Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Kita

Bimabet
Asya baru saja terbangun dari tidurnya, ia mencari keberadaan Idan yang sudah menghilang dari pelukannya tadi pagi. Setelah berendam dan mandi bersama keduanya kembali meneruskan tidurnya yang terganggu.


Asya mengecek di setiap ruangan yang ada dirumahnya tapi ia tak menemukan keberadaan suaminya, Asya menjadi cemas dan khawatir ucapan suaminya tadi pagi masih terngiang di kepalanya.


Asya terduduk di ruang tengah, matanya menatap sendu pada televisi didepannya apakah idan meninggalkannya sekarang?! batinnya. Ia menangis terisak karna perasaannya yang tak enak sekarang.


Sedangkan di tempat lain Idan baru saja pamit pada tukang baso langganannya, ia baru saja menyelesaikan kegiatan olahraganya dan menyempatkan diri membeli baso untuk istrinya.


Sesampainya dirumah Idan terkejut kala Asya langsung memeluknya dengan erat, ia hampir saja terjungkal kebelakang karna tubrukan yang Asya lakukan. Idan mengelus punggung istrinya yang masih bergetar hebat dipelukannya hingga dirasa Asya sudah lebih tenang Idan membawanya duduk dipangkuannya.


"kenapa sayang kok nangis? Asya dapet hmm? ada yang sakit sayang?" tanya Idan dengan lembut sambil mengelus pinggang istrinya.


Asya menggeleng, dagunya bersandar pada bahu suaminya. Ia menghirup aroma tubuh Idan yang menenangkan baginya.


"Idan kemana? kenapa Asya bangun gada? kenapa ninggalin Asya sendirian? Idan udah ga sayang sama Asya ya?"


Mendengar pertanyaan beruntun yang di lontarkan Asya membuat Idan mengerutkan keningnya bingung, Idan menarik tubuh istrinya agar pelukannya merenggang. Ditatapnya wajah Asya yang kini terlihat sangat sendu dengan mata yang sembab itu. Idan menghapus sisa air mata di pipi istrinya dengan lembut, memberinya kecupan di seluruh wajahnya dengan gemas.


"tadi pagi yang bilang pengen baso siapa hmm?"


Asya mengingat permintaannya tadi pagi sebelum tidur ia memang menginginkan baso yang biasa Idan belikan untuknya.


"Idan cuman beli yang Asya mau sekalian olahraga sebentar sayang, Idan kira kamu masih lama bobonya makanya Idan gabangunin. Maaf yaa? perasaannya jadi gaenak ya?"


Asya mengangguk mengiyakan, tebakan Idan tak pernah salah jika bersangkutan dengan dirinya. Asya kembali memeluk lelaki itu dengan erat, memyembunyikan wajahnya di ceruk leher Idan.


"mau makan sekarang sayang?" tanya Idan


Sudah cukup lama mereka berpelukan, Idan masih terus mengelus punggung istrinya sesekali juga mengelus pingganngnya. Asya hanya mengangguk mengiyakan, Idan mengangkat tubuh mungil itu dan menggendongnya seperti koala.


"mau pake nasi?" tanya Idan lagi seraya mengambil mangkok dan sendok.


"dikit aja by" cicit Asya



Idan membawa Asya kedalam kamarnya dengan mangkok berisi nasi dan mangkok berisi baso yang ia bawa ditanganya, Asya turun dari gendongan suaminya itu dan duduk di karpet.


"sayang makan oke? Idan mau mandi dulu lengket soalnya hehe"


Asya mengangguk dan tersenyum pada Idan, Idan menyalakan televisi yang ada di kamarnya untuk menemani istrinya yang sedang menikmati makanannya. Iapun bergegas masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.


"wihhhh habis nih, laper banget yang baru bangun tidur hmmmm" ucap Idan sambil mencolek hidung mancung istrinya membuat Asya terkekeh.


Idan sudah menyelesaikan ritualnya dan kini duduk di samping Asya yang masih menonton serial drama korea kesukaannya.


"mau keluar sayang? jalan jalan gitu? atau kamu mau perawatan sayang?" tanya Idan sambil memainkan jemari Asya, sesekali ia mengecup tangan istrinya yang putih mulus itu.


Asya menoleh sekilas pada suaminya.


"aku pengen ke mall boleh? udah lama kita gajalan berduaan gitu, sekalian ada yg mau Asya beli juga sih hehe"


"baiklah, cantikku ini mau belanja hmm? pasti mau abisin duit suaminya yakan?" tebak Idan


"iyapppp bener banget gantengku ini kalo nebak wkwk"


"mau sekarang? mumpung masih sore sayang jadi bisa lebih lama kita jalan jalannya" tanya Idan


"letsgooo byby!" balas Asya bersemangat.



Setelah menempuh perjalanan 30 menit merekapun sampai di salah satu mall di Jakarta yaitu Central Park.


Asya membeli beberapa pakaian yang ia inginkan sedangkan Idan hanya mengikutinya saja, saat istrinya sedang sibuk memilih milih diarea pakaian dalam mata Idan tertuju pada satu lingerie yang menurutnya sangat seksi jika Asya yang menggunakannya.


"sayang beli itu juga ya" ucap Idan sambil menunjuk salah satu lingerie yang ia inginkan. Asya melihat arah telunjuk suaminya.


"Idan mau Asya pake itu?" tanya Asya memastikan, Idan mengangguk dengan cengirannya.


"iya nanti dibeli sekalian" balas Asya



Idan merasa senang karna Asya mau menuruti keinginannya, ia memeluk istrinya dan berkali kali mendaratkan ciuman di pipi Asya. Asya hanya menggelengkan kepala melihat reaksi berlebihan suami mudanya itu.


Setelah selesai berbelanja, merekapun kembali mengitari mall tersebut Asya masih ingin mencari kemeja berwarna pink untuk suaminya gunakan nanti saat menonton Idol kesukaannya, tapi sejak tadi yang ia dapat tidak sesuai dengan seleranya.


Asya masuk lagi kedalam sebuah toko sambil menggandeng tangan suaminya, entah sudah berapa toko yang Asya masuki hanya untuk mencari sebuah kemeja saja, merekapun berjalan ke arah susunan kemeja yang berada di sudut toko.


Idan hanya diam dan melihat istrinya yang begitu fokus memilih milih baju, entah apa yang Asya cari sebenarnya. Dimata Idan semua pakaian itu sama hanya warnanya saja yang berbeda, ia sudah lelah mengikuti Asya kesana kemari hanya untuk mencari kemeja untuk dirinya. Biasanya mereka hanya memasuki satu toko dengan brand pakaian yang biasa Idan pakai, tapi hari ini Asya mengajaknya keluar masuk ke beberapa toko. Kata Asya pinknya gabaguslah, bahanya gaenaklah, jahitanya kurang rapi lah, dan alasan alasan lain saat Idan bilang itu aja Asya warnanya pink.


Dan akhirnya sampailah mereka ditoko tersebut, Asya tersenyum senang kala mendapat apa yang ia inginkan.


"by cobain byyyyy" ucap Asya sambil memberikan kemeja dengan lengan pendek dan tentunya berwarna pink.


Idan hanya menurut dan pergi ke kamar pass diikuti Asya dibelakangnya. Idan memperlihatkannya kala kemeja itu sudah ia pakai pada istrinya, tentu saja Asya tersenyum senang ia merasa puas dengan apa yang ia pilihkan. Kemeja itu sangat cocok dipakai oleh suaminya.


"bagus! ambil yang ini aja by 1 sekalian yang panjangnya buat kamu kerja oke"


Idan hanya mengangguk pasrah saja, padahal kemeja di toko toko sebelumnya juga sama menurutnya. Setelah selesai membayar dan keluar dari toko tersebut mereka berduapun kembali berjalan, Idan sudah merengek pada Asya karna perutnya yang kelaparan sekarang.


Asya mengajaknya ke restoran cepat saji karna ia juga menginginkan eskrim, sudah lama juga Idan tak memakan junkfood karna Asya memang membatasi itu.


Saat keduanya mengantri dan mengobrol tentang apa yg keduanya inginkan tibatiba ada yang menepuk pundak Asya dan sontak membuat Asya langsung menoleh ke arah seseorang yang menepuknya.


"yaampunnn Megaa apa kabaaar?" ucap Asya dengan senang, ia langsung memeluk seseorang itu.


Idan hanya melihat keduanya, ia tak pernah melihat perempuan yang kini mengobrol dengan istrinya itu. Saat giliran mereka Idan memesankan apa yang mereka inginkan karna Asya malah ikut bersama temanya mengobrol di sudut ruangan.


Setelah pesanannya selesai, Idan membawanya dengan nampan yang sudah di sediakan. Ia berjalan menghampiri Asya yang masih asyik bercengkrama dengan temannya.


"ini suamimu sya?" tanya Mega saat Idan mendudukan dirinya disamping istrinya, Asya mengangguk mengiyakan sedangkan idan hanya memberi senyuman untuk menyapa teman istrinya itu.


"ahh itu pacarku" ucap Mega saat melihat kekasihnya berjalan menghampiri ketiganya.



Kini merekapun menikmati makanannya masing masing setelah Mega memperkenalkan Edo kekasihnya pada Asya dan Idan, sesekali Asya masih mengobrol dengan Mega. Berbeda dengan Idan yang fokus dengan makanannya sendiri, sebenarnya sedari tadi Idan tak nyaman berada dihadapan Edo kekasih dari teman istrinya ini. Edo terus menatapnya membuat Idan risih sendiri, apa ada yang salah pada dirinya?


"ohiya dari cerita Asya kayaknya kalian satu perusahaan deh" ucap Mega pada Idan dan kekasihnya.


Idan yang baru saja menghabiskan makananyapun menatap ke arah Mega dan Edo sekilas.


"ohiya? emang Edo bagian apa ?" tanya Idan sambil membersihkan tanganya.


"aku di administrasi Dan, kamu?"



Idan mengernyit, terasa aneh baginya kala teman laki lakinya berkata aku-kamu. Tapi yasudah ia tak mau ambil pusing.


"oh berarti lantai 4 ya? staffnya pak wiguna?"


Edo mengangguk mengiyakan, ia tersenyum pada Idan yang masih menatapnya aneh. Bukan tanpa alasan Idan menatap Edo aneh tapi saat Edo makan tatapanya tak lepas dari dirinya. Idan mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada Deri sahabatnya.


"Derderrrr, kenal yang namanya Edo bagian administrasi staffnya pak wiguna?" tanya Idan melalu whatsapp, untungnya Deri membalasnya dengan cepat.


"ngapain lu nanyain dia bro? jangan jangan lu sama lagi kaya dia hahahaha"


"orangnya ada didepan gue sama pacarnya, pacarnya temen Asya. tapi daritadi gue risih diliatin sama orang itu. Maksud lu samaan apaan anjir?"


"WAAAH SERIUS? DIA SAMA PACARNYA? SIAPA DAN SIAPA? GANTENG GA?"



Melihat jawaban Deri membuat Idan melotot, ia tak mengerti maksudnya tapi Deri kembali mengetik disana.


"yang lu tanyain tuh boty Idan, Maho tau maho? manusia homoooo. atiaati aja lu dirauk sama dia wkwk. jadi ganteng ga pacaranya?"


Idan menelan ludahnya susah payah saat kembali membaca pesan dari sahabatnya itu.


"pacarnya cewe sialan! lu jangan ngada ngada Der, jangan bikin gosip deh" balas Idan menampik pernyataan Deri.


"eh anjir gue ga gosip ya bapak manager! itu udah kesebar luas seantero kantor, lu aja yang kaga tau!!! atiati aja lu Dan wkwkwk"



Idan menaruh ponselnya lagi kedalam saku celananya , ia jadi merinding sekarang. Ini lebih menakutkan ketimbang melihat setan batinnya.


Asya masih berbincang dengan Mega sedari tadi, Asya menoleh kala melihat suaminya menjadi tak bisa diam duduk dikursinya.


"kamu kenapa?" tanya Asya, Idan menggelengkan kepalanya.


Asya menangkup wajah suaminya, ia membersihkan sisa saus yang berada diujung bibirnya dengan jarinya.


"belepotan banget Idan makanya ih, kaya anak kecil tauga?" omel Asya sembari mengelap bibir suaminya, Idan hanya menyengir tanpa dosa pada Asya.


"sayang masih lama?" tanya Idan setelah Asya membersihkan bibirnya.


"aku masih ngobrol by, sebentar lagi ya" tawar Asya



Idan mengangguk saja meskipun jantungnya semakin dagdigdud kala melihat Edo kembali memandangnya.


Sialan! umpat Idan dalam hati.


Idan menarik tangan istrinya, ia memainkan jemari Asya, diciumnya, digigitnya sesekali ia hisap hingga membuat tanda merah. Asya membiarkan Idan melakukannya karna ia masih ingin banyak berbincang dengan Mega teman lamanya meskipun sesekali ia mengaduh karna gigitan Idan pada jarinya.


"Dooo edoooo!" panggil Mega, Edo langsung menoleh dengan raut wajah yang tak suka.


"kamu ngapain liat Idan terus daritadi?" tanya mega



Mega aneh melihat tingkah kekasihnya itu, sejak tadi ia mengobrol dengan Asya ia melihat Edo yang terus fokus memandang Idan yang berada dihadapannya sedangkan Idan sendiri sibuk dengan ponsel dan jemari Asya yg ia mainkan.


"mm kagum aja suami temenmu cakep gitu, gangebosenin diliatnya, aku juga mau jd kaya gitu" balas Edo yang terlihat sangat gugup di mata Mega


Sedangkan Asya mengerutkan keningnya kala mendengar penuturan Edo tersebut, baru kali ini ia mendengar ada laki laki yang mengagumi suaminya? what the fuck!


"jadi kapan kalian mau nikah?" tanya Asya mengalihkan pembicaraan serta pikirannya sendiri.


"bulan depan mungkin" ucap Edo


"buruburu banget, bukanya kalian baru kenalan 3 bulan?" tanya Asya


"emang ada yang salah? bukanya lebih cepat lebih baik? lagian aku udah bosen ditanyain nikah sama orangtuaku" balas Edo sambil menyeruput minumannya


"mmm yajuga sih, yaitu sih gimana kalian aja kan yang jalanin nanti kedepannya kalian berdua" ucap Asya lagi



Asya masih bingung kenapa Edo lebih tertarik melihat suaminya dibandingkan dia atau Mega kekasihnya, sedangkan yang dilihatpun malah sibuk dengan ponselnya.


Sepertinya ada yang tidak beres, Asya akan bertanya pada suaminya nanti saat pulang.


"btw boleh nanya sesuatu ga sya? agak sensitif sih konteksnya" ucap Edo membuat Idan Asya dan mega menatapnya. Asya menunggu apa yang akan ditanyakan kekasih temennya itu.


"malam pertama kalian lampunya atau nyala? terus sekali main berapa lama terus berapa ronde?" tanya Edo


Shit! untuk apa dia bertanya masalah itu batin Asya.


"kalo gamau dijawab juga gapapa sih sya, cuman pengen tau aja kali aja bisa nirukan buat aku nanti sama Mega" ucap Edo dan mendapat pukulan dari Mega


"lampunya nyala, gatau berapa lama dan berapa ronde gapernah ngitung" jawab Idan datar, ia masih sibuk bertukar pesan dengan Deri.


"ahhh gitu ya, paling enak gaya apa Dan? dari belakang enak ga? pernah nyobain anal sex kah?" mata Idan memicing, ia mengerti arah pertanyaan itu kemana. Rupanya benar apa yang Deri katakan padanya.



Asya dan Mega tak memerhatikan mereka berdua sekarang, Idan menatap Edo dengan wajah datarnya lalu ia bersmirk sebelum akhirnya menjawab.


"gue gasuka anal, lagian vagina istri gue lebih legit dan menggigit itu udah cukup buat gue" ucap Idan menyelesaikan topik pembicaraan yang begitu membuatnya risih sendiri.


"kamu harus nyobain sih Idan, biar kamu ngerasain sensasi yang berbeda" ucap Edo lagi.



Idan merasakan kakinya di sentuh oleh tangan manusia didepannya ini.


Shit!!


Idan menggertakkan giginya menahan amarahnya sendiri, ia menatap Edo dengan tajam tapi yang ditatap seolah puas telah menggodanya. Bukanya tergoda Idan malah jijik sendiri.


"sayang ayo pulangg, aku ngantuk" ucap Idan


Asya yang baru saja ingin memprotes ajakan suaminya itu seketika menurut karna melihat raut wajah Idan yang sama sekali tak bersahabat mungkin kelelahan pikirnya, ia berpamitan pada Mega dan kekasihnya sebelum ia mengikuti langkah suaminya yang begitu cepat.


"by pelan pelan!" ucap Asya tapi tak digubris sam sekali oleh Idan, sampai akhirnya Asya menghempaskan tanganya yg Idan genggam begitu erat membuat Idan berhenti dan membalik tubuhnya.


"maaf sayang, kekencengaan ya Idan pegangnya"



Idan merasa bersalah kala melihat pergelangan tangan Asya memerah karna ulahnya, Idan meniupnya dan mengelusnya dengan lembut.


"Idan marah ya Asya cuekin hmm?" tanya Asya sambil menatap Idan yang masih meniupi pergelangan tanganya.


Idan menatap wajah istrinya dan menggeleng, mereka kembali berjalan dengan tangan yang saling bertautan.


"aku gamarah sama kamu sayang, tapi sama Edo. Maaf ya jadi nyakitin Asya" ucap Idan setelah duduk di belakang kemudinya.


Asya yang sedang membalas pesan Megapun menoleh pada suaminya, ia tak megerti kenapa Idan harus marah? karna yang ia tau keduanya tak banyak berbicara selama di tempat makan tadi.


Idan memberikan poselnya pada Asya dan memintanya untuk membaca chatnya bersama Deri. Asya terkejut setelah membacanya, jadi sejak tadi Idan sibuk bertukar pesan dengan Deri yang membicarakan Edo adalah seorang Gay!


Asya jadi berfikir tentang nasib teman lamanya itu bagaimana, Mega bercerita jika ia sudah dilamar oleh kekasihnya itu dan akan segera melangsungkan pernikahannya bulan depan.


"pantes aku perhatiin Edo lebih intens ngeliat ke kamu ya by, oh ternyata tertarik sama suamiku ini" ucap Asya membuat Idan bergidik mengingatnya.


"padahal aku udah seksi begini tapi gadilirik sama sekali" sambung Asya membuat suaminya mendelik tajam



Idan berhenti kala lampu didepannya berwarna merah.


"jadi kamu mau dilirik sama laki laki lain hah?! nakal!" ketus Idan sembari meremas paha istrinya, Asya malah tertawa melihat suaminya yang cemburu itu.


"tapikan gadilirik byy ihhh, dia lebih suka yang ganteng kaya kamu hahaha" ledek Asya dengan tawanya yang puas.


"etapi masa saingan aku cowo ganteng sih by?" ucapan Asya itu membuat suaminya kembali meremas pahanya, bukanya kesakitan Asya malah semakin tertawa terbahak bahak ia sangat puas menertawakan suaminya.



Idan kembali melajukan mobilnya kala lampu lalulintas berubah menjadi hijau, kini Asya sedang sibuk dengan ponsel suaminya ia merekam percakapan Idan dengan Deri, ia akan memberitahu pada Mega perihal penyimpangan seksual Edo.


"abis ngetawain suaminya malah sibuk sendiri sekarang, berasa supir banget ya aku" celetuk Idan sambil mengemudi


Tau suaminya mulai merajuk Asya menyandarkan tubuhnya pada Idan, diciuminya bahu Idan yang tegap itu berkali kali.


"byby liat siniiiiiiiii" rengek Asya, Idan masih melihat kearah jalanan tak menghiraukan rengekan Asya.


Hingga akhirnya merekapun sampai dikediamannya, Idan tau istrinya merajuk terbukti sedari tadi setelah ia merengek Idan tak mendengar lagi suaranya. Asya sibuk dengan ponselnya sesekali membuat kegaduhan dengan badanya sendiri.


Idan sudah memarkirkan mobilnya di garasi, ia melihat Asya yang kini memasang wajah kesal seolah tak ingin melihat keberadaanya. Bukanya takut Idan justru gemas melihat istrinya ini, Idan mengambil ponsel ditangan Asya secara paksa.


"ponsel terus yang diperhatiin dari tadi, akunya kapan hmmm?"


"tadi aku panggil kamu ganengok! sekarang minta aku perhatiin! tauah males sama Idan" rajuk Asya, tanya menyilang didadanya dengan wajah yang cemberut membuat Idan terkekeh dan mencubit pipi gembul istrinya dengan gemas.



Idan mengusap lembut pipi istrinya sambil tersenyum gemas, dia takkan menang jika istrinya sudah merajuk seperti ini.
 
Asya baru saja selesai menata masakan diatas meja untuk makan malam bersama suaminya, hari ini Idan lembur karna pekerjaan yang sangat menumpuk di perusahaan tempat ia bekerja.


Asya sengaja memakai lingerie yang baru ia beli kemarin bersama Idan, ia ingin memberi kejutan pada lelaki mudanya itu.


Tepat pukul 19.00 terdengar suara mobil milik suaminya yang masuk kedalam garasi, Asya menjadi sedikit gugup sekarang karna ia tau suaminya pasti takkan tahan melihat dirinya seperti ini.


"sayang aku pul-"


Belum sempat Idan menyelesaikan ucapanya ia terperangah, Idan berjalan menghampiri Asya yang sedang mencuci piring. Asya terlihat begitu sexy dengan lingerie berwarna merah menyala yang membentuk lekuk tubuh indahnya, lingerie itu begitu pendek ketika Asya memakainya terbukti dari bongkahan pantatnya yang terlihat sempurna meskipun hanya setengahnya.


"Shittt!" gumam Idan.


Ia berkali kali menelan ludahnya kala sampai tepat di belakang istrinya, Idan sungguh memuja keindahan yang ia lihat didepan matanya.


Idan langsung memeluk tubuh istrinya itu dari belakang, menghirup leher Asya yang begitu wangi dan memabukan. Menciuminya dengan lembut membuat Asya tak tahan menikmati rangsangan tersebut.


"so sexy sayang" bisik Idan


Tanganya meremas pelan gundukan kembar tanpa penghalang didepanya, Asya menahanya dan membalikkan tubuhnya. Asya megalungkan tanganya keleher suaminya itu.


"makan dulu baby"


Idan menarik pinggang istrinya hingga merapat ketubuhnya, ia menatap manik mata istrinya dengan penuh gairah.


"aku mau makan kamu aja sayang"


Asya menggeleng dan terkekeh, suaminya sangat tak sabaran jika perihal seks. Dasar mesum!


"no no baby, isi tenaga dulu oke. Nanti aku puasin"


Idan tak menggubris ucapan istrinya, ia langsung melumat bibir Asya dengan penuh gairah. Asya membalasnya hingga keduanya membutuhkan oksigen untuk bernafas.


Saat Idan akan kembali menciumnya Asya menahanya.


"makan dulu!" ucapnya tegas


Mau tidak mau Idan menurutinya meskipun gairahnya sudah membabi buta, Idan menghela nafas dan menarik tangan Asya ke meja makan.


Idan langsung duduk dan mengambil masakan yang sudah tersedia diatas sana, tanpa suara Idan memakannya. Asya tau jika suaminya itu merajuk karna ulahnya, ia hanya menggeleng saat melihat Idan fokus pada makananya dan tak meliriknya sama sekali.


Asya selesai lebih dulu karna memang porsi makanya tak sebanyak Idan, Idan masih menikmati makanannya tanpa berniat melihat Asya yang sejak tadi memperhatikannya. Asya beranjak mendekati suaminya, Asya menarik sendok yang berada ditangan Idan membuat Idan kini menatapnya dengan sinis.


Tadi saja suruh makan sekarang malah ganggu batin Idan, Asya duduk menyamping dipangkuan Idan yang masih menatapnya dengan sinis.


"kok begitu liatnya? marah hmm?" ucap Asya sambil menyuapi suaminya.


Idan tak menjawab, seketika ide jahil muncul dikepalanya sekarang. Matanya menatap Asya tapi tanganya mengelus lembut paha bagian dalam istrinya, membuat tubuh Asya meremang.


"byy ahhhh"


Desahan Asya lolos kala jari Idan memainkan klirotisnya dengan cepat dibawah sana, Asya menggigit bibirnya menahan gejolak didalam tubuhnya, Idan semakin gencar memainkan jarinya dibawah sana sampai tangan Asya mencengkram pundaknya dengan kuat.


Idan menarik jarinya yang kini basah dan berkilau karna cairan milik istrinya, dengan santainya Idan menyesapnya.


"nakal banget Idan" ucap Asya sambil memberikan suapan terakhirnya.


Asya memberikan segelas air pada Idan dan Idanpun langsung meneguknya hingga habis tak bersisa.


"sekarang apa yang kamu mau hmm?" ucap Asya dengan sensual


Asya bisa melihat tatapan lapar dari Idan yang kini memandangnya, tanpa aba aba Idan menggendongnya ke atas menuju kamar mereka berdua.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd