Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

BU KADESKU, BONEKA SEXKU

Bu kades belum ada kabar
 
Episode 11

Meski sudah dua kali bercinta semalam, Pak Iwan dan Bu Yulia ternyata masih belum puas melampiaskan hasrat yg terpendam pada diri mereka. Saat suasana rumah sangat sepi karena Cantika sedang bersekolah dan pembantu rumah tangganya sengaja diminta untuk masuk siang hari, Bu Yulia dan Pak Iwan kembali bercinta di pagi harinya.

Ruang tengah dipilih keduanya untuk beradu nafsu, selain luas dan nyaman, di ruang itu terdapat banyak sofa yg bisa dimanfaatkan keduanya untuk melakukan berbagai gaya. Meski sebenarnya agak letih karena semalaman bercinta, namun keduanya tetap saja bercinta dengan menggebu gebu di ruang itu. Bahkan, Bu Yulia dengan bebasnya berteriak teriak saat Pak Iwan mengenjotnya dengan sekuat tenaga. Pak Iwan yg masih kesetanan dengan puasnya menikmati tubuh Bu Yulia. Eluhan, teriakan, erangan, maki makian, beradu suara dengan tepukan pantat dan bunyi tempik Bu Yulia yg dihajar mantan suaminya dengan penuh nafsu itu. Setelah puas bercinta dan beristirahat sebentar, keduanya lantas pindah ke kamar mandi dan kembali melanjutkan gairah asmaranya di sana.

Tak kalah menggebu gebu, di dalam kamar mandi dalam kamar Bu Yulia, Pak Iwan sekali lagi menikmati tubuh wanita yg sudah dua tahun tak dijamahnya itu. Jika di ruang tengah Pak Iwan masih melampiaskan puncak kenikmatannya dengan menyemprotkan cairan spermanya ke dalam tempik Bu Yulia, di dalam kamar mandi itu Pak Iwan memilih untuk mengeluarkan spermanya di wajah dan juga payudara besar Bu Yulia. Wanita yg hampir berusia setengah baya itupun dengan senang hati menadahi sperma pak Iwan di wajah,mulut dan juga payudaranya.

Setelah tubuh mereka lengket karena keringat yg juga bercampur sperma, keduanya lantas mandi bersama sampai bersih.

Hingga waktu tepat menunjukkan pukul 13.00, keduanya yg telah bersih bersih kini nampak menikmati makan siang seadanya yg dimasak oleh Bu Yulia. Di meja makan itu, dengan santainya keduanya bercanda.

"Lahap sekali makanya kamu mas?" canda Bu Yulia.

"Wah iya, lapar banget aku sayang. Habis tenaganya gara gara muasin kamu," balas Pak Iwan menggoda.

"Iiih siapa suruh sampai 4 kali, kaya jaman kita honeymoon aja," kenang Bu Yulia.

"Namanya juga kangen. Tapi sumpah, puas banget aku. Tempikmu masih enak banget sayang," colek Pak Iwan.

"Kamu mas. Awas ya minta lagi malam ini. Capek aku," keluh Bu Yulia yg merasa badanya sakit semua. Terlebih di bagian pahanya terasa kaku karena terlalu lama menggangkang saat mantan suaminya itu menggenjot tempiknya berulang ulang.

"Lihat nanti deh sayang. Hehehee," canda Pak Iwan.

"Bukanya kamu ada acara debat malam ini ya?Maaf malah aku sibuk ajakin kamu bercinta," tambahnya.

"Iya mas,malam ini aku ada acara debat di Balai Desa. Cantika akan ikut, bagaimana denganmu?" tanya Bu Yulia.

"Aku ingin ikut, tapi kira kira bagaimana ya reaksi warga saat mereka melihatku bersama kamu lagi?" Pak Iwan ragu.

"Wah, iya mas. Warga pasti berfikir yg tidak tidak kalau tiba tiba melihat kita berdua," pikir Bu Yulia.

"Lantas?" Pak Iwan meminta pertimbangan Bu Yulia.

"Mas tidak usah ikut tidak apa apa. Jaga rumah saja ya. Dirumah kan banyak uang. Riskan kalau ditinggalkan kosong," tawar Bu Yulia.

"Oke....baiknya juga seperti itu," Pak Iwan santai.

"Oh ya, sekali lagi aku tekankan,Yul. Aku ingin kamu menang dan jadi kades kali ini. Silahkan pakai uang itu sebaik baiknya untuk mendukung kemenanganmu," katanya.

"Iya mas, akan aku manfaatkan sebaik baiknya. Sekali lagi terima kasih ya. Kamu datang dan memberi bantuan disaat yg tepat," balas Bu Yulia sambil memegang tangan Pak Iwan.

"Kalau aku boleh tau, bagaimana persiapanmu buat Pilkades ini?" tanya Pak Iwan.

"Kalau soal nanti malam insya Allah sudah siap mas. Mengalir saja lah. Kalau soal persiapan untuk kemenanganmu, aku sudah membentuk tim sukses sejak jauh jauh hari mas," lugas Bu Yulia.

"Oh ya, siapa saja mereka?" Pak Iwan penasaran.

"Banyak mas, Bimo ketua TimSes nya. Ada juga teman temanya yakni Ilham, Dito, Lulu, Rani dari pemuda pemudi Karang Taruna, Ramdan, Fito, Beri dari anak anak Sepakbola dan Voli, terus ada Bu Desy, Bu Maya, Bu Zulfa dari ibu ibu PKK, Bu Hajah Fatanah dan Bu Ririn dari Ibu ibu Majelis Taklim, Ada juga Pak Yono, Pak Ahmad, Pak Wisnu dari Takmir Masjid. Sama temen temen lain dari kalangan pengusaha, guru guru," jawab Bu Yulia menyebutkan banyak tim suksesnya.

"Wah, banyak ya. Kayaknya dari semua komunitas ada itu," Tanya Pak Iwan.

"Iya mas, sengaja memang tiap komunitas berusaha aku rangkul. Biar jejaringnya luas. Dengan begitu dukungan ke aku bisa dari mana mana kalau mereka yg menggerakkan suara," perjelas Bu Yulia.

"Yang kelompok pengusaha n penambang pasir gak kamu ajak Yul?" kejar Pak Iwan.

"Wah... kalau mereka kayaknya sudah memihak kubu sebelah mas. Berat kalau mereka," jawab Bu Yulia.

"Iya sih, Pak Bambang kan memang teman pengusaha n penambang. Modal mereka pasti besar n pasti ada deal deal kalau Pak Bambang jadi Kades," Pak Iwan mencoba menganalisis.

"Sudah pasti mas, kayaknya Visi Misiku bakalan bertarung dengan kekuatan modal mereka," keluh Bu Yulia menimbang kekuatan lawannya.

"Gak apa apa, kamu udh cerdas kok strateginya. Yang penting jangan terlalu lugu kaya dulu. Politik uang juga diperlukan, walaupun gak sebanyak mereka," Pak Iwan menasehati.

"Iya mas, aku tahu. Makanya ini uang yg kamu kasih mau aku manfaatin untuk menambah keperluan itu," balasnya.

"Pasti masih kurang ya Yul uangmu? Apa kamu juga pinjam dari orang lain n ada deal deal tertentu seperti para pengusaha itu?" pertanyaan Pak Iwan seketika membuat panas telinga Bu Yulia. Iapun langsung teringat dengan perjanjiannya dengan Pak Hendro dimana ia harus juga "menggadaikan tubuhnya" saat membayar hutangya dengan lelaki licik itu. Saat itu Bu Yulia kembali menyesali kecerobohannya malam itu. Bu Yulia tertegun untuk sesaat.

"Kenapa Yul? Ada yg salah?" Kejar Pak Iwan.

"Ah, gak apa apa mas. Ada sih aku pinjam teman. Kalau soal deal deal juga ada sih. Kebanyakan soal minta tender ini itu kalau aku jadi Kades. Bukan masalah besar," kilah Bu Yulia.

"Iya gak apa apa. Istilahnya kan There is No Free Lunch," Kata Pak Iwan membenarkan keputusan Bu Yulia tanpa curiga dengan perubahan raut wajah mantan istrinya itu.

"Yang penting kamu jadi dulu," tambah Pak Iwan.

"Iya mas, semoga kali ini aku bisa menang. Biar nanti jabatan Kades ini juga bisa jadi batu loncatanku," Bu Yulia tersenyum.

"Ya, aku selalu dukung kamu," Pak Iwan memegang tangan mantan istrinya itu sembari menatap matanya.

"Makasihya mas. Ngomong omong, kalau kamu punya deal deal apa sama aku kalau aku jadi Kades. Mau ajak balikan lagi ya??? Hehehee," pancing Bu Yulia iseng.

"Wah....kalau soal itu, sini aku bisikin?" jawabnya.

"Aaah, apa sih pake dibisikin segala?"
Bu Yulia kemudian mendekatkan telinganya ke wajah Pak Iwan yg menarik lengannya.

"Aku gak minta apa apa, cuma pengen ngentotin Bu Lurah cantik aja tiap malam," bisik nakal Pak Iwan yg artinya ia mengharap bisa rujuk kembali dengan Bu Yulia.

"Iiih.....ngarep kamu mas," balas Bu Yulia yg aslinya juga merasa tersindir dengan apa yg diucapkan mantan suaminya itu. Karena di luar sana, Pak Hendro juga punya keinginan yg sama yakni ingin menikmati juga tubuh dirinya saat nanti sebagai Kades.

"Hehehehee, Let see aja Lah. Yang penting kamu menang dulu sayang. Semangat buat debat malam ini. Kamu pasti bisa menarik hati semua warga dengan visi misi n gagasanmu," Pak Iwan memperbesar hati Bu Yulia dan mengesampingkan niatan pribadinya.

Ketika Bu Yulia dan Pak Iwan tengah asyik bercengkerama, tiba tiba Handphone Bu Yulia bergetar. Sebuah pesan WA dari Bimo ketua TimSes nya muncul di layar handphonenya.

"Gawat...." demikian bunyi awal pesan itu.
Dengan perasaan sedikit cemas Bu Yulia lantas membuka isi pesan itu.

"Gawat Bu, ada oknum yang vandal di banner kampanye ibu. Maaf kalau ibu syock lihat fotonya," isi pesan Bimo yg menyertakan 3 sisipan foto di WA nya.

Di layar handphone Bu Yulia nampak 3 foto banner kampanyenya yg sudah dicorat coret oleh oknum tidak bertanggung jawab. Foto pertama memperlihatkan banner kampanye dengan foto Bu Yulia memakai setelah kebaya biru itu ditulisi dengan semprotan tinta Pilox warna kuning dengan kata "LONTE" , sedangkan pada foto kedua banner itu ditulisi dengan kalimat "SUDAH DICOBLOS BANYAK LELAKI" , dan pada foto yang terakhir banner itu ditulisi dengan kata kata yg tak kalah kotor "MEMEK"

Bergetar isi hati Bu Yulia saat melihat foto foto yg dikirimkan Bimo. Dadanya berdesir, telinganya panas, dan darahnya mendidih seketika. Pikiran pikiran negatif dan berbagai macam praduga satu persatu muncul dalam benaknya.

Apakah rahasiaku dengan Pak Hendro tersebar? Ataukah kisah asmaraku di masa lalu ada yg mengatahuinya? Ataukah Pak Hendro sedang berusaha mengancamnya? Apakah pencalonan aku jadi kades akan gagal ditengah jalan? Begitu banyak pikiran yg berseliweran di kepala Bu Yulia saat itu.

"Pasti ulah Hendro....!" katanya dalam hati mencoba menebak.

Seketika Bu Yulia langsung membalas isi pesan Bimo.
"Astaga.... Kelakuan siapa itu? Kapan kejadiannya Bim? " Bu Yulia yg khawatir mencoba menebak.

"Belum tahu Bu, masih diselidiki anak anak. Kejadiannya baru siang ini Bu," lapor Bimo.

Setelah mendapatkan laporan mengkhawatirkan itu, Bu Yulia seketika pamit kepada Pak Iwan untuk menelepon Bimo di luar rumah.

Telepon milik Bimo bergetar dan suara parau Bu Yulia langsung memberondongnya dengan beberapa pertanyaan.
"Bim... sudah banyak warga yg lihat itu?Lantas gimana?" Kejar Bu Yulia dalam panggilannya

"Tenang dulu Bu, walaupun sudah ada warga yg lihat tapi belum banyak. Untung tadi Dito pas lewat dan langsung kedetect segera Bu,"
balas Bimo menenangkan Bu Yulia.

"Kamu yakin itu kejadianya baru siang itu? Terus kita ambil tindakan apa?" kejarnya lagi.

"Baru siang ini Bu, soalnya tadi pagi saya lewat belum ada. Soal itu,Dito dan anak anak lain sudah langsung saya minta ambil tindakan Bu. Langsung tak suruh itu diturunkan seger biar tidak semakin banyak dilihat orang,"Jawab Bimo lugas.

"Iya Bim, kamu amankan dulu barang itu. Aduh yakin ini ibu syock banget melihatnya." Bu Yulia resah

"Tenang ya Bu, sudah kita amankan kok. Nanti saya bawa ke rumah ibu buat ambil tindakan," balas pemuda itu

"Bagus Bim. Untung kamu gercep. Kalau egak, bisa malu banget aku Bim," Bu Yulia sedikit tentang meski amarahnya masih merah menyala mendapati alat peraga kampanyenya ditulisi dengan kalimat kasar seperti itu.

"Iya Bu, sementara kita amankan dulu. Yang penting ibu jangan terpancing emosi. Kalau analisa saya, itu cuma psywar dari kubu sebelah yg ingin memancing emosi ibu menjelang debat nanti," Bimo mencoba memberikan analisisnya.

"Psywar ya? Jadi Pak Bambang yg melakukan?" Pikiran Bu Yulia tertuju pada lawan politiknya.

" Iya Bu, saya yakin cuma psywar aja. Kalau soal pelakunya kita tidak boleh gegabah menuduh Bu. Bisa jadi orang suruhan Pak Bambang, bisa jadi simpatisan beliau yg berbuat tanpa perintah, bisa jadi pihak lain. Kita selidiki dulu Bu soal itu," perjelas Bimo

"Seperti itu ya Bim? Masuk akal juga sih kalau itu psywar. Apalagi ini malam kita mau debat," balas Bu Yulia.

"Ya Bu, ini sengaja buat mancing emosi ibu n buat ibu jadi tidak tenang," Kata Bimo. "Maka dari itu, Ibu coba cooling down n tenang dulu."

"Okelah Bim, aku coba tenang dulu n gak emosi. Makasih ya... Kamu emang bisa diandalkan," kata Bu Yulia.

"Iya Bu, keep cooling down. Bisa kita laporkan ke Komisi Pemilihan. Ini nanti ini justru bisa jadi senjata kita n Boomerang buat lawan Bu. Ibu pakai politik Playing Victim aja, pura pura terdzhalimi. Biasanya tokoh yg playing Victim gitu justru dapat simpati banyak orang Bu," tandas Bimo.

"Aku memang terdzhalimi Bim," keluh Bu Yulia. "Fitnah semua itu!"

"Iya Bu, saya paham perasaan ibu. Pasti ibu marah dan emosi sekali. Tapi coba untuk positif thinking aja Bu. Kita manfaatkan buat menaikkan popularitas ibu. Sekali lagi, kita main playing Victim aja Bu," tandas Bimo

"Wah iya Bim. Aku pernah dengar strategi kaya gitu. Sering dipakai oleh para politisi untuk naikin popularitas. Memang pinter banget analisis kamu. Gak percuma kuliah di jurusan Ilmu Politik," puji Bu Yulia kepada mahasiswa itu.

"Ah, bukan apa apa Bu," Bimo merendah.

"Pokoknya gak percuma ibu minta bantuanmu jadi ketua TimSes. Strategi n analisisnya kamu memang bagus. Memang dari dulu paling jago kamu kalau soal Anal meng Analisis," balas Bu Yulia justru membuat Bimo terbahak.

"Hahahaa....aduh Bu, Analisis saja Bu, gak usah pakai ANAL di depanya. Ibu bikin otak saya langsung ngeres aja," balas Bimo yg seketika mau tak mau jadi terbayang pantat Bu Yulia yg terkenal sangat besar itu saat mendengar kata ANAL.

"Wah....iya iya Bim. Analisis, gak pakai ANAL, Hehehe" Suara tawa yg kemresek terdengar saat Bu Yulia mengkoreksi maksud perkataanya tadi.

"Iya Bu, Analisis saja," ulang Bimo gemas dengan wanita di balik teteponya itu.

"Ya sudah Bu, sementara itu dulu yg saya laporkan. Semangat Bu..." Tambah Bimo.

"Iya Bim, makasih banyak pokoknya. Ibu berhutang banyak sama kamu. Nanti kalau ibu terpilih jadi Kades, ibu janji kamu mau minta apa aja ibu kasih. Pemuda mau program apa saja bakal ibu dukung," ucap Bu Yulia berterima kasih kepada ketua TimSes sekaligus ketua Karang Taruna itu.

"Wah iya Bu, sama sama. Kami juga makasih Bu, dari dulu ibu selalu dekat kalau sama pemuda pemudi. Apapun kegiatan kita selalu ibu support. kini gantian kita kasih suport full biar ibu jadi Kades," jawab Bimo sambil nyengir menggaruk garuk kepalanya mendengar janji Bu Yulia yg akan memberikan apa saja yg dia mau.

"Ada ada saja Bu Yulia," pikir Bimo baper dalam hati.

"Ya udah gitu dulu Bim, ibu agak tenang sekarang dengernya. Tak coba tenanginndiri lagi n gak kepancing emosi. Yg penting jangan lupa kamu nanti bawa barang itu ke rumah ya," pungkas Bu Yulia.

"Siap Bu, sampai nanti," pangkas Bimo sebelum pembicaraannya dengan Bu Yulia ditutup.

Bu Yulia yg saat awal tadi begitu panik saat mengetahui poster kampanyenya ditulisi kata kata kotor kini menjadi lebih tenang. Meski begitu, pikiran Bu Yulia tetap tak bisa menghentikan rasa curiganya kepada sosok yg jadi dalang dari perbuatan tidak pantas itu. Pikirannya terbelah dua, antara Pak Hendro atau Pak Bambang lawan politiknya.

"Awas saja ya semua!" Ancamnya dalam hati.

Sementara itu, Bimo yg baru selesai melaporkan temuan lapangannya masih teringat akan ucapan Bu Yulia tadi yg entah secara sengaja maupun tak sengaja menyebut kata "Anal". Seketika pikiran nakal Bimo sekonyong konyong melintas membayangkan pantat wanita itu. Iapun mau tak mau membayangkan akan seperti apa jika pantat besar dan putih Bu Yulia di Anal nya. Sambil merinding membayangkan itu, kontol Bimo seketika memberontak di balik celana jeans-nya.

"Bu....Yulia bikin horny saja saya," keluhnya dalam hati.

"Bu Yulia, Bu Yulia.... Memang deh pantat kamu bu. Bikin pusing," keluh Bimo dalam hati sekali lagi sembari menatap foto poster kampanye Bu Yulia yang sudah dipenuhi coretan tak pantas itu.

Melihat foto foto itu, naluri Bimo berjalan. Mau tak mau ia menduga duga apakah tulisan itu hanya fitnah yg ditulis random belaka atau mungkin memang seperti itu fakta sebenarnya.

"Ah gila....Apa mungkin Bu Yulia seorang lonte? Apa ia beliau juga selama ini jual diri ketika menjadi janda?" Bimo penasaran.

"Gak mungkin lah, ibu Yulia seperti itu. Gila aja kalau beliau sampai jual diri n selama ini sering dientot oleh banyak lelaki. Kondom....Uang... Ngentot!!! Gila....Gila...***k mungkin." Bimo kesal dan tak rela membayangkan sosok yg dikaguminya itu ternyata seperti apa yg dituliskan.

( Bimo tak rela jika Bu Yulia ternyata selama ini adalah seorang lonte )

"Gak bisa bayangin aku kalau tempik n pantat Bu Yulia teryata dijual ke kontol para lelaki. No Sense!... Gak mungkin," sekali lagi Bimo kesal.

Singkat cerita selama ini Bimo memanglah secara diam diam memendam kekaguman akan sosok Bu Yulia. Baginya Bu Yulia adalah sosok yg tak hanya cantik dan cerdas, namun juga sosok yg memiliki bentuk tubuh yg menawan. Tubuh sintalnya berpadu dengan ukuran payudara dan pantatnya yg besar sering membuat Bimo deg degan saat berdekatan dengan Bu Yulia. Apalagi suara serak serak basah wanita itu dirasanya terdengar sangat menggoda. Namun bagi Bimo, ia tak bisa membohongi kalau saya tarik utama dari Bu Yulia adalah payudara dan pantat besarnya.

Bagi Bimo dan para pemuda lainya, sudah bukan rahasia lagi kalau Bu Yulia memanglah memiliki bentuk dan ukuran pantat yg abnormal. Bisa dikatakan, pantat wanita 42 tahun itu memang terlihat sempurna. Besar, sintal, padat berisi dan pasti putih seperti kulitnya. Bukan sekali dua kali Bimo dan para pemuda lainya menjadikan soal pantat Bu Yulia sebagai bahan bercanda mereka.

Tak hanya dikalangan pemuda saja, rupanya soal ukuran pantat Bu Yulia itu juga menjadi bahan pembicaraan yg seru dikalangan bapak bapak. Banyak bapak bapak yg secara terangan saling mengeluarkan candaan candaan mereka soal pantat Bu Yulia. Apalagi sejak Bu Yulia menjanda, pembicaraan antar lelaki di desa Suka Bangun menjadi semakin nakal jika membahas kemungkinan kemungkinan yg terjadi selama 2 tahun wanita itu sendiri tanpa belaian lelaki. Bisa dikatakan, Bu Yulia punya banyak penggemar di kalangan para lelaki Desa Suka Bangun. Lelaki normal pada umumnya pasti akan langsung tertarik pada pantat dan buah ada besar wanita itu apabila berhadapan langsung dengannya.

Beruntung bagi Bimo, dipilihnya dirinya sebagai ketua TimSes pemenangan Pilkades Bu Yulia menjadikan dirinya bisa sering berdekatan dengan wanita yg dikaguminya itu. Bagi Bimo, ia sudah sangat senang bisa membantu Bu Yulia mencapai tujuannya menjadi Kades. Bimo sendiri bahkan tak punya keinginan untuk mendapatkan imbalan uang atau apapun dalam bantuanya selama ini. Bagi dia, bisa melihat desanya dipimpin oleh sosok yg cantik,cerdas dan menarik saja sudah membuatnya senang. Terlebih jika Bu Yulia bisa menambah perhatian dan dukungan ya kepada program program pemuda yg dirangcangya.

Bagi Bimo, jika nanti Bu Yulia terpilih menjadi Kades, ia bisa dekat dan sering berinteraksi dengan sosok yg dikaguminya saja sudah membuatnya senang. Dan kesenangan itu sudah nampak ia rasakan sekarang.

Kesenangan ini bermula saat Bimo diminta membantu memfoto Bu Yulia saat hendak membuat poster dan banner alat kampanyenya. Selain membantu memfoto, Bimo juga diminta membuatkan design banner Bu Yulia sekalian. Saat itu Bimo memang dibuat pusing tujuh keliling saat Bu Yulia berpose di hadapannya.
Selain merasa senang bisa melihat Bu Yulia memamerkan beragam pakaian terbaiknya untuk keperluan foto, saat itu Bimo juga senang karena ia jadi punya koleksi lengkap foto Bu Yulia dengan berbagai macam busana.




Bimo yang saat itu masih terbayang soal pantat Bu Yulia seketika tertarik untuk membuka galeri fotonya. Di sebuah folder tersembunyi rupanya diam diam Bimo menyimpan banyak koleksi foto Bu Yulia. Mulai dari foto candid, foto kegiatan Bu Yulia di kampung, foto foto kampanye Bu Yulia dalam berbagai busana, hingga foto fake Bu Yulia tanpa busana hasil imajinasi dan olahan Photoshop Bimo sendiri secara diam diam.
Saat melihat deretan foto yang terakhir disebutkan itu, Bimo sampai dibuat merinding dan bergeleng- geleng kepala.

"Uuuh Bu Yulia, kira kira kaya gini kalau ibu bugil ya" pujinya dalam hati.

"Andai aja bisa ngentot sama ibu. Uuuuhhhh.....gila," Bimo gemas sendiri mendapati angan anganya tidaklah mungkin terwujud.


( Foto editan Photoshop Bimo yg penasaran akan seperti apa Bu Yulia saat telanjang )


Bersambung....
 
Terakhir diubah:
Jadi ingat temen punya pacar… Pacaran dah sampe begituan. Sudah sering ane liat dan intip. Sampe ada foto dan video. Si pacar lanjut ke sekolah pemerintahan di Jogja. Sekarang si Mbaknya dah jadi Kades di salah satu kampung di tempat kami. Kalo pidato dimana-mana kayak nggak ada dosa. Orang-orang ndak tahu aja Bu Kadesnya dah ndak perawan dan pernah nungging sambil teriak “Jadiin aku lonte!”. Beruntung tuh teman ane.
 
Bimabet
Jadi ingat temen punya pacar… Pacaran dah sampe begituan. Sudah sering ane liat dan intip. Sampe ada foto dan video. Si pacar lanjut ke sekolah pemerintahan di Jogja. Sekarang si Mbaknya dah jadi Kades di salah satu kampung di tempat kami. Kalo pidato dimana-mana kayak nggak ada dosa. Orang-orang ndak tahu aja Bu Kadesnya dah ndak perawan dan pernah nungging sambil teriak “Jadiin aku lonte!”. Beruntung tuh teman ane.
Masa muda, masa yg berapi api hu.
Banyak lah yg dulu juga kaya gitu....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd