Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Birahi Sinta

Status
Please reply by conversation.
seru nih kayaknya, mudah2an updatenya lancar.
ditunggu update selanjutnya hu
 
wah asik nih ceritanya
 
Baru beberapa apdetannya tapi mulai seru.
Ane pantau ya suhu
 
"Sinta, kamu tolong rekap data pembelian bulan ini ya"
"Datanya bisa cek di komputer yang di sebelah sana itu"

"Baik Bu, akan segera saya kerjakan"

"Hari ini musti beres ya..."

"Siap!"

"Yasudah, selamat bekerja, saya tinggal dulu..."

Sinta memulai hari pertama bekerja di Jakarta dengan rasa optimis dan semangat yang menyala. Pertemuan pertama dengan pimpinan yang baru membawa kepercayaan diri yang luar biasa. Kata-katanya memberikan sebuah energi positif yang meyakini Sinta bahwa kedatangannya ke Ibukota bukanlah hal yang sia-sia dan tak sepatutnya disesali. Melamar kerja di bagian desain di sebuah perusahaan periklanan, nyatanya tidak melulu kerjanya di bagian urus warna. Terkadang Sinta turut diminta untuk urus yang sifatnya keadministrasian. Hal itu terjadi pula saat kepindahan ke Jakarta.

"Maaf, Mba Sinta ya?", tanya seorang pemuda ikal berkemeja biru tua garis garis, yang datang-datang menghampiri bilik kerja Sinta.

"Iya betul, ada apa?"

"Iya, saya Deden (25 tahun), saya diminta Ibu Bos kasih flashdisk ini ke Mba"
"Isinya data pembelian yang musti direkap"

"Oh... Ini sama dengan yang ada di komputer sana itu?"

"Hmm, beda Mba"

"Gitu ya, bisa sekalian boleh bantu saya untuk ambil data yang ada di sana?"

"Oh boleh Mba!", Deden bergegas menuju komputer yang berada di ruang arsip kantor. Sinta mengikutinya.

"Kalau boleh tahu kamu umur berapa?"

"Saya? 25 tahun", jawab Deden seraya mengoperasikan komputer.

"Baru kerja di sini?"

"Setahun..."
"Lah bukannya Mba yang baru?"
"Hehe..."

"Iya bener, saya baru di sini, pindahan dari Bandung"

Deden memerhatikan cara berbusana Sinta yang tertutup, mengenakan hijab berwarna biru tua, dengan celana panjang dan tubuh dibungkus blazer.

"Kenapa? Ngelihatnya kok gitu?", tanya Sinta memeriksa kerapian hijabnya.

"Gapapa, beda aja, karena di kantor ini gak ada yang kerudungan, eh jarang maksudnya, Mba"

"Heh? Itu beneran?"

"Bener mba", sahut Deden mencoba fokus ke layar komputer.
"Tapi di sini semua orangnya baik-baik kok, tenang ajah"

"Saya gak ada masalah bagaimana rekan kerja saya, pada dasarnya bisa diajak kerja sama deh"

"Oke, ini Mba, sudah", ucap Deden menyerahkan flashdisk ke Sinta.

"Terima kasih..."

"Mba tinggal di mana? Udah berkeluarga ya?"

"Saya di sini ngekos, iya betul, emang kelihatan banget ya udah berkeluarga?", Sinta berjalan beriringan dengan Deden.

"Hahaha bener Mba"
"Biasanya maaf ya, yang rada gemukkan itu udah berkeluarga di sini"
"Enggh, Kalau boleh tahu ngekos di mana Mba?"
"Saya juga di sini ngekos"

"Kamu orang Jakarta kok ngekos? Saya di deket sini, daerah belakang kantor"

"Ah seriusan?! saya juga deket sini, di mananya Mba?"
"Saya ngekos karena jarak dari rumah ke kantor bikin tua di jalan, rumah saya soalny di Tangerang"

"Daerah Sentiong"

"Wah deket tuh Mba!" Deden terperanjat. Sinta dan Deden saling berbicara mengenai sekitar wilayah tempat kerja karena lokasi rumah kos keduanya yang lumayan berdekatan, walau Sinta atau Deden sejujurnya belum tahu pasti. Pada akhirnya pembicaraan mereka berdua berakhir, berpisah karena pekerjaan masing-masing sudah menuntut lekas diselesaikan.


~¥~​


"Lenaa...."
"Leen...."

"Iya Maaa"
"Sebentar..."
"Lagi tanggung..."

"Tolong cepet ke sini dulu"

"Nanti...."

"Ke sini dulu!"

"Iya sebentar!"
"Lena ke sana..."

"Ini celana dalam kok bisa di sini?!"

"Hah?! Kok bisa?!"

Lena dibikin bingung oleh ibunya yang sedang berada di dalam kamar.

"Ini punya kamu?"

"Bukan"

"Benerankan?"

"Bener..."

"Bener..."

"Katanya bukan..."

"Eits maksudny bener bukan punya aku"

~¥~​

Sore tak lama lagi meninggalkan mereka yang sudah lelah hari ini. Malam mengucapkan salam, waktunya datang untuk beristirahat.

"Oh Mba ngekos di sini"

"Mau mampir dulu?"

"Enggak Mba, gak usah, lain kali aja. Hari ini cape banget", jawab Deden, baru saja pulang memboncengi Sinta, karena ternyata rumah kos mereka berdekatan, hanya beda RW.

"Beneran nih?"

"Bener, yuk mba, saya pamit dulu"

"Iya, hati-hati!"

Setelah Deden membelokkan motor lalu melaju kian menyemut dari kejauhan, Sinta membuka pagar rumah kosnya. Ia masuk ke dalam tanpa melepas sepatu karena lantai bawah sedikit kotor dan berdebu. Lagipula memang sudah kebiasaan penghuni kalau melepas alas kaki ialah saat ingin masuk ke kamar kos.

"Penghuni baru ya Mba?"

"Iya betul, Bu? Ibu istrinya Pak Hasto?"

"Haha, bukan, saya Heni kakaknya"

"Aduh maaf, saya jadi gak enak", jawab Sinta, ketika hendak menaiki tangga, ia disapa oleh kakak perempuan Pak Hasto yang bernama Heni (56). Ia juga ibu dari Lena.

"Gak apa apa"
"Baru pulang kerja ya?"

"Iya nih Bu"

"Iya ayo silakan, pasti mau istirahat"

"Iya terima kasih Bu..."

Sinta, setibanya di lantai atas, ia segera melepas sepatu dan masuk ke dalam kamar kosnya. Tanpa buang-buang waktu, dicabutnya jarum pentul yang memasak agar jilbabnya tetap kokoh dan tidak kendur. Lunglailah kain yang membebat kepala Sinta. Terjurai rambut hitamnya hingga sebahu badan. Sinta lalu bergerak menuju kamar mandi. Ia ingin menyingkirkan panas badan, dan saat menjadi segar, tak lain dan tak bukan Sinta ingin berbaring di atas tempat tidur.

Ketika dilucuti semua pakaian kotor yang membungkus tubuh gemuknya, Sinta meraih liang peranakannya, diraba pelan-pelan seakan gatal atau memeriksa. Sinta ambil gayung kemudian membasahi seluruh tubuhnya dengan air yang berada di bak, dan sedang mengucur deras dari keran.

"Duh aku lagi kepengen lagi, malah Mas Hardi kemarin-kemarin gak nyentuh aku"
"Hhmmm... Terpaksa deh kalau gini", dengan terpaksanya Sinta mencoba masturbasi. Sinta yang dikenal baik-baik di luar, faktanya sedikit menjiwai karakter perempuan 'nakal'.

Tubuh bugil Sinta yang terekspose terang di dalam kamar mandi, tidak diketahui oleh Sinta sendiri. Malahan oleh seseorang yang sedang mengawasi/melihat Sinta telanjang bulat.

"Kalau begini bentuknya, jelas dia calon istriku!"
"Susune, duh, sukak aku yang putingnya macam itu..."
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd