan melambai ke dalam ruangan.
Malam itu aku kembali tidak ketemu Mona karena waktu aku telpon, dia menjawab cape pingin langsung tidur. "Iyalah cape, abis digenjot" gumamku dlm hati.
Tempat dan orang sengaja disamarkan agar tidak menyudutkan instansi atau profesi tertentu. Harap dimaklumi.
Kisah lain dari seorang sales farmasi.
Lain waktu ada juga cerita singkat tentang Mona yang diminta menemani klien nya seminar di luar kota.
Selamat menikmati.
Maaf seandainya masih kurang berkenan, masih tahap belajar menulis.
(Cerita didramatisir agar lebih mudah dibayangkan)
