Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bengkel saksi bisu

Status
Please reply by conversation.
Disaat kami suda sampai diruang tamu, tanganku masih dalam genggaman pak Sano aku seperti ingin pingsan dibuatnya, bagaimana tidak rasa takut yang kurasakan begitu besar berlawanan dengan hasrat yang besar pula, debaran jantungku dapat aku dengar sendiri di telingaku, dengan debaran yang begitu cepat,


Sumpah aku tidak pernah berfikir bisa sampai begini dengan pak Sano, aku kira selama ini pak Sano hanya sebatas kata-kata saja, walaupun kadang aku menghrapak apa yang dia ucapkan itu bisa dia buktikan, dan saat ini dia telah membuktikan keberaninya, tetapi aku lah yang kembali tidak mampu jika dia terlalu berani,


Aku rasa aku suda gila, aku wanita yang baik-baik telah melakukan sesutu yang sangat hina bahkan wanita yang mengumbar auratnya pun mungkin tidak akan melakukan hal seperti ini terhadap suaminya,


Butir-butir keringat menghiasi pelipisku dan bahkan seluru badanku, baju longgar yang aku gunakan seakan panas dan terasa basah oleh keringatku sendri,


Antara takut, penasar sejauh mana pak Sano melakukan sesutu pada diriku dan takut membuatnya kecewa lagi menyatu di dalam hatiku,


Suamiku yang sedang di kamar mandi, anakku yang ada di dalam kamar sedangkan aku dan pak Sano berada di ruang keluarga, sewaktu-waktu bisa mendapati kami yang akan melakukan suatu perbuatan yang sangat hina,


Tetapi rasa seperti inilah yang tetap membuatku bertahan di tempat ini saat ini, yang aku rasakan saat ini ingin sekali tetap disini menunggu apa yang akan pak Sano lakukan tetapi di lain sisi aku berharap ada sesutu yang menggalgalkanya, Karen jika aku mengharapkan diriku sendiri untuk menggalgalkanya maka itu tidak akan terjadi,



Saat sampai diruang tamu pak Sano menghentikan langkahnya tepat di samping tembok yang menjadi pembatas antar ruang tamu dan ruang makan, lalu berbalik menghadapku aku hanya mematung tidak tau apa yang mesti aku lakukan, aku bahkan ingin menangis karena begitu takut,


Tanpa berbicara sepatah kata pun pak Sano lalu meraih kedua tanganku dan menariknya ke dalam pelukannya,


Pak Sano memlukku sangat erat hingga badanku dan badanya berhimpitan, terasa buah dadaku yang tidak begitu besar terhimpit, akurasakn debaran dada pak Sano tidak kalah cepat dengan debaran jantungku, aku hanya pasip tidak tau harus melakukan apa, dibawa sana ada seperti yang mengganjal di daerah bawa perutku agak besar dan sangat keras,



"Kangen" sepintas ucapan pak Sano, membuatku lagi-lagi terdiam tak mampu berkata apa-apa, yang aku pikirkan saat ini hanyalah diriku yang bisa seberani melakukan hal seperti ini didalam rumahku yang mana suamiku pun ada di dalamnya,


Aku berusah melepaskan diri tetapi kekuran pak Sano lebih kuat, dan tidak membiarkan sedikitpun celah antara kami, semakin aku berusaha melepaskan diri semakin kuat pula dia memelukku,


Aku seperti pasrah dibuatnya karena aku sadar aku juga yang meladeninya Samapi sejauh ini, aku juga takut untuk terlalu berisik hingga menimbulkan kegaduhan,



Selang bebrpa detik dia memlukku aku merasakan tangnya seperti akan turun kebawa yang menandakan peluknya mengendor tetapi aku tetap tidak merubah pusiiku dan bahkan tidak ada usaha untuk segera menjauh,


Aku seakan baru merasakan pelukan yang sangat hangat, bahakb seingatku suamiku tidak pernah memlukku lebih erat dari itu,


Sepertinya tangan pak Sano berusaha menuju pantatku dengan hasrat yang begitu besar sehingga rasa hawatir ketahuan sumiku perlahan-perlahan sirna,


Tangan pak Sano tinggal beberapa cm lagi hingga Samapi ke tujuannya tiba-tiba anakku menangis mncariku,


Entah kekutan dari mana, aku mendorong pak Sano dan terpental kebelakang hingga dia terduduk dikursi, lalu aku berlari dengan sangat cepat seperti orang yang sangat ketakutan, menuju panggilan anakku,



"Iya nak kenapa, ini mama kok, kataku sambil mengatur nafasku, aku mengutuk diriku yang telah membiarkan pak Sano menyentuhku bahkan memlukku, dan bahkan pula hampir menyentuh daerah sensitifku,


Bebrap kali aku mengucapkan kata-kata pengampunan sambil menenangkan anakku yang terbangun dari tidurnya, yaa inilah yang aku harapkan ada seseorang yang menghalangiku untuk melakukan perbuatan nista itu, lagi-lagi aku tertolong dari perangkap yang aku buat sendiri,



Suamiku keluar dari WC bebrpaa menit setelah aku masuk kedalam kamar,

" Mah kok piring dimeja belum di beresin makan juga belum di tutup nanti cepat basi lohh, ucap suamiku sambil memasuki kamar,
" Iya pahh sebentar, nidurin adek dulu,
Ucapku berbohong , bahkan aku lupa memberaskan piring di meja yang mana pekrjaan sperti itu tidak pernah aku lalaikan sela aku menikah dengan suamiku, karena ulah pak Sano,
" Aku kedepan dulu mah mau liat pak Sano,
"Iya, jawabku singkat yang masih memeluk anakku,


Bahkan tanganku saat ini masi bergetar, degup jantungku Masi kencang, atas apa yang aku perbuat bebrpa menit yang lalu,

Aku tidak menyangka ternyata benar-benar pak Sano seberani itu, ada perasaan menyesal telah melakukan hal seperti itu ada juga rasa penasaran karena hasrat dan adreanlin yang berlomba seperti ingin keluar tetapi tidak tersampaikan,


Setelah anakku kembali tertidur aku lalu keluar memberaskan meja makan, dan segera bersuci lalu melaksanakan kewajibanku sebagai hamba,


Selesai melaksanakan kewajibanku aku tidak pernah lagi keluar-kelaur kamar, sampai aku mendengar suamiku memasuki rumah dan menguncinya, peetanda pak Sano suda pulang,


Tidak lama kemudian suamiku ikut berbaring di sampingku, setalah dia membersihkan badanya,


" Ternyata bagus juga ya maah kalo pak Sano lembur, tuu motor suda ada beberapa yang bisa di ambil sama pemiliknya besok, ucap suamiku sambil membaringkan badanya,
" Ya memang bagus pah, jawabku seadnya, krena Masi terngiang-ngiang atas apa yang kulakukan tadi,
" Apalgi tadi pak Sano kerjanya semangat sekali,tidak seperti biasnya, masa dua motor langsung bisa dia sesalikan malam ini,
" Masa pah, ucapku seolah heran menanggapinya, kembali timbul tanda tanya di dalam hatiku, apakah gara-gara tadi hingga pak Sano bisa seperti itu, aku lalu membyangkan jika dia melakukan lebih dari itu akan bagaimana jadinya,


Karena hasrat yang terpendam dan sempat tertahan, aku lalu mengapa kesuamiku meraba-raba badanya memberikan kode untuk bisa melakukan hubungan suami istri,


Suamikupun meresponnya dengan balasan yang tida mengecewakan,

"Aku juga pengin mahh, luamayan lama kita suda tidak melakkunya,
"Iya pahh..

Kami pun berhadapan sambil melakukan ciamun, aku membuka mulutku begitupun suamiku hingga lidah kami saling terbelit, bebrap menit kami melakuknya, aku arahkan tangan suamiku untuk meremas buah dadaku, yang tadinya sempat terhimpim oleh dada pak Sano, aku yakin pak Sano dapat merasakan kekenyalan buah dadaku, membyangkan perbuatan pak Sano, nafsuku semakin tinggi, aku mencari kemaluan suamiku tidak lah sulit karena dia hanya menggunakan sarung, aku genggam dan mengocoknya smapi tegang maksimal,
'pah isapin buah dada aku, ucapku sambil tidak kuat menahan nafsu,
Suamiku lalu mengikuti perntahk, di kemudian membuka bajuku dan memposisikan tubuhnya di atsku,



Aku yang merasakan dadaku di emut seperti itu hanya bisa menahan Desan takut trdengar anakku yang sedang tidur, sambil meremas-remas rambut suamiku begitu nikamat,


Selang bebrpa menit diperlakukan seperti itu, sumiku seprtinya juga suda tidak sabar ke menu utamanya, dengan terburu-buru dia meloloskan rok yang aku pakai besrta CD ku, Karan kemaluanku seprtinya belum terlalu basah karena dari tadi belum disntuh-sentuh, aku mnyruh suamiku untuk memganya terlebih dulu agar semakin basah,


Karena sepertinya dia suda tidak sabar dia tidak memperdulikan kata-kataku, dengan begitu bergairah dia membuka pahaku lebar-lebar tepampnglah kemaluanku yang tidak ditumbuhi bulu sedikitpun dan sangat aku rawat setiap hari,


"Pah pelan-pelan pah masih kering, ucapku menahan perih Karen belum terlalu basah,

Setalah memajuka dan memundurkanya bebrpa kali dan merasa Uda agak basa, suamiku langsung memasukan semuanya dengan mudah,


" OOO enak pahhh, ucapku
Suamiku tidak membalasnya hanya fukus memaju mundurkan kemalunya,
" Pahh sambil mainai payudaraku pahh.. ucapku menyuruh suamiku, aku merasa ada perubahan pada diriku dan seprtinya suamiku juga sadar,
" Kok tumben mahh, bisany dia-diam aja, ucap suamiku sambil tetap memaju mundurkan bbrangnya,
" Gak tau pahh, mungkin karena papa suda jarang lakuin ini padaku, ucapku dengan sengaj untuk menyinggungnya,

Setelah bebrpa menit disaat aku semakin enak diapun tiba-tiba berhenti,
" Kok berhnti pahh, tanyaku heran
" Capek mahh, ucapnya sambil ngos ngosan dengan kelamin yang masih menyatu,
"Yaudah gantian pahh, aku yang dia atas,
Dia lalu mencabut kemalunya dari kemaluanku dan berbaring di sampingku, aku kemudian beranjak dan menduduki tepat dia tas kemalunya,


Tidak terlalu susah untuk memasukinya karena suda begitu basah dan kemaluan suamiku juga tidaklah terlalu besar tidak juga kecil,

Aku menaiki turunkan badanku yang awalnya perlahan-lahan kemudian mempercepatnya hingga suamiku dibawa sana kelihatan sangat ke enakan, aku pun begitu sangat begitu nikmat, semakin aku percpatan semakin nikmat juga yang aku rasakan, hingga tidak sadar suamiku menyuruh stop, di irngi dengan kursaknya sesutu di dalam kelaminku seperti mengalir, aku ingin sekali untuk masi Menaik turukn badanku tetapi di dalam sana aku merasakan kemaluan suamiku Uda menyusut dan akan keluar dari kemaluanku,


Aku lalu mngngkat badanku sedikit terlpasla kelamin suamiku beriringin dengan cairan putih yang tidak terlalu banyak,


Seperti ada yang kurang di dalam hatiku, sektika aku teringat kata-kata pak Sano tentang rasa nikmat yang membut istrinya tidak bisa jalan,

Setelah tercabut, aku lalu mengambil bajuku dan menahnya dikemalunku agar cairan suamiku tidak tumpah kemana-mana saat aku menuju ke WC,


Di dalam WC aku masi merenungkan kata-kata pak Sano tentang istrinya yang tidak bisa jaln, sedangkan aku berlari pun aku mampu, semakin penasaran diriku, sambil membersihkan kemaluanku dan mengosok-gosoknya, ada sensasi enak unutuk menyuruhku terus malukanya, tetapi saat ada sesutu yang seprtinya akan keluar dari diriku tapi entah itu apa aku tak tau, ketokan sumiku pada pintu WC membuyarkan semuanya, lagi-lagi aku dibuat jengkel oleh suamiku,

" Bukan mahh, aku mau pipis
" Iya bentar

Setelah selsa aku langsung keluar dan segera menuju kamar untuk bersiap untuk tidur, karena dalam bebrapa jam ini tengaku sperti terkuras habis, entah itu tenaga, dan fikiran, sehingga aku ingin scepatnya terlelap, dan segera melupakan semua yang tejadi mamalm ini.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd