Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bunga ni Holong

Status
Please reply by conversation.
Aku yakin Nindya pun sudah basah. Saat kujamah vaginanya, aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Aku pun menghentikan permainan lidahku.

"Apa ini Nind?" tanyaku
"Itu pembalut bang.. Nindya lagi mens.." jawabnya

`duaarrrr` ucapan Nindya seketika meruntuhkan nafsu birahiku.

Itu masih mending jawabannya seperti itu...
Coba kalo jawabanya nindya...

"Itu konti bang.. Nindya punya konti.." jawabnya
 
Episode 22: First Time in Bandung


26 April 2010

"Mas ini gimana maksudnya?" tanya Nindya kepadaku
"Jadi gini Nin.." ucapku


Aku lalu menjelaskan beberapa hal terkait pertanyaan yang dilemparkan Nindya. Seminggu ini aku dan Nindya semakin dekat. Untuk mengejar ketertinggalannya Nindya menjadi banyak bertanya terutama kepadaku. Aku sendiri tidak begitu mempermasalahkan selama mampu kujawab pertanyaannya. Mungkin yang membuatku heran adalah bukan hanya aku anak koas disini, tetapi Nindya selalu bertanya kepadaku. Meskipun aku mengerti Nindya pasti tertarik kepadaku. Namun aku hanya menganggapnya biasa saja karena selama inipun obrolan Nindya masih seputar kedokteran saja.

Setelah selesai jadwal dan hendak pulang Nindya menghampiriku
"Mas Arman naik apa kesini?" tanyanya

"Aku bawa mobil Nin. Kenapa?" aku menjawab dan balik bertanya

"Ohh. Boleh nebeng gak? Mobilku lagi di bengkel nih.." tanya Nindya

"Boleh aja. Tapi aku baru disini Nin. Jadi belum hafal jalan disini. Apalagi disini sering satu arah. Emang rumah kamu dimana?" tanyaku

"Nindya juga kost disini kok mas. Di deket kampus." jawabnya

"Oh berarti searah. Loh emang Nindya asli mana?" tanyaku

"Aku asli Medan mas. Cuma dari lulus SMA terus kuliah disini, akhirnya kost." jawabnya


Aku cukup kaget mendengarnya.

"Hah?! Serius?! Aku juga asli Medan loh. Awalnya kuliah di usu terus ngambil koas disini." kataku

"Beneran mas?! Eh aku manggil abang aja berarti. Di medannya dimana bang? Terus SMA dimana?" tanya Nindya berturut - turut


Aku senang ternyata ada teman perantauan sedaerahku, apalagi cewek manis dan berdada besar seperti Nindya ini. Jadi Nindya ini setahun dibawahku, lulus kuliah dan dapat gelar S.Ked. dalam 3,5 tahun sehingga dia seangkatan denganku di koas ini. SMA Nindya dan rumahnya di Medan sebenarnya cukup jauh dari rumahku.

Kami lantas bercengkrama dan bernostalgia dari perjalanan menuju parkiran sampai di dalam mobil. Tidak terasa kami sudah sampai di Jatinangor dan Nindya menunjukkan arah kostnya kepadaku.

"Udah sampe nih bang. Wahh Nindya seneng deh ada kawan sekampung disini, hihihi.." ucapnya sambil tertawa kecil

"Aku juga senangnya Nin. Hehehe.." balasku

"Kapan - kapan kita jalan bareng ya bang. Nongkrong bareng. Kalo bisa pulang pergi bareng. Hihihi.." ucap Nindya

*Gilak. Jadi agresif gini nih cewek. Kemaren kalem - kalem aja rasanya.* gumamku dalam hati

"Gak mau ah Nin. Aku gak mau jalan bareng pacar orang." kataku menolaknya sekaligus menyelidiki

"Ahh si abang bisa aja. Nindya gak ada pacar bang. Abang kali tuh. Ganteng dan keren gini, pasti pacarnya dimana - mana. Hihihi.." ucap Nindya

*Ahh Nindya tahu aja.. Hahaha..* gumamku dalam hati

"Gak kok. Aku gak punya pacar disini." jawabku

"Hihi.. Disini belum ada tapi di Medan banyak kan? 😋 " ujar Nindya sambil memeletkan lidahnya

"Gak ada Nin.. Aku belum mau pacaran sampe sukses nanti.." ujarku berkilah

"Yahhh...." ucapnya dengan nada kecewa

"Kenapa Nin?" tanyaku

"Berarti Nindya gak bisa jadi pacar abang dong.." ucapnya dengan nada manja

"Hahaha. Bisa aja kamu. Nindya cantik dan seksi gitu. Pasti banyak yang mau jadi pacarnya." kataku

"Beneran bang Nindya cantik dan seksi?" tanyanya

"Iya bener" jawabku singkat

"Buktinya apaa??" tanyanya dengan nada lucu dan menggemaskan

"Buktinya ini.." ucapku pelan


Aku jadi lupa diri, lalu kurangkul lehernya yang terbalut bawahan jilbabnya. Nindya memejamkan matanya, lalu kukecup pelan bibir seksinya yang dipulas dengan lipstick tebal warna merah tua.
^cupp.. cupp..^

Kulepaskan rangkulanku, mata Nindya menjadi sayu.

"Udah kamu balik ke kost aja Nin.. Udah mau malem nih.." kataku
"Bang.." ucapnya lirih

"Mobil kamu masih di bengkel kan? Besok aku jemput deh pagi jam tujuh ya." ucapku


Wajah Nindya berubah menjadi senang dan nampak excited
"Oke bang" lalu Nindya mengecup cepat pipiku dan turun dari rovy

*Hahaha. First kiss di Bandung.* tawaku dalam hati


Lalu kujalankan mobilku kembali ke kost.


27 April 2010

Jam tujuh pagi kujemput Nindya, wanita pertamaku di kota ini. Tidak lama kemudian Nindya datang dan masuk ke mobilku. Hari ini Nindya mengenakan setelan kaos ketat berwarna orange dengan jilbab warna senada dibalut blazer warna hitam serta rok panjang warna hitam. Dadanya nampak membusung dari dalam kaos tersebut apalagi ditambah blazernya yang dikancing. Rasanya ingin kubawa Nindya ke kost dan bersetubuh dengannya.

"Bang.. soal kemarin.." ucap Nindya pelan dan lirih membuka pembicaraan

"Udah jangan dibahas Nin. Kalo kamu gak suka dan marah karena kelakuanku kemarin, aku minta maaf.." ucapku

"Gak kok bang jangan minta maaf.. Nindya suka kok.. 😳 " ucapnya pelan dengan wajah malu - malu


Aku memandang Nindya sebentar lalu tersenyum dan Nindya pun makin tersipu malu dan menundukkan kepalanya.

Setelah melewati koas kami hari ini, aku pun mengantar Nindya ke kosannya dan aku kembali ke kost. Aku semakin akrab saja dengannya dan Nindya pun seharian ini tidak mau jauh - jauh dariku. Tentu ledekkan dari teman - teman koas lain mengiringi hariku ini.

Sampai di kost jam tujuh malam, aku lantas berganti baju dan beristirahat.

Setengah Jam Kemudian
^tok.. tok.. tok..^ pintu kamar kostku diketuk

Saat kubuka pintu, aku kaget terperangah. Ternyata Jessi, pacar Kristo yang ada di depan pintu. Tanpa menunggu persetujuanku, Jessi dengan cepat masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu.

"Ssttt.. Jangan ngomong dulu bang.. nanti kujelasin.." katanya dengan menyentuhkan telunjuknya di bibirku lalu beranjak untuk duduk di kursi dekat meja kerjaku

"Jessi. Kamu ngapain?" tanyaku yang masih kaget dengan kedatangannya

"Aku jelasin. Tapi abang jangan ngomong dulu ya." katanya lalu aku mengangguk dan aku duduk di pinggiran tempat tidur

"Kristo gaktau kalau aku kesini bang.. Tadi aku main di kamarnya. Terus jam tujuh tadi aku pulang karena Kristo mau nongkrong sama teman - temannya. Lalu aku diantar ke kostku di dekat sini. Saat Kristo sudah jauh aku diam - diam balik lagi kesini buat ketemu abang." katanya


Aku tambah terkejut mendengar ucapannya.

"Ohh. Loh terus kenapa kamu mau ketemu aku Jess?" tanyaku bingung

"Aku. Aku. Hmm. Aku suka sama abang. 😳 Dari pertama kali aku lihat abang di kost ini. Apalagi waktu dikenalin Kristo kemarin. Aku makin salah tingkah. Makanya kuputuskan nemuin abang malam ini." jawab Jessi dengan jujurnya


Malam ini Jessi mengenakan baju terusan panjang tipis warna biru dan terlihat ada bayangin lingerie di dalam terusan yang dikenakannya. Jessi hanya membawa tas kecil saat datang ke kamarku ini. Jujur, ini membuatku birahiku naik. Bagaimana tidak naik, ada perempuan cantik dengan kulit kuning langsat eksotis dan buah dada menantang datang ke kamarku di malam hari ini.

"Bagaimana bisa Jess? Kamu kan pacar Kristo. Kenapa malah ngomong suka sama aku?" tanyaku bingung

"Yang namanya perasaan kan gak bisa diatur bang. Suka ya suka aja." jawabnya

"Oh. Oke. Yaudah. Aku udah dengerin pernyataan kamu barusan. Sekarang kamu pulang ya. Udah malam. Apalagi kalo Kristo tahu kamu disini. Bisa perang nanti." ucapku setengah menyuruhnya pulang

"Gak mau bang. Aku mau nemenin abang malam ini." jawabnya


Aku semakin kaget.
*Wah bisa runyam ini. Aku udah berjanji gak mau berurusan lagi dengan hal seperti ini karena bisa berantakan lagi nantinya.* pikirku dalam hati, meski gelora birahi dan libidoku berkata sebaliknya

"Gak bisa Jess!" ucapku tegas

"Gak bisa kenapa bang...." tanya Jessi dengan nada lirih dan sendu

"Kamu itu pacar Kristo, teman sekaligus tetangga kostku. Aku gak mau main api. Aku udah bertekad gak akan lagi mau dekat dengan pasangan orang lain." ucapku mantap


Jessi pindah dari kursi lalu duduk di sebelahku. Tangan kiriku dirangkulnya dan sambil menengadah ke atas Jessi bicara
"Tenang aja bang.. Kristo gak akan tahu.. Atau apa perlu aku putusin Kristo supaya aku bisa dekat sama abang.." ucapnya lirih

"Gilak kamu Jess. Aku gak mau." ucapku

"Bang...." panggilnya lirih lalu jari lentik tangan kirinya mengusap - usap dadaku yang bidang dari luar kaos yang kukenakan, tentu saja membuat darahku berdesir karena perlakuannya ini


Macam - macam hal berkecamuk di pikiranku. Aku terpejam menghadapi dua pikiran yang bertentangan. Aku sudah bertekad tidak mau menyentuh pacar orang, namun di satu sisi pikiran liarku tidak mau melewatkan gadis manis nan seksi ini. Saat aku sedang berpikir dan memejamkan mata, Jessi melepaskan rangkulannya dari tanganku.

Saat aku membuka mata, aku kaget dan mataku terbelalak. Jessi berdiri dan telah melepaskan terusan yang dikenakannya. Saat ini Jessi hanya mengenakan Lingerie sepaha warna hitam dengan renda seperti motif bunga di bagian atas cup lingerie yang dikenakannya. Payudaranya yang besar seakan memanggilku untuk menikmatinya. Wajahnya sayu. Wajahnya yang cantik dengan alis yang tebal, bola mata bulat sempurna berwarna hitam, hidung mancung, bibirnya sedang dipulas dengan lipstick warna merah muda, di telinganya dihiasi anting mutiara yang terjuntai ke bawah, semakin menawan dengan make up sedang yang membuat pipinya merah merona. Kulitnya yang eksotis seperti bekas berjemur di pantai. Rambutnya yang cantik berwarna hitam dengan highlight coklat dan bentuk rambut gelombang sepertinya hasil perawatan di salon.

Jessi


"Yakin abang gak mau...." ucapnya pelan dan menggoda lalu Jessi naik ke atas selangkanganku dan tangannya merangkul leherku

Penisku yang telah setengah berdiri makin menegang dan sesak kurasa

"Hihihi... Abang bisa bilang gak mau.. tapi kontol abang beda lagi maunya.. 🥰 " ucapnya sedikit meledekku

Aku masih belum bisa berkata apa - apa, Jessi masih di posisi yang sama sementara tanganku menekan pinggiran kasur dan tidak melakukan apa - apa

"Kayanya gede ya bang.." ucapnya syahdu lalu memutar - mutar pinggulnya diatas selangkanganku

Aku sudah tidak dapat menahan diri. Persetan dengan urusan nanti. Dahagaku ini harus kutuntaskan. Apalagi aku sudah lama tidak berhubungan seks.

Tanganku bergerak lalu merangkul dan mengusap - usap punggung Jessi. Merasa sudah mendapat sinyal positif, Jessi memejamkan mata, menarik leherku agar kepalaku mendekat lalu Jessi membuka bibirnya, kami mulai berciuman.
^hm.. hmp.. hmpp..^

Bibir kami saling memagut. Aku mengecup, mengulum dan menghisap bibir atasnya. Jessi melakukannya juga di bibir bawahku. Jessi menggigit kecil bibir bawahku. Wajahnya sudah sayu dan memerah, begitu juga dengan wajahku. Posisi kami masih sama, tubuh Jessi kecil, kuperkirakan berat badannya tidak sampai 50kg dan tidak berat kurasakan Jessi di pangkuanku.

Lidah kami mulai bermain. Saling melilit, mengait dan menjilat rongga mulut satu sama lain. Aku dan Jessi sudah terbakar birahi.

"Hhh.. hhh.. hhh.. hhh.." nafas kami berdua memburu setelah lima belas menit bercumbu tanpa henti

Aku lalu mulai menciumi leher jenjang Jessi dan menjilatinya
^smochh.. cupp.. slurpp.. lick.. slurp.. lick..^

Tangan kananku meremas payudara kiri Jessi dari balik Lingerienya, tangan kiriku meremas bongkahan pantat kanannya, tangan Jessi masih merangkul leherku selagi aku menikmati leher dan bagian atas payudaranya

"Ough.. ahh.. sshh.. ahh.. geli bang.. ough.. terus abang.. sshh.. ah.." Jessi mulai mendesah dan meracau

Aku lalu membaringkan Jessi di tempat tidur tanpa melepaskan jilatanku di lehernya. Kali ini tangan kiriku meremas payudara kanan Jessi dan tangan kananku pindah ke bawah mencari gundukan vaginanya. Terasa hangat dan sudah basah vaginanya dibalik celana dalam tipis bahan satin yang dikenakannya. Aku lalu menurunkan tali Lingerie kanan Jessi dan payudara besar Jessi menyeruak, Jessi tidak memakai bra dibalik lingerienya. Payudara yang kutaksir berukuran 34C dengan puting susu warna coklat tua itu semakin membakar birahiku. Tanpa menunggu lama kuciumi kulit payudaranya kemudian kujilat dan kuhisap puting susu Jessi. Tangan kananku menggesekkan jari di celah vaginanya yang masih dibalut celana dalam.

"Ough.. sshh.. ouh.. abang.. ah.. abang pinter banget.. ahh.. Jessi enakh.. ah.. sshh.. ough.. terus bang.. uhh.. isep toket Jessi bang.. sshh.. ah.. ah.. uh.. nenen terus bang.. ah.. iya itu bang.. gesek yang kenceng.. ahh.. enakh.. enakhh.. geli.. ough.. sshh.. ahh.." Jessi melenguh, mendesis, mendesah dan meracau sesukanya

Aku tidak tahan lagi. Kulepaskan permainanku lalu aku menanggalkan seluruh pakaian yang melekat di tubuhku. Penis besarku mengacung, mata Jessi terbelalak melihatnya.

"Gede banget.. 😳 " ucapnya kaget dan lirih
"Apa muat? 😳 " tanyanya pelan namun tidak kujawab


Aku lalu menuju selangkangan Jessi, kupelorotkan celana dalam yang ternyata berwarna hitam sama dengan lingerienya. Aku pandangi vagina Jessie. Di area pubisnya ada rambut halus tipis yang dicukur rapi. Vaginanya sedikit terbuka tanda Jessi sudah tidak perawan. Bentuk vaginanya bagus, tidak tembem, tidak ada gelambir. Klitorisnya sedikit menonjol terlihat olehku. Dengan ganas kucaplok vagina Jessi. Kumainkan mulut dan lidahku menyusuri rongga vaginanya. Jempol kiriku menggesek klitoris Jessi.
^cplek.. cepp.. cepp.. cplekk.. sshp.. cplek.. cplek..^

"Ahh.. ahh.. abang.. ahh.. enak.. abang.. sshh.. ough.. ahh.. enak bang.. terush.. ahh.. terush bang.. ahh.. ahh.. abang jagoh.. ah.. Jessi gak pernah seenak inih.. ough.. ah.. sshh.. ah.. ah.. ough.. ah.. ahh.. terush.. ah.. ah.. abang.. enak.. ah.. terushh.." Jessi mendesah dan meracau dengan dahsyat


Sepuluh menit lebih aku menikmati vagina pertamaku di Bandung dengan jari dan mulutku

"Ahh.. ahh.. apah inih.. enakhh.. ssh.. ah.. ough.. abang.. ah.. Jessi.. mau.. keluar.. ah.. arrrrgggghhhhh" Jessi mengerang menjemput orgasme pertamanya

Pinggulnya terangkat keatas, badannya mengejang, tangan Jessi menjambak kuat rambutku

cret.. cret.. cret.. cret.. cret..

Lima kali Jessi melepaskan lendir kenikmatannya di mulutku

"Hhh.. hhh.. hhh.. hhh.." nafas Jessi tersengal

Kuhentikan jilatanku setelah kuminum semua lendir kenikmatannya, agak asin kurasa. Aku lalu merebahkan diri di samping kanannya. Jessi langsung merebahkan kepalanya di dadaku. Kuusap dahi dan rambutnya. Tangan Jessi merangkul pinggangku, wajahnya tersenyum puas.

Lima menit beristirahat, Jessi menengadahkan wajahnya kearahku, tangan kirinya mengocok pelan penisku.

"Giliran Jessi sekarang.. 😊😊 " ucap Jessi lalu menghampiri penisku

Dengan pelan Jessi menurunkan kepalanya, rambutnya disibakkan ke telinganya karena dirasa mengganggu. Jessi mulai mengulum penisku naik turun. Hanya delapan senti yang sanggup ditelannya. Sisanya dia kocok menggunakan tangan kirinya.
^glok.. glok.. glok.. glok..^

"Ahh.. gak muat bang.. kontol abang kegedean.." ucapnya lalu mengulum kontolku kembali

"Ohh.. Jess.. oh.. no.. sshh.. enak.. terush Jess.. ahh.." aku mendesah


Tanganku mendorong kepalanya supaya lebih jauh melahap penisku
^glok.. glok.. glok.. glok..^

Hanya dua belas senti yang sanggup ditelannya dan sudah mentok di tenggorokannya. Jessi terus mengulum penisku naik turun. Bulir air matanya jatuh ke pipinya.

^cuih.. cuih.. cuih..^ tiga kali Jessi meludahi penisku

Lalu Dia beranjak dan mengangkangi penisku

"Jessi dah gak tahan bang.. Jessi pengen abang.." ucapnya lirih

Dengan tangan kanannya Jessi menggesekkan kepala penisku di vaginanya
^clek.. clek.. clek..^ bunyi kepala penisku menggesek vaginanya yang sudah becek

Perlahan Jessi menurunkan pinggulnya masih dengan berjongkok
"Sshh.. uhh.. gedehh.." Jessi melenguh dan mendesis

Baru sekitar tiga belas senti yang masuk dan aku merasa sudah mentok. Jessi pun mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, tangannya bertumpu di perut six pack-ku.
^clek.. clek.. clek.. clek.. clek.. clek..^ Jessi naik turun dengan tempo amat pelan, matanya terpejam menghayati

"Ough.. sshh.. hmp.. ah.. ough.. ouh.. sshh.. gedehh.. kontol abang gedeh.. ouh.. sshh.. Kristo kalah jauh.. ah.. enak.. kerash.. gedeh.. kerashh.. kontol abang.. Jessi sukah.. sshh.. ah.. ah.. ahh.. enakh.. Jessi sukah.. ahh.. sayang.. ahh.." Jessi mendesah dan meracau


Setelah bergoyang naik turun kurang lebih tiga puluh kali, Jessi kembali menurunkan pinggulnya perlahan
"Sshhhh....." Jessi mendesis,atanya terpejam, wajahnya mengkerut

"Ough...." Jessi melenguh, sudah lima belas senti masuk dan menembus leher rahimnya

"Ahhhhh......" Jessi mendesah, enam belas senti sudah tertanam, tangannya masih bertumpu di perutku

"Arrgggggghhhhh" Jessi mengerang, ambruk di badangku, seluruh delapan belas koma lima senti batang penisku tertanam di vaginanya


Tubuh Jessi mengejang
cret.. cret.. cret.. cret..

Jessi mendapatkan orgasme keduanya ketika seluruh batang penisku memenuhi rongga vaginanya

"Hhh.. hhh.. hhh.." Jessi mencoba mengatur nafasnya yang tersengal dengan kepalanya miring bersandar di dadaku

Setelah kurasa cukup, aku menggamit kedua bongkahan pantat Jessi lalu kunaikan ke atas. Pinggulku kugerakkan naik turun, penisku menghujam vagina Jessi dengan kecepatan tinggi. Leher rahimnya membuka dan menutup menerima hujaman penisku
^plok.. plok.. plok.. plok.. plok.. plok..^

Jessi kemudian aktif menjilati leher kemudian pentilku kiri dan kanan bergantian
"Oh.. oh.. ah.. ah.. ah.. uh.. ah.." aku pun tidak tahan dan ikut mendesah

Hanya lima menit kusodok cepat vaginanya di posisi ini, tubuh Jessi kembali mengejang, vaginanya mencengkram kuat dan terasa menghisap penisku lalu mengembang kembali
cret.. cret.. cret.. cret..

"Arrrrggggghhhhh" Jessi mengerang menjemput orgasme ketiganya malam ini

Selama persenggamaan lingerie Jessi tidak terlepas dari tubuhnya, terkait dan menempel antara perut dan pinggulnya. Jessi kembali mendapatkan tiga orgasme di posisi reverse cowgirl, doggy style dan spooning dalam waktu tiga puluh menit.

Aku membalik tubuh Jessi menjadi telentang, kunikmati tubuhnya di posisi misionaris. Aku menjilati payudara dan keteknya yang mulus bergantian.

"Oh.. oh.. ahh.. ah.. enakh bang.. ah.. abang gagahh.. ah.. kuat.. sshh.. ahh.. Kristo jauh.. ah.. enak bang.. Jessi mau terush.. ah.. ah.. selamanya sama abang.. ough.. Jessi sayang abang.. sshh.. ahh.. ah.. terus bang.. uh.. buang dalem aja bang.. ah.. ah.. hamilin Jessi bang.. ah.. biar Kristo yang tanggung jawab.. sshh.. oh.. oh.. ah.." Jessi mendesah dan meracau tak karuan

Mendengar itu aku semakin semangat dan mempercepat genjotanku di vaginanya
^cplok.. cplok.. cplok.. cplok.. cplok..^

Lima belas menit kugenjot di posisi misionaris
"Ah.. ah.. Jessi.. mau.. lagihh.. ah.. ah.. bang.. sshh.. oh.. sayang.. Jessi.. dapet.. ah.. ah.. aarrrggggggghhhh" Jessi mengerang menjemput orgasme ketujuhnya malam ini

cret.. cret.. cret..

Aku tidak membiarkan Jessi beristirahat, aku pun sudah mau dekat. Dua menit kugenjot Jessi terus - terusan, sampai
crot.. crot.. crot.. crot.. crot.. crot..

Aku orgasme. Enam kali kusemprotkan spremaku dalam - dalam ke liang rahim Jessi.
Risma yg cantik,manis,pinter,kaya,perawan,g mau dipacari
Cuma cari untung diambil perawannya

Rena yg imut,sexy,g mau juga dipcari
Cuma cari untung diambil perawan dan digenjot terus

Terlalu sempurna memang Armando ini
Bodi oke,kaya raya,wajah oke,postur oke

Jangan2 ntar nikah nya sama Janda penjaga kantin Rumah sakit, anak 2, umur 35 tahun,ukurab payudara 38D, namun selalu membuat Arman Klimaks duluan tiao berhubungan...

Kan anti mainstream Master @senninrikudo,,,
Gak mau hanya cewek cantik berpayudara besar,carinya yg pengalaman dg payudara super besar, gak kaya dan tinggu ssecara materi maupun secara pendidikan,namun lebih muasin.

Hehehehehehehehe


:baris: :panlok2:
 
Dear all suhu
Maafkan nubie yang tidak bisa membalas komen suhu satu per satu

Karena kesibukan di rl
Nubi mau minta saran suhu sekalian

Mending up sering tapi tipis setipis celana dalam bahan satin
Atau up seminggu atau sepuluh hari sekali tapi langsung banyak?

Suwun
:ampun:

Untuk hari ini ada up 1 eps BnH

seminggu sekali gpp suhu
biar gampang ngatur waktu sama RL
biar gimana juga RL tetep harus jadi prioritas
sebelum lupa, makasih apdetnya :jempol::jempol::jempol:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd