Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bengkel saksi bisu

Status
Please reply by conversation.
" astaga pahh bikin kaget aja, kok masuk gak ucapin salam sihh, ucapku sambil menarik nafas dan mencoba menahan debaran di dada,
" Aku ucapin kok, mamah aja yang gak dengar, lagian kenapa pintu rumah gak di tutup, gak enak Lo, ada pak Sano diluar, ucapnya balik bertanya.
" Kok aku yang ditanya pahh, kan papa yang keluar tadi, emangnya kenapa kalo ada pak Sano dia kan kerjah pah, balasku berbohong karena gak tau jawaban apa yang mesti aku berikan, aku memang teledor tidak sempat menutup pintu karena terlalu buru-buru.
" Gak enak aja mah, dia kan orang asing kita gak tau asal usulnya, sebenarnya sih waktu dia menanyakan ingin kerja disini aku sangat mempertimbangkanya karena kita belum kenal baik denganya, cuman karena beberapa bula ini dia bekerja dengan baik dan tida pernah macam- macam jadi ku biarkan aja, ucap suamiku panjang lebar tentang pak sanoo, maaf pahh pak Sano tidak seperti yang paph bayangkan, sebenarnya dia mempunyai maksud yang tidak baik, aku mengetahuinya tetapi aku membiarkannya, maaf pahh itu semua bukan kesalahan ku penuh, papah juga yang salah karena suda tidak ada waktu yang papah luangkan untukku walau hanya sekedar bermanja-manja, ucapku dalam hati dan berusaha membenarkan apa yang kulakukan,
" Paph gak liat kahh mukanya pak Sano orang polos gitu di curigain lagian pak Sano kan Uda tua mana sempat berpikir yang macam-macam, balasku memberikan pembelaan ke pak Sano, aku tidak tau dengan diriku sendiri setiap ada pembicaraan tentang pak Sano naluriku selalu berusah untuk membela, dan membenarkan pak Sano agar suamiku bisa lebih bisa menerimanya untuk tetap kerja disini, apakah ini karena aku takut jika suamiku memecatnya ataukah hanya sipat baikku agar orang lain tidak kehilangan pekerjanya, entahlahh..
" Mamah belum tau aja umur laki-laki segitu lagi sngar-sangarnya, bals suamiku sambil memberikan pernyataan yang sangat sulit kecerna maksudnya, tetapi aku tetap bisa menangkap maksudnya tersebut, sehingga degup jantungku sdikit lebih cepat saat mendengarkan ucapan suamiku,' memang benar yang ayahh bilang pak Sano memnga lagi sangar-sangar nya di berusah untuk mendapatkan berlian yang paling ayah jaga dirumah ini tanpa sepengetahuan ayah, berlian itu suda berusah menyembunyikan dirinya dari kejaran orang itu tetapi tetap saja sang empunya yaitu ayah sendiri tidak pernah unutk menyimpannya baik, ucapku dalam hati lagi-lagi berusah membenarkan diriku,
" Ayah kok pulang dari tempat ibadah kok malah gosip, tumben papa pulang jam segini biasnya habis isya, tanyaku kepadanya, berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.
" Gak enak mahh tinggalin mamah berdua aja dirumah dengan pak Sano,
" Pak Sano kan diluar aku di dalam, gak baik lo pah curiga ke orang lain dengan berlebihan, balasku kembali membela pak Sano, tidak tau kenapa aku seolah-seolah ingin sekali jika rencana pak Sano berhasil tetapi lagi-lagi gagal karena suamiku ternyta pulang lebih awal, tetapi aku tetap bersyukur karena terhindar lagi dengan langkah-langkah setan,
" Bukan di curigain mah tapi lebih ke hati-hati,
" Yaudahhh sana temanin pak Sano pahh, aku mau lanjut masak, ucapku ke suamiku dengan perasaan jengkel, gak tau juga apa yang membuatku jengkel dengan suamiku apakah karena dia menggalkan rencana pak Sano ataukah karena dia mulai curiga ke pak Sano, aduhh kok aku sampai begini yahh lebih perduli ke pak Sano di banding dengan suamiku,



Setelah bebrpa menit di dapur azan isypun berkumandang suamiku kembali masuk bersiap menuju tempat ibadah,


Setelah pergi aku berjalan mengarah kedepan unutuk memastikan pintu di tutup oleh suamiku, aku kembali takut keluar menjumpai pak Sano takut jika ada hal-hal yang tidak di inginkan terjadi takut jika pak Sano nenat karena rencana telah gagal,takut juga jika suamiku tiba-tiba datang seperti tadi, tidak lam berselang ternyata pak Sano mnelpon padahal kami hanya berjarak sangat lahh dekat,

" Kenapa pak,kok nelpon?
" Kok firman pulang lebih awal dek, katanya pulangnya kalo suda isaya,
" Gak tau juga pak, biasnya sihh memng seperti itu, barusan aja ini dia pulang lebih cepat,
" Waduhh jadi susah dong unutuk berduan sama adek,
" Mau ngapin juga sihh pak berduan-berduan gitu, kan bisa cetan, kita juga tiap hari ketemu,
" Lain dek aku pengennya bisa berduan sama adek cerita-cerita sambil pegang tangan adek kan terasa lebih nyaman kalo gitu,
" Ihh bapak gak boleh loh pegang-pegang tangan istri orang,
" Gimna ya dek supaya bisa berduan,
" Bapak lembur aja terus, nanti ada waktunya kok firman tidak pulang, aduhh bodohnya aku kok aku malah membantunya untuk mewujudkan rencananya padahl ini adalh rencan untuk menghancurkan rumah tanggaku sebenarnya ada apa dengan diriku, mulutku begitu lancar untuk mengiyakan rencana pak Sano, harusnya aku marah atas perilakunya tetapi lagi-lagi ada hasrat untuk dan adrenalinku terasa naik saat dia memiliki rencana seperti itu seperti ada sebuah tantangan dalam dirik yang menggebu-gebu, apakah karena umurku yang masi mudah hingga pikiranku sangat labil,
" Yaudah kalo gitu dek aku akan berusaha terus, sampai aku bisa mendapatkanmu,
" Mendapatkan gimna pak, au Uda bersuami Loh, balasku seadnya tidak tau harus mau berbicara apa,
" Yang bersuami lebih seru dek, ada tantangnya, apalagi biasa dapatkan istri orang kayak adek Uda cantik, badanya bagus,putih, manis lagi, apalgi diaternyata belum tau tentang kenikmatan yang bisa membuat tidak bisa jaln, serasa ingin ngarin,
" Gombal terus ya kerjaan bapak, bapak ngomong yang aneh-aneh terus, udah dulu pak aku mau nyiapin makan, nanti kalo suamiku ajakin makan, ngikut ya pak,
" Iya sayang..
Ucapnya, aku langsung mematikan panggilnya, panggilan sepeti itu mulai membuatku terbiasa hingga tidak memperdulikannya padahl panggilan begitu saja jika terdengar suamiku bisa membuat hancur keluargaku,


Setelah suamiku pulang dari ibadah, pak Sano tetap bekerja diluar dengan serius hingga satu motor telah selsai dan siap di ambil, suamiku sangat senang melihatnya karena lemburnya betul-betul bermanfaat,


Anakku selsai aku beri makan, suamiku mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih santai, dan bersiap menuju meja makan,

" Mahh tarokin nasi untuk pak Sano aku bawain kedepan,
" Ihh pah kok gitu, gak enak loh, dia kan kerja untuk kita juga,
" Aku kan sma-sma makan diluar mah,
" Papah kok ribet banget makanan Uda siap di meja malah mau dibawa keluar, apa salahnya sih ngajak orang makan, balasku ke suamiku, sikap seperti ini barusan aku lakukan terhadap suamiku sebelumnya apapun yang dia ucapkan aku selalu nurut dan tidak pernah protes, aku juga heran dengan perubahan diriku sendiri, apakah memnga karena naluri hatiku yang baik atau semua ini karena pak Sano,
" Iya juga sihh, bals suamiku mnegiyakn ucapku, aku begitu tenang saat mendengarkan dia mengatakan itu karena menandakan tidak ada kecurigaan di dalam hatinya, pantas sihh suamiku tidak menaruh curiga karena pervandinganku dengan pak Sano sangat jauh,


Suamiku lalu beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju kedepan untuk menemui pak Sano mengajaknya makan,


Tidak lam berselang mereka pun masuk,aku pun mempersilahkan pak Sano, aku melihatnya begitu ceria ini kedua kalinya di masuk kedalam rumah tetapi yang pertama tanpa sepengetahuan suamiku,

" Dimna WC nya pak, mau bersih-bersih dulu, tanya pak Sano ke firman,
" Disitu pak,
Mendengar pak Sano ingin ke WC aku merasa cemas dibuatnya karena di dalam WC ada tumpukan pakaian kotor berada di ember yang akan kucuci besok pagi, yang lebih membuatku malu lagi karena pakaian dalamku berada tepat paling atas sehingga sangat mudah terlihat oleh pak Sano,


Agak lama pak Sano keluar dari WC mungkin karena bekas oli di tnganya susah unutuk terlepas,


Setelah bebrpa menit menunggu pak Sano pun keluar dari WC menuju ke meja makan, selah mereka suda siap unutuk makan aku meninggalkan mereka lalu menuju ke kamar mandi untuk melmastika pakin dalmku tidak kelihatan jika pak Sano masuk lagi,


Disaat aku masuk kedalam kamar mandi aku melihat tidak terlihat pakin dalamku di atas tumpukan, akupun tenang dibuatnya karena ternyata pak Sano tidak melihatbya, tetapi seingatku pakaian dalmku berada paling atas, aku lalu mnacar-cari nya tetapi tida ada kutemukan, sempat terbesit di dalam pikiranku apakah pak Sano mengambilnya tetapi untuk apa, aku membuang jauh-jauh pikiranku mungkin terselip di tempat lain,lalu keluar dari kamar mandi menuju ke kamar tidur unutuk menidurkan anakku, aku mendengar suamiku dan pak Sano berbincang tentang Maslah bengkela, yang seprtinya akan membeli alat baru unutuk memajukan bengkel, suamiku sangat senang dibuatnya,


Aku juga ikut senang mendengar percakapan mereka, pak Sano suda menjadi penyelamat atas bengkel suamiku, sehingga tidak ada salahnya jika aku berterimkasi kepadany,

Tetapi didalam hatiku yang paling dalam kedekatan ku ini bukan lah semata terimakasi tetapi lebih ke penasaran, hasrat, dan rasa jenuh, yang membuatku semakin jauh dengan keyakinan akan ada batasan yang tidak akan kulanggar, tetapi sejauh ini hanya nasib baik yang mengahlngibitu semua, kadang ada rasa pasrah jika pak Sano betul-betul berani malngkah lebih jauh, contohnya tadi ketika aku sedang masak jika itu pak Sano dan melakukan sesutu pada diriku, mungkin aku hanya bisa menyuruhnya itu kembali mngunci rapat-rapat pintu rumah,


Selsai makan aku lalu keluar memberaskan meja makan, terliaht suamiku menuju kamar mandi sepertinya akan membuang hajatnya, kebetulan masakan yang aku maska hari ini begitu pedas, karena aku tau pak Sano pasti menyukai yang pedas seperti yang dia ceritak waktu itu,


Saat suamiku suda menutup pintu WC , aku lihat pak Sano kembali menuju meja makan tempatku berada sedangkan dia tadi suda berjalan menuju kedepan, aku lalu bertnya kepdanya

"Kenapa pak?

Tanpa menjawab dia maraih tanganku dan menggenggamnya lalu menarikku kedepan tempat bisanya kami menonton tv, yang terhalng dengan pembatas ruangan antar ruang makan dengan ruang keluarga, seperti kerbau yang di cucuk hidungnya aku menurut sja tanpa banyak perlawanan, dia seperti tergesa-gesa karen langkhnya begitu cepat, sambil melihat ke arah WC aku tetap mengikuti langkhnya dari belakng, saat ini dadaku berdebar begitu cepatnya membuat hasratku juga semakin naik, tetapi rasa takutku lebih besar dari semua itu, ketika suda smapi di ruang tamu..




Bersambung...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd