Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

BU KADESKU, BONEKA SEXKU

Episode 8


Malam yg telah memuncak melewati tengah malam turut mengantarkan Bu Yulia dan Pak Iwan menuju puncak kenikmatan malam itu. Derai hujan yg tadi dengan lebatnya menjamah ranting dedaunan kini berganti menjadi rintik sendu yg membawa nuansa syahdu tersendiri pada kedua pasangan yg telah lama berpisah itu. Sementara itu hawa dingin semakin menyeruak setelah dipeluk oleh hembusan angin malam itu lalu mengembara menjamah permukaan kulit setiap insan yg masih terjaga malam itu. Termasuk Bu Yulia dan Pak Iwan.

"Dingin sekali malam ini mas," keluh manja Bu Yulia pada sosok pak Iwan setelah dirinya selesai memakai sebuah lingerie seksi yg dibelikan mantan suaminya itu.

Pak Iwan yg sedari tadi duduk di atas ranjang yg selama ini tak dijamahnya lantas segera berdiri dan langsung paham apa yang diminta oleh Bu Yulia. Dengan lembutnya lengan kekar Pak Iwan melingkar memeluk perut Bu Yulia yg berdiri di depan meja riasnya. Bu Yulia yang memang sangat merindukan sosok Pak Iwan nampak merebahkan punggungnya pada dada bidang Pak Iwan. Dengan manja Bu Yulia menyerahkan tubuhnya untuk dipeluk oleh laki laki yg masih dicintainya itu. Seolah ingin menyandarkan segala beban hidupnya, Bu Yulia nampak memejam sembari menikmati hangat mesranya pelukan Pak Iwan.

Sementara itu, Pak Iwan yg menyadari bahwa Bu Yulia membutuhkan pelukannya malam itu masih mendekap erat sosok wanita cantik didepanya. Sesekali diciuminya leher dan tengkuk Bu Yulia hingga bulu Roma wanita itu bangkit karena merasa terangsang. Tak hanya itu, tubuh Bu Yulia juga semakin merinding saat kontol pak Iwan yg menempel di pantatnya perlahan lahan semakin menonjol mendesak belahan pantat Bu Yulia yg nampak menggoda dengan lingerie yg dikenakannya.


( Ilustrasi tubuh sintal Bu Yulia mengenakan pakaian seksi pemberian Pak Iwan)

"Kamu cantik sekali, Yul," puji Pak Iwan sembari mencumbu leher Bu Yulia.

"Terima kasih mas untuk lingerinya. Aku suka sekali. Namun sayangnya, malam ini terlalu dingin untuk memakai ini. Kamu harus tanggung jawab mas," keluh Bu Yulia.

"Tanggung jawab apa sayang?" pancing Pak Iwan.

"Beri aku kehangatan mu mas," kata Bu Yulia sambil menyibakkan rambut panjangnya.

"Tentu saja," Balas Pak Iwan sembari menekan pantat besar Bu Yulia dengan kontolnya yg sudah menegang. jika tidak ada celana dalam yg menahannya, sudah pasti kontol itu sudah bangkit berdiri.

Dengan lembut Pak Iwan membalik posisi tubuh Bu Yulia hingga mereka berdua kini saling berhadapan. Dada Pak Iwan berdebar melihat Bu Yulia nampak cantik dan menggoda sekali saat memakai pakaian yg tadi dibelikannya. Sebuah lingerie bermotif tutul harimau menempel dengan sempurna di tubuh sintal Bu Yulia. Desain belahan dada dari lingerie itu sengaja dibuat agar buah dada wanita yg memakainya akan terlihat lebih menonjol. Hasilnya, buah dada Bu Yulia yg memang berukuran sangat besar nampak meluber dan menggairahkan. Persis di ujung bawah belahan dada itu terpasang dua buah pita berwarna hitam yg cukup panjang. Sementara untuk bagian bawahnya,sebuah celana dalam warna hitam menghiasi bokon gemuk Bu Yulia. Ukuran dan bentuk celana dalam yg besar itu nampak sempurna menutupi pantat besar Bu Yulia dan membuatnya semakin menarik.

Bu Yulia yg juga tengah dilanda hasrat yg memuncak terlihat menikmati saat dimana Pak Iwan mendaratkan tatapan lembutnya untuk beberapa lama sebelum pria itu mulai menciumi bibir tebal dirinya.

"Malam ini milik kita sayang. Aku ingin menikmati tubuhmu lagi," rayu Pak Iwan sembari mengarahkan jarinya mengusap usap belahan tempik Bu Yulia sembari bibir lelaki itu mencumbui bibir manisnya.

Bu Yulia terlihat mengangguk pasrah dan hanya menikmati jamahan apa saja yg dilakukan pak Iwan. Semakin lama pak Iwan menciumi bibir dan memanjakan tempiknya dengan jari jemari nakalnya, semakin tubuh Bu Yulia merinding. Tanpa ia sadari, tempiknya kini semakin basah seiring belaian manja yg diberikan pak Iwan padanya.

"Aaaaahhhhh mas, nikmat sayang," ucap Bu Yulia sebelum membalas ciuman Pak Iwan dengan ciuman dan kuluman yg tak kalah nakalnya.

"Nikmati syg..., lepaskan semua hasratmu," bisik Pak Iwan yg tanganya yg lain kini nampak meremas dada Bu Yulia.

"Terus sayang....terus. Nikmat sayang, " eluh Bu Yulia.

Butuh waktu 15 menit bagi keduanya berdiri saling memanjakan seperti itu hingga akhirnya Pak Iwan nampak menarik dua buah pita yg yg tersemat di dada Bu Yulia seolah olah mengajak Bu Yulia untuk berbaring ke atas kasur.

"Kamu milikku malam ini, Yul," Kata Pak Iwan setelah membanting tubuh Bu Yulia di atas kasur yg sangat empuk itu. Dilihatnya sosok Bu Yulia yg kini terlentang pasrah di atas kasur. Kemudian dengan penuh nafsu Pak Iwan melepas celana dalamnya hingga menyisakan sebatang kontol berurat yg sebentar lagi akan memanjakan tempik Bu Yulia.

Sebelum itu, pak Iwan nampak mengocok kontol besarnya sembari terus menatap tubuh Bu Yulia yg sebentar lagi akan dicumbuinya.

"Aku perkosa lagi tempikmu ya sayang," ucapan nakal Pak Iwan membuat Bu Yulia merinding. Dengan cekatan, wanita itu melepas celana dalam hitamnya dan merentangkan kedua pahanya. Sambil mengelus tempiknya, Bu Yulia mempersilahkan Pak Iwan untuk sepuasnya memperkosa tempiknya

"Sepuasmu sayang...." goda Bu Yulia.

Mendapati tawaran seperti itu, Pak Iwan langsung berjongkok dan mulai menciumi tempik Bu Yulia yg sudah tersaji di hadapannya. Dengan gemas Pak Iwan mulai menciumi, menjilati, menyedot bahkan menggigit dnding tempik yg meskipun sudah nampak lower namun masih menggairahkan.

"Aaaarrrgh....nakal kamu sayang. Jangan keras keras gigitnya," keluh manja Bu Yulia saat Pak Iwan mengigit dan menarik dinding tempiknya yg sedikit menggelambir.

*Maaf sayang, aku terbawa nafsu. Kangen sekali sama tempik ini. Lama sekali gak nyicipinya. hehehee," Pak Iwan menggoda.

"Arrrrhgh.......Arrrgh.....aaaaahhhhhh,"erang Bu Yulia berkali kali.

"Kamu suka sayang," goda Pak Iwan yg puas melihat orang didepanya mengejang dan merintih keenakan.

Berselang 5 menit, Kini giliran jari Pak Iwan yg mencolmek tempik basah Bu Yulia. Mulai dengan menggunakan 1 jari, tangan nakal Pak Iwan me menjamah lubang tempik Bu Yulia dan mulai merangsang klitorisnya. Tak cukup sampai disitu, Pak Iwan pun menambahkan 2 jari lagi untuk meyodok lubang. Melihat Bu Yulia sangat menikmati jari jari nakal dirinya, Pak Iwan pun kini menambahkan satu lagi jarinya sehingga tempik Bu Yulia yg sudah basah itu kini dikocok oleh 3 jari nakalnya.

Saat melihat wajah Bu Yulia yg cantik sembari mengerang kenikmatan seperti itu, nafsu pak Iwan untuk mengocok tempik Bu Yulia semakin besar. Hingga pada akhirnya, lelaki itu kini menggunakan kelima jarinya untuk menjamah seisi lubang surga Bu Yulia tersebut.

"Mas....gila kamu sayang, kamu apain memeluk mas?? Gak kuat mas....aaaaaarghhhhh," Bu Yulia mulai kewalahan saat Pak Iwan mengerahkan semua jarinya untuk membuat Bu Yulia orgasme.

"Aaaarrrrrhhhh.....nikmat mas. uuuuhhhhh.....sayang, nikmat mas....terus sayang," pinta Bu Yulia yg justru semakin menuju puncak kenikmatannya saat tempiknya dihajar oleh lima jari Pak Iwan.

"Aaaaaaaaaaaahhhhhhrrrrgh......mas, enak sayaaaaaang, " erang Bu Yulia yg ternyata sedang mengalami orgasme.

Bu Yulia yg sudah tak bisa menahan hasratnya merasa tak sanggup lagi dan melepaskan semacam cairan putih dari tempiknya yg disusul dengan derasnya air kencingnya. Tempiknya mengejang tak bisa terkontrol bersamaan dengan sekujur tubuhnya yg terasa kaku. Sementara matanya memejam sembari menunjukkan wajah penuh kepuasan.

"Terus sayang....kalau gak kuat keluaran aja pipismu," perintah pak Iwan yg justru merasa puas saat melihat Bu Yulia menyemprotkan air seni ke seluruh tanganya dan membanjiri seprei di bawahnya.

"Aaaaahhhhhh sayang......enak sayang. Keluar aku sayang.....pipis aku sayang," jerit Bu Yulia setengah sadar dengan tempik dan paha yg masih mengejang.

Saat Bu Yulia masih terkulai lemas setelah orgasme, Pak Iwan yg sangat bernafsu justru nampak menjilati tempik Bu Yulia yg basah dengan cairan air kencingnya tanpa merasa jijik sama sekali.

"Mas....jijik sayang, jangan ah," cegah Bu Yulia yg hanya sia dia karena Pak Iwan justru dengan lahapnya menjilati seluruh paha, tempik dan jembut nya yg basah.

"Enak kok sayang.... lagi pula sejak kapan aku jijik dengan tempik indahmu," kata Pak Iwan puas.

"Sekarang aku perkosa tempikmu ya sayang, nungging ya, " pinta pak Iwan yg membantu Bu Yulia untuk berpindah posisi.

Meski masih merasa lemas, namun Bu Yulia hanya terlihat pasrah dan menuruti kemauan mantan suaminya itu. Dirinya pun kini menungging dengan merapatkan kedua paha besarnya. Bu Yulia memang selama ini sudah tau posisi nungging yg paling disukai Pak Iwan adalah saat dirinya merapatkan kedua pahanya. dengan posisi seperti itu,.tempik Bu Yulia akan terlihat lebih chubby dan pantatnya terlihat lebih besar.

"Pintar kamu sayang," puji Pak Iwan melihat mantan istrinya masih ingat posisi kesukaannya.

"Plaaaaakkkkk....." tepukan keras pak Iwan membangkitkan lagi Bu Yulia yg tadi sempat lemas setelah orgasme.

"Aku nikmatin tempikmu lagi ya syg," kata pak Iwan sembari memegang kedua belahan pantat Bu Yulia yg siap memanjakan ya malam ini. Tanpa berkata kata, Bu Yulia hanya terlihat mengangguk menuruti permintaan pak Iwan.

Kontol pak Iwan yg sudah sangat keras dan besar lantas dielus eluskan di belahan tempik Bu Yulia. setelah mengusap usap jembut tebalnya, dengan sekali hentak kontol yg besar itupun ditelan habis oleh tempik Bu Yulia yg sudah lower namun tetap menggairahkan itu.

Sekali lagi, suara khas dari tempik Bu Yulia yg digenjot Pak Iwan dengan kencangnya menggema di setiap sudut ruangan itu. Suara berbunyi " Plok....plok...plok....plok...plokk...", itu semakin keras setiap kali Pak Iwan menambah kekuatan genjotanya.
Tak cukup disitu saja, suara tepukan pantat dan suara erangan Bu Yulia juga terdengar sahut menyahut sepanjang 20 menit berikutnya. Semakin keras Pak Iwan menggenjot kencang dan menepuk pantat besar Bu Yulia dengan kasar, semakin keras Bu Yulia merintih dan mengerang.

Berlatarkan bunyi rintik hujan yg masih menderai di luar sana, Pak Iwan sungguh sangat menikmati petualangannya malam itu. Setelah dua tahun mereka berpisah, kini is bisa merasakan kembali kenikmatan tubuh Bu Yulia. Dengan penuh nafsu yg sangat membara, Pak Iwan menggenjot pantat besar Bu Yulia sepuas hatinya malam itu. Beberapa kali Pak Iwan harus menelan ludah saat menyaksikan pantat besar itu bergoyang goyang liar seiring liarnya genjotan kontol yg diberikan nya.

Hawa dingin yg tadi melanda kini seakan sirna dari tubuh keduanya karena terusir oleh hawa panas penuh nafsu dari dua pasangan yg saling memendam hasrat itu. Dengan perasaan mendalam yg diliput oleh nafsu liar, Pak Iwan seakan ingin menyalurkan semua nafsunya di dalam tubuh panas Bu Yulia. Detik demi detik, menit berganti menit, gelora didalam tubuh mereka berdua semakin menyala. Jambakan kasar dan kata kata kotor Pak Iwan tak dirasa risih oleh Bu Yulia. Justru semakin kasar lelaki itu menikmati tubuhnya, semakin menyala gairah Bu Yulia.

"Uuuuhhhh Yuli sayang, aku perkosa tempikmu sayang. Sepuas kontolku ya sayang," makian Pak Iwan yg bersamaan dengan sebuah tepukan keras di pantat Bu Yulia.

"Sepuasmu mas.....entot aku yg kencang mas," pinta Bu Yulia.

"Iya Lonteku sayang, kamu milikku malam ini!" kata Pak Iwan menyebutkan kata kata tak pantas pada mantan istrinya itu.

"He eh mas..., aku lontemu mas. Sepuasmu sayang....sepuasmu mas," teriak Bu Yulia.

Setelah hampir setengah jam menikmati momen yang membuat hasrat sampai melonjak ke ubun ubun itu, Pak Iwan mulai merasakan pejuhnya akan segera keluar. Maka iapun nampak melakukan gerakan puncak agar saat ejakulasi nanti bisa merasakan kenikmatan yg luar biasa.

Dengan kasarnya tangan kiri Pak Iwan menjambak rambut Bu Yulia, sementara tangan kanannya nampak memelingkan dagu wanita itu agar wajah kenikmatannya bisa is lihat. Dengan kasarnya Pak Iwan menekan pipi Bu Yulia hingga bibir wanita itu terbuka. Melihat Bu Yulia yg sudah pasrah, kontol pak Iwan lantas menghajar tempik Bu Yulia sekeras, sedalam, dan secepat yg ia bisa.

"Aaah....Lonteku sayang, Yulia. Tempikmu milikku sayang. Tubuhmu cuma milikku sayang..... Aaargh....Arrrgh......Aaaarrrgh...... tempik....tempik...tempik....nikmat sayang," erang Pak Iwan untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya kontol besarnya meledakkan pejuh di bagian paling dalam dari tempik Bu Yulia.

"Croot....Croot.....croooot.....croottt.....
Croot....Croot......crootttt.....crooot....crooot ....." tujuh ledakan pejuh pak Iwan memenuhi dinding dalam tempik Bu Yulia hingga meluber dan berbusa keluar.

Saat puncak kenikmatan itu terjadi, tubuh Pak Iwan menegang kegirangan, sementara Bu Yulia yg amat menikmati itu juga menunjukkan kepuasanya. Otot otot dalam tempiknya nampak kembang kempis menjepit kontol Pak Iwan yg baru saja meluberkan seluruh sisa pejuhnya malam itu.

"Aaaaaaarrrh....nikmat sayang. Kontolmu nikmat banget, banjir ini sayang pejuhnya," keluh Bu Yulia yg tubuhnya kini justru nampak berkeringat.

Pak Iwan yg telah lemas nampak lunglai dan kini melepas kontolnya dari dalam tempik Bu Yulia. Dengan manja, Pak Iwan pun meraih tubuh wanita sintal di depanya dan memeluknya dalam rebahan hangat.

Dipeluknya tubuh Bu Yulia dari belakang sembari menempelkan kontol nya yg kini mulai mengempis di pantat lengket Bu Yulia. Sementara itu, Bu Yulia yg juga sangat lemas malam itu nampak pasrah dalam pelukan Pak Iwan. Bu Yulia yg terbaring pasrah hanya bisa merasakan saat dada pak Iwan berdebar debar dengan kencang di punggungnya.

"Makasih sayang, untuk malam ini. Kamu luar biasa." Puji Pak Iwan.

"Iyas mas, kamu juga luar biasa. Aku kangen yg seperti ini," jawab Bu Yulia.

"Aku sayang kamu Yul. Kamu cuma milikku sayang," peluk erat Pak Iwan tanpa mampu dilepaskan Bu Yulia.

"Iya mas, aku cuma milikkmu sayang. Cuma kamu seorang," balas Bu Yulia yg merasa Pak Iwan adalah sosok pahalanya baginya saat kini.

Setelah lama berpelukan, Bu Yulia yg teramat merindukan sosok Pak Iwan kemudian mencoba bangkit dan memeluk Pak Iwan dari atas. Dengan penuh kelembutan bibir menawan wanita itu menciumi dada, leher, mata dan bibir Pak Iwan yg nampak berbaring lemas sembari memasukkan kedua tanganya ke dalam bantal.

"Aku sayang kamu mas," kata Bu Yulia sembari masih menciumi dan memeluk Pak Iwan.

Sementara Pak Iwan dengan wajah dan senyum bahagianya nampak memejam menikmati kemenangannya malam itu. Betapa dirinya merasa puas setelah bisa menaklukkan kembali hati, perasaan dan tubuh wanita yg selama dua tahun ini menjaga jarak darinya.

Namun kepuasan Pak Iwan malam itu kemudian terganggu oleh suatu hal aneh yg dirasakannya. Di dalam bantal yg dimasuki tanganya, tanpa sengaja Pak Iwan merasakan ada sebuah benda yg tidak biasa. Benda itu terasa keras dan lonjong yg bentuknya menyerupai sebuah tongkat. Karena merasa penasaran Pak Iwan kemudian menarik keluar benda itu dan menunjukkannya kepada Bu Yulia.

"Ah sayang....ketahuan ya kamu!" Kata Pak Iwan dengan nada tinggi sambil menunjukkan sebuah dildo besar di wajah Bu Yulia.

Bu Yulia sangat terkejut dan merasa panik saat Pak Iwan menemukan benda yg dipakainya untuk melayani VCS Pak Hendro. Ia tak menyangka dirinya seteledor itu menyembunyikan benda itu hingga Pak Iwan menemukanya. Wajah Bu Yulia yg tadi girang seketika menegang dan memerah. Ia seakan tak bisa berkata kata.

"Aduuuh...bodoh sekali kamu Yulia," katanya dalam hati.

"Jadi kamu?" kejar Pak Iwan.

"Aaaaa......anu mas, itu....cuma," Bu Yulia terbata bata.

"Jadi kamu selama ini pakai ini ya buat memuaskan diri? Hahahahahahaa" tanya Pak Iwan dengan tertawa puas mengetahui bahwa Bu Yulia selama dua tahun ini memakai dildo itu untuk memenuhi hasrat kewanitaannya.

Melihat wajah Pak Iwan justru tertawa lebar, Bu Yulia yg tadi panik dan mengira aksinya tadi bersama Pak Hendro akan ketahuan kini nampak tenang. Dengan itu ia bisa berkilah pada mantan suaminya itu.

"Aaaah jadi malu aku mas," kilahnya.

"Malu kenapa sayang?" kejar Pak Iwan sembari membolak balik bentuk dan ukuran dildo itu di depan wajah Bu Yulia. "Wah seleramu besar ya ternyata"

"Aaah mas, apaan sih," Bu Yulia pura pura malu.

"Pantas tempikmu sekarang ini lebih lebar daripada terakhir kali aku mencicipinya sayang. Ternyata ini oknumnya ya?" goda Pak Iwan sekali lagi.

"Habis....mau gimana lagi mas, aku juga butuh seperti itu, "keluh dan kilah Bu Yulia mencoba bersandiwara.

"It's Ok Yuli, Aku maklum. Aku malah senang kau lebih memilih bermain benda ini daripada.........," Pak Iwan mencoba menngoda sekali lagi.

"Daripada apa mas? Mas curiga aku macam macam ya?" tanya Bu Yulia sedikit kesal.

"Egak sayang, daripada kamu menahan hasratnya, lebih baik engkau lampiaskan dengan dildo ini. What a lucky bastard! " Canda Pak Iwan yg menganggap dildo itu beruntung karena bisa menemani tempik Bu Yulia selama dua tahun ini.

"Iya mas, aku cuma main itu aja" jawab Bu Yulia dengan malu sekaligus teringat akan petualangan nakalnya selama dua tahun ini yg ternyata tak sepolos yg dibayangkan Pak Iwan.

"It's Ok sayang, kalau perlu aku belikan yg lebih jumbo lagi," canda Pak Iwan yg kemudian langsung dijawab dengan sebuah cubitan gemas dari Bu Yulia.

"Pakai punyamu aja mas," jawab Bu Yulia yg berbisik di samping telinga Pak Iwan.

"Punyaku udh lemas sekarang Yul," Canda Pak Iwan.

"Aku emutin lagi ya sayang biar besar lagi"goda nakal Bu Yulia.

"Oh tidak sayang...***k sanggup aku kayaknya," Pak Iwan menyerah. "Tapi kalau besok pagi, kayaknya siap deh," Katanya sembari memeluk dan menciumi Bu Yulia dengan nakalnya.

"Ayo kita tidur mas, biar besok kuat lagi. Besok kan Cantika sekolah, kita bisa bercinta lagi seharian," goda Bu Yulia.

"Kalau perlu besok Bi' Darmi aku minta masuk siang aja biar kita bisa leluasa mas," tambahnya.

"Tentu sayang. Gak sabar menunggu esok. Sini aku peluk kamu malam ini," cium Pak Iwan di bibir Bu Yulia.

"Iya sayang, tidur yuk.... I love you mas," kata Bu Yulia.
"Aku juga sayang kamu,Yul," tutup Pak Iwan.

Dalam balutan selimut hangat, Pak Iwan dan Bu Yulia yg masih telanjang kemudian nampak berpelukan untuk tidur. Dengan penuh perasaan keduanya yg telah letih bercinta dan menyalurkan hasrat kerinduannya nampak pasrah pada malam yg telah bergeser menjadi dini hari. Debaran jantung keduanya berpacu dengan bilah detik jam dinding yg tak pernah letih menyapa menit demi menit, jam demi jam. Dalam hangat peluk dan rebah malam rasa kantuk kemudian datang dan mulai merajai tubuh mereka. Hingga pada akhirnya, mahadaya malam mengantarkan keduanya ke dalam tidur yang teramat nyenyak hingga sinar fajar esok hari mencium pelupuk mata mereka.


Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd