Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cerita Kosan : Cinta & Kasmaran

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Dosa .. ??
Ber Dosakah Aku Menunggu Update an mu ..
Lanjut Kang Ler Biar Pada Ber Dosa Megangin Selangkangan Masing" ..
hahahhaha
 
Cerita Kosan : Cinta & Kasmaran
Kamar Atas Part. III : Sarah

V for Valentine​





"Iya beler sayaaangg.. Gue senen ini balik koo.. Jemput eike yaa!" Ucap Yully dengan manis saat gue menelpon dia. Jujur gue aga sedikit ngerasa kangen sama dia karena ga lama setelah dia sidang, tepatnya mungkin setelah makan malam di Congo, dia terus pulang ke Jakarta dan berlibur di Jakarta.

"Beneran lho ya? Iya ntar gue jemput deh.. tenang ajaa.. " Ucap gue sedikit senang mendengar dia akan kembali ke Bandung.

"Ya beneran laahh.. Gue kan mau ngurus buat wisudaan gue.. Awas lho ya ga dateng.. Gue putusin kontrak hidup lo!" Kata Yully mengancam.

"Ga mau dateeeng bodo amaat.. Hahaha, pokoknya elo kabarin gue aja jam berapa perkiraan nyampe Bandung.. "

"Coba coba lo ga dateng, awas aja.. Iyaa.. nanti gue kabarin lagi gue berangkat jam berapa dari Jakarta..Gue mau nyobain naik travel ah.. Kayanya seru.. " Kata Yully menyudahi pembicaraan.

"Travel? Boleh juga tuh ide lo, Yul.. Yaudah beneran yaa kabarin? Daadaa darliingg.. "

"Siap tuan beler.. Daaa"

Hmm, Travel.. Sebuah moda transportasi baru yang sedang menjamur di Bandung sekarang ini. Semenjak selesainya Tol Cipularang yang menghubungkan kota Bandung dengan Jakarta dan membuat durasi perjalanan Jakarta – Bandung menjadi 2 Jam, Travel kini menjadi salah satu opsi primadona buat mereka yang mau bepergian ke dua kota ini. Bila dulunya untuk mencapai Bandung via Kendaraan bermotor harus memutar melewati Purwakarta atau Puncak, sekarang sudah langsung tembus via Tol Cipularang. Dan bisa dipastikan, Kereta Api Argo Gede dan Parahyangan akan mendapat saingan ketat.

Gue melihat ke luar jendela mobil untuk memandangi pemandangan di luar. Tidak terlalu banyak mobil yang parkir di parkiran ini sehingga memudahkan gue untuk mengamati kegiatan mahasiswa yang sedang duduk duduk entah berbincang apa. Pepohonan yang rimbun membuat gue lebih memilih membuka pintu mobil daripada menyalakan AC. Selain hemat bensin, menikmati sejuknya udara Bandung adalah kepuasan sendiri buat mereka yang tinggal di Bandung. Sekarang ini gue lagi berada di parkiran mobil Universitas tempat Dosa dan Radit kuliah. Tapi gue ga lagi nungguin mereka. Gue lagi nungguin Sarah. Sarah lagi menghampiri gue sambil mendekap buku buku kuliahnya di dada.

Sudah hampir satu minggu semenjak gue bertemu dengan Sarah karena nemenin Dosa nungguin Radit yang lagi rapat. Tadinya gue mau mengontak Sarah via telepon, tapi entah kenapa kelupaan terus dan akhirnya malah ketemu dia duluan tanpa disengaja. Untungnya Sarah ga terlalu mempermasalahkan hal itu. Setelah pertemuan itu, ga mungkin lagi gue menunda untuk menelepon dia, mau apalagi alasan gue untuk ga ngontak dia?

Dan ternyata Sarah ini orangnya enak juga diajak ngobrol. Anaknya juga cukup periang dan ga jaim saat ngobrol sama gue, cowo yang baru dia kenal belom lama ini. Dan, dia juga pinter. Pengetahuan dia luas. Semua yang ada di wishlist gue terpenuhi.

Ga butuh waktu lama buat gue dan Sarah untuk deket. Baru dua kali kita ketemuan, tapi gue sama dia udah ngerasa nyaman satu dengan yang lain. Gue kaya udah ngerasa kenal dia banget dan ga sabar nunggu esok hari ketika gue harus pisah sama dia. Pertanda yang baik kan itu? Mungkin bisa kaya gini karena kita berdua udah sama sama suka juga kali.. Haha geer banget gue, tau darimana si Sarah suka sama gue?

Kalo gue awalnya suka sama dia jelas karena fisik dia yang cantik. Rambut hitam panjangnya yang ia biarkan terurai melewati kedua pundaknya. Tinggi badannya yang hampir menyamai gue. Berat badannya yang proporsional. Kulitnya yang putih dan mulus. Semua hal yang mendefinisikan standar cantik melekat kepada Sarah. Dan ga gue duga ternyata innernya juga ga kalah beauty sama outsidenya. Paket yang sangat komplit. Sebenernya gue ga suka sih membanding bandingkan cewe, tapi untuk kali ini, gue harus membandingkan dia dengan Sisi. Ga secantik Sisi sih yaa.. Tapi sifatnya bener bener mengingatkan gue dengan Sisi. Bisa dibilang, Sarah adalah Sisi yang tinggal di Bandung bukan di Jogja yang jauh disana. Terlalu dini mungkin untuk bisa dibandingkan dengan Sisi, tapi ya itu yang gue rasain sekarang.

"Hei.. Beler udah nunggu lama?" Ucapnya ketika membuka pintu mobil gue sambil tersenyum berseri menatap gue.

Aahh.. Udah lama kayanya gue ga ngeliat tatapan kaya gitu.. Tatapan yang langsung mengetuk perasaan gue.

"Belom ko, Sarah.. Beler belom lama sampe.. " Jawab gue. Sekarang ini gue sama Sarah belom masuk ke tahap Aku - Kamu, tapi gue udah berada di tahap 'manggil nama' yang menurut gue ga jauh beda sama tahap Aku – Kamu. Kalo udah masuk dua tahap ini mah artinya elo diterima jadi pacar dia udah diatas 80% laahh.. Asal ga tiba tiba blunder aja..

"Sarah udah makan belom?" Tanya gue ketika Sarah masuk dan menutup pintu mobil gue. Ia lalu menyenderkan kepalanya ke senderan kursi mobil gue dan menoleh ke gue.

"Belom nih.. Daritadi sibuk ngurusin acara kampus.. " Jawabnya sambil menggeleng pelan. Suaranya terdengar lembut. "Beler udah?" Tanya dia kemudian memakai Safety Belt.

"Belom.. " Jawab gue singkat. "Makanya ini mau ngajak Sarah makan nih di Wale.. " Lanjut gue kepadanya.

"Maauuuuu!" Ucap Sarah girang. "Pas banget lagi pengen makan Mie Ayam Jamur!" Katanya lagi. Gue tersenyum senang mendengar jawabannya. Langsung gue tancap mobil gue menuju ke Wale.

Wale adalah tempat makan mie ayam yang terletak di Daerah Dago Pakar, rasa yang enak, suasana tempat makan yang tenang, dan harga yang murah. Tempatnya sih memang aga sedikit jauh dari keramaian kota, tapi karena tiga hal yang gue sebutkan tadi membuat Wale menjadi tempat makan mie ayam favorit bagi mereka yang berada di Bandung dan rela datang ketempat ini meskipun jauh.

Setelah sampai di Wale, gue dan Sarah langsung memilih tempat duduk yang berposisi memandang langsung ke lereng bukit. Semilir angin gunung yang berhembus pelan menambah kesejukan tempat makan yang juga dipenuhi oleh banyak tanaman hias yang ditaruh di pot pot. Suasana di wale tidak seramai biasanya, mungkin karena gue dan Sarah datang setelah lewat jam makan siang. Tidak lama kita duduk seorang pelayan menghampiri kita berdua dan memberikan menu makanan. Selesai memesan, tidak perlu waktu yang lama dan akhirnya makanan pun datang. Kita berdua langsung lahap menyantap hidangan yang sudah tersaji di depan kita.

"Nanti Beler dateng kan ke acara kampus Sarah?" Tanya Sarah setelah ia selesai menyedot es teh manisnya. Di depannya, semangkuk Mie Ayam Jamur telah ia habiskan. Biasanya cewe akan malu malu untuk menunjukkan nafsu makannya kepada cowo yang belom lama ia kenal, biasalah jaim, tapi Sarah bukan cewe biasa. Dia ga ngerasa malu untuk nunjukkin diri dia apa adanya. Dengan cepat dia menghabiskan semangkuk mie ayam itu ketika baru saja mie ayam itu datang. Habis hingga ke kuah kuahnya yang ia ambil dengan sendok. Barulah setelah menghabiskan porsinya, Sarah sadar. "Yaampun rakus banget ya gue?" Begitu ucapnya polos sambil mengelap bibirnya dengan tissue ketika baru aja menghabiskan mie ayamnya.

Ngeliat dia yang ga jaim gini bikin gue kagum. Buat gue justru ini adalah pertanda baik. Dia cewe yang apa adanya dan ga nutupin kekurangan dia. Gue suka sama orang yang kaya gini. Kalo kata pepatah, kekuranganmu itulah yang membuat dirimu menjadi sempurna. Dan ngeliat si cewe yang punya fisik sempurna ini punya kekurangan, makin membuat dia menjadi sempurna di mata gue. Meskipun kekurangan itu cuma gaya makannya aja yang beda dari cewe biasanya.

"Acaranya bakalan seru koo.. " Kata Sarah melanjutkan pertanyaannya tentang apakah gue akan dateng ke acara kampus dia atau engga.

"Iya.. Buat neng Sarah apa sih yang engga?" Jawab gue sambil menggodanya dengan gombalan kelas teri.

Sarah tersenyum mendengar jawaban gue. "Itu basi banget ya gombalan kaya gitu" katanya.

"Hehe.. Biarin.. Ga bakat ngegombal sih.. " jawab gue asal. Sarah menyepelekan perkataan gue.

"Ga percayaa.. " Singkat dia.

"Ko? Kenapa ga percaya?" Tanya gue heran.

"Soalnyaa.." Sarah dengan cepat menjawab, tapi ia potong untuk meminum kembali es teh manisnya. "Soalnyaa, Beler yang ngajak ngobrol duluan waktu kita pertama ketemu.." Lanjut Sarah.

"Terus?" Gue heran dengan maksud dia.

"Iya.. Cowo yang cukup pede untuk memulai pembicaraan sama cewe yang ga dikenal itu adalah tanda tanda pertama kalo cowo itu.. " Sarah ga melanjutkan kalimatnya dan menatap gue tajam sambil tersenyum melihat gue.

"Apa?" Tanya gue penasaran.

"Player.." Lanjutnya pelan. Matanya ga lepas menatap gue seperti menelanjangi kepribadian gue.

Hingga sekarang ini gue ga pernah menganggap diri gue player. Gue emang nyaman aja ngobrol sama cewe. Mungkin itu juga yang bikin gue populer diantara cewe cewe di kampus gue, karena gue supel sama mereka. Gue ga sok cool ataupun ngegombalin mereka atau ngelecehin mereka. Gue selalu nganggep mereka itu teman. Kecuali mereka yang bisa ngerebut hati gue. Player? Noo.. Gue bukan player..

"Sarah.. " ucap gue. Gue majuin kursi gue untuk mendekat ke Sarah. Dia mengangkat alisnya tanda mendengarkan.

"Tau ga sebutannya buat cewe yang mau diajakin ngobrol sama cowo yang ga dia kenal terus gampang deket sama cowo itu dan gampang diajak jalan sama cowo?" Tanya gue.

Sarah sempet diem sejenak memikirkan apa yang baru gue ucapin tadi kemudian dia menggelengkan kepalanya. Sepertinya dia tau apa yang mau gue ucapin.

"Cewe.." Ucap gue perlahan.

Sarah langsung buru buru ngomong. "Eh engga yaa.. Sarah bukan cewe gam.."

"Supel." Ucap gue cepat memotong Sarah.

"..pangan.." Sarah menyelesaikan kalimatnya dengan pelan.

"Cewe Supel.." Ucap gue mengulang kembali kata yang gue ucap barusan.

Sarah terlihat sedikit malu. "Kirain mau bilang Sarah itu cewe gampangan.." Responnya sedikit malu.

"Bisa aja sih nganggep Sarah gitu.. Tapi ga pernah tuh kepikiran kaya gitu.. Dan kalopun ternya Sarah emang cewe gampangan.. Sarah cewe gampangan paling cantik yang pernah Beler kenal." Ucap gue sambil tersenyum. Ini kenapa gue jadi ngegombal beneran?

Mendengar itu Sarah langsung tersipu malu. "Bener bener ga bisa ngegombal!" Ucapnya singkat kemudian menatap gue sambil tersenyum. Kita berdua saling menatap untuk beberapa saat. Damn, ini dibalik paru paru gue kaya ada organ yang lagi diketuk oleh tatapan Sarah.

"Harusnya sih tersinggung yaa.. Dibilang cewe gampangan.." Ucap Sarah langsung bercanda dan pura pura bete.

"Yaah jangan bete doongg.. Kan cewe gampangan yang paling cantiik.." Gue langsung konek dan sok sokan merayunya supaya ga pura pura bete lagi.

Sarah langsung ketawa. "Hahahaa.. Bisa aja kamuu.. " ucapnya sambil menepuk telapak tangan kanan gue yang ada di meja.

Gue tanpa sengaja lewat gerakan refleks tangan gue berusaha menepis tangan Sarah dan akhirnya justru jadi megang tangan dia.


Ada aura canggung yang cukup kerasa dalam tatapan mata kita berdua saat menyadari posisi kedua telapak tangan kita yang menyatu kaya gini. Gue bisa ngerasain detak jantung gue berdetak kencang dan gue bingung harus ngapain.

Kita berdua sama sama mengambil nafas. Sarah ga berusaha melepaskan genggaman tangan gue meskipun gue udah melonggarkan genggaman gue. Tangannya justru membetulkan posisi telapaknya dan kita berdua jadi saling pegangan.

Gue ngeliat lagi posisi telapak tangan gue dan dia. Yep, kita pegangan tangan. Gue liat Sarah dan mendapati dia tersenyum. Aura canggung itu perlahan lahan mulai hilang.

"S-sar?" Lidah gue seperti tersandung saat memanggil dia.

"Yaa?" Jawab Sarah sambil tetap memandang gue dan tersenyum.

"B-bo-boleh ngomong sesuatu?" Tanya gue ragu. Astaga, kenapa gue bisa tiba tiba ngomong gini? Gue mau ngomong apa? Mau nembak? BELUM SAATNYA, BELER! Iya sih momennya lagi pas banget.. Tapi ya kali baru seminggu lo mau nembak?

"Ngomong.. Apa?" Sarah balik bertanya. Ia terlihat gugup juga.

Mampus kan lo, ler.. Dia pasti bisa nebak lo mau ngomong apa.. Tuh liat ekspresi muka dia yang langsung berubah jadi kaya orang cemas gtu.. Mampus lo, ler.. Dia pasti nolak elo kalo elo nembak sekarang!

Okay stop, siapapun itu yang lagi ngomong sama otak gue, tolong stop!

Gue untuk beberapa saat ga ngomong. Suasana canggung pun kembali timbul.

Mmmm.. Setelah gue pikir pikir lagi, coba siapapun itu yang tadi ngomong sama otak gue, coba tolong kasih tau, gue sekarang harus ngomong apa?

Gue membuka mulut gue tapi ga satu patah katapun yang keluar dari mulut gue.

Astaga.. Beler! Ngomong please..

"Mmm.. Mmm.. " gumam gue. Sarah mulai bingung sama tingkah gue yang mendadak aneh.

'Mmm'?? 'Mmm'?? Cuma itu yang bisa keluar dari mulut lo, ler?

Ngomong please, ler.. Ngomong!

Apapun! Ngomong apapun!

"Mmm.. "

Astaga.. Apapun selain 'Mmm'! Apapun! Ayo cepet ngomong! Elo udah kaya orang freak tau ga? Lama lama Sarah pasti ilfil liat lo aneh kaya gini! Ayo cepetaann!

"Ta-tangan kamu halus banget yaa?" Ucap gue spontan setelah di-push sama nurani gue sendiri. Sarah terlihat heran mendengar perkataan gue tadi.

"Mmm.. Makasih?" Ucapnya bingung.

'Tangan kamu alus banget'??? Serius lo, ler ngomong kaya gitu tadi?? Astagaa, ler..

"I..iya.. Halus.. " Jawab gue. Aduh beler.. Geblek lo ah..

"Dari semua gombalan.. Yang ini yang paling bagus.. " Kata Sarah sambil tersenyum heran. "Dan yang paling aneh juga" lanjut Sarah sedikit tertawa. Ia menggengam erat tangan gue. Melihat Sarah ketawa lama lama gue juga kembali tertawa. Aura canggung itu menghilang dan tergantikan oleh gelak tawa kita berdua.

Damn.. Hampir aja gue melakukan suatu kebodohan tadi.. Untungnya bisa teratasi dan gue sama Sarah bisa ngobrol lagi kaya biasa.

Sepanjang perjalanan nganterin ke kosan dia, kita ga berhenti ngobrol dan bercanda.

Klik!

Itu yang gue rasain saat ngobrol sama dia.

Sesuatu yang ga pernah gue rasain semenjak ngobrol sama.. Kezia.

Sesuatu yang vital banget buat gue untuk bisa suka sama cewe.

Dan Sarah bisa ngebuat gue ngerasain itu. Akhirnya..

"Makasih ya, ler.. " ucap Sarah sambil membuka pintu dan keluar dari mobil gue. Jendela depan mobil gue langsung gue buka setelah Sarah menutup pintu. Sambil mendekap buku mata kuliahnya di dada, ia lalu setengah membungkuk melihat gue dari balik jendela mobil gue.

"Oiya, ler.. " Ucap Sarah lagi. Gue mendengarkan dengan seksama.

"Tangan kamu juga halus banget" ucapnya kemudian tersenyum manis. Mendengar Sarah ngomong gitu gue juga langsung senyum.

"Hati hati di jalan ya kamuu!" Ucapnya sambil menjauhi mobil gue dan membuka pagar kosannya kemudian melambaikan tangan.

Perjalanan gue balik ke kosan gue dipenuhi dengan senyuman. Seneng banget rasanya.. Ketemuan sama dia hari ini sukses besar! Apalagi sekarang gue sama dia udah masuk ke tahap aku-kamu. Anak anak kosan gue pada bingung ngeliat muka gue yang berseri terus semenjak gue nyampe kosan. Tom dan Radit bingung sendiri ngeliat gue yang ga marah marah padahal daritadi mati terus pas main CS. Gimana mau konsen main CS? Yang ada di otak gue daritadi cuma Sarah. Senyam senyum terus gue daritadi memutar balik kejadian di Wale. Saking ga konsennya sampe sampe gue maju ke peperangan tanpa beli senjata dan perlengkapan apapun. "Leeerrrr! Nyimeng lo ya? Tumben amat main lo ga jelas?" Teriak Tom dari kamarnya. Gue memilih ga ngejawab. Daripada susah jelasinnya mendingan gue dianggep lagi nyimeng deh.. Haha nyimeng.. Ngerokok aja gue engga.. Apalagi nge *****?

Dosa yang malam itu datang untuk nginep di kamar Radit juga bingung sama tingkah laku gue yang senyum terus. "Elo kenapa, ler? Seneng amat kayanya daritadi.. " tanya Dosa saat dia, Radit, dan Tom lagi ngobrol ngobrol di balkon kamar gue malam itu. "Abis nyimeng dia, Sa!" Ceplos Tom cepat. Dosa memandang gue dengan heran.

Disitu akhirnya gue ceritain ke mereka apa yang terjadi sama gue hari ini. Mata mereka saling liat liatan sebelum akhirnya tertawa mendengar cerita gue.

"Serius, Ler? Gara gara si Sarah nih?" Ucap Radit di sela tawanya.

"Anjrit gue kirain lo nyimeng, leerr! Ternyata.. " Kata Tom sambil terbahak bahak.

Dosa ga seheboh Radit dan Tom yang maksimal banget ketawanya. Dosa hanya terkekeh aja. Pandangan matanya yang sayu menatap gue dan senyumannya terlihat mengejek gue. Tapi gue ga peduli sama reaksi mereka bertiga.. Mereka ga ngerasain apa yang gue rasain.

Yaa, ini nih yang namanya lagi jatuh cinta.. Apapun kerasa manis.. Bahkan hal hal yang pahit sekalipun seperti ceramah dari nyokap gue yang malam itu nelpon gue buat nanyain soal kuliah gue pun terasa manis. Apalagi kalo gue beli coklat nih.. Pasti manisnya berkali kali lipat rasanya!

Astaga! Iya juga yaa!? Sebentar lagi Valentine! Gue harus gimana yaa? Gue kasih coklat ga ya ke Sarah? Apa gue ajak makan malem aja kali ya? Atau kenapa ga dua duanya? Gue kasih coklat, dan gue ajak makan malem? Aduh bingung gue jadinyaa!

"Gimana nih Yuuuulll??" Rengek gue ke Yully yang baru aja masuk ke mobil gue setelah gue jemput dia di Travel.

"Haduuuhhh" Yully memutar bola matanya ngeliat tingkah laku gue. "Dari semalem pertanyaan lo itu terus deehh" lanjutnya.

"Yaelah, Yul.. Bantuin sih.. " respon gue sambil memasukkan persneling dan menjalankan mobil gue.

"Bosen gue bantuin lo terus.. Sekali sekali ga usah gue bantuin kenapa siihh.. " Kata Yully sedikit kesal.

"Bisa apa aku tanpamuuuu Yully sayaanggg" Canda gue sambil tertawa.

"Bodo amaat! Belajar mandiri!" Balas Yully tertawa juga. "Jijik ah denger lo sok sok roman picisan kaya gitu!" Ucapnya lagi.

"Dewa 19 doongg.." Canda gue lagi.

Yully menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku gue. "Gila yaa.. Baru gue tinggal ke Jakarta berapa lama aja udah error sampe segininya lo, darling.." Kata Yully. "Coba coba gue pengen liat gimana sih orang yang ngebikin lo sampe error kaya gini!" Lanjutnya.

"Lho? Kan ada elo waktu kenalan sama dia, Yul?" Gue langsung bingung.

"Iyaa tauu.. Inget koo.. Maksud Gue, gue mau liat gimana dia ke elo.. " jelas Yully.

"Oohh.. Boleeh boleehh.. Kita jemput dia di kampus dia aja yaa?" Gue langsung semangat. "Apa mau ke kosan lo dulu aja?" Tanya gue lagi.

"Gausah.. Langsung ke kampus dia aja.. " Kata Yully dengan tenang. "Emang dia anak mana, ler?" Yully langsung nanya karena penasaran.

Gue baru inget gue belom cerita ke Yully soal Sarah.. Gimana pertemuan gue yang kedua kalinya sama dia bikin gue dan dia bisa sedeket sekarang. Yang tadinya gue ragu mau ngontak dia tapi karena ketemu lagi sama dia akhirnya mau ga mau kontak kontakan hingga seperti sekarang. Gimana setiap kali gue jalan sama Sarah, gue ngerasa nyaman banget. Dan gimana pertemuan gue dan dia kemaren ngebuat gue jadi makin yakin untuk ngejar dia. Semuanya gue ceritain sepanjang perjalanan dari travel sampe ke deket kampus Sarah.

Begitu sampe, gue kabarin ke Sarah kalo gue lagi di kampus dia dan ngajakin dia ketemuan. Sarah bilang dia lagi kuliah, jadi gue sama Yully mutusin untuk keluar dari mobil dan nungguin Sarah di sebuah taman yang tertutup oleh rindangnya pepohonan, dimana air mancur buatan yang berada di tengah taman memberikan suara gemericik air yang menenangkan mereka yang duduk di dekat situ. Gue kasih tau Sarah kalo gue nungguin dia disitu.

Gue dan Yully ngobrol banyak soal apa yang sedang terjadi di kampus. Kita ngomongin soal kuliah gue yang berantakan. Yully seperti biasa berusaha basehatin gue buat beresin kuliah gue dan gue seperti biasa cuma nge-iyain dia aja. Masih banyak waktu untuk beresin kuliah gue.. Lagian mentok mentok, gue bisa ngasih duit ke oknum tertentu dan minta dia beresin kuliah gue. Gampanglah..

Yully juga nyeritain kalo dia di Jakarta sibuk interview di beberapa law firm. Hampir tiap hari dia pasti keluar rumah buat interview kerja. Gue sih ga heran, IPK 3,78 mah pasti ga akan susah dapetin interview. Malah, bukan bingung nyari kerja tapi bingung mau nerima kerja dimana. Yully bilang ada beberapa penawaran yang menarik buat dia. Tapi dia pengen ngejar masuk Deplu. Cita cita dia banget sih emang..

"Ler? Lo ko disini?" Sebuah suara yang gue kenal memotong pembicaraan gue dan Yully. Gue dan Yully langsung nengok ke arah suara itu. Yep. Dosa. Dosa dan geng cantiknya itu.

"Eh elo, Sa! Iya gue lagi nungguin si Sarah nih sama Yully.. " jawab gue sambil nunjuk Yully.

"Eeh halo, Yuull!" Dosa langsung menghampiri Yully dan mencium pipi Yully. "Si Sarah kemana? Kuliah ya?" Tanya Dosa ke gue. Gue mengangguk.

Dosa lalu melirik jam tangannya, "Paling bentar lagi juga dia selesai.. " ucap Dosa. Di belakangnya, teman temannya tampak mengingatkan dosa akan sesuatu.

"Kalian mau kemana nih? Yuk gabung sini sama kita.." Yully mengajak Dosa dan geng nya bergabung. Tapi Dosa menolak. Ternyata mereka lagi mau masuk kelas. Setelah ngobrol sebentar dan gengnya Dosa berkenalan dengan Yully, akhirnya mereka pamit meninggalkan gue dan Yully.

"Cantik cantik ya merekaa.." Ucap Yully sambil melirik ke arah mereka yang sedang berlalu.

"Siapa? Si Dosa?" Tanya gue enteng, gue juga ikutan ngeliat mereka.

"Si Dosa cantik sih emang.. Tapi menurut gue yang paling cantik tuh si.. Siapa tadi namanya? Lupa gue.. Lena ya?" Tanya Yully mencoba mengingat siapa yang dia maksud.

"Oohh.. Layna?" Jawab gue.

"Nah iya Layna.. " Kata Yully lega mengingat namanya.

"Sombong tapisi Layna.. Kurang suka gue sama dia.. " cibir gue. Teringat lagi waktu gue sempet nemenin Layna ke toilet di Sabuga.

"Hush, ga boleh gitu.. Mungkin emang pendiem aja kali anaknya.. " Kata Yully mengingatkan gue. Gue cuma mengangkat bahu gue aja.

"Yaa.. Mungkin.. Lagian menurut gue juga ga cantik cantik amat ah.. Cantikan juga elo, Yul.." Ucap gue spontan. Sebenarnya sama sama cantik sih.. Tapi sifat Yully yang bikin dia jadi lebih cantik dari si Layna.

Yully terdiam ngedenger ucapan gue. "Serius lo, ler?" Tanya Yully.

"Beneran!" Jawab gue cepet. "Elo tuh yaa, udah cantik, pinter, enak diajak ngobrol, dewasa.. Sayang aja lo lebih suka buku daripada cowo.. Tapi biar kata begitu, gue masih lebih milih elo kemana mana daripada si Layna.." lanjut gue sambil bercanda di akhir.

Yully tersenyum kecil dan menepak bahu gue. "Sialan lo.." Gumamnya. "Gue suka cowo kali gini gini"

Gue juga tersenyum dan menyentuh pelan dagunya dengan kepalan tangan gue. "Elo waktu skripsi ga mau pacaran gue ngerti deh.. Sekarang lo udah lulus, elo ga mau nyari pacar apa, Yul?" Tanya gue serius.

Yully tertegun mendengar perkataan serius gue. Dia dengan ragu menatap gue. "Mau ko, ler.. "

"Nah.. Terus? Masa iya ga ada yang mau sama lo.. " Ceplos gue.

"Sebenernya ada yang lagi gue deketin.. tapi gue bingung, ler.. " Yully tiba tiba curhat.

"Oh ya? Siapa? Gue kenal ga? Anak mana?" Gue langsung membombardir Yully dengan pertanyaan.

"Mmm.. Aduh ini kenapa gue jadi curhat gini.. Di kampus orang pula.." Yully tiba tiba enggan dan berusaha mengalihkan.

"Yailah, Yull.. Lo kaya cerita sama siapa aja.. " ucap gue sedikit kesel Yully mendadak ga mau cerita. "Cerita aja sih.. " bujuk gue.

"Udahlah.. Nanti aja yaa.. Ntar malem deehh.. " Yully kembali mengelak.

"Engga mau! Ntar malem yang ada gue lupa! Tau sendiri kan ingatan jangka pendek gue kaya apa? Siapa sih emang? Lo kalo ragu gini biasanya anaknya gue kenal nih.. Anak kampus ya pasti? Ya kan?" Gue jadi semangat sendiri ngebayangin jawaban Yully.

Yully yang sepertinya udah kepojok akhirnya menghela nafasnya dan bersiap cerita.

"Heeii!"

Sarah tiba tiba muncul. Dia lalu melihat ke Yully dan bertanya, "Eh? Yully kan?" Tanya Sarah ragu.

Yully tersenyum menatap Sarah dan bangkit berdiri menyambut Sarah dan menjabat tangan Sarah. "Iyaa.. Haloo.. Apa kabar lo?" Kata Yully.

"Yul? Siapa terus orangnya?" Tanya gue yang penasaran karena kepotong sama kedatangan Sarah.

Sarah terlihat bingung. "Ngobrolin apa nih?" Tanya Sarah.

"Udaah gampang, Ler.. Ntar juga gue cerita ko.." Kata Yully menyudahi.

Setelah ngobrol sebentar, kita bertiga kemudian berjalan ke parkiran mobil dan masuk ke mobil gue.

Seperti biasa, cewe yang pengen gue deketin ataupun yang jadi cewe gue, harus banget gue kenalin ke Yully. Gue pengen tahu pendapat Yully tentang cewe yang gue deketin ini. Dan opini Yully sangat berarti buat gue. Sejauh ini sih semuanya selalu disetujuin sama Yully.. Begitu juga Sarah.

Sarah emang orangnya asik diajak ngobrol sih.. Jadi gue ga kaget kalo Yully bisa nyambung sama Sarah. Gue dan Yully nyeritain banyak hal tentang kehidupan gue dan Yully ke Sarah, kebanyakan sih cerita yang lucu dan seru yang membuat Sarah ketawa.

Gue ceritain juga gimana Yully yang pinter dan cantik ini membuat cowo cowo keburu takut buat deketin Yully dan kalaupun ada yang deketin pasti seringnya nyerah karena Yully yang ngerasa ga cocok. Selama kuliah di Bandung, dari belasan cowo yang mendekati Yully, mungkin hanya empat orang yang bisa merebut hati Yully. Untuk beberapa saat.

Tanpa terasa gue, Yully, dan Sarah menghabiskan sore hingga hampir malam bersama sama. Kita bertiga udah nemenin Sarah beli perlengkapan kuliahnya, makan malem di PVJ, dan nganterin Sarah ke kosannya. Sekarang gue nganterin Yully balik, sekalian nanya penilaian Yully.

"Seru ya Sarah orangnya.. " Gumam Yully sambil tersenyum, sesaat setelah kita nganterin Sarah. Seolah tau apa yang akan gue tanyakan kepadanya.

"Oh yaa? Dia emang gtu orangnya, Yul.. Supel banget!" Ucap gue sambil nyetir. Seneng denger Yully ngomong kaya gitu.

"Terus kalian udah deket banget ya, Ler?" Tanya Yully.

"Yaa.. Gitu deehh.. Udah aku - kamu an.. Kan lo denger sendiri tadi.. " Ucap gue.

"Wajar sih.. Keliatan dari gesturenya dia suka sama lo, ler.." Kata Yully. Ini nih salah satu keuntungan punya sahabat cewe. Bisa ngasih tau hal hal yang biasanya suka ga cowo perhatiin.

"Oh ya? Serius lo?" Tanya gue. "Jadi kejar nih?" Tanya gue lagi.

Yully ga langsung menjawab.

"Yul?" Panggil gue sambil menengok melihatnya. Yully mengalihkan pandangannya ke jendela di sampingnya.

"Kejar gih.. " Kata Yully. "Mumpung mau Valentine sebentar lagi.. " lanjut Yully.

Gue mengangguk puas mendengar kata kata itu keluar dari Yully.

Makasih Yully..

You're the best!
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ceritanya makin asik. Mungkinkah bakal ada konflik? Soalnya kayaknya lurus-lurus aja euy jalan hidup si beler hehehe
 
aaaaahhhh,,,mending yully lah drpd sarah :D
 
Bimabet
hahahahaha:((:(( kesihan banget sich kau, Yul... dasar belerr sudah keracunan Sarah. dicubit di pantat ma kepiting juga nggak bakal terasa...
dan kau pun sudah cukup:groa: mengerti untuk tau diri dan tak merusak suasana.
entah sudah berapa lama:kacamata: pertahanan kau buat
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd