Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

BU KADESKU, BONEKA SEXKU

Sampai kapan Pilkades hu?
Gk pakai kampanye keliling kampung kah?
 
Episode 7

Persis setelah Bu Yulia selesai melayani VCS menjijikkan dengan Pak Hendro, hujan deras nampak mengguyur malam itu. Bu Yulia yg masih merasa jijik kemudian masuk ke dalam kamar mandinya untuk mandi. Didepan cermin kamar mandinya, Bu Yulia menatap sosok dirinya yg bertelanjang bulat. Seketika perasaan risih dan jijik ia rasakan saat mendapati dirinya kini secara tidak langsung sudah menggadaikan tubuhnya kepada Pak Hendro.

Setelah membersihkan seluruh tubuhnya termasuk tempiknya yg tadi sempat mengeluarkan cairan orgasme, Bu Yulia kemudian membalut tubuhnya dengan handuk dan keluar untuk berganti pakaian.

Di depan meja riasnya,lagi lagi Bu Yulia menatap tubuhnya yg sintal. Saat itu pula Bu Yulia melihat bungkusan pemberian Pak Iwan yg tadi ia letakkan di meja riasnya.

"Benda apa ini? Bu Yulia yg penasaran kemudian membuka bungkusan itu.
Saat bungkusan itu dibuka dan benda di dalamnya dikeluarkan, Bu Yulia hanya bisa menggeleng gelengan kepala sembari tersenyum.

"Dasar nakal kau mas Iwan," celetuk Bu Yulia dalam hati saat ia merentangkan benda pemberian Pak Iwan yg ternyata adalah sebuah pakaian tidur seksi.

Sembari tersenyum gemas, Bu Yulia yg merasa senang dengan pemberian itu tak tahan untuk mencobanya.

"Apa Mas Iwan sedang berusaha menggodaku?" pikirnya geli.

Saat pakaian seksi itu telah sempurna melekat pada tubuh sintalnya, Bu Yulia yg malu akan penampakkannya sekarang terlihat menutup wajahnya di depan cermin.

"Apa kau ingin melihatku memakai ini malam ini mas?" Bu Yulia tersenyum gemas. "Sayangya tak semudah itu,"

"Sedang apa Mas Iwan sekarang ya?" tanya Bu Yulia sembari menatap ke arah sebuah jam dinding yg saat itu telah menunjukkan pukul 22.05

"Masih belum terlalu larut, pasti mas Iwan masih di ruang Tv sekarang," pikirnya.

Karena tak ingin terlihat sedang berusaha menggoda jika dirinya menemui Pak Iwan dengan menggunakan pakaian tidur seksi itu, Bu Yulia kemudian melepas pakaian seksinya dan berganti dengan pakaian malam yg sederhana.

Sebuah kardigan berbahan kaos berwarna cokelat yg bernuansa santai dipilihnya. Untuk bagian bawah Bu Yulia memilih untuk memakai legging berwarna hitam. Tkk lupa iapun memakai hijab hitam sederhana untuk menutupi kepala dan dadanya seperti yg ia gunakan saat menemui tamu malam hari.
Setelah menyemprotkan parfum dan mempercantik dirinya dengan sapuan tipis make up malam Bu Yulia berniat untuk menemui kembali Pak Iwan malam itu. Tak lupa, sebuah olesan tipis lipgloss dioleskan di bibir tebalnya sebelum melenggang keluar menuju ruang TV.

"Dimana mas Iwan?" pikir Yulia yg kecewa mendapati sosok Pak Iwan tak ada di ruang TV. Meski sempat melongok ke arah pantry dan juga arah ruang tamu, Bu Yulia tak juga menemukan Pak Iwan disana.

"Apa dia sudah tidur? Padahal susu yg aku buatkan tadi belum diminumnya sama sekali," keluh Bu Yulia saat mendapati segelas susu yg dia buatkan untuk Pak Iwan masih nampak penuh di atas meja.

Sementara Bu Yulia tengah berada di ruang TV, Pak Iwan yg masih belum bisa memejamkan mata hanya terlihat bersandar pada sebuah bantal yg diletakkannya dipermukaan tembok kamar. Tanganya nampak terlipat menopang kepalanya sementara matanya memejam membayangkan sesuatu.

"Apa Yulia sudah tidur?" pikirnya.

"Hampir saja tadi," keluhnya membayangkan kemesraan mereka yg berakhir dengan cepat karena adanya gangguan.

Saat Pak Iwan masih tenggelam dalam lamunannya tiba tiba pintu kamarnya diketuk oleh Bu Yulia.

"Tok tok tok... apa kau sudah tidur mas?" sapa Bu Yulia dibalik pintu.

Seketika Pak Iwan terperanjat dari sandarannya dan kemudian bangkit untuk duduk. Sontak ia pun girang bukan kepalang mendengar suara Bu Yulia memanggilnya.

"Masuklah...aku belum tidur," kata Pak Iwan mempersilahkan Bu Yulia masuk.

"Kreeeeeekkk....," "Aku kira mas sedang tidur," sapa Bu Yulia dengan tersenyum sembari melenggang masuk.

"Ah...masih jam segini. Tentu saja aku belum tidur," jawab Pak Iwan.

"Ada apa Yul? Apa kau sudah selesai dengan keperluanmu tadi?Is everthing Allright?" tanya Pak Iwan penasaran.

"Sudah mas. Maaf jika tadi aku meninggalkan mas begitu saja. Tadi itu benar benar panggilan penting terkait urusan Pilkada. Semua baik baik saja," jawab Bu Yulia yg nampak meletakkan gelas berisi susu yg tadi belum sempat diminum oleh Pak Iwan.

"Syukurlah kalau begitu," Pak Iwan damai.

"Apa aku menganggumu mas? Aku hanya ingin mengantarkan susu ini. Kau lupa meminumnya tadi," Bu Yulia nampak berdiri di depan Pak Iwan setelah meletakkan susu itu.

"Tentu saja tidak. Aku senang sekali kau disini malam ini," mata Pak Iwan memandang wajah Bu Yulia yg nampak cantik meski hendak tidur. Saat itu ia merasa bahwa Yulia sengaja berdandan dulu demi nampak cantik saat menemuinya.

Bu Yulia tersenyum tipis saat mendapati Pak Iwan menatap matanya.

"Duduklah disini," tangan Pak Iwan meraih tangan Bu Yulia dan mengarahkannya untuk duduk disampingnya. Bu Yulia tersenyum pasrah menuruti permintaan Pak Iwan yg hari ini kedatanganya bagaikan seorang pahlawan yg datang disaat yg tepat.

"Ada apa mas?" pancing Bu Yulia.

Dengan tatapan hangat, Pak Iwan mendaratkan pandanganya ke mata Bu Yulia yg nampak salah tingkah. Dengan lembut, Pak Iwan menarik lengan Bu Yulia dan mencoba memangkunya. Bu Yulia lagi lagi pasrah saat Pak Iwan menarik tubuhnya di atas pangkuannya.

"Can we continue what we've started?" Pak Iwan yg sudah sangat berhasrat mengajak Bu Yulia untuk melanjutkan petualangan mereka tadi.

Bu Yulia yg dalam hatinya merasa kasmaran hanya tersenyum sembari terus mengimbangi tatapan mata Pak Iwan.
"I really need you tonight," rayu Pak Iwan yg tak sabar ingin kembali mencicipi tubuh Bu Yulia.

"Aku juga membutuhkanmu mas," kata Bu Yulia yg hanya berani mengatakannya dalam hati.

Dengan sentuhan lembut, tangan pak Iwan membelai dagu Bu Yulia yg duduk dipangkuanya, hingga sejurus kemudian sebuah ciuman mesra kembali mendarat di bibir Bu Yulia yg sedari tadi hanya diam menikmati suasana.

Kedua mantan suami istri itu kemudian nampak berciuman dengan mesranya selama beberapa menit. Dengan penuh perasaan Pak Iwan menumpahkan kerinduannya saat mencium bibir Bu Yulia. Bu Yulia pun sama, ia sangat menikmati sentuhan lembut malam ini.

Seperti petualangan mereka tadi, ciuman mesra itu lama kelamaan berubah bercampur nafsu yg kian memuncak. Pak Iwan nampak menggarahkan tanganya dan berusaha kembali meremas dada Bu Yulia sebelum tangan wanita itu menangkisnya mentah mentah.

"Minum dan habiskan dulu susu itu mas. Aku sudah repot repot membuatkannya," jawab Bu Yulia yg seketika bangkit dari pangkuan Pak Iwan. Wanita itupun berdiri dan mengambil gelas susu yg berada di atas meja.

Merasa ajakan bercintanya ditolak Bu Yulia, Wajah pak Iwan nampak kecewa. Ia tak menyangka Bu Yulia justru menolak permintaanya.

Wajah kecut Pak Iwan nampak jelas terlihat saat ia menerima gelas susu yg diberikan Bu Yulia.

"Tapi susu ini sudah dingin, Yul," keluhnya. "Tak bisakah aku minta susu yg masih panas?" pinta Pak Iwan yg tak ingin Bu Yulia pergi begitu saja setelah itu. Pak Iwan berusaha menahan Bu Yulia.

Mas Iwan ingin susu yg panas?" katanya.

Bu Yulia yg mendengar permintaan yg merepotkan itu nampak kesal dan gemas. Tak ingin direpotkan Pak Iwan, wanita itupun kemudian melakukan hal yg sangat tidak disangka sangka oleh Pak Iwan.

Dengan menatap mata Pak Iwan, Bu Yulia nampak tersenyum genit sambil berusaha melepas kardigan yg dikenakannya. Setelah kardigan itu dilepas, celana legging hitamnya juga nampak dilepaskanya.Pak Iwan yg merasa kaget hanya bisa menghela nafas panjang dan menelan ludah saat melihat aksi nakal Bu Yulia. ebuah Bra berwarna hitam yg menutup payudara nya juga turut dilepasnya. Tak cukup sampai disitu, Bu Yulia juga menanggalkan bra berwarna hitam yg melekat di payudaranya dan menjatuhkannya e samping pak Iwan. Bagian akhir yg paling membuat Pak Iwan berdebar debar adalah saat Bu Yulia secara perlahan melepas celana dalam hitam miliknya.
Dengan nakalnya Bu Yulia nampak memelorotkan celana dalam itu dan kemudian dinaikkan lagi. Namun sesaat kemudian, ia pelorotkan lagi celana dalam yg menutupi separuh jembut lebatnnya.


( Ilustrasi Bu Yulia saat menanggalkan celana dalamnya )

"Gila...Yulia," kata Pak Iwan dalam hati. Seketika kontol pak Iwan memberontak dan menelan celana jeans-nya.

"Kamu Yul, nakal sekali," kata Pak Iwan meringis.

Dengan tatapan nakal, Bu Yulia meraih gelas susu yg dipegang Pak Iwan dan memegangnya. Karena Pak Iwan ingin minum susu yg masih panas, Bu Yulia menawarkan sesuatu yg tidak akan bisa ditolak oleh Pak Iwan.


( Ilustrasi Bu Yulia saat menawarkan susu hangat kepada Pak Iwan )

"Jika kau ingin susu yg panas, minumlah ini mas," perintah Bu Yulia sembari menuangkan susu dingin itu perlahan lahan diatas permukaan payudaranya yg besar dan hangat.

Pak Iwan yg masih tak percaya apa yg dilihatnya hanya bisa terus menerus menelan ludah sembari merasakan detak jantungnya mengencang dan kontolnya yg semakin menegang.

Seperti anak bayi yg haus akan air susu ibunya, Pak Iwan dengan kesetanan segera mendekati Bu Yulia dan mulai menjilati susu yg berlumuran di dada besar Bu Yulia itu agar tak banyak tertumpah. Dengan lahap Pak Iwan menyucrupi susu yg kini terasa hangat oleh kulit Bu Yulia. Dengan liarnya pak Iwan menjamah seluruh permukaan payudara Bu Yulia seperti orang yg kehausan di tengah padang gersang.

Bagian paling menyenangkan dari aksi nakal itu adalah saat pak Iwan menyedot puting susu Bu Yulia yg berukuran sebesar ibu jari itu. Meski puting wanita itu sudah menghitam dan memanjang, namun bagi Pak Iwan bagian itu adalah surga yg sebenarnya dari payudara Bu Yulia. Sementara itu, dengan memejam dan menggigit bibirnya sendiri, Bu Yulia mengerang saat Pak Iwan memanjakan puting susunya.

Saat seluruh susu yg menempel di payudara itu habis dilumat oleh Pak Iwan, dengan cekatan Bu Yulia kembali menuangkan susu yg masih tersedia banyak di gelas itu.

"Gila...pintar sekali kamu sayang," puji Pak Iwan.

"Sepuasmu mas, habiskan tanpa tersisa sedikitpun," Erang Bu Yulia semakin membuat pak Iwan kesetanan.

Seperti seorang pelayan, Bu Yulia dengan lincah terus melayani Pak Iwan yg seperti orang kehausan saat menjilati semua susu yg bertumpahan di atas payudara dan tubuh Bu Yulia. Bahkan Pak Iwan tak rela susu itu jatuh setetespun walau lidah liarnya harus terus menjelajah bahkan sampai ke bagian perut, pusar, paha, jembut hingga ke belahan tempik Bu Yulia.

"Aaaaargh...nikmat sekali mas Iwan," erang manja Bu Yulia saat Pak Iwan menjilati susu yg mengalir di sela sela jembut n tempiknya.

"Hisap sayang...hisab sampai habis," perintah Bu Yulia.

Pak Iwan pun dengan penuh nafsu menjilati susu yg rasanya kini sedikit lebih asin karena bercampur dengan keringat ditempik Bu Yulia.

"Ada asin asinya sayang," celetuk nakal Pak Iwan.

"Ah kamu mas, nakal," Bu Yulia menjitak kepala Pak Iwan yg masih tak berhenti menjilati susu yg ada di paha dan tempiknya.

Semakin liar Pak Iwan menjamah seluruh tubuh basah dan lengket Bu Yulia, Semakin rajin Bu Yulia menyiram susu yg sudah mau habis itu di tubuhnya sambil memeluk kepala Pak Iwan dengan tangan yg satunya.

"Kenapa kita tidak pernah kaya gini dulu ya Yul?" sesal Pak Iwan.

"Gak tau mas, ini juga karena aku kesal sama kmu sudah aku buatkan susu namun tak kau sentuh sedikitpun," canda Bu Yulia.

"Sebenarnya aku lebih tertarik mengempeng susumu sayang, tapi tak kusangka justru engkau memberikan yg lebih menakjubkan seperti ini," Pak Iwan memuji Bu Yulia yg punya ide senakal itu.

Melihat susu yg kira kira tinggal dua siraman lagi akan habis, pak Iwan memiliki ide yg membuat Bu Yulia tertawa tak percaya.

"Terlentang dikasur sayang,"pinta Pak Iwan.

"Mau diapain aku mas?" pancing Bu Yulia.

"Aku pengen minum susu pakai tempikmu yg jadi gelasnya," bisik Pak Iwan yg kini bangkit dan berdiri disamping Bu Yulia.

"Aaaaah....,kamu sayang," keluh manja Bu Yulia.

Setelah Bu Yulia setuju, Dirinya pun langsung terlentang di atas kasur. Pak Iwan kemudian mengambil bantal untuk menopang paha Bu Yulia agar saat susu itu diruang diatas tempiknya ia tidak gampang tumpah. Setelah mendapatkan posisi yg pas, Susu yg tinggal sedikit lalu dituangkan diatas tempik Bu Yulia yg terbuka lebar. Kemudian dengan cekatan Pak Iwan menyucrupnya agar susu itu tidak terlalu banyak yg meresap ke dalam tempik Bu Yulia.

"Sluuurutp.....Sluuurutp....Sluuurutp" dengan 3 tegukan susu itu masuk ke dalam mulut Pak Iwan yg kemudian nampak menghisap cairan susu yg masuk ke dalam tempik Bu Yulia.

"Aaaaargh mas, perih ternyata sayang. Kamu nakal sekali," keluh Bu Yulia mendesah.

"Bagaimana kalau buat satu gelas lagi sayang, dan pakai sedotan?" bujuk pak Iwan yg tak mengira betapa nikmatnya pengalaman itu.

"Tidak mas," Bu Yulia menggeleng tegas. "Jangan sekarang, besok lagi saja,"
ucapnya membuat Pak Iwan tertawa.

"Jadi besok aku masih boleh menjamah tubuhmu sayang?" Pancing Pak Iwan.

"Apaan sih kamu mas," Bu Yulia malu karena ketahuan kalau ia berharap Pak Iwan akan menjamah tubuhnya lagi esok.

"Sekarang penuhi tempikku dengan pejuhmu saja mas," Bujuk manja Bu Yulia yg sudah sangat terangsang dengan pemanasan itu.

"Kau yakin sayang? Setelah semua ini dan setelah dua tahun ini kita tak bertemu?" Pak Iwan meyakinkan

Bu Yulia hanya mengangguk sembari menunjukkan senyum pasrahnya. "Sepuasmu malam ini sayang,"
Pak Iwan yg sudah mendapatkan ijin Bu Yulia untuk mengentot tempiknya kemudian berdiri. Dilepasnya kaos yg dikenakannya, tak lupa celana jeans dan celana dalam yg sesak karena dirong-rong oleh kontolnya yg menegang juga dilepasnya. Hingga kini yg terlihat adalah sosok Bu Yulia yg sudah terlentang pasrah dan Pak Iwan yg berdiri memandang tempik mantan istrinya itu dengan kontol super tegang.

"Aku perkosa tempikmu ya sayang," pinta Pak Iwan Nakal. Bu Yulia lagi lagi mengangguk.
"Ia mas....puaskan aku sayang," ucap Bu Yulia sabil mengangguk lirih.

Pak Iwan yg sudah memuncak birahinya cepat cepat mengarahkan kontolnya di atas tempik Bu Yulia dan memainkannya dengan gerakan mengoles dan memutar. "Gila....gila...gila," pikirnya dalam hati setelah dua tahun dirinya tak pernah mencicipi tempik yg dulu tak terhitung sudah dinikmatinya selama kurang lebih 20 tahun mereka menjalin rumah tangga.

Perasaan nafsu, rindu, puas sekaligus bangga menggerayangi dada Pak Iwan mengingat sebelum hari ini mereka hidup masing masing dan bisa dibilang selama ini Bu Yulia masih membencinya. Selain itu, dalam diri Pak Iwan juga ada semacam perasan ragu karena selama ini mereka sudah dinyatakan bercerai secara agama namun kini belum juga ada kesepakatan rujuk mereka justru akan berhubungan lagi layaknya suami istri yg sah.

"Aku entot tempikmu y sayang," ijin Pak Iwan sekali lagi.
"Sepuasmu mas," jawab Bu Yulia sekali lagi.

Pak Iwan menelan ludah sebelum memasukkan kontol besarnya menembus celah celah jembut Bu Yulia.
"Bleeeeeeeessssttt" Resmi sudah kontol Pak Iwan kembali merasakan kehangatan tempik Bu Yulia sejak perpisahan mereka.

"Aaaaargh Yulia sayang. Is tonight real? Aku gak percaya malam ini bisa menikmati lagi surgamu sayang, " ucap Pak Iwan sambil memejamkan mata menikmati sensasinya.

"Nikmati malam ini sayang, aku entot tempikmu sepuasnya," kata pak Iwan yg kini nampak memeluk dan mencumbui wajah Bu Yulia.

Ciuman , cumbuan ,gigitan, jilatan, hisapan...saling bergantian diberikan pak Iwan kewajah,leher,telinga dan payudara Bu Yulia saat kontol besarnya dengan lembutnya menikmati hangatnya tempik Bu Yulia.

Meski sedikit menaruh heran karena tempik Bu Yulia dirasanya jauh lebih lower semenjak mereka berpisah dulu,namun Pak Iwan yg tau mau berfikir macam macam mencoba untuk tak bertanya hal yg sensitif yg bisa merusak suasana mereka berdua.

"Mungkin Yulia sering masturbasi dengan dildo untuk memenuhi kebutuhannya," pikirnya menenangkan diri.

Semakin pak Iwan mengencangkan genjotanya, semakin kuat desahan dan rintihan Bu Yulia. Setali Tiga uang, Bu Yulia mengeraskan rintihannya semakin semangat Pak Iwan mengenjot tempiknya.

" Plokkk....plokkk....ploook...plook
ploook....ploook ploookkk......." Bunyi tempik lower dan becek Bu Yulia.

"Plooock....plocccck.....plooock....
krengket...krengket....krengket....Arrrrgh....aaargh......
Arrrrgh.....Uuuuhhh.....Aiiiiih,......Uuuuhhhhh......
plooock....ploock....krengket ....krengket.....uuuuhhhh!"
ploock!" bunyi ranjang yg bergoyang berpadu dengan suara tempik, dan desahan nikmat Bu Yulia.

"Your pussy is amazing,sayang," puji Pak Hendro.

"Uuuh....gila, tempikmu masih nikmat bgt honey," Pak Iwan memuji kenikmatan yg diberikan oleh Bu Yulia.

"Ploookckkkkk......Plooockkkkk....Plooockkkk"

"Kontolmu juga masih perkasa mas, besar seperti biasanya," balas Bu Yulia yg kemudian kembali memejam sambil mengulum bibirnya sendiri.

Sambil memeluk tubuh lengket Bu Yulia yg tadi diguyur oleh susu, Pak Hendro kemudian mengenjot tempik Bu Yulia dengan lebih kasar lagi.

"Aaah...mas, terus mas......terus sayang, kencengin mas.....lagi sayang.Jangan berhenti sayang.....aaaah.....aaahhhhh.....!" pinta Bu Yulia yg juga kesetanan.

Setelah 15 menit menggenjot Bu Yulia dengan gaya klasik, Pak Iwan yg belum ingin Croot kini meminta gantian Bu Yulia untuk naik diatasnya. Namun sebelum Bu Yulia naik, Pak Iwan menahannya untuk sejenak. Bu Yulia dimintanya duduk sedangkan Pak Iwan nampak mengarahkan kontolnya ke dada Bu Yulia untuk dijepit.

"Masih bisa jepit kontolku gak sayang?" tantang Pak Iwan.


( Ilustrasi payudara besar Bu Yulia yg sebentar lagi akan menjepit kontol Pak Iwan )

Tanpa membalas, Bu Yulia langsung meraih kontol besar Pak Iwan yg juga nampak lengket itu. Kemudian dengan mudahnya kontol itu dijepit oleh Bu Yulia dengan dua buah payudara nya yg berlimpah ruah.

sebelum Bu Yulia menjepit kontol besar itu dirinya berinisiatif untuk memanjakan kontol Pak Iwan dengan mulutnya.

"Aaaaargh, gila....Enak sayang kulumanmu. "Emutin n hisab yg kenceng sayang. Jilatin pucuknya...." pinta Pak Hendro.

Dengan lincahnya Bu Yulia mengulum kontol Pak Hendro. Bu Yulia yg masih ingat layanan mulut paling disukai Pak hendro kemudian nampak memanjakan mantan suaminya itu. Bu Yulia kemudian mengemut kontol Pak Iwan sambil memanjakannya dengan klitikan di bagian pucuk penis dengan lidah nakal Bu Yulia. Tak lupa, tangan lincah Bu Yulia juga turut mengocok dan memelintir kontol Pak Iwan.

"Sesekali Pak Iwan melepas kuluman itu dan memainkannya di wajah Bu Yulia. Wajah cantik Bu Yulia dijamahnya dengan permukaan kontol yg basah karena liur Bu Yulia. Tak Hanya itu, sesekali Pak Hendro juga nampak memukul- mukulkan kontolnya di pipi, hidung, dan mulut Bu Yulia sambil berucap dalam hati
"Lonteku sayang,"

"Aaaarh....Yulia, Kamu milikku sayang," lenguh Pak Iwan dalam hati. "Enak sayang....enak banget"

Setelah kurang lebih 10 menit mendapatkan kuluman super nikmat dari Bu Yulia, Pak Iwan yg lagi lagi tak ingin segera Croot meminta Bu Yulia untuk menghentikan kulumanya. Kini gantian Pak Iwan yg memanjakan payudara Bu Yulia dengan emutan bibir nakalnya.

"Lengket semua badanku mas,"keluh Bu Yulia sembari membelai rambut Pak Iwan.
"Kamu nakal banget" ujarnya.

"Kamu yg memulai sayang,hehehe.

"These huge things are mine!" ucap Pak Iwan sambil memegang dan mengamati dua puah payudara Bu Yulia yg mengeras. Ditatapnya dua buah puting yg kini ukuranya kian membesar karena Bu Yulia sudah sangat terangsang.

"Sluuurpppp.....Sluurrrpppp...." dengan gemas Pak Iwan menyedot dua puting hitam itu untuk waktu yg cukup lama. Sementara Bu Yulia nampak terus memejam dan mengulum bibirnya smbil terus mendesah.

"Jepit kontolku sayang," pinta Pak Iwan yg dengan lincah dikabulkan oleh Bu Yulia. Kontol besar dan panjang Pak Iwan pun tanpa kesulitan dijepit oleh payudara Bu Yulia yg memang berukuran sangat besar. Dua tangan Bu Yulia nampak menyangga payudara itu sementara Pak Iwan dengan girangnya menggesek gesekan kontolnya yg dijepit sempurna oleh payudara Bu Yulia.

"Uuuuh, gila sayang....Susumu memang sejak dulu juara 1," puji Pak Iwan smbil menatap wajah cantik Bu Yulia. Jika pak Iwan mau ia bisa saja saat itu menyemburkan pejuhnya di wajah dan bibir tebal Bu Yulia.

Meskipun pelayanan yg diberikan Bu Yulia sangat nikmat, Pak Iwan tak ingin buru buru mengelontorkan cairan spermanya sekarang. Bagi dirinya yg sudah 2 tahun tidak merasakan tempik Bu Yulia, ia ingin menyemburkan cairan kenikmatan itu di dalam tempik Bu Yulia. Pak Iwan ingin membanjiri tempik itu dengan pejuhnya yg sudah lama terkumpul.

"Mas Iwan mau minta apa lagi?" tanya Bu Yulia.

"Kamu naik ke atas kontolku ya sayang. Kangen banget aku pengen rasain kontolku saat dihajar pantat mu yg besar itu," pinta Pak Iwan yg ingin melakukan posisi reverse WOT dengan Bu Yulia.

"Ayo sayang, terlentang." Bu Yulia memulai.

Pak Iwan kemudian nampak merebah di atas kasurnya, sementara Bu Yulia kini nampak berjongkok sambil membelakangi pak Iwan sambil memegang kontol Pak Iwan dan mulai mengarahkan ya untuk masuk ke dalam tempiknya.

"Bleeeessst......." Tak perlu berusaha keras, kontol besar itupun ditelan dengan mudahnya oleh tempik Bu Yulia yg sudah sangat licin.

"Aaaarghhh gila, luar biasa sekali bokongmu mah," puji Pak Iwan yg dibuat menelan ludah saat melihat dua buah pantat besar Bu Yulia yg saat ini menguasai kontolnya.

Pak Iwan sangat menikmati pemandangan luar biasa indah saat pantat besar berlemak itu bergetar hebat saat Bu Yulia naik turun menghajar kontol Pak Iwan. Kepala Pak Iwan bahkan tak henti hentinya menggeleng gelengan kepala saat pantat itu bergoyang goyang tak karuan. Pak Iwan yg gemas pun seketika mulai memukul mukul pantat itu dengan tangannya.

"Plaaaakkk....plaaak....plakkk, ayo sayang ... kencang lagi," tepuk Pak Iwan dengan nakalnya.

"Aaaah mas....nakal kamu!" erang manja Bu Yulia yg kaget saat pantatnya ditepuk.

"Plaaak....plaaak....plakkk," harder honey...harder.... harder!" perintah Pak Iwan agar Bu Yulia lebih keras lagi menggenjotnya.

Pak Iwan yg tak kuat merasakan sensasi luar biasa saat kontol besar nya ditelan sampai ke dasar oleh tempik Bu Yulia kini nampak memejamkan mata. Apa yg diberikan Bu Yulia saat itu benar benar luar biasa nikmatnya.

"Plaaak....plaaak....plaaaaakkkk!!!!" tak henti hentinya Pak Iwan menepuk pantat itu selama 20 menit sampai pantat besar berwarna putih itu terlihat memerah sekarang.

"Aaaahhhh luar biasa sayang. Tempikmu nikmat banget," puji Pak Iwan.

Pak Iwan yang paling lemah saat menghadapi serangan WOT Bu Yulia kini meminta Bu Yulia untuk memutar badanya agar ia bisa melihat payudara Bu Yulia bergetar hebat saat ia mengenjot kontol pak Iwan.

"Hadap sini sayang, let me see your amazing boobs," perintah Pak Iwan. Bu Yulia segera menuruti perintahnya dengan memutar posisinya hingga kini mereka berdua bisa saling berhadapan.


( Ilustrasi saat tempik Bu Yulia menelan habis kontol Pak Iwan )

"Aaaaarh....hangat sekali tempikmu mah," Pak Iwan kesetanan. "Sini aku remas susumu yg besar itu,"

Bu Yulia yg sangat menyukai posisi itu kemudian sedikit mencondongkan punggungnya agar Pak Iwan bisa leluasa memainkan dua buah payudaranya yg sudah mengeras itu. Sesekali bahkan Bu Yulia menampar namparkan payudaranya ke wajah pak Iwan yg terlihat sudah mulai melemah pertahanan kontolnya.

"Nakal sekali kamu sayang," bisik Pak Iwan saat Bu Yulia menampakkan susunya ke wajah mantan suaminya itu.

"Kamu cantik sekali," puji Pak Iwan. "Aku sayang kamu mah,"

Pak Iwan yg tak ingin terus terusan dijajah oleh Bu Yulia, kini gantian memberikan perlawanan sengit. Ditariknya kedua puting Bu Yulia itu dengan kerasnya. Kedua puting besar itupun nampak memanjang karena Pak Iwan terlalu semangat saat menariknya.Diremasnya kedua payudara besar itu dengan kencang. Saat itu Pak Iwan masih bisa merasakan tubuh lengket Bu Yulia yg tadi sudah dibanjiri oleh susu yg bercampur keringat serta air liur pak Iwan.

"Aaaaahhh mas....enak mas," erang Bu Yulia yg kini semakin kesetanan mengenjot kontol pak Iwan.
"Ploookkkk.....plooookkkk.....ploookckkkkk, " bunyi tempik basah Bu Yulia.

Pak Iwan yg sudah mulai merasakan tanda tanda akan ejakulasi, kemudian memutuskan untuk melancarkan kenikmatan pamungkasnya. Ia kemudian meminta Bu Yulia untuk kembali tidur terlentang.

"Sayang....tiduran lagi ya, aku udh pengen keluar. Pengen aku perkosa tempikmu sampai keluar ya," pinta Pak Iwan.

"Aaah mas, nakal kamu. Padahal aku masih asik naikin kamu ini, " keluh Bu Yulia.

"Come on baby, Let me finish it." pinta nya sekali lagi.

Bu Yulia kini kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur sementara Pak Iwan terlihat berdiri smbil melumasi kontol besarnya yg sudah sangat menggeras hebat dengan air liur nya. Saat pak Iwan berdiri ia nampak menatap wajah cantik dan tubuh indah Bu Yulia yg sudah terlentang pasrah.

Setelah 2 tahun lamanya tidak merasakan nikmatnya tubuh Bu Yulia, Pak Iwan yg malam itu terlihat puas dan bahagia berkata pada dirinya sendiri.

"Akhirnya Yulia, bisa aku banjiri lagi tempikmu sayang. " bisiknya dalam hati.

Setelah itu Pak Iwan mulai menaiki Bu Yulia dan memasukkan kontol besarnya untuk melampiaskan nafsu dan kerinduan yg selama ini terbendung jarak dan hubungan mereka.

Hujan yg masih mengguyur dengan lebatnya menjadi saksi bisu saat Pak Iwan mengenjot tempik Bu Yulia sekencang yang ia bisa. Sementara itu Bu Yulia yg hanya bisa pasrah tempiknya dihajar oleh kontol Pak Iwan tak henti hentinya berteriak.

"PLOOOKKKK.....PLOOOOKKKKKK....PLOOKKKKK....
PLOOOOKKKK....PLOOOOKKKK!

"Aaaarrrgh.....sakit mas, aaaaahhhh sakit. Kamu kasar sekali," teriak Bu Yulia yg merasakan sakit karena Pak Iwan mengenjot tempiknya dengan sangat kasar, meski demikian Bu Yulia juga tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa saat itu adalah puncak kenikmatan selama lebih dari satu jam mereka beradu asmara.

"Aaaahhhhh......uuuuhhhhh....iiihhhhhh....aaaahhhh," Bu Yulia terus menggerang hebat.

Meski Bu Yulia nampak kewalahan, namun Pak Iwan tak menghiraukannya. Dengan penuh nafsu Pak Iwan terus menghajar tempik Bu Yulia dengan cepat dan kencang. Dengan perasaan puas Pak Iwan menikmati momen dimana cairan kenikmatannya sudah kian memuncak dan siap diledakkan di dalam tempik Bu Yulia.

"Kamu masih KB sayang, boleh aku keluarkan dalam tempikmu," Pinta Pak Iwandengan tersenyum.

Bu Yulia berkali kali mengangguk tanda bahwa ia akan sangat suka rela menerima cairan kenikmatan dari Pak Iwan.

"PLOKKK ....PLOOK.....PLOOOKKKKK.......PLOOOKKKK......PLOOKKKK......PLOOOKKKKK, genjot kontol pallk Iwan untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya tubuhnya mengejang dan meledakkan penuh di dalam tempik Bu Yulia.

"Aaaaaaaaaahhhh.........aaaaaaahhhhh......keluar sayang. I Love you Sayang. I love you Yulia. Aaaaaaaaahhhhhhh....... " erang Pak Iwan saat merasakan muntahan demi muntahan sperma tak henti hentinya meledak memenuhi tempik Bu Yulia.
Derasnya hujan yg membasahi malam itu tak sederas aliran penuh Pak Iwan yg tak henti hentinya mengalir.

"Aaaahhhh.....sayang, nikmat sayang.....hangat sekali mas pejuhmu," teriak Bu Yulia yg juga merasakan sekujur tubuhnya menegang.

Seketika Pak Iwan bisa merasakan seluruh bagian dalam tempik mantan istrinya itu terasa dilumuri oleh cairan kental yg hangat. Pak Iwan tak menghitung berapa kali kontolnya menyemburkan pejuh di dalam tempik Bu Yulia. Merasakan sensasi yg luar biasa itu, keluarnya nampak masih terus berpelukan hingga saat. Dibenamkannya kontol Pak Iwan sekarang sudah mulai mengendur itu di dalam tempik becek Bu Yulia untuk beberapa lama. Sampsi akhirnya saat Pak Iwan mencabut kontolnya, luberan pejuhnya nampak ikut mengalir melewati celah tempik Bu Yulia. Saking banyaknya pejuh yg disemburkan Pak Iwan, cairan itu bahwa sampai membanjiri kain seprei ranjang itu.

Melihat pemandangan yg begitu indah itu, Pak Iwan lantas kembali memeluk Bu Yulia yg terkulai lemas tak berdaya.

"Aku sayang kamu ,Yul," Bisik pak Iwan sambil menciumi wajah dan pipi Bu Yulia yg masih betah memeluknya.

"Aku juga sayang kamu mas," balas Bu Yulia.

"Tempikmu luar biasa sayang. Siapa pemilik tempikmu sayang? Siapa penguasa tempikmu sayang? Aku kan?" Kata Pak Iwan dengan bangga setelah puas menikmati tubuh mantan istrinya itu.

Bu Yulia yg malu mendengar kalimat itu hanya bisa mengangguk pasrah. "Iya mas, tempikku hanya milik engkau seorang. Selalu....selamanya mas," balasnya.

Untuk beberapa lama kedua mantan suami istri itu larut dalam kenikmatan pelukan mereka. Bu Yulia bisa merasakan kerasnya debaran jantung Pak Iwan yg rupanya masih sangat mencintainya. Sama halnya, Pak Iwan juga bisa merasakan betapa Bu Yulia masih mencintainya saat mendapati wanita itu tak juga mengendurkan pelukannya.

"Peluk aku sepanjang malam ini mas, sampai pagi...." pinta Bu Yulia. Mendengar permintaan yg manis itu Pak Iwan langsung mendekap Bu Yulia lebih erat lagi sambil menciumi lehernya.Selang beberapa waktu, Pak Iwan sedikit merenggang agar Bu Yulia bisa sedikit bernafas. Pak Iwan kemudian tidur terlentang dan membiarkan Bu Yulia yg tertidur di sampingnya memeluknya dengan erat. Sambil menatap langit langit kamar, Pak Iwan lantas ingat akan suatu hal.

"Aku kok lupa belum doggy kamu sayang," canda Pak Iwan.

"Kamu mas, nakal. Kamu masih kuat dan pengen lagi? " pancing Bu Yulia,"

Pak Iwan mengangguk berkali kali, "Sure, kamu milikku malam ini,"

"Kapanpun kamu siap mas," jawab Bu Yulia genit.

"Tapi aku ingin entot kamu sembari kamu memakai pakaian yg aku belikan tadi. Apa kau sudah membukanya?" Pak Iwan penasaran.

"Sudah mas, terima kasih ya. Kamu nakal sekali," angguk Bu Yulia smbil mencubit puting Pak Iwan.

"Kamu suka? Tak keberatan jika aku minta kau memakainya?"

"Masih di kamarku mas, bagaimana? Atau kita pindah ke kamarku saja? " tawar Bu Yulia

"Dengan senang hati sayang. Aaaah....lama sekali tidak bercinta di kamar itu," Pak Iwan tersenyum puas.

Dengan keadaan masih bertelanjang keduanya pun dengan girangnya berjalan menuju kamar Bu Yulia, namun setelah melewati pintu kamar Pak Iwan , Bu Yulia seketika terkejut karena tiba tiba Pak Iwan menawarkan bantuan.

"Biar aku bopong kamu Yul," Pak Iwan mencoba meraih tubuh Bu Yulia yg dengan senang hati menerimanya.

"Aku sudah gendut mas, apa kamu kuat?" goda Bu Yulia.


"Semoga," senyum Pak Iwan sembari mencoba mengangkat tubuh sintal Bu Yulia.

Meski merasa berat, namun Pak Iwan masih sanggup membopong Bu Yulia berjalan menuju kamar yg berdekatan itu. Dengan lembut Pak Iwan menatap mata Bu Yulia yg sangat menikmati perlakuan romantis dan jantan dari Pak Iwan. Dalam hati Pak Iwan ia merasa sangat puas karena malam ini ia bisa menikmati tubuh Bu Yulia sepuasnya.

Setelah Bu Yulia membuka pintu kamar itu, keduanya lantas masuk ke kamar yg dahulu selalu dipakainya untuk memadu kasih. Setelah itu, pintu kamar kembali menutup bersamaan dengan jarum jam yg kini sudah menunjukkan pukul 23.54 malam. Kini untuk kedua kalinya malam itu keduanya akan kembali melepas rindu dan hasrat yg terpendam selama dua tahun perpisahan mereka.

Bersambung ke ronde kedua di kamar Bu Yulia

NB : Demi menjaga ketertiban dunia semprot, mohon tidak mencopy paste karya orang lain dan mempost semua ilustrasi dicerita ini di sosial media lain like burung biru, tele, FB, reddit, dll.

Just enjoy yourself...n happy reading n thanks for your attention.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd