charliepth
Semprot Kecil
- Daftar
- 15 Dec 2015
- Post
- 51
- Like diterima
- 1.931
//Part1//
-----
//Part2//
Aku bekerja di salah satu perusahaan IT di daerah Buah Batu sebagai admin. Saat itu aku baru bekerja selama sekitar tiga bulan. Sebagai karyawan baru aku belum kenal dengan semua karyawan yang bekerja disana. Hanya bersama timku saja aku sering bertegur sapa. Selama awal-awal bekerja disana aku memperhatikan orang-orang terutama cowo yang siapa tau aku suka dan cocok untuk jadi pacar. Karna emang aku tuh orangnya selalu butuh orang lain yang bisa diandalkan atau akunya sendiri yang bisa diandalin sama orang itu. Terlebih love language ku adalah physical touch. Seru ajaa gasih kalo bisa curi curi kesempatan mesra di kantor.. minimal colek colek kaki di bawah mejaa gitu hehehe atauuuu yaa bisa ngentot di gudang wkwkwkwk
Ku perhatikan belum ada cowo yang membuatku tertarik. Hingga satu hari, tim lain yang sebelum nya dinas di luar kota pulang ke kantor kami. Mereka sudah dinas selama kurang lebih satu tahun dan baru kembali. Pantas saja asing bagiku. Budaya di kantor kami memang selalu bertegur sapa ketika berpapasan dengan orang lain. Jadi mereka yang baru datang menyapa dan berkenalan denganku.
"Halo Millen, kenalin aku Ryan. Betah betah ya disini" salah satu dari mereka menyapaku.
"Ohiya kang ehehe" jawabku singkat.
Begitu juga beberapa karyawan yang lain. Namun ada satu orang yang tidak menyapaku. Satu cowo yang begitu datang langsung duduk di meja pojok sebelahku. Aku memang sudah diberi tahu kalau meja itu sudah diisi salah satu karyawan dan sedang dinas keluar, tapi aku tidak menyangka kalo dia adalah orang yang berbeda dengan yang lain. Dan justru aku suka dengan orang yang seperti itu. Saat yang lain malah seperti cari muka dan sok baik tapi dia cuek aja dengan dirinya sendiri yang mungkin menganggap kalo bertegur sapa seperti itu tidak penting.
Saat aku kembali ke mejaku aku berniat untuk menyapa nya terlebih dahulu tapi saat kuperhatikan dia sudah memakai headset dan fokus mengerjakan sesuatu. Aku urungkan kembali niatku. Hari demi hari sampai satu minggu, kami masih belum bertegur sapa. Aku bahkan belum tau namanya siapa. Ingin ku coba untuk bertanya pada karyawan lain tapi untuk apa? malah nanti mereka mikir yang lain, malesin kalo kaya gitu. Sampai saat satu moment, saat mengerjakan laporan aku butuh penggaris dan kebetulan penggarisnya ada di meja sebelah. Aku bingung mau ngambilnya gimana. Mau ambil sendiri tanpa ngomong sesuatu, takut dikira tidak sopan, mau minta tolong ambilin ke dia, aku malu dan takut ganggu. Untuk beberapa saat aku diam dan mencari cara lain untuk membuat garis lurus.
Saat aku coba menggunakan pinggiran buku, pulpen ku jatuh ke bawah meja. Aku ambil dong.. eh pas mau diambil, aku kan mundurin kursi, pas mundurin kursi ini aku galiat sekitar. Dan saat mundur, tangan kiriku menyenggol sesuatu, keras tapi agak empuk. Pas aku nengok eh ternyata ada dia.. dan sialnya tadi aku nyenggol bagian selangkangan nya..
"Eh maaf kang.." ucapku spontan sembari jantung serasa mau copot.
"...." dia hanya melirik tapi langsung pergi menuju toilet.
Gilaaaa.... padahal kenalan aja belum tapi udah malu maluin kaya gitu yaampun... Aku bingung bgt pas nanti dia balik ke meja aku harus ngomong apaa.. Minta maaf dan jelasin aja gitu? atau cuek aja kaya gaada apa apa? Tapi yang lebih kupikirkan adalah sesuatu yang ku senggol tadi. Sumpah masih berasa disikutku kalo sesuatu itu besar, keraas tapi empuk.. Apa itu kontol nya ya.. kayanya belum pernah deh nyentuh kontol segede itu. Tapi masa sii segede itu.. Tapi itu kontol deh.. ahh gilaa kenapa malah mikirnya ke kontol sih kan bisa aja tangannya lagi di dalem saku. Tapi kalo bener kontol nya segede itu.......
Pikiranku terhenti saat atasanku memanggil untuk datang ke ruangannya.
"Iya, ada apa pak?"
"Bentar ya tunggu kang Rama dulu"
Tak lama seseorang masuk ke ruangan yang sama. Dan itu adalah dia. Dia yang meja nya disebelahku. Dia yang aku pikir aku menyenggol kontolnya.
Dia adalah Rama.
"Oke Millen, ini Kang Rama, waktu itu kamu kita rekrut itu sebernya untuk masuk ke tim nya kang Rama untuk ngegantiin admin nya yang hari ini resign setelah
beres dinas luar. Nah jadi mulai hari ini, leader kamu itu kang Rama. Kedepannya bantuin tim kang Rama aja." atasanku mulai memberi tahu alasan kami dipanggil.
Shit.... sekarang malah makin canggung aja. Aku bener-bener bingung harus ngapain atau bilang apa.
"Report yang di Banjarmasin itu udah beres kang?" lanjut atasanku bertanya pada Rama.
"Belum pak kemaren hectic parah jadi begitu beres kita langsung pulang ke Bandung biar nyantai dan beresin disini." jawabnya cepat dan tegas.
"Ohiyaudah kebetulan langsung dibantuin sama Millen. Nanti koordinasi sama kang Rama aja ya Mil" kata atasanku sambil menyuruh kami kembali.
Saat setelah keluar ruangan pun kami belum ngobrol apapun. Diem aja sampai balik ke meja masing masing. Tolol nya aku hanya diam saja dan malah memperhatikan bagian kontolnya itu.
"Gimana kang intruksi buat saya biar saya bisa langsung bantu." aku mencoba membuka percakapan.
"Bentar" singkatnya.
Tak lama kemudian muncul notif di email ku.
"Itu udah saya kirim di email" singkatnya lagi.
"Siap kang."
Hari itu berjalan cepat dan tak ada hal lain yang terjadi. Dia sibuk dan akupun fokus mengerjakan laporan. Saat jam pulang pun dia langsung pergi begitu saja.
Tinggal aku yang bersiap pulang sambil mengeluh mengenai apa yang terjadi hari ini.
------
//Part3//
Hari-hari setelah itupun aku lewati dengan tidak banyak hal yang terjadi. Kami sempat mengobrol sesekali namun hanya membahas pekerjaan. Tapi semenjak hari itu, aku makin sering memperhatikannya. Terutama kebagian selangkangannya. Sumpah kepikiran terus. Dan satu hal yang aku perhatikan dari dia, sekitar jam setengah 3 sore, dia selalu pergi ke toilet dan selalu agak lama disana, mungkin sekitar setengah jam. Itu adalah jam yang sama saat aku menyenggolnya jika ku ingat. Dan selalu pada waktu tersebut. Aku mulai penasaran dengan kebiasaannya itu.
Hal lain yang kuperhatikan adalah beberapa saat sebelum pergi ke toilet posisi duduknya yang selalu maju masuk kedalam bawah meja hingga bagian bawah badannya gak keliatan sama orang lain terutama oleh mereka yang berada di depan meja kami atau pun dari arah samping. Awal nya aku menganggap biasa saja, sampai kuperhatikan lagi salah satu tangannya masuk ke dalam meja juga. Karna rasa penasaran, satu moment aku coba iseng untuk melihat apa yang dia lakukan. Aku lihat dia masih sibuk dengan laptop dan memakai headset. Terlihat tidak memperhatikan sekitar. Akhirnya aku iseng menjatuhkan pulpenku. Dan saat aku mengambil ke bawah meja, aku kagettttttttt bgtt karna aku dengan jelas ngeliat kalo dia ngeluarin kontol nya di bawah meja sambil sesekali mengocoknya dengan pelan seperti sedang mengusap usap. Perlu diketahui kalo mejaku dan mejanya itu satu seperti meja panjang yang bawah nya itu kosong.
Aku kaget minta ampun saat tau kalo selama ini dia itu coli.
Untuk sesaat aku hanya diam melototi apa yang dia lakukan. Dan ternyata perkiraanku benar. Kontolnya memang sebesar itu.
Aku kembali dan memperbaiki posisi duduk ku. Tak lama ia pun pergi ke toilet. Dan lagi, sekitar setengah jam dia baru kembali. Apa selama ini dia coli di bawah meja dan ke toilet untuk membereskannya? Kalo iya, gila sih. Bayanginnya aja aku jadi sangeeee.
Iya. Kali ini, baru kali ini, aku belum di apa-apain, dan ga ngapa-ngapain, tapi bisa sange.
Mungkin dia punya sifat eksib kali ya, meskipun aku memang hyper tapi aku belum pernah ketemu sama orang yang seberani itu. Tapi di sisi lain aku jadi ikut sangeee.. dan ga sadar, pas dia di toilet, aku menundukan kepalaku dan bertumpu ditangan kanan seperti sedang tertidur di meja dan memegang memekku. Aku gesek pelan-pelan dan membayangkan hal baru saja aku lihat. Dan anjingnya memekku basah.. Baru kali ini aku sange sampe badanku ngerasa panas dan pikiran gakaruan. Setelah gesek-gesek memek aku grepe toketku sendiri. Aku remas sambil terus membayangkan besar kontolnya.
Anjingg gilaa.. pikiran ku udah kemana mana. Saat itu juga aku pikir, aku pengen ngentot dengan dia. Gimanapun cara nya. Aku harus ngentot sama dia.
Engga lama dia balik ke meja, aku masih menundukan kepalaku dan asik gesek gesek memek. Hasrat liar ku justru ingin dia melihat apa yang sedang aku lakukan. Aku menoleh sedikit ke arahnya tapi dia sibuk dengan laptopnya. Waktu pun berlalu dengan aku yang kembali mengerjakan laporan ku. Dijalan pulang, aku terus mikirin kejadian hari ini. Lebih tepatnya mikirin kontolnya.. Saat sampai rumah aku telpon Sari dan menceritakan semua.
"Hahahaha Gilaaaaa gilaaa.. emang ya orang gila kaya lu akhirnya pasti ketemu sama orang gila juga." Ejeknya selesai aku bercerita.
"Terus gimana dong Sar... aku sange bgtttt serius.. gapernah sesange ini sebelumnya... daritadi aku gesek-gesek memek sama grepe toket sendiriii huhuhu" lanjutku mengeluh.
"Yaudah gas ajaaa atuh ngentot sama dia"
"Ya masa tiba-tiba ngajak ngentot.. orang di kerjaan juga jarang ngobrol"
"Ya elu pancing dia lah.. kode kode ajaaa.. besok pake baju haram, terus berani aja godain dia.. grepe toket lu kek depan dia apa gimanaa gitu"
"Tapi gimana kalo ada yang liat selain dia.. yang paling parah gimana kalo dia malah gamau dan jadi ilfeel sama aku gimana.. engga cuman aku yang malu tapi kerjaan juga kenaa.."
"Eh ini tuh yang elu tunggu-tunggu. Yang elu cari-cari. Sekarang udah ada depan lu. Kalo gue sih worth to try."
"Aaahhh pliisss Sariiii aku sange bangeeeettt"
"Apa perlu gua kesitu muasin lo? hahahaha"
Aku tak menjawab dan hanya bilang aku ingin istirahat. Sebelum tidur aku lagi lagi memikirkan bagaimana caranya agar bisa ngentot sama Rama. Dan membayangkan apa yang akan terjadi besok.
------
//Part4//
Besok nya, aku benar-benar mempersiapkan untuk segala kemungkinan yang terjadi. Biasanya aku memakai stelan formal dengan kemeja yang rapih dikancing full dan celana bahan.
Tapi hari itu aku memakai kemeja tipis dan empat kancing atasnya aku buka, sehingga tanktopku terbuka dan belahan dada ku samar samar terlihat. Memakai rok seperempat yang ketat tapi berbahan
lembut sehingga mudah naik turun. Semua orang terlihat memperhatikanku yang berpakaian seksi hari itu. Aku datang duluan sebelum Rama datang dan duduk di mejaku sambil mempersiapkan
untuk pekerjaan hari ini.
"Millen, kamu teh asli Bandung?" Ryan datang menyapaku.
"Hehe iya kang" jawabku singkat.
"Oh sama dong, Bandung nya dimana?" tanya nya lagi.
Jujur aku males menjawab dan ngobrol dengannya, karna aku kan mempersiapkan ini untuk Rama bukan untuk dia, enak aja malah nikmatin juga.
Untung saja tak lama Rama datang dan memberi tugas kepada Ryan untuk di kerjakan hari ini. Tapi dia masih cuek denganku. Entah dia tidak memperhatikan atau memang
tidak tertarik, tapi aku memang kecewa karna itu.
Dia duduk di bagian meja nya. Menyudut ke arah tembok. Sedang aku terus saja memperhartikan dia sambil mencari kesempatan untuk menggoda nya. Aku mencoba bertanya pertama
kali, dia langsung menjawab dan tidak menengok. Aku tanya lagi setelah beberapa saat, dia masih tidak menengok dan menjawab singkat. Sempat kesal karna sikapnya,
aku mencoba mencari waktu yang pas. Yaitu saat dia mulai coli, rutinitas yg selalu ia lakukan, rutinitas yang hanya aku yang tau.
Jam menunjukan waktu setengah tiga. Dia mulai merapatkan kursinya ke meja dan terlihat tangannya mulai masuk satu. Saat itu juga aku ber inisiatif untuk bertanya namun
sambil mendekatinya. Aku menggeser kursi ku kedekatnya dan menunjukan beberapa dokumen lalu bertanya.
"Kang kalo yang ini tuh maksudnya kegiatan Test Akademis software yang di pakai terdapat bug yang masih harus diperbaiki ya?" tanyaku sambil menyodorkan dokumen. Aku menyondongkan
dada ku agar mengenai tangannya. Dan memang toketku bersentuhan dengan sikut tangannya tapi dia fokus ke dokumen yang aku berikan.
"Iya." dia menjawab dengan singkat.
Aku yang kesal dengan tingkahnya, memberanikan diri untuk menekan toketku lagi lalu agak berdiri dan tangan ku memegang kursi nya, sehingga jika kalian bisa bayangkan, aku seperti menyodorkan
toketku ke muka nya. Dia melihat ke dokumen lalu melirik belahan toketku. Dalam hati aku teriak "YEsssss akhirnya dia liat toketku" lalu dia melihat ke wajahku. Aku
melihatnya sambil tersenyum manja. Namun dia langsung melihat ke dokumen lagi dan memberi tahu semuanya. Karna sudah dia jelaskan aku jadi tidak punya alasan lagi untuk berada di posisi itu.
Sambil kecewa aku duduk kembali di mejaku.
Arrrgghh kesel bgt masa sih dia ga sange abis digituin.. Apa dia homo yaa.. tapi sayang banget kalo dia homo huhuhu.. Aku yakin banget kalo dia udah ngeh kalo aku ngegoda. Tapi kenapa dia masih
diem aja siih.. Padahal aku perhatikan sebelah tangannya masih masuk ke bawah meja dan aku yakin dia masih coli.. Makin lama aku makin kesal dan memutuskan untuk mencoba usahaku yang terakhir untuk memastikan kalo dia mau atau tidak. Kalo masih tidak ada respon yang bagus aku akan akhiri semua nya.
Dokumen yang sedang aku kerjakan adalah tentang kegiatan Test Akademis yang mempunayi skor evaluasi 8.9 dan satu kegiatan lagi adalah Test Wawancara yang berskor 7.5. skor ini merupakan satu hal yang
krusial jadi tidak boleh sampai tertukar atau ada kesalahan. Lalu aku punya ide untuk usahaku yang terakhir.
"Kang ini teh udah bener kan skor evaluasi nya?" tanyaku.
"Sudah" jawabnya singkat.
"Okey berarti yang Test Akademis 7.5, yang Wawancara 8.9 ya" tanyaku lagi.
"Iya...."
"Eh bentar kenapa kebalik?" dia yang kaget dan langsung melihat ke arahku.
Aku yang sudah bersiap menghadapnya lalu melakukan gerakan mengikat rambutku sambil menonjolkan toketku lebih depan. Sebelumnya juga aku sudah agak menurunkan tanktop ku agar belahan toketku makin jelas terlihat.
Saat dia melihat kearahku aku tersenyum sambil menggigit bibirku. Dia terpaku melihat tingkahku yang nekat itu. Sesaat dia terdiam dan tiba tiba memanggilku menggunakan tangan tanpa berbicara, menyuruhku untuk mendekatinya.
Aku mulai mendekatinya sambil memasang muka sange. Tapi dia masih saja memasang muka judes malah seperti mau marah. Saat sudah dekat, dia menyuruhku untuk lebih dekat seperti ingin berbisik. Aku dekatkan muka ku kearahnya.
Aku sudah benar benar tidak memikirkan hal lain seperti apa ada orang yang liat atau tidak, bagaimana kalau dia jadi marah, aku sudah lupa kalau aku sedang ada dikantor. Yang hanya aku pikirkan adalah bahwa aku sangeeee bgt
dan pengen kontol nyaa..
Dia mulai mendekatkan mulutnya ke telingaku,
"Kalo pengen kontol gausah ribut. Jatuhin pulpen terus masuk ke bawah meja." bisiknya pelan namun tegas sambil menunjukan kontolnya yang besar dari bawah meja.
Disaat itu pula memek ku banjiiir se banjir banjir nya.. Kaki ku lemas dan pikiranku kosong...
Aku kembali duduk di kursi ku dan melihat sekitar, semua orang sibuk pada jam tersebut. Aku langsung mengikuti perintahnya dengan menjatuhkan pulpenku. Lalu aku menunduk dan mulai jongkok untuk masuk ke dalam bawah meja.
Aku mulai merayap mendekati kontolnya. Dan tanpa perintah lain dari Rama, tanganku langsung menggengam kontolnya yang besar seraya mulutku yang mulai mengecupnya.
Kujilat batangnya dari pangkal hingga ke palkon nya. Ku buka mulutku dan mulai mengulumnya. Ku kulum dan ku tekan dalam dalam hingga mentok ke tenggorokan.
"khokk kkhhhk ohhkkk" aku tersedak oleh kontolnya yang besar itu.
Aku yang makin sange membuka tanktop dan mengeluarkan toketku. Dia langsung meremas juga memainkan putingnya. Memek ku yang sudah banjir sedari tadi tampak jelas di cd ku.
Dia mulai memegang muka dan menarik rambutku sehingga dia punya kendali dalam gerakan seponganku. Sesekali dia menarik kepalaku dan menatap ku sejenak, dia tersenyum melihat kelakuanku yang sudah seperti orang gila.
Maksudku, aku adalah wanita muda yang baru saja kerja di perusahaan ini selama tiga bulan, betapa beresiko nya aku jika ketahuan oleh karyawan lain. Dan lebih gila nya lagi, aku melakukan hal yang gila ini bersama
dengan orang yang baru aku kenal belum lama ini.
Sesaat setelah menapatku sebentar, dia tiba-tiba memasukan kontol nya ke celana dan membereskan pakaianku. Aku bingung dong, padahal lagi enak enak nya.. aku menatap dia sejenak seakan bertanya ada apa? kenapa?? kenapa berenti??
aku masih pengen.. aku masih sangeee... Dan aku kaget ketika dia tiba tiba melempar dokumen yang ada di meja nya ke arahku. Aku spontan langsung mengambil dokumen yang tercecer di lantai dan bawah meja.
"Kang ai server di Jogja teh siapa yang pegang?" terdengar suara laki laki mendekat.
Sontak aku tambah kaget dan cepat cepat membereskan dokumen tadi. Dia juga ikut menunduk mengambil beberapa kertas.
"Si Pa Ahmad." jawabnya singkat ke lelaki tadi.
Aku menoleh ke atas dan kulihat ternyata itu si Ryan yang datang ke meja kami. Kami berpapasan mata lalu aku hanya memberikan senyum kaku. Saat kulihat lagi ternyata dia asik melihat belahan dadaku yang terbuka dan berkeringat.
Kulihat toket ku yang lembut namun kenyal terangkat oleh pahaku karna posisiku berjongkok. Ditambah keringat yang mengucur dari leher ke belahan toketku pastinya ini pemandangan yang luar biasa menggoda baginya.
Aku berdiri dan kembali duduk di kursi ku. Rama berdiri dan terlihat akan pergi. Ryan bertanya
"Kamana Kang?"
"Ka wc." jawabnya singkat.
Aku yang sadar dengan apa yang akan dia lakukan, setelah membereskan dokumen di meja, segera ku susul dia ke toilet. Toilet di gedung kami berada di satu sisi yang sama di setiap lantai, yaitu di pojok kanan beberapa meter setelah pintu ruangan dan bersebelahan dengan tangga bangunan. Posisi dari tangga disebelah toilet menutup sepenuhnya pemandangan area toilet. Terdapat dua bilik toilet, satu untuk pria satu untuk wanita dengan dua wastafel dan kaca besar didepan bilik toilet.
Aku yang terburu buru menuju toilet berlari keluar dari ruangan, menuju kesana aku perhatikan sekeliling apakah ada orang lain di sekitar, nampaknya yang lain sibuk di jam ini. Tinggal melewati tangga dan aku akan sampai di toilet, sekali lagi aku pastikan dengan menengok kebelakan apa ada yang mengikuti, dan sesaat aku belok ke area toilet aku menabrak seseorang dan itu Rama. Dia berdiri dan melihat seolah sudah menunggu dan tau kalo aku akan menyusul. Aku yang bingung dan tak tau harus berkata apa hanya diam melihat dia sambil menggigit bagian bawah bibirku seakan mengekspresikan bahwa aku bingung namun dengan nafsu yang nanggung.
"Buka" kata Rama dengan singkat.
Aku masih terdiam dan bingung dengan apa maksudnya. Namun melihat tatapan mata nya mengarah ke dadaku, seakan aku mengerti apa yang harus dilakukan.
Aku menengok ke arah pintu ruangan memastikan tidak ada orang. Setelah yakin, kubuka kancing yang tersisa dari kemejaku.
Aku angkat perlahan tanktop dengan muka yang aku yakin sangat merah pada saat itu.
Sesampainya di bagian dada, setelah terlihat toketku yang masih terhalang bra, aku melihat ke arahnya. Dia nampak memperhatikan dengan seksama bagaimana bentuk toketku. Kemudian dia mendekat dan akupun langsung menutup mata. Gilaaa woyyyy deg degan bggttt tolong....
Ternyata tangan nya langsung menuju bagian punggungku. Dia menarik badanku agar mendekap ke badannya. Tinggi nya yang jauh diatasku membuat kepalaku hanya sampai kepada lehernya. Aku bersandar di bahunya dan pasrah dengan apa yang akan dia lakukan. Ternyata hal yang dia lakukan selanjutnya adalah memasukan tangannya ke dalam baju bagian belakangku dan langsung mengarah ke kaitan bra ku. Dalam sekali gerakan kaitannya langsung lepas dan dia juga menyusuri punggung ku mencari kaitan tali dan melepas nya agar tak perlu membuka bra lewat tangan karna aku memakai kemeja. Kalian tau apa yang aku pikirkan? Gilakk buka bra doang udah jago bgt apalagi ngewe nya hahahaha
Ku ikuti alur yang dia lakukan sampai bra ku bisa terlepas dengan mudah tanpa harus membuka tanktop maupun kemejaku. Dia lalu mengambil bra ku dan memperhartikannya, seakan mencari sesuatu, kulihat dia terdiam saat menemukan ukuran bra ku. Aku hanya terdiam saja dan menunggu nunggu apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Lagi-lagiii..... lagi-lagi aku kaget bgt waktu dia tbtb ngelempar bra aku ke tong sampah *yatuhan tolong*. Aku hanya bisa diam saja dan memperhatikan. Kemudian dia mendekat dan berbisik.
"Jelek, nanti aku beliin yang baru." dengan ciri khas dia yang sedikit bicara, aku hanya balas mengangguk.
Dia menarik tanganku untuk masuk kedalam bilik toilet pria. Dia langsung menunjuk ke toilet dan menyuruhku untuk duduk diatasnya. Mengikuti, aku mulai duduk dan tanpa sadar, aku buka celana dalamku dan (yang emg tolol juga) aku langsung membuka lebar selangkanganku hahahaha kaya emg udah pengen ngasih memek ajaaa ke dia.. Dalem hati, plissss jamah memek akuuuu. Dia tidak membuka apapun, yang dia lakukan adalah duduk dan mendekatkan muka nya pada memek ku.
Shiittttttt gilaaa memek aku banjir bangettt,... belum pernah kaya gini.. padahal belum diapapain... aku cuma bisa gigit bibir tak sabar.
Dia mulai meraba sekitar memek ku. Dia memperhatikan dengan betul tiap bagiannya.. sementara aku yang tidak sabar merasa sangat kegerahaannnn.
"Belum pernah ya?" tiba tiba dia bertanya. Aku balas dengan anggukan. Untung saja aku rajin untuk cukur bulu jadi menambah kepercayaan diri.
Dia semakin mendekatkan muka nya ke memekku, kini bibirnya sudah tepat didepan memek dan bisa kurasakan hembusan nafasnya...
"Hmmmpphh...." desah ku kecil. Dia mulai mengecup bagian atas memekku. Beberapa kecupan hingga sampai lah bibir nya tepat di memekku.
"Arrgggghhgh....." desah ku sedikit lebih keras. Tanganku reflek untuk memegang kepalanya seraya menekan agar lebih menempel ke memekku.
Lidahnya mulai keluar dan menjilat bagian luar memekku.. Lembut.. hangat... menyapu bersih cairan memekku yang sudah banjir sedari tadi. Saampai akhirnya dia mulai memasukan lidahnya kedalam memekku. Ditahap ini aku udah gabisa nahan lagi. Parah. Memekku tiba tiba berkedut. Kepalaku kosong. Seluruh indra ku seperti berpindah pada satu titik yaitu memekku. Begitu terasa kerasnya ujung lidah yang masuk serta gerakan naik turun di dalam memek ku. Aku tidak lagi ingat maupun sadar.
"Aaaaangghhhhhh... aghnnnghhh ahhhgnngg..." tak sadar desahanku keluar tanpa filter. Tanpa kutahan volumenya.
Jadi begini yang namanya orgasm.
Gila.
Melihat aku yang lemas dia bangun dan mencoba mendekati muka ku. Aku yang terdiam lemas tanpa perlawanan ketika dia mulai mencium bibirku. Terasa dengan jelas ada rasa yang tidak familiar. Mungkin itu adalah cairanku, tapi tidak aku perdulikan dan terus berciuman dengannya. Ciuman yang begitu intens dan panas sehingga membuat memekku kembali gatal. Tanganku yang tadinya memegang kepala Rama turun menuju selangakannya dan mencari hidangan utama. Aku mengelus kontolnya yang sudah keras dari luar celana nya. Dia berhenti menciumku.
"Kang.... aku pengen kontol" ucapku sambil memelas.
Dia hanya tersenyum sambil berdiri. Tidak untuk membuka celananya, melainkan membereskan pakaianku. Aku bingung.. apa maksudnya.. padahal sudah sampai gini.. masa udahan.. Setelah aku menggunakan cd dan membereskan pakaian. Dia berbisik kembali.
"Hari ini cukup segitu" dilanjutkan dengan membuka pintu dan mengecek apakah ada orang atau tidak. Dirasa aman, dia keluar dan melihat ku lalu mengangguk seakan memberi isyarat bahwa keadaan aman dan aku bisa keluar. Dia pergi begitu saja meninggalkan toilet dan langsung kembali ke ruangan.
Aku keluar bilik dan berkaca sejenak.
"Aku pasti udah gila."
-----
Next chapters is coming.
Namaku Millen. Sedang menjalani semester akhir di salah satu kampus di daerah Setiabudhi, Bandung juga sembari bekerja di daerah Buah Batu. Keseharianku aku lewati begitu padat, pagi hingga siang aku kerja dan malam harinya aku sibuk mengerjakan tugas kuliah. Baru beberapa bulan lalu temenku bilang kalo aku itu omnivert. Karna yang dia lihat aku menikmati waktuku sendiri, tapi juga bisa menyesuaikan kalo emang harus aktif di satu keadaan. Mungkin ini yang bikin aku engga banyak temen, tapi selalu banyak yang suka karna asik orangnya.
"Tapi kepribadian lu tuh bikin bingung orang tau ga Len.. kesian cowo-cowo yang mau deketin, jadi bingung mau pake taktik yang mana wkwkwk" tunjuk temanku saat dia main ke rumah.
"Emang beda bgt di mata orang-orang?" tanyaku.
"Engga beda gimana sii.. cuma apa yaa.. orang yang kenal lu dari kelompok A, taunya lu tuh pendiem, sedangkan dari kelompok B taunya lu tuh bar-bar. Tapi kadang lu ketuker make nya, jadi kan
pada bingung.
Yang ngerti lu tuh harus yang bener-bener kenal lu doang kaya gue" tambah dia.
"Kamu kenal aku gitu?" candaku padanya.
"Anjing lu ya ngentoott!" balas dia sambil mengelitik.
"Hahahahaha"
Dia adalah Sari, teman kuliahku dari Jakarta. Dia memang satu-satu nya teman yang aku gapernah ragu buat cerita apapun.
Mau hal kecil sampe pembahasan paling berat sekalipun.
Bahkan kami tidak segan untuk sharing pengalaman seks masing-masing.
Waktu itu aku cuma bisa dengerin dia doang karna pengalamanku cuma sampe sepong doang.
Belum ada yang menurutku bikin aku sange bgt sampe mau ngasih perawanku.
Padahal aku engga mikir kalo perawan itu satu hal yang harus dijaga atau gimanaa gtu, enggak.
Aku mau mau aja ngasih asal, yang paling penting, dia bisa bikin aku se sange itu sampe aku yang pengen ngasih.
Dan aku paling males sama cowo yang minta-minta sampe ngerengek pengen masukin.
"Hey, lu aja ga bikin gua sange sampe pengen ngentot ya berarti lu ga layak buat memek gue."
Serius, gua pernah ngomong gitu sama cowo. Okelah gua kasih dia toket, gua sepongin, tapi yaa dia nya aja gaada effort sama sekali bikin gua sange.
Malah nikmatin sendiri, kan gak adiil.
"Ngomongin ngentot, aku jadi pengen ngentot tauuu" sedihku pada Sari setelah kita tergeletak dikasur.
"Ya tinggal ngentot lah, emang si Ridho kemana? Lu belum ngasih memek lu ke si Ridho?" tanya Sari tentang mantanku.
"Udah putus. Kontolnya kecil, tp banyak mau. Boro-boro ngasih, yang ada malah risih." jawabku singkat.
"Hahahaha emang lu yaa dari dulu susah banget ngasih memek lu. Padahal kalo udah di masukin tuh ntar lama lama juga sangee" saran Sari padaku sambil dia meremas toketku.
"Ishh gausah sambil remes.... Engga, kalo pun aku ngasih tapi engga menikmati buat apaa.. Nih ya Sar, kalo besok-besok ada satu cowo yang berhasil bikin aku sangeeee bgt sampe pengen ngasih memek tanpa diminta, aku bakal ngasih jatah terus kapanpun dan dimanapun dia mau. Serius. Dia minta maen depan orang juga aku kasih. Hahahaha" ucapku tanpa pikir.
"Anjing emang dasarnya lu hyper aja itu mah hahaha apalagi toket lu gemesin gini.. Gak terlalu gede tapi ga kecil juga.
Pas bgt buat di grepe." Lanjutnya sambil terus grepe toket ku dan gesek gesek pentil dari luar baju.
"Ahhh udah ah kebiasaan.. grepeee mulu ntar kalo sange gimanaaa masa ngewe sama kamu sii.." responku sambil menghentikan aktivitasnya.
"Ya gapapa lah gua mah ayo ayo aja penasaran juga kalo sama cewe gimana hahaha.. dah ah gua balik dulu. Pacar gua udah di kosan katanya.
Lu pikirin sendiri aja urusan memek lu. Dadahh gua mau ngewe duluu hahaha" pamit Sarah.
Aku pun mengantar nya keluar kamar dan mengajaknya pamit ke nenek ku.
Tapi dipikir-pikir memang gituu.. satu sisi aku pengen ngentot, satu sisi cuma pengen sama yang bisa bikin aku sange doang. Jadi kalo sampe ada nih beruntung lah kamu karna aku pasti ngasih semua nya!
Dan.... emang omongan adalah doa.. hari itu aku bilang "besok-besok"
dan beneran lusa nya aku ketemu sama satu cowo ini.
"Tapi kepribadian lu tuh bikin bingung orang tau ga Len.. kesian cowo-cowo yang mau deketin, jadi bingung mau pake taktik yang mana wkwkwk" tunjuk temanku saat dia main ke rumah.
"Emang beda bgt di mata orang-orang?" tanyaku.
"Engga beda gimana sii.. cuma apa yaa.. orang yang kenal lu dari kelompok A, taunya lu tuh pendiem, sedangkan dari kelompok B taunya lu tuh bar-bar. Tapi kadang lu ketuker make nya, jadi kan
pada bingung.
Yang ngerti lu tuh harus yang bener-bener kenal lu doang kaya gue" tambah dia.
"Kamu kenal aku gitu?" candaku padanya.
"Anjing lu ya ngentoott!" balas dia sambil mengelitik.
"Hahahahaha"
Dia adalah Sari, teman kuliahku dari Jakarta. Dia memang satu-satu nya teman yang aku gapernah ragu buat cerita apapun.
Mau hal kecil sampe pembahasan paling berat sekalipun.
Bahkan kami tidak segan untuk sharing pengalaman seks masing-masing.
Waktu itu aku cuma bisa dengerin dia doang karna pengalamanku cuma sampe sepong doang.
Belum ada yang menurutku bikin aku sange bgt sampe mau ngasih perawanku.
Padahal aku engga mikir kalo perawan itu satu hal yang harus dijaga atau gimanaa gtu, enggak.
Aku mau mau aja ngasih asal, yang paling penting, dia bisa bikin aku se sange itu sampe aku yang pengen ngasih.
Dan aku paling males sama cowo yang minta-minta sampe ngerengek pengen masukin.
"Hey, lu aja ga bikin gua sange sampe pengen ngentot ya berarti lu ga layak buat memek gue."
Serius, gua pernah ngomong gitu sama cowo. Okelah gua kasih dia toket, gua sepongin, tapi yaa dia nya aja gaada effort sama sekali bikin gua sange.
Malah nikmatin sendiri, kan gak adiil.
"Ngomongin ngentot, aku jadi pengen ngentot tauuu" sedihku pada Sari setelah kita tergeletak dikasur.
"Ya tinggal ngentot lah, emang si Ridho kemana? Lu belum ngasih memek lu ke si Ridho?" tanya Sari tentang mantanku.
"Udah putus. Kontolnya kecil, tp banyak mau. Boro-boro ngasih, yang ada malah risih." jawabku singkat.
"Hahahaha emang lu yaa dari dulu susah banget ngasih memek lu. Padahal kalo udah di masukin tuh ntar lama lama juga sangee" saran Sari padaku sambil dia meremas toketku.
"Ishh gausah sambil remes.... Engga, kalo pun aku ngasih tapi engga menikmati buat apaa.. Nih ya Sar, kalo besok-besok ada satu cowo yang berhasil bikin aku sangeeee bgt sampe pengen ngasih memek tanpa diminta, aku bakal ngasih jatah terus kapanpun dan dimanapun dia mau. Serius. Dia minta maen depan orang juga aku kasih. Hahahaha" ucapku tanpa pikir.
"Anjing emang dasarnya lu hyper aja itu mah hahaha apalagi toket lu gemesin gini.. Gak terlalu gede tapi ga kecil juga.
Pas bgt buat di grepe." Lanjutnya sambil terus grepe toket ku dan gesek gesek pentil dari luar baju.
"Ahhh udah ah kebiasaan.. grepeee mulu ntar kalo sange gimanaaa masa ngewe sama kamu sii.." responku sambil menghentikan aktivitasnya.
"Ya gapapa lah gua mah ayo ayo aja penasaran juga kalo sama cewe gimana hahaha.. dah ah gua balik dulu. Pacar gua udah di kosan katanya.
Lu pikirin sendiri aja urusan memek lu. Dadahh gua mau ngewe duluu hahaha" pamit Sarah.
Aku pun mengantar nya keluar kamar dan mengajaknya pamit ke nenek ku.
Tapi dipikir-pikir memang gituu.. satu sisi aku pengen ngentot, satu sisi cuma pengen sama yang bisa bikin aku sange doang. Jadi kalo sampe ada nih beruntung lah kamu karna aku pasti ngasih semua nya!
Dan.... emang omongan adalah doa.. hari itu aku bilang "besok-besok"
dan beneran lusa nya aku ketemu sama satu cowo ini.
-----
//Part2//
Aku bekerja di salah satu perusahaan IT di daerah Buah Batu sebagai admin. Saat itu aku baru bekerja selama sekitar tiga bulan. Sebagai karyawan baru aku belum kenal dengan semua karyawan yang bekerja disana. Hanya bersama timku saja aku sering bertegur sapa. Selama awal-awal bekerja disana aku memperhatikan orang-orang terutama cowo yang siapa tau aku suka dan cocok untuk jadi pacar. Karna emang aku tuh orangnya selalu butuh orang lain yang bisa diandalkan atau akunya sendiri yang bisa diandalin sama orang itu. Terlebih love language ku adalah physical touch. Seru ajaa gasih kalo bisa curi curi kesempatan mesra di kantor.. minimal colek colek kaki di bawah mejaa gitu hehehe atauuuu yaa bisa ngentot di gudang wkwkwkwk
Ku perhatikan belum ada cowo yang membuatku tertarik. Hingga satu hari, tim lain yang sebelum nya dinas di luar kota pulang ke kantor kami. Mereka sudah dinas selama kurang lebih satu tahun dan baru kembali. Pantas saja asing bagiku. Budaya di kantor kami memang selalu bertegur sapa ketika berpapasan dengan orang lain. Jadi mereka yang baru datang menyapa dan berkenalan denganku.
"Halo Millen, kenalin aku Ryan. Betah betah ya disini" salah satu dari mereka menyapaku.
"Ohiya kang ehehe" jawabku singkat.
Begitu juga beberapa karyawan yang lain. Namun ada satu orang yang tidak menyapaku. Satu cowo yang begitu datang langsung duduk di meja pojok sebelahku. Aku memang sudah diberi tahu kalau meja itu sudah diisi salah satu karyawan dan sedang dinas keluar, tapi aku tidak menyangka kalo dia adalah orang yang berbeda dengan yang lain. Dan justru aku suka dengan orang yang seperti itu. Saat yang lain malah seperti cari muka dan sok baik tapi dia cuek aja dengan dirinya sendiri yang mungkin menganggap kalo bertegur sapa seperti itu tidak penting.
Saat aku kembali ke mejaku aku berniat untuk menyapa nya terlebih dahulu tapi saat kuperhatikan dia sudah memakai headset dan fokus mengerjakan sesuatu. Aku urungkan kembali niatku. Hari demi hari sampai satu minggu, kami masih belum bertegur sapa. Aku bahkan belum tau namanya siapa. Ingin ku coba untuk bertanya pada karyawan lain tapi untuk apa? malah nanti mereka mikir yang lain, malesin kalo kaya gitu. Sampai saat satu moment, saat mengerjakan laporan aku butuh penggaris dan kebetulan penggarisnya ada di meja sebelah. Aku bingung mau ngambilnya gimana. Mau ambil sendiri tanpa ngomong sesuatu, takut dikira tidak sopan, mau minta tolong ambilin ke dia, aku malu dan takut ganggu. Untuk beberapa saat aku diam dan mencari cara lain untuk membuat garis lurus.
Saat aku coba menggunakan pinggiran buku, pulpen ku jatuh ke bawah meja. Aku ambil dong.. eh pas mau diambil, aku kan mundurin kursi, pas mundurin kursi ini aku galiat sekitar. Dan saat mundur, tangan kiriku menyenggol sesuatu, keras tapi agak empuk. Pas aku nengok eh ternyata ada dia.. dan sialnya tadi aku nyenggol bagian selangkangan nya..
"Eh maaf kang.." ucapku spontan sembari jantung serasa mau copot.
"...." dia hanya melirik tapi langsung pergi menuju toilet.
Gilaaaa.... padahal kenalan aja belum tapi udah malu maluin kaya gitu yaampun... Aku bingung bgt pas nanti dia balik ke meja aku harus ngomong apaa.. Minta maaf dan jelasin aja gitu? atau cuek aja kaya gaada apa apa? Tapi yang lebih kupikirkan adalah sesuatu yang ku senggol tadi. Sumpah masih berasa disikutku kalo sesuatu itu besar, keraas tapi empuk.. Apa itu kontol nya ya.. kayanya belum pernah deh nyentuh kontol segede itu. Tapi masa sii segede itu.. Tapi itu kontol deh.. ahh gilaa kenapa malah mikirnya ke kontol sih kan bisa aja tangannya lagi di dalem saku. Tapi kalo bener kontol nya segede itu.......
Pikiranku terhenti saat atasanku memanggil untuk datang ke ruangannya.
"Iya, ada apa pak?"
"Bentar ya tunggu kang Rama dulu"
Tak lama seseorang masuk ke ruangan yang sama. Dan itu adalah dia. Dia yang meja nya disebelahku. Dia yang aku pikir aku menyenggol kontolnya.
Dia adalah Rama.
"Oke Millen, ini Kang Rama, waktu itu kamu kita rekrut itu sebernya untuk masuk ke tim nya kang Rama untuk ngegantiin admin nya yang hari ini resign setelah
beres dinas luar. Nah jadi mulai hari ini, leader kamu itu kang Rama. Kedepannya bantuin tim kang Rama aja." atasanku mulai memberi tahu alasan kami dipanggil.
Shit.... sekarang malah makin canggung aja. Aku bener-bener bingung harus ngapain atau bilang apa.
"Report yang di Banjarmasin itu udah beres kang?" lanjut atasanku bertanya pada Rama.
"Belum pak kemaren hectic parah jadi begitu beres kita langsung pulang ke Bandung biar nyantai dan beresin disini." jawabnya cepat dan tegas.
"Ohiyaudah kebetulan langsung dibantuin sama Millen. Nanti koordinasi sama kang Rama aja ya Mil" kata atasanku sambil menyuruh kami kembali.
Saat setelah keluar ruangan pun kami belum ngobrol apapun. Diem aja sampai balik ke meja masing masing. Tolol nya aku hanya diam saja dan malah memperhatikan bagian kontolnya itu.
"Gimana kang intruksi buat saya biar saya bisa langsung bantu." aku mencoba membuka percakapan.
"Bentar" singkatnya.
Tak lama kemudian muncul notif di email ku.
"Itu udah saya kirim di email" singkatnya lagi.
"Siap kang."
Hari itu berjalan cepat dan tak ada hal lain yang terjadi. Dia sibuk dan akupun fokus mengerjakan laporan. Saat jam pulang pun dia langsung pergi begitu saja.
Tinggal aku yang bersiap pulang sambil mengeluh mengenai apa yang terjadi hari ini.
------
//Part3//
Hari-hari setelah itupun aku lewati dengan tidak banyak hal yang terjadi. Kami sempat mengobrol sesekali namun hanya membahas pekerjaan. Tapi semenjak hari itu, aku makin sering memperhatikannya. Terutama kebagian selangkangannya. Sumpah kepikiran terus. Dan satu hal yang aku perhatikan dari dia, sekitar jam setengah 3 sore, dia selalu pergi ke toilet dan selalu agak lama disana, mungkin sekitar setengah jam. Itu adalah jam yang sama saat aku menyenggolnya jika ku ingat. Dan selalu pada waktu tersebut. Aku mulai penasaran dengan kebiasaannya itu.
Hal lain yang kuperhatikan adalah beberapa saat sebelum pergi ke toilet posisi duduknya yang selalu maju masuk kedalam bawah meja hingga bagian bawah badannya gak keliatan sama orang lain terutama oleh mereka yang berada di depan meja kami atau pun dari arah samping. Awal nya aku menganggap biasa saja, sampai kuperhatikan lagi salah satu tangannya masuk ke dalam meja juga. Karna rasa penasaran, satu moment aku coba iseng untuk melihat apa yang dia lakukan. Aku lihat dia masih sibuk dengan laptop dan memakai headset. Terlihat tidak memperhatikan sekitar. Akhirnya aku iseng menjatuhkan pulpenku. Dan saat aku mengambil ke bawah meja, aku kagettttttttt bgtt karna aku dengan jelas ngeliat kalo dia ngeluarin kontol nya di bawah meja sambil sesekali mengocoknya dengan pelan seperti sedang mengusap usap. Perlu diketahui kalo mejaku dan mejanya itu satu seperti meja panjang yang bawah nya itu kosong.
Aku kaget minta ampun saat tau kalo selama ini dia itu coli.
Untuk sesaat aku hanya diam melototi apa yang dia lakukan. Dan ternyata perkiraanku benar. Kontolnya memang sebesar itu.
Aku kembali dan memperbaiki posisi duduk ku. Tak lama ia pun pergi ke toilet. Dan lagi, sekitar setengah jam dia baru kembali. Apa selama ini dia coli di bawah meja dan ke toilet untuk membereskannya? Kalo iya, gila sih. Bayanginnya aja aku jadi sangeeee.
Iya. Kali ini, baru kali ini, aku belum di apa-apain, dan ga ngapa-ngapain, tapi bisa sange.
Mungkin dia punya sifat eksib kali ya, meskipun aku memang hyper tapi aku belum pernah ketemu sama orang yang seberani itu. Tapi di sisi lain aku jadi ikut sangeee.. dan ga sadar, pas dia di toilet, aku menundukan kepalaku dan bertumpu ditangan kanan seperti sedang tertidur di meja dan memegang memekku. Aku gesek pelan-pelan dan membayangkan hal baru saja aku lihat. Dan anjingnya memekku basah.. Baru kali ini aku sange sampe badanku ngerasa panas dan pikiran gakaruan. Setelah gesek-gesek memek aku grepe toketku sendiri. Aku remas sambil terus membayangkan besar kontolnya.
Anjingg gilaa.. pikiran ku udah kemana mana. Saat itu juga aku pikir, aku pengen ngentot dengan dia. Gimanapun cara nya. Aku harus ngentot sama dia.
Engga lama dia balik ke meja, aku masih menundukan kepalaku dan asik gesek gesek memek. Hasrat liar ku justru ingin dia melihat apa yang sedang aku lakukan. Aku menoleh sedikit ke arahnya tapi dia sibuk dengan laptopnya. Waktu pun berlalu dengan aku yang kembali mengerjakan laporan ku. Dijalan pulang, aku terus mikirin kejadian hari ini. Lebih tepatnya mikirin kontolnya.. Saat sampai rumah aku telpon Sari dan menceritakan semua.
"Hahahaha Gilaaaaa gilaaa.. emang ya orang gila kaya lu akhirnya pasti ketemu sama orang gila juga." Ejeknya selesai aku bercerita.
"Terus gimana dong Sar... aku sange bgtttt serius.. gapernah sesange ini sebelumnya... daritadi aku gesek-gesek memek sama grepe toket sendiriii huhuhu" lanjutku mengeluh.
"Yaudah gas ajaaa atuh ngentot sama dia"
"Ya masa tiba-tiba ngajak ngentot.. orang di kerjaan juga jarang ngobrol"
"Ya elu pancing dia lah.. kode kode ajaaa.. besok pake baju haram, terus berani aja godain dia.. grepe toket lu kek depan dia apa gimanaa gitu"
"Tapi gimana kalo ada yang liat selain dia.. yang paling parah gimana kalo dia malah gamau dan jadi ilfeel sama aku gimana.. engga cuman aku yang malu tapi kerjaan juga kenaa.."
"Eh ini tuh yang elu tunggu-tunggu. Yang elu cari-cari. Sekarang udah ada depan lu. Kalo gue sih worth to try."
"Aaahhh pliisss Sariiii aku sange bangeeeettt"
"Apa perlu gua kesitu muasin lo? hahahaha"
Aku tak menjawab dan hanya bilang aku ingin istirahat. Sebelum tidur aku lagi lagi memikirkan bagaimana caranya agar bisa ngentot sama Rama. Dan membayangkan apa yang akan terjadi besok.
------
//Part4//
Besok nya, aku benar-benar mempersiapkan untuk segala kemungkinan yang terjadi. Biasanya aku memakai stelan formal dengan kemeja yang rapih dikancing full dan celana bahan.
Tapi hari itu aku memakai kemeja tipis dan empat kancing atasnya aku buka, sehingga tanktopku terbuka dan belahan dada ku samar samar terlihat. Memakai rok seperempat yang ketat tapi berbahan
lembut sehingga mudah naik turun. Semua orang terlihat memperhatikanku yang berpakaian seksi hari itu. Aku datang duluan sebelum Rama datang dan duduk di mejaku sambil mempersiapkan
untuk pekerjaan hari ini.
"Millen, kamu teh asli Bandung?" Ryan datang menyapaku.
"Hehe iya kang" jawabku singkat.
"Oh sama dong, Bandung nya dimana?" tanya nya lagi.
Jujur aku males menjawab dan ngobrol dengannya, karna aku kan mempersiapkan ini untuk Rama bukan untuk dia, enak aja malah nikmatin juga.
Untung saja tak lama Rama datang dan memberi tugas kepada Ryan untuk di kerjakan hari ini. Tapi dia masih cuek denganku. Entah dia tidak memperhatikan atau memang
tidak tertarik, tapi aku memang kecewa karna itu.
Dia duduk di bagian meja nya. Menyudut ke arah tembok. Sedang aku terus saja memperhartikan dia sambil mencari kesempatan untuk menggoda nya. Aku mencoba bertanya pertama
kali, dia langsung menjawab dan tidak menengok. Aku tanya lagi setelah beberapa saat, dia masih tidak menengok dan menjawab singkat. Sempat kesal karna sikapnya,
aku mencoba mencari waktu yang pas. Yaitu saat dia mulai coli, rutinitas yg selalu ia lakukan, rutinitas yang hanya aku yang tau.
Jam menunjukan waktu setengah tiga. Dia mulai merapatkan kursinya ke meja dan terlihat tangannya mulai masuk satu. Saat itu juga aku ber inisiatif untuk bertanya namun
sambil mendekatinya. Aku menggeser kursi ku kedekatnya dan menunjukan beberapa dokumen lalu bertanya.
"Kang kalo yang ini tuh maksudnya kegiatan Test Akademis software yang di pakai terdapat bug yang masih harus diperbaiki ya?" tanyaku sambil menyodorkan dokumen. Aku menyondongkan
dada ku agar mengenai tangannya. Dan memang toketku bersentuhan dengan sikut tangannya tapi dia fokus ke dokumen yang aku berikan.
"Iya." dia menjawab dengan singkat.
Aku yang kesal dengan tingkahnya, memberanikan diri untuk menekan toketku lagi lalu agak berdiri dan tangan ku memegang kursi nya, sehingga jika kalian bisa bayangkan, aku seperti menyodorkan
toketku ke muka nya. Dia melihat ke dokumen lalu melirik belahan toketku. Dalam hati aku teriak "YEsssss akhirnya dia liat toketku" lalu dia melihat ke wajahku. Aku
melihatnya sambil tersenyum manja. Namun dia langsung melihat ke dokumen lagi dan memberi tahu semuanya. Karna sudah dia jelaskan aku jadi tidak punya alasan lagi untuk berada di posisi itu.
Sambil kecewa aku duduk kembali di mejaku.
Arrrgghh kesel bgt masa sih dia ga sange abis digituin.. Apa dia homo yaa.. tapi sayang banget kalo dia homo huhuhu.. Aku yakin banget kalo dia udah ngeh kalo aku ngegoda. Tapi kenapa dia masih
diem aja siih.. Padahal aku perhatikan sebelah tangannya masih masuk ke bawah meja dan aku yakin dia masih coli.. Makin lama aku makin kesal dan memutuskan untuk mencoba usahaku yang terakhir untuk memastikan kalo dia mau atau tidak. Kalo masih tidak ada respon yang bagus aku akan akhiri semua nya.
Dokumen yang sedang aku kerjakan adalah tentang kegiatan Test Akademis yang mempunayi skor evaluasi 8.9 dan satu kegiatan lagi adalah Test Wawancara yang berskor 7.5. skor ini merupakan satu hal yang
krusial jadi tidak boleh sampai tertukar atau ada kesalahan. Lalu aku punya ide untuk usahaku yang terakhir.
"Kang ini teh udah bener kan skor evaluasi nya?" tanyaku.
"Sudah" jawabnya singkat.
"Okey berarti yang Test Akademis 7.5, yang Wawancara 8.9 ya" tanyaku lagi.
"Iya...."
"Eh bentar kenapa kebalik?" dia yang kaget dan langsung melihat ke arahku.
Aku yang sudah bersiap menghadapnya lalu melakukan gerakan mengikat rambutku sambil menonjolkan toketku lebih depan. Sebelumnya juga aku sudah agak menurunkan tanktop ku agar belahan toketku makin jelas terlihat.
Saat dia melihat kearahku aku tersenyum sambil menggigit bibirku. Dia terpaku melihat tingkahku yang nekat itu. Sesaat dia terdiam dan tiba tiba memanggilku menggunakan tangan tanpa berbicara, menyuruhku untuk mendekatinya.
Aku mulai mendekatinya sambil memasang muka sange. Tapi dia masih saja memasang muka judes malah seperti mau marah. Saat sudah dekat, dia menyuruhku untuk lebih dekat seperti ingin berbisik. Aku dekatkan muka ku kearahnya.
Aku sudah benar benar tidak memikirkan hal lain seperti apa ada orang yang liat atau tidak, bagaimana kalau dia jadi marah, aku sudah lupa kalau aku sedang ada dikantor. Yang hanya aku pikirkan adalah bahwa aku sangeeee bgt
dan pengen kontol nyaa..
Dia mulai mendekatkan mulutnya ke telingaku,
"Kalo pengen kontol gausah ribut. Jatuhin pulpen terus masuk ke bawah meja." bisiknya pelan namun tegas sambil menunjukan kontolnya yang besar dari bawah meja.
Disaat itu pula memek ku banjiiir se banjir banjir nya.. Kaki ku lemas dan pikiranku kosong...
Aku kembali duduk di kursi ku dan melihat sekitar, semua orang sibuk pada jam tersebut. Aku langsung mengikuti perintahnya dengan menjatuhkan pulpenku. Lalu aku menunduk dan mulai jongkok untuk masuk ke dalam bawah meja.
Aku mulai merayap mendekati kontolnya. Dan tanpa perintah lain dari Rama, tanganku langsung menggengam kontolnya yang besar seraya mulutku yang mulai mengecupnya.
Kujilat batangnya dari pangkal hingga ke palkon nya. Ku buka mulutku dan mulai mengulumnya. Ku kulum dan ku tekan dalam dalam hingga mentok ke tenggorokan.
"khokk kkhhhk ohhkkk" aku tersedak oleh kontolnya yang besar itu.
Aku yang makin sange membuka tanktop dan mengeluarkan toketku. Dia langsung meremas juga memainkan putingnya. Memek ku yang sudah banjir sedari tadi tampak jelas di cd ku.
Dia mulai memegang muka dan menarik rambutku sehingga dia punya kendali dalam gerakan seponganku. Sesekali dia menarik kepalaku dan menatap ku sejenak, dia tersenyum melihat kelakuanku yang sudah seperti orang gila.
Maksudku, aku adalah wanita muda yang baru saja kerja di perusahaan ini selama tiga bulan, betapa beresiko nya aku jika ketahuan oleh karyawan lain. Dan lebih gila nya lagi, aku melakukan hal yang gila ini bersama
dengan orang yang baru aku kenal belum lama ini.
Sesaat setelah menapatku sebentar, dia tiba-tiba memasukan kontol nya ke celana dan membereskan pakaianku. Aku bingung dong, padahal lagi enak enak nya.. aku menatap dia sejenak seakan bertanya ada apa? kenapa?? kenapa berenti??
aku masih pengen.. aku masih sangeee... Dan aku kaget ketika dia tiba tiba melempar dokumen yang ada di meja nya ke arahku. Aku spontan langsung mengambil dokumen yang tercecer di lantai dan bawah meja.
"Kang ai server di Jogja teh siapa yang pegang?" terdengar suara laki laki mendekat.
Sontak aku tambah kaget dan cepat cepat membereskan dokumen tadi. Dia juga ikut menunduk mengambil beberapa kertas.
"Si Pa Ahmad." jawabnya singkat ke lelaki tadi.
Aku menoleh ke atas dan kulihat ternyata itu si Ryan yang datang ke meja kami. Kami berpapasan mata lalu aku hanya memberikan senyum kaku. Saat kulihat lagi ternyata dia asik melihat belahan dadaku yang terbuka dan berkeringat.
Kulihat toket ku yang lembut namun kenyal terangkat oleh pahaku karna posisiku berjongkok. Ditambah keringat yang mengucur dari leher ke belahan toketku pastinya ini pemandangan yang luar biasa menggoda baginya.
Aku berdiri dan kembali duduk di kursi ku. Rama berdiri dan terlihat akan pergi. Ryan bertanya
"Kamana Kang?"
"Ka wc." jawabnya singkat.
Aku yang sadar dengan apa yang akan dia lakukan, setelah membereskan dokumen di meja, segera ku susul dia ke toilet. Toilet di gedung kami berada di satu sisi yang sama di setiap lantai, yaitu di pojok kanan beberapa meter setelah pintu ruangan dan bersebelahan dengan tangga bangunan. Posisi dari tangga disebelah toilet menutup sepenuhnya pemandangan area toilet. Terdapat dua bilik toilet, satu untuk pria satu untuk wanita dengan dua wastafel dan kaca besar didepan bilik toilet.
Aku yang terburu buru menuju toilet berlari keluar dari ruangan, menuju kesana aku perhatikan sekeliling apakah ada orang lain di sekitar, nampaknya yang lain sibuk di jam ini. Tinggal melewati tangga dan aku akan sampai di toilet, sekali lagi aku pastikan dengan menengok kebelakan apa ada yang mengikuti, dan sesaat aku belok ke area toilet aku menabrak seseorang dan itu Rama. Dia berdiri dan melihat seolah sudah menunggu dan tau kalo aku akan menyusul. Aku yang bingung dan tak tau harus berkata apa hanya diam melihat dia sambil menggigit bagian bawah bibirku seakan mengekspresikan bahwa aku bingung namun dengan nafsu yang nanggung.
"Buka" kata Rama dengan singkat.
Aku masih terdiam dan bingung dengan apa maksudnya. Namun melihat tatapan mata nya mengarah ke dadaku, seakan aku mengerti apa yang harus dilakukan.
Aku menengok ke arah pintu ruangan memastikan tidak ada orang. Setelah yakin, kubuka kancing yang tersisa dari kemejaku.
Aku angkat perlahan tanktop dengan muka yang aku yakin sangat merah pada saat itu.
Sesampainya di bagian dada, setelah terlihat toketku yang masih terhalang bra, aku melihat ke arahnya. Dia nampak memperhatikan dengan seksama bagaimana bentuk toketku. Kemudian dia mendekat dan akupun langsung menutup mata. Gilaaa woyyyy deg degan bggttt tolong....
Ternyata tangan nya langsung menuju bagian punggungku. Dia menarik badanku agar mendekap ke badannya. Tinggi nya yang jauh diatasku membuat kepalaku hanya sampai kepada lehernya. Aku bersandar di bahunya dan pasrah dengan apa yang akan dia lakukan. Ternyata hal yang dia lakukan selanjutnya adalah memasukan tangannya ke dalam baju bagian belakangku dan langsung mengarah ke kaitan bra ku. Dalam sekali gerakan kaitannya langsung lepas dan dia juga menyusuri punggung ku mencari kaitan tali dan melepas nya agar tak perlu membuka bra lewat tangan karna aku memakai kemeja. Kalian tau apa yang aku pikirkan? Gilakk buka bra doang udah jago bgt apalagi ngewe nya hahahaha
Ku ikuti alur yang dia lakukan sampai bra ku bisa terlepas dengan mudah tanpa harus membuka tanktop maupun kemejaku. Dia lalu mengambil bra ku dan memperhartikannya, seakan mencari sesuatu, kulihat dia terdiam saat menemukan ukuran bra ku. Aku hanya terdiam saja dan menunggu nunggu apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Lagi-lagiii..... lagi-lagi aku kaget bgt waktu dia tbtb ngelempar bra aku ke tong sampah *yatuhan tolong*. Aku hanya bisa diam saja dan memperhatikan. Kemudian dia mendekat dan berbisik.
"Jelek, nanti aku beliin yang baru." dengan ciri khas dia yang sedikit bicara, aku hanya balas mengangguk.
Dia menarik tanganku untuk masuk kedalam bilik toilet pria. Dia langsung menunjuk ke toilet dan menyuruhku untuk duduk diatasnya. Mengikuti, aku mulai duduk dan tanpa sadar, aku buka celana dalamku dan (yang emg tolol juga) aku langsung membuka lebar selangkanganku hahahaha kaya emg udah pengen ngasih memek ajaaa ke dia.. Dalem hati, plissss jamah memek akuuuu. Dia tidak membuka apapun, yang dia lakukan adalah duduk dan mendekatkan muka nya pada memek ku.
Shiittttttt gilaaa memek aku banjir bangettt,... belum pernah kaya gini.. padahal belum diapapain... aku cuma bisa gigit bibir tak sabar.
Dia mulai meraba sekitar memek ku. Dia memperhatikan dengan betul tiap bagiannya.. sementara aku yang tidak sabar merasa sangat kegerahaannnn.
"Belum pernah ya?" tiba tiba dia bertanya. Aku balas dengan anggukan. Untung saja aku rajin untuk cukur bulu jadi menambah kepercayaan diri.
Dia semakin mendekatkan muka nya ke memekku, kini bibirnya sudah tepat didepan memek dan bisa kurasakan hembusan nafasnya...
"Hmmmpphh...." desah ku kecil. Dia mulai mengecup bagian atas memekku. Beberapa kecupan hingga sampai lah bibir nya tepat di memekku.
"Arrgggghhgh....." desah ku sedikit lebih keras. Tanganku reflek untuk memegang kepalanya seraya menekan agar lebih menempel ke memekku.
Lidahnya mulai keluar dan menjilat bagian luar memekku.. Lembut.. hangat... menyapu bersih cairan memekku yang sudah banjir sedari tadi. Saampai akhirnya dia mulai memasukan lidahnya kedalam memekku. Ditahap ini aku udah gabisa nahan lagi. Parah. Memekku tiba tiba berkedut. Kepalaku kosong. Seluruh indra ku seperti berpindah pada satu titik yaitu memekku. Begitu terasa kerasnya ujung lidah yang masuk serta gerakan naik turun di dalam memek ku. Aku tidak lagi ingat maupun sadar.
"Aaaaangghhhhhh... aghnnnghhh ahhhgnngg..." tak sadar desahanku keluar tanpa filter. Tanpa kutahan volumenya.
Jadi begini yang namanya orgasm.
Gila.
Melihat aku yang lemas dia bangun dan mencoba mendekati muka ku. Aku yang terdiam lemas tanpa perlawanan ketika dia mulai mencium bibirku. Terasa dengan jelas ada rasa yang tidak familiar. Mungkin itu adalah cairanku, tapi tidak aku perdulikan dan terus berciuman dengannya. Ciuman yang begitu intens dan panas sehingga membuat memekku kembali gatal. Tanganku yang tadinya memegang kepala Rama turun menuju selangakannya dan mencari hidangan utama. Aku mengelus kontolnya yang sudah keras dari luar celana nya. Dia berhenti menciumku.
"Kang.... aku pengen kontol" ucapku sambil memelas.
Dia hanya tersenyum sambil berdiri. Tidak untuk membuka celananya, melainkan membereskan pakaianku. Aku bingung.. apa maksudnya.. padahal sudah sampai gini.. masa udahan.. Setelah aku menggunakan cd dan membereskan pakaian. Dia berbisik kembali.
"Hari ini cukup segitu" dilanjutkan dengan membuka pintu dan mengecek apakah ada orang atau tidak. Dirasa aman, dia keluar dan melihat ku lalu mengangguk seakan memberi isyarat bahwa keadaan aman dan aku bisa keluar. Dia pergi begitu saja meninggalkan toilet dan langsung kembali ke ruangan.
Aku keluar bilik dan berkaca sejenak.
"Aku pasti udah gila."
-----
Next chapters is coming.
