Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Carpe Diem : The Next

Mantap suhu piskun :ampun:
Izinkan nubi belajar dari tulisan2 suhu piskun
 
kawan kawan....apdet segera menyusul....

ini masih tahap editing...
 
EPISODE 6
Aku masih asyik browsing di tablet ketika tiba tiba gelap. Kedua mataku ditutup oleh sepasang tangan yang lembut.
Kupegang kedua tangan itu, "liizzzz.....youre here..."kataku sambil tersenyum lebar.
"im hooommeee....."kedua tangannya membuka, tak mempedulikan kondisi bandara yang ramai lalu lalang orang, Lisa memelukku.

"ayuk, laper nih...."Lisa menarik tanganku
Persis jam 5 sore ketika mobilku keluar dari pelataran bandara itu.

Senja segera menyemburat jingga di ufuk barat, aku dan Lisa masih duduk santai di salah satu gazebo, atau lebih tepatnya gubug di ujung dermaga. Di meja depanku agak berserakan piring kotor berisi tulang dan duri ikan tengiri yang kami santap berdua.

Lisa menyandar di bahuku. Gubug kecil itu berada persis di sebelah kanan beach house keluarga Lisa, bagian dari restaurant yang cukup terkenal karena kualitas masakannya.

Kuelus rambut Lisa yang sudah memanjang. Wanita itu memejamkan mata meresapi. Aku tak ingin kehilangan suasana seperti ini. Kalau itu artinya harus merelakan Debby bahkan Nina. Tapi....
Damn it...Debb....cant really get her out of my mind.

Lisa tampak mengantuk sekali. Mungkin akibat capek dan jetlag. Bagaimanapun nyamannya pesawat, tetap saja 16 jam di udara membuat siapapun juga terasa penat.

Kuajak Lisa pulang, berjalan kaki. Mobilku sengaja kutinggalkan di beach house, dan kita berdua berjalan menyusuri pantai itu, hingga sampai pada sebuah gerbang kecil yang menutupi puluhan anak tangga batu ke arah halaman belakang beach house.

setengah jam kemudian.
..breggg...
Lisa menghempaskan badannya ke ranjang besar di kamarnya setelah mandi. Kimono sutra putih bercorak tipis bermotif bunga menutupi tubuhnya. Kutarik selimut untuk memberikan rasa nyaman.

Malam itu aku menginap di beach house. Lebih tepatnya, aku bekerja di beach house, beberapa desain harus kuselesaikan hingga jarum jam hampir menunjukkan pukul tiga ketika aku memutuskan untuk tidur.

A week later.

Aku begitu disibukkan dengan proyek baruku. Tiga rumah dengan lokasi yang agak berjauhan dikerjakan dalam waktu bersamaan. Kenaikan harga material, ditambah dengan berbagai persoalan revisi dari klien, semua membuatku harus memutar otak dan mengatur waktu dengan baik. Belum lagi persiapan grand opening paradise, dan tentu saja rencana pernikahanku dengan Lisa.

Debby, selama beberapa saat aku mampu melupakan dia. Dengan tiadanya berita dari cewek mungil itu, aku menganggap masalah mereka sudah selesai. Meski terkadang ketika iseng berselancar di dunia maya, halaman facebook dia selalu kukunjungi. Sekedar pengen melihat kabar dia. I miss her. Ya...tak bisa kupungkiri...meski telah kucoba hindari, tapi ya...aku kangen dia.

Sabtu, 08.00 am
Aku sedang memberikan pengarahan revisi kepada tim kerja lapangan. Yah, tiga mandor dan dua orang pengawas, kukumpulkan di sebuah warung kaki lima di dekat alun alun. Mereka, yang sudah bertahun tahun bekerja denganku, sudah kuanggap sebagai teman kerja. Mereka pun sudah tak lagi sungkan denganku. Berbagai candaan mereka membuat suasana kerja menjadi nyaman. Hal yang kujaga supaya tingkat stress dalam pekerjaan yang sebenarnya membutuhkan konsentrasi tinggi tak membuat capek.

Tak sampai setengah jam kemudian semua materi sudah kusampaikan. Mereka sudah memasukkan berbagai coretan coretan tangan dan revisi gambar terbaru ke dalam tas masing masing. Meja pun sudah berganti menjadi beberapa piring lauk dan mangkok soto.
Selama kurang lebih tiga hari ke depan, aku pulang kampung. Sehingga meeting ini secara maraton memang harus selesai pagi ini. Siang nanti, Lisa kujemput sekitar tengah hari di rumah sakit. Tas berisi pakaian dan kebutuhan kita berdua sudah aman masuk di dalam mobilku. Nina, awalnya merengek untuk ikut kita berdua. Namun, karena kali ini kita berdua berencana untuk mengurus rencana pernikahan dengan keluargaku, Nina pun menyerah.

04.35 pm

"caaapeeeeekkk aaaannnnnnn......."kata Lisa sambil membanting dirinya di kasur hotel setelah check in sebelumnya.
"mandi dulu, hon....."kataku
"nooooo....sleeeeeeepppp......"kata Lisa sambil membuka tangan dan kakinya melebar hingga memenuhi kasur king size itu dan pura pura memejamkan mata.
"waiiitt forr meee...."aku pura pura ancang ancang unuk melompat ke kasur.
"aaaaaaaaaaaaaa......"Lisa langsung menutup tangan dan kakinya mengantisipasi.
aku tertawa menggoda...hahaha....

kubuka almari pakaianku, kulempar satu handuk putih ke muka Lisa.
"gih...mandi dulu...aku unpack.."kataku
dengan malas Lisa mengambil handuk itu lalu berdiri.

belum selesai bongkar bongkar, sebuah tangan melambai dari pintu kamar mandi yang terbuat dari kaca.
"aannnn.....come...join mee..."katanya.
hihi....kususul dia di sana.

Tampak dibawah shower, Lisa berdiri menghadapku, tentu saja telanjang bulat. Rambut pirangnya jatuh hampir menutupi dadanya. Terlihat puting pink itu mengintip dipucuk bukit dada yg membulat indah.
Jari telunjuk Lisa digigitnya, dan dengan mata sayu Lisa memandangku. Sementara tangan kirinya meraba area pubic hair yang licin dan tembem.

Aku pura pura tak peduli, kubuka pelan pelan bajuku dan celana panjangku hingga telanjang. lalu aku duduk di kloset yg masih tertutup. Aku sedikit mengangkangkan kaki, sehingga terlihat juniorku yang baru saja bangun.
Lisa masih dengan mata coklatnya yg sekarang tambah sayu, mulai menggosok gosok vaginanya, dengan desahan yang cukup terdengar meski shower masih hidup.

"aannnn.......coome heree........"desah Lisa "pleeeeaaassseeeeee.........."
aku segera mendekat...punggung Lisa menempel di dinding, sementara pinggulnya didorong maju seakan akan menyongsongku.
Langkah kuhentikan kira kira setengah meter di depan Lisa.

Tak sabar, Lisa langsung merangkak didepanku. Dileletkan lidahnya di ujung kemaluanku yg masih menghadap ke bawah. Diangkat pelan pelan, lalu dibukanya mulut sexy masih dengan posisi kedua tangan menahan badan, merangkak.

....slllrrrppppppp......batangku segera tertelan. Pipinya yang halus tampak mengembung terisi juniorku. Didiamkan didalam, dengan lidah yang bergulung gulung mengitari pangkal batang penisku.
."..aaaahhhhjh.....shhittt..how dyou do that....sssshhhhhhhhh......."desahku.
Tak lama, kepalanya terpaksa agak mundur. Batangku memanjang dan mengeras di dalam mulut itu, memaksa Lisa agak melonggarkan kulumannya.
Lidah si cantik itu bergeliat dibawah penisku, masih mencoba meraih ujung bola bola lelakiku.
kulihat mata sayu Lisa, kuberbisik sedikit..."sorry...."
Lalu segera kupegang kepalanya, kulesakkan lagi penis itu lebih dalam hingga Lisa agak tercekik. Beberapa dorongan kulakukan, Lisa terlihat agak memaksakan diri, hingga mata itu berair.
Kukeluarkan penisku dari mulutnya, kucium bibir itu sambil sekali lagi meminta, "i wanna fuck your mouth", Lisa tak menolak meski tak mengangguk.
Segera sekali lagi kulesakkan juniorku ke dalam mulut bule itu.
"aaahhssss........"desahku. Mulut sexy itu berhasil masuk sampai pangkal penisku. Tanganku yang memegang kepalanya ditepis dengan perlahan. Lisa kembali melepas kulumannya, mengambil napas. lalu menelan lagi penisku, kali ini tanpa aku harus menahan kepala pirang itu. "ooosshshhhhhhhhh...."lagi lagi aku mendesah.
Sensasi deep throat Lisa yang dalam itu membuat juniorku tak mampu bertaham lama. Setelah sekali lagi Lisa mengambil nafas dan melesakkan penisku, kutahan kepalanya dalam dalam sambil pinggul kudorong ....aaahhhh...shiitt...im cummingg......ssrettt...sreett....sreeet......
Beberapa semprotan maniku membuat mata Lisa mendelik, tangannya memukul pahaku. Tiga semprotan panjang, sedikit kukendurkan, tapi kontol itu masih beberapa kali lagi menyemprot mulut sexy itu.
Kakiku lemas..aku agak limbung....ketika kulepaskan penisku, Lisa tampak terbatuk batuk....
"uhukksss....uhuk.....youre so naughty hon...."sebagian besar spermaku menetes keluar dari batuknya.
"sorry liz....you lips are soo hot....cant help it..."kataku.
Aku lemas terduduk di kloset.

Dia bangun, lalu membasuh muka dan bibirnya dari sperma yang tak tertelan itu. lalu duduk di pangkuanku. "its my first deep throat..."katanya mengerlingkan mata, "enak?" tanyanya kemudian.
Kujawab dengan ciuman ganas.
Tanganku meraba pucuk puting payudaranya, kupelintir pelan. Ciuman Lisa semakin dalam, birahinya mulai naik kembali. Kuraba vagina mulus itu, pinggul Lisa tak ayal segera bergoyang menuntut kenikmatan.
Jariku ditekannya hingga masuk ke liang birahi itu. Kubiarkan, lalu dengan posisi agak menekuk seperti kait, kugetarkan dan kugoyang dua jariku di dalam gua lembab itu.
Tiba tiba Lisa melotot sekali lagi. Badannya agak diangkat dari pangkuanku, membiarkan tanganku lebih leluasa bergerak. Kukocok, kugetarkan dan kuputar putar. Tak lama kemudian...
"its too much ann....im cummiiiiimgg....aaaasshhhhhhhhhhhhh..........."kugigit dagunya yang mendongak.
Badan ramping dengan dada penuh itu bergetar panjang. Tak kuhentikan maupun sekedar kupelankan gerakan tanganku.

"stop...stop...stooopp...aaaasshhhhh..im cummin agaaiinn....."masih dengan posisi yang sama, hanya berselang beberapa detik, Lisa kembali sampai di puncak. Kali ini orgasmenya ditutup dengan mulutnya yang terpejam, seakan menahan sesuatu. Tak lama, terasa di tanganku sangat basah. Ada dua atau tiga kali hembusan cairan di dalam vagina itu. "hesssssssshhhhhhh....shiiitt....,im coming so hard........."lenguhnya membuang nafas. Tanganku ditahannya agar tak bergerak lagi. Sementara sekuruh badannya benar benar mengigil, bahkan paha yang lemas di pangkuanku itu ikut bergetar.

Kucium lehernya yg masih mendongak, dibalas dengan pelukan dalam yang sangat erat. "ssshhhhh...honeeeyyy...youre goood....."katanya lemah.

Wanita berambut pirang itu lalu berdiri, membelakangiku menghadap ke cermin di depan wastafel. Diraihnya handuk di gantungan samping wastafel, aku mendekat. Kudekap tubuh rampingnya dari belakang. Lisa tersenyum ketika merasakan batangku menyentuh bongkahan pantatnya. Kedua pahanya segera melebar, memberikan ruang bagi juniorku yang sudah tegak kembali ke dalam lipatan pahanya.
Wajah Lisa segera menengok, mencari bibirku.

...mmmhhhh........aaannn...mmmmhhh...put it in.....desisnya.
Kuarahkan batangku menuju ke liang nikmatnya.
...oooossshhh.....aaannn.....i love you......desahnya kembali dengan mata terpejam.
Kudiamkan batangku tertanam dalam di dalam vaginanya. Sensasi kenikmatan itu membuat tubuhnya sedikit bergetar. Aku sengaja mendiamkan selama beberapa waktu. Hingga akhirnya Lisa sedikit menggoyangkan badannya.
Dadanya kudekap erat dari belakang. Aku gerakkan pinggulku pelan pelan, maju mundur. Lisa tampak sedikit terengah ketika beberapa kali kutusukkan dengan cepat lalu kemudian melambat.
Meski sempit, liang itu terasa sangat licin, berkebalikan dengan debby. Debby meskipun sering sekali orgasme hingga squirting, namun memeknya selalu peret.

Damn it debb...you slipped in my mind again..shit...
Aku merasa agak bersalah dengan Lisa, kucium bibirnya lalu kupelankan goyanganku.
“liss...i love you....”
Lisa tampak menegang, liangnya menyempit dengan cepat. Aku pun tak tahan, kudorong lagi beberapa kali.
...ah..ah...ah...ahhs.s...yh.ess...ahhhh......Lisa melenguh kembali ketika dirasakannya batangku menyembur dengan panas di dalamnya.

Penisku terlepas dengan sendirinya, sementara bibir kami berdua masih bergulat dengan mesra.
Bisikan kata cinta kupertegas, bukan merayu, namun yang sesungguhnya terjadi adalah ingin kuhilangkan bayangan debby dari kepalaku.

==

“honn...hngg....if...hngg....what if...hngg....” Lisa bertanya saat kita berdua sudah berbaring di ranjang.
“kenapa liz ?” tanyaku.
“hngg....i want your opinion...hngg...your approval..”lanjutnya menggantung.
“apa liz?” tanyaku kembali sambil melihat ke wajahnya.

“what if....maksud Lisa....its just a thought...not a decision yet...”
Aku terdiam mendengarkan.
“hngg...we’re about to be married, arent we?...do you ...ngg...do you mind...ngg...if i..ngg...if i take my birth control out?”
“ maksud Lisa....i need your approval...its ok if youre not ready....ini cuma gagasan saja..” Lisa buru buru menambahkan.

“lizzz...if theres anything in the world i would rather want more than married to you..is having a baby with you...of course lizz....tentu saja...”kataku.
..........mmmmmhh...........love you ann.....Lisa membalas dengan ciuman.

The next morning, 07.00 am

Aku dan Lisa berjalan menyusuri sebuah lorong di rumah sakit swasta di kota itu. Aku ingin menengok kakakku yang sedang melahirkan anak keempat. Nampaknya memang sudah mendarah daging untuk beranak banyak, aku adalah paling kecil diantara 8 bersaudara. Ke tujuh kakakku, semuanya mempunyai paling tidak 4 orang anak.
Memang aku langsung menuju ke sana, karena dalam perjalanan tadi, berita dari kakakku cewek nomor 4, mengatakan kalau kakak kelima ku sudah melahirkan. Cowok lagi katanya sambil tertawa.
Yah, memang dari keluarga besarku, hanya ada dua anak perempuan, masing masing adalah anak ketiga dari kakak kedua, dan anak pertama dari kakak ke enam. Bisa membayangkan apa yang terjadi kalo semua saudara berkumpul? Pasti ribut sekali.

Setelah sekedar berbasa basi dengan saudara saudaraku, aku memasuki ruang tidur pasien. Disana terlihat Lisa sedang dirubung oleh kakak kakak cewekku, sampai muka Lisa merah, karena semua bertanya tentang rencana menikah, kapan punya anak, pengen punya anak berapa dll.

Rencanaku gagal total, awalnya pengen pamer kalo adik bungsu mereka bisa dapet cewek bule, eee.hhh....ternyata sama saja. Bukan ke-bule-an Lisa yang dipertanyakan...hahaha. Tapi begitulah kakak kakakku, mereka tak pernah memandang seseorang karena penampakannya saja, apalagi soal harta. Buktinya ? warisan ayahku yang jumlahnya cukup besar, hampir separo dititipkan ke aku.
Dititipkan ke aku, karena waktu itu, akulah yang paling sering mengurus beliau, dan mereka semua sudah cukup katanya. Akhirnya, kubelikan rumah dan kupakai untuk modal kerja yang sekarang sudah berbalik lebih dari dua kali. Dan semenjak setahun yang lalu, semua modal dan harga beli rumah yang sekarang kukontrakkan sudah kukembalikan utuh ke rekening ibu, bercampur dengan sisa separuh dari warisan bapak yang lain.

Apalagi kakak kakak cowokku, semua sibuk tanya tanya soal memancing dan rencana rencana liburan, tak ada sama sekali yang bertanya dari mana aku nemu cewek bule. Hihi...bener bener gagal total.
Meski dicecar berbagai pertanyaan, kulihat wajah Lisa tersenyum sangat manis kepadaku.
Senyum itu, wajah itu, dan hati itu, tak akan kulepaskan.

to be continued
 
Wah...udah mau merid si lisa..!trus gimana nasib nina,ceciel,deby....!si cesiel buat aq aja bro......!
 
Salah satu cerbung yg plg ane tunggu update nya....kayknya ga terlalu berat,gampang dicerna....(otak ane yg krang kali ya)...
 
ane kehabisan ide nih..
.
.
.
.
pus...ada ide gak?
suhu suhu yang lain...ada ide gak... :((
 
apdate ane juga belum jadi, udah 2 minggu :bata:

Ane malah mau minta ide dari ente sebenarnya :bata:

:bata:
ane pengen belajar silat dulu !

.
.
.
sambil nunggu wangsip..!!
 
Wahhhh...ad yg perlu ide niy nampaknya??
Ad banyak niy...bnyk banget malah...
:D
 
lanjooottt gan....
seru bener nih...
ane enak bgt baca kata2nya... :D:semangat:
 
lanjooottt gan....
seru bener nih...
ane enak bgt baca kata2nya... :D:semangat:

tengkyu gan...
ane belajar dari sesuhu di sini...haibat haibat semua... :suhu:
 
Bimabet
:bata:
ane pengen belajar silat dulu !

.
.
.
sambil nunggu wangsip..!!

Sini Wes ane ajarin :D

Siap'' ya :
kungfu_panda.jpg
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd