Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (BUKAN) Keluarga Cemara

Bimabet
PART III

EFEK DOMINO

Sudah beberapa bulan bapakku mendekam di dalam penjara karena ulahnya. Mau tidak mau dia harus terbiasa tinggal di lapas sebagai tempat tinggalnya yang baru setidaknya untuk 3 tahun kedepan.

Semenjak bapaku dipenjara ibukku kini mau tak mau harus menjadi kepala rumah tangga pengganti bapak. Hal itu berarti juga ibukku harus bekerja untuk kelangsungan hidup keluarga kami. Dan berdagang daging ayam & ikan lah menjadi pilihan ibukku saat itu mengingat tidak mudahnya mencari pekerjaan di jaman sekarang ini. Dengan uang tabungan yang kami miliki, ibuk menyewa kios kecil untuk berjualan. Ibuk menyewa kios di dalam pasar tradisional yang lokasinya kira-kira 10 menit dari rumah kami.

Adik laki-laki ku Danindra kini tak tinggal bersama kami. Dani (nama panggilannya) ikut om & bulek di Kudus. Melihat musibah yang keluarga kami alami om & bulek ku mencoba meringankan beban keluargaku dengan cara merawat & membiayai kebutuhan hidup adik ku sehingga ibukku cukup fokus kepadaku saja. (cerita tentang Dani, om & bulek ku akan ada part tersendiri, jadi ditunggu aja ya….hehehehhehe….)

Sementara aku kini telah menginjak klas 3 SMK. Aku mengambil jurusan teknik mesin di salah satu SMK di kota kelahiran ku ini. Keseharianku kini jauh dari bapak & sering ditinggal ibukku berdagang di pasar. Hal itu membuat diri ku kini menjadi pribadi yang pendiam & acuh terhadap banyak hal.

Teman-teman ku lah yang selama menjadi pelarian ku ketika aku sedang suntuk tidak ada kerjaan. Tapi sepertinya aku salah pilih teman & pergaulan. Teman-teman ku bagaikan virus yang merusak otak ku. Bolos, tidur di kelas & nongkrong menjadi kegiatan yang tidak jarang kami lakukan.

Dan satu lagi virus yang merusak otak ku, “BOKEP”. Iya aku kini sering menonton bokep. Ada beberapa genre favorit ku, yaitu tentang affair, milf, cuckold dan sejenisnya. Entah kenapa, ,menurutku genre seperti itu lebih menantang & lebih membangkitkan gairah ketika menontonnya.

Skip………..Skip………….Skip……………….

Hari itu………hmhmhmhmmhm aku lupa hari apa,…hehehehehe

Hari itu ibuk tidak pergi berjualan. Dia mengeluh tidak enak badan. Mukanya juga terlihat murung seperti tak punya gairah. Aku pun menyarankan ibuk untuk sementara istirahat saja di rumah.

Jam menunjukan pukul setengah 7 pagi. Aku pun pamit berangkat sekolah (padahal mau nongkrong dulu, hehehehe). Tak lupa aku mencium tangan ibuku sebelum berangkat. Sebelum berangkat, ibukku berpesan kepada ku bahwa nanti selepas sekolah langsung pulang untuk menemani ibukku membesuk bapakku.

Ketika sudah standby di atas motor, aku baru sadar bahwa tas ku lupa belum aku bawa.

“Dasar memang tak niat sekolah” batinku

Aku masuk kembali ke dalam rumah dengan sedikit tergesa-gesa. Saat di dalam rumah, aku tak menemukan keberadaan ibuku baik itu di ruang tamu ataupun dapur. Saat aku tengok kamar tidurnya juga nihil. Aku sempat khawatir, apalagi dia tadi sempat mengeluh pusing. Aku takut jikalau terjadi apa-apa.

Setelah beberapa ruangan aku cari, tinggal kamar mandi yang belum aku tengok. Dan benar saja, setelah aku tengok pintu kamar mandi terkunci.

“Mungkin ibuk sedang mandi” pikirku

Saat ingin melangkahkan kaki menuju keluar rumah, aku dikagetkan dengan suara ibukku seperti sedang mendesah. Khayalanku ku pun melayang mendengar suara desahan ibukku yang mirirp suara desahan bintang bokep yang biasa aku tonton. Pikiran jahatku pun muncul. Dengan langkah sedikit mengendap, aku mendekat ke arah kamar mandi.

Saat aku mengintip melalui lubang kunci, terpampang penampakan erotis yang menggugah birahiku. Ibukku dengan keadaan bugil sedang mengocok m*m*k nya sambil menaikkan satu kakinya diatas bak kamar mandi. J*mb*t ibukku tersibak karena colokan jari kanannya sendiri. J*mb*t ibukku tidak terlalu lebat, hanya ada sedikit rambut di atas m*m*k & sebagian lagi menutupi lubang m*m*k.

Aku yang sudah tak tahan lagi segera membuka resleting celana & mengeluarkan ferguso dari sarangnya. Aku kocok k*nt*l ku sambil mengintip ibukku colmek sambil tangan kirinya meremas-remas susu montok nya. Terlihat p*nt*l ibukku yang ng*c*ng di kedua sisinya karena rangsangan dari tangan kirinya. P*nt*l ibukku kecil berwarna coklat tua. P*nt*l itu terlihat kecil diantara susu ibuku yang besar & bulat.

Selang beberapa menit ibukku mengubah posisinya yang semula menghadap pintu berubah membelakangi pintu. Dengan posisi itu terlihat jelas gumpalan pantat ibukku yang montok. Jika aku ibaratkan, body ibukku seperti selebgram sexy s*r*h ard*l*a.

(Bagi yang suka berselancar di medsos, khususnya pecinta MILF pasti tak asing dengan nama itu)

Dengan posisi menungging membelakangi pintu, tangan kanan ibukku kembali mengocok m*m*knya. Semakin lama semakin kencang kocokan ibukku di m*m*knya dan……

Cuuuuuurrrrr…….ibukku squirting luurrrr…… air kencing ibukku mengalir kencang dibarengi dengan lenguhan parau ibukku.

Aku pernah liat cewek squirting dari film bokep yang aku tonton, tetapi kini aku bisa menontonya secara langsung. Sensanyinya itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Sejenak ibukku menghentikan kocokannya sembari menikmati organsme nya. Aku tak tahu squirting itu pertanda organsme tau bukan karena aku bukan ahlinya (coba lain kali kalian Tanya dokter boyke yah hehehehehe…). Kemudian ibukku membalikkan badan menghadap pintu kembali.

Tangan kanan ibukku lantas mengocok m*m*k nya kembali sambil tangan kirinya meremas p*nt*l nya yang mulai ng*c*ng. Semakin lama semakin kencang kocokan tangan ibukku di m*m*k nya dan aku pun semakin kencangnya kocokan tangan ku di k*nt*l ku.

Uuuuuuuuuuhhhhhhhhhhh……………lenguhan panjang ibukku seiring organsme nya. Sekilas cairan putih kental mengalir dibalik m*m*k ibukku.

Maaaannnnttttaaapppp luuuuuurrrr………

Aku pun mempercepat kocokan ku berharap segara mendapatkan organsme ku sambil tetap mengintip ibukku yang terlihat diam menikmati organsme nya. Saat aku hampir di puncak, aku dikejutkan dengan suara tangisan ibukku.

Aku melihat ibukku menangis lirih dibarengi mengalirnya air mata di pipinya. Dengan masih dalam keadaan bugil, dia menutup mulutnya berusaha menahan suara tangisannya. Aku tak paham kenapa ibukku tiba-tiba menangis padahal sesaat yang lalu dia mendapatkan organsme nya yang luar biasa nikmatnya. Apa ibukku masih kurang puas atau ada sebab lain kenapa ibukku menangis.

Saat pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan & dugaan tentang ibukku, samar-samar aku mendengar ibukku mengucapkan sesuatu.

“Aku kangen kamu maaaaaassss”…..

Kata itu yang aku dengar keluar dari mulut ibukku diantara tangisannya.

K*nt*l ku yang semula ng*c*ng maksimal kini mulai mengerut karena mendengar tangisan ibukku yang terdengar menyesakkan batinku.

Ternayata ibuk sedang kangen bapak. Tapi bapak sekarang jauh disana, di sel nya. Saking kangennya, ibukku melampiaskannya dengan melakukan colmek. Mungkin karena kangen itu juga yang membuat ibukku saat ini menjadi tidak enak badan. Aku yang semula nafsu melihat ibukku colmek di kamar mandi, kini menjadi kasihan & ferguso pun perlahan mulai mengkerut.

Diantara lamunan & kesedihanku, aku teringat sesuatu…

“Astaga, jam berapa ini ?”

Aku lupa kalau aku harus ke sekolah. Aku lantas merapikan celanaku kemudian pergi meninggalkan ibukku yang masih menangis di kamar mandi.

“Maaf buk, Tyo ngk bisa berbuat apa-apa” batinku

Skip…..Skip……Skip….

Seperti pesan ibukku tadi pagi, aku harus langsung pulang ke rumah kaarena hari ini ibuk menyuruhku menemaninya menjenguk bapak di rutan. Ibukku membawa bungkusan makanan untuk bapakku. Lauk ikan bakar, sambal, lalapan & minum teh menjadi menu yang dibawakan ibukku. Dan ketika ibukku membonceng……

“Dan terjadi lagi…kisah lama yang terulang kembali…..”

Kedua tangan ibukku mencengkram kedua sisi pahaku. kejadian itu berlangsung dari rumah sampai temapt tujuan kami. Dan aku sebagai orang yang dibonceng…….ya nikmati aja sih, emang nikmat kok…hehehehehe…

Sesudah melengkapi syarat-syarat untuk membesuk tahanan, kami pun diijinkan bertemu dengan bapakku. Ketika melihat bapakku, ibukku lantas memeluk, mencium kedua pipi bapakku & tak lupa mencium tangannya. Sepertinya ibukku sangat rindu dengan bapakku. Kemudian dibukakan makanan bawaan ibukku & ibukku pun menyuapi ayahku dengan telaten. Mesra sekali keliatannya, saking mseranya mereka seolah melupakan keberadaanku yang duduk tak jauh dari mereka.

“ Jadi nyamuk deh gue…” batinku

Disaat menyuapi bapakku, sekilas ibukku berbisik ke arah bapakku tapi tak bisa kudengar apa yang dia bisiikan. Kemudian kedua orangtua ku sedikit menoleh kebelakang seolah melihat keberadaan sipir. Setelah itu ibukku bangkit dari tempat duduknya & kemudian berpindah duduk dipangkuan bapakku. Dengan tetap duduk dipangkuan, dia lanjutkan menyuapi sisa makanan ke mulut bapakku.

Terlihat sepintas ibukku beberapa kali mengoyangkan pinggulnya & dibalas dengan ciuman bapakku di pundak ibukku. Hal itu berlangsung sampai makanan habis & tidak jauh dari tempat ku duduk. Sepertinya bukan sekedar kangen, tetapi juga nafsu birahi yang dirasakan ibukku sudah tidak tertahankan.

Kegiatan mereka baru kemudian disudahi ketika salah seorang sipir mendekat ke arah kami & memberitahukan waktu kunjungan telah habis. Dengan wajah sedikit kecewa, terutama ibukku, kami pun berpamitan untuk pulang. Tak lupa ciuman hangat dari ibukku ke kedua pipi bapakku & dibalas dengan kecupan yang mendarat ke kening ibukku. Moment sinetron itu ditutup dengan pelukan hangat dari keduanya & kami pun pamit pulang.

Perjalanan pulang kami ditemani dengan semilir udara yang sedikit dingin & mendungnya langit pertanda akan hujan. Di sepanjang jalan ibukku memasang muka cemberut dengan sesekali mengomel tanpa alasan yang jelas.

Sabar…..sabar…..ini ujian…………

Dan omelan ibukku semakin menjadi ketika ditengah perjalanan tiba-tiba motorku macet. Setelah aku cek, dugaanku mungkin karena busi motor ku yang harus diganti. Aku pun mencari bengkel terdekat dengan mendorong motor ku. Saat berjalan sambil mencari bengkel ibukku tak henti-hentinya mengoceh & mengeluh sampai-sampai orang yang berpasasan dengan kami terlihat menggelengkan kepala.

Ketika sampai di bengkel, ibukku kembali mengoceh mencemaskan kalau nanti hujan akan segera turun. Karena aku malas mendengar ibukku mengoceh terus, aku pun berinisiatif memesankan ojek motor untuk ibukku agar dia pulang duluan. Sementara aku menunggu motor ku yang sedang diperbaiki.

Setelah ojek pesanan datang, ibukku pun pamit untuk pulang duluan agar tidak kehujanan di jalan. Ketika ibukku sudah berada di atas motor, aku baru ingat sesuatu…….

Dan ketika aku lihat, benar dugaanku. Posisi tangan ibukku saat membonceng seperti biasanya, berada di kedua sisi paha abang-abang tukang ojek.

“Aku yang biasa dibonceng saja selalu dibuat keenakan, apalagi abang-abang ojek itu” batinku

Tapi……..

aaaaaaaahhhhhhhhhhhhsudahlaaahhhhh……….

Motor pun berjalan pelan meninggalkan aku yang masih berdiri di depan bengkel.

Skip….skip….skip….

Aku duduk di teras bengkel sambil memperhatikan motir bengkel yang sedang bekerja. Moment ini aku maksimalkan untuk sekalian aku belajar bagaimana menservis motor karena ini sesuai bidang yang aku pelajari selama di sekolah. Ternyata tak butuh lama, sekitar kurang dari 10 menit motorku sudah dapat menyala kembali. Ternyata hanya masalah kecil dalam kelistrikan.

“Kalau tau gitu ngk usah pesen ojek tadi, buang-buang duit aja” pikirku.

Aku pun menyalakan motorku & melanjutkan perjalanan kembalai ke rumah. Lewat hasil berguru kepada Valentino Rosi, aku dengan mudah memacu motorku dengan agak kencang untuk sampai di rumah agar terhindar dari hujan. Saat sedang fokus berkendara, pandanganku tertuju pada sebuah motor dimana motor itu dikendarai ibukku & tukang ojek tadi. Ternyata mereka belum sampai rumah.

Mas-mas tukang ojek itu berkendara lumayan pelan, hal itu menjawab pertanyaanku kenapa mereka belum sampai ke tempat tujuan. Aku pun melambatkan motorku & mengekor dibelakang mereka. Kami hanya berjarak beberapa meter saja dengan beberapa motor memisahkan diantara kami. Dengan jarak ini cukup untuk ku melihat dengan jelas keberadaan mereka.

Saat itu posisi duduk ibukku mepet ke depan sehingga susu ibukku sedikit menyenggol punggung tokeng ojek itu. Ketika aku melihat kebawah, terlihat tangan ibukku berada di pangkal paha dekat selakangan si tukang ojek. Ketika mendekati lampu merah, tukang ojek itu dengan mendadak mengerem sehingga reflek susu ibukku semakin menempel ke pundak tukang ojek itu.

Kejadian itu berulang-ulang terjadi tepat didepan mataku. Sepertinya abang ojek itu sengaja mengerem mendadak agar susu ibukku menempel di punggungnya. Awalnya tidak ada respon dari ibukku, tetapi kemudian ibukku menoyor dengan halus spion tukang ojek itu sembari tersenyum & tukang ojek itu membalas dengan sedikit menoleh ke belakang sambil tersenyum pula. Sepintas terlihat mereka mengobrol tapi tak bisa kudengar apa yang mereka obrolkan.

Disaat aku mencoba membagi konsentrasiku untuk berkendara & memperhatikan tingkah ibukku, tak aku sadari hujan turun. Aku pun mencari tempat untuk berhenti untuk memakai jas hujan & sepintas aku lihat motor yang dikendarai tukang ojek itu berhenti.

Setelah selesai memakai jas hujan, aku pun bersiap melanjutkan perjalanan. Tak lupa aku menoleh ke arah ibukku berada. Terlihat tukang ojek itu memakai jas hujan berbentuk ponco, dimana jas hujan itu mempunyai satu lubang kepala dengan bentuk badan mantel melebar, sehingga penumpang dibelakang bisa masuk didalamnya. Ibukku pun masuk ke jas hujan itu & seketika seluruh badan ibukku tidak terlihat.

Melihat mereka melanjutkan perjalanan, aku pun kembali mengekor dari belakang. Posisi ku sekarang berada tepat dibelakang mereka. Posisi ibukku yang tertutup jas hujan pasti tidak akan bisa melihatku yang berada dibelakangnya. Sepintas tak ada yang aneh, karena motor itu melaju dengan kecepatan sedang ditengah guyuran hujan yang semakin kencang.

Saat berhenti di lampu merah, aku posisi kan berhenti tepat di samping mereka & saat itulah aku lihat kejadian aneh. Saat aku menoleh ke arah wajah tukang ojek yang membonceng ibukku, terlihat dia merem melek sambil sesekali nafasnya seperti menahan sesuatu.

Ketika aku menoleh kebawah, terlihat ada gerakan di dekat ujung jok motor bagian depan. Aku tahu itu gerakan apa karena tertutup jas hujan.

Tapi setelah aku fikir-fikir…………………………., apakah itu gerakan tangan ibukku yang sedang meng*c*k k*nt*l tukang ojek itu ?

Selepas lampu hijau, kami pun melanjutkan perjalanan dengan posisi aku tepat dibelakang motor yang meraka kendarai. Ditengah perjalanan, tukang ojek itu menghentikan motornya di tepi jalan kemudian aku pun menghentikan motorku agak jauh di belakang mereka. aku tak tahu kenapa mereka berhenti, tapi terlihat sesekali tukang ojek itu mendongak ke atas dengan tetap dalam posisi motor diam. Setelah itu motor kembali berjalan.

Tapi tunggu dulu……

Terlihat motor mereka melaju mepet di sisi kiri & berhenti di space jalan yang digunakan untuk putar balik. Aku sempat heran kenapa putar balik padahal arah rumah kami tinggal lurus terus. Karena penasaran, aku pun terus mengikuti kemana arah motor itu melaju dan akhirnya sampailah ke tempat dimana motor itu memasuki pelataran sebuah bangunan.

“HOTEL luuurrr”

Iya mereka berhenti disebuah pelataran hotel. Aku pun masuk & memarkirkan motorku di balik sebuah mobil di seberang dimana motor mereka berhenti. Setelah mencari posisi yang enak untuk mengintip, aku mencoba mengawasi ibukku yang sekarang dibawa tukang ojek itu sampai ke hotel ini.

Di seberang sana, terlihat ibukku keluar dari jas hujan kemuadian turun dari motor. Ibukku terlihat mengobrol dengan tukang ojek itu dengan sesekali melempar senyum. Tak lama kemudian tukang ojek itu melepas jas hujannya & turun dari motor. Terlihat tukang ojek itu mengobrol dengan ibukku sambil tangannya mengancingkan beberapa kancing bajunya yang terlepas & membetulkan resleting celananya yang terbuka.

Tak lama kemudian tukang ojek itu berjalan menuju hotel diikuti ibukku berjalan mengikutinya memasuki hotel. Ibukku berjalan tepat dibelakang tukang ojek itu sambil sesekali menjilat sesuatu dari jari tangan kanannya.

Melihat itu, aku hendak menyusul mereka untuk menyeret ibukku untuk pulang. Sepintas terbesit dalam benakku untuk menghajar tukang ojek sialan itu. Mungkin ibukku dipaksa sampai mengikutinya masuk menuju hotel.

Tapi tunggu dulu……

Kalau aku lakukan itu, pasti akan terjadi keributan. Pasti kami akan menjadi tontonan pengunjung hotel. Mungkin juga ada tetangga atau orang yang kami kenal sedang berada di hotel itu. Pasti mereka akan berfikiran macam-macam saat melihat aku berkelahi dengan laki-laki yang mengajak ibukku ke hotel & pasti akan menjadi aib baru keluarga kami.

Diantara lamunan & keraguanku, aku teringat tangisan ibukku tadi pagi sesudah dia melakukan masturbasi. Tangisan yang keluar karena rasa kangennya ibukku kepada bapak. Pasti bukan Cuma kangen yang tak tertahankan, tapi juga nafsu ibukku yang tak tertahankan.

Nafsu itu pasti tak selesai dengan hanya mengesekkan pantat ke selakangan bapakku, atau hanya dengan mencium pipi bapak sebagaimana yang dilakukan ibukku di lapas tadi.

Apakah tindakan ibuk sekarang masuk ke hotel dengan laki-laki yang baru saja dia kenal karena hasratnya yang sudah tak tertahankan lagi ?

Apakah aku harus menghambat ibukku untuk menyalurkan hasrat birahinya yang menggebu tak tertahankan ?

Ataukah aku harus kesana, menyuruh ibuk untuk pulang bersamaku ?

Apakah aku harus menghajar tukang ojek itu & membuat keributan di hotel itu ?

Berbagai pertanyaan berputar di kepalaku. Kebimbangan bertrubukan dengan rasa kasihan terhadap ibukku yang menderita menahan hasrat birahinya. Aku bimbang dengan sikap apa yang harus aku ambil

“hhhhhhhhhhmmmmmmmmmm………..”

Aku pun membuang nafas dalam-dalam, kemudian dengan sedikit gemetar aku ambil hp ku. Aku cari nama kontak seseorang kemudian menuliskan pesan kepadanya:

“Buk, pulangnya hati-hati ngeh. Jalannya licin abis hujan”.

Hanya itu pesan yang aku kirimkan ke wa ibukku. Aku pun merapikan jas hujan ku kemudian menjalankan motorku meninggalkan hotel itu. Meninggalkan ibukku yang saat ini berada di hotel dengan seseorang yang entah aku tak tahu siapa namanya. Mungkin di hotel ini ibukku akan menyalurkan hasrat birahinya yang selama ini terpendam.

Hmhmhmhmhmhmhmhmhmhmmhmmmm……..


Tunggu part berikutnya.
 
PART III

EFEK DOMINO

Sudah beberapa bulan bapakku mendekam di dalam penjara karena ulahnya. Mau tidak mau dia harus terbiasa tinggal di lapas sebagai tempat tinggalnya yang baru setidaknya untuk 3 tahun kedepan.

Semenjak bapaku dipenjara ibukku kini mau tak mau harus menjadi kepala rumah tangga pengganti bapak. Hal itu berarti juga ibukku harus bekerja untuk kelangsungan hidup keluarga kami. Dan berdagang daging ayam & ikan lah menjadi pilihan ibukku saat itu mengingat tidak mudahnya mencari pekerjaan di jaman sekarang ini. Dengan uang tabungan yang kami miliki, ibuk menyewa kios kecil untuk berjualan. Ibuk menyewa kios di dalam pasar tradisional yang lokasinya kira-kira 10 menit dari rumah kami.

Adik laki-laki ku Danindra kini tak tinggal bersama kami. Dani (nama panggilannya) ikut om & bulek di Kudus. Melihat musibah yang keluarga kami alami om & bulek ku mencoba meringankan beban keluargaku dengan cara merawat & membiayai kebutuhan hidup adik ku sehingga ibukku cukup fokus kepadaku saja. (cerita tentang Dani, om & bulek ku akan ada part tersendiri, jadi ditunggu aja ya….hehehehhehe….)

Sementara aku kini telah menginjak klas 3 SMK. Aku mengambil jurusan teknik mesin di salah satu SMK di kota kelahiran ku ini. Keseharianku kini jauh dari bapak & sering ditinggal ibukku berdagang di pasar. Hal itu membuat diri ku kini menjadi pribadi yang pendiam & acuh terhadap banyak hal.

Teman-teman ku lah yang selama menjadi pelarian ku ketika aku sedang suntuk tidak ada kerjaan. Tapi sepertinya aku salah pilih teman & pergaulan. Teman-teman ku bagaikan virus yang merusak otak ku. Bolos, tidur di kelas & nongkrong menjadi kegiatan yang tidak jarang kami lakukan.

Dan satu lagi virus yang merusak otak ku, “BOKEP”. Iya aku kini sering menonton bokep. Ada beberapa genre favorit ku, yaitu tentang affair, milf, cuckold dan sejenisnya. Entah kenapa, ,menurutku genre seperti itu lebih menantang & lebih membangkitkan gairah ketika menontonnya.

Skip………..Skip………….Skip……………….

Hari itu………hmhmhmhmmhm aku lupa hari apa,…hehehehehe

Hari itu ibuk tidak pergi berjualan. Dia mengeluh tidak enak badan. Mukanya juga terlihat murung seperti tak punya gairah. Aku pun menyarankan ibuk untuk sementara istirahat saja di rumah.

Jam menunjukan pukul setengah 7 pagi. Aku pun pamit berangkat sekolah (padahal mau nongkrong dulu, hehehehe). Tak lupa aku mencium tangan ibuku sebelum berangkat. Sebelum berangkat, ibukku berpesan kepada ku bahwa nanti selepas sekolah langsung pulang untuk menemani ibukku membesuk bapakku.

Ketika sudah standby di atas motor, aku baru sadar bahwa tas ku lupa belum aku bawa.

“Dasar memang tak niat sekolah” batinku

Aku masuk kembali ke dalam rumah dengan sedikit tergesa-gesa. Saat di dalam rumah, aku tak menemukan keberadaan ibuku baik itu di ruang tamu ataupun dapur. Saat aku tengok kamar tidurnya juga nihil. Aku sempat khawatir, apalagi dia tadi sempat mengeluh pusing. Aku takut jikalau terjadi apa-apa.

Setelah beberapa ruangan aku cari, tinggal kamar mandi yang belum aku tengok. Dan benar saja, setelah aku tengok pintu kamar mandi terkunci.

“Mungkin ibuk sedang mandi” pikirku

Saat ingin melangkahkan kaki menuju keluar rumah, aku dikagetkan dengan suara ibukku seperti sedang mendesah. Khayalanku ku pun melayang mendengar suara desahan ibukku yang mirirp suara desahan bintang bokep yang biasa aku tonton. Pikiran jahatku pun muncul. Dengan langkah sedikit mengendap, aku mendekat ke arah kamar mandi.

Saat aku mengintip melalui lubang kunci, terpampang penampakan erotis yang menggugah birahiku. Ibukku dengan keadaan bugil sedang mengocok m*m*k nya sambil menaikkan satu kakinya diatas bak kamar mandi. J*mb*t ibukku tersibak karena colokan jari kanannya sendiri. J*mb*t ibukku tidak terlalu lebat, hanya ada sedikit rambut di atas m*m*k & sebagian lagi menutupi lubang m*m*k.

Aku yang sudah tak tahan lagi segera membuka resleting celana & mengeluarkan ferguso dari sarangnya. Aku kocok k*nt*l ku sambil mengintip ibukku colmek sambil tangan kirinya meremas-remas susu montok nya. Terlihat p*nt*l ibukku yang ng*c*ng di kedua sisinya karena rangsangan dari tangan kirinya. P*nt*l ibukku kecil berwarna coklat tua. P*nt*l itu terlihat kecil diantara susu ibuku yang besar & bulat.

Selang beberapa menit ibukku mengubah posisinya yang semula menghadap pintu berubah membelakangi pintu. Dengan posisi itu terlihat jelas gumpalan pantat ibukku yang montok. Jika aku ibaratkan, body ibukku seperti selebgram sexy s*r*h ard*l*a.

(Bagi yang suka berselancar di medsos, khususnya pecinta MILF pasti tak asing dengan nama itu)

Dengan posisi menungging membelakangi pintu, tangan kanan ibukku kembali mengocok m*m*knya. Semakin lama semakin kencang kocokan ibukku di m*m*knya dan……

Cuuuuuurrrrr…….ibukku squirting luurrrr…… air kencing ibukku mengalir kencang dibarengi dengan lenguhan parau ibukku.

Aku pernah liat cewek squirting dari film bokep yang aku tonton, tetapi kini aku bisa menontonya secara langsung. Sensanyinya itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Sejenak ibukku menghentikan kocokannya sembari menikmati organsme nya. Aku tak tahu squirting itu pertanda organsme tau bukan karena aku bukan ahlinya (coba lain kali kalian Tanya dokter boyke yah hehehehehe…). Kemudian ibukku membalikkan badan menghadap pintu kembali.

Tangan kanan ibukku lantas mengocok m*m*k nya kembali sambil tangan kirinya meremas p*nt*l nya yang mulai ng*c*ng. Semakin lama semakin kencang kocokan tangan ibukku di m*m*k nya dan aku pun semakin kencangnya kocokan tangan ku di k*nt*l ku.

Uuuuuuuuuuhhhhhhhhhhh……………lenguhan panjang ibukku seiring organsme nya. Sekilas cairan putih kental mengalir dibalik m*m*k ibukku.

Maaaannnnttttaaapppp luuuuuurrrr………

Aku pun mempercepat kocokan ku berharap segara mendapatkan organsme ku sambil tetap mengintip ibukku yang terlihat diam menikmati organsme nya. Saat aku hampir di puncak, aku dikejutkan dengan suara tangisan ibukku.

Aku melihat ibukku menangis lirih dibarengi mengalirnya air mata di pipinya. Dengan masih dalam keadaan bugil, dia menutup mulutnya berusaha menahan suara tangisannya. Aku tak paham kenapa ibukku tiba-tiba menangis padahal sesaat yang lalu dia mendapatkan organsme nya yang luar biasa nikmatnya. Apa ibukku masih kurang puas atau ada sebab lain kenapa ibukku menangis.

Saat pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan & dugaan tentang ibukku, samar-samar aku mendengar ibukku mengucapkan sesuatu.

“Aku kangen kamu maaaaaassss”…..

Kata itu yang aku dengar keluar dari mulut ibukku diantara tangisannya.

K*nt*l ku yang semula ng*c*ng maksimal kini mulai mengerut karena mendengar tangisan ibukku yang terdengar menyesakkan batinku.

Ternayata ibuk sedang kangen bapak. Tapi bapak sekarang jauh disana, di sel nya. Saking kangennya, ibukku melampiaskannya dengan melakukan colmek. Mungkin karena kangen itu juga yang membuat ibukku saat ini menjadi tidak enak badan. Aku yang semula nafsu melihat ibukku colmek di kamar mandi, kini menjadi kasihan & ferguso pun perlahan mulai mengkerut.

Diantara lamunan & kesedihanku, aku teringat sesuatu…

“Astaga, jam berapa ini ?”

Aku lupa kalau aku harus ke sekolah. Aku lantas merapikan celanaku kemudian pergi meninggalkan ibukku yang masih menangis di kamar mandi.

“Maaf buk, Tyo ngk bisa berbuat apa-apa” batinku

Skip…..Skip……Skip….

Seperti pesan ibukku tadi pagi, aku harus langsung pulang ke rumah kaarena hari ini ibuk menyuruhku menemaninya menjenguk bapak di rutan. Ibukku membawa bungkusan makanan untuk bapakku. Lauk ikan bakar, sambal, lalapan & minum teh menjadi menu yang dibawakan ibukku. Dan ketika ibukku membonceng……

“Dan terjadi lagi…kisah lama yang terulang kembali…..”

Kedua tangan ibukku mencengkram kedua sisi pahaku. kejadian itu berlangsung dari rumah sampai temapt tujuan kami. Dan aku sebagai orang yang dibonceng…….ya nikmati aja sih, emang nikmat kok…hehehehehe…

Sesudah melengkapi syarat-syarat untuk membesuk tahanan, kami pun diijinkan bertemu dengan bapakku. Ketika melihat bapakku, ibukku lantas memeluk, mencium kedua pipi bapakku & tak lupa mencium tangannya. Sepertinya ibukku sangat rindu dengan bapakku. Kemudian dibukakan makanan bawaan ibukku & ibukku pun menyuapi ayahku dengan telaten. Mesra sekali keliatannya, saking mseranya mereka seolah melupakan keberadaanku yang duduk tak jauh dari mereka.

“ Jadi nyamuk deh gue…” batinku

Disaat menyuapi bapakku, sekilas ibukku berbisik ke arah bapakku tapi tak bisa kudengar apa yang dia bisiikan. Kemudian kedua orangtua ku sedikit menoleh kebelakang seolah melihat keberadaan sipir. Setelah itu ibukku bangkit dari tempat duduknya & kemudian berpindah duduk dipangkuan bapakku. Dengan tetap duduk dipangkuan, dia lanjutkan menyuapi sisa makanan ke mulut bapakku.

Terlihat sepintas ibukku beberapa kali mengoyangkan pinggulnya & dibalas dengan ciuman bapakku di pundak ibukku. Hal itu berlangsung sampai makanan habis & tidak jauh dari tempat ku duduk. Sepertinya bukan sekedar kangen, tetapi juga nafsu birahi yang dirasakan ibukku sudah tidak tertahankan.

Kegiatan mereka baru kemudian disudahi ketika salah seorang sipir mendekat ke arah kami & memberitahukan waktu kunjungan telah habis. Dengan wajah sedikit kecewa, terutama ibukku, kami pun berpamitan untuk pulang. Tak lupa ciuman hangat dari ibukku ke kedua pipi bapakku & dibalas dengan kecupan yang mendarat ke kening ibukku. Moment sinetron itu ditutup dengan pelukan hangat dari keduanya & kami pun pamit pulang.

Perjalanan pulang kami ditemani dengan semilir udara yang sedikit dingin & mendungnya langit pertanda akan hujan. Di sepanjang jalan ibukku memasang muka cemberut dengan sesekali mengomel tanpa alasan yang jelas.

Sabar…..sabar…..ini ujian…………

Dan omelan ibukku semakin menjadi ketika ditengah perjalanan tiba-tiba motorku macet. Setelah aku cek, dugaanku mungkin karena busi motor ku yang harus diganti. Aku pun mencari bengkel terdekat dengan mendorong motor ku. Saat berjalan sambil mencari bengkel ibukku tak henti-hentinya mengoceh & mengeluh sampai-sampai orang yang berpasasan dengan kami terlihat menggelengkan kepala.

Ketika sampai di bengkel, ibukku kembali mengoceh mencemaskan kalau nanti hujan akan segera turun. Karena aku malas mendengar ibukku mengoceh terus, aku pun berinisiatif memesankan ojek motor untuk ibukku agar dia pulang duluan. Sementara aku menunggu motor ku yang sedang diperbaiki.

Setelah ojek pesanan datang, ibukku pun pamit untuk pulang duluan agar tidak kehujanan di jalan. Ketika ibukku sudah berada di atas motor, aku baru ingat sesuatu…….

Dan ketika aku lihat, benar dugaanku. Posisi tangan ibukku saat membonceng seperti biasanya, berada di kedua sisi paha abang-abang tukang ojek.

“Aku yang biasa dibonceng saja selalu dibuat keenakan, apalagi abang-abang ojek itu” batinku

Tapi……..

aaaaaaaahhhhhhhhhhhhsudahlaaahhhhh……….

Motor pun berjalan pelan meninggalkan aku yang masih berdiri di depan bengkel.

Skip….skip….skip….

Aku duduk di teras bengkel sambil memperhatikan motir bengkel yang sedang bekerja. Moment ini aku maksimalkan untuk sekalian aku belajar bagaimana menservis motor karena ini sesuai bidang yang aku pelajari selama di sekolah. Ternyata tak butuh lama, sekitar kurang dari 10 menit motorku sudah dapat menyala kembali. Ternyata hanya masalah kecil dalam kelistrikan.

“Kalau tau gitu ngk usah pesen ojek tadi, buang-buang duit aja” pikirku.

Aku pun menyalakan motorku & melanjutkan perjalanan kembalai ke rumah. Lewat hasil berguru kepada Valentino Rosi, aku dengan mudah memacu motorku dengan agak kencang untuk sampai di rumah agar terhindar dari hujan. Saat sedang fokus berkendara, pandanganku tertuju pada sebuah motor dimana motor itu dikendarai ibukku & tukang ojek tadi. Ternyata mereka belum sampai rumah.

Mas-mas tukang ojek itu berkendara lumayan pelan, hal itu menjawab pertanyaanku kenapa mereka belum sampai ke tempat tujuan. Aku pun melambatkan motorku & mengekor dibelakang mereka. Kami hanya berjarak beberapa meter saja dengan beberapa motor memisahkan diantara kami. Dengan jarak ini cukup untuk ku melihat dengan jelas keberadaan mereka.

Saat itu posisi duduk ibukku mepet ke depan sehingga susu ibukku sedikit menyenggol punggung tokeng ojek itu. Ketika aku melihat kebawah, terlihat tangan ibukku berada di pangkal paha dekat selakangan si tukang ojek. Ketika mendekati lampu merah, tukang ojek itu dengan mendadak mengerem sehingga reflek susu ibukku semakin menempel ke pundak tukang ojek itu.

Kejadian itu berulang-ulang terjadi tepat didepan mataku. Sepertinya abang ojek itu sengaja mengerem mendadak agar susu ibukku menempel di punggungnya. Awalnya tidak ada respon dari ibukku, tetapi kemudian ibukku menoyor dengan halus spion tukang ojek itu sembari tersenyum & tukang ojek itu membalas dengan sedikit menoleh ke belakang sambil tersenyum pula. Sepintas terlihat mereka mengobrol tapi tak bisa kudengar apa yang mereka obrolkan.

Disaat aku mencoba membagi konsentrasiku untuk berkendara & memperhatikan tingkah ibukku, tak aku sadari hujan turun. Aku pun mencari tempat untuk berhenti untuk memakai jas hujan & sepintas aku lihat motor yang dikendarai tukang ojek itu berhenti.

Setelah selesai memakai jas hujan, aku pun bersiap melanjutkan perjalanan. Tak lupa aku menoleh ke arah ibukku berada. Terlihat tukang ojek itu memakai jas hujan berbentuk ponco, dimana jas hujan itu mempunyai satu lubang kepala dengan bentuk badan mantel melebar, sehingga penumpang dibelakang bisa masuk didalamnya. Ibukku pun masuk ke jas hujan itu & seketika seluruh badan ibukku tidak terlihat.

Melihat mereka melanjutkan perjalanan, aku pun kembali mengekor dari belakang. Posisi ku sekarang berada tepat dibelakang mereka. Posisi ibukku yang tertutup jas hujan pasti tidak akan bisa melihatku yang berada dibelakangnya. Sepintas tak ada yang aneh, karena motor itu melaju dengan kecepatan sedang ditengah guyuran hujan yang semakin kencang.

Saat berhenti di lampu merah, aku posisi kan berhenti tepat di samping mereka & saat itulah aku lihat kejadian aneh. Saat aku menoleh ke arah wajah tukang ojek yang membonceng ibukku, terlihat dia merem melek sambil sesekali nafasnya seperti menahan sesuatu.

Ketika aku menoleh kebawah, terlihat ada gerakan di dekat ujung jok motor bagian depan. Aku tahu itu gerakan apa karena tertutup jas hujan.

Tapi setelah aku fikir-fikir…………………………., apakah itu gerakan tangan ibukku yang sedang meng*c*k k*nt*l tukang ojek itu ?

Selepas lampu hijau, kami pun melanjutkan perjalanan dengan posisi aku tepat dibelakang motor yang meraka kendarai. Ditengah perjalanan, tukang ojek itu menghentikan motornya di tepi jalan kemudian aku pun menghentikan motorku agak jauh di belakang mereka. aku tak tahu kenapa mereka berhenti, tapi terlihat sesekali tukang ojek itu mendongak ke atas dengan tetap dalam posisi motor diam. Setelah itu motor kembali berjalan.

Tapi tunggu dulu……

Terlihat motor mereka melaju mepet di sisi kiri & berhenti di space jalan yang digunakan untuk putar balik. Aku sempat heran kenapa putar balik padahal arah rumah kami tinggal lurus terus. Karena penasaran, aku pun terus mengikuti kemana arah motor itu melaju dan akhirnya sampailah ke tempat dimana motor itu memasuki pelataran sebuah bangunan.

“HOTEL luuurrr”

Iya mereka berhenti disebuah pelataran hotel. Aku pun masuk & memarkirkan motorku di balik sebuah mobil di seberang dimana motor mereka berhenti. Setelah mencari posisi yang enak untuk mengintip, aku mencoba mengawasi ibukku yang sekarang dibawa tukang ojek itu sampai ke hotel ini.

Di seberang sana, terlihat ibukku keluar dari jas hujan kemuadian turun dari motor. Ibukku terlihat mengobrol dengan tukang ojek itu dengan sesekali melempar senyum. Tak lama kemudian tukang ojek itu melepas jas hujannya & turun dari motor. Terlihat tukang ojek itu mengobrol dengan ibukku sambil tangannya mengancingkan beberapa kancing bajunya yang terlepas & membetulkan resleting celananya yang terbuka.

Tak lama kemudian tukang ojek itu berjalan menuju hotel diikuti ibukku berjalan mengikutinya memasuki hotel. Ibukku berjalan tepat dibelakang tukang ojek itu sambil sesekali menjilat sesuatu dari jari tangan kanannya.

Melihat itu, aku hendak menyusul mereka untuk menyeret ibukku untuk pulang. Sepintas terbesit dalam benakku untuk menghajar tukang ojek sialan itu. Mungkin ibukku dipaksa sampai mengikutinya masuk menuju hotel.

Tapi tunggu dulu……

Kalau aku lakukan itu, pasti akan terjadi keributan. Pasti kami akan menjadi tontonan pengunjung hotel. Mungkin juga ada tetangga atau orang yang kami kenal sedang berada di hotel itu. Pasti mereka akan berfikiran macam-macam saat melihat aku berkelahi dengan laki-laki yang mengajak ibukku ke hotel & pasti akan menjadi aib baru keluarga kami.

Diantara lamunan & keraguanku, aku teringat tangisan ibukku tadi pagi sesudah dia melakukan masturbasi. Tangisan yang keluar karena rasa kangennya ibukku kepada bapak. Pasti bukan Cuma kangen yang tak tertahankan, tapi juga nafsu ibukku yang tak tertahankan.

Nafsu itu pasti tak selesai dengan hanya mengesekkan pantat ke selakangan bapakku, atau hanya dengan mencium pipi bapak sebagaimana yang dilakukan ibukku di lapas tadi.

Apakah tindakan ibuk sekarang masuk ke hotel dengan laki-laki yang baru saja dia kenal karena hasratnya yang sudah tak tertahankan lagi ?

Apakah aku harus menghambat ibukku untuk menyalurkan hasrat birahinya yang menggebu tak tertahankan ?

Ataukah aku harus kesana, menyuruh ibuk untuk pulang bersamaku ?

Apakah aku harus menghajar tukang ojek itu & membuat keributan di hotel itu ?

Berbagai pertanyaan berputar di kepalaku. Kebimbangan bertrubukan dengan rasa kasihan terhadap ibukku yang menderita menahan hasrat birahinya. Aku bimbang dengan sikap apa yang harus aku ambil

“hhhhhhhhhhmmmmmmmmmm………..”

Aku pun membuang nafas dalam-dalam, kemudian dengan sedikit gemetar aku ambil hp ku. Aku cari nama kontak seseorang kemudian menuliskan pesan kepadanya:

“Buk, pulangnya hati-hati ngeh. Jalannya licin abis hujan”.

Hanya itu pesan yang aku kirimkan ke wa ibukku. Aku pun merapikan jas hujan ku kemudian menjalankan motorku meninggalkan hotel itu. Meninggalkan ibukku yang saat ini berada di hotel dengan seseorang yang entah aku tak tahu siapa namanya. Mungkin di hotel ini ibukku akan menyalurkan hasrat birahinya yang selama ini terpendam.

Hmhmhmhmhmhmhmhmhmhmmhmmmm……..


Tunggu part berikutnya.
suwun updatenya hu
 
PART III

EFEK DOMINO

Sudah beberapa bulan bapakku mendekam di dalam penjara karena ulahnya. Mau tidak mau dia harus terbiasa tinggal di lapas sebagai tempat tinggalnya yang baru setidaknya untuk 3 tahun kedepan.

Semenjak bapaku dipenjara ibukku kini mau tak mau harus menjadi kepala rumah tangga pengganti bapak. Hal itu berarti juga ibukku harus bekerja untuk kelangsungan hidup keluarga kami. Dan berdagang daging ayam & ikan lah menjadi pilihan ibukku saat itu mengingat tidak mudahnya mencari pekerjaan di jaman sekarang ini. Dengan uang tabungan yang kami miliki, ibuk menyewa kios kecil untuk berjualan. Ibuk menyewa kios di dalam pasar tradisional yang lokasinya kira-kira 10 menit dari rumah kami.

Adik laki-laki ku Danindra kini tak tinggal bersama kami. Dani (nama panggilannya) ikut om & bulek di Kudus. Melihat musibah yang keluarga kami alami om & bulek ku mencoba meringankan beban keluargaku dengan cara merawat & membiayai kebutuhan hidup adik ku sehingga ibukku cukup fokus kepadaku saja. (cerita tentang Dani, om & bulek ku akan ada part tersendiri, jadi ditunggu aja ya….hehehehhehe….)

Sementara aku kini telah menginjak klas 3 SMK. Aku mengambil jurusan teknik mesin di salah satu SMK di kota kelahiran ku ini. Keseharianku kini jauh dari bapak & sering ditinggal ibukku berdagang di pasar. Hal itu membuat diri ku kini menjadi pribadi yang pendiam & acuh terhadap banyak hal.

Teman-teman ku lah yang selama menjadi pelarian ku ketika aku sedang suntuk tidak ada kerjaan. Tapi sepertinya aku salah pilih teman & pergaulan. Teman-teman ku bagaikan virus yang merusak otak ku. Bolos, tidur di kelas & nongkrong menjadi kegiatan yang tidak jarang kami lakukan.

Dan satu lagi virus yang merusak otak ku, “BOKEP”. Iya aku kini sering menonton bokep. Ada beberapa genre favorit ku, yaitu tentang affair, milf, cuckold dan sejenisnya. Entah kenapa, ,menurutku genre seperti itu lebih menantang & lebih membangkitkan gairah ketika menontonnya.

Skip………..Skip………….Skip……………….

Hari itu………hmhmhmhmmhm aku lupa hari apa,…hehehehehe

Hari itu ibuk tidak pergi berjualan. Dia mengeluh tidak enak badan. Mukanya juga terlihat murung seperti tak punya gairah. Aku pun menyarankan ibuk untuk sementara istirahat saja di rumah.

Jam menunjukan pukul setengah 7 pagi. Aku pun pamit berangkat sekolah (padahal mau nongkrong dulu, hehehehe). Tak lupa aku mencium tangan ibuku sebelum berangkat. Sebelum berangkat, ibukku berpesan kepada ku bahwa nanti selepas sekolah langsung pulang untuk menemani ibukku membesuk bapakku.

Ketika sudah standby di atas motor, aku baru sadar bahwa tas ku lupa belum aku bawa.

“Dasar memang tak niat sekolah” batinku

Aku masuk kembali ke dalam rumah dengan sedikit tergesa-gesa. Saat di dalam rumah, aku tak menemukan keberadaan ibuku baik itu di ruang tamu ataupun dapur. Saat aku tengok kamar tidurnya juga nihil. Aku sempat khawatir, apalagi dia tadi sempat mengeluh pusing. Aku takut jikalau terjadi apa-apa.

Setelah beberapa ruangan aku cari, tinggal kamar mandi yang belum aku tengok. Dan benar saja, setelah aku tengok pintu kamar mandi terkunci.

“Mungkin ibuk sedang mandi” pikirku

Saat ingin melangkahkan kaki menuju keluar rumah, aku dikagetkan dengan suara ibukku seperti sedang mendesah. Khayalanku ku pun melayang mendengar suara desahan ibukku yang mirirp suara desahan bintang bokep yang biasa aku tonton. Pikiran jahatku pun muncul. Dengan langkah sedikit mengendap, aku mendekat ke arah kamar mandi.

Saat aku mengintip melalui lubang kunci, terpampang penampakan erotis yang menggugah birahiku. Ibukku dengan keadaan bugil sedang mengocok m*m*k nya sambil menaikkan satu kakinya diatas bak kamar mandi. J*mb*t ibukku tersibak karena colokan jari kanannya sendiri. J*mb*t ibukku tidak terlalu lebat, hanya ada sedikit rambut di atas m*m*k & sebagian lagi menutupi lubang m*m*k.

Aku yang sudah tak tahan lagi segera membuka resleting celana & mengeluarkan ferguso dari sarangnya. Aku kocok k*nt*l ku sambil mengintip ibukku colmek sambil tangan kirinya meremas-remas susu montok nya. Terlihat p*nt*l ibukku yang ng*c*ng di kedua sisinya karena rangsangan dari tangan kirinya. P*nt*l ibukku kecil berwarna coklat tua. P*nt*l itu terlihat kecil diantara susu ibuku yang besar & bulat.

Selang beberapa menit ibukku mengubah posisinya yang semula menghadap pintu berubah membelakangi pintu. Dengan posisi itu terlihat jelas gumpalan pantat ibukku yang montok. Jika aku ibaratkan, body ibukku seperti selebgram sexy s*r*h ard*l*a.

(Bagi yang suka berselancar di medsos, khususnya pecinta MILF pasti tak asing dengan nama itu)

Dengan posisi menungging membelakangi pintu, tangan kanan ibukku kembali mengocok m*m*knya. Semakin lama semakin kencang kocokan ibukku di m*m*knya dan……

Cuuuuuurrrrr…….ibukku squirting luurrrr…… air kencing ibukku mengalir kencang dibarengi dengan lenguhan parau ibukku.

Aku pernah liat cewek squirting dari film bokep yang aku tonton, tetapi kini aku bisa menontonya secara langsung. Sensanyinya itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Sejenak ibukku menghentikan kocokannya sembari menikmati organsme nya. Aku tak tahu squirting itu pertanda organsme tau bukan karena aku bukan ahlinya (coba lain kali kalian Tanya dokter boyke yah hehehehehe…). Kemudian ibukku membalikkan badan menghadap pintu kembali.

Tangan kanan ibukku lantas mengocok m*m*k nya kembali sambil tangan kirinya meremas p*nt*l nya yang mulai ng*c*ng. Semakin lama semakin kencang kocokan tangan ibukku di m*m*k nya dan aku pun semakin kencangnya kocokan tangan ku di k*nt*l ku.

Uuuuuuuuuuhhhhhhhhhhh……………lenguhan panjang ibukku seiring organsme nya. Sekilas cairan putih kental mengalir dibalik m*m*k ibukku.

Maaaannnnttttaaapppp luuuuuurrrr………

Aku pun mempercepat kocokan ku berharap segara mendapatkan organsme ku sambil tetap mengintip ibukku yang terlihat diam menikmati organsme nya. Saat aku hampir di puncak, aku dikejutkan dengan suara tangisan ibukku.

Aku melihat ibukku menangis lirih dibarengi mengalirnya air mata di pipinya. Dengan masih dalam keadaan bugil, dia menutup mulutnya berusaha menahan suara tangisannya. Aku tak paham kenapa ibukku tiba-tiba menangis padahal sesaat yang lalu dia mendapatkan organsme nya yang luar biasa nikmatnya. Apa ibukku masih kurang puas atau ada sebab lain kenapa ibukku menangis.

Saat pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan & dugaan tentang ibukku, samar-samar aku mendengar ibukku mengucapkan sesuatu.

“Aku kangen kamu maaaaaassss”…..

Kata itu yang aku dengar keluar dari mulut ibukku diantara tangisannya.

K*nt*l ku yang semula ng*c*ng maksimal kini mulai mengerut karena mendengar tangisan ibukku yang terdengar menyesakkan batinku.

Ternayata ibuk sedang kangen bapak. Tapi bapak sekarang jauh disana, di sel nya. Saking kangennya, ibukku melampiaskannya dengan melakukan colmek. Mungkin karena kangen itu juga yang membuat ibukku saat ini menjadi tidak enak badan. Aku yang semula nafsu melihat ibukku colmek di kamar mandi, kini menjadi kasihan & ferguso pun perlahan mulai mengkerut.

Diantara lamunan & kesedihanku, aku teringat sesuatu…

“Astaga, jam berapa ini ?”

Aku lupa kalau aku harus ke sekolah. Aku lantas merapikan celanaku kemudian pergi meninggalkan ibukku yang masih menangis di kamar mandi.

“Maaf buk, Tyo ngk bisa berbuat apa-apa” batinku

Skip…..Skip……Skip….

Seperti pesan ibukku tadi pagi, aku harus langsung pulang ke rumah kaarena hari ini ibuk menyuruhku menemaninya menjenguk bapak di rutan. Ibukku membawa bungkusan makanan untuk bapakku. Lauk ikan bakar, sambal, lalapan & minum teh menjadi menu yang dibawakan ibukku. Dan ketika ibukku membonceng……

“Dan terjadi lagi…kisah lama yang terulang kembali…..”

Kedua tangan ibukku mencengkram kedua sisi pahaku. kejadian itu berlangsung dari rumah sampai temapt tujuan kami. Dan aku sebagai orang yang dibonceng…….ya nikmati aja sih, emang nikmat kok…hehehehehe…

Sesudah melengkapi syarat-syarat untuk membesuk tahanan, kami pun diijinkan bertemu dengan bapakku. Ketika melihat bapakku, ibukku lantas memeluk, mencium kedua pipi bapakku & tak lupa mencium tangannya. Sepertinya ibukku sangat rindu dengan bapakku. Kemudian dibukakan makanan bawaan ibukku & ibukku pun menyuapi ayahku dengan telaten. Mesra sekali keliatannya, saking mseranya mereka seolah melupakan keberadaanku yang duduk tak jauh dari mereka.

“ Jadi nyamuk deh gue…” batinku

Disaat menyuapi bapakku, sekilas ibukku berbisik ke arah bapakku tapi tak bisa kudengar apa yang dia bisiikan. Kemudian kedua orangtua ku sedikit menoleh kebelakang seolah melihat keberadaan sipir. Setelah itu ibukku bangkit dari tempat duduknya & kemudian berpindah duduk dipangkuan bapakku. Dengan tetap duduk dipangkuan, dia lanjutkan menyuapi sisa makanan ke mulut bapakku.

Terlihat sepintas ibukku beberapa kali mengoyangkan pinggulnya & dibalas dengan ciuman bapakku di pundak ibukku. Hal itu berlangsung sampai makanan habis & tidak jauh dari tempat ku duduk. Sepertinya bukan sekedar kangen, tetapi juga nafsu birahi yang dirasakan ibukku sudah tidak tertahankan.

Kegiatan mereka baru kemudian disudahi ketika salah seorang sipir mendekat ke arah kami & memberitahukan waktu kunjungan telah habis. Dengan wajah sedikit kecewa, terutama ibukku, kami pun berpamitan untuk pulang. Tak lupa ciuman hangat dari ibukku ke kedua pipi bapakku & dibalas dengan kecupan yang mendarat ke kening ibukku. Moment sinetron itu ditutup dengan pelukan hangat dari keduanya & kami pun pamit pulang.

Perjalanan pulang kami ditemani dengan semilir udara yang sedikit dingin & mendungnya langit pertanda akan hujan. Di sepanjang jalan ibukku memasang muka cemberut dengan sesekali mengomel tanpa alasan yang jelas.

Sabar…..sabar…..ini ujian…………

Dan omelan ibukku semakin menjadi ketika ditengah perjalanan tiba-tiba motorku macet. Setelah aku cek, dugaanku mungkin karena busi motor ku yang harus diganti. Aku pun mencari bengkel terdekat dengan mendorong motor ku. Saat berjalan sambil mencari bengkel ibukku tak henti-hentinya mengoceh & mengeluh sampai-sampai orang yang berpasasan dengan kami terlihat menggelengkan kepala.

Ketika sampai di bengkel, ibukku kembali mengoceh mencemaskan kalau nanti hujan akan segera turun. Karena aku malas mendengar ibukku mengoceh terus, aku pun berinisiatif memesankan ojek motor untuk ibukku agar dia pulang duluan. Sementara aku menunggu motor ku yang sedang diperbaiki.

Setelah ojek pesanan datang, ibukku pun pamit untuk pulang duluan agar tidak kehujanan di jalan. Ketika ibukku sudah berada di atas motor, aku baru ingat sesuatu…….

Dan ketika aku lihat, benar dugaanku. Posisi tangan ibukku saat membonceng seperti biasanya, berada di kedua sisi paha abang-abang tukang ojek.

“Aku yang biasa dibonceng saja selalu dibuat keenakan, apalagi abang-abang ojek itu” batinku

Tapi……..

aaaaaaaahhhhhhhhhhhhsudahlaaahhhhh……….

Motor pun berjalan pelan meninggalkan aku yang masih berdiri di depan bengkel.

Skip….skip….skip….

Aku duduk di teras bengkel sambil memperhatikan motir bengkel yang sedang bekerja. Moment ini aku maksimalkan untuk sekalian aku belajar bagaimana menservis motor karena ini sesuai bidang yang aku pelajari selama di sekolah. Ternyata tak butuh lama, sekitar kurang dari 10 menit motorku sudah dapat menyala kembali. Ternyata hanya masalah kecil dalam kelistrikan.

“Kalau tau gitu ngk usah pesen ojek tadi, buang-buang duit aja” pikirku.

Aku pun menyalakan motorku & melanjutkan perjalanan kembalai ke rumah. Lewat hasil berguru kepada Valentino Rosi, aku dengan mudah memacu motorku dengan agak kencang untuk sampai di rumah agar terhindar dari hujan. Saat sedang fokus berkendara, pandanganku tertuju pada sebuah motor dimana motor itu dikendarai ibukku & tukang ojek tadi. Ternyata mereka belum sampai rumah.

Mas-mas tukang ojek itu berkendara lumayan pelan, hal itu menjawab pertanyaanku kenapa mereka belum sampai ke tempat tujuan. Aku pun melambatkan motorku & mengekor dibelakang mereka. Kami hanya berjarak beberapa meter saja dengan beberapa motor memisahkan diantara kami. Dengan jarak ini cukup untuk ku melihat dengan jelas keberadaan mereka.

Saat itu posisi duduk ibukku mepet ke depan sehingga susu ibukku sedikit menyenggol punggung tokeng ojek itu. Ketika aku melihat kebawah, terlihat tangan ibukku berada di pangkal paha dekat selakangan si tukang ojek. Ketika mendekati lampu merah, tukang ojek itu dengan mendadak mengerem sehingga reflek susu ibukku semakin menempel ke pundak tukang ojek itu.

Kejadian itu berulang-ulang terjadi tepat didepan mataku. Sepertinya abang ojek itu sengaja mengerem mendadak agar susu ibukku menempel di punggungnya. Awalnya tidak ada respon dari ibukku, tetapi kemudian ibukku menoyor dengan halus spion tukang ojek itu sembari tersenyum & tukang ojek itu membalas dengan sedikit menoleh ke belakang sambil tersenyum pula. Sepintas terlihat mereka mengobrol tapi tak bisa kudengar apa yang mereka obrolkan.

Disaat aku mencoba membagi konsentrasiku untuk berkendara & memperhatikan tingkah ibukku, tak aku sadari hujan turun. Aku pun mencari tempat untuk berhenti untuk memakai jas hujan & sepintas aku lihat motor yang dikendarai tukang ojek itu berhenti.

Setelah selesai memakai jas hujan, aku pun bersiap melanjutkan perjalanan. Tak lupa aku menoleh ke arah ibukku berada. Terlihat tukang ojek itu memakai jas hujan berbentuk ponco, dimana jas hujan itu mempunyai satu lubang kepala dengan bentuk badan mantel melebar, sehingga penumpang dibelakang bisa masuk didalamnya. Ibukku pun masuk ke jas hujan itu & seketika seluruh badan ibukku tidak terlihat.

Melihat mereka melanjutkan perjalanan, aku pun kembali mengekor dari belakang. Posisi ku sekarang berada tepat dibelakang mereka. Posisi ibukku yang tertutup jas hujan pasti tidak akan bisa melihatku yang berada dibelakangnya. Sepintas tak ada yang aneh, karena motor itu melaju dengan kecepatan sedang ditengah guyuran hujan yang semakin kencang.

Saat berhenti di lampu merah, aku posisi kan berhenti tepat di samping mereka & saat itulah aku lihat kejadian aneh. Saat aku menoleh ke arah wajah tukang ojek yang membonceng ibukku, terlihat dia merem melek sambil sesekali nafasnya seperti menahan sesuatu.

Ketika aku menoleh kebawah, terlihat ada gerakan di dekat ujung jok motor bagian depan. Aku tahu itu gerakan apa karena tertutup jas hujan.

Tapi setelah aku fikir-fikir…………………………., apakah itu gerakan tangan ibukku yang sedang meng*c*k k*nt*l tukang ojek itu ?

Selepas lampu hijau, kami pun melanjutkan perjalanan dengan posisi aku tepat dibelakang motor yang meraka kendarai. Ditengah perjalanan, tukang ojek itu menghentikan motornya di tepi jalan kemudian aku pun menghentikan motorku agak jauh di belakang mereka. aku tak tahu kenapa mereka berhenti, tapi terlihat sesekali tukang ojek itu mendongak ke atas dengan tetap dalam posisi motor diam. Setelah itu motor kembali berjalan.

Tapi tunggu dulu……

Terlihat motor mereka melaju mepet di sisi kiri & berhenti di space jalan yang digunakan untuk putar balik. Aku sempat heran kenapa putar balik padahal arah rumah kami tinggal lurus terus. Karena penasaran, aku pun terus mengikuti kemana arah motor itu melaju dan akhirnya sampailah ke tempat dimana motor itu memasuki pelataran sebuah bangunan.

“HOTEL luuurrr”

Iya mereka berhenti disebuah pelataran hotel. Aku pun masuk & memarkirkan motorku di balik sebuah mobil di seberang dimana motor mereka berhenti. Setelah mencari posisi yang enak untuk mengintip, aku mencoba mengawasi ibukku yang sekarang dibawa tukang ojek itu sampai ke hotel ini.

Di seberang sana, terlihat ibukku keluar dari jas hujan kemuadian turun dari motor. Ibukku terlihat mengobrol dengan tukang ojek itu dengan sesekali melempar senyum. Tak lama kemudian tukang ojek itu melepas jas hujannya & turun dari motor. Terlihat tukang ojek itu mengobrol dengan ibukku sambil tangannya mengancingkan beberapa kancing bajunya yang terlepas & membetulkan resleting celananya yang terbuka.

Tak lama kemudian tukang ojek itu berjalan menuju hotel diikuti ibukku berjalan mengikutinya memasuki hotel. Ibukku berjalan tepat dibelakang tukang ojek itu sambil sesekali menjilat sesuatu dari jari tangan kanannya.

Melihat itu, aku hendak menyusul mereka untuk menyeret ibukku untuk pulang. Sepintas terbesit dalam benakku untuk menghajar tukang ojek sialan itu. Mungkin ibukku dipaksa sampai mengikutinya masuk menuju hotel.

Tapi tunggu dulu……

Kalau aku lakukan itu, pasti akan terjadi keributan. Pasti kami akan menjadi tontonan pengunjung hotel. Mungkin juga ada tetangga atau orang yang kami kenal sedang berada di hotel itu. Pasti mereka akan berfikiran macam-macam saat melihat aku berkelahi dengan laki-laki yang mengajak ibukku ke hotel & pasti akan menjadi aib baru keluarga kami.

Diantara lamunan & keraguanku, aku teringat tangisan ibukku tadi pagi sesudah dia melakukan masturbasi. Tangisan yang keluar karena rasa kangennya ibukku kepada bapak. Pasti bukan Cuma kangen yang tak tertahankan, tapi juga nafsu ibukku yang tak tertahankan.

Nafsu itu pasti tak selesai dengan hanya mengesekkan pantat ke selakangan bapakku, atau hanya dengan mencium pipi bapak sebagaimana yang dilakukan ibukku di lapas tadi.

Apakah tindakan ibuk sekarang masuk ke hotel dengan laki-laki yang baru saja dia kenal karena hasratnya yang sudah tak tertahankan lagi ?

Apakah aku harus menghambat ibukku untuk menyalurkan hasrat birahinya yang menggebu tak tertahankan ?

Ataukah aku harus kesana, menyuruh ibuk untuk pulang bersamaku ?

Apakah aku harus menghajar tukang ojek itu & membuat keributan di hotel itu ?

Berbagai pertanyaan berputar di kepalaku. Kebimbangan bertrubukan dengan rasa kasihan terhadap ibukku yang menderita menahan hasrat birahinya. Aku bimbang dengan sikap apa yang harus aku ambil

“hhhhhhhhhhmmmmmmmmmm………..”

Aku pun membuang nafas dalam-dalam, kemudian dengan sedikit gemetar aku ambil hp ku. Aku cari nama kontak seseorang kemudian menuliskan pesan kepadanya:

“Buk, pulangnya hati-hati ngeh. Jalannya licin abis hujan”.

Hanya itu pesan yang aku kirimkan ke wa ibukku. Aku pun merapikan jas hujan ku kemudian menjalankan motorku meninggalkan hotel itu. Meninggalkan ibukku yang saat ini berada di hotel dengan seseorang yang entah aku tak tahu siapa namanya. Mungkin di hotel ini ibukku akan menyalurkan hasrat birahinya yang selama ini terpendam.

Hmhmhmhmhmhmhmhmhmhmmhmmmm……..


Tunggu part berikutnya.
Lanjuut suhu. Apa lagi adek nya .ditunggu cerita na mas
 
PART III

EFEK DOMINO

Sudah beberapa bulan bapakku mendekam di dalam penjara karena ulahnya. Mau tidak mau dia harus terbiasa tinggal di lapas sebagai tempat tinggalnya yang baru setidaknya untuk 3 tahun kedepan.

Semenjak bapaku dipenjara ibukku kini mau tak mau harus menjadi kepala rumah tangga pengganti bapak. Hal itu berarti juga ibukku harus bekerja untuk kelangsungan hidup keluarga kami. Dan berdagang daging ayam & ikan lah menjadi pilihan ibukku saat itu mengingat tidak mudahnya mencari pekerjaan di jaman sekarang ini. Dengan uang tabungan yang kami miliki, ibuk menyewa kios kecil untuk berjualan. Ibuk menyewa kios di dalam pasar tradisional yang lokasinya kira-kira 10 menit dari rumah kami.

Adik laki-laki ku Danindra kini tak tinggal bersama kami. Dani (nama panggilannya) ikut om & bulek di Kudus. Melihat musibah yang keluarga kami alami om & bulek ku mencoba meringankan beban keluargaku dengan cara merawat & membiayai kebutuhan hidup adik ku sehingga ibukku cukup fokus kepadaku saja. (cerita tentang Dani, om & bulek ku akan ada part tersendiri, jadi ditunggu aja ya….hehehehhehe….)

Sementara aku kini telah menginjak klas 3 SMK. Aku mengambil jurusan teknik mesin di salah satu SMK di kota kelahiran ku ini. Keseharianku kini jauh dari bapak & sering ditinggal ibukku berdagang di pasar. Hal itu membuat diri ku kini menjadi pribadi yang pendiam & acuh terhadap banyak hal.

Teman-teman ku lah yang selama menjadi pelarian ku ketika aku sedang suntuk tidak ada kerjaan. Tapi sepertinya aku salah pilih teman & pergaulan. Teman-teman ku bagaikan virus yang merusak otak ku. Bolos, tidur di kelas & nongkrong menjadi kegiatan yang tidak jarang kami lakukan.

Dan satu lagi virus yang merusak otak ku, “BOKEP”. Iya aku kini sering menonton bokep. Ada beberapa genre favorit ku, yaitu tentang affair, milf, cuckold dan sejenisnya. Entah kenapa, ,menurutku genre seperti itu lebih menantang & lebih membangkitkan gairah ketika menontonnya.

Skip………..Skip………….Skip……………….

Hari itu………hmhmhmhmmhm aku lupa hari apa,…hehehehehe

Hari itu ibuk tidak pergi berjualan. Dia mengeluh tidak enak badan. Mukanya juga terlihat murung seperti tak punya gairah. Aku pun menyarankan ibuk untuk sementara istirahat saja di rumah.

Jam menunjukan pukul setengah 7 pagi. Aku pun pamit berangkat sekolah (padahal mau nongkrong dulu, hehehehe). Tak lupa aku mencium tangan ibuku sebelum berangkat. Sebelum berangkat, ibukku berpesan kepada ku bahwa nanti selepas sekolah langsung pulang untuk menemani ibukku membesuk bapakku.

Ketika sudah standby di atas motor, aku baru sadar bahwa tas ku lupa belum aku bawa.

“Dasar memang tak niat sekolah” batinku

Aku masuk kembali ke dalam rumah dengan sedikit tergesa-gesa. Saat di dalam rumah, aku tak menemukan keberadaan ibuku baik itu di ruang tamu ataupun dapur. Saat aku tengok kamar tidurnya juga nihil. Aku sempat khawatir, apalagi dia tadi sempat mengeluh pusing. Aku takut jikalau terjadi apa-apa.

Setelah beberapa ruangan aku cari, tinggal kamar mandi yang belum aku tengok. Dan benar saja, setelah aku tengok pintu kamar mandi terkunci.

“Mungkin ibuk sedang mandi” pikirku

Saat ingin melangkahkan kaki menuju keluar rumah, aku dikagetkan dengan suara ibukku seperti sedang mendesah. Khayalanku ku pun melayang mendengar suara desahan ibukku yang mirirp suara desahan bintang bokep yang biasa aku tonton. Pikiran jahatku pun muncul. Dengan langkah sedikit mengendap, aku mendekat ke arah kamar mandi.

Saat aku mengintip melalui lubang kunci, terpampang penampakan erotis yang menggugah birahiku. Ibukku dengan keadaan bugil sedang mengocok m*m*k nya sambil menaikkan satu kakinya diatas bak kamar mandi. J*mb*t ibukku tersibak karena colokan jari kanannya sendiri. J*mb*t ibukku tidak terlalu lebat, hanya ada sedikit rambut di atas m*m*k & sebagian lagi menutupi lubang m*m*k.

Aku yang sudah tak tahan lagi segera membuka resleting celana & mengeluarkan ferguso dari sarangnya. Aku kocok k*nt*l ku sambil mengintip ibukku colmek sambil tangan kirinya meremas-remas susu montok nya. Terlihat p*nt*l ibukku yang ng*c*ng di kedua sisinya karena rangsangan dari tangan kirinya. P*nt*l ibukku kecil berwarna coklat tua. P*nt*l itu terlihat kecil diantara susu ibuku yang besar & bulat.

Selang beberapa menit ibukku mengubah posisinya yang semula menghadap pintu berubah membelakangi pintu. Dengan posisi itu terlihat jelas gumpalan pantat ibukku yang montok. Jika aku ibaratkan, body ibukku seperti selebgram sexy s*r*h ard*l*a.

(Bagi yang suka berselancar di medsos, khususnya pecinta MILF pasti tak asing dengan nama itu)

Dengan posisi menungging membelakangi pintu, tangan kanan ibukku kembali mengocok m*m*knya. Semakin lama semakin kencang kocokan ibukku di m*m*knya dan……

Cuuuuuurrrrr…….ibukku squirting luurrrr…… air kencing ibukku mengalir kencang dibarengi dengan lenguhan parau ibukku.

Aku pernah liat cewek squirting dari film bokep yang aku tonton, tetapi kini aku bisa menontonya secara langsung. Sensanyinya itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Sejenak ibukku menghentikan kocokannya sembari menikmati organsme nya. Aku tak tahu squirting itu pertanda organsme tau bukan karena aku bukan ahlinya (coba lain kali kalian Tanya dokter boyke yah hehehehehe…). Kemudian ibukku membalikkan badan menghadap pintu kembali.

Tangan kanan ibukku lantas mengocok m*m*k nya kembali sambil tangan kirinya meremas p*nt*l nya yang mulai ng*c*ng. Semakin lama semakin kencang kocokan tangan ibukku di m*m*k nya dan aku pun semakin kencangnya kocokan tangan ku di k*nt*l ku.

Uuuuuuuuuuhhhhhhhhhhh……………lenguhan panjang ibukku seiring organsme nya. Sekilas cairan putih kental mengalir dibalik m*m*k ibukku.

Maaaannnnttttaaapppp luuuuuurrrr………

Aku pun mempercepat kocokan ku berharap segara mendapatkan organsme ku sambil tetap mengintip ibukku yang terlihat diam menikmati organsme nya. Saat aku hampir di puncak, aku dikejutkan dengan suara tangisan ibukku.

Aku melihat ibukku menangis lirih dibarengi mengalirnya air mata di pipinya. Dengan masih dalam keadaan bugil, dia menutup mulutnya berusaha menahan suara tangisannya. Aku tak paham kenapa ibukku tiba-tiba menangis padahal sesaat yang lalu dia mendapatkan organsme nya yang luar biasa nikmatnya. Apa ibukku masih kurang puas atau ada sebab lain kenapa ibukku menangis.

Saat pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan & dugaan tentang ibukku, samar-samar aku mendengar ibukku mengucapkan sesuatu.

“Aku kangen kamu maaaaaassss”…..

Kata itu yang aku dengar keluar dari mulut ibukku diantara tangisannya.

K*nt*l ku yang semula ng*c*ng maksimal kini mulai mengerut karena mendengar tangisan ibukku yang terdengar menyesakkan batinku.

Ternayata ibuk sedang kangen bapak. Tapi bapak sekarang jauh disana, di sel nya. Saking kangennya, ibukku melampiaskannya dengan melakukan colmek. Mungkin karena kangen itu juga yang membuat ibukku saat ini menjadi tidak enak badan. Aku yang semula nafsu melihat ibukku colmek di kamar mandi, kini menjadi kasihan & ferguso pun perlahan mulai mengkerut.

Diantara lamunan & kesedihanku, aku teringat sesuatu…

“Astaga, jam berapa ini ?”

Aku lupa kalau aku harus ke sekolah. Aku lantas merapikan celanaku kemudian pergi meninggalkan ibukku yang masih menangis di kamar mandi.

“Maaf buk, Tyo ngk bisa berbuat apa-apa” batinku

Skip…..Skip……Skip….

Seperti pesan ibukku tadi pagi, aku harus langsung pulang ke rumah kaarena hari ini ibuk menyuruhku menemaninya menjenguk bapak di rutan. Ibukku membawa bungkusan makanan untuk bapakku. Lauk ikan bakar, sambal, lalapan & minum teh menjadi menu yang dibawakan ibukku. Dan ketika ibukku membonceng……

“Dan terjadi lagi…kisah lama yang terulang kembali…..”

Kedua tangan ibukku mencengkram kedua sisi pahaku. kejadian itu berlangsung dari rumah sampai temapt tujuan kami. Dan aku sebagai orang yang dibonceng…….ya nikmati aja sih, emang nikmat kok…hehehehehe…

Sesudah melengkapi syarat-syarat untuk membesuk tahanan, kami pun diijinkan bertemu dengan bapakku. Ketika melihat bapakku, ibukku lantas memeluk, mencium kedua pipi bapakku & tak lupa mencium tangannya. Sepertinya ibukku sangat rindu dengan bapakku. Kemudian dibukakan makanan bawaan ibukku & ibukku pun menyuapi ayahku dengan telaten. Mesra sekali keliatannya, saking mseranya mereka seolah melupakan keberadaanku yang duduk tak jauh dari mereka.

“ Jadi nyamuk deh gue…” batinku

Disaat menyuapi bapakku, sekilas ibukku berbisik ke arah bapakku tapi tak bisa kudengar apa yang dia bisiikan. Kemudian kedua orangtua ku sedikit menoleh kebelakang seolah melihat keberadaan sipir. Setelah itu ibukku bangkit dari tempat duduknya & kemudian berpindah duduk dipangkuan bapakku. Dengan tetap duduk dipangkuan, dia lanjutkan menyuapi sisa makanan ke mulut bapakku.

Terlihat sepintas ibukku beberapa kali mengoyangkan pinggulnya & dibalas dengan ciuman bapakku di pundak ibukku. Hal itu berlangsung sampai makanan habis & tidak jauh dari tempat ku duduk. Sepertinya bukan sekedar kangen, tetapi juga nafsu birahi yang dirasakan ibukku sudah tidak tertahankan.

Kegiatan mereka baru kemudian disudahi ketika salah seorang sipir mendekat ke arah kami & memberitahukan waktu kunjungan telah habis. Dengan wajah sedikit kecewa, terutama ibukku, kami pun berpamitan untuk pulang. Tak lupa ciuman hangat dari ibukku ke kedua pipi bapakku & dibalas dengan kecupan yang mendarat ke kening ibukku. Moment sinetron itu ditutup dengan pelukan hangat dari keduanya & kami pun pamit pulang.

Perjalanan pulang kami ditemani dengan semilir udara yang sedikit dingin & mendungnya langit pertanda akan hujan. Di sepanjang jalan ibukku memasang muka cemberut dengan sesekali mengomel tanpa alasan yang jelas.

Sabar…..sabar…..ini ujian…………

Dan omelan ibukku semakin menjadi ketika ditengah perjalanan tiba-tiba motorku macet. Setelah aku cek, dugaanku mungkin karena busi motor ku yang harus diganti. Aku pun mencari bengkel terdekat dengan mendorong motor ku. Saat berjalan sambil mencari bengkel ibukku tak henti-hentinya mengoceh & mengeluh sampai-sampai orang yang berpasasan dengan kami terlihat menggelengkan kepala.

Ketika sampai di bengkel, ibukku kembali mengoceh mencemaskan kalau nanti hujan akan segera turun. Karena aku malas mendengar ibukku mengoceh terus, aku pun berinisiatif memesankan ojek motor untuk ibukku agar dia pulang duluan. Sementara aku menunggu motor ku yang sedang diperbaiki.

Setelah ojek pesanan datang, ibukku pun pamit untuk pulang duluan agar tidak kehujanan di jalan. Ketika ibukku sudah berada di atas motor, aku baru ingat sesuatu…….

Dan ketika aku lihat, benar dugaanku. Posisi tangan ibukku saat membonceng seperti biasanya, berada di kedua sisi paha abang-abang tukang ojek.

“Aku yang biasa dibonceng saja selalu dibuat keenakan, apalagi abang-abang ojek itu” batinku

Tapi……..

aaaaaaaahhhhhhhhhhhhsudahlaaahhhhh……….

Motor pun berjalan pelan meninggalkan aku yang masih berdiri di depan bengkel.

Skip….skip….skip….

Aku duduk di teras bengkel sambil memperhatikan motir bengkel yang sedang bekerja. Moment ini aku maksimalkan untuk sekalian aku belajar bagaimana menservis motor karena ini sesuai bidang yang aku pelajari selama di sekolah. Ternyata tak butuh lama, sekitar kurang dari 10 menit motorku sudah dapat menyala kembali. Ternyata hanya masalah kecil dalam kelistrikan.

“Kalau tau gitu ngk usah pesen ojek tadi, buang-buang duit aja” pikirku.

Aku pun menyalakan motorku & melanjutkan perjalanan kembalai ke rumah. Lewat hasil berguru kepada Valentino Rosi, aku dengan mudah memacu motorku dengan agak kencang untuk sampai di rumah agar terhindar dari hujan. Saat sedang fokus berkendara, pandanganku tertuju pada sebuah motor dimana motor itu dikendarai ibukku & tukang ojek tadi. Ternyata mereka belum sampai rumah.

Mas-mas tukang ojek itu berkendara lumayan pelan, hal itu menjawab pertanyaanku kenapa mereka belum sampai ke tempat tujuan. Aku pun melambatkan motorku & mengekor dibelakang mereka. Kami hanya berjarak beberapa meter saja dengan beberapa motor memisahkan diantara kami. Dengan jarak ini cukup untuk ku melihat dengan jelas keberadaan mereka.

Saat itu posisi duduk ibukku mepet ke depan sehingga susu ibukku sedikit menyenggol punggung tokeng ojek itu. Ketika aku melihat kebawah, terlihat tangan ibukku berada di pangkal paha dekat selakangan si tukang ojek. Ketika mendekati lampu merah, tukang ojek itu dengan mendadak mengerem sehingga reflek susu ibukku semakin menempel ke pundak tukang ojek itu.

Kejadian itu berulang-ulang terjadi tepat didepan mataku. Sepertinya abang ojek itu sengaja mengerem mendadak agar susu ibukku menempel di punggungnya. Awalnya tidak ada respon dari ibukku, tetapi kemudian ibukku menoyor dengan halus spion tukang ojek itu sembari tersenyum & tukang ojek itu membalas dengan sedikit menoleh ke belakang sambil tersenyum pula. Sepintas terlihat mereka mengobrol tapi tak bisa kudengar apa yang mereka obrolkan.

Disaat aku mencoba membagi konsentrasiku untuk berkendara & memperhatikan tingkah ibukku, tak aku sadari hujan turun. Aku pun mencari tempat untuk berhenti untuk memakai jas hujan & sepintas aku lihat motor yang dikendarai tukang ojek itu berhenti.

Setelah selesai memakai jas hujan, aku pun bersiap melanjutkan perjalanan. Tak lupa aku menoleh ke arah ibukku berada. Terlihat tukang ojek itu memakai jas hujan berbentuk ponco, dimana jas hujan itu mempunyai satu lubang kepala dengan bentuk badan mantel melebar, sehingga penumpang dibelakang bisa masuk didalamnya. Ibukku pun masuk ke jas hujan itu & seketika seluruh badan ibukku tidak terlihat.

Melihat mereka melanjutkan perjalanan, aku pun kembali mengekor dari belakang. Posisi ku sekarang berada tepat dibelakang mereka. Posisi ibukku yang tertutup jas hujan pasti tidak akan bisa melihatku yang berada dibelakangnya. Sepintas tak ada yang aneh, karena motor itu melaju dengan kecepatan sedang ditengah guyuran hujan yang semakin kencang.

Saat berhenti di lampu merah, aku posisi kan berhenti tepat di samping mereka & saat itulah aku lihat kejadian aneh. Saat aku menoleh ke arah wajah tukang ojek yang membonceng ibukku, terlihat dia merem melek sambil sesekali nafasnya seperti menahan sesuatu.

Ketika aku menoleh kebawah, terlihat ada gerakan di dekat ujung jok motor bagian depan. Aku tahu itu gerakan apa karena tertutup jas hujan.

Tapi setelah aku fikir-fikir…………………………., apakah itu gerakan tangan ibukku yang sedang meng*c*k k*nt*l tukang ojek itu ?

Selepas lampu hijau, kami pun melanjutkan perjalanan dengan posisi aku tepat dibelakang motor yang meraka kendarai. Ditengah perjalanan, tukang ojek itu menghentikan motornya di tepi jalan kemudian aku pun menghentikan motorku agak jauh di belakang mereka. aku tak tahu kenapa mereka berhenti, tapi terlihat sesekali tukang ojek itu mendongak ke atas dengan tetap dalam posisi motor diam. Setelah itu motor kembali berjalan.

Tapi tunggu dulu……

Terlihat motor mereka melaju mepet di sisi kiri & berhenti di space jalan yang digunakan untuk putar balik. Aku sempat heran kenapa putar balik padahal arah rumah kami tinggal lurus terus. Karena penasaran, aku pun terus mengikuti kemana arah motor itu melaju dan akhirnya sampailah ke tempat dimana motor itu memasuki pelataran sebuah bangunan.

“HOTEL luuurrr”

Iya mereka berhenti disebuah pelataran hotel. Aku pun masuk & memarkirkan motorku di balik sebuah mobil di seberang dimana motor mereka berhenti. Setelah mencari posisi yang enak untuk mengintip, aku mencoba mengawasi ibukku yang sekarang dibawa tukang ojek itu sampai ke hotel ini.

Di seberang sana, terlihat ibukku keluar dari jas hujan kemuadian turun dari motor. Ibukku terlihat mengobrol dengan tukang ojek itu dengan sesekali melempar senyum. Tak lama kemudian tukang ojek itu melepas jas hujannya & turun dari motor. Terlihat tukang ojek itu mengobrol dengan ibukku sambil tangannya mengancingkan beberapa kancing bajunya yang terlepas & membetulkan resleting celananya yang terbuka.

Tak lama kemudian tukang ojek itu berjalan menuju hotel diikuti ibukku berjalan mengikutinya memasuki hotel. Ibukku berjalan tepat dibelakang tukang ojek itu sambil sesekali menjilat sesuatu dari jari tangan kanannya.

Melihat itu, aku hendak menyusul mereka untuk menyeret ibukku untuk pulang. Sepintas terbesit dalam benakku untuk menghajar tukang ojek sialan itu. Mungkin ibukku dipaksa sampai mengikutinya masuk menuju hotel.

Tapi tunggu dulu……

Kalau aku lakukan itu, pasti akan terjadi keributan. Pasti kami akan menjadi tontonan pengunjung hotel. Mungkin juga ada tetangga atau orang yang kami kenal sedang berada di hotel itu. Pasti mereka akan berfikiran macam-macam saat melihat aku berkelahi dengan laki-laki yang mengajak ibukku ke hotel & pasti akan menjadi aib baru keluarga kami.

Diantara lamunan & keraguanku, aku teringat tangisan ibukku tadi pagi sesudah dia melakukan masturbasi. Tangisan yang keluar karena rasa kangennya ibukku kepada bapak. Pasti bukan Cuma kangen yang tak tertahankan, tapi juga nafsu ibukku yang tak tertahankan.

Nafsu itu pasti tak selesai dengan hanya mengesekkan pantat ke selakangan bapakku, atau hanya dengan mencium pipi bapak sebagaimana yang dilakukan ibukku di lapas tadi.

Apakah tindakan ibuk sekarang masuk ke hotel dengan laki-laki yang baru saja dia kenal karena hasratnya yang sudah tak tertahankan lagi ?

Apakah aku harus menghambat ibukku untuk menyalurkan hasrat birahinya yang menggebu tak tertahankan ?

Ataukah aku harus kesana, menyuruh ibuk untuk pulang bersamaku ?

Apakah aku harus menghajar tukang ojek itu & membuat keributan di hotel itu ?

Berbagai pertanyaan berputar di kepalaku. Kebimbangan bertrubukan dengan rasa kasihan terhadap ibukku yang menderita menahan hasrat birahinya. Aku bimbang dengan sikap apa yang harus aku ambil

“hhhhhhhhhhmmmmmmmmmm………..”

Aku pun membuang nafas dalam-dalam, kemudian dengan sedikit gemetar aku ambil hp ku. Aku cari nama kontak seseorang kemudian menuliskan pesan kepadanya:

“Buk, pulangnya hati-hati ngeh. Jalannya licin abis hujan”.

Hanya itu pesan yang aku kirimkan ke wa ibukku. Aku pun merapikan jas hujan ku kemudian menjalankan motorku meninggalkan hotel itu. Meninggalkan ibukku yang saat ini berada di hotel dengan seseorang yang entah aku tak tahu siapa namanya. Mungkin di hotel ini ibukku akan menyalurkan hasrat birahinya yang selama ini terpendam.

Hmhmhmhmhmhmhmhmhmhmmhmmmm……..


Tunggu part berikutnya.
Joss gandoss👍👍👍
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd