Episode 16
Coki mengantar Nina kembali ke tempat kerjanya. Nina turun dari motor dan berlari. Jalanan sangat ramai. Nina lari menembus kerumunan, dan melihat tempat kerjanya yang masih dilahap api yang membara
Nina melihat berita kebakaran itu sewaktu ia habis mengentot dengan Coki dan Mina. Ia langsung mengenakan pakaian seadanya dan kembali ke tempat kerjanya dengan motor. Mina juga ada di sana. Mereka bonceng tiga ke tempat kerja Nina.
Tiga orang tewas di kebakaran hebat itu. Manager Hotel, Mami mereka dan seorang terapis. Kebakaran terjadi tiba-tiba dan tidak begitu jelas penyebabnya. Dua mobil pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan api
“ Mayang! Mayang!”
Nina mencari temannya Mayang. Namun ia tidak ada di mana-mana. Mayang tidak ada di deretan terapis yang berhasil melarikan diri. Nina bertanya kepada pemadam kebakaran dan polisi. Hari itu, polisi menyatakan ada 4 orang hilang paska kebakaran di hotel kecil itu.
“ sabar ya Nin”
Ucap Mina. Nina hanya menunduk lalu menangis. Ia kehilangan temannya lagi. Hari itu Mayang dan 3 orang terapis dinyatakan hilang.
Nina ikut diinterogasi polisi bersama terapis lainnya. Ia serta para terapis dan pegawai hotel dimintai keterangan atas kejadian kebakaran. Nina tidak ada ditempat kejadian saat kebakaran terjadi. Nina datang setelah mengetahui berita di media sosial.
Coki dan Mina menunggu diluar. Mina mengabari Indah kalau tempat kerja Nina dan Mayang kebakaran dan Mayang sendiri menghilang. Indah membalas ia sangat sedih namun ia tidak bisa datang saat itu. Ia dan Derry sedang bulan madu di luar negeri, setelah menikah kecil-kecilan di Indonesia
“ hah? Jadi mereka nikah?”
Mina terkejut. Derry tiba-tiba saja sudah menikah dengan Indah. Mina terdiam. Ia tidak membalas apa-apa. Ia iseng menanyakan kapan mereka pulang lalu Indah menjawab, mereka berencana menetap di Luar Negeri.
Nina pun kembali. Mina memberitahu Nina jika ia mengabari Indah, namun ia sedang di luar Negeri bersama Derry. Ia juga mengatakan Derry mungkin tidak akan pernah kembali ke Indonesia. Nina terkejut. Ia mengambil handphone lalu segera menelpon Derry
Dengan bonceng tiga mereka kembali ke rumah Mina. Derry menikah lagi dan ia tidak akan pernah kembali ke Indonesia. Itu mengakhiri kehadiran Derry di cerita ini. Nina yang paling terkejut. Derry bilang ia masih akan membiayai anaknya, namun ia mungkin tidak akan menemui atau mengunjunginya lagi.
“ sekarang gimana Nin?”
Tanya Mina. Nina bingung. Ia kehilangan pekerjaan lagi karena hotel itu terbakar. Malam itu juga, Nina ingin kembali ke rumah saudaranya dan menemui anaknya. Mina menghormati keputusannya. Mereka berpelukan sekali lagi sebelum berpisah
“ kamu gimana Min?”
Nina bertanya apa yang akan dilakukan Mina. Ia hanya tersenyum. Dengan santai Mina menjawab
“ aku tetep di sini. Ini rumah aku. Aku akan bertahan hidup di sini, sama kayak biasanya”
Jawabnya sambil tersenyum santai. Coki lalu maju dan memegang tangan mereka berdua. Sambil tersenyum malu ia lalu berbisik
“ sebenarnya aku pengen, ngerasain tinggal serumah sama kalian.”
Nina dan Mina bingung dengan ucapan Coki
“ serumah, maksudnya nikah?”
Coki lalu tertawa. Mina dan Nina ikut tertawa. Mereka akhirnya setuju tinggal bersama Coki di rumahnya meski pria itu hanya pria biasa dan bukan orang kaya
Beberapa bukan kemudian
Nina terbangun di kamar itu. Sudah beberapa bulan sejak terakhir ia bekerja di hotel. Ia kini tidak bekerja di manapun. Namun ia masih berkecimpung di dunia lendir. Memuaskan pria yang datang kepadanya.
Ia dan Nina sempat menumpang hidup bersama Coki. Namun tidak sampai sebulan. Coki bukan pria kaya. Ia baru lulus kuliah dan hanya pegawai kecil. Itu saja adalah satu dari beberapa alasan kenapa mereka tidak bertahan lama. Beberapa minggu bersama Nina dan Mina adalah mimpi indah yang penuh adegan ngentot bagi Coki. Namun bagi Mina dan Nina, itu sebenarnya ujian. Apalagi gaya hidup dan kebutuhan Nina cukup banyak.
Nina akhirnya menumpang di rumah adiknya. Mina sendiri kembali ke rumahnya setelah Nina pergi. Mereka bertiga berpisah dengan damai. Mina dan Nina memutuskan kembali ke dunia lendir karena kebutuhan ekonomi mereka sendiri.
Nina terbangun di kamar hotel. Ia membuka expo beberapa hari dan melayani puluhan pria sehari. Ia pun menyarankan Mina melakukan hal yang sama. Mereka check in di hotel yang sama dengan kamar yang berdekatan. Dengan telanjang bulat Nina berjalan ke kamar mandi dan mencuci wajahnya.
Jam menunjukkan pukul setengah 3 pagi. Ia melihat sosial media karena ia tidak bisa tidur. Sudah sebulan lebih sejak teman mereka Mayang menghilang. Beberapa tahun yang lalu, teman mereka Sari menghilang dan sosok Kurama di duga dalang dibalik penculikan Sari. Manager hotel dan Mami ternyata adalah kaki tangan Kurama yang tega menculik dan menjual Sari. Hingga sekarang tidak ada yang tahu bagaimana keadaan Sari.
Nina mulai berandai, apakah Kurama jugalah dalamg dibalik hilangnya Mayang? Kurama sudah lama menghilang dan tak terdengar lagi. Lagipula kasus di spa mereka sangat berbeda. Manager hotel dan Mami ditemukan tewas terbakar karena tidak sempat melarikan diri. Bahkan seorang terapis juga tewas dan dia bukan Mayang. Memang, jasad Mayang dan beberapa terapis tidak pernah ditemukan dan tidak hanya Nina, banyak yang khawatir mereka diculik. Bagaimana jika mereka benar? Nina mematikan handphonenya dan kembali tidur.
Berbeda dengan Nina, Mina baru selesai bekerja malam itu. Mina berdiri di depan loker, memakai jaket dan mengambil barang-barangnya dari loker. Ia bekerja di sebuah diskotek sebagai hostes. Ia menemani pria-pria minum di meja mereka, tersenyum manja dan tertawa genit melayani mereka. Ia datang sendiri dan mendaftar untuk pekerjaan ini, dan ia diterima. Ia juga masih melayani Open BO dari twit**ter.
Mina pulang jalan kaki. Ia membalas chat Nina dan mengatakan ia baru hendak pulang ke rumahnya. Mina kembali pulang ke rumah kayunya setelah sekian lama. Ia jalan kali hampir satu jam dari tempat kerja ke rumahnya. Mina boleh cantik tapi ia tidak kenal takut dan selalu siaga bahkan di malam hari.
Seorang pria menunggu di depan rumah Mina. Ia tertidur. Mina menggeleng kepala. Ia mengenal pria itu. Seorang remaja 18 tahun yang baru pindah. Mereka bertemu saat Mina meninggalkan Ucok dan sejak itu, pria itu menempel seperti perangko
“ ah, malam Mina”
Ucap pria itu. Ia terbangun saat Mina membuka pintu rumah
“ Jeki, Jeki, Mama Papa kamu ga cari kamu?”
Gerutu Mina. Pria itu menggeleng kepala
“ ah aku ngaku ikut jaga malam”
Ucap remaja muda itu. Mina kembali menggeleng kepala melihat kelakukannya
“ kamu di sini nungguin aku semalaman?”
Tanya Mina. Pria itu mengangguk
“ apa yang kamu tunggu?”
Pria itu mengeluarkan sesuatu dari celana pendeknya
“ aku….. suka mbak Mina”
Mina seketika terkejut. Ia tertawa kecil dengan raut wajah kebingungan melihat tingkah remaja itu. Pria muda itu memberikan sebuah cincin emas yang tentu saja tidak murah
“ kamu ada uang dari mana?!”
Tanya Mina kesal
“ ini tabungan aku dari kecil dulu. Aku habiskan buat beli ini. Aku suka kak Mina”
Mina terdiam. Ia melepas jaketnya. Pria muda itu terkejut. Mina mendekat dan menatap pria itu serius
“ denger, kamu tahu aku cewek apaan kan?”
Pria muda itu mengangguk.
“ makanya mundur. Banyak cewek yang lebih baik dari aku. Emang apa yang kamu incer dari aku? Cantik? Sexy? Pengen ngentot sama aku”
Pria muda itu hanya mengangguk
“ aku cuma suka Kak Mina, ga kepikiran buat ngentot atau yang lain”
Jawabnya sambil menunduk malu. Mina kebingungan. Terakhir kali ada pria yang menyukainya dia langsung terharu dan menerimanya. Sama seperti Derry, ia tahu pria muda ini serius. Namun, Mina sudah berubah. Ia tidak mau ada pria dihidupinya kecuali pelanggannya. Setidaknya untuk saat ini.
“ terus kalo kita pacaran, kamu mau suruh aku berenti jadi lonte? Kamu sanggup biayai hidup aku? Kasih aku jajan tiap hari? Atau kamu izinin aku ngelonte dan tidur ama cowok lain selagi kita pacaran?”
Pria itu masih diam menunduk. Dia menggenggam cincin itu karena malu. Mina sebelumnya sempat menumpang hidup dengan Coki namun ia pergi karena alasan ekonomi. Ia bekerja lagi karena Mina sadar ia butuh uang untuk mengongkosi kebutuhan dan gaya hidupnya.
“ ya udah maaf kak. Aku…. Aku pulang dulu”
Mina hanya diam. Raut wajahnya berubah. Ia menjadi serba salah
“ kok aku jadi ngerasa jahat gini sih”
Dulu ia sangat ingin berhenti dari dunia lendir. Ia menerima Derry yang tidak punya apa-apa demi hidup normal. Tapi sekarang ia menolak semuanya dan lebih memilih dunia lendir lagi.
“ Jeki”
Dan pria itu berhenti
“ udah malam, tidur di rumah aku dulu lah”
Pria itu berbalik dan berjalan masuk ke rumah Mina
“ tidur di sini dulu aja. Nanti kalo kamu celaka aku harus tanggung jawab ke ortu kamu.”
Pria itu hanya tersenyum. Mina ikut tersenyum.
“ sama anterin gua tiap malam ke tempat kerja. Kalo jadi cowok harus banyak berkorban buat cewek”
Mina berbaring bugil di atas kasur dan mengizinkan pria itu mengentotnya singkat dengan posisi misionaris di atas kasur. Pria itu menciumnya, ia mulai mengentotnya dan Mina mendesah menikmatinya
“ cieeee siapa tu?”
“ biasa cowok”
Nina dan Mina bertemu di sebuah cafe. Nina baru saja check out dari hotel. Mina baru bangun setelah istirahat panjang. Biasanya di siang hari Mina freelance alias Open BO jika ada klien tapi hari itu ia tidak ada. Jeki mengantarnya ke cafe
“ kalo masih mau pacaran kok kamu ninggalin Coki kemarin?”
Tanya Nina heran
“ Nah dia bukan pacar aku. Cuma lagi fwb aja (friends with benefit/teman tapi mengentot) paling bentar lagi ngilang, namanya juga cowok”
Sahut Mina. Mereka tertawa. Mereka minum Boba bersama. Mereka berdua sama-sama sangat suka Boba dan sesekali minum Kopi di startruck. Mereka selalu menyempatkan diri bertemu tiap hari. Terkadang di luar, terkadang juga di rumah Mina.
“ aku masih kepikiran Mayang. Sampe sekarang ga ada kabar dari polisi. Persis kayak Sari dulu. Lebih gawat lagi, Mayang kayak dianggap sudah mati, kayak terapis lain yang juga hilang”
Jelas Nina. Mina meletakkan Bobanya dan mulai bicara serius
“ polisi, jarang banget belakangan ini polisi di kota ini nemuin orang hilang. Kalo pun ketemu biasanya dah jadi mayat”
Celetuk Mina
“ duh, jangan gitu Min. Mayang kan temen kita”
Jawab Nina terkejut
“ Sorry-sorry, gua cuma realistis aja. Kalo pun mau cari Mayang, kita harus gerak sendiri. Inget Sari dulu. Indah sendiri yang akhirnya minta tolong Indri dan Mayang. Kalo mau kejelasan tentang Mayang, kayaknya kita harus gerak sendiri”
Sahut Mina. Nina Meneguk Bobanya sekilas. Ia lalu membuka chat terakhirnya dengan Mayang
“ tapi dari mana? Aku bener-bener ga ada clue”
Tanya Nina bingung sembari meletakkan handphonenya
“ hmm siapa yang terakhir Mayang temui? Atau dia ada cowok? Keluarga deket? Atau klien yang lagi deket atau yang terakhir hubungi dia? Atau apa Mayang di hotel hari itu? Atau dia keluar?”
Nina diam sejenak dan mulai mengingat-ingat semua yang ia tahu tentang Mina
“ Dia bilang dia kerja sih hari itu. Terus yang aku tahu dia punya cowok. OB yang dulu kerja di imperium. Kalo klien, dia ga pernah share tentang klien sih”
Jelas Nina
“ cuma itu? Mungkin kita tanya cowoknya?”
Saran Mina.
“ gua ga tahu nomornya sih. Cuma tahu akun sosmednya doang. Kita coba chat kali ya”
Nina mengambil kembali handphonenya dan mulai mengirim chat ke pacar Mayang. Ia menaruh kembali handphonenya sambil menunggu balasan
“ apa menurut kamu, ini ada hubungannya dengan Kurama lagi? Dia belum ketangkap kan?”
Tanya Nina. Mina menggeleng kepala
“ gua ga tahu sih. Moga aja gak. Cukup tempo hari aja”
Jawab Mina.
“ aku juga ngarepnya gitu. Aku takut banget tiap kali denger nama itu. Sari aja ga jelas sampe sekarang keberadaannya. Terus Mayang. Aku masih ngarep mereka masih hidup”
Ujar Nina. Mereka menunggu balasan dari chat sambil mengobrol di cafe. Mereka lalu berdiri dan berkeliling cuci mata di area Mall. Nina sesekali mengecek handphonenya namun tetap tidak ada jawaban.
“ kamu kerja malam ini Mina?”
Mina mengangguk
“ iyalah. Gua cuma off Kamis.”
Sahut Mina
“ kenapa ga cari mangsa dari sana aja? Maksud aku, kok fwb sama cowok bocil itu?”
Celetuk Nina. Mina tertawa kecil
“ gua sih mau. Tapi mereka apa mau? Paling mereka cuma chat buat nge-BO”
Jawab Mina. Nina ikut tertawa
“ yah agresif dikit gapapa kali.”
Sahut Nina
“ lu, Sendiri?”
Nina menggeleng kepala.
“Gua mah ga dulu soal cowok. Sebatas BO aja udah gitu aja. Gua masih trauma Dino dan Derry.”
Jawabnya
“ Sebenarnya kita udah punya Coki, tapi karena dia ga tajir dan ga terlalu ganteng, jadi kita ninggalin dia. Ya kan?”
Nina tertawa terbahak-bahak, sekaligus malu karena Mina benar
“ kamu terlalu realistis ya Mina”
Ucap Nina
“ lah bener kan? Kalo ga kita masih threesome ama Coki terus buatin dia makan malam.”
Mereka pun tertawa terpingkal-pingkal menertawakan kelakuan sendiri