Episode 4
“ oh jadi om tinggal sendiri sejak putra, menantu dan cucu om pindah? Apa ga ada yang ngurus om gitu?”
Nina melayani pelanggan baru pagi itu jam 10 pagi. Nina sudah bugil di atas kasur, memeluk pria yang datang padanya pagi itu. Ia tidak tampan, pria itu sudah tua, tapi entah bagaimana Nina sangat nyaman dengannya. Pria itu bercerita setelah puas menggenjot memek Nina dengan posisi MoT.
“ om sudah lama sering ke sini? Sudah lama masuk sama Mina?”
Tanya Nina manja. Pria itu menjawab tidak. Ia berbohong tentang Mina.
“ saya biasanya gonta-ganti kalau datang ke sini. Mina selalu sibuk sewaktu saya ke sini. Tapi sepertinya saya bakal sering masuk dengan kamu”
Nina tertawa. Strateginya berubah ketika ia mendekati Nina. Mengentot Mina secara gratis, ternyata hanya siasatnya saja. Kakek itu tahu Mina wanita yang sangat lembut. Itu sebabnya ia memanfaatkannya. Dengan Nina, ia berubah menjadi pria yang sangat Royal. Ia bahkan memamerkan rekeningnya.
“ wooow. Istri om pasti seneng banget”
Sisi lain Nina keluar saat itu juga. Meskipun agak sulit untuk mengentot Nina secara gratis namun Nina agak lupa dengan pria tampan, pelanggan pertamanya dua minggu yang lalu. Pria itu mengecup bibir Nina dan Nina pun mencumbu bibirnya dengan liar. Nina lalu turun, menempatkan wajah cantiknya dekat ke kontol yang sudah mengacung itu. Ia julurkan lidahnya dan mulai menjilatinya. Ia lahap kontol itu dan mulai mengulumnya dengan liar
“ janji ya datang lagi. Pokoknya janji! Janji juga bawain aku hadiah!”
Nina berlagak sok manja. Ia mulai terpedaya. Pria itu membayar 500 ribu, namun Nina tidak sadar ia sudah melayani pria itu sebanyak tiga kali. Pria itu memegangi kontolnya, dan tersenyum lebar karena ia dan kontolnya sudah sangat puas. Nina tersenyum centil sambil memegangi kontolnya dengan gemas
“ kenapa adeknya? Udah nakal lagi?”
Pria itu tertawa terbahak-bahak. Ia tertawa karena ia berhasil memperdaya Nina dengan bertingkah sok kaya.
Mina keluar hotel dengan pakaian yang rapi. Ia tidak tahu apa yang dilakukan kakek itu dengan Nina. Hari itu ia off dan ketika ia off, saatnya untuk hidup normal.
“ Mbak Mina?”
“ ah ya!”
Ia masuk ke taxi online pesanannya. Ia turun ke sebuah Mall dan mulai Shopping. Ia mampu ke counter handphone resmi dan membeli hal yang sudah lama ia idam-idamkan. iberry pro max yang terbaru.
“ mau upgrade handphone lama ke handphone yang baru?”
Mina menggeleng kepala
“ gak, saya beli cash aja”
Mina selalu menyimpan handphone lamanya. Ia menggunakan iberry sebelumnya sejak tiga tahun yang lalu. Ia membeli iberry pro max terbaru namun ia tidak berminat menjual iberry lamanya. Mina tidak pernah menjual Handphonenya. Ia bahkan menyimpan handphone yang ia bawa waktu pertama kali kerja di hotel. Namun hari itu Mina sangat bersemangat dengan iberry pro max terbaru sehingga ia lupa ia meninggalkan iberry lamanya
“ mbak-mbak tunggu!”
Seorang pria mengejarnya. Mina menoleh. Pria itu bernafas terengah-engah kelelahan setelah mengejarnya.
“ ada apa ya mas?”
Tanya Mina bingung. Pria itu menyodorkan iberry lamanya
“ Handphonenya ketinggalan mas”
Ucap pria itu.
“ ah masa”
Ucap Mina tak percaya. Mina mengecek tasnya dan ternyata benar, ia melupakan iberry lamanya. Mina tertawa malu
“ ah makasi ya mas, saya jadi malu”
Pria itu tertawa santai.
“ sama-sama mbak, santai aja.”
Pria itu sangat sederhana. Hanya mengenakan kaos, celana pendek, sendal jepit dan gayanya juga seadanya. Sedangkan Mina saat itu sudah seperti seorang selebriti. Ia sangat cantik, rapih, wangi dan sedikit sexy karena itu hari spesial baginya. Mina selalu tampil beda ketika ia sedang jalan-jalan. Pria itu hitam dan agak gemuk. Sangat bukan tipe Mina tapi ia tipikal orang yang punya cara sendiri untuk berterima kasih
“ ngomong-ngomong aku Mina”
“ ah aku Derry”
Dan mereka pun berjabat tangan.
“ mas sendirian?”
Mina mengajak pria itu ke coffee shop favoritnya di Mall itu. Mina mengajaknya secara halus. Kebanyakan wanita sangat gengsi dan hanya memberi kode agar pria mengajaknya lebih dulu, tapi Mina tidak seperti itu. Ia punya cara sendiri
“ iya, tadi aku emang mau hangout di coffee shop ini. Biasanya sama temen, tapi hari aku sendiri.”
Minum di Cafe bersama pria yang baru ia kenal bukan masalah bagi Mina, seperti apa pun pria itu. Mengingat setiap hari ia melayani berbagai pria untuk kebutuhannya sehari-hari.
“ mas ga kerja?”
Saat itu jam kerja dan belum jam makan siang. Mina hanya penasaran karena pria itu berpakaian santai.
“ ah dulu saya kerja sebagai marketing. Tapi, saya baru di phk. Jadi sekarang saya cuma jadi driver. Sekarang istri saya yang kerja”
Mina tersenyum malu begitu tahu pria itu sudah menikah
“ ah jadi mas udah nikah?”
Ucapnya sambil tersenyum lebar
“ iya, saya baru nikah dengan istri saya. Belum 5 tahun. Tapi kami sudah punya anak satu”
Pria itu bahkan sudah punya anak. Mina tertawa malu. Pria itu bahkan tidak malu-malu mengakuinya. Mina sebenarnya sering bertemu pria yang mengakui kalau ia sudah menikah, tapi kali ini berbeda karena ia bertemu pria seperti itu di luar spa hotel.
“ ah aku jadi ga enak udah ngajak mas ke Cafe ini”
Ucap Mina malu
“ aduh, Gapapa-Gapapa. Saya dulu sering ke Cafe dengan pelanggan saya, bicarain bisnis. Istri saya pasti ngerti kok waktu saya cerita”
Mina menatap matanya dan ia tahu pria itu jujur. Meskipun tidak tampan, Mina sebenarnya sedikit terpesona karena ia tahu, dari tatap matanya, pria itu pria baik-baik dan tidak pernah menyentuh tempat kotor seperti tempat kerjanya.
“ mbak kerja apa?”
Tanya pria itu santai
“ ah aku? Aku terapis di spa hotel imperium”
Ucap Mina santai. Ia tidak pernah malu dengan pekerjaannya. Mina selalu mengaku ia bekerja di hotel Imperium, dan ia siap dengan segala pendapat orang lain. Entah jijik, atau memandang rendah atau justru respect, ia menerima semuanya.
“ ah terapis spa hotel? Semacam shiatsu, thai massage? Ah semacam terapis spa kecantikan gitu?”
“ eeeeeh?”
Mian tak percaya dengan apa yang ia dengar. Mina segera melirik pria itu tajam, mencari tahu apakah pria itu bercanda atau tidak. Namun dari tatapan polosnya ia tahu pria itu tidak bercanda
“ salut”
Ucap Mina pelan
“ kenapa? Kenapa?”
Mina hanya tertawa
“ gak, Gapapa.”
Mina tertawa terbahak-bahak. Dalam hati Mina berandai, andai pria itu tampan, maka ia menjadi pria yang sangat sempurna. Andai dia putih dan tinggi. Namun Mina segera sadar karena ia baru saja sedikit rasis.
“ jangan panggil mbak dong. Panggil Mina aja. Lagian aku masih muda”
“ oh iya-iya”
Mina tertawa manis. Ia mungkin tak sadar tapi secara tak langsung, Mina ingin dia dan pria itu lebih akrab lagi.
“ um mbak mau save nomor saya? Ya siapa tahu mbak butuh driver gitu kan”
Mina makin tertawa ia sedang mencari tahu apakah pria itu mencoba mendekatinya atau tidak. Tapi Mina tak peduli, ia mengambil dengan santai menyebutkan nomornya.
“ iya, udah masuk miss callnya”
Derry menelpon Mina, menunjukkan nomornya.
“ kalau boleh, saya permisi dulu. Saya baru dapat orderan di dekat sini”
Mereka pun berpisah. Pria itu mendapat orderan tidak jauh dari Mall itu. Mina menjulurkan tangannya lebih dulu. Mereka pun bersalaman. Pria itu dengan polosnya tidak tahu apa pekerjaannya sebenarnya. Derry lalu pergi dan Mina tetap di coffee shop itu sebelum lanjut belanja, memanjakan dirinya di Mall.
Jam menunjukkan pukul 10 malam. Mina masih diluar. Ia puas seharian Shopping di Mall. Mina bisa menghabiskan banyak uang ketika berbelanja di Mall. Biasanya ia bersenang-senang dengan sahabatnya namun karena mereka sudah pindah kerja, Mina bersenang-senang sendiri sekarang.
Mina berjalan kaki masuk ke hotel. Ia membawa banyak belanjaan. Ia sudah tersenyum seharian. Mina segera melakukan apa yang ia lakukan ketika ‘seseorang’ muncul di kehidupannya. Ia melempar tubuhnya ke kasur, tengkurap manja sambil memainkan Handphonenya dan tersenyum-senyum centil.
Ia melihat foto pria itu. Mina tersenyum. Mina tertawa geli. Ia tidak menyangka seleranya bisa sesederhana itu. Seorang pria sederhana, yang masih polos, sopan dan berwibawa meskipun tidak terlalu tampan. Mina tahu pria itu sudah menikah. Tapi entah bagaimana ia sendiri menyadari
“ masa iya aku suka sama cowok kayak dia. Udah nikah lagi”
Mina lalu sadar jika jatuh cinta bisa sesederhana itu.
“ eh mbak Mina emang selalu senyum-senyum gitu kalau dia lagi off?”
Tanya Mayang sambil menatap Mina heran
“ mana gua tahu, orang gua juga baru”
Sahut Indri
“ eh Iya gua lupa”
Mina terus tersenyum-senyum manja di atas kasurnya mengacuhkan temannya.
“ dia lagi ngapain ya? Aduh Mina kan dia laki orang”
Gerutu Mina di atas kasurnya
“ aduh, mbak Mina lagi mabok kayaknya. Kok ngomong sendiri gitu”
Bisik Mayang
“ ya biarin aja namanya orang mabok”
Jawab Indri
Jam 11 malam. Teman-teman satu persatu mulai kembali ke kamar. Mereka menunggu jika masih ada pelanggan yang memanggil mereka namun mereka berharap tidak ada karena mereka sudah kelelahan. Mina masih tersenyum-senyum di depan handphone barunya.
“ mas, belum tidur?”
Nina menelpon suaminya Via video call malam itu. Ia menggunakan salah satu kamar di hotel. Ketika pelanggan keluar, Nina dengan nekat kembali ke kamar untuk menelpon suaminya. Nina bahkan mengenakan Piyama.
“ anu, aku kirim uang buat mas. Ga banyak. Tapi aku rasa cukup buat sebulan”
Ucapnya. Nina tersenyum. Sebenarnya ia sangat rindu suaminya
“ lho, kok kirim uang, simpen aja buat kamu. Kan aku juga kerja di sini. Ngomong-ngomong adek udah tidur”
Nina kembali tersenyum. Untuk sekejap Nina merasa buruk. Ia tahu suaminya sangat baik. Ia mengaku bekerja di hotel dengan suaminya. Ia mengaku punya penghasilan yang lumayan. Mereka pun mengobrol. Nina tersenyum dan mengatakan
“ aku kangen kamu mas”
“ aku lebih kangen kamu, Nina. Jaga diri ya di sana”
Panggilan itu usai. Nina tersenyum. Ia keluar dan bergegas ke lift, menuju ke kamar pelanggan terakhirnya. Ia baru menyadari 5 menit yang lalu, ia mendapat panggilan kerja lagi.
Nina mengetuk pintu. Pintu terbuka. Nina sangat kelelahan karena ia belum istirahat dari pagi. Ia sangat lemas. Namun ketika ia melihat siapa yang berdiri di depannya, ia sangat semangat.
“ kamu!”
Dino, Pangeran pujaannya datang. Saat itu juga Nina lupa jika ia baru menelpon suaminya. Dengan senangnya ia melompat dan langsung memeluk pria Dino. Ia peluk pria itu erat. Dino tersenyum malu
“ kok baru balik sekarang, mas kemana aja?”
Tanya Nina dengan suara manja yang khas. Dino tersenyum malu.
“ kamu sibuk terus sekarang.”
Jawab Dino.
“ maafin aku sayang”
Bisik Nina. Dino membalas pelukannya. Nina menatapnya manja dan mereka pun bercumbu. Nina membukakan pakaian Dino. Ia baringkan pria itu lalu ia buka seragamnya. Mereka bercumbu mesra. Pria itu mencumbu bibirnya sambil menggerayangi tubuh Nina dengan Nafsu.
Nina mulai mengocok pelan penisnya. Ia pejamkan matanya dan mulai mengecup liar bibir Dino. Lidah mereka saling beradu. Pria itu melepas ciumannya dan mulai melahap lehernya. Ia remas kedua buah dada Nina dengan nafsunya. Nina mempercepat kocokannya, dan mulai mendesah keras
“ ohhh yesss yesss ohhh massss yesss ahhhh”
Nina langsung menunggangi pria itu dengan ganas dengan posisi WoT. Kedua selangkangan mereka bertepuk-tepuk dengan ganas. Ia genjot kontol itu dari atas tanpa diselimuti kondom dengan memek beceknya. Dino meremas kedua buah dada Nina dan membalas genjotannya dari bawah. Wajah Nina memerah. Ia pejamkan matanya dan terus mendesah
“ enak sayang ahh ahhh yesss ahhh”
Nina mempercepat genjotannya. Ia sangat menikmati adegan sex itu. Berbeda dengan Mina, Nina sebenarnya menikmati setiap sex yang ia lalukan sejak ia bekerja di hotel ini. Sex dengan Dino adalah salah satu yang paling ia nikmati. Ia terus menggoyang pinggulnya, menggenjot kontol itu dari atas tanpa ampun.
Kedua selangkangan mereka saling bertepuk-tepuk. Mereka saling mendesah keras. Nina mendekat wajahnya dan kembali mencumbu bibir Dino dengan liar. Pria itu mendekapnya dan terus menggenjot kontolnya sekencang-kencangnya. Nina memeluk erat pria itu hingga tak lama, mereka pun orgasme dahsyat bersama-sama.
Kasur itu seketika basah. Cairan orgasme menyembur deras dari memek Nina. Kontol itu berkedut-kedut memuntahkan sperma ke dalam memek dan rahim Nina. Nina dapat merasakan semprotan panas sperma Dino di dalam memeknya. Desahannya semakin nakal. Dino mencabut kontolnya lalu memuncratkan spermanya ke perut, toket, wajah dan rambut Nina.
Nina membuka mulutnya. Ia kini lupa siapa dia. Hanya kepuasan di dalam dirinya. Ia kulum kontol besar pangerannya, mengulumnya ganas, lalu menelan sisa-sisa sperma yang menyembur di dalam mulutnya. Mereka pun terkapar dan berpelukan di atas kasur yang sudah sangat basah dengan cairan orgasme dari memek Nina.