Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BUSCANDO IDENTIDAD, Section : Lucky Sikat

Bimabet
anjir sampe guling guling baca nya. seru romantisme nya konyol wkwkwk.
ada satu misteri lagi yang belum terpecahkan. Keluarga Friska dan keluarga Oca apakah ada saling keterkaitan? aku yakin karena hanya ada satu kebenaran yang harus di buktikan..........de noneng deng... denoneng deng neng neng. no ne no ne duneng duneng neng......( OST ANIME detektiv)
 
Session 16 :
Final Enfermo





《POV WRITER》



Acara akad nikah versi pengulangan untuk papa Rio dan bu Lily sudah selesai di laksanakan. Hanya dihadiri oleh seisi rumah dan ustadz. Sebenarnya hal ini tak perlu dilakukan, status masih sah secara resmi bahwa mereka suami istri adalah jaminan paten jika ada pihal lain yang tidak terima. Namun kondisi mama Lily yang sempat tak sengaja bin terpaksa melakukan poliandri cukup meragukan untuk langsung digauli oleh papa Rio. Untuk menghilangkan keraguan itulah maka diadakan perbaikan ijab qobul.

Malam sudah cukup larut. Di dalam kamar itu papa Rio merangkul mesra mama Lily diatas sebuah ranjang bertabur kembang melati. Mereka saling bercerita tentang masa-masa indah yang telah dilalui. Mama Lily mmenelungkupkan dada dan wajahnya di dada papa Rio yang tidur bertelentang. Mereka saling memberi kelembutan dan kehangatan. Tubuh yang telanjang saling bergesekan kulit, memberi efek ketenangan jiwa.

"Mama masih bagus lho badannya diumur kita sekarang ini..."
puji papa Rio mengagumi kemolekan tubuh telanjang istrinya. Meski sudah berkepala 4 namun garis-garis kecantikannya tempo dulu masih tertinggal.


Mama Lily 22 tahun yang lalu



"Makasih Pa. Papa juga masih gagah dan ganteng, kamu mirip sekali dengan Lucky Pa. Kalau Prima lebih mirip aku dengan wajah baby face-nya..."
mama tersenyum. Pipinya merona seperti gadis belia yang tersipu saat dipuji kekasihnya.

"Dan ini...masih kekar sajaa..hehe,"
mama Lily tak sungkan-sungkan menggenggam penis papa dengan gemas. Sudah dua kali dasawarsa ia berpuasa tak menikmati batang jumbo itu di relungnya.

"Hari ini, semua milik mama,"
jawab papa Rio singkat namun penuh makna.

"Aku juga milik papa sepenuhnya. Ayo Pa, nodai mama hmm..."
geliat nafsu mulai menjalari sekujur tubuh mama Lily. Kata-kata mesum lagi vulgar terlontar mudah dari bibir seksi itu.


Mwwwuah..

Cuppp.. cuppp



Mama dan papa saling memagutkan bibir, bertukar liur. Segunung hasrat terpendam, mereka tumpahkan. Birahi dan cinta mereka menyatu, mengalir bagai air bah yang menggenangi pelataran jiwa nan gersang.


"I love you Ma...Mwuahh cupp.."
ungkapan kasih papa terlantun bersama kecipak bibir dan lidah. Mata mama terpejam terhimpit gejolak yang kian meledak, menggelegak sukma.

"Naik Ma...tunggangi papa seperti kesukaan mama dulu!!"
ujar papa Rio mendorong tubuh molek istrinya untuk menanjak di atas cuat penis yang terkokang sempurna.


Blesshh..


"Oooh paa...sudah lama aku merindukan papaah.."
desah mama menikmati hujaman penis yang ia tindih.

"Masih penuhh seperti dulu hmm.."
desah mama silih berganti mengalir.

"Oooh...besaaarr pahh!"
racau mama tak berkesudahan.

Papa Rio semakin bergairah menggoyang pinggulnya menyambut setiap hentakan yang dikirim pinggul mama disetiap gerakannya.

"Uhh uhh uhh...aaahh mama sampe..cepet banget hahaha..ooh,"
orgasme mama terpancar. Tubuhnya tertelungkup kaku diatas tubuh papa. Mata mama terpejam. Bibirnya mengulum kuat telinga papa.

Selang sekian menit berhenti dalam posisi yang tak berubah. Mama kembali menggoyang pinggulnya. Sekali lagi ia mengejar nikmat tak berujung.

"Oohh..licin maah,"
desis papa berusaha menahan laju ejakulasi agar tak buru-buru menyembur. Ia masih ingin terus bermesraan dengan istrinya. Kerinduannya belum habis tertuang ke dalam cawan cinta.

"Oooh pahh..auuhh,"
mama muncul lagi desahan. Rubuhnya meliuk striptis diatas tubuh papa.

Melihat payudara yang bergoyang konstan, papa mengulurkan lengannya mendekati buah ranum tersebut. Remasan dan pilinan silih berganti papa lakukan atas buah mengkal mama.

"Oooh mas...remes mas..aahh,"
racau mama binal. Semakin ia bergoyang, semakin remasan kuat di payudaranya, semakin pula ia merasakan nikmat yang mencekam.

"Sshh ooh...mama sampee lagiihh ahhh,"
orgasme mama yang kedua hadir. Tubuhnya mengejang dalam posisi tegak tanpa bergerak. Hanya mulutnya yang menganga lebar melepaskan gelak hawa nafsu. Sekilas, tubuhnya nampak laksana patung bugil nan mengkilat.

"Ssh..papa di atas yah. Mama capek sekali!"
rajuk mama setelah gelombang orgasme kedua usai menjalar.


Blessh..


Dalam posisi misionaris papa menggoyang cepat penis besarnya. Skrotum yang mulai keriput dan ditumbuhi bulu pubis memutih terlihat bergoncang setiap kali menghantam area buah pantat mama.


"Ooh paa...ohh,"
desah mama menikmati.

"Mentok di perut pa...khmm uhh,"
desah mama lagi.

"Mama..kamu seksi sekali, enak sekali tempikmu maah..hmm,"
papa menggeram, wajahnya terlihat memerah karena derasnya aliran darah syahwat.

"Rasakan ini ma..ku nodai kamu..ku nodai kamuuu!!"
Hentakan dalam tempo cepat dan keras laksana tombak yang menghujam dalam liang senggama mama.

"Oouhhh ouhh...!!"
mama meraung-raung menggila. Segala rasa terkumpul di relungnya. Dinding vaginanya sudah terlalu sensitif untuk mengejar orgasme yang ketiga.

"Paahh..mau dapet lagi ooh pahh!!!"
teriak mama cepat. Wajahnya menegang.

"Tunggu..kita barengg..oohh,"
teriakan papa menyahut.

"Oooh maa ooh terima ini air peju papaa..oooh!!"

"Paa paaa pahhh aku nyampee ahhhh!!"

Dua aliran cairan dengan muasal yang berbeda kini tengah menyatu. Si bening dan si kental asyik bercumbu menggantikan tugas tuan-tuan mereka.

Dalam keheningan malam yang merambat dini hari, papa memeluk tubuh bugil mama. Pelukan mereka begitu erat. Peluk kerinduan yang lama terkebiri oleh pisau waktu.

Keduanya menangis dalam kebahagiaan yang fana. Biduk cinta siap berlabuh lagi mengarungi hamparan samudra harapan. Disanalah angan dan impian berpadu.


~~~|_~~~​



《POV LUCKY》



Pagi yang cerah, dan senyum di bibir merah. Mama tampak berseri. Pun begitu juga papa yang tersenyum damai. Semalam mereka pasti telah mereguk air dalam cawan surgawi. Terlihat tatapan penuh cinta dari keduanya setiap kali pandangan mereka bertemu. Aku bahagia hidup ditengah keluarga yang dulu kuidam-idamkan.

Mobilku melaju bersama Firsa, Prima, Oca, dan juga mama. Kamk berencana mengantarkan Oca kerumahnya, sekaligus berkenalan dengan mamanya Oca. Mama Lily ingin mengakrabkan diri dengan sang calon besan.

Ternyata jarak rumah nenek dan rumah Oca cukup jauh. Satu kota sih, tapi berbeda kecamatan. Kami membutuhkan waktu satu jam dalam suasana jalanan lengang untuk mencapai alamat Oca.

Kamipun tiba di depan sebuah rumah yang ukurannya paling besar di kawasan tersebut. Ornamen-ornamen nya bergaya keraton, lengkap dengan joglo dengan puncak jengger ayam.





Oca berlari memasuki rumahnya, mendahului kami. Mama mencolek lenganku saat kami berjalan bersama memasuki rumah tersebut.

"Ini rumah Oca?"
bisik mama pelan.

"Iya, mama kenal pemilik rumah ini?"
tanyaku menyelidik.

"Iya...!!"
jawab mama pelan namun cukup tegas.


Kami duduk diatas kursi anyaman rotan, ditengah bangunan joglo. Beberapa pembantu ala dayang-dayang bergantian menghaturkan ragam suguhan. Aku tersenyum mengangguk saat dayang-dayang mempersilahkan kepada kami untuk menikmati hidangan sambil menunggu si empunya rumah muncul.

"Rumahnya keren dan etnis banget,"
Firsa berdecak kagum.

"Iyo, aku jadi minder bro,"
Prima ikutan angkat bicara.

"Halahh..biasa aja. Gausah mikir yang aneh-aneh. Ingat kata nek Lastri kemarin?!, Syukuri apa yang ada!!"
hehe kak Lucky sedang menasehati adeknya. Belagu banget dah aku ini wekekek..

"Mama Lily, perkenalkan ini ayahku..."
Oca muncul bersama seorang pria yang menggunakan blangkon. Umurnya diperkirakan masih sepantaran dengan mama.

"Apaa??!!"
Tiba-tiba ayah Oca berubah wajah. Ia seperti terkejut saat melihat mama Lily.

"Oca, masukk!!"
Bentak ayahnya.

"Tapi yah..."

"Sudahh, masukk!!
"Cepaatt!!"
teriak Ayah Oca nyaring.

Oca pun melangkah lemas memasuki bangunan utama. Prima juga tiba-tiba murung mendapati keanehan ini.

"Sebentar!!"
sela mama.

"Ijinkan kami berbicara..."
sambung Prima risau.

"Tutup mulut kalian!!!"
bentak si blangkon marah.


"Mama, Prima...pulaaangg!!"
teriakku tak kalah emosi. Aku berdiri dan kutatap dingin mata si blangkon. Kugamit lengan Firsa dan mama. Prima lebih dulu berlari ke mobil.


~~~|_~~~​




I : Halooo sayang...

L : Ngapain lagi kamu hubungi aku!!

I : Ishh galaknya.

L : Kamu sudah bersekontol dengan Bimo, brengsek!!

I : Sst...jaga omonganmu ganteng.

L : Itu kenyataannya

I : Hahaha...awalnya memang begitu, tapi aku sekarang berubah pikiran

L : Maksudmu apa??!!

I : Hahaha..Bimo sudah mampus. Tapi aku terlanjur tertarik padamu, sayaang...

L : Brengsekk, menjauh lah dari hidupku!

I : Hohoho.. tak semudah itu.

L : Jancukk!!

I : Huss.*** boleh ngomong kotor sayaang.

L : Maaf aku ga ada waktu ngomong sama kamu!!

I : Oww. Ok. Dengankan ya Lucky Mansario. Kamu tak akan bisa lari. Kau akan jadi milikku. Lucky akan jadi milik Inna!! Hahahaha...

L : Jangan mimpi.


Tuuut.. tutt.


~~~|_~~~



Taeek!!.
Pagi-pagi bangun tidur malah ditelepon mak Lampir. Merusak mood saja.

Sudah rencana mau jalan sama Firsa ke tempat wisata di sekitar kota nenek. Haalah jadi rusak mood-ku. Aseem.. adus sek lah ben seger. Mumet ndasku!!.


Guyuran air segera melancarkan peredaran darah. Emosi yang tadi memuncak, lambat laun meredup tergantikan dengan rasa relaksasi. Kusabuni tubuhku merata. Penisku yang langganan ngaceng setiap pagi juga ikut menyendul-nyendul tanganku yang telaten menyabuninya.

Ooh..jadi inget ngewe sama Firsa nih kalau si otong tegak begini. Ahh nanti aku ajak saja dia mampir penginapan setelah pulang dari tempat wisata. Lumayan lah secelup dua celup hehe.

Mandi segar, badan bugar. Aku melangkah melewati ruang tengah rumah nenek dengan bertelanjang dada. Kulihat mama sedang sibuk bersama nenek dan emak lela di dapur. Papa dan Prima sepertinya masih bermalas-malas di kamarnya. Tapi kemana Firsa yah. Tumben ga ikuy banguin masak.

Kuketuk pintu kamar Firsa, tak ada sahutan. Akhirnya kuberanikan diri memutar handel pintu. Tidak terkunci. Sebelum masuk, kulongokkan dulu kepalaku ke dalam sana. Khawatir kalau-kalau Firsa sedang ganti baju atau semacamnya, dia tentu akan malu.

Lohh..kosong. Firsa kemana ya??


Perlahan aku melangkah memasuki kamar Firsa yang selalu harum sejak ia menempati kamar itu. Kubuka lemari pakaian Firsa.


Degg..


Aku tertegun. Tak ada satupun pakaian Firsa disana. Hatiku mulai resah. Jantungku berdegup semakin cepat.

Sekeliling kamar kupandang dengan tatapan nanar.

"Firsaa...kamu kemana sihh!!"
ucapku bingung.

Sejenak mataku tertumpu pada selembar kertas di atas meja. Cepat kuraih dan kubaca.


Dear, mas Lucky pangeranku..
Maaf aku pergi tanpa bilang-bilang,
perasaanku kacau mas,
aku rindu pada orangtua kandungku,
Maka dari itu.. tolong biarkan aku pergi,
Aku ingin menemukan satu titik terang atas nasibku,
Entah nenek, entah paman, entah adik, harusnya bisa kutemukan.
Biarkan aku mereguk dahagaku dulu,
Firsa janji akan kembali hanya untuk mas Lucky suatu saat nanti,
Tapi itu nanti,
Biarkan aku pergi MENCARI JATIDIRI,
Biarkan aku pergi BUSCANDO IDENTIDAD.


Sampai bertemu kembali sayang,
Firsa-mu.





~~~|_~~~

TAMAT
 
Closing
(Epilog)




Nenek Lastri benar. Perjalanan hidup tak bisa diharapkan untuk selalu mulus. Segala rintangan dan hambatan adalah jalur untuk mematangkan diri. Syukuri saja apa yang ada.

Tapi jujur, itu sulit. Apalagi bagi aku yang masih berkobar dengan jiwa mudaku. Tak semudah itu menepis rasa, seperti tak mudah pula untuk menemukan Firsa ada dimana.

Hari ini aku bersama Prima duduk berdua di kursi tamu markas Buscando Identidad. Kami sama-sama terpekur merenungi nasib masing-masing. Bukan saja aku, Prima pun bernasib sama seperti kakaknya. Terpenjara digelang rindu.

"Apa yang akan kamu lakukan, dek?"
tanyaku padanya.

"Kamu sendiri, apa yang akan kamu lakukan, kak??!"
Prima bertanya balik.

"Bersama BUSCANDO IDENTIDAD meraih Firsa kembali!!"

"Bersama BUSCANDO IDENTIDAD meraih Oca kembali!!"


Aku dan Prima berpelukan dalam tangis kepedihan.


~~~|_~~~


Ini adalah akhir,
Akhir dari Bucando Identidad, Bagian : Lucky Sikat.

Sampai jumpa kembali pada kisah Buscando Identidad, Section 2 :

"BUSCANDO IDENTIDAD, SECTION 2 : SECRETO DE FICA"


TERIMAKASIH KEPADA :

semprot dot kom

Mimin, momod

Semua pembaca setia

Kalian Luwarbiasah !!!
 
Lah kok lah kok ujug ujug tamat....

Yo wis lah suwun kakang bro atas titel tamate...

Misteri masih berlanjut ?????... kasihan finta,firsa , friska, forsa dan oca wis ra perawan gagal nikah pulak.... ndang lanjut di sesi ke 2 nya

Suwuuuuunnnnn
 
Bridge



Endingnya adalah tangga menuju Karya berikutnya. Berbagai pertanyaan yang belum terjawab :

- Permasalahan Mario, calon klien biro umroh selanjutnya

- Inna sang pendendam

- Dimana Firsa

- Ada apa dengan Oca

- Pekerjaan apa yang akan dilanjutkan oleh papa dan mama

- dan berbagai dinamika lainnya


Semua akan terjawab di :

"BUSCANDO IDENTIDAD, SECTION 2 : SECRETO DE FICA"
 
Bimabet
Closing
(Epilog)




Nenek Lastri benar. Perjalanan hidup tak bisa diharapkan untuk selalu mulus. Segala rintangan dan hambatan adalah jalur untuk mematangkan diri. Syukuri saja apa yang ada.

Tapi jujur, itu sulit. Apalagi bagi aku yang masih berkobar dengan jiwa mudaku. Tak semudah itu menepis rasa, seperti tak mudah pula untuk menemukan Firsa ada dimana.

Hari ini aku bersama Prima duduk berdua di kursi tamu markas Buscando Identidad. Kami sama-sama terpekur merenungi nasib masing-masing. Bukan saja aku, Prima pun bernasib sama seperti kakaknya. Terpenjara digelang rindu.

"Apa yang akan kamu lakukan, dek?"
tanyaku padanya.

"Kamu sendiri, apa yang akan kamu lakukan, kak??!"
Prima bertanya balik.

"Bersama BUSCANDO IDENTIDAD meraih Firsa kembali!!"

"Bersama BUSCANDO IDENTIDAD meraih Oca kembali!!"


Aku dan Prima berpelukan dalam tangis kepedihan.


~~~|_~~~


Ini adalah akhir,
Akhir dari Bucando Identidad, Bagian : Lucky Sikat.

Sampai jumpa kembali pada kisah Buscando Identidad, Section 2 :

"BUSCANDO IDENTIDAD, SECTION 2 : SECRETO DE FICA"



TERIMAKASIH KEPADA :

semprot dot kom

Mimin, momod

Semua pembaca setia


Kalian Luwarbiasah !!!
Wah Section 2 lawannya Si Innah nih

Emang kalau cewek udah cemburu,bisa galap mata dan lebih sadis dari pria.
Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd