Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cerita Kosan : Cinta & Kasmaran

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Yg tipe2 Sisi gini nih yg gw suka, hehe...
Ditunggu update selanjutnya Suhu Lerlah!
 
Keadilan yang se adil - adil nya adalah ketidakadilan. *actual Law quotes*

Makasih udah mampir suhu, pasti dilanjut :ampun:

Sebenernya dari awal udah curiga, apalagi bawa-bawa Udara & Angkasa segala.:ha:
Mau ane tembak pakai piagam PBB tapi Piagam PBB ane nyelip entah kemana.:hammer:

Skripsi yuli temanya apaan tuh? Jangan-jangan :pandajahat:
:D

Nice Teaser.:shakehand
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
:aduh: banjir hadiah nih palagi tambah updatetan :lol:
mari menunggu besok beler beraksi :ha:
 
Kayaknya...

Hhhhhhmmmm...

Tapi ga mungkin ah...

Tapi bisa ja sih...

Ah masa sih...

Hhhhhmmmm...

Tp kepikiran juga nih...

Masa bodo deh...mending beli tiket ke Belanda :pandaketawa:
 
Ler .. Beler .. Dimane lu, Ler? Lu pilih update apa gw culik si Yully? :papi:
 
Cerita Kosan : Cinta & Kasmaran
Kamar Atas : Sarah

V minus One​




"Kamu yakin nih, Sar?" Ucap gue ragu sambil menatap Sarah. Gue bisa melihat ada keraguan dimatanya. Gue ga mau maksa dia meskipun sebenernya inni dia yang mau juga..

"Emangnya kamu belom pernah?" Tanya gue lagi sebelom melanjutkan.

Sarah menggeleng. "Belom.. Aneh ya?"

Gue ketawa, "Hahaha, ko aneh? Wajar koo.." Ucap gue menenangkan dia.

Sarah menghela nafasnya, kemudian mengenggam erat tangan gue.

"Yaudah, ler.. Ayo.." Ucapnya kemudian.


=============================​


Lirikan mata anak anak kampus hampir semuanya mengarah ke gue. Mereka seperti melihat ada yang aneh dengan diri gue.

Err.. Tepatnya yang gue gandeng sih.

Karena si Sarah sekarang lagi ngikutin gue dalam perjalanan menuju kelas Hukum Perjanjian Internasional.

Kelasnya berlokasi di pojok gedung melewati lorong panjang dimana kiri dan kanannya terdapat kelas kelas mata kuliah yang selesainya hampir berbarengan. Lorong panjang yang lebarnya tidak sampai empat meter ini dalam sekejab langsung disesaki oleh mahasiswa dan mahasiswi yang pengen keluar dari kelas menuju ke peradaban. Istilah populer di kampus gue untuk menggambarkan betapa terpencilnya kita dari segala hiruk pikuk dunia ketika sedang mengikuti kuliah di kelas, sehingga keluar dari kelas menuju ke kantin kampus atau kemanapun selain kelas dan lorong panjang itu adalah peradaban buat kita. Lorong panjang berlebar kurang dari empat meter yang sekarang bagaikan tempat antrian sembako terpanjang dan tersesak di Indonesia.

Alhasil gue dan Sarah lumayan jadi pusat perhatian. Jadi pusat perhatian kareba beberapa alasan, pertama. Karena banyak yang kenal sama gue, dan banyak juga yang penasaran sama cewe yang gue bawa ini. Apalagi ada beberapa anak geng eksis yang menyoraki gue.. "Cie beler sama siapa tuhh? Bawa lah ke tongkrongan! Kenalin ke kita kita" Sorak gerombolan mereka saat gue dan Sarah lagi berjalan berlawanan menghindari arus anak anak kampu yang ingin keluar.

Alasan berikutnya adalah karena gue dan Sarah melawan arus. Disaat orang orang ingin keluar, gue berdua justru menuju ke ujung lorong untuk masuk ke kelas sebelum mata kuliahnya dimulai.. Gila juga sih kalo dipikir, seumur umur gue kuliah disini, gue ga pernah dateng ke kelas tepat waktu. Eh sekarang? Belom jamnya aja gue udah masuk. Kalo aja ada Yully disini, gue yakin dia akan bela belain 'tepuk tangan' dengan kedua kakinya saking salut ngeliat gue bisa dateng secepat ini.

Di tengah perjalanan melintasi lorong, gue nengok ke Sarah untuk melihat bagaimana respon dia ditengah kerumunan ini. Dia terlihat biasa aja, ga mengeluh ataupun canggung meski tak terhitung berapa pasang mata yang kini sedang melirik dia. Sepertinya dia ga peduli meskipun dia bukan anak kampus gue.

"Ga papa kan, Sar?" Tanya gue setengah teriak supaya suara gue ga tenggelam diantara suara suara kerumunan ini. Sarah tersenyum manis dan menggelengkan kepalanya

"I'm finee" ucapnya masih dalam senyuman.

Akhirnya gue dan Sarah tiba di ujung lorong dimana kerumunan anak kampus udah berkurang drastis. Pintu kelasnya masih tertutup rapat. Gue buka kelas itu dan melihat sudah ada beberapa orang yang duduk duduk di bangku kelas. Dinginnya AC langsung menyambar gue dan Sarah yang sedikit kaget akan perubahan temperature ruangan dari lorong yang sesak dan gerah ke ruangan dingin.

Seperti biasa gue langsung bergerak menuju ke belakang kelas, namun Sarah mencegah gue. "Ga mau duduk disini aja?" Usulnya sambil menunjuk area depan kelas.

Mata gue langsung terbelalak dan spontan menolak usulannya. Alergi gue duduk di depan.. Takut ditanya dosen dan ga bisa tiduran adalah alasan gue ga mau duduk di depan. Alasan standar penghuni belakang kelas laahh.

Gue langsung menuntun Sarah ke belakang kelas dan duduk di pojok. Tempat favorit gue. Bisa nyender ke tembok.

"Gimana kamu mau cepet lulus kalo gini caranya.." Ucapnya setengah bercanda setengah nyindir.

Gue tersenyum. "Yaaa kan yang penting lulus.. " ucap gue santai sambil nyenderin kepala gue ke tembok disamping gue.

Sarah menggelengkan kepalanya. "Terserah kamuu.. Yang penting aku nemenin kamu kuliah deehh.." Ucapnya pasrah.

Yep. Sarah hari ini niat banget nemenin gue kuliah. Berhubung hari ini dia emang ga ada kelas juga sih. Dan berhubung semenjak deket sama dia, dia selalu ngeliat gue ga pernah ngampus. "Aku ga mau ah gara gara aku kuliah kamu berantakan.. " begitu katanya. Kalimat itu kemudian dilanjutkan dengan idenya untuk menemani gue kuliah. Gue sih ga mau argumen.. Gue cuma mau deket sama dia kapanpun gue bisa. Kalo dia mau nemenin gue kuliah? Ya bagus.. Gue gausah cabut kelas kan..

Sepanjang kuliah berjalan, Sarah gue perhatiin mencoba mendengarkan kuliah yang diberikan sama dosen gue. Kadang dia membaca novel yang dia bawa untuk nemenin gue. Dan kadang, dia negur gue yang hanya setengah merhatiin kuliah gue. Kebanyakan gue hanya bercanda sama temen kelas gue yang duduk di depan gue. Ataupun nyenderin kepala di tembok berharap tertidur.

Sebenernya sih gue mau ngobrol sama Sarah.. Tapi ngeliat dia yang begitu antusias sama mata kuliah gue, jadinya gue urungkan niat ini.

"Beneran ga mau dengerin kuliahnya ya kamu?" Tanya Sarah pelan waktu gue lagi nyoret nyoret satu satunya buku kuliah yang ada di tas gue.

"Dengerin kok.. " ucap gue santai kemudian natap dia.

"Huuu dasaarr.. Aku kan nemenin kamu biar kamu ga cabut kuliah.. Ini mah sama aja boong kalo kamu ga dengerin kuliahnya" kata Sarah sedikit kecewa.

Ah damn.. Denger nada dia yang kecewa gitu bikin hati gue aga ga enak. Setelah gue pikir lagi, kayanya gue harus menghargai usaha dia yang udah care sama urusan kuliah gue. Meskipun sebenernya sih ini bukan urusan dia juga.. Tapi ya dengan dia care sama kuliah gue, secara ga langsung berarti dia care sama gue..

Hmm.. Gue tutup buku kuliah gue dan gue taruh pulpennya diatas buku ini.

"Oke oke, maaf.. Aku dengerin deh sekarang.." Ucap gue kepadanya. Sarah mengangguk senang. Kemudian gue ikutin kuliah itu hingga di sisa waktu kuliah.

Begitu kuliah selesai, Sarah langsung mendekap lengan gue dan berkata, "Seneng deh aku bisa nemenin kamu kuliah!"

"Iyaa.. Makasih ya udah nemenin aku!" Ucap gue sambil beresin perlengkapan gue ke dalam tas.

Kita lalu keluar dari kelas dan seperti biasa lorong itu sedang disesaki anak anak. Setelah melewati lorong dimana gue bertemu dengan anak geng eksis, gue dan Sarah diajak nongkrong dulu ke kandang. Gue tau banget anak anak ini pada penasaran sama Sarah. Gue nyoba nolak tapi tetep dipaksa dan lagipula Sarah sepertinya ga masalah juga. Dia belom tau aja gimana buasnya anak anak geng eksis.

"Idiihh Belerrr! Abis masuk kelas lo?" Ucap salah satu anak eksis ketika gue dan Sarah baru aja dateng ke kandang. Disitu udah lumayan rame anak anak lagi duduk duduk.

"Yoi.. Mau tau kabar kampus gimana.. Baik baik aja ternyata" canda gue kepada mereka. Mereka semua tertawa mendengar candaan gue tadi.

"Woiy woiy minggir woiy ada cewe nih.. Kasih duduk laahh!" Ucap mereka satu sama lain sambil memberikan tempat duduk mereka ke Sarah. "Kok ga pernah ngeliat ya? Angkatan berapa" tanya salah satu dari mereka.

"Woiy lo tau ye dia bukan anak sini.. Gue hajar lo yee!" Teriak gue bercanda setelah mendengar pertanyaan itu. Mereka semua ketawa lagi. Kampret lah.. Gue yakin banget ini Sarah pasti ga nyaman nih. Tapi dia keliatan berusaha tenang dan meladeni candaan anak anak eksis.

"Heh udah udaahh suka norak deh lo padaa" Tiba tiba Yully membentak mereka ketika datang ke kandang. Thank God ada Yully! Di kandang, anak anak cewe adalah pemimpin tidak resmi disini. Karena anak anak cewe geng eksis itu cantik cantik sih.. Jadinya pasti anak cowo pada nurut semuanya. Apalagi sama Yully..

"Nah lo dengerin deh tuh kata Tuan Putri!" Ucap gue lega.

Mereka tampak kecewa. "Ah ganggu aja lo.. Lagi seru juga.. " Ucap salah satu dari mereka yang kemudian menyingkir dari meja gue dan Sarah kemudian duduk di meja samping.

Yully kemudian duduk di samping Sarah dan menyapa dia. "Pesen makan yuk?" Ajak Yully ke kita berdua. "Kalian udah makan?" Tanya Yully.

"Belom sih.. Yang enak apaan nih disini?" Tanya Sarah melihat ke tukang makanan apa saja yang berdagang disitu.

Gue langsung bangkit berdiri dan memesankan makanan yang Sarah dan Yully mau. Gue mesen Batagor, Yully mesen Siomay, dan Sarah mesen Nasi Soto. Baru gue tinggal sesaat buat mesen, begitu balik gue ngeliat Sarah dan Yully lagi asik ngobrol.

Baguslah.. Sarah bisa akrab sama Yully. Pertanda yang baik!

Gue menghampiri mereka sambil membawa sepiring siomay dan batagor. "Nanti nasi soto kamu dibawain.. Belom jadi soalnya" Ucap gue sebelum Sarah nanya kenapa pesanannya belom ada.

Gue langsung duduk dan melahap batagor gue. Begitupun Yully yang melahap siomaynya sambil ngobrol sama Sarah.

"Enak ga batagornya?" Tanya Sarah yang sepertinya ngiler juga liat batagor gue.

Gue mengangguk doang karena mulut gue masih penuh sama batagor, kemudian menyodorkan sesendok batagor untuk gue suapin. Jirr pede banget gue main nyuapin dia aja.. Kalo dia bilang ambil sendiri gue malu juga nih..

Eh untungnya Sarah mau gue suapin. Duuhh berasa pacaran aja ini sih.. Hahahaa..

"Hadeehh kebiasaan nih si mang siomaynya ga banyak ngasih bumbu kacangnya.. " Gerutu Yully sambil melihat piring siomaynya. "Gue ke mang siomaynya dulu yaa.. Minta bumbu kacang lagi.. " ucap Yully lalu berdiri dan pergi. Perasaan Yully ga masalah sama bumbu kacang mau banyak apa dikit.. Tumben tumbenan..

"Uuhh enaakk!" Seru Sarah. Ia nampak menikmati batagor yang sedang ia kunyah. "Tau gtu aku mesen batagor deehh!" Katanya lagi.

"Yaudah kamu mau? Makan aja sama akuu.. " tawar gue. Sepiring berdua, biar romantis.

"Terus nanti nasi soto aku gimana?" Tanya Sarah ragu.

"gampaaangg.. Nanti juga ada yang makan nih pasukan bodrex ini.." Ucapku sambil menengok ke meja belakang dimana anak anak cowo geng eksis lagi asik bercanda.

"Siap lah kita klo soal makanan!" Ucap salah satu dari mereka.

"Yaudah klo gtuu.. Aku mau bagi yaahh!" Kata Sarah senang.

"Tapi ada syaratnyaa.." Gue menahan sendok dan piring gue. Sarah tampak bingung.

"Apa?" Tanya dia menaikkan alisnya.

"Gantiaqn kamu suapin aku!" Ceplos gue sambil nyengir.

"Dasaarr.. Kirain apaa.." Jawab Sarah sambil tersipu malu. "Iyaa nanti aku suapin deehh.. " ucapnya kemudian.

Gue dan Sarah akhirnya saling suap menyuap hingga batagor itu ludes. Aahh gilaa.. Sifat dia yang tenang namun riang bener bener membuat gue merasa nyaman sama dia. Bener bener ngerasa kaya menemukan pengganti Sisi.

Udah gitu Sarah ini bisa ngobrol sama anak anak pula.. Gue ngeliat anak anak cowo juga nyambung dan ga kaku untuk ngobrol sama Sarah, padahal belum ada sejam kenalan. Bahkan Sisi aja ga secepet ini untuk nyambung sama mereka. Sarah juga beberapa kali ngobrol sama Yully dan temen temen cewenya saat gue bercanda dengan anak anak cowo. Harus gue akui, sama sekali ga nyangka cewe yang tadinya cuma iseng kenalan doang, ternyata hampir sesempurna ini.

Udah lama ngobrol ngobrol dan makan, gue baru nyadar, nasi soto yang gue pesen buat Sarah ga dateng dateng. Tadinya gue pikir anak anak udah ngambil duluan, ternyata belum, malahan mereka yang nanya ke gue mana nasi sotonya. Gue putuskan untuk cancel aja kalo begitu. Segera gw permisi sebentar ke Sarah dan menuju tukang soto. Disana ada Nasha, temennya Yully yang hampir ml sama gue dulu, lagi nungguin soto juga.

Gue sama dia udah santai sih.. Dia masih jadian sama senior, dan gue juga nganggep dia sebagai temen aja.

"Ciyee.. Pacarnya sukses dikenalin ke anak anak.." Ucap Nasha waktu gue berada di samping dia.

Gue tersipu malu, "Sha, masih gebetan itu belom jadian gue!" Ucap gue sambil nginti Sarah dari jauh. Terlihat beberapa anak cowo lagi bercanda bareng Sarah.

"Serius? Kirain udah.. Ko blom lo tembak?" Tanya Nasha.

"Beloom.. Gue masih blom yakin dia mau nerima gue apa engga.. Lagian baru semingguan lebih gue deketin dia.." Jawab gue.

Nasha langsung nyubit gue. "Ih elo mah! Itu cewe udah niat nemenin lo dan kenalan sama temen temen loo! Kalo dia ga mau jadian sama lo, buat apa dia mau nemenin lo kesini? Suka ga ngerti gue sama jalan pemikiran loo!" Kata Nasha dengan ketus. Emang begitu gaya dia kalo ngomong.. Dan sialan, bener juga yang dibilang Nasha.

"Iya juga sih, Sha.." Ucap gue bimbang.

"Astajiimm.. Nih gue ajarin, besok kan valentine, lo cari coklat deh, terus lo tembak pas valentine! Ga mungkin dia nolak!" Perintah Nasha. "Dan lo ngapain kesini? Mau mesen soto?" Tanya dia.

"Eiya lupa.. Mas! Tadi nasi soto yang saya pesen ga jadi deh.. Udah mau pulang!" Ucap gue ke tukang soto.

"Astaghfirullah lupa a!" Kata si tukang soto sambil menepok jidatnya. "Iya iya a ga jadi.. Maaf yah kelupaan.. Tadi lagi rame.." Katanya meminta maaf.

"Siip laahh!" Ucap gue ke tukang soto, kemudian gye nengok ke Nasha dan ngomong, "Sha, tengkyu yaa! Gue kesana duluan!"

Nasha mengangguk aja dan gue segera kembali ke Sarah yang masih terlibat pembicaraan dengan anak anak cowo.

Ga lama kemudian gue dan dia pamit balik karena Sarah harus ikutan rapat acara kampus dia dan gue sendiri jadwal main futsal sama anak kosan gue. Jadilah gue nganterin Sarah ke kampus dan nemenin dia sebentar nunggu rapatnya mulai, kemudian gue balik dan malamnya siap siap futsal.

Tradisi main futsal ini udah rutin diadain semenjak anak anak kosan senior ada, tujuannya sih buat mempererat anak kosan sekalian olahraga. Apalagi waktu itu futsal lagi naik daun di Bandung. Banyak bermunculan lapangan futsal yang bagus. Jadilah main futsal ini rutin diadain tiap minggu.

"Wanjrit mundur woiyy!" Teriak Tom waktu tim dia yang beranggotakan gue, Tom, dan tiga anak kosan junior lagi keserang balik. Gue sekuat tenaga langsung berlari secepat mungkin ke area pertahanan untuk membantu Tom yang menjadi kiper.

Radit yang sedang memegang bola langsung mendribble dengan cepat dan dalam sekejab berada di area pertahanan tim gue. "Semangat sayaangg!" Teriak Dosa di sisi lapangan. Gue menyusul Radit dan berusaha membayangi dia. Namun Radit berhasil meloloskan sebuah operan ke sisi lain lapangan dimana salah satu anggotanya sudah menunggu. Satu lawan satu! Tom segera lari meninggalkan gawang dan berusah menutup ruang tembak.

Si anak kosan itu dengan cerdiknya langsung menendang bola melambung melewati jangkauan tangan Tom. Kita semua cuma bisa melihat bola melayang di udara dan perlahan jatuh ke gawang yang kosong.

"bug!" Bola mengenai tiang atas! Kemudian memantul cepat ke Tom.

"Ngepet tiang!" Ucap si penendang sambil tertawa.

"Ler lari leeerrr!" Teriak Tom setelah menangkap bola tersebut. Gantian counter attack! Gue segera berlari menyusuri lapangan dan mengejar bola yang Tom lempar.

Aduh kenceng banget lemparan Tom.. Gue coba kejar sekuat mungkin.

Out..

"Lari oiiiyyy! Gimaneeee" Ucap Tom bercanda.

"Babii lo lempar kejauhan njiingg!" Seru gue ga mau kalah. Kemudian disusul tawa anak anak.

Dan rasa capek itu akhirnya menghampiri gue. Efek kebanyakan lari mungkin. Nafas gue tersenggal senggal.

"Jrit gue istirahat dulu deh.. Ga kuat guee!" Ucap gue sambil berjalan ke luar lapangan. Salah satu anak kosan yang duduk menunggu pergantian langsung berdiri dan menggantikan gue.

Gue berjalan menghampiri Dosa dan duduk di sebelahnya sambil mengambil air minum. Gue teguk air itu dengan cepat.

"Capek banget ler?" Tanya Dosa sambil memperhatikan pertandingan yang kembali berjalan. Gue mengangguk.

"Iyalah daritadi.." Jawab gue dengan nafas tersengal.

"Nih handuk nih.. " Kata Dosa sambil nyerahin handuk kecil ke gue buat ngelap keringet yang bercucuran.

Gue beristirahat dan ikut menonton pertandingan sambil ngobrol sama beberapa anak kosan junior. Anaknya asik asik juga ternyata. Dosa juga sesekali nimbrung dan ngobrol bareng juga hingga akhirnya waktu sewa lapangan futsal kita selesai.

Satu persatu anak kosan keluar dari lapangan dan saling bercanda dan beristirahat. Disinilah letak keakraban anak kosan terlihat.. Semua saling ngobrol, berbagi air, bahkan meminjamkan uang buat patungan bayar lapangan.

Kita lagi asik asiknya bercanda ketika tiba tiba Radit seperti melihat sesuatu.

"Lho? Sarah?" Teriak Radit. Beberapa anak termasuk gue langsung nengok.

Waduh! Kok ada Sarah?

Gue langsung bangkit berdiri dan menatap Sarah keheranan. "Kok bisa ada kamu?" Tanya gue terkesima melihat dia. Sarah tersenyum malu.

“Kan tadi sore kamu bilang minta aku dateng buat nontonin kamu mau main futsal.. Lagian tempatnya kan deket dari kampus aku.. Yaudah aku dateng aja.. “ Jawab Sarah.

“Tapi.. Ini kita udah selesai, Sar.. “ Gue memberi tahu dia sambil nunjukkin anak anak yang lagi pada istirahat di samping lapangan. Beberapa orang ada yang nengok ke kita.

“Yaahh.. Telat dong akuu.. Tadi aku nelpon kamu ga diangkat sih lagian.. “ Ujar Sarah sedikit kecewa sambil melihat ke arah anak anak.

“Aduuhh maaf, aku daritadi ga megang hape soalnya.. Kan lagi main tadi.. “ Jawab gue ga enak. “Mmm.. Ke mereka aja yuk? Ada Dosa sama Radit juga kok disitu.. “ Gue kemudian mengajak Sarah berkumpul sama anak anak kosan gue. Gila ini cewe.. Luar biasa.. Gue emang bilang sih tontonin gue main biar gue semangat, tapi kan itu basa basi yaa? Ga dateng juga ga pa pa.. Tapi ini dia dateng.. Anjrit gue ga nyangka.

Apa dia segitu suka nya ya sama gue? Ah ya kali deh, geer banget gue.. Ini kan tadi dia bilang karena deket aja dari kampus dia, makanya dia bisa dateng. Jangan kegeeran lo, ler..

Dosa lalu menyambut Sarah dan mengajak Sarah ngobrol bareng. Tom yang belum pernah ketemu Sarah akhirnya bisa kenalan sama Sarah.

“Ler, ini yang kenalan waktu di Congo itu?” Bisik Tom ke gue. Gue mengangguk. “Gila juga lo.. Dapet aja.. “ Katanya sambil menyenggol bahu gue.

Anak anak kosan gue lalu satu persatu mulai mengganti baju untuk bersiap siap pulang, hingga akhirnya menyisakan gue dan Sarah berdua duduk di bangku.

“Sar, makasih ya udah mau dateng.. “ Ucap gue.

“Ih, ko makasih.. Aku kan telat dateng.. “ Kata Sarah menolak ucapan terimakasih gue.

“Beneraan.. Aku ga nyangka lho kamu beneran mau nyamperin aku kesini, makasih yaa.. “

“Iyaa, sama samaa.. Udah gih kamu ganti baju sana.. “ Kata Sarah.

“Nanti kamu sendirian? Ntar aja deh.. “ Ucap gue menolak.

“Gpp udah.. Nanti aku bisa ngobrol sama si Dosa ko.. Gih gih ganti baju” Sarah berdiri kemudian memaksa gue ganti. Gue akhirnya nurut dan dia nemenin gue ke ruang ganti baju dimana ada Dosa yang lagi beli minuman dingin di kantin. Sarah lalu ngobrol sama Dosa dan gue ganti baju.

Anak anak kosan ngajakin gue makan bareng waktu kita semua udah selesai ganti baju. Gue pengen ngajakin Sarah ikutan makan juga, tapi gue ngeliat muka Sarah kayanya udah kecapean.

“Eh iya enak tuh makan di daerah Pasir Kaliki.. Banyak yang masih buka kok disitu jam jam segini” Ucap Sarah. Ia tampak berusaha menyembunyikan kelelahannya. Anak anak kosan gue akhirnya sepakat untuk makan di Pasir Kaliki dan satu persatu berangkat saling bonceng naik motor atau naik mobil. Sementara itu gue dan Sarah hanya berduaan di mobil gue.

Waktu di dalem mobil, gue ngeliat Sarah seperti langsung merebahkan dirinya di kursi dan beristirahat. Pastilah dia capek.. Dari pagi dia nemenin gue sarapan dan nyuci mobil, terus balik sebentar dan ketemuan lagi pas ngampus. Abis itu dia rapat dan malemnya dateng nemenin gue futsal. Di perjalanan pulang dari tempat futsal, gue ga mau ngeganggu Sarah istirahat. Gue ngebiarin dia duduk dengan tenang, terkadang gue ngeliat Sarah berusaha menahan kantuknya dan mengucek matanya.

Jirr.. Sarah..

Elo luar biasa banget!

Udah capek kaya gini masih mau aja nemenin gue makan sama anak kosan..

“Eh, Sar.. Kamu yakin mau ikutan anak anak kosan aku makan?” Tanya gue saat kita lagi berhenti lampu merah.

“Ayo aja aku mah.. “ Jawab Sarah pendek. Gue ngeliatin Sarah. Ah ga tega gue.. Udah cukuplah dia nemenin gue hari ini.. Gue ga mau dia jadi sakit gara gara nemenin gue doang..

“Kita balik aja gimana?” Tanya gue kepadanya.

“Lho kenapa?” Tanya Sarah.

“Biar.. “ Gue aga ragu mau jawab kenapa, tapi ah sudahlah, gue emang concern juga sama dia.. “Biar kamu bisa istirahat, Sar.. Aku ngeliat muka kamu udah cape tuh“ lanjut gue.

Sarah tersenyum, mungkin ia malu karena apa yang ia tutupi ketahuan juga sama gue. “Engga ko aku ga cape “ Sanggahnya.

“Yaa tetep aja udah mau jam 12.. Anak gadis ga baik pulang diatas jam 12 malem.. “ Gue ngomong dengan nada sok bijak kemudian geli sendiri. Sarah menepak bahu gue.

“Bisa aja kamu.. Yaudah terserah kamu aja deehh.. Kan kamu yang nyetir.. “ Jawab Sarah pasrah.

“Yaudah aku anterin kamu pulang ke kosan aja yaa?” Pinta gue.

Sarah mengangguk menurut. “Eiya kamu terus ga ikutan mereka makan? Atau abis nganterin aku kamu nyusul mereka?” Tanya Sarah tiba tiba.

“Engga ah.. palingan aku pulang aja abis nganterin kamu.. “ Jawab gue mulai konsen nyetir lagi.

“Emangnya kamu ga laper apa abis olahraga gitu?” Tanya Sarah.

“Laper sih sebenernya.. Tapi males ah nyamperin mereka lagi, dari kosan kamu kan jauh lagi kalo nyusulin mereka.. “ Ucap gue.

“Ooh gtu.. Yah maaf ya gara gara nganterin aku kamu jadi ga ikutan makan sama anak kosan kamu deh.. “ Ucap Sarah meminta maaf. Ia pegang lengan gue dengan kedua tangannya. Gue langsung tersenyum.

“Yaampun kok kamu malah minta maaf? Aku harusnya terimakasih lho kamu udah nemenin aku seharian ini.. “ Gue berusaha menenangkan Sarah. “Beneran deh ga apa apa.. Palingan aku makan coklat aja, masih ada sisa coklat di kulkas aku kayanya“ Lanjut gue, teringat akan Coklat yang beberapa hari lalu Dosa beli tapi baru sepotong ia makan udah ga dilanjutin lagi, takut gemuk katanya, kemudian ia simpan di kulkas gue.

“Eh iya bener tuh, kamu makan coklat aja! Aku pernah baca ada tiga manfaat coklat buat manusia.. “ Sarah langsung ngerespon. Mendadak muka lelahnya hilang.

“Tiga manfaat coklat? Apaan aja? Bikin gendut badan cewe?” Tanya gue sambil bercanda.

“Bukaaann.. Jadi yang pertama, Coklat tuh bisa menahan rasa lapar.. “ Ucap Sarah sembari mengingat ingat.

“Ko bisa?” Tanya gue setengah ga percaya.

“Iyaa.. Pokoknya di dalem coklat tuh kaya ada senyawa yang berfungsi memperlambat proses pencernaan kita.. Nah karena pencernaan kita melambat, kita juga ga jadi gampang ngerasa lapar.. “ Kata Sarah menjelaskan alasannya.

“Wow.. Beneran tuh?” Tanya gue masih ga percaya sekaligus takjub.

Sarah mengangguk berusaha membuat gue percaya. “Jadi di tentara gitu, mereka pas perang suka bawa coklat gtu, dimakan sedikit sedikit buat menahan rasa lapar waktu lagi bertempur dalam waktu yang lama.. “

Gue takjub dengan ucapan Sarah barusan. Pengetahuan umum seperti ini sangat menarik buat gue. Dan Sarah bisa tahu soal kaya gini, makin menambah daftar hal hal yang gue suka tentang Sarah.

“Terus terus.. Manfaat yang kedua apa?” Tanya gue ingin tahu lebih lanjut.

“Mmm.. Yang kedua.. Coklat itu penangkal stress!” kata Sarah.

Kali ini gue tertawa. “Yaiyalah kalo itu.. Siapa juga yang ga seneng makan coklat, dikasih coklat aja seneng, apalagi makan coklat.. “ Ucap gue.

“Iya juga siihh yaa?” Kata Sarah ikut tertawa juga. “Tapi ini beneran, senyawa di dalam coklat tuh bisa membantu menekan produksi hormon penyebab stress.. “ ucapnya kemudian.

“Wow.. Kamu tau darimana sih kaya gini gini?” Tanya gue.

“Mmm.. Baca di majalah cewe gitu.. Hehehe” Ucap Sarah tersipu. “Eiya, ler, mampir lagi dong“ Lanjut Sarah tiba tiba sambil menunjuk ke Alfamart. “Aku lupa mau beli pembalut, lagi dapet” Katanya lagi sambil tersenyum malu.

Gue menurut dan segera meminggirkan mobil ke samping Alfamart. Sarah kemudian setengah berlari masuk ke dalam sementara gue ia minta menunggu di mobil aja biar ga bayar parkir. Tak lama kemudian Sarah akhirnya keluar dari Alfamart dan kembali masuk ke dalam mobil dengan membawa kantung plastik.

“Kenapa gitu ga mau ditemenin?” Tanya gue saat menjalankan kembali mobil gue.

“Gapapa.. Masa cowo nemenin beli pembalut.. Kan malu.. “ Kata Sarah menjelaskan kenapa.

“Aah kamu.. kirain kenapa.. Santai aja aku maahh.. “ Sahut gue. “Aku udah sering juga nemenin si Dosa lah.. Yully lah.. Kalo ga pacarnya Tom lah.. Udah afal kayanya merk merk pembalut apa aja.. “ Lanjut gue membanggakan diri.

“Oh ya? Kamu lagian mau aja nemenin.. “ Ucap Sarah bingung.

“Aku dipaksa bu.. sumpah aku dipaksa!” Ucap gue dramatis ala sinetron kemudian tertawa. Sarah juga tertawa melihat tingkah gue.

Ga kerasa akhirnya gue udah nyampe di kosan Sarah. Udah jam 12 lewat. Suasana sekitar kosannya sepi.

“Okaaayy sampeee.. “ Ucap gue kepada Sarah. “Kamu ga digembokin kan udah jam segini?” Tanya gue.

Sarah menggeleng. “Lagian aku bawa kunci gembok juga kok.. Tiap anak megang satu.. Kosan aku sebenernya sih bebas mau pulang jam berapa.. Cuma ya aga males aja balik malem, sepi banget soalnya.. “ Kata Sarah. Iya sih, emang sepi.. Letak kosannya yang berada agak ke dalam dan dekat ujung jalan membuat sekitar kosannya terasa sepi banget.

“Eh tadi yang ketiganya apa terus?” Tanya gue penasaran. :Kamu tadi baru nyebutin dua doang manfaat coklat.. “

Sarah tersenyum mendengar pertanyaan gue, kemudian ia mengambil sesuatu dari kantung plastiknya.

“Yang ketiga.. “ Ucapnya sambil mengeluarkan sesuatu dari kantung plastik itu. “Coklat itu bermanfaat buat.. Kado Valentine.. “ Kata Sarah kemudian memperlihatkan sebungkus coklat Silver Queen lalu menyodorkan ke gue.

“Happy Valentine’s Day ya, Leerr” Ucapnya lagi dengan manis.

Melihat apa yang Sarah lakukan, gue langsung ga bisa ngomong. Terpukau, terkesima, takjub, dan apalah itu sinonim lainnya dari kata kata tadi.

“Saar.. “ Ucap gue. Segitu doang yang keluar saking ga bisa ngomongnya.

Sarah tertawa gembira melihat reaksi gue. Ia lalu membuka bungkus coklat itu. “Makan yaa” Katanya. “Biar ga laper tengah malem” Katanya lagi.

Gue menurut dan menggigit coklat yang sudah ia buka itu.

Damn enak! Mungkin karena laper juga kali..

Dari semua yang Sarah lakukan dengan gue hari ini, ini yang paling manis.

Manis sekali..

Semanis coklat ini.








Nothing compares to the sweetness of chocolate..

Except you, My Chocolate
 
Okaayy itu dia update terbar dari ane.. Right on schedule!

Dan wohooo, akhirnya bisa seminggu dua kali juga update, ahahaha..

Gimana nih pendapat suhu semuanya soal update kali ini? Gimana nih tanggepannya soal Sarah? Atau masih penasaran sama Yully, Dosa, Layna? Seperti biasa ane menerima kritik dan saran yaaa :ampun:

Selamat menikmati Valentine's Day semuanya.. Atau selamat menikmati alentine's ay bagi mereka yang hari ini ga dapet V ataupun D

If you know what i mean :o
 
wah:panlok4: sarapan pagi!



belerr respon sinyal asmaranya belum di upgrade,,, masih 2G... mangkanya lambat connect nya.
:D
mungkin setelah habiskan coklat nya nanti baru nyadar dia.
 
Terakhir diubah:
yah, ternyata udahn. :beer: apa nantny beler juga tersadar bs ngrespon tentang perasaan yuly karna penjelasan sarah yah, c yuly cemburu karna beler suap2n trus kabur kemana g jelas, g d susul ma beler, lg ada sarah c.yuly nant d culik ma reader2 d sini loh ler
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd