"Kang, aku mau tanya," ujarnya. "Téh Anna tahu kelakuan kamu dulu. Apa dia pernah mengungkit hal itu, setelah kalian menikah?"
Jan mengingat sejenak, lalu menggeleng. "Mungkin Anna udah memaafkan aku."
Trias manggut-manggut.
"Kenapa kamu tanya soal itu?" tanya Jan.
Trias menjawab dengan gelengan kepala.
"Terkadang, ketika cinta udah bicara, kita bisa dengan enteng melupakan semua kekurangan atau keburukan yang dimiliki pasangan kita, Dul," tutur Jan.
"Alasan itu juga, yang bikin kamu bertahan sama Téh Anna, padahal dia selalu menolak diajak ML?" tanya Trias.
Jan mengangguk. "Jujur, aku butuh seks, yang nggak bisa didapatkan dari Anna, selama kami pacaran. Tapi, aku juga butuh cinta, lebih dari seks, yang ternyata cuma bisa aku dapatkan dari Anna."
"All you need is love, Kang?" Trias tersenyum, menyebutkan judul sebuah lagu milik The Beatles itu.
"All we need is love," ralat Jan. "Karena bukan cuma kamu, tapi kita semua, butuh cinta, Dul."
Trias mengangguk pelan. Sebersit ide hadir di otaknya. Sejenak hatinya menjadi lebih tenang.