Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bertahan Hidup

Status
Please reply by conversation.
Setengah Kiamat
Pov Penulis:

Empat laki-laki kawan beni yang kemarin tengah beristirahat di kedalaman hutan kini hanya tinggal tulang belulang.

Mereka merupakan orang-orang yang tidak beruntung, daging mereka telah menjadi santapan lezat kawanan harimau dan sisa-sisanya dimakan pula oleh babi hutan.

Sedangkan 10 laki-laki dan 5 perempuan yang masih ada di dekat pesawat kini mereka mulai mengalami dehidrasi.

Nafsu ke 10 laki-laki bejat tersebut sudah tak muncul lagi karena lemas, bahkan untuk sekedar berjalan saja mereka kesusahan.

Namun di situ tak terlihat sosok Ronald, entah dia pergi kemana.

Dalam keadaan seperti itu tiba-tiba muncul 10 anggota suku misterius Hunginn Muninn yang sedang kebetulan lewat, melihat tubuh mulus molek dan ke lima-limanya memiliki kulit berwarna putih berbeda sekali dengan gadis-gadis suku lain yang sebelumnya telah mereka perkosa membuat para lelaki suku gagak ini penasaran ingin juga mencicipi tubuh gadis-gadis berkulit putih ini.

Dengan perintah pemimpinnya maka ke lima wanita lemas yang penuh sperma kering ini dikerubuti para lelaki suku gagak.

Akhirnya karena tidak sabar maka ke 10 anggota suku ini memperkosa lima wanita secara bergantian berganti-ganti lubang semaunya.

Warna kulit suku gagak yang hitam bertato sangat kontras dengan putihnya kulit ke lima wanita-wanita ini.

Mereka mulai mengerubuti dan menggerayangi tubuh mulus di depannya tanpa risih dengan bekas sperma di tubuh wanita-wanita ini.

Tubuh lemas wanita-wanita ini digenjot dengan penuh energi hingga satu persatu dari mereka memuncratkan sperma masing-masing ke lubang-lubang para wanita lemas ini.

Setelah puas dan selesai akhirnya kelompok suku gagak membawa ke lima wanita yang lemas ini, sebelumnya mereka tak lupa memberi minum pada para wanita agar para wanita nantinya kuat untuk berjalan, sedangkan ke 10 laki-laki tidak mereka hiraukan.

Mereka akan membiarkan ke 10 laki-laki yang tergeletak di sini mati pelan-pelan.

Wanita-wanita ini di paksa ditodong tombak dan dengan tubuh telanjang bulat penuh sperma kering akibat kemarin diperkosa dan sperma segar mengalir dari lubang vagina dan anus akibat barusan diperkosa masal kembali terpaksa menuruti apa kemauan suku-suku ini.

Saat mereka membawa para wanita ini pulang ke perkampungan, suku ini kepergok di rawa-rawa oleh kelompok suku Slidrugtanni yang didalamnya terdapat Ardian.

Ardian hanya diam saja memegang pisau taktikalnya mencoba waspada, tak tahu apa yang mereka bicarakan.

Anggota suku Babi dan Gagak ini terlibat cekcok mulut dengan bahasa khas pedalaman.

Inti dari pembicaraan itu adalah bahwa suku gagak tidak berhak mengambil benda atau hal apapun dari tanah kekuasaan suku babi tanpa seizin kepala suku babi.

Area tempat jatuhnya pesawat kemarin itu sejatinya adalah tanah kekuasaan milik suku babi.

Maka setelah beberapa kali bernegosiasi, suku babi akan membawa pulang 4 wanita dan bermurah hati memberikan satu wanita untuk dibawa pulang suku gagak dengan syarat ditukar dengan 2 ekor babi.

Suku babi terkenal sangatlah kuat, suku babi ahli dalam meracik ramuan-ramuan dan racun panah.

Sedangkan suku gagak terkenal memiliki fisik yang kuat dengan badan berotot dan sangat terampil dalam penguasaan kapak batu.

Pemimpin ekspedisi kelompok suku gagak ini tak ingin sukunya berperang, perang antar suku hanya akan merugikan di kedua belah pihak.

Karena memang pemimpin suku gagak merasa bersalah telah mengambil dari tanah kekuasaan suku babi, maka terpaksa menerima tawaran tersebut untuk menghindari konflik.

Akhirnya suku babi termasuk ardian didalamnya menunggu di rawa-rawa dengan ke lima wanita menunggu suku gagak mendapatkan babi hutan untuk ditukarkan.

Saat menunggu tersebut, ke lima wanita ini berbincang kepada ardian.

Ardian bercerita kepada mereka bahwa saat ini dia terjebak dalam situasi harus menjadi anggota suku babi, walaupun begitu Ardian bertekad suatu saat dia akan keluar dari hutan ini entah bagaimanapun caranya.

Mendengar ketegaran dan tekad kuat ardian, ke lima wanita ini mengagumi Ardian dan penuh harap kelak akan ditolongnya keluar dari tempat ini.

Namun mereka sadar bahwa sebentar lagi secara acak salah satu dari wanita kawan mereka akan di bawa pulang oleh suku gagak akhirnya mereka menangis.

Tangisan merupakan kebiasaan wanita ketika dalam keterpurukan namun itu tak berarti wanita lemah.

Setelah beberapa jam menunggu akhirnya suku gagak menyerahkan dua babi hutan yang besar-besar kepada suku Slidrugtanni dan menukarnya dengan salah satu wanita pilihan mereka.

Wanita pilihan mereka yang bernasib sial tersebut adalah si pramugari cantik bernama Veni, tubuh montoknya yang penuh sperma kering dengan paksa dibawa pulang oleh para anggota suku gagak.

Sesampainya disana, pemimpin pemburu suku gagak dimarahi oleh kepala sukunya karena melakukan kesepakatan tanpa persetujuan kepala suku.

Akhirnya kepala suku gagak menyatakan perang terhadap suku babi, dan bermaksud akan merebut kembali empat wanita montok sisanya yang sekarang tengah berada di perkampungan suku babi.

Tak beberapa lama setelah omelan kepala suku gagak berakhir, kini saatnya Veni dimandikan hingga bersih lalu digilir lelaki satu kampung Hunginn Muninn.

Karena suku ini terkenal suku pemerkosa maka suku ini tak menerapkan budaya pernikahan.

Semuanya dilakukan secara bebas di suku ini, yang berkuasa adalah para lelaki sedangkan wanita hanya sebagai pemuas nafsu.

Tangan dan kaki Veni dikunci di balok-balok kayu hingga sekarang tubuhnya dalam posisi gaya menungging memamerkan vagina merah merekah milik Veni si pramugari cantik namun tak beruntung ini.

Teriakan minta tolongnya tak di gubris siapapun karena tak ada yang mengerti perkatan yang di ucapkan Veni.

Giliran pertama memulai prosesi pemerkosaan ini adalah kepala suku gagak, dia mengeluarkan kontolnya yang panjang dan hitam legam langsung menghunuskannya ke vagina Veni.

Suara berisik peraduan antara kontol kepala suku gagak dan vagina veni menyebabkan suara yang begitu menggoda dan erotis.

Veni hanya bisa menangis mendapatkan perlakuan pemerkosaan dari kepala suku gagak tersebut.

Tubuhnya hanya bergeraak sedikit akibat sentakan dari belakang.

Tubuh mulusnya kini tertahan di penjara kayu dan tubuhnya tak bisa bergerak bebas, pantatnya dipegangi kuat oleh kepala suku dan tidak lama kemudian kepala suku gagak memaju mundurkan kontolnya dengan kecepatan penuh melepaskan sperma kentalnya ke dalam memek Veni.

Crott croooot crroooot sperma kepala suku akhirnya melesak masuk ke dalam memek Vani yang sedang subur-suburnya.

Veni hanya bisa menangis dan pasrah ketika dipejuhi, tubuhnya tergoncang-goncang akibat genjotan kasar pelepasan peju kepala suku.

Kini dari arah vaginanya meleleh sperma kental kepala suku dan dapat dilihat oleh seluruh warga Hunginn Muninn dan semuanya bersorak bangga.

Setelah kepala suku tuntas melepaskan nafsunya, kini giliran para warga yang berjumlah sekitar dua puluhan lelaki perkasa dan berotot berbaris rapi mengantri tepat dibelakang tubuh telanjang terkunci Veni.

Kembali memek Veni harus dijejali beberapa kontol hitam dan tak jarang ada yang melepaskan spermanya ke lubang anus Veni.

Veni hanya bisa pasrah, kini energi Veni mulai habis dan mata Veni terasa berkunang-kunang namun walaupun dalam keadaan memprihatinkan seperti itu Veni masih tetap saja digenjot warga.

Akhirnya semua warga telah tuntas melepaskan nafsunya, kini tubuh veni lemas tak ada pergerakan karena Veni pingsan dengan tubuhnya masih dibelenggu kuncian balok-balok kayu.

Tanah yang berada tepat dibawah pantat Veni kini menggenang sperma sangat banyak akibat prosesi pemerkosaan seluruh warga Huginn Muninn.


Sementara itu kelompok suku Slidrugtanni tadi kembali pulang ke pemukiman dengan membawa Riska, Elen, Milvi, Rin dan dua ekor babi hutan.

Sesampainya di perkampungan Ardian segera menemui Lina dan tak terlalu menghiraukan ke empat wanita tadi.

Tubuh telanjang penuh sperma ke empat wanita ini segera dibersihkan oleh para wanita dan dengan masih telanjang mereka ikat kencang di kursi untuk nantinya dikorbankan saat suatu hari nanti ada pemakaman.

Akhirnya pesta babi segera dimulai, dua ekor babi kini di bunuh dan dibakar dijadikan babi guling.

Para warga bersuka cita dengan bernyanyi dan berdansa khas suku pedalaman.

Ardian dan Lina kini kelur dari rumahnya bermaksud ingin ikut upacara perayaan makan babi.

Lina yang sekarang hanya memakai celana daun membiarkan toket sekalnya bergelantungan bebas pun tidak ketinggalan mengikuti prosesi upacara ini.

Semua warga suku babi bergembira kala itu.

Namun disisi lain mereka tidak tahu bahaya yang sedang mengancam suku mereka yang kini sedang bersuka cita ini.

Hari itu juga setelah warga Huginn Muninn selesai menuntaskan nafsunya ke lubang Vina, kini semua lelaki dewasa berangkat menggunakan kapak, tombak, dan alat tempur lainnya bermaksud ingin memulai perang dengan suku Slidrugtanni dan merebut kembali ke empat wanita mulus tadi.

Di waktu yang sama, Pusat operasionalisasi HAARP berada di sebuah fasilitas milik Angkatan Udara AS dekat Gakona, Alaska, yang bernama HAARP Research Station pada kordinat: 62°23′32.8″N 145°09′02.8″W mengalami gangguan teknis.

Cara kerja HAARP adalah dengan menembakkan gelombang radio frekuensi dari yang sangat rendah hingga yang sangat tinggi keatas atmosfir. Salah satu efeknya akan mempengaruhi ionosfir dan stratosfir menjadi hangat, menciptakan awan dan merubah iklim dunia.

Jika diubah dengan frekuensi lainnya, maka gelombang radio frekuensi tersebut dapat terpantul oleh ionosfir dan kembali lagi ke Bumi untuk menciptakan gempa bumi dan bencana lainnya, bahkan kabarnya gelombang tersebut bisa diatur juga bisa mengontrol pikiran dan tingkat stress manusia..

Salah satu stasiun HAARP ada di Alaska yang terdiri dari 360 antena.

Masing-masing antena menghasilkan daya pancar minimal sebesar 10.000 watt.

Para ilmuwan HAARP di tempat itu tidak menyangka efek dari seringnya alat itu dipakai ke negara-negara timur tengah dan Indonesia menyebabkan beban berlebihan dan menyebabkan error.

Aurora besar tercipta tepat di atas fasilitas rahasia ini dan gelombang elektromagnetik yang terpancar darinya otomatis menyebabkan para ilmuwan yang ada di tempat itu sekaligus terbunuh.

Kini alat tersebut lepas kendali dan memantulkan gelombang berlebihan tepat ke atas atmosfir dan gelombang tersebut diserap oleh kutub-kutub bumi.

Karena besarnya energi yang diserap ke dua kutub bumi ini, kutub bumi yang berupa es akhirnya hancur dan mencair

Menyebabkan lempeng bumi tidak teratur.

Gempa, badai, angin topan, tsunami, dan berbagai bencana lainnya terjadi dimana-mana dan iklim dunia menjadi kacau.

Kini dunia mengalami yang namanya setengah kiamat.

Hampir ¾ populasi manusia di dunia musnah dan sebentar lagi akan terjadi perang di mana-mana karena berebut makanan.

Pulau-pulau di Indonesia pun mengalami gempa dan banyak yang tenggelam karena naiknya volume air laut diakibatkan mencairnya kutub utara dan kutub selatan namun tanah kalimantan tetap stabil.

Karena tidak menentunya iklim, hujan salju pun turun di tanah Kalimantan.

Hutan hujan tropis Kalimantan yang terkenal di dunia itu sekarang mulai dihujani salju putih.

Dengan kondisi hujan salju tipis, anggota suku Huginn Munnin mulai masuk ke wilayah perkampungan Suku Slidrugtanni.

Mata-mata suku babi mengetahui hal itu memberikan tanda bahaya kepada kampungnya dengan terompet.

Akhirnya ditengah pesta babi dengan dihiasi hujan salju tipis, orang-orang meninggalkan makanannya dan semua warga suku babi bersiap untuk perang melawan suku gagak.

Mereka panik termasuk Ardian kini di depan Lina bermaksud melindunginya dan bersiap menyerang dengan menggenggam pisau hitamnya.

Namun terlintas dipikirannya dua buah pilihan:

1. Ikut berperang dengan suku babi yang kini merupakan keluarga baru Ardian? atau
2. Memanfaatkan kekacauan perang antar suku untuk kabur dari tempat ini?




POV Ardian

Sebenarnya aku bingung dengan apa yang terjadi.

Suku pedalaman yang kutemui tadi di rawa-rawa memulai perang terhadap suku yang aku huni saat ini.

Tanpa segan mereka juga membunuh wanita dan anak-anak.

Namun tak sedikit dari pihak mereka yang juga gugur karena terkena panah dan tombak beracun.

Reaksi panah dan tombak beracun dari suku ini sangatlah cepat, terbukti di depanku kini banyak dari anggota suku gagak terbujur kaku dengan tubuh menghijau.

Dalam kondisi seperti ini aku punya dua pilihan, ikut berperang bersama keluarga baruku atau lari bersama Lina.

Setelah kupikirkan sejenak akhirnya aku memutuskan untuk lari menyelamatkan Lina.

Sekarang atau tidak sama sekali batinku, walaupun sekarang aku membantu suku ini kemungkinan besar juga aku dan adikku bisa terbunuh.

Bergegas aku lari ke rumahku, didalamnya kulihat Lina sedang terduduk dipojokan karena ketakutan.

“Kakak!”, panggilnya ketika dia melihatku.

Terlintas perasaan lega dari wajah cantiknya saat Lina mengetahui aku hendak menyelamatkannya.

Tubuh setengah telanjangnya langsung mendekap tubuhku.

“Dimana tas ranselnya Lin?”, tanyaku padanya.

“Disitu kak”, sambil telunjuknya mengacung ke tumpukan kayu.

Segera ku pungut ranselku yang berisi selimut, pakaianku, dan pakaian Lina.

Setelah itu aku bergegas mengajak Lina kabur dari tempat ini.

“Ayo kita kabur dari tempat ini Lin!, apapun yang terjadi kamu nanti harus tetap di dekat kakak!”, perintahku padanya dan Lina hanya mengangguk.

Ditangan kiriku kini ku genggam erat pisau hitam milikku, tangan kanan memegang palu darurat berwarna merah dari pesawat, sedangkan Lina bersiap diposisi belakangku.

Aku memberanikan diriku keluar dari rumah ilalangku dan benar saja tebasan kapak dari salah satu anggota Huginn Muninn langsung mengarah ke kepalaku.

Dengan pengalamanku serta refleksku yang lumayan bagus aku dapat menghindarinya dengan menunduk lalu menendang tubuhnya sekuat tenaga.

Alhasil salah satu anggota suku gagak itu tersungkur ke samping.

Sebelum dia berdiri ku lemparkan sekuat tenaga palu darurat tepat ke arah mukanya, seketika dia pingsan karena saking kuatnya lemparanku.

Aku pungut kembali palu tersebut lalu aku membawa lina ketengah perkampungan, karena hanya itu satu-satunya jalan menuju keluar.

Saat sampai tengah perkampungan aku memungut bongkahan besar daging bagian kaki babi bakar yang tergeletak begitu saja di atas daun pisang.

Aku memerintahkan Lina untuk membawa kaki babi tersebut untuk persiapan kita agar tidak kelaparan.

Sesampainya di sudut perkampungan aku melintasi ke empat wanita yang tadi suku ini bawa dari rawa-rawa.

Mereka meminta tolong kepadaku, menangis memohon padaku agar membiarkan mereka pergi bersama kami.

Akhirnya karena aku kasihan aku potong tali kuat yang mengikat mereka kini aku dan Lina berada di barisan yang paling depan sedangkan mereka berempat berada di belakang Lina.

Akhirnya kami ber enam lari ke arah gua, karena gua tersebut merupakan jalan tercepat penghubung hutan lebaat di sini dengan hutan di area luar.

Saat sampai di gua aku perintahkan para wanita pergi duluan sedangkan aku menjaga barisan paling belakang.

Tak ku sangka barisan wanita-wanita tersebut terhenti karena kini di depan mereka berdiri salah seorang wanita telanjang memegang tombak beracun dari suku Slidrugtanni mencegat di mulut gua.

Aku bergegas pindah ke barisan depan dan berniat akan melawannya, kusiapkan pisau dan paluku.

Namun tak ku sangka saat aku bersiap melawannya malah wanita tersebut membuang tombak beracun yang sedang di pegangnya lalu dengan tangan kosong berbicara padaku.

“Ofofuefuefue obligano oregano masako ferguso”, perkataan wanita tersebut.

Aku akhirnya sedikit paham dengan maksudnya bahwa dia ingin ikut lari denganku, kuyakinkan pada diriku untuk mempercayainya.

Dengan kode tangan sebisaku aku memerintahkannya mengambil tombaknya kembali dan memerintahkan wanita suku Slidrugtanni ini untuk menjaga barisan di arah paling depan.

Sedangkan aku tetap menjaga area paling belakang.

Bersyukur ternyata wanita tersebut tak mencegah kami lari, dan kami kini diuntungkan karena barisan depan ada yang menjaga.

Kami sekarang ber 7 dan satu-satunya laki-laki hanyalah aku.

Salju turun saat ini akan merugikan sekaligus menguntungkan bagi kami.

Buruknya adalah kami harus menahan hawa dingin di sepanjang perjalanan kami, namun sisi baiknya adalah jejak-jejak kaki kami akan terhapus karena hujan salju sehingga tak mungkin suku-suku itu melacak posisi kami.

Hari mulai gelap, salju turun semakin masif menyebabkan para wanita kedinginan termasuk Lina.

Namun tidak dengan aku dan salah satu wanita suku Slidrugtanni, fisik kami lumayan kuat untuk menghadapi udara dingin.

Kami dengan tetap waspada terus berjalan ke arah utara sampai Lina memberitahuku bahwa dia kelelahan, kulihat juga wanita-wanita telanjang lainnya selain Lina, tubuh mereka juga terlihat mulai kelelahan.

Akhirnya aku memutuskan untuk istirahat sejenak.

Ku petik batang-batang pohon di dekatku dan membangun sebuah gubug sementara untuk kami berlindung dari derasnya hujan salju.

Mengerti dengan maksudku wanita dari suku Slidrugtanni membantuku mencari dedaunan.

Akhirnya kami selesai membangun hunian sementara.

Kami ber 7 akhirnya masuk ke dalam untuk beristirahat.

Dengan kemampuanku aku berhasil membuat api dari gesekan batang kayu.

Kunyalakan api tersebut di tengah hunian sementara kami.

Kupastikan gubug kami memiliki lubang samping kanan dan kiri namun memiliki atap yang rapat.

Karena nyala api akan lebih mudah menyala jika udara yang berisi oksigen bebas melewati sumber api.

Setelah menyala kami ber 7 akhirnya mendekatkan tubuh kami ke sumber api bermaksud ingin menghangatkan tubuh kami.

Saat itulah kami mulai berkenalan satu sama lain.

Aku hafal dengan nama-nama mereka yaitu

Likazhimo, gadis berkulit hitam bertubuh menggoda dari suku Slidrugtanni.

Milvi, tante-tante bertubuh masih asoy dan belum kendor.

Riska, mantan pramugari berkaki jenjang nan mulus dan tinggi badannya melebihi aku.

Elen, ABG seperti adikku, kecantikannya masih kalah sedikit dengan kecantikan adikku.

Rin, si amoy tocil memiliki perawakan langsing dan vaginanya gundul.

Di bawah kami kini terdapat alas daun pisang.

Lalu aku pergi ke luar untuk berjaga mungkin saja ada ancaman.

Malam semakin larut, sudah 3 jam aku berjaga, wanita suku slidrugtanni keluar memberitahuku bahwa dia akan menggantikanku untuk berjaga.

Akhirnya tiba giliranku kini untuk masuk ke hunian sementara kami.

Kulihat para wanita dengan telanjang bulat berjejer di sekeliling api seperti ikan pindang memamerkan tubuh mulus montoknya membuatku bernafsu.

Namun apa bedanya aku dengan suku gagak jika sekarang dengan tiba-tiba mengentot mereka.

Walaupun kutahu mereka pasti tak akan menolak jika ku entot.

Menurut seleraku tubuh Lina merupakan tubuh yang paling bagus diantara wanita-wanita yang tertidur disini.

Ku hampiri tubuh telanjang Lina, ku teringat jika di dalam ransel aku memiliki sebuah selimut.

Lalu aku mengambil selimut tersebut.

Aku lalu membaringkan tubuhku tepat di samping Lina.

Ku selimuti tubuh montok Lina dan aku juga masuk ke dalam selimut tersebut.

Ku elus-elus rambutnya hingga dia terbangun.

“Kakak?”, bisiknya.

“Lin, aku pengen ngentot kamu!”, jawabku sambil berbisik kepadanya di dalam selimut.

Kini tubuhnya tidur menyamping dengan pantat menghadap ke belakang.

Ku keluarkan kontolku lalu dengan satu sentakan ke pantatnya yang kini sedang kupegangi erat dengan kedua tanganku akhirnya amblaslah kontolku dilahap memek sempitnya.

“Ahhhssh kakak!”, rintihnya ketika mendapatkan hujaman pertama.

Lalu dengan segera ku maju mundurkan kontolku di memek Lina.

“Assshh aaashhhs Kakaak! Enak banget! Terus kak entot Lina!”, rancaunya.

Satu jam sudah aku menggenjot Lina dengan posisi ini, Lina sudah orgasme sebanyak dua kali sedangkan aku dengan posisi ini tak juga membuatku ngecrot.

Akhirnya tanpa memperdulikan wanita-wanita di sekitarku aku buka selimut penghalang kami dan mengganti gaya menjadi gaya woman on top.

Saat Lina menunggangiku, kurasakan kontolku benar-benar mentok sampai ke rahim Lina.

Dengan posisi ini Rintihan Lina semakin liar dengus nafasnya juga semakin tak teratur.

Kulihat para wanita mulai terbangun dan melihat perbuatan kami.

Kusadari mata mereka melirik ke arah pertumbukan kelamin kami namun mereka masih pura-pura tidur.

Karena nikmatnya di WOT oleh Lina ditambah karena sensasi diawasi mata-mata mereka akhirnya crooot croooot crooot.

Spermaku muncrat ke rahim Lina, tanpa peduli aku juga melenguh kenikmatan saat orgasme pertamaku.

Di saat yang bersamaan ternyata Lina juga mengalami orgasme lagi dan melolong kenikmatan.

“Shhhh aaaaaah sayang, entot adikmu ini, hamili adik kandungmu ini sayang”, rancaunya saat orgasme menjelang.

Sungguh nikmat rasanya pancutan sperma ditambah sensasi ingin menghamili adik kandungku sendiri ini, nikmatnya tak terlukiskan dengan kata-kata.

Kulihat para wanita terkaget dengan perbuatan kami berdua yang merupakan kakak dan adik kandung ini.

Para wanita menutup mulutnya namun matanya tak berkedip saat melihat prosesi kami berdua orgasme.

Akhirnya Lina lemas tak berdaya karena telah orgasme sebanyak 3 kali.

Namun tidak dengan kontolku, entah mengapa masih mengacung maksimal setelah orgasme.

Aku kasihan jika harus mengentot adikku lagi yang sekarang tengah lemas tak berdaya sehabis dibuai kenikmatan.

Dimana lagi aku harus menuntaskan nafsu kontolku yang masih menegang maksimal ini.

Masak aku harus coli sedangkan disini tersaji banyak vagina dan anus menganggur.

Akhirnya semua wanita terbangun karena terganggu tidurnya karena lolongan kenikmatan Lina dan aku tadi.

Dan sekarang mereka mulai bangun terduduk di tempatnya sambil menatap kontolku yang masih mengkilap.

Sesekali tatapan mereka diiringi dengan menggigit bibir mereka sendiri.

Aku tahu mereka nafsu.

Salah seorang tante-tante namun masih memiliki body seksi bernama Milvi tak mampu menahan nafsunya, dia memainkan klitorisnya sambil menatap tajam ke arah kontolku.

“Asshh Ardian tolong entot aku juga, tante udah pengen banget”, kata-kata vulgar keluar dari mulut Milvi sambil colmek tanpa malu di depanku.

Mendengar kata-kata Milvi yang terkesan vulgar tersebut membuat keberanian wanita lainnya juga muncul.

Riska, Elen, Rin juga memohon untuk ku entot.

“Mas Ardian, tolong entot kami juga plis”, kata-kata merdu mereka tepat didepanku dengan memamerkan vaginanya masing-masing.

Sebenarnya aku nafsu sekali dengan mereka ber empat, namun aku takut menghianati cinta adikku.

Tapi adikku malah dengan tubuh lemasnya bangun sambil memelukku.

“Mas, turuti aja kemauan mereka, lagian aku juga udah lemes nggak mungkin ngelayanin kakak lagi malam ini, mulai sekarang kakak boleh nafsu sama siapa aja, tapi inget kakak hanya boleh mencintaiku, jadikan aku satu-satunya cinta kakak!”, kata-kata Lina berbisik di telingaku.

Mendengar izin dari Lina langsung ku kecup bibir manisnya yang merah muda.

“Ummuwah, makasih ya sayang, aku sayang banget sama kamu Lin”, ucapku diantara kecupan-kecupan mesraku terhadap adikku.

Lalu aku menidurkan adikku, menyelimutinya dan beralih menuju ke empat tubuh mulus lainnya.

Tubuh mulus empat wanita yang bernama Milvi, Riska, Elen dan Rin kini tersaji tepat dihadapanku.

Mereka semua melebarkan jalan masuk vaginanya sendiri dengan tangannya.

“Entot aku mas!, Entot aku mas! Entot aku mas!”, kata-kata mereka berebut berharap aku segera mengentotnya.

Akhirnya ku pilih giliran pertama Rin, tubuh gadis amoy ini benar-benar membuatku penasaran.

Walaupun toketnya kecil sekali, namun kecantikan, rampingnya tubuh dan bagusnya bentuk vaginanya membuatku sangat nafsu.

Segera aku lesakkan rudalku ke arah vagina indah milik Rin.

Kulihat Rin sangat gembira ketika kumasuki kontol.

Saat ku entot dia mengerang keenakan.

Plok-plok-plok peraduan kontolku terhadap vaginanya.

Tak kusangka pas lagi enak-enaknya, tiba-tiba wanita suku Slidrugtanni masuk dan memergoki kami.

Mengerti dengan apa yang sedang kami lakukan dia malah keluar entah kemana.

Tak ku duga juga tiba-tiba Lina adikku sudah ada tepat dibelakangku dengan tubuh telanjang memelukku, tangannya melingkari ketiakku dari belakang mendekatkan bibirnya ke telingaku.

Lina mengecupi telingaku, menempekan toket kenyalnya di punggungku dan berbicara tepat ke arah telingaku membuat leherku sedikit merinding dibuatnya.

“Ayo kak entot terus memeknya Rin terus nanti dipejuhi biar Rin hamil”, ucap nakalnya terhadapku.

Mendengarnya aku jadi tambah bersemangat dan crot croot crooot spermaku muncrat ke vagina Rin sungguh nikmat walaupun sperma yang keluar tak sebanyak di vagina Lina tadi.

Kini aku sedikit kelelahan setelah mengentoti Rin.

Rin terlihat puas kelelahan, namun kini kontolku masih dalam keadaan setengah ngaceng.

Datanglah wanita dari suku slidrugtanni tadi membawa sebuah ramuan ungu, ternyata dia pergi tadi habis mencari bahan dan meracik ramuan.

Kini aku minum sampai habis ramuan ungu tersebut, dan efeknya seperti biasa, nafsuku seakan meledak-ledak kembali.

Karena sangat nafsu kini rasa terimakasihku ku ucapkan pada wanita suku slidrugtanni tadi kuharap dia mengerti perkataanku.

Kulucuti tubuhnya, ku pelorotkan kulit kayu penutup vaginanya dan langsung saja aku genjot.

Walaupun tubuhnya hitam namun toketnya sekal dan memeknya benar-benar legit.

Aku genjot berulang-ulang hingga akhirnya croot-croot-croot.

Spermaku kembali keluar di memek wanita suku slidrugtanni yang bernama Likazkhimo tersebut.

Lalu kembali aku genjot wanita lainnya hingga semuanya puas termasuk Milvi, Elen, dan Riska.

Selama perosesi tersebut, dengan nakal adikku tetap memelukku dari belakang sambil memberikan provokasi verbal didekat telingaku yang membuatku semakin nafsu ingin mengentoti mereka semua.

Akhirnya tuntaslah malam ini hingga spermaku terasa terkuras habis.

Kami kelelahan dan tertidur sampai pagi, untunglah saat kami tidur tak ada yang menyerang kami.

Pagi menjelang, hujan salju telah berangsur-angsur mereda kini hanya meninggalkan lapisan salju tebal di tanah.

Ku kenakan pakaianku dan Lina juga mengenakan tanktop kuningnya, Likazkhimo mengenakan rok dari kulit kayu, dan lainnya masih telanjang bulat namun berbaris bersama-sama menggunakan selimutku sebagai pengurang hawa dingin.

Kami lantas menghancurkan tempat peristirahatan sementara di depan kami ini yang telah menjadi saksi bisu panasnya malam tadi pergumulan antara aku dan para wanita.

Akhirnya setelah kami rasa cukup, kami melanjutkan perjalanan kami ke arah utara.

Kini berurutan di barisan pertama Likazhimo wanita suku babi, lalu dibelakangnya ada Milvi, Rin, Elen, Riska, Lina dan aku dibarisan paling belakang.

Barisan yang ku buat menyerupai taktik barisan serigala, dan kini akulah "Pejantan Alpha" dalam kelompok ini yang berjaga di barisan paling belakang.

Kira-kira kami berjalan 8 jam hingga kami kelelahan kembali dan beristirahat.

Walaupun ditengah perjalanan tadi kami sempat disergap oleh kawanan harimau, namun dengan adanya Likazkhimo kami ber 7 masih dapat selamat, Likazkhimo hanya berkata-kata misterius kepada kawanan harimau tersebut dan secara ajaib harimau-harimau tersebut pergi.

Hingga akhirnya kami menyebrangi sungai beraliran deras dan suhunya benar-benar dingin, dengan susah payah dan menahan dingin akhirnya aku berhasil menuntun para wanita satu per satu.

Ku rasa sekarang posisi kami sudah cukup jauh dari perkampungan suku-suku pedalaman.

Entah mengapa tubuhku seakan tak mengalami lelah, mungkin karena aku dahulu terbiasa berlatih di militer ditambah lagi tadi malam aku meneguk ramuan penambah stamina membuatku kini tetap dalam kondisi fit.

Ku berkeliling untuk memastikan tak ada ancaman, sedangkan para wanita dijaga oleh Likazkhimo di pepohonan pinggir sungai sambil memakan daging babi yang sudah ku jatah.

Saat berjalan-jalan kutemukan sebuah pintu besi di dekat sungai.

“Apa ini?”, batinku.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd