RindaRindu
Suka Semprot
Suatu Pagi
Ada saat-saat di mana Bari bukan main perkasanya. Entah apa sebabnya. Bukan bulan purnama, bukan bulan mati. Bukan bulan muda, bukan bulan tua. Tidak pula karena ia makan sate kambing, atau minum obat kuat. Bukan karena sedang cuti, bukan karena mendapat bonus. Pokoknya, tidak ada penyebab khusus. Ayu pernah memikirkannya, mencari penyebabnya, karena ia tentu sajaingin Bari sering-sering begitu! Tetapi akhirnya ia menyerah, karena03¡ãfenomena bergairah03¡À itu tidak pernah teratur. Tidak ada polanya!
Misalnya hari ini, hari Selasa di pertengahan bulan yang kebetulan sedang kemarau. Pagi-pagi sekali, sebelum mandi dan sarapan, Barisudah menelusup ke leher istrinya, mencium dan menggigit-gigit kecil untuk membangunkan Ayu. Sebetulnya Ayu sendiri sudah terbangun sejak tadi, cuma masih malas membuka mata. Ia memeluk erat-erat suaminya, menggelinjang sambil tertawa kecil.
03¡ãKamu tidur dengan pakaian lengkap, seperti mau upacara bendera!03¡À, protes Bari sambil meremas-remas bagian belakang tubuh Ayu.
03¡ãYa, ampun03¡À keluh Ayu, 03¡ãMasak seperti ini disebut pakaian lengkap?03¡À.
03¡ãLha, iya!03¡À sergah Bari lagi, 03¡ãMasak tidur memakai beha dan celana dalam segala03¡À.
Ayu tergelak, dia selalu memakai keduanya. Kenapa baru sekarang dipersoalkan? Pasti ada maunya.
03¡ã030 3Makan030 4, yuk!03¡À, bisik Bari sambil menelusupkan kepalanya lebih ke bawah lagi, ke antara dua bukit di dada istrinya. Hmm.., lelaki itu selalu suka menghirup keharuman lembut dari sana.
03¡ãAku belum pingin..03¡À goda Ayu, tetapi sambil meraih ke belakang dan melepaskan kait BH-nya. Sekejap kemudian ia menarik lolos BH itu dari balik dasternya. Payudaranya segera terbebas.
03¡ãMemang aku yang mau makan kamu..03¡À, kata Bari sambil menarik turun daster istrinya.
Segera dada Ayu yang subur sekal segar itu terpampang. Cepat-cepat Bari menelusuri bulatan sintal yang menggairahkan itu denganhidung dan mulutnya. Hmm.., tambah harum jika dicium tanpa penghalang seperti ini.
03¡ãPelan-pelan, yaa..03¡À bisik Ayu sambil menggelinjang, 03¡ãNanti kamu tersedak03¡À.
Bari menjulurkan lidahnya, menelusuri lembah di antara dua payudara istrinya. Hmm.., agak asin karena ada sedikit bekas keringat di sana. Tapi tambah asyik. Bari naik ke bagian atas, melingkari wilayah bulat coklat hitam di pangkal puting Ayu. Hmm.., disini tidak begitu asin.
03¡ãAah.., geli, Yang..03¡À, desah Ayu, tetapi sama sekali tidak bermaksudmemprotes.
Bari berputar-putar lagi di tempat yang sama, dengan takjub melihat puting yang tadinya tergolek lemah kini perlahan menegak tegang. Setelah tegak sepenuhnya, tak tahan lagi, Bari memasukkan puting itu ke mulutnya. Pelan-pelan disedotnya dagingkenyal hangat itu.
03¡ãAah.., geli sekali, Yaang..03¡À erang Ayu, sama sekali tidak memprotes, melainkan justru bermaksud menambah semangat suaminya.
Dalam sekejap puting kiri Ayu sudah basah dan berdenyut hangat. Warnanya tidak lagi coklat semata, tetapi juga bertambah gelap dan agak merona merah. Apalagi Bari juga kadang-kadang memainkan lidahnya di dalam mulut, menekan-nekan puting itu ke kiri dan ke kanan.
03¡ãYang satu lagi ngiri, Yaang..03¡À desah Ayu gelisah, sambil meremas sendiri payudaranya yang sebelah kanan.
Bari melepaskan mulutnya dari payudara kiri, berpindah cepat ke payudara kanan. Ayu mengerang keras, menggelinjang gelisah, karena Bari kini meremas payudara kiri yang telah ditinggalkan mulutnya. Kini kedua bukit gairah sensual itu terasa geli belaka. Sambil mendesis dan mendecap seperti orang kepedasan, Ayu memejamkan matanya, menikmati sensasi luar biasa di pagi yang segar ini!
Bari sendiri sangat terangsang kalau bermain-main di payudara istrinya. Ia suka sekali menyedot.., mengulum.., meremas dan kadang menggigit pelan kedua bukit lembut yang hangat dan harum itu. Rasanya seperti bermain-main di suatu masa lampau, mungkin ketika ia masih kecil dulu, dalam buaian Ibu yang memberinya susu penuh gizi. Mungkin semua lelaki begitu, suka bermain-main di susuwanita karena terkenang masa hangat bahagia di pelukan Wanita Mulia yang melahirkannya.
Ayu menelentangkan diri, membentangkan tangannya di atas kepala, sehingga dadanya lebih bebas terbuka. Bari mengangkat tubuhnya, naik menjelajah payudara yang menjulang menantang itu dengan gairah yang semakin membara. Lalu satu tangannya merayap turun sambil membawa serta daster istrinya. Sekali tarik,daster itu lolos dari kedua kaki Ayu, sehingga kini tinggal celana dalam yang membungkus tubuhnya. Tidak sabar membuka celana dalam itu, Bari menelusupkan tangannya ke bawah, meraih selangkangan istrinya yang dengan otomatis membuka memberi jalan.
03¡ãAah..!03¡À Ayu mengerang keras ketika jari tengah Bari menerobos diantara dua bibir di bawah sana. Rasanya seperti dibelah dua oleh kenikmatan!
Sambil terus mengulum dan menyedot dan menggigit, Bari mengelus-elus lembut lembah cinta istrinya yang mulai membasah. Sekali-sekali ujung jarinya memutar-mutar di atas tombol cinta yang cepat sekali mengeras, terselip di pojok atas bibir kewanitaannya. Ayu mengerang-erang semakin keras dan semakingelisah.
03¡ãBuka dulu piyama kamu, Yang..03¡À desah Ayu sambil mulai membuka kancing-kancingnya. Cukup susah melakukan hal itu karena Bari tidak mau lepas dari dada dan selangkangan istrinya. Tetapi bukan Ayu namanya kalau tidak bisa membuka baju suaminya dalam 5 menit.
03¡ãEnam sembilan, Yang..03¡À desah Ayu gelisah, nafasnya memburu ingin segera diciumi di bawah sana dan juga ingin menciumi suaminya.
Bari tidak banyak membantah dan segera mengatur posisi sehinggakini mereka bisa saling hisap, saling kulum, saling sedot, penuh gairah dan penuh rasa kasih yang tak berbatas. Ayu mengerang-erang dengan mulut dipenuhi kejantanan suaminya. Bari mendesah-desah sambil menenggelamkan mukanya di antara dua paha mulus istrinya. Decap dan desah saling bersusulan ramai sekali. Erotik sekali.
Tidak lama kemudian, keduanya tak tahan lagi. Seperti ada komando khusus, keduanya saling memposisikan diri. Ayu menelentang dan membuka kedua pahanya lebar-lebar. Bari mengangkat tubuhnya dalam posisi push up di atas tubuh istrinya. Lalu, sambil dituntun tangan Ayu, lelaki itu menekan dalam-dalam.
03¡ãAah!03¡À Ayu menjerit sambil memejamkan matanya erat-erat. Kejantanan suaminya yang kenyal itu menerobos masuk dengan lancar, langsung membentur bagian yang paling dalam.., langsung memicu orgasmenya. Cepat sekali!
Sambil bertumpu di kedua sikunya, Bari menenggelamkan mukanya di leher Ayu yang sudah dibasahi keringat. Sambil mencium dan menggigit-gigit kecil, lelaki itu mulai menggenjot, mengeluar masukkan kejantanannya penuh semangat. Ayu mengangkat keduakakinya, memeluk pinggang ramping suaminya erat-erat, mengunci tubuh yang juga sudah berkeringat itu kuat-kuat. Perjalanan menuju puncak birahi.
03¡ãAh.., yang keras, Yang!03¡À desah Ayu, merasakan orgasmenya sudah tiba, dan ia ingin digenjot sekeras-kerasnya! Bari menekan lebih keras lagi, sampai kadang-kadang ranjang seperti bergeser diterjang berat tubuhnya. Pangkal kejantanannya membentur lingkar bibir kewanitaan Ayu yang sedang berdenyut-denyut mempersiapkan ledakan pamungkas.
03¡ãAah!03¡À Ayu menjerit merasakan ledakan pertama menyeruak dari dalam tubuhnya, 03¡ãNgga tahan, Yang.., aah!03¡À
Bari terus menekan dan menghunjam, ia sendiri juga sudah ingin meledak rasanya. Seluruh perasaannya seperti ingin tumpah ruah sesegera mungkin. Apalagi otot-otot kenyal di kewanitaan istrinyakini mencekal erat, seperti meremas-remas dan mengurut-urut kejantanannya. Bari juga tidak tahan lagi.
03¡ãUuuh!03¡À pria itu menggeram sambil menggenjot keras-keras lima kali.
03¡ãAh.., ah.., ah.., ah..!03¡À Ayu mengerang setiap kali enjotan mahadahsyat itu menerjang tubuhnya.
03¡ãAah!03¡À Bari mengerang keras, menancapkan dalam-dalam kejantanannya dan bertahan di sana ketika lecutan-lecutan ejakulasi melanda seluruh tubuhnya.
03¡ãOooh!03¡À, Ayu mendesah panjang merasakan cairah panas tumpah ruah di dalam kewanitaannya dan seperti memberi penyedap utama bagi geli orgasmenya.
Permainan cinta pertama ini cepat sekali. Tidak lebih dari 15 menit. Tetapi dilakukan dengan sangat bergairah, sehingga setelah mencapai puncak, Bari rubuh menubruk istrinya. Ayu tersengal menahan tubuh suaminya, dan menelentang tak berdaya dengan sendi-sendi yang seperti copot!
Diperlukan cukup banyak ekstra energi ketika akhirnya Bari bangkitmeninggalkan ranjang untuk mandi dan bersiap ke kantor. Ayu tinggal di tempat tidur beberapa lama lagi, memejamkan mata, merasakan dan membiarkan cairan cinta mereka perlahan-lahan merayap turun membasahi sprei. Biarlah! sergahnya dalam hati, sudah waktunya sprei itu diganti.
Baru setelah Bari terdengar selesai mandi, wanita itu bangkit dan mengelap tubuhnya sebelum ikut masuk ke kamar mandi. Kemudian keduanya sarapan pagi yang sesungguhnya, sambil tersenyum-senyum mengingat kegilaan mereka pagi ini.
03¡ãMakan apa, sih, kamu tadi malam?03¡À, sergah Ayu sambil menyuap nasi gorengnya.
03¡ãNggak makan apa-apa. Biasa saja, steak dan kentang goreng03¡À sahut Bari, teringat bahwa tadi malam ia memang makan malam bersama relasi kantor. Tetapi tak ada yang istimewa di makanan itu. Bahkan sebetulnya ia tak makan banyak karena masih merasa kenyang.
03¡ãSering-sering, deh, begitu..03¡À, kata Ayu sambil melirik nakal.
03¡ãNanti kamu kewalahan, lho!03¡À kata Bari sambil mencubit hidung istrinya.
03¡ãHey.., siapa bilang!03¡À sergah Ayu, 03¡ãJangan-jangan kamu yang kewalahan03¡À.
Bari tersenyum sambil meneguk kopinya, 03¡ãNanti kita buktikan saja, lah!03¡À katanya.
Masih berlanjut gan.
Tolong di comeng ya gan......
Ada saat-saat di mana Bari bukan main perkasanya. Entah apa sebabnya. Bukan bulan purnama, bukan bulan mati. Bukan bulan muda, bukan bulan tua. Tidak pula karena ia makan sate kambing, atau minum obat kuat. Bukan karena sedang cuti, bukan karena mendapat bonus. Pokoknya, tidak ada penyebab khusus. Ayu pernah memikirkannya, mencari penyebabnya, karena ia tentu sajaingin Bari sering-sering begitu! Tetapi akhirnya ia menyerah, karena03¡ãfenomena bergairah03¡À itu tidak pernah teratur. Tidak ada polanya!
Misalnya hari ini, hari Selasa di pertengahan bulan yang kebetulan sedang kemarau. Pagi-pagi sekali, sebelum mandi dan sarapan, Barisudah menelusup ke leher istrinya, mencium dan menggigit-gigit kecil untuk membangunkan Ayu. Sebetulnya Ayu sendiri sudah terbangun sejak tadi, cuma masih malas membuka mata. Ia memeluk erat-erat suaminya, menggelinjang sambil tertawa kecil.
03¡ãKamu tidur dengan pakaian lengkap, seperti mau upacara bendera!03¡À, protes Bari sambil meremas-remas bagian belakang tubuh Ayu.
03¡ãYa, ampun03¡À keluh Ayu, 03¡ãMasak seperti ini disebut pakaian lengkap?03¡À.
03¡ãLha, iya!03¡À sergah Bari lagi, 03¡ãMasak tidur memakai beha dan celana dalam segala03¡À.
Ayu tergelak, dia selalu memakai keduanya. Kenapa baru sekarang dipersoalkan? Pasti ada maunya.
03¡ã030 3Makan030 4, yuk!03¡À, bisik Bari sambil menelusupkan kepalanya lebih ke bawah lagi, ke antara dua bukit di dada istrinya. Hmm.., lelaki itu selalu suka menghirup keharuman lembut dari sana.
03¡ãAku belum pingin..03¡À goda Ayu, tetapi sambil meraih ke belakang dan melepaskan kait BH-nya. Sekejap kemudian ia menarik lolos BH itu dari balik dasternya. Payudaranya segera terbebas.
03¡ãMemang aku yang mau makan kamu..03¡À, kata Bari sambil menarik turun daster istrinya.
Segera dada Ayu yang subur sekal segar itu terpampang. Cepat-cepat Bari menelusuri bulatan sintal yang menggairahkan itu denganhidung dan mulutnya. Hmm.., tambah harum jika dicium tanpa penghalang seperti ini.
03¡ãPelan-pelan, yaa..03¡À bisik Ayu sambil menggelinjang, 03¡ãNanti kamu tersedak03¡À.
Bari menjulurkan lidahnya, menelusuri lembah di antara dua payudara istrinya. Hmm.., agak asin karena ada sedikit bekas keringat di sana. Tapi tambah asyik. Bari naik ke bagian atas, melingkari wilayah bulat coklat hitam di pangkal puting Ayu. Hmm.., disini tidak begitu asin.
03¡ãAah.., geli, Yang..03¡À, desah Ayu, tetapi sama sekali tidak bermaksudmemprotes.
Bari berputar-putar lagi di tempat yang sama, dengan takjub melihat puting yang tadinya tergolek lemah kini perlahan menegak tegang. Setelah tegak sepenuhnya, tak tahan lagi, Bari memasukkan puting itu ke mulutnya. Pelan-pelan disedotnya dagingkenyal hangat itu.
03¡ãAah.., geli sekali, Yaang..03¡À erang Ayu, sama sekali tidak memprotes, melainkan justru bermaksud menambah semangat suaminya.
Dalam sekejap puting kiri Ayu sudah basah dan berdenyut hangat. Warnanya tidak lagi coklat semata, tetapi juga bertambah gelap dan agak merona merah. Apalagi Bari juga kadang-kadang memainkan lidahnya di dalam mulut, menekan-nekan puting itu ke kiri dan ke kanan.
03¡ãYang satu lagi ngiri, Yaang..03¡À desah Ayu gelisah, sambil meremas sendiri payudaranya yang sebelah kanan.
Bari melepaskan mulutnya dari payudara kiri, berpindah cepat ke payudara kanan. Ayu mengerang keras, menggelinjang gelisah, karena Bari kini meremas payudara kiri yang telah ditinggalkan mulutnya. Kini kedua bukit gairah sensual itu terasa geli belaka. Sambil mendesis dan mendecap seperti orang kepedasan, Ayu memejamkan matanya, menikmati sensasi luar biasa di pagi yang segar ini!
Bari sendiri sangat terangsang kalau bermain-main di payudara istrinya. Ia suka sekali menyedot.., mengulum.., meremas dan kadang menggigit pelan kedua bukit lembut yang hangat dan harum itu. Rasanya seperti bermain-main di suatu masa lampau, mungkin ketika ia masih kecil dulu, dalam buaian Ibu yang memberinya susu penuh gizi. Mungkin semua lelaki begitu, suka bermain-main di susuwanita karena terkenang masa hangat bahagia di pelukan Wanita Mulia yang melahirkannya.
Ayu menelentangkan diri, membentangkan tangannya di atas kepala, sehingga dadanya lebih bebas terbuka. Bari mengangkat tubuhnya, naik menjelajah payudara yang menjulang menantang itu dengan gairah yang semakin membara. Lalu satu tangannya merayap turun sambil membawa serta daster istrinya. Sekali tarik,daster itu lolos dari kedua kaki Ayu, sehingga kini tinggal celana dalam yang membungkus tubuhnya. Tidak sabar membuka celana dalam itu, Bari menelusupkan tangannya ke bawah, meraih selangkangan istrinya yang dengan otomatis membuka memberi jalan.
03¡ãAah..!03¡À Ayu mengerang keras ketika jari tengah Bari menerobos diantara dua bibir di bawah sana. Rasanya seperti dibelah dua oleh kenikmatan!
Sambil terus mengulum dan menyedot dan menggigit, Bari mengelus-elus lembut lembah cinta istrinya yang mulai membasah. Sekali-sekali ujung jarinya memutar-mutar di atas tombol cinta yang cepat sekali mengeras, terselip di pojok atas bibir kewanitaannya. Ayu mengerang-erang semakin keras dan semakingelisah.
03¡ãBuka dulu piyama kamu, Yang..03¡À desah Ayu sambil mulai membuka kancing-kancingnya. Cukup susah melakukan hal itu karena Bari tidak mau lepas dari dada dan selangkangan istrinya. Tetapi bukan Ayu namanya kalau tidak bisa membuka baju suaminya dalam 5 menit.
03¡ãEnam sembilan, Yang..03¡À desah Ayu gelisah, nafasnya memburu ingin segera diciumi di bawah sana dan juga ingin menciumi suaminya.
Bari tidak banyak membantah dan segera mengatur posisi sehinggakini mereka bisa saling hisap, saling kulum, saling sedot, penuh gairah dan penuh rasa kasih yang tak berbatas. Ayu mengerang-erang dengan mulut dipenuhi kejantanan suaminya. Bari mendesah-desah sambil menenggelamkan mukanya di antara dua paha mulus istrinya. Decap dan desah saling bersusulan ramai sekali. Erotik sekali.
Tidak lama kemudian, keduanya tak tahan lagi. Seperti ada komando khusus, keduanya saling memposisikan diri. Ayu menelentang dan membuka kedua pahanya lebar-lebar. Bari mengangkat tubuhnya dalam posisi push up di atas tubuh istrinya. Lalu, sambil dituntun tangan Ayu, lelaki itu menekan dalam-dalam.
03¡ãAah!03¡À Ayu menjerit sambil memejamkan matanya erat-erat. Kejantanan suaminya yang kenyal itu menerobos masuk dengan lancar, langsung membentur bagian yang paling dalam.., langsung memicu orgasmenya. Cepat sekali!
Sambil bertumpu di kedua sikunya, Bari menenggelamkan mukanya di leher Ayu yang sudah dibasahi keringat. Sambil mencium dan menggigit-gigit kecil, lelaki itu mulai menggenjot, mengeluar masukkan kejantanannya penuh semangat. Ayu mengangkat keduakakinya, memeluk pinggang ramping suaminya erat-erat, mengunci tubuh yang juga sudah berkeringat itu kuat-kuat. Perjalanan menuju puncak birahi.
03¡ãAh.., yang keras, Yang!03¡À desah Ayu, merasakan orgasmenya sudah tiba, dan ia ingin digenjot sekeras-kerasnya! Bari menekan lebih keras lagi, sampai kadang-kadang ranjang seperti bergeser diterjang berat tubuhnya. Pangkal kejantanannya membentur lingkar bibir kewanitaan Ayu yang sedang berdenyut-denyut mempersiapkan ledakan pamungkas.
03¡ãAah!03¡À Ayu menjerit merasakan ledakan pertama menyeruak dari dalam tubuhnya, 03¡ãNgga tahan, Yang.., aah!03¡À
Bari terus menekan dan menghunjam, ia sendiri juga sudah ingin meledak rasanya. Seluruh perasaannya seperti ingin tumpah ruah sesegera mungkin. Apalagi otot-otot kenyal di kewanitaan istrinyakini mencekal erat, seperti meremas-remas dan mengurut-urut kejantanannya. Bari juga tidak tahan lagi.
03¡ãUuuh!03¡À pria itu menggeram sambil menggenjot keras-keras lima kali.
03¡ãAh.., ah.., ah.., ah..!03¡À Ayu mengerang setiap kali enjotan mahadahsyat itu menerjang tubuhnya.
03¡ãAah!03¡À Bari mengerang keras, menancapkan dalam-dalam kejantanannya dan bertahan di sana ketika lecutan-lecutan ejakulasi melanda seluruh tubuhnya.
03¡ãOooh!03¡À, Ayu mendesah panjang merasakan cairah panas tumpah ruah di dalam kewanitaannya dan seperti memberi penyedap utama bagi geli orgasmenya.
Permainan cinta pertama ini cepat sekali. Tidak lebih dari 15 menit. Tetapi dilakukan dengan sangat bergairah, sehingga setelah mencapai puncak, Bari rubuh menubruk istrinya. Ayu tersengal menahan tubuh suaminya, dan menelentang tak berdaya dengan sendi-sendi yang seperti copot!
Diperlukan cukup banyak ekstra energi ketika akhirnya Bari bangkitmeninggalkan ranjang untuk mandi dan bersiap ke kantor. Ayu tinggal di tempat tidur beberapa lama lagi, memejamkan mata, merasakan dan membiarkan cairan cinta mereka perlahan-lahan merayap turun membasahi sprei. Biarlah! sergahnya dalam hati, sudah waktunya sprei itu diganti.
Baru setelah Bari terdengar selesai mandi, wanita itu bangkit dan mengelap tubuhnya sebelum ikut masuk ke kamar mandi. Kemudian keduanya sarapan pagi yang sesungguhnya, sambil tersenyum-senyum mengingat kegilaan mereka pagi ini.
03¡ãMakan apa, sih, kamu tadi malam?03¡À, sergah Ayu sambil menyuap nasi gorengnya.
03¡ãNggak makan apa-apa. Biasa saja, steak dan kentang goreng03¡À sahut Bari, teringat bahwa tadi malam ia memang makan malam bersama relasi kantor. Tetapi tak ada yang istimewa di makanan itu. Bahkan sebetulnya ia tak makan banyak karena masih merasa kenyang.
03¡ãSering-sering, deh, begitu..03¡À, kata Ayu sambil melirik nakal.
03¡ãNanti kamu kewalahan, lho!03¡À kata Bari sambil mencubit hidung istrinya.
03¡ãHey.., siapa bilang!03¡À sergah Ayu, 03¡ãJangan-jangan kamu yang kewalahan03¡À.
Bari tersenyum sambil meneguk kopinya, 03¡ãNanti kita buktikan saja, lah!03¡À katanya.
Masih berlanjut gan.
Tolong di comeng ya gan......
Terakhir diubah: