Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Belum ada Judul yang Pas (masuk gan, cerita perdana ane!!)

Gelar tikar sambil bawain martabak sm pepaya.. Eh tp si nenek mnt kelapa sm martabak ya?? Lanjutt gaannn...
 
kirain udah ade apdetannye...ane sampe ketiduran nungguin..lanjooootgaaaaann...
 
:baca:
si nenek jangan di munculin lg ya gan :sendirian:
ngebanyaginnya jg jd ngeri, (bukan karna takut) tp masa iya udah kisut minta jatah :ngupil: :tendang:
tp untuk pembukaan oke lah, lanjutkan gan :beer:
 
Gelar tikar sambil bawain martabak sm pepaya.. Eh tp si nenek mnt kelapa sm martabak ya?? Lanjutt gaannn...

maaf gan typo tuh, bukan kelapa tapi tetap pepaya... udah direvisi koq
makasih ketelitiannya
 
wah mantap nih ..... cerita mistic bercampur xxx
ditunggu gan kelanjutan cerita nya .....
 
Selesai juga Chapter selanjutnya, langsung saja
....................................

Chapter 3:
Ada Pepaya di Jakarta

Setelah mencari tahu informasi tentang benda ukiran dari nisan itu, rupanya itu adalah semacam bandul terbuat dari emas. Segera Joko menjualnya untuk membayar semua hutang dan dengan sisa uang bersiap untuk pergi ke Jakarta. Kepada siapa, kemana rupanya si Joko tidak ambil peduli yang ada dalam pikirannya adalah ia sampai ke kota Jakarta untuk meraih mimpinya menjadi orang seperti yang dijanjikan Nyai Darsim. Selain itu, Joko tentunya rindu pada kedua tubuh hangat dua bidadari yang pernah bergumul dengannya. Ingin segera dia mereguh nikmat itu kembali, wangi tubuh, halus kulit, lembut bibir, aroma dan merah khas vagina, rabaan dan elusan di sekujur tubuhnya membuat sepanjang perjalanannya batang penisnya berdiri keras. Duduk di bangku bis dengan batang penis berontak terhalang dua lapis celana membuat Joko tersiksa juga.
“Huh ini benda kenapa gak mau tidur!” gerutu si Joko sambil sebentar-sebentar menggeser posisi pantatnya agar penisnya nyaman.

Menjelang sore hari di pemberhentian sementara, si Joko baru ingat sesuatu. Ya, martabak dan pepaya! Rupanya dia berniat mengundang si Nyai. Dan memang sore hari tukang martabak kayaknya sudah mulai mangkal. Sedikit usaha mencari pepaya dan martabak dia simpan di pangkuannya untuk berusaha memajamkan matanya.
Tiba-tiba kendaraan yang ditumpanginya berhenti. Rupanya di sebuah terminal salah satu
kota sebelum Jakarta bis itu turun-muat penumpang. Tempat duduk menjadi sedikit kosong, kira-kira sepertiganya yang terisi. Pandangan Joko tertuju pada seorang wanita montok dengan gaun panjang tipis mencetak samar-samar guratan tali bra dan cd nya. Wanita itu memberikan senyuman kepada Joko dan pandangan yang akrab. Kemudian dia duduk di samping Joko yang kosong.
Sebagai gambaran, wanita tersebut memiliki rambut hitam panjang dan bergelombang, bibir sensual. Meski tidak terlalu tinggi, namun dengan bentuk badan yang montok wanita ini tampak anggun. Selain wangi lembut yang membuat hasrat kelelakian si Joko makin terbang, adalah sesuatu dibalik kain penutup dada wanita itu. Montok dan besar.
(Biar mudah 99% mirip Syahrini. Red).
Joko agak risih juga karena ia tahu dibalik celananya, batang palkonnya malah tambah tegang. Dengan santai wanita itu tersenyum, tangan lembutnya segera meraih sesuatu yang menyembul itu.
“Emmhh..sudah gak tahan ya say…?” sapa wanita itu lirih.

Joko hanya tertegun. Tangan wanita itu mengelus dan meremas kemaluan si Joko, dibukanya pengait celana gombrang itu beserta celana dalamnya, mencuatlah batang kontol si Joko dengan keras dan tegang sempurna. Ditatapnya dengan senyum manis batang kontol yang terlihat sombong menantang itu. Tangan si Joko tidak mau diam, segera ia menyasar payudara hangat wanita itu, usap, remas dan cubit membuat wanita itu mendesah.
“Emhh kamu nakal sayang….ssshh..”
Bibir sensual, lembut dan hangat itu kemudian mengecup ujung helm besar penis si Joko, jilat, hisap dan remasan tangan lembut di area biji kontolnya membuat si Joko terpejam lupa bahwa di dalam bis itu dia tidak sendirian. Puas mengocok batang kontol perkasa, segera wanita itu membuka pakaiannya, dengan senyum dan tatapan manja dia juga membantu joko membuka seluruh pakaiannya. Dibutuhkan sedikit ekstra untuk membuka pakaian di kursi bis yang sempit itu.

Dalam posisi berhadapan, Joko duduk di kursinya sementara wanita itu berdiri merapihkan rambutnya yang terurai. Sungguh pemandangan yang sempurna, seorang wanita dengan tubuh dan badan mempesona, payudara indah, kulit mulus tanpa cela, diterangi sedikit lampu bis mengangkat tangannya merapihkan rambut. Direngkuhnya dua gunung hangat yang mencuat dari dada wanita itu, diremas pelan, dicucupnya, dijilatnya mesra puting yang mengeras wanita itu. Seakan pasrah dan puas, wanita itu meraih pegangan di atas langit-langit bis memberi kebebasan kepada si Joko untuk menjamah setiap mili tubuhnya.
Joko makin beringas, seolah tidak ambil peduli terhadap penumpang lainnya. Sebagian ada yang tertidur, sebagian hanya memandang biasa terhadap kelakuan dia dan wanita yang sudah sama-sama telanjang itu.
Kecupan, gigitan kecil, dan cupangan bibir si Joko di payudara, leher, dan perut, makin turun dia dapatkan gundukan indah diantara kedua paha mulus, putih dan montok itu. Masih berpegangan, tangan satu wanita itu meremas rambut si Joko. Seolah mengerti titik serangan Joko, wanita itu mengangkat kakinya ke kursi bis itu sehingga membuat vaginanya terbuka, memberi keleluasaan Joko untuk menjelajahi tiap mili vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus tipis itu.

Sejenak dipandang seksama vagina itu, sentuhan kecil, kecupan serta jilatan lembut membuat wanita itu menengadah dan menggigit kecil bibirnya.
“emhh…sss.mmmhh..”
Cairan licin dan bening mulai merembes dari dalam vagina itu, memberikan aroma nafsu untuk Joko untuk segera memberikan kenikmatan. Slep.. pelan dan lembut kedua jari Joko menerobos diantara bibir lembut merah vagina itu, seiring jamakan jari-jari halus wanita terhadap rambut Joko, vagina itu dikocoknya dengan tempo makin cepat.
“Aaaaghhh….ooooohhhh…emh..emmmmhhhhsssshh…..sshh..emmh..emmh..” wanita itu mengerang dan makin menguatkan pegangan salah satu tangannya agar tidak roboh.
Serrr….vagina itu mengeluarkan cairan bening dengan derasnya. Semerbak aroma cairan kewanitaan itu membasahi sebagian tangan dan badan si Joko yang duduk di depannya.
Sejenak si Joko berhenti, dia tatap mata sayu wanita itu. Senyuman manis, manja, mesra dan puas terlihat di kedua ujung bibir merah itu.

“Ayo sayang, puaskan aku..aku ingin kontol itu memuaskan hasrat ini, setubuhi aku sayang, tubuh ini milik kamu..!” Seolah saling mengerti, mereka berganti posisi. Wanita itu menungging dengan salah satu kakinya masih berdiri dan satu kaki menahan dengan lututnya. Di kursi bis yang sempit itu, menghadap ke jendela Joko menggesekkan ujung helm kontolnya diantara bibir vagina merah itu. Dibimbingnya ujung penis itu agar segera menembus, menerobos lubang sempit vagina itu.
“Ouhss…!” jeritan kecil wanita itu saat ujung kontol hangat si Joko mulai memasuki area super sensitifnya. Dia pejamkan matanya, menggigit sedikit sisi bibirnya menahan nikmat, merasakan tiap mili kontol keras berurat itu memasuki tubuhnya.
Sejenak dia diamkan kontol panjang dan besar itu yang sudah masuk sempurna, ada kedutan kecil dari dinding vagina wanita itu, kuat tapi lembut.
“Ahhh…” si Joko meleguh pelan, pikirannya melayang merasakan nikmat dan sensasi yang ia dapatkan. Pemandangan gelap dan sekelebat cahaya lampu jalan raya, deru mesin bis menambah si Joko makin menikmati pergumulan dengan wanita sempurna itu.

Plok plok! Suara paha kekar dan lembut beradu seiring ritme cepat-pelan aktivitas si Joko memompa wanita itu. Sesekali ia usap punggung seksi, putih dan lembut itu. Cubitan dan remasan lembut pada kedua belahan pantat semok dan bulat sempurna tanpa cela. Remasan lembut pada daging hangat-kenyal payudara, serta pilinan di ujung puting wanita itu membuat suara silih berganti dengan erangan dan jeritan erotis di dalam bus itu. Sesekali tubuh wanita itu bergetar mencapai orgasme, sesekali otot perutnya berkontraksi menahan dera nikmat dari serangan diantara selangkangannya.
Gila! Ya memang gila, bagaimana bisa aku bergumul di dalam bis sementara sebagian orang memandang dingin kelakuan dua insan itu.

Kini posisi mereka sudah berganti, dengan sedikit usaha memposisikan di kursi bis sempit itu, wanita itu duduk dan mengangkangkan kedua pahanya. Joko segera menahan kedua kaki wanita itu agar makin membuka vagina yang makin merekah merah.
Slep! “Emhh..!” Kontol si Joko menancap membelah bibir vagina itu disertai erangan kecil tertahan. Plok-plok! suara berisik mengiringi tusukan kontol besar masuk kedalam vagina wanita itu. Cubitan dan remasan payudara yang begerak seirama sodokan si Joko menggoyang tubuh wanita itu. Wanita itu hanya menatap sayu dan sesekali membuka mulut sensual itu mengalirkan desahan nikmat.
Nampaknya Joko dan wanita itu sudah tidak tahan lagi, desakan nikmat tak tertahankan memenuhi tiap desir darah si Joko, tiap bagian syarafnya menandakan dia segera memuntahkan cairan panas.
“Ohhh..Ahhhss..mmmhh….!” Cret..cret…dia tembakkan lahar panas itu ke dalam tubuh wanita itu. Ngos-ngosan si Joko tersenyum puas. Wanita itu menggeliat, bergidik menahan sisa-sisa nikmat orgasme, segera dia berdiri dan merangkul tubuh kekar si Joko.

“Aku puas sayang, puaaass dan nikmat!” bisik wanita itu.
Seolah baru sadar dengan apa yang sudah mereka lewati, si Joko bertanya.
“Aneh?” belum dia bertanya wanita itu sudah menebak apa yang ada di benak si Joko. Kenapa dengan mudahnya dia dapatkan kenikmatan bersetubuh dengan wanita-wanita cantik.
“Hehe anak muda, ini aku Nyai Darsim. Ingat kamu tidak bisa melakukan hubungan badan dengan selain aku kan?”
Deg! Ia baru sadar sekaligus lega karena tadi dia lupa pantangannya namun terbawa suasana malah bersetubuh dengan wanita lain.
“Ta..tapi kenapa Nyai tidak seperti Nyai yang kemarin?” Joko masih merasa aneh.
“Aku mempunyai kekuatan yang tidak sempurna selama aku hidup, tapi setelah melewati kematian kekuatan itu makin sempurna, namun dengan tanpa raga sebaliknya aku tidak bisa berbuat banyak.”
“Aku yakin seiring waktu kamu akan mengerti anak muda. Sebentar lagi bis ini akan sampai, persiapkan diri kamu. Di terminal nanti, anak buahku sudah menanti kamu dan sudah menyiapkan segalanya. Laksanakan dengan baik, agar mimpi kamu tercapai.”
“Aku datang dengan tubuh indah seorang artis ini agar kamu puas, dan ingat jangan coba-coba untuk melanggar pantangan itu. Karena kamu anak muda adalah milik nyai.”


Perlahan si Joko mulai membuka matanya.
‘Huuhh pantesan si Nyai yang datang, hampir saja aku terjebak.’ Gerutu si Joko dalam hatinya. Dengan senyum senang dan aneh “Pantesan juga ini orang-orang di bis tadi cuek dan dingin melihat kelakuanku hehe.” Meski pergumulan dengan wanita cantik di dalam bis tadi dia rasakan seperti nyata, si Joko sadar bahwa kejadian tadi hanya dia sendiri yang merasakan.

Menjelang pagi. Benar saja, tiba di Jakarta yang asing bagi orang kampung, turun dari Bis dia celingak-celinguk mencari yang katanya anak buahnya. Ya, Santi dan Mira. Diujung sana nampak dua wanita cantik dan rapih menyambut dengan lambaian tangan dan senyum manisnya.
Ada yang berbeda dengan penampilan mereka. Perasaan, di dalam mimpinya bagian dada si Mira kecil, begitupun dengan dada si Sinta yang sedikit kendur ke bawah. Namun sekarang payudara kedua wanita ini tampak membusung dan indah dibalik kemeja pasnya. Si Mira yang dari tadi mesem-mesem, senyum-senyum melihat tuannya agak heran.
“Tuan…selamat datang di Jakarta. Kami berdua sudah menyiapkan segalanya. Tempat tidur, makan, dan lain-lain. Tuang jangan sungkan, kami akan melayani segala keperluan tuan.” Cerocos mira dengan terus menebar senyum sopannya.
“Sekarang tuan masuk ke dalam, kita akan menuju ke tempat tujuan. Biar tuan bisa istirahat dan menyegarkan badan.” Sambung sinta dengan ramah.

Takjub juga si Joko diperlakukan demikian, baru kali ini dia merasa bak seorang pangeran kampung dengan dua bidadari cantik. Dan baru kali ini juga dia disiapkan kendaraan pribadi, keren dan mengkilap. Sungguh mujurnya nasib si Joko. Jok mobil ini sangat empuk memanjakan pantat si Joko, wangi, bersih dan nyaman tidak seperti rumah di kampungnya yang sumpek. Sinta membawa kendaraan itu menyusuri kota Jakarta menuju ke suatu tempat. Sementara Mira tak hentinya nyerocos menjawab dan memberi penjelasan kepada tuannya setiap tempat, benda, dan lain-lain.
“Boleh aku bertanya pada kalian hal yang pribadi?” Tukas si Joko.
“Silakan tuan, apa saja. Jangan sungkan.” Jawab Mira dengan sopan.
Sebenarnya si Joko dari tadi sudah gak tahan ingin mengelus paha mulus si Mira yang duduk di sampingnya.
“Mmm sebelumnya, apa kalian pernah bertemu aku?” Joko penasaran.
“Hehe maaf tuan, bukan cuma bertemu sebenarnya, tapi tuan pernah memberi kenikmatan kepada kami, tuan juga yang menjawab keraguan kami tentang kemampuan tuan dan nasib kami berdua selanjutnya.” Jelas Mira.
Berarti benar, di dalam mimpi itu mereka berdua juga menikmatinya. Bagaimana caranya? Entahlah.
“Jawaban apa? Nasib apa?”

Setelah itu, mira menjelaskan sebelum majikannya, Nenek tua atau Nyai Darsim meninggal. Mereka adalah asisten Nyai Darsim. Nyai Darsim mempunyai kehalian pasang susuk untuk para wanita yang menginginkan kesempurnaan dalam penampilan. Dia membuka semacam salon kecantikan di kota Jakarta sebagai tempat melaksanakan kegiatannya. Seiring majunya ilmu pengetahuan, kejayaan pasang susuk Nyai Darsim makin lama-makin berkurang. Lima tahun Nyai Darsim menghilang untuk mempelajari hal lain agar salonnya ramai kembali. Dia sadar jasa pasang susuk akan segera hilang. Terakhir dia menjanjikan akan datang seorang pemuda yang akan meneruskan usahanya dan membuat mereka sukses kembali. Dengan kerja kerasnya, mereka dan Nyai sudah memiliki tempat yang cukup bagus, fasilitas kendaraan dan beberapa pegawai yang sekarang sudah tidak ada lagi. Mulanya mereka ragu, namun sejak malam itu, meski di dalam tidur mereka disuruh mendatangi tuan. Dengan kemampuan dan apa yang dimiliki tuan, inilah hasilnya. Payudara indah mereka dapatkan.

“Ya, tuan… yang kami tunggu yang mempunyai kekuatan untuk membentuk dan memperbaiki bentuk payudara setiap perempuan yang ingin tampil cantik dan sempurna. Kami yakin dengan bukti ini, dan kami sudah mempersiapkan segalanya. Mulai dari mencari klien, promosi, dll kami sudah kerjakan meski dengan sembunyi-sembunyi.”
“Mungkin dalam waktu dekat, kita sudah mulai mendapatkan klien.” Imbuh Sinta.

Si Joko sedikit mendapatkan kejelasan tentang teka-teki Nyai Darsim dan dua bidadari ini.
“Boleh aku pegang?” celetuk Joko yang daritadi sudah menelan ludah.
“Ya tuan, dengan senang hati.” Mira membuka kancing bajunya dan kaitan bra nya. Sekejap nampak di depan matanya terpampang payudara indah milik Mira yang menantang. Dia sentuh, usap, remas, ya sungguh hangat, padat dan kenyal.
“Maaf tuan, rupanya kita telah sampai.” Sinta membuyarkan kegiatan si Joko yang sedang menikmati payudara si Mira.

‘Hmm sabar-sabar kalo rezeki tak kan kemana hehe…’ kata si Joko dalam hatinya. Turun dari mobil itu, didepannya ada sebuah bangunan cukup asri dan modern. Bangunan dua lantai lengkap dengan parkiran nampak buat si Joko tidak seperti rumah tapi seperti istana.
Di tengah-tengah bangunan itu terpampang jelas sebuah papan nama “Salon Kecantikan LARTISA” dan diantara variasi tulisan tersebut ada sejenis gambar pohon pepaya lengkap dengan dua buah pepaya menggantung.

“Yup, inilah tuan saran dan desain yang baru petunjuk dari Nyai Darsim.” Pukas Mira menjelaskan. Satu lagi teka-teki pepaya terpecahkan, rupanya itu adalah lambang kecantikan dan kesempurnaan wanita yang akan menjadi kemampuannya.
“Silakan tuan, kita masuk ke dalam dan saya akan jelaskan semua prosedur dan tatacara tuan melaksanakan prakteknya.” Sambung Sinta. Mereka kemudian masuk ke dalam ruangan itu dan Joko mendapatkan banyak informasi tentang semua yang harus ia lakukan.

...............................

moga berkenan dan harapan dapat komentar biar semangat ngetik dan apdetnya, terima kasih sudah mampir
 
Bagus brow, kreatif sekali ide ceritanya.
Cendol terkirim
 
jadi pengen beli martabak sama pepaya jg gan... hahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd