Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BARA CINTA DI UJUNG SENJA

VEINTE


WHERE DO I HAVE TO GO



Pesawat yang membawa penumpang pagi ini mendarat dengan mulus di bandara Juanda Surabaya, perjalanan kurang lebih satu jam itu sungguh lancar, meski tidak selancar dan semulus isi hati salah satu penumpang yang duduk di kursi no 2 dari belakang.

Isi hatinya benar-benar kacau dan tidak karuan, hampir saja dia tidak berangkat ke lokasinya kerja hari ini, dia sungguh seperti dihujam ke dasar jurang yang sangat menyakitkan baginya, disaat semua berjalan lancar, malah kejutan yang tidak sama sekali dia harapkan justru terjadi.

Hubungannya yang disetujui oleh semua orang, bahkan keluarganya baik yang di Bintaro, Makasar dan Bandung semua menyukai Maya, dan ternyata dia mendapati kenyataan seperti yang dia temui kemarin minggu, yang membuat dia gagal untuk melakukan malam perpisahan romatis berdua

Apa gue yang salah datang dan memergoki mereka berdua...??

Toh mereka hanya ngobrol biasa??

Tapi kenapa Maya ngga jujur jika dia memang mau selesaikan masalah dengan Aydan??

Kenapa juga harus diselesaikan jika sudah selesai??

Semua pertanyaan itu muncul dan bergantian di benak Faldo... dia benar-benar dibuat pusing.... dia tadinya berpikir Maya akan menjelaskan apa yang terjadi... bukan masalah dia memergoki mereka berdua, tapi cara Maya memblokir dia tanpa menjelaskan permasalahan yang sebenarnya itu yang membuat dia pusing dan berpikir kok semudah itu Maya mengambil keputusan...

Dia memang tahu Maya tipe manja, suka seenaknya dan terkenal kolokan dirumah... tapi ini kan berbeda dan hal yang serius, lagipula dia bukan anak kemarin sore lagi, mereka semua anak dewasa yang semua bisa dibicarakan secara terbuka, kenapa harus marah dan kemudian sembunyi bertemu Aydan dibelakangnya?

Semua kata-kata indah yang pernah mereka ucapkan selama ini seakan ditiup angin, terutama setelah dia mendengar kata-kata Maya, bahwa dia tidak punya hak mengatur hidupnya Maya. Ia dibuat bingung dengan ucapan Maya.

Memang Maya mungkin masih galau atau ingin menyelesaikan masalah dengan Aydan, dia sangat mengerti, tapi yang dia tidak habis pikir kenapa harus dibelakang dia? Lalu kenapa juga sekarang harus memblokir nomor dan memutuskan untuk tidak berhubungan dengan dia untuk menyelesaikan masah ini?

Masalah dengan Maya bukan hanya masalah dia berdua saja, seperti yang pernah dia alami selama ini jika bermasalah dengan pacar-pacarnya, tapi ini masalah dengan dua keluarga besar. Ini yang makin membuat Faldo jadi galau.....

Dua minggu di lokasi kerja membuat dia sedikit agak melupakan masalahnya, meski tetap saja bayang-bayang Maya selalu hadir dalam setiap langkahnya. Maya juga masih belum membuka blokiran ponselnya, dia memang bisa saja menghubungi Maya dengan nomor telp lain, tapi dia yakin pasti akan segera diblokir oleh Maya begitu tahu bahwa Faldo yang menghubunginya.

Faldo seperti disadarkan, bahwa selama ini semua masalah dia selesaikan dengan caranya dia sendiri, dia tidak pernah bawa Yang Diatas untuk setiap masalahnya, sehingga semua pun berakhir dengan jalannya manusia.....

Faldo lalu mambawa semuanya secara pribadi dalam doa... dia merasa sedikit lega... di lokasi kerja juga dia banyak berinteraksi dengan teman-temanya... dia mencoba melupakan masalahnya dengan Maya, dan tidak memikirkan semuanya sendirian.

Hingga dia selesai dua minggu di lokasi, Maya sama sekali tidak menghubunginya... dia tidak habis pikir kok bisa sekeras hati itu Maya dengannya... sampai harus memutuskan tidak menghubunginya... padahal dia tidak meblokir nomor Maya sama sekali.

Dan konflik mereka berdua pun akhirnya tercium oleh orangtua Faldo. Mama menelpon Faldo dan menanyakan hal tersebut, karena dari mami Ellyana juga menanyakan hal yang sama, bahkan Maya menurut Mama sempat tidak masuk kantor beberapa hari, dan menolak berbicara dengan orangtuanya saat ditanya masalah hubungannya dengan Faldo.

Mama menasehati Faldo untuk tidak bermain main dengan masalah perasaan. Dan meski tuduhan tertuju ke Faldo, dia memilih diam dan diplomatis menjawab bahwa dia tetap mencintai Maya, dan akan menyelesaikan baik-baik. Dia tidak memberitahukan masalah kejadian di rumah Maya yang jadi penyebabnya.

Mama dan Papa akhirnya batal minggu depannya ke Serpong, karena Faldo juga meminta agar acara syukuran rumah barunya ditunda, dia tidak ingin acara yang harusnya bahagia malah jadi bumerang karena masalah dengan Maya.

Herannya Mami Ellyana malah tidak menghubungi Faldo, dia tidak bicara atau menanyakan masalah dengan Maya, dan itu membuat Faldo juga enggan untuk bicara. Dia sungguh dilematis karena memang hubungan dengan Maya tidak enaknya yah seperti ini, semua jadi berantakan dan melibatkan banyak orang jika mereka ribut.

Hingga Faldo selesai swingnya selama 2 minggu, dan waktunya kembali...

Dia masih sempat mengecek wa nya dia dan masih diblokir oleh Maya, bahkan Ignya juga diblokir oleh Maya.... Faldo tidak habis pikir, apa yang ada di kepalanya wanita itu... sepertinya kebersamaan mereka saat ini seperti tidak ada bekasnya sama sekali.

Padahal dia membangun hubungan mereka selama ini selalu dengan hati yang tulus, dia mau terima apa adanya Maya, dan dia berpikir Maya pun demikian karena mereka sama-sama menurunkan egonya, menciptakan rasa nyaman untuk bisa besrama... tapi kali ini Faldo tidak habis pikir....

Pesawat yang harusnya berangkat jam 6 sore delay hingga jam 10 malam, membuat Faldo memutuskan untuk mencari pesawat yang lain, dia malam menunggu hingga malam dan belum pasti juga jam 10 malam akan berangkat.

Dia berhasil menemukan tiket Surabaya Jakarta, namun tiket pesawat yang jam 6 itu hanyalah bisnis kelas. Faldo tidak mempermasalahkannya, dia memilih terbang dengan uang pribadi, menunggu di bandara baginya membosankan.

Pesawat sudah naik ke angkasa, pikiran Faldo juga melayang entah kemana, dia seperti tidak peduli dengan pramugari yang menawarkan hidangan untuk kelas bisnis, pikirannya malah kosong dan masih terpikir pulang ke rumah dan tidak bertemu Maya.... meski kemudian pikiran itu dienyahkannya lagi..

“Makanannya ngga dimakan?” tanya penumpang disampingnya

“ngga enak atau ngga selera?”

Faldo tersadar...

“oh iya.... nanti saya makan....”

“apa mau roti? Saya punya roti jika makanan pesawat ini kurang enak?”

“makasih Mbak...” tolak Faldo halus...

Yang disampingnya tersenyum memaklumi

Ketika penumpang itu berdiri ke toliet di kelas bisnis tersebut, dan kembali duduk, Faldo sempat melihat ternyata wanita muda yang duduk disampingnya, dan dia yang sudah lebih dari setengah perjalanan Surabaya – Jakarta bahkan tidak tahu siapa yang duduk disampingnya

Faldo melempar senyum ke penumpang itu, masker keduanya terbuka hingga wajah mereka bisa terlihat jelas. Dia tidak menyadari bahwa ada wanita cantik disampingnya duduk dari take off hingga pesawat sudah mau mendekati Jakarta

Makanan di atas meja lipat Faldo akhirnya diangkat, dia hanya meminta air mineral saja, untuk jamuannya.
“hai...”

“hai juga...sudah bengongnya?” sapa wanita itu...

Faldo tersenyum...

“Saya Refaldo....” menjulurkan tinjunya untuk toss

“ Elin.... Heylin Jacinda lengkapnya..” dia menyambut toss Faldo

“mau roti..?

“ngga, makasih Mbak...”

Diam sejenak dan merapihkan tempat duduknya....

“tinggal di Jakarta?” tanya Faldo

“iya.. tepatnya sih di Tangerang...Alam sutera..”

Faldo terkesima sesaat

“aku juga sama sih, tapi ke selatannya lagi ke arah BSDnya....”

“wow, kita tetanggaan ternyata...” senyum manis di bibir Elin tersungging...

“kerja atau keluarga di Surabaya?”

“aku kerja....di tuban tepatnya...”

“tuban? Pertamina?’

“mendekati, bidangnya sama perusahaannya yang beda....”

Faldo menengguk air mineralnya

“Mbak Elin?”

“aku kerja sih... kita di bisnis kesehatan, kebetulan ada acara di Surabaya makanya kesini..”

Mereka lalu terlibat percakapan yang seru sepanjang sisa perjalanan. Elin memang suka bercerita, sehingga dengan mudah dia akrab dan bercerita banyak dengan Faldo, dan Faldo seperti biasa, bukan hal yang sulit bagi dia untuk berteman, apalagi radarnya masih sangat bagus dalam hal membedakan mana wanita yang lulus kualifikasi dan mana yang tidak.

Setiba di Jakarta, mereka kembali jalan berdua keluar lewat garbarata, hingga keluar pintu depan, dan karena sama-sama tidak bawa bagasi, mereka pun sama-sama ke terminal kedatangan untuk ke area jemput.

Tingginya sekitar 170 cm membuat Elin tidak begitu jauh bedanya dengan tinggi Faldo, dengan celana panjangnya bernuansa pastel, atasannya putih dan dibalut blazer hitam, membuat wanita ini terlihat elegan dan rambutnya yang agak ikal dibiarkan tergerai hingga pundak, wajahnya terlihat cantik dengan sapuan make up tipisnya.

Mereka berdua berjalan bersama membuat pandangan beberapa penumpang agak tersita, sepintas mereka disangka pasangan yang berpergian bersama.

“naik apa?”

“palingan taksi..” jawab Faldo

“ Elin?”

“kebetulan dijemput”

“oke... jumpa lagi kapan-kapan”

Elin lalu menawarkan

“ngga bareng aja?”

“nanti tinggal turun di alam sutera trus nyambung grab?”

Faldo agak ragu-ragu

“kalo ngga keberatan sih.... khan kebetulan kita searah...” sambungnya lagi

“ngga merepotkan?” tanya Faldo

“ngga dong, aku sendiri juga kok...sama sopir sih...”

Tidak lama kemudian sebuah mobil Hyundai Palisade muncul, Elin lalu mengajak Faldo.... dan setelah menaruh bawaan mereka di bagasi belakang, Elin masuk disamping Faldo duduk di kursi tengah.

“keluarga di Serpong?”

“hmmmm aku?”

“iya dong...”

“ngga...aku sendiri...”

“Ouch... pantas ngga ada yang jemput...” canda si Elin

Faldo tersenyum lebar....

“berarti yang dijemput sudah ngga sendiri dong...?” tanya dia balik

Tawa Elin berderai.....

“dibalikin yah.....” sambil mengetuk ketuk posnelnya ke dagunya

“pertanyaan buat aku?”

Faldo mengulum senyumnya

“jika tidak dijawab ngga apa, biar waktu yang akan menjawab....”

Elin kembali tertawa...

“gila yah...tadi disamping aku kayak orang bengong...ternyata bisa juga bercanda...”

Dia hanya menengok sebentar.....

“ jika kapan ada waktu dan mau ajak dinner, yang pasti ngga ada yang akan marah...” ujar Elin seakan membuka diri bahwa dia available....

“wow.... what a pleasure....” senyum Faldo makin lebar...

Mereka kembali berbincang tentang diri mereka, keluarga dan juga sedikit tentang bisnis mereka. Elin ternyata berusia 28 tahun, setahun dibawah Faldo... dia membantu kakaknya mengurus usaha keluarga mereka di bidang penyediaaan alat-alat kesehatan.

“mau aku antar ke rumah?” tawar Elin...

“ngga usah, sampai disini saja aku udah senang, irit ongkos...”

“beneran?”

“serius...”

Mobil berhenti di halte yang tidak jauh dari pintu keluar tol....

“keep contact yah...”

“i will....”

Dia lalu melambaikan tangan ke Elin....

“makasih Pak...” ujarnya ke pak sopir

“sama-sama Pak..”

Faldo memesan taksi online, sambil melihat kartu nama yang diserahkan oleh Elin, namanya Heylin Jacinda, jabatannya Business Development Manager, dan ada no ponselnya yang tertera disitu, segera Faldo menyimpannya, dan begitu dia naik di taksi online, segera dia mengetik subuah whatsapp ke nomor yang baru disimpannya.

Thanks for the ride, for your hospitality as well, really made up my day.

Tidak lama muncul tanda centang biru, lalu mengetik....

You owe me a dinner......​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd