PART III
Sampai nanti ketika
Hujan tak lagi meneteskan duka
Meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka
“Efek Rumah Kaca – Desember.”
Sahut pelan suara Frieska mengagetkanku. Ya, pagi setelah malam yg melelahkan itu aku bangun terlebih dulu. Setelah sikat gigi dan kupakai kembali pakaianku semalam kubuat kopi pahit untuk menu sarapanku pagi ini. Daripada “ingah-ingih” (bengong) aku ambil gitar dan memainkan lagu Desember dari Efek Rumah Kaca dengan ritme dan petikan pelan agar tak mengganggu tidurnya Frieska. Sebelum akhirnya malah Friesla yg menghentikan nyanyianku.
“Kok berhenti ?.” tambah Frieska
“Eh Fries. Cepet bangun cepet mandi. Lo ke Jogja mau jalan-jalan apa cuma mau tidur ?.” sahutku sedikit cuek sambil kunyalakan rokok.
“iya iya bentar lagi, Dov. Emang lo sendiri udah mandi ?.”tanya Loli
“Ngapain mandi kalau gini aja udah cakep.”jawabku sambil menaik turunkan kedua alisku
“Ih pagi-pagi udah ilang warasnya. Gue masih mau males-malesan dulu. Capek gara-gara lo semalem.”jawabnya sambil senyum manis.
Tanpa aku jawab aku langsung menyingkap selimutnya dan membopongnya ke kamar mandi. Tak ada perlawanan, malahan Frieska tertawa geli atau senang. Dan kulihat dia malah semakin manja dengan mengalungkan kedua tangannya ke leher belakangku.
“Ih Dov aku masih bugil gini main gendong aja.”katanya sedikit sok protes
“Kalau nggak gini lo nggak bakal cepet mandi.”jawabku setelah menurunkannya di kamar mandi
“Gue Cuma mau mandi kalau lo juga udah mandi. Nah berhubung lo belum mandi, yuk sekalian.”jawab Frieska sambil langsung membuka kaos, kolor dan dalamanku.
Langsung saja Frieska mencium bibirku dengan nafsu. Oke lo yg mulai ya Fries, pikirku. Kubalas ciumannya namun tak se agresif Frieska. Tangan kanannya pun tak mau diam, meraba laku meremas manja penisku. Tanganku ? Ya pastilah tak kubiarkan menganggur. Tangan kiri ke payudara kanannya. Tangan kanan mengelus vaginanya. Kemudian kumasukan jari tengahku ke liang peranakannya.
“
Uuuuuuuuuhhhh....I want a quicke, Dov”bisiknya sejenak melepaskan ciuman kami. Dengan jariku masih di dalam vaginanya.
Ku iyakan saja permintaannya. Karena perutku juga udah mulai lapar, bersuara cepat berderu kencang seperti suara drum hasil gebukan Dave Grohl.
Lalu kuangkat kaki kirinya ke arah pinggulku.
“Ready, Fries ?.”tanyaku
“I’m already wait for that few minute ago, Bangsat.”jawab Frieska sambil tersenyum nakal.
“Aaaaaahhhhh....”desah Friesk pelan saat penisku mulai kumasukkan ke vaginanya.
Frieska langsung menyambar bibirku dan menciumku lebih liar dari sebelumnya. Tempo genjotanku masih pelan stabil seperti ritme lagu No Surprises nya Radiohead.
“Please quickie, Dov. Gue ke Jogja mau jalan-jalan bukan Cuma mau praktek bikin dedek gini....hihihi.”ucap Frieska sambil ketawa pelan.
“Iya iya mbak Frieska.”jawabku dengan mempercepat genjotan penisku ke vaginanya.
Kira-kira 10 menit dalam posisi seperti itu.
“Mau ganti gaya atau gini aja Dov?. Aku udah mau keluar ini.”tanya Frieska.
“Sekarang aja Fries. Keluarin bareng ya.”pintaku
5 menit kemudian aku merasa udah mau klimaks. Frieska langsung menarik badannya. Melepaskan vaginanya dari badanku. Frieska tanpa ku komando langsung mengulum penisku. Dan
Croootttt....crooooot....croooooot
Spermaku keluar di mulut Frieska. Tapi Frieska langsung melepehnya. Asin, Amis, Aneh katanya. Setelah penisku kembali lemas dia bangkit dan memintaku untuk mencium keningnya.
Cup.....aku mencium keningnya
“Terima kasih bangsat.”ucap Frieska sambil memelukku.
“Yaudah yuk mandi terus jalan-jalan.” Tambah Loli
Sekitar 10 menit kami mandi bersama. Ada elusan mesra saat Frieska menyabuni penisku. Namun benar-benar saat itu aku nggak ada nafsu untuk kembali intim.
Setelah selesai mandi. Kami kembali ke kamar masih dalam keadaaan bugil namun badan kami sudah kering. Kami memakai pakaian. Kali ini kupakai jeans ripped warna pastel biru dengan atasan kaos CBGB putihku. Kulihat Frieska memakai hoodie hitam dengan aksesoris bandana merah di kepalanya.
“Kita mau kemana Dov.”tanyanya saat aku mengikat sepatu converse bulukku.
“Udah ikut aja. Gue mau bawa lo ketemu sama Ratu Pantai Kidul.”jawabku cuek
“Jangan ngomong gitu Dov please.”jawabnya cemberut
"Hehehe...udah yg penting lo bawa pakaian ganti aja Fries" jawabku sambil mengusap rambutnya.
Setelah kami selesai berpakaian kami pergi naik scooticku. Aku berencana mengajak Frieska ke pantai hari ini. Ya meskipun aku adalah orang yg lebih menyukai gunung daripada pantai untuk liburan, tapi kali ini aku memustuskan untuk ke pantai. Karena kalau mau ngajak Frieska hiking sangat tidak mungkin karena tak ada persiapan sebelumnya. Pantai Kukup di Gunung Kidul, tujuanku kala itu.
Namun di tengah perjalanan Frieska mengajak berhenti di Minimarket.
Aku menurutinya. Dia masuk sendirian dan aku menunggu di parkiran.
Setelah dia selesai belanja dan keluar dari minimarket, aku bertanya.
"Beli apa Fries ?" tanyaku.
"Udah jalan dulu aja nanti aku kasih tau" jawabnya.
"Ya oke" jawabku.
Setelah berjalan beberapa kilomoter Frieska mengajak berhenti di POM bensin karena kebelet pipis. Sesampainya di salah satu POM di daerah Wonosari dia langsung pergi ke toilet. Sambil menunggu Frieska beres urusannya dengan vaginanya aku mengisi full bahan bakarku.
10 menit kemudian Frieska keluar dari toilet.
“Yuk lanjut Dov”ajak Frieska setelah aku selesai mengisi bahan bakar varioku.
Aku tanpa menjawab langsung menancap gas motorku karena takut keburu siang sampai di pantai. Ditengah perjalanan Frieska menyenderkan dagunya di pundak kananku. Dia berbisik
“Aku ada tamu Dov. Aku M.”bisiknya dengan nada pelan dan sedikit berat.
“Lah beneran ? Jadi tadi lo mampir minimarket dulu beli roti tawar ?.”jawabku
“Roti tawar pala lo! Hahahaha.....iya tadi di minimarket aku beli roti tawar, tanggal segini emang tanggalnya tamuku.”jelasnya
“Yaaaaaaahh.....udah nggak ada lagi khilaf bareng bareng dong sebelum kamu balik Malang.”jawabku menggodanya.
“Yeeeee pikiranmu mesum mulu. Tapi ya gimana lagi Dov. Kalau lo ntar nafsu coli aja pake balsem biar anget.....hahahahahah....”sahutnya sambil tertawa sedikit keras
"Pala lo tuh gue balsem" jawabku juga sambil tertawa.
Tak terasa perjalan kami sudah sampai di tujuan. Perjalanan yg tak terasa lama ataupun melelahkan karena keseruan bercanda kami selama perjalanan.
Sesampainya di pantai, Frieska pamit ke kamar mandi untuk ganti baju yg lebih santai. Dia ganti baju yg menurutku lumayan tertutup untuk busana pantai. Dan aku menyukainya.
Sesaat kami duduk berdua di bawah pohon apa itu namanya aku gak tahu. Aku mencoba memulai obrolan. Obrolan yg ku mulai langsung dengan pertanyaan serius.
“Fries. Lo sama Dendy (pacarnya dari kelas 3 SMA) gimana ?.”tanyaku
“Ya nggak gimana gimana. Kami masih pacaran sampai sekarang.”jawabnya sambil memandang arah laut kidul sejauh mungkin.
“Lha tapi ini kok Lo liburan nggak sama Dendy ? Ada masalah ?.”aku mencoba terus bertanya.
“Nggak ada masalah. Ya emang gue pengen liburan tanpa dia aja kali ini. Lagian dia juga lagi sibuk sama kuliahnya. Lagi KKN di desa dia.”jawabnga tegas.
“Nah lo sendiri bilang nggak kalau lo di jogja main sama gue ?.” tanyaku semakin penasaran
“Bilang lah. Bahkan gue bilang kalau selama di Jogja gue nginep di kost-an lo Hahahahaha....nggak nggak Dov tenang aja. Udah yuk main air laut. Kita renang cari Hiu Putih.”jawabnha sambil berdiri dan berjalan ke arah bibir pantai.
“Lo aja yg main air. Gue paling males main air laut. Gue disini aja sambil fotoin lo.”jawabku sembari kuambil DSLR Nikon ku.
Kurang lebih 2-3 jam kami di Pantai Kukup. Mulai dari dia main air, aku fotoin dia lalu minum es kelapa muda (Cuma dia yg minum es kelapa muda, aku tetep kopi tanpa gula) dan ngobrol ngalor ngidul. Kami memutuskan untuk kembali ke kota.
Namun saat sampai di Bukit Bintang daerah Wonosari aku mengajaknya berhenti.
“Kita berhenti disini ya. Sunsetan, makan dan juga nanti bonusnya lo liat sendiri kalau udah malam.”ajakku
“Serah deh Dov. Gue ngikut aja sama tour guide gratisan gue...hihihi”jawabnya
Saat Matahari mulai pulang ke peraduannya. Saat langit mulai berubah jingga di ufuk sana kami hanya saling diam menikmati suasana itu. Sambil kuputar lagu dari Sore - Pergi Tanpa Pesan
Laut hempaskan ku padanya
Bintang tunjukkan arah
Oh angin bisikanlah malam ini
Hati cemas bimbang
Harapan timbul tenggelam
Aduhai
Permata hati
Mungkinkah kelak berjumpa lagi
Perpaduan antara Senja, Kopi pahit, Marlboro merah, lagu dari Sore, Frieska dan tentunya si istimewa Ngayogyakarta Hadiningrat benar-benar menentramkanku kala itu.
Setelah langit gelap dan mulai muncul gugusan-gugusan rasi bintang yg semrawut namun bernilai seni tinggi itu kami makan di salah satu warung disana. 30 menit kami makan dan hampir tak ada obrolan diantara kami. Setelah beranjak dari duduk kami, aku segera membayar makanan kami. Saat beranjak menuju ke parkiran
“Kita langsung balik ke kostmu aja ya Dov. Gue capek. Dan gue besok subuh udah harus balik Malang. Gue udah langsung beli tiket balik Malang pas kemarin sebelum berangkat ke Jogja.”ajak Frieska beserta penjelasannya.
“Iya Fries”jawabku cepat karena aku juga udah mulai ngerasa capek.
Dalam perjalanan balik kost nggak ada obrolan serius dari kami. Hanya ada candaan dan sesekali kita nyanyi bareng meskipun tanpa musik dan yg pasti suara nggak merdu untuk ukuran duet.
Kurang lebih 45 menit kemudian kami sampai di kost. Kami gantian memakai kamar mandi untuk membersihkan badan. Setelah sama-sama bersih kami langsung berbaring di kasur untuk beristirahat. Sambil mengecek beberapa pesan WA di hp kami masing-masing kami ngobrol ringan di tempat tidur. Tiba-tiba kurasakan tangan kiri Friesk memegang penisku.
“Eh Fries” Ucapku kaget
“Makasih selama di Jogja ya Dov.”ucapnya sambil meremas pelan penisku.
“Iya sama-sama Fries. Tapi itu tanganmu. Lo jangan mancing deh kan Lo lagi..”jawabku belum sampai selesai karena Fries langsung mencium bibirku lalu dengan cepat dia melepaskan ciumannya
“Gue lagi dapet kan maksud lo, Dov ? Tapi kan gue nggak lagi sariawan...hihihihi....”jawabnya sambil langsung memelorotkan kolorku dan mengarahkan wajahnya ke penisku
Sllllrrruuuppp......mmmmmmmhh.
Suara saat mulut Frieska melahap penisku.
Ooooooooggggghhh....
Saat kurasakan penisku begitu mentok di mulutnya kudengar suara itu.
Oh my fuckin God, This bitch give me a fuckin deepthroath, batinku.
Secara reflek langsung kupegang kepala bagian belakang Frieska agar dia bisa semakin dalam mengulum penisku.
Mmmmmmmmhhhh....
Hanya suara seperti itu yg bisa kudengar dari mulutnya yg masih penuh dengan penisku. Sesaat dia mencabut penisku dari mulutnya.
“Cepet keluarin ya Dov, keluarin di dalem mulut gue aja terus kita tidur. Nanti harus balik subuh aku.”ucap Frieska
Aku hanya mengangguk
Slllllluuuuurrrrrrpppo.....mmmmmmmhh.mmhh
“Fries aku mau keluar.”ucapku pelan
Frieska semakin mempercepat dan memperdalam kulumannya dan nggak sampai 2 menit kemudian
Croot...croot...crooot
Spermaku keluar di dalam mulut Frieska. Frieska lalu melepaskan penisku pelan pelan dari mulutnya. Ada sedikit spermaku yg mengalir lewat sudut mulutnya. Tiba tiba dia ngomong ke aku.
“Ternyata gini ya rasanya sperma. Asin kayak kuah bakso. Tapi asinnya aneh...hihihi”ucapnya dengan tertawa pelan.
“Lah lo telen sperma gue Fries?.”tanyaku heran
“Iya hihihihi.....abisnya bibir bawah gue kan lagi banjir. Jadi ya itung itung ini sebagai ucapan terima kasih gue ke elo untuk hari ini.”jawabnya sambil menyentil hidungku
“Aduuuuh....Lo nggak jijik itu emang?.”aku terus tanya
“Udah diem jangan bawel kayak wartawan. Yuk tidur, eh gue mau kumur dulu ding. Takutnya sperma lo ntar tumbuh tunas jati di mulut gue.....hahahaha.”jawabnya sambil berlalu ke kamar mandi.
Setelah Frieska kembali dari kamar mandi, Frieska men-set alarm lalu mengucapkan Selamat tidur ke aku lalu kami berdua bersiap untuk tidur.
SKIP
Sekitar sebelum adzan subuh aku dengan tergesa-gesa mengantar Frieska ke stasiun tugu. Untung saja kereta ke Malang belum berangkat. Terlambat 2 menit saja bisa hangus tiketnya Frieska. Saat announcer stasiun memberitahu bahwa kereta ke Malang akan segera berangkat, Frieska mendekatiku.
“Thanks for your time ya Paul McCartney. Terima kasih untuk apapun selama menemaniku di Jogja Istimewa. Aku balik Malang dulu ya.”pamitnya
“nggih sama-sama Nona Frieska. Hati-hati. Jaga barang bawaanmu. See you....Cup”Ucapku sambil mencium keningnya.
“Eh main sosor aja. Tempat umum ini hihihihi.”sahut Frieska sedikit malu.
“Yaudah aku duluan ya kereta udah siap. See you too. Kabarin kalau pulang Malang.”tambah Frieska
“iya....Lo juga ntar kabarin kalau Lo udah nyampek Malang.”ucapku
“Yaudah...daaaa Mr.Paul McCartney.” Ucap Frieska sambil melambaikan tangannya ke arahku seraya dia berjalan ke jalur kereta.
Aku hanya membalas senyum dan lambaian tangan.
“Kenapa aku sama Frieska udah kayak orang pacaran gini ya ? Udah mesra banget di Jogja bahkan udah ngelakuin ini itu?.” Gumamku dalam hati
Throwback end......